SKENARIO
Mrs.Deasy, 55 years old came to emergency room (ER) with pain on her right wrist after fell down on slippery bathroom one day before admission. She fell on her outstretched and dorsiflex hand. From physical examination, there was “dinner fork” deformity, tenderness, and painful range of movement (ROM) at her right wrist. No open wound. When Mrs. Deasy asked about x-ray film, the doctor just said that there is fracture and some abnormality at distal forearm and wrist region.
I.
KLARIFIKASI ISTILAH 1.
Pain
: Perasaan sedih, menderita, atau agoni disebabkan oleh rangsangan pada ujung-ujung saraf.
2.
Wirst
: Daerah persendian antara lengan bawah dan tangan.
3.
Outstretched
: Menjulur
4.
Dorsiflex hand
: Tangan menekuk at atau flexi ke arah belakang.
5.
Dinn Dinner er fork fork defo deform rmit ity y
: Deform Deformit itas as yang yang terja terjadi di pada pada frakt fraktru ru coll colles es (ujun (ujung g dista distall radius patah ke bagian posterior).
6.
Tenderness
: Ke Keadaan se sensitivitas ya yang ti tidak bi biasa te terhadap se sentuhan atau tekanan.
7.
Painful ROM
: Nyeri yang dirasakan ketika melakukan fleksi / ekstensi.
8.
Wound
: Lu Luka ba badan ya yang di disebabkan ol oleh ca cara fi fisik de dengan terganggunya kontinuitas struktur yang normal.
9.
X ray film
: Ge G etaran el e lektromagnetik ge g elombang pe p endek (kira-kira 0,01-10 nm) atau kuantum setara yang dihasilkan
ketika ketika
elektron elektron yang bergerak bergerak dengan kecepatan kecepatan
tinggi
membentur berbagai substansi. 1
10. Fracture
: Pecahan atau ruktur pada tulang.
11. Distal forearm
: Ba Bagian an anggota ba badan at atas di diantara si siku da dan pe pergelangan tangan bawah.
II. II.
IDEN IDENT TIFIK IFIKAS ASII MAS MASALAH ALAH
1.
Ny. Deasy Deasy , 55 th, th, datang datang ke ruang ruang emergens emergensii dengan dengan nyeri nyeri pada lengan lengan kanan kanan setela setelah h terjatuh terjatuh di kamar mandi yang licin, licin, dengan posisi tangan tangan terjulur dan dorsifleksi dorsifleksi sehari sebelumnya.
2.
Pemer emeriiksaa ksaan n Fisi Fisik k : “dinn dinner er for fork” defo deforrmity mity,, nyer nyerii tekan ekan,, nyer nyerii ROM ROM pada pada pergelangan tangan kanan dan tidak ada luka terbuka.
3.
Peme Pemeri riks ksaa aan n X-ra X-ray y : frak fraktu turr dan dan abno abnorm rmal alit itas as pada pada lenga lengan n bagi bagian an dist distal al dan dan regi regio o pergelangan tangan.
III III.
ANALISIS ISIS MASALAH 1.
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi lengan bawah dan pergelangan tangan ? (jari-jari) b. Bagaimana patofisiologi nyeri pada pergelangan tangan ? c. Bagaimana hubungan usia dengan kasus ini ? d. Apa akibat terjatuh dengan posisi tangan terjulur dan dorsifleksi ? e. Bagian apa saja yang terganggu ? f. Apa pertolongan pertama yang dapat dilakukan ? g. Bagaimana mekanisme biomekanikanya ?
2.
a. Apa Apa itu itu “di “dinne nnerr for fork” k” def defor ormi mity ty ? 2
b. Bagaimana mekanisme “dinner fork” deformity, nyeri tekan dan nyeri ROM pada pergelangan tangan ? (hubungan dengan posisi jatuh) c. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pergelangan tangan ? d. Mengapa tidak terjadi luka terbuka ?
3.
a. Apa saja saja maca macamm-ma maca cam m fra frakt ktur ur ? b. Apa saja faktor resiko fraktur ? c. Bagaimana mekanisme fraktur ? d. Bagaimana gambaran radiologi pergelangan tangan normal dan setelah terjadinya fraktur ?
4.
a. Bagaim Bagaimana ana diagno diagnosis sis band banding ing dan dan diagnos diagnosis is kerja kerja pada pada kasus kasus ini ? b. Bagaimana etiologi dan epidemiologi pada kasus ini ? c. Bagaimana patogenesis pada kasus ini ? d. Apa saja manifestasi klinis pada kasus ini ? e. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan ? f. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ? g. Bagaimana prognosisnya ? h. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus ini ? i. Bagaimana rehabilitasinya ? j. Bagaimana kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?
3
IV.
HIPOTESIS
Ny. Deasy , 55 th, mengalami nyeri pergelangan tangan karena frakture colles.
V.
KERANGKA KO KONSEP
4
Ny. Deasy,55 th
Jatuh dengan posis tangan terjulur dan dorsifleksi
UGD
Pemeriksaan Fisik
Dinner fork deformity
Tenderness
Pemeriksaan Penunjang (XRay)
Fraktur
Painful ROM
Abnormalitas regio distal pergelangan tangan
Fraktur colles
Penatalaksanaan -Reposisi - Imobilisasi 5
Rehabilitasi
VI.
SINTESIS
FRAKTUR
Fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang. Fraktur merupakan salah satu masalah kegawatdaruratan yang harus segera ditangani. Berbagai musibah bencana alam yang terj terjad adii di Indo Indones nesia ia menu menunt ntut ut kita kita untuk untuk bela belaja jarr dan dan menc mencar arii tahu tahu lebi lebih h dalam dalam tent tentan ang g penanganan medis bagi para korban. Salah satu masalah yang sering dialami para korban adalah kasus patah tulang, selain lukaluka tentunya. Namun keterbatasa keterbatasan n pengetahuan pengetahuan tentang tentang bagaimana bagaimana menolong menolong korban patah tulang, membuat kita hanya bisa terdiam karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Disaat seperti itu, menunggu datangnya pertolongan dokter bukanlah hal yang bijak karena ada banyak hal yang yang terjad terjadii (yang (yang mungki mungkin n akan akan memper memperbur buruk uk kondisi kondisi si korban) korban) karena tidak tidak segera segera ditolong. Masalah-masalah fraktur yang banyak terjadi antara lain adalah fraktur pada kaki dan tangan. Misalnya, pada bagian femur dan distal tangan.
6
A. Definisi
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusny terputusnyaa kontinuita kontinuitass tulang, tulang, sedangkan sedangkan menurut menurut Boenges, Boenges, ME., Moorhouse, Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000) fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.
B. Etiologi
Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur Fraktur dapat diakibatkan diakibatkan oleh beberapa hal yaitu: 1.
Fraktur akibat peristiwa trauma. Sebagisan fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tibatiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat tempat yang terk terken enaa dan dan jari jaring ngan an luna lunak k juga juga past pastii akan akan ikut ikut rusa rusak. k. Pemu Pemuku kula lan n bias biasan anya ya meny menyeb ebab abka kan n frak fraktu turr luna lunak k juga juga past pastii akan akan ikut ikut rusa rusak. k. Pemu Pemuku kula lan n bias biasan anya ya menyebabkan menyebabkan fraktur melintang melintang dan kerusakan kerusakan pada kulit diatasnya. diatasnya