TUGAS PENGAWASAN MUTU SEDIAAN FARMASI
Granul Efervesen
Nama
: Hany Rimawati
elas
: !II Farmasi In"ustri
Definisi Granul Effervesen
Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan granul yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan Effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, et al., 199).Effervescent biasanya diolah dengan menggunakan suatu kombinasi sumber asam. !enggunaan sumber asam tunggal akan menimbulkan kesukaran pada proses pembuatan effervescent. "enurut #nsel (19$9),penggunaan asam sitrat sebagai asam tunggal akan menghasilkan campuran lekat dan sukar men%adi granul, sedangkan pengunaan asam tartrat sebagai asam tunggal akan menghasilkan granul yang mudah kehilangan kekuatannya dan menggumpal.#sam malat merupakan asam dari buah apel, larut dalam air dan higroskopis, dapat direaksikan dengan sumber karbonat. &elemahan dari asam malat adalah memiliki kekuatan asam yang lebih rendah dibanding asam sitrat dan asam tartrat, sedangkankeunggulan asam malat yaitu mempunyai bau yang khas, lembut dan cukup tinggi untuk larut dalam sediaan effervescent (Lachman, 199'). Granul effervescent adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang diolah dari at aktif, campuran asamasam organik dan natrium bikarbonat. #pabila granul ini dimasukan dalam air akan membentuk reaksi asam dan basa yang akan langsung membebaskan karbondioksida yang ditandai dengan timbulnya buih, keuntungannya akan menghasilkan sensasi menyegarkan oleh reaksi karbondioksida, serta mampu menutupi rasa pahit dari bahan obat. *+ yang dihasilkan dapat mempercepat penyerapan bahan obat didalam lambung (-coville, 19/). Granulasi effervescent merupakan langkah penting dalam produksi fi bentuk sediaan y itu, sebagian besar 0aktu, tidak bisa dihindari untuk mencapai karakteristik yang diinginkan dari tablet effervescent. eaksi antara asam sitrat dengan natrium bikarbonat, serta asam tartrat dengan natrium bikarbonat dapat dilihat sebagai berikut2 a. 34*'3+/3+ 5 46a3*+4 7 6a4*'3+/ 5 3+ 5 4*+ (#sam sitrat) (6a 8ikarbonat) (6a -itrat) (#ir) dioksida)
(&arbon
b. 3*3+' 5 6a3*+4 7 6a*3+' 5 3+ 5 *+ (#sam tartrat) (6a bikarbonat) (6a artrat) (#ir)
(&arbondioksida)
eaksi diatas men%elaskan bah0a dibutuhkan 4 molekul natrium bikarbonat untuk menetralkan 1 molekul asam sitrat dan dibutuhkan molekul natrium bikarbonat untuk menetralisasi 1 molekul asam tartrat (#nsel, 19$9).
