GANGGUAN TIK ARUM AYU KARTIKA 20090310152 ILMU KEDOKTERAN JIWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UNIVERSITAS MUHAMMAIYAH YOGYAKARTA 2014
DEFINISI • Tik adalah gerakan motorik atau vokalis involunter, tiba-tiba, rekuren, tidak berirama, dan streotipik. • Tik motorik dan vokal dibagi menjadi Tik sederhana dan kompleks.
• Tik motorik sederhana :kontraksi cepat dan berulang dari kelompok yang secara fungsional serupa, Contoh : kedipan mata, sentakan leher, mengangkat bahu, dan seringai wajah. • Tik Vokal Sederhana : batuk, membersihkan tenggorokan, mendengkur, menghirup, mendengus, dan menghardik.
• Tik motorik kompleks lebih bertujuan dan ritualistik contoh : berdandan, membaui benda, meloncat, kebiasaan menyentuh, ekopraksia (meniru perilaku yang diamati), dan kopropraksia (menunjukkan gaya yang cabul). • Tik Vokal kompleks : mengulang kata atau frasa diluar konteks, koprolia (pemakaian kata atau frasa yang cabul), palilalia (pengulangan satu kata yang dicapkan sendiri), dan ekolalia ( pengulangan kata terakhir yang terdengar dari ucapan orang lain)
GANGGUAN TIK • Menurut DSM-IV ( Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edisi IV ) : • • • •
1. 2. 3. 4.
Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan
Tourette Tik Motorik atau vokal kronis Tik Transien Tik yang tidak ditentukan
GANGGUAN TOURETTE Gangguan Tourette adalah gangguan perilaku perkembangan saraf-kejiwaan (psychoneurogenobehavioral disorder) berbasis neurotransmiter. Gangguan
Tourette
merupakan gangguan neurodevelopmental-neuropsychiatric dengan dasar neurogenetik. Gangguan Tourette disebut juga Tourette’s
disorder atau Gilles de la Tourette syndrome.
Dicirikan oleh aksi tak disadari, berlangsung cepat, bersifat genetik, diwariskan, dengan onset di masa anak, dan memiliki pola tik vocal-motorik yang menetap-menahun.
EPIDEMIOLOGI • Angka prevalensi gangguan tourette 4 sampai 5 per 10.000. • Onset motorik usia 7 tahun. • Onset vokal rata-rata 11 tahun. • Terjadi kira 3x pada laki-laki dibanding perempuan.
PATOGENESIS Etiopatogenesis pasti belum diketahui, diduga multifaktor. • •
Faktor neurokimiawi, yaitu: lemahnya pengaturan dopamin di nukleus kaudatus Ketidakseimbangan serta hipersensitivitas terhadap neurotransmiter, terutama dopamin dan serotonin. terjadi peningkatan densitas transporter dopamin presinaps dan reseptor dopamin D2 postsinaps, yang berarti terjadi peningkatan
uptake dan release dopamin. •
Di sistem saraf pusat, neurotransmiter dopamin (DA) memperantarai bermacam-macam fungsi fisiologis termasuk pengaturan aktivitas lokomotorik, proses kognitif, sekresi (pengeluaran) neuroendokrin, dan pengendalian perilaku yang termotivasi (motivated behaviors) termasuk mekanisme emosi, afek, dan pemberian penghargaan.
ETIOLOGI •
•
Faktor Genetik Menurut penelitian: - Penelitian pada anak kembar monozigotik lebih tinggi bermakna daripada kembar dizigotik. - Gangguan Tourette ditransmisikan secara autosomal dominan., anak lakilaki dari ibu yang memiliki gangguan tourette beresiko lebih tinggi. - Terdapat hubungan antara gangguan tourette dengan gangguan defisitatensi/hiperaktivitas, sampai 50% pasien gangguan tourette juga memiliki gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas. - Terdapat Hubungan antara gangguan tourette dan gangguan obsesif kompulsif, sampai 40% pasien gangguan tourette juga memilki gangguan obsesif kompulsif. Faktor neurokimiawi dan neuroanatomi
KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN TOURETTE •
1. Baik tik motorik ataub multiple dan satu atau lebih tik vokal telah ditemukan pada suatu saat selama penyakit, walaupun tidak selalu bersamaan
•
2. Tik terjadi banyak dalam sehari (biasanya kumpulan), hampir setiap hari atau secara intermitten selama periode lebih dari 1 tahun, dan selama ini tidak pernah terdapat periode bebas tik selama lebih dari 3 bulan berturut-turut.
•
3. Onset sebelum usia 18 tahun
•
4. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya stimulan) atau kondisi medis umum ( misalnya penyakit Huntington atau ensefalitis pasca infeksi virus).
PROGNOSIS • Jika tidak diobati, gangguan tourette biasanya adalah penyakit kronis dan seumur hidup dengan relatif remisi dan eksaserbasi. • Gejala awal dapat menurun, menetap atau meningkat dan gejalan lama mungkin digantikan dengan gejala yang baru.
