PERBAIKAN GIZI DAN LINGKUNGAN UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP BAYI & ANAK
I.
PENDAHULUAN
Pemba Pembangu ngunan nan suatu suatu bangsa bangsa merupa merupaka kan n upaya upaya pemeri pemerinta ntah h bersam bersama a masyarakat dalam mensejahterakan bangsa. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Indikator yang digunakan untuk pengukur tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain indeks kualitas hidup atau yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (IPM) dan dan Inde Indeks ks Kemi Kemisk skin inan an Manu Manusi sia a (IKM (IKM). ). Pada Pada dasa dasarny rnya a IPM IPM dan dan IKM IKM mempunyai komponen yang sama, yaitu angka harapan hidup (tingkat kesehatan), penguasaan ilmu pengetahuan (tingkat pendidikan) dan standar kehidupan yang layak (tingkat ekonomi), Pada IPM standar hidup layak dihitung dari pendapatan per kapita, sementara IKM diukur dengan persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih, fasilitas kesehatan dan balita kurang gizi. Pada tahun 2003 IPM Indonesia pada peringkat 112 dari 175 negara, sementara IKM pada peringkat 33 dari 94 negara, jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti pada tabel berikut; Negara
IPM
peringkat
IKM
Peringkat
Singapore Brunei Darussalam Malaysia Thailand Philipine Vietnam Indonesia Cambodia Myanmar Laos
88.4 87.2
28 31
6.3 -
6 -
79.0 76.8 75.1 6 8 .8 68.2 55.6 54.9 52.5
58 74 85 109 112 130 131 135
12.9 14.8 19.9 17.9 42.8 25.7 40
24 28 39 33 73 45 66
Tiga iga fakt faktor or utam utama a pene penent ntu u IPM IPM yang ang dike dikemb mban angk gkan an UNDP UNDP adal adalah ah ting tingka katt pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat.
Salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan kesehatan adalah upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal. Kurang gizi berdampak pada penurunan kualitas SDM yang lebi lebih h lanj lanjut ut dapa dapatt bera beraki kiba batt pada pada kegag egagal alan an pert pertum umbu buha han n fisi fisik, k, perk perkem emba bang ngan an ment mental al dan dan kecer ecerda dasa san, n, menu menuru runk nkan an prod produk ukti tivi vita tas, s, meningkatkan kesakitan serta kematian.
Sepert Sepertii halnya halnya di negara negara berke berkemb mbang ang lain, lain, di Indone Indonesi sia a masal masalah ah gizi gizi utam utama a adal adalah ah Kuran urang g Ener Energi gi Prot Protei ein n (KEP (KEP), ), An Anem emia ia Gizi Gizi Besi Besi (A (AGB GB), ), Gangguan Akibat Kekurangnan Yodium (GAKY) dan pada kota-kota besar sudah mulai terjadi masalah gizi lebih. II. PENY PENYEBA EBAB B MASA MASALA LAH H GIZI GIZI
KURANG GIZI
Dampak
Penyebab langsung
Penyebab Tidak langsung
Makan Tidak Seimbang
Tidak Cukup Persediaan Pangan
Penyakit Infeksi
Pola Asuh Anak Tidak Memadai
Sanitasi dan air Bersih/Pelayanan Kesehatan Dasar Tidak memadai
Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan
Pokok Masalah di Masyarakat
Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Akar Masalah (nasional)
Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial
Masalah gizi merupakan masalah yang multi dimensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab. Penyebab langsung gizi kurang adalah makan tidak seimbang, baik jumlah dan mutu asupan gizinya, di samping itu asupan asupan zat gizi gizi tidak tidak dapat dapat dimanf dimanfaat aatka kan n oleh oleh tubuh tubuh secara secara optim optimal al karena karena adanya gangguan penyerapan akibat adanya penyakit infeksi.