Pen#awasan Mutu $a"a %a&an %a'u se"iaan Asam Tartrat
:%i untuk bahan baku asam tartrat antara lain !emerian 2 3ablur tidak ber0arna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, 0arna putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil di udara. ml air, tambahkan fenolftalein L! dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 6 L?. 1 mg natrium hidroksida setara dengan /,> mg *3'+' Asam Sitrat
!emerian 2 3ablur bening, tidak ber0arna atau serbuk granul sampai halus, putih; tidak berbau atau praktis tidak berba; rasa sangat asam. 8entuk hidrat mekar dalam udara kering. ml air, tambahkan indikator fenolftalein L! dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 6 L?. 1 ml natrium hidroksida setara dengan ',> mg *'3$+/ Natrium (i'ar%)nat
!emerian 2 -erbuk hablur, putih. -tabil di udara kering tetapi dalam udara lembab secara perlahan = lahan terurai. Larutan segar dalam air dingin , tanpa dikocok, bersifat basa terhadap lakmus. &ebasaan bertambah bila larutandibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan. > ml air, tambahkan merah metil L!, titrasi dengan asam klorida 1 6 L?. ambahkan asam perlahan lahan sambil terus diaduk sampain larutan ber0arna merah muda lemah. !aaskan larutan hingga mendidih, dinginkan dan lan%utkan titrasi sampai 0arna larutan merah muda lemah tidak hilang setelah dididihkan. Pen#awasan Mutu $a"a se"iaan *a"i Evaluasi Granul Efferves+ent 1. Pemeriksaan organoleptis
U*i (au
Granul effervescent diletakkan di atas telapak tangan dan dicium aromanya. U*i Rasa
Granul effervescent diambil sedikit kemudian diletakkan di u%ung lidah dan dikecap selama kurang lebih 1> detik. U*i Warna
Granul effervescent diamati 0arnanya secara langsung. ,- U*i a"ar Air ./a+&man "''0 12324
Granul basah ditimbang kemudian dikeringkan dalam oven hingga diperoleh bobot yang tetap. &adar air dihitung dengan rumus 2 Loss on Arying (L+A) 2 BL+A C
berat air dalamsampel berat seluruhsampelbasah
"oisture *ontent ("*) 2 B"* C
berat air dalam sampel D 1>> berat sampelkering
D 1>>
5- U*i sifat alir "an su"ut "iam
-ebanyak 1>> g granul dimasukkan ke dalam corong u%i 0aktu alir. !enutup corong di buka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. aktu alir granul dan sudut diamnya dicatat. . U*i 6)lume Tuan# :%i ini ditentukan dari ukuran partikel dan bentuk partikel. -ebanyak 1> g granul dituang kedalam suatu gelas ukur, permukaannya diratakan. ?olume yang terbaca (mLFg) menggambarkan volume tuang (?oight, 199). ?olume tuang C
Bobot granul ( g ) Volume granul ( ml )
7- U*i 'era$atan se*ati
8obot piknometer kosong dicatat (a), lalu diisi dengan parafin cair lalu ditimbang kembali (b). &erapatan parafin cair par dapat dihitung. b− a par
C
25
Aalam satuan gFmL. -e%umlah gram granul dimasukkan ke dalam piknometer kosong, kemudian ditimbang (c), lalu parafin cair ditambahkan hingga penuh dan ditimbang kembali (d). -elan%utnya kerapatan se%ati grn dari granul dapat dihitung 2 grn C
c− a d −a
par
8- U*i %)%)t *enis nyata0 %)%)t *enis mam$at "an $)r)sitas
-ebanyak > gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur > ml dan dicatat volume a0al nya. Lalu dilakukan pengetukan dengan alat dan volume pada ketukan ke > dan ke >> diukur sebagai volume mampat, lalu dilakukan perhitung an sebagai berikut 2 8% nyata C
bobot granul volume awal
8% mampat C
bobot granul volumemampat
Bjmampat !rositas C 1>>B Bjsejati Haradiba, dkk, Hormulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Aaun Iambu 8i%i
9
9- U*i 'emam$uan ter"is$ersi
-ediaan granul effervescent diu%i di dalam gelas yang berisi air dengan volume >> ml pada suhu 4o*, ditentukan 0aktunya mulai dari granul dimasukkan ke dalam gelas hingga terdispersi dengan baik. aktu terdispersi granul effervescent yang baik kurang dari 1 atau menit. 3- Wa'tu Effervesen