TERAPI
GANGGUAN TIK MOTORIK DAN VOKAL KRONIS • Pada gangguan tik motorik dan vokal kronis ini tik motorik atau vokal telah ditemukan secara intermitten atau hampir setiap hari selama lebih dari setahun tetapi tidak kedua-duanya. • Menurut DSM IV, gangguan harus memiliki onset sebelum usia 18 tahun dan tidak didiagnosis jika kriteria untuk gangguan tourette pernah terpenuhi.
EPIDEMIOLOGI • Angka gangguan Tik motorik dan vokal kronis diperkirakan 100-1000 kali lebih besar dari angka gangguan tourette
KRITERIA DIAGNOSTIK •
1. Tik vokal atau motorik tunggal atau multipel (yaitu gerakan motorik atau vokalis yang tiba-tiba, cepat, rekuren, nonritmik, stereotipik) tetapi tidak keduanya, telah ada apada suatu waktu selama penyakit.
•
2. Tik terjadi banyak dalam sehari hampir setiap hari atau secara intermitten selama periode lebih dari 1 tahun, dan selama periode ini tidak terdapat periode bebas tik selama lebih 3 bulan berturut-turut.
•
3. Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau gangguan bermakna fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
•
4. Onset sebelum usia 18 tahun.
•
5. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya stimulan) atau kondisi medis umum ( misalnya penyakit Huntington atau ensefalitis pasca infeksi virus).
PROGNOSIS • Anak-anak dengan tik yang dimulai antara usia 6-8 tahun memiliki hasil yang terbaik. • Gejala biasanya berlangsung selama 4-6 tahun dan berhenti pada masa remaja awal. • Anak-anak dengan tik yang mengenai tungkai cenderung kurang baik dibandingkan dengan tik wajah. A
TERAPI • Psikoterapi diindikasikan untuk menekan masalah emosional sekunder yang disebabkan oleh tik. • Teknik perilaku, terutama terapi pembalikkan kebiasaan.
GANGGUAN TIK TRANSIEN • Gangguan Tik transien terdiri dari tik motorik atau vokal tunggal atau multiple yang terjadi banyak dalam sehari hampir setiap hari selam sekurangkurangnya 4 minggu tetapi tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut.
EPIDEMIOLOGI • Dari 5-24% semua anak usia sekolah memiliki riwayat tik.
ETIOLOGI • Tik Organik kemungkinan berkembang menjadi gangguan tourette dan memiliki riwayat keluarga tik. • Tik Psikogenik kemungkinan menghilang dengan spontan. • Tik yang berkembang menjadi gangguan tik motorik dan vokal kronis kemungkinan besar memiliki komponen keduanya.
KRITERIA DIAGNOSTIK •
1. Tik vokal dan atau motorik tunggal atau multiple(yaitu gerakan motorik atau vokalisasi yang tiba-tiba, cepat, rekuren, nonritmik, streotipik).
•
2. Tik terjadi banyak dalam sehari, hampir setiap hari selama sekurangkurangnya 4 minggu tetapi tidak leebih dari 12 bulan berturut-turut.
•
3. Gangguan menyebabkan penderitaan yang jelas atau gangguan bermakna fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
•
4. Onset sebelum usia 18 tahun.
•
5. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya stimulan) atau kondisi medis umum ( misalnya penyakit Huntington atau ensefalitis pasca infeksi virus).
•
6. Tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan tourette atau gangguan tik motorik atau vokal kronis.
PROGNOSIS • Sebagian orang gangguan tik transien tidak berkembang menjadi gangguan tik yang lebih serius. • Tik menghilang secara permanen atau kambuh selama periode stress khusus. • Hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi gangguan motorik dan vokal kronis atau gangguan tourette.
TERAPI • Farmakologis biasanya tidak dianjurkan kecuali gejala cukup parah dan mengganggu. • Teknik perilaku, terutama terapi pembalikan kebiasaan, telah efektif dalam mengobati tik transien.
GANGGUAN TIK YANG TIDAK DITENTUKAN • Gangguan yang ditandai oleh tik yang tidak memenuhi ktiteria untuk gangguan tik spesifik • Contoh : tik yang berlangsung kurang dari 4 minggu atau tik dengan onset setelah usia 18 tahun.
DIAGNOSIS BANDING
DAFTAR PUSTAKA • Swain JE, Scahill L, Lombroso PJ, King RA, Leckman JF. Tourette Syndrome and Tic Disorders: A Decade of Progress. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 2007;46(8):947-68. • Bloch MH. Emerging treatments for Tourette’s disorder. Curr Psychiatry Rep 2008;10:23−30. • Du JC, Chiu TF, Lee KM, Wu HL, Yang YC, Hsu SY, et al. Tourette syndrome in children: An updated review. Pediatr Neonatol 2010;51(5):255−64. • Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Kaplan dan Sadock: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh. Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.
TERIMA KASIH