Penyeba Penyebab b tidak tidak langsung langsung adal adalah ah tida tidak k cuk cukup ters tersed edia iany nya a pang pangan an di rumah tangga, kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama dalam pola pola pember pemberian ian makan makan pada pada balita balita,, kurang urang mema memadai dainya nya sanita sanitasi si dan dan kesehatan lingkungan serta kurang baiknya pelayanan kesehatan. Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingka tingkatt pendap pendapata atan n dan kemis kemiskin kinan. an. Akar Akar masa masala lah h gizi gizi adal adalah ah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk kejadian bencana alam, yang mempengaruhi ketidak seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita. Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu fenomena yang saling terkait, oleh karena itu meningkatkan status status gizi suatu masyarakat masyarakat erat kaitannya dengan dengan upaya
peningkatan ekonomi. Beberapa penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa proporsi proporsi bayi dengan dengan BBLR berkurang berkurang seiring seiring dengan dengan peningkat peningkatan an pendapata pendapatan n nasional suatu negara. Secara umum dapat dikatakan bahwa peningkatan ekonomi sebagai dampak dari berkurangnya kurang gizi dapat dilihat dari dua sisi, pertama berkurangnya biaya berkai berkaitan tan dengan dengan kemat kematian ian dan dan kesaki kesakitan tan dan di sisi sisi lain lain akan akan menin meningka gkatka tkan n produk produktivi tivitas tas.. Manfaa Manfaatt ekonom ekonomii yang yang dipero diperoleh leh sebag sebagai ai dampak dampak dari dari perbai perbaikan kan status gizi adalah: berkurangnya kematian bayi dan anak balita, berkurangnya biaya pera perawa wata tan n untu untuk k neon neonat atus us,, bayi bayi dan dan bali balita ta,, prod produk uktiv tivit itas as meni mening ngka katt kare karena na berk berkur uran angny gnya a anak anak yang yang mend mender erit ita a kura kurang ng gizi gizi dan dan adan adanya ya peni pening ngka kata tan n kemam kemampua puan n intele intelektu ktualit alitas, as, berkur berkurang angnya nya biaya biaya karen karena a penya penyakit kit kronis kronis serta serta meningkatnya manfaat “intergenerasi” melalui peningkatan kualitas kesehatan. Berdas Berdasark arkan an analis analisis is HL Bloomm Bloomm (1978) (1978) menunj menunjuka ukan n bahwa bahwa status status keseha kesehatan tan terma termasuk suk status status gizi gizi dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh faktor faktor lingku lingkunga ngan, n, perila perilaku ku , pelayan pelayanan an kesehatan kesehatan dan faktor faktor keturunan keturunan.. Faktor Faktor lingkunga lingkungan n antara antara lain lingkungan lingkungan fisik, fisik, boilogis dan sosial memegang peranan yang terbesar dalam menentukan status keseha kesehatan tan dan gizi, gizi, selanj selanjutny utnya a faktor faktor yang yang cukup cukup berpen berpengar garuh uh adalah adalah faktor faktor perilaku perilaku yang berkaitan berkaitan dengan pengetahu pengetahuan an dan pendidika pendidikan n yang yang menentuk menentukan an perilaku seseorang atau kelompok untuk berperilaku sehat atau tidak sehat. Faktor pelayanan kesehatan memegang peranan yang lebih kecil dalam menentukan status kesehatan dan gizi dibandingkan dengan kedua faktor tersebut, sedangkan faktor keturunan mempunyai pengaruh yang lebih kecil dibandingkan faktor lingkungan, perilaku da pelyanan kesahatan. Dengan demikian disarankan dalam meningkatkan status status kesehatan kesehatan dan gizi disamping disamping peningkat peningkatan an akses akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi harus disertai dengan upaya perbaikan lingkungan dan perilaku masyarakat yang berdampak positf pada status kesehatan dan gizi. Lingku Lingkunga ngan n
Perilaku Status Kesehatan & Gizi
Genetik/keturunan
Pelayanan Kesehatan
Gambar. Bagan Bloomm
Adanya keterkaitan upaya perbaikan gizi dengan pembangunan ekonomi juga dikem dikemuka ukakan kan oleh oleh Sekjen Sekjen PBB Kofi Kofi Ann Annan an bahwa bahwa : Gizi Gizi yang yang baik baik dapat dapat meruba merubah h kehi kehidu dupa pan n anak anak,, me meni ning ngka katk tkan an pert pertum umbu buha han n fisi fisik k dan dan perk perkem emba bang ngan an me ment ntal al,, melindungi kesehatannya dan meletakan fondasi untuk masa depan produktivitas anak.