Aalam 0aktu buih vitro diukur dengan menuangkan satu dosis butiran dalam gelas yang berisi > ml air. 8utiran dari setiap batch dipilih secara acak dan in vitro buih 0aktu diukur. 2- Rasi) Hausner
asio 3ausner adalah rasio dimanfaatkan untuk bulk density dan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. asio 3ausner ini C Jtab F Jbulk asio yang lebih rendah 3ausner ini (K1,) menun%ukkan sifat alir yang lebih baik dari yang lebih tinggi, antara 1,1,' menun%ukkan sifat aliran moderat, bubuk kohesif dan lebih dari 1, aliran miskin. 1-Dis)lusi
-tudi disolusi in vitro dilakukan di :-! alat u%i disolusi (Electro lab A >$ L pengu%i disolusi :-!) tipe (paddle). -ebuah 9>> ml medium disolusi (dapar fosfat p3 ',$) diambil dalam be%ana tertutup dan suhu di%aga pada 4/ >, M*. &ecepatan dayung ditetapkan pada > rpm. !engambilan sampel dilakukan pada setiap interval satu menit. :ntuk setiap sampel salah satu ml medium disolusi ditarik dan %umlah yang sama medium disolusi pada 4/ >, M* diisi ulang dengan medium disolusi. -ampel ditarik disaring dengan kertas saring hatman dan diencerkan dengan dapar fosfat untuk menganalisis dalam spektrofotometer :?. #bsorbansi tercatat; rilis kumulatifB dihitung. 11- Dru# ;)ntent
Aosis dari butiran efervesen secara akurat ditimbang dan d icampur dalam p3 1>> ml dapar fosfat ',$ dalam labu ukur. !engenceran berikutnya terbuat dari larutan stok dan konsentrasi pengenceran diukur pada N maks yaitu 9 nm -pektrofotometer ((:?1'>1), (:?>) -himadu*orporation, Iepang). &onten narkoba ditemukan keluar dari persamaan berikut. &andungan obat C (!enyerapan D Haktor !engenceran) F-lope Pen#emasan #ranul efferves+ent
-ediaan effervescent segera dikemas dengan kemasan primer yang hermetic ( kedap uap air dan kedap gas ), misalnya aluminium foil berlapis polietilen supaya dapat dikelim ( sealing ). -etelah dikemasi dengan kemasan primer, penyimpanan produk effervescent dapat dilakukan pada ruangan bersuhu dan ber3 normal. (Lieberman et al 199). Pen#u*ian 'emasan
Aluminium F)il
tingkat kekerasan berbeda, dimana tanda + berarti sangat lunak; 3n2 keras (semakin tinggi bilangan, maka semakin keras). &emasan ini hermetis, tidak tembus cahaya, fleksibel, dan dapat dignakan sebagai bahan pelapis atau penguat dilapisi dengan plastik atau kertas. •
:%i *aliper (u%i ketebalan) Hoil yang biasa digunakan dengan ketebalan antara ' mikron sampai dengan 1> mikron baik soft temper maupun hard temper. -oft maupun hard temper, tergantung dari komposisi dari alloy dan treatment terhadap foil tersebut.
•
ingkat kekerasan logam 2 kuat rentang (tensile strength) dan kuat tarik (elongasi) 7 sulit pada logam tipis.
•
#da atau tidak pengotor lemak dengan u%i ekstraksi, atau dengan membasahi lembaran alumunium foil dengan air
P)lietilen
"erupakan polimerasi adisi gas etilen dari hasil samping industri minyak. #da tiga %enis, Lo0 Aensity !olyethylene (LA!E) yang mudah dikelim dan murah, "edium Aensity !olyethylene ("A!E) yang lebih k aku dari LA!E dan lebih tahan suhu tinggi, dan 3igh Aensity !olyethylene (3A!E) yang paling kaku dan tahan suhu tinggi (suhu 1>O*). -ifat umum dari !E adalah mempunyai penampakan bervariasi dan transparan, berminyak; mudah dibentuk, lemas, gampang ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; mudah dikelim panas; tidak cocok untuk bahan berlemak, gemuk, minyak; tahan terhadap asam, basa, alkohol, deter%en; untuk penyimpanan beku (>O*); transmisi gas cukup tinggi (untuk makanan beraroma); serta kedap air dan uap air. Pen#u*ian mutu $)lietilen yan# termasu' 'ate#)ri $lsti' film yaitu :
Ailakukan pada kondisi atmosfir 2 3 >B, suhu 4o*.
a. &ilap (#-" A4) "enentukan %umlah sinar yang dipantulkan oleh permukaan film
•
pada sudut datang tertentu (biasanya o). -inar yang direfleksikan dideteksi oleh fotosel Pdicatat secara
•
kuantitatif Ainyatakan dalam B thd sinar yang direfleksikan oleh reflektor
•
standar Hilm yang kilap mempunyai B refleksi tinggi
•
b. &abut (#-" A1>>4) •
#lat 2 haemeter 7 mengukur %umlah sinar yang dihamburkan sumber cahaya dan sebuah bola yang dapat mendeteksi %umlah sinar yang dile0atkan
•
6ilai kabut (hae) kecil Pfilm bersih (tidak berkabut)
c. *larity (-ifat embus !andang) •
8ersifat sub%ektif karena didasarkan pada penampakan visual
•
membandingkan fotofoto standar dengan foto sampel :%i yang ob%ektif dengan alat Gardner:-: *larity meter
dan
d. -lip (#-" A1$9) • • •
&emampuan filmFplastik untuk meluncur pada mesin produksi Aalam penumpukan sifat mudah meluncur tidak diinginkan "etode didasarkan pada koefisien gesekan pada bahan
e. 8locking Aua lapis plastik ditekan selama 0aktu tertentu, diamati kecenderungannya untuk melekat satu sama lain.
f. -tatik
•
!lastik berkadar air rendah lebih mudah diberi muatan listrik menyebabkan
•
film mudah melekat *ara 2 menggosokkan antara permukaan film P dilihat
kecenderungan untuk melekat
g.
• •
•
• •
Gaya yang diperlukan untuk merobek film di ba0ah kondisi yang ditetapkan di dalam test,biasanya dikondisikan pada penggunaan sebenarnya Hilm yang baik tidak mudah retak (pecah) ketika dihempaskan. "etode 2 1) Halling dart dart (gram) di%atuhkan dari %arak tertentu ke atas permukaan film. B contoh dalam 0aktu tertentu. Aengan alat !endulum
h. HleD esistance • •
&emampuan film untuk menahan kerusakan akibat tekanan *ara 2 ka0at tester dililitkan pada film P %umlah putaran yang diperlukan agar film pecah C fleD resistance
i. !ermeability esting •
"etode didasarkan pada pengukuran tekanan dan 0aktu untuk mengukur kenaikan tekanan dengan 0aktu pada tekanan rendah pada sisi film di ba0ah
• •
keadaan yang ditentukan. &ondisi yang dibuat dapat berupa sistem super atmosfir atau vakum tinggi. "etode umum 2 *art0right !ermeability *ell
%. ransmisi :ap #ir (#-" E9')
•
"etode 2 general food 2 menggunakan bahan pengabsorbsi kelembaban (misal
•
*a*l kering) dihitung penambahan berat "etode lain 2 didasarkan pada perubahan tekanan parsial
k.
Aigunakan berbagai pelarut 2 etil asetat, amil formar, amil asetat Ailihat kelarutan film di dalam pelarut
Sta%ilitas
:ntuk menilai stabilitas obat dan formulasi, studi stabilitas dilakukan sesuai dengan pedoman <*3. -emua formulasi diu%i untuk pengu%ian %angka pendek untuk %angka 0aktu 1 bulan pada O * F '> B 3 dan pengu%ian dipercepat untuk %angka 0aktu bulan pada > O * F / B 3, untuk kadar air, kadar obat dan buih mereka 0aktu. A#H# !:-# #nsel, 3.*. 19$9. !engantar 8entuk -ediaan Harmasi, edisi ke. :<!ress, Iakarta. Airektorat Iendral >/. &emasan HleDibel. Aepartemen !reindustrian. Iakarta G, -0eta. >1.
Formulatin and Evaluation of Effervescent Graniules
Fexofenadine Hydrochloride. 1F1Fpengu%iandalam pengemasan1.pdf http2FFtekpan.unimus.ac.idF0pcontentFuploadsF>14F>/F!E6GE"#-#6 8#3#6!#6G#6.pdf Lachman, Leon., 3erbet #. Lieberman, Ioseph L. &anig. 19$9. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Iakarta2 !enerbit :niversitas