Faktor Yang Yang Berkaitan dengan Peningkatan Mutu SDM
Kemiskinan Kurang
Peningkatan Produktivitas
Ekonomi Meningkat
I nvestasi nvestasi Sektor Sektor Sosial (Gizi, Kes, Pendidikan)
Perbaikan Gizi, tumbuh kembang fisik & mental anak
Peningkatan Kualitas SDM Sumber : Martorell 1992
Invest Investasi asi di sektor sektor sosia sosiall (gizi, (gizi,kes keseha ehatan tan dan pendid pendidika ikan) n) akan akan mempe memperba rbaiki iki kead keadaa aan n gizi gizi masy masyar arak akat at yang yang meru merupa paka kan n sala salah h satu satu fakt faktor or pene penent ntu u untu untuk k menin ening gkatk katkan an kual kualit itas as SDM. DM. Deng Dengan an mening ningka katn tny ya kuali ualita tas s SDM, DM, akan akan meningka meningkatkan tkan produktivita produktivitas s kerja yang selanjutnya selanjutnya akan meningka meningkatkan tkan ekonomi. ekonomi. Dengan terjadinya perbaikan ekonomi akan mengurangi kemiskinan dan selanjutnya akan akan mening meningkat katkan kan keadaa keadaan n gizi, gizi, menin meningka gkatka tkan n kualit kualitas as SDM. SDM. Mening Meningkat katkan kan produktivitas dan seterusnya. KURANG GIZI DAN TINGKAT PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN KURANG BERKEMBANG Sistem Sistem pasar pasar yg buruk
Harga Harga tidakstabil
Produksipangan Pengangguran
Kebijakan harga
Persediaanpangan di pasar Rendahnya Pendapatan
Suply pangan
Pendidikanrendah/ rendahnyaketrampilan
Jumlah Anggota kel Perilaku Pola asuh
Konsumsi pangan RT DO sekolah Lingkunganburuk, Lingkunganburuk, sanitasi Sistem yankes tidak baik
KURANG GIZI SAKIT MENINGGAL
Sumber: The National BIDANI Network 1998, UPLB III. DAMPAK KU KURANG GI GIZI Kurang makan, I MR, perkembangan sering terkena Kehidupan manusia dimulai sejak dalam kandungan ibu. Sehingga calon mentaldi terhambat, infeksi, pelayanan risiko penyakit kronis kesehatan kurang, usia dewasa ibu perlu memounyai kondisi pada yang baik. Kesehatan dan gizi ibu hamil pola asuh tidak USIA LA NJ UT USI USI A LANJ LANJUT LANJUT memadai merupakan kondisi kondisi yang sangat sangat diperlukan bagi bagi sang bayi untuk menjadi menjadi Proses KURANG GI ZI KURA NG GI Tumbuh Pertumbuhan kembang lambat, ASIupan sehat. sehat. Jika Jika tidak, tidak, maka maka dari dari awal awa l kehid ke hidupa n kehi keterhambat hidup dupan an manusi manusia a akan akan BBLR ekslusif kurang, MP-ASI tidak t idak benar Pelayanan bermasalah pada kehidupan selanjutnya. Kesehatan kurang BALITA KEP memadai Masalah Gizi Menurut Siklus Kehidupan Gizi janin Konsumsi tidak tidak baik
seimbang
Konsumsi gizi tidak cukup, pola asuh kurang
WUS KEK
BUM BUMII L KEK (KENAI (KENAIKAN KAN (KENAIKA N BB RENDAH) MMR
Pelayanan kesehatan tidak t idak memadai
REMAJ REMA JA & REMAJA USI A SEKOLAH USIA GANGGUAN PERTUMBUHAN Produktivitas
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah keadaan bayi lahir dengan berat badan <2500 gram. Keadaan gizi ibu yang kurang baik sebelum hamil dan pada waktu hamil cenderung melahirkan BBLR, bahkan kemungkinan kemungkinan bayi meninggal dunia. Sejak anak dalam kandungan hingga berumur 2 tahun merupakan masa emas yang merupakan masa kritis untuk tumbuh kembang fisik, mental dan sosial. Pada masa ini tumbuh kembang otak paling pesat (80%) yang akan akan menent menentuk ukan an kuali kualitas tas SDM pada pada masa masa dewasa dewasa.. Sehing Sehingga ga potens potensii anak dengan IQ yang rendah sangat memungkinkan. Anak Anak yang yang dil dilahi ahirk rkan an dengan dengan berat berat badan badan renda rendah h berpot berpotens ensii menja menjadi di anak anak dengan dengan gizi gizi kurang urang bahkan bahkan menja menjadi di buruk. buruk. Lebih Lebih lanjut lanjut lagi lagi gizi gizi buruk pada anak balita berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan atau IQ. Setiap anak gizi buruk mempunyai risiko kehilangan IQ 10-13 poin. poin. Lebih Lebih jauh jauh lagi lagi dampa dampak k yang yang diakib diakibatk atkan an adala adalah h menin meningk gkatn atnya ya kejadian kesakitan bahkan kematian. Mereka yang masih dapat bertahan hidup hidup akibat akibat keku kekura ranga ngan n gizi gizi yang yang bersi bersifat fat perma permanen nen kuali kualitas tas hidup hidup selanj selanjutn utnya ya mempun mempunyai yai tingka tingkatt yang yang sanga sangatt rendah endah dan dan tidak tidak dapat dapat dipe diperb rbai aiki ki mesk meskip ipun un pada pada us usia ia beri berik kutny utnya a kebut ebutuh uhan an gizi giziny nya a su suda dah h terpen terpenuhi uhi.. Istila Istilah h “gener “generasi asi hilang hilang” ” teruta terutama ma dis diseba ebabk bkan an pada pada awal awal kehidupannya sulit memperoleh pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Gambar Gambaran an kuran kurang g gizi gizi lain lainnya nya yang yang juga juga menj menjadi adi masal masalah ah gizi gizi utama utama adalah Kurang zat gizi mikro, seperti kurang vitamin A, kurang zat besi, dan kurang yodium terutama di beberapa daerah endemis. Lebih dari 100 juta penduduk berisiko untuk kurang zat gizi mikro ini. Kurang zat besi pada wanita hamil meningkatkan risiko kematian wanita pada saat melahirkan, dan meningkatkan risiko kematian risiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang besi dapat berdampak pada gang ganggu guan an pert pertum umbu buha han n selsel-se sell otak otak yang yang dik dikemud emudia ian n hari hari dapa dapatt mengurangi IQ anak Kurang urang vitami vitamin n A selain selain berdam berdampak pak pada pada risik risiko o kebut kebutaan aan juga juga risik risiko o kemat kematian ian balita balita kare karena na infeks infeksi. i. Kurang urang vitam vitamin in A ikut ikut berper berperan an pada pada
tingginya tingginya angka angka kemati kematian an balita balita di Indonesia Indonesia dan berpotens berpotensii terhadap terhadap rendahnya produktivitas kerja. Kekurangan Yodium dapat menyebabkan kerusakan mental. Pada ibu yang kekur ekuran anga gan n yodi yodium um meny menyeb ebab abka kan n bayi bayi lahi lahirr mati mati,, caca cacatt fisi fisik k atau atau keru kerusak sakan an berat berat pada pada otak. otak. Pendu Penduduk duk yang yang tingga tinggall di daera daerah h rawan rawan kurang yodium berpotensi kehilangan IQ sebesar 50 poin IQ per orang. Diperkirakan 10% penduduk usia dewasa di perkotaan atau 10 juta orang mengalami gizi lebih. Hal ini perlu disikapi mengingat kelebihan gizi dapat menyeb menyebabk abkan an penyak penyakit it degene degenerat ratif if sepert sepertii diabet diabet,, jantu jantung ng koro koroner ner,, hypertensi, osteoporosis dan kanker.
IV.
KEBIJAKAN
Kebijak ebijakan an upaya upaya perbai perbaika kan n gizi gizi dikem dikemban bangk gkan an dan diarahk diarahkan an untuk untuk mening meningka katk tkan an status status gizi gizi masya masyarak rakat, at, Pada Pada saat saat krisis krisis ekonom ekonomii di Indo Indone nesi sia a yang yang berl berlan angs gsun ung g cuk cukup lama lama,, kebij ebijak akan an yang yang dila dilak kukan ukan bersi bersifat fat penyel penyelam amata atan n (resc (rescue) ue) dan penceg pencegaha ahan n “lost “lost genera generatio tion n”, sekaligus pembaharuan (reform) agar kejadian ini tidak terulang kembali. Untuk itu maka kebijakan harus menjangkau berbagai faktor, yaitu: Kebijakan jangka pendek, bertujuan menangani anak dan keluarga yang terpuruk akibat krisis. Program penyelamatan ini dikenal dengan Jaring Pengam Pengaman an Sosial Bidang Bidang keseha kesehatan tan (JPSBK) (JPSBK) termasuk termasuk perbaik perbaikan an gizi. Kebijak ebijakan an diarah diarahka kan n pada pada penin peningk gkata atan n upaya upaya penang penanggul gulang angan an kasus kasus pemulihan keadaan gizi anak, penurunan kematian akibat gizi buruk dan peningkatan mutu sumberdaya manusia melaui peningkatan keadaan gizi masyarakat. Pemberian makanan tambahan untuk bayi dan anak umur 6 – 24 bulan serta ibu hamil dan menyusui menyusui yang berasal dari keluarga keluarga miskin. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dalam rangka identifikasi dini kekurangan pangan dan gizi di suatu daerah, Revitalisasi pos pelayana pelayanan n terpadu terpadu (Posya (Posyandu) ndu) untuk menggalak menggalakkan kan kembali kembali peran peran serta masyarakat. Kebijakan ebijakan jangka jangka menengah menengah dan panjang, panjang, berupa berupa reform reformasi asi kebija kebijakan kan yang tujuannya adalah menyempurnakan menyempurnakan subsistem pelayanan kesehatan kesehatan dan pembiayaan kesehatan agar menjadi lebih proaktif, professional professional serta mandiri. Untuk melakukan kebijakan ini maka diperlukan hal-hal yang menunjang, yaitu: Mengembangkan sistem ketahanan pangan dan gizi berbasis keluarga dan kema kemamp mpuan uan produ produks ksi, i, keragam eragaman an sumber sumberday daya a bahan bahan pangan pangan serta kelembagaan dan budaya lokal. Mengemban bangk gkan an agribi agribisni snis s komo komodit ditas as pangan pangan berori berorient entas asii global global Mengem dengan membangun keunggulan lokal. Pola pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk asuhan nutrisi.
V.
Pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah (desentra (desentralisa lisasi) si) dan menyeleng menyelenggara garakan kan upaya upaya penanganan penanganan masalah masalah spesifik daerah. Pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Pada Pada dasarnya dasarnya kemampuan kemampuan daya beli pangan dan akses pelayanan pelayanan sosial sangat mempengaruhi keadan gizi masyarakat STRATEGI
1. Pemb Pember erday dayaan aan kelu keluar arga ga dan masya masyarak rakat at melal melalui ui pening peningka katan tan linta lintas s sektor dan melibatkan sektor swasta dan dunia usaha. Pemberdayaan diar diarah ahk kan pad pada pen peningk ngkata atan pen penget getahua ahuan n, kesad esada aran ran sert erta kemampuan keluarga berperilaku sadar gizi serta mampu memanfaatkan sumberdaya keluarga untuk meningkatkan status gizi keluarga. 2. Pelak elaksa sana naan an inte interv rven ensi si haru harus s dila dilak kukan ukan seca secara ra fok fokus pada pada upay upaya a menu menuru runk nkan an kemat ematia ian n bayi bayi,, ibu, ibu, anak anak dan dan gizi gizi kuran urang, g, deng dengan an pend pendek ekat atan an pada pada daur daur kehid ehidup upan an dan dan mult multii-pr prog ogra ram/ m/pe pela laya yana nan n kepada masyarakat secara terpadu. 3. Meng Mengka kaji ji semu semua a kompo ompone nen n yang yang bera beraki kiba batt pada pada ting tinggi giny nya a angk angka a kematian kematian tersebut tersebut terutam terutama a yang berkait berkait pada indikato indikatorr IPM, IKM. Kompon omponen en terseb tersebut ut antara antara lain lain angka angka harapa harapan n hidup, hidup, angka angka melek melek huruf, huruf, pendapatan pendapatan perkapit perkapita, a, presentas presentase e penduduk penduduk tanpa tanpa akses akses air bersih, fasilitas kesehatan dan persentase balita kurang gizi. 4. Menggunak Menggunakan an peluang desentrali desentralisasi sasi,, yaitu yaitu pendelega pendelegasian sian wewenang wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur sistem peme pemeri rint ntah ah send sendir irii dan dan meny menyel elen engg ggar arak akan an upay upaya a pena penang ngan anan an masal masalah ah gizi gizi harus harus mulai mulai dari dari masal masalah ah dan potens potensii masin masing-m g-mas asing ing daerah. 5. Pertu Pertumb mbuha uhan n ekono ekonomi mi dan pengen pengentas tasan an kemi kemiski skinan nan.. Pada dasar dasarnya nya kema kemamp mpuan uan daya daya beli beli pangan pangan dan akses akses pelaya pelayanan nan sosial sosial sangat sangat mempengaruhi keadaan gizi masyarakat 6. Penin eningk gkat atan an kuali ualita tas s pela pelaya yana nan n keseh esehat atan an deng dengan an meni mening ngka katk tkan an cakupan pelayanan serta profesionalisme profesionalisme petugas 7. Mengaloka Mengalokasik sikan an anggaran anggaran secara secara efektif sesuai skala skala prioritas prioritas (wilayah (wilayah dan sasaran)
VI.
POKOK PROGRAM
1. Prog Progra ram m pemb pember erda daya yaan an kelua eluarrga, ga, melal elalui ui Upay Upaya a Perba erbaik ikan an Gizi Gizi Keluarga secara terintegrasi dengan upaya peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan 2. Peman emanta taua uan n dan dan prom promos osii pert pertum umbu buha han n bali balita ta,, pok pokok prog progra ram m ini ini dimaksud dimaksudkan kan untuk untuk meningk meningkatka atkan n kemam kemampuan puan keluar keluarga ga melaku melakukan kan deteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak. 3. Program Pendidikan Pendidikan gizi, untuk untuk mendukung mendukung tercapainya tercapainya keluarga keluarga sadar sadar gizi.
4. Program Program suppleme supplementas ntasii gizi, gizi, bertujuan bertujuan untuk memberik memberikan an tambahan tambahan gizi kepada kelompok rawan utamanya untuk keluarga miskin dalam jangka pendek. Jenis suplementasi gizi yang diberikan berupa : Makanan Pendamping Asi untuk anak usia 6-11 bulan pada keluarga miskin Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil Supplemntasi kapsul Vitamin A untuk anak balita dan ibu nifas Supplementansi Supplementansi zat besi untuk ibu hamil dan sirup besi untuk anak balita. Suppplementasi kapsul Yodium terutama pada daerah endemis sedang dan berat. •
• • •
•
5. Program Fortifikasi Fortifikasi bahan bahan makanan, makanan, bertujuan meningkatkan meningkatkan mutu mutu gizi pada bahan makanan yang sering dan banyak dikonsumsi masyarakat utamanya pada keluarga miskin dan rawan gizi. 6. Program pelayanan gizi, mencakup mencakup pengembangan tatalaksana kasus kasus salah gizi, konsultasi gizi dan pelayanan gizi di institusi kesehatan dan non kesehatan. Progr Program am survei surveilan lans s gizi, gizi, bertuj bertujuan uan menye menyedi diaka akan n siste sistem m infor informas masii untuk menduku mendukung ng strategi strategi dan kebija kebijakan kan program program gizi. gizi. Terdiri erdiri dari: dari: pemantauan status gizi, surveilans gizi, jejaring informasi pangan dan gizi VII.
HASIL
Masala Masalah h gizi gizi utama utama di Indone Indonesi sia a masih masih di domina dominasi si oleh oleh masal masalah ah gizi gizi kuran kurang g atau atau Kurang urang Energ Energii Prote Protein in (KEP), (KEP), anemi anemia a gizi gizi besi, besi, Ganggu Gangguan an Akibat kekurangan kekurangan Yodium Yodium (GAKY), (GAKY), Kurang Kurang Vitamin A (KVA). (KVA). Masalah gizi lebih (obesitas) terutama sudah mulai terjadi terutama di kota-kota besar. A. GIZI GIZI KURA KURANG NG
Anak umur umur di bawah lima tahun (balita ) Prev Preval alen ensi si Gizi Gizi kura kurang ng dan dan buru buruk k menu menuru rutt SU SUSE SENA NAS S tahu tahun n 1989 - 2003 40
37.5
35.6
35
31.6 29.5
30
.
) %25 ( n e 20 s e r 15 p
26.4
24.7
26.1
27.3
27.5
2 00 00 2
2 00 00 3
10 5 0 1 98 98 9
1 99 99 2
1 99 99 5
1 99 99 8
1 99 99 9
tahun
2 00 00 0
2 00 00 1
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 1989– 2003 prevalensi gizi-kurang secara perlahan menurun dari 37,5% (tahun 1989) menjadi 27,5%, walaupun pada saat krisis angka tersebut tetap pada prevalensi 20– 30 persen.
Jumlah gizi kurang dan buruk menurut SUSENAS tahun 1989 – 2003 Jumlah Jumlah Tahu Jumlah balita gizi balita gizi n penduduk kurang buruk dan buruk 1989 177.614.965 7.986.279 1.324.769 1992 185.323.456 7.910.346 1.607.866 1995 95.860.899 6.803.816 2.490.567 1998 206.398.340 6.090.815 2.169.247 1999 209.910.821 5.256.587 1.617.258 2000 203.456.005 4.415.158 1.348.181 2001 206.070.000 4.733.028 1.142.455 2002 208.749.460 5.014.028 1.469.596 2004 211.567.577 5.119.935 1.528.676 Catatan: Jumlah balita tahun 2003 diperkirakan 8,5% dari jumlah penduduk Jika dilakukan estimasi berdasarkan laju pertumbuhan pertumbuha n penduduk, maka maka jumlah balita yang menderita gizi-kurang gizi-kurang dan buruk tahun 1989 sebesar 7.986.279 menurun menjadi 5.119.935 pada tahun 2003. 2 003. Namun demikian angka tersebut masih ‘ stagnant ‘ diantara tahun 1999 sampai tahun 2003
VIII. GIZI GIZ I
MASA MASALA LAH H, TANTA NTANGAN GAN DAN DAN PEMIKI IKIRAN RAN PROGRAM RAM PERBAIK BAIKA AN PADA MASA YANG YANG AKAN DATANG. DATANG.
Besa Besarr dan dan luas luasny nya a masa masala lah h gizi gizi pada pada seti setiap ap kelo kelomp mpok ok umur umur menu menuru rutt sikl siklus us kehidu kehidupan pan dan saling saling berpen berpengar garuhny uhnya a masal masalah ah gizi gizi kepada kepada siklus siklus kehidu kehidupan pan (intergenerational impact), impact), maka diperlukan kebijakan dan strategi baru perbaikan gizi di setiap siklus kehidupan. Fakt Faktor or geog geogra rafi fis s dan dan demo demogr graf afi. i. Lebi Lebih h dari dari 50% 50% pend pendud uduk uk ting tingga gall di daer daerah ah perdesaan dan daerah sulit. Untuk meningkatkan pelayanan gizi dan pemantauan pertum pertumbuh buhan an pada pada masya masyarak rakat at sasar sasaran an yang yang sulit sulit dijang dijangkau kau dengan dengan fasili fasilitas tas
pelayanan yang ada seperti puskesmas dan posyandu, perlu ada upaya khusus untuk mendekatkan pelayanan kepada kelompok ini. Dampak Dampak krisis krisis ekonom ekonomii telah telah menur menurunk unkan an kemam kemampua puan n daya daya beli beli masya masyarak rakat at.. Jumlah penduduk miskin masih 18% atau sekitar 38 juta. Pada masyarakat ini daya beli terhadap makanan dan pelayanan kesehatan sangat terbatas, oleh karena itu untuk mencegah kurang gizi, upaya peningkatan daya beli melalui pemberian kredit usah usaha a kecil ecil dan dan mene menega gah h dan dan bant bantua uan n pema pemasa sara rann nny ya dan dan peni pening ngka kata tan n keterampilan (income (income generating generating)) yang yang disert disertai ai denga dengan n upaya upaya KIE gizi gizi menuj menuju u keluarga sadar gizi kepada masyarakat miskin menjadi sangat penting. Meningkatnya kasus gizi buruk, hal ini menunjukkan rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, untuk mengatasi situasi ini upaya pemenuhan kesehatan dan gizi melalui program jaring pengaman sosial masih perlu mendapat prioritas, misalnya pemberian supplementasi gizi yang tepat sasaran, tepat waktu dengan mutu yang baik, perlu mendapat prioritas. Melaku Melakukan kan progra program m perbai perbaikan kan gizi gizi dan keseha kesehatan tan yang yang bersi bersifat fat preven preventif tif untuk untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benarbenar-ben benar ar membut membutuhk uhkan. an. Bentuk Bentuk progra program m efekti efektiff sepert sepertii perbai perbaikan kan perila perilaku ku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara profesional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik lokal. Transisi bidang kesehatan dan gizi. Indonesia dan juga negara berkembang lainnya sedang menghadapi menghadapi transisi epidemiologi, epidemiologi, demografi, demografi, dan urbanisasi. Di bidang bidang gizi telah terjadi perubahan pola makan seperti rendahnya konsumsi buah dan sayur, tingginya tingginya konsumsi konsumsi garam dan meningka meningkatnya tnya konsumsi konsumsi makanan makananan an yang tinggi tinggi lemak serta berkurangnya aktifitas olah raga pada sebagian masyarakat terutama di perkotaan. perkotaan. Gaya hidup hidup demikian demikian akan meningkatka meningkatkan n gizi lebih yang yang merupaka merupakan n faktor faktor risiko risiko terhad terhadap ap penyak penyakit it tidak tidak menula menularr dan kemat kematian ian.. Untuk Untuk menga mengatas tasii masalah gizi ganda diperlukan upaya lebih komprehensif melalui pemberdayaan keluarga, masyarakat, peningkatan kerjasama lintas sektor, kemitraan dengan LSM dan swasta dan terintegrasi dengan intervensi diberbagai bidang seperti konseling kesehatan dan gizi, pencegahan penyakit tidak menular, kebugaran jasmani, olah raga, raga, pendid pendidika ikan n dll. dll. Oleh Oleh karen karena a itu sudah sudah saatny saatnya a menge mengemba mbangk ngkan an strate strategi gi nasi nasion onal al gizi gizi,, aktif aktifit itas as fisik fisik dan dan kese keseha hata tan, n, yang yang bertu bertuju juan an untu untuk k menc menceg egah ah meningkatnya masalah gizi gizi lebih dan penyakit degeneratif. degeneratif. Tingkat pendidikan. Meskipun tingkat melek huruf relatif tinggi (90%), akan tetapi pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat akan pentingnya gizi masih kurang, oleh karena itu upaya peningkatan pengetahuan dan sadar gizi kepada keluarga dan masyar masyaraka akatt perlu perlu diprio dipriorit ritask askan an dan menda mendapat pat dukun dukungan gan dari dari berbag berbagai ai sektor sektor termasuk masyarakat. Secara bertahap mutu pendidikan ditingkatkan, karena dalam jangka panjang akan memberi kontribusi yang besar mengatasi masalah kesehatan dan gizi masyarakat. Keters Ketersedi ediaan aan data data yang yang akurat akurat.. Monito Monitorin ring g dan dan evalua evaluasi si secara secara berke berkelan lanjut jutan an terbat terbatas as hanya hanya pada pada progra program m perbai perbaikan kan gizi gizi berska berskala la nasion nasional al seper seperti ti progra program m penang penanggul gulang angan an GAKY GAKY. Untuk Untuk mengha menghasil silkan kan progra program m yang yang efekti efektiff diperl diperluka ukan n
kete keters rsed edia iaan an data data dan dan info inform rmas asii seca secara ra peri period odik ik baik baik untu untuk k pere perenc ncan anaa aan, n, monitoring dan evaluasi. Berdas Berdasark arkan an pemiki pemikiran ran terseb tersebut ut di atas atas beber beberapa apa hal yang yang perlu perlu mendap mendapatk atkan an perhatian dalam upaya perbaikan gizi kedepan adalah sebagai berikut: 1. Upaya Upaya perbai perbaikan kan gizi akan lebih lebih efekti efektiff jika jika merupa merupakan kan bagian bagian dari kebijaka kebijakan n penang penangula ulanga ngan n kemis kemiskin kinan an dan dan pemban pembangun gunan an SDM. SDM. Membi Membiark arkan an pendud penduduk uk mend mender erit ita a masa masala lah h kura kurang ng gizi gizi akan akan mengh engham amba batt penc pencap apai aian an tuju tujuan an pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memaha memahami mi proble problem m masal masalah ah gizi gizi dan dan dampa dampak k yang yang ditimb ditimbulk ulkan an begitu begitu juga juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang diteta ditetapka pkan n di bidang bidang perbai perbaikan kan gizi gizi memerl memerluka ukan n keterl keterliba ibatan tan seluru seluruh h sekto sektor r terkait. 2. Dibutu Dibutuhka hkan n adanya adanya kebija kebijakan kan khusu khusus s untuk untuk memper mempercep cepat at laju laju perce percepat patan an peningkatan status gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kece kecerd rdas asan an,, keta ketaha hana nan n fisi fisik k dan dan prod produk uktiv tivita itas s kerj kerja a meni mening ngka kat, t, sehi sehing ngga ga hambatan peningkatan ekonomi dapat diminimalkan. 3. Pelaksana Pelaksanaan an program program gizi gizi hendaknya hendaknya berdasarka berdasarkan n kajian kajian ‘best practice’ (efektif dan efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupu maupun n intele intelektu ktual al bagi bagi bayi bayi yang yang dilahi dilahirka rkan. n. Pada Pada kelua keluarga rga miskin miskin upaya upaya pemenuhan gizi diupayakan melalui pembiayaan publik. 4 Pengam Pengambil bil keputu keputusan san di setiap setiap tingka tingkatt mengg mengguna unakan kan informa informasi si yang akurat akurat dan evidence evidence base dalam dalam menentuka menentukan n kebijakan kebijakannya. nya. Diperluka Diperlukan n sistem sistem informasi informasi yang yang baik, baik, tepat tepat waktu waktu dan akurat akurat.. Disam Disampin ping g pelak pelaksan sanaan aan monit monitori oring ng dan dan evaluasi yang baik dan kajian-kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan. 5. Mengem Mengemban bangka gkan n kemam kemampua puan n (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah masalah gizi, baik kemampu kemampuan an teknis teknis maupun maupun kemampu kemampuan an manajem manajemen. en. Gizi bukan bukan satu-s satu-satu atunya nya faktor faktor yang yang berper berperan an untuk untuk pemban pembangun gunan an sumbe sumberr daya daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga sehingga terjadi terjadi integrasi integrasi yang saling sinergi, sinergi, misalnya misalnya kesehatan kesehatan,, pertanian, pertanian, pendid pendidika ikan n diinte diintegra grasik sikan an dalam dalam suatu suatu kelom kelompok pok masya masyarak rakat at yang yang palin paling g membutuhkan. 6. Meningkatka tkan upaya aya penggalian ian dan mobilisa isasi sumber daya aya untuk melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.
IX. IX. PENU PENUTU TUP P
Upaya Upaya perbai perbaikan kan gizi gizi masya masyarak rakat at yang yang dil dilaks aksana anakan kan secara secara inten intensi sif f sela selam ma 30 tahu tahun n tera terakh khir ir seca secara ra umum umum tela telah h dapa dapatt menur enurun unk kan prevalensi prevalensi beberapa masalah masalah gizi utama, utama, walaupun masih masih jauh tertinggal tertinggal dari negara lain. Namun demikian masih perlu adanya perbaikan secara holi holist stik ik,, kare karena na pada pada saat saat kris krisis is prev preval alen ensi si masa masala lah h gizi gizi meni mening ngka katt dengan tajam. Prog Progra ram m perb perbai aik kan gizi gizi kedep edepan an lebi lebih h diha dihara rapk pkan an mengg enggun unak akan an pendekatan preventif selain kuratif. Target perlu tepat dan benar-benar pada pada sasa sasara ran n yang yang memb membut utuh uhka kan, n, tida tidak k hany hanya a ber berorie orient ntas asii pada ada pemberian makan tambahan saja akan tetapi juga pada pendidikan gizi serta pemberdayaan pemberdayaan masyarakat masyarakat pada kemandirian kemandirian gizi yang mengarah mengarah pada hidup sehat.
DAFTAR PUST PUS TAKA
Martor Martorell ell The Nation National al BIDANI BIDANI
……………… ……………………… ……………… ……………. ……. 1992 1992 ……………… ……………………… ……………… ……………. ……. 1998, 1998, UPLB UPLB
PERBAIKAN GIZI DAN LINGKUNAN UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP BAYI BAYI & ANAK
D I S U S U N
OLEH :
BERLIANA HARIANJA NIM : 0704045
S1 KESEHATAN KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT SUMATERA UTARA MEDAN 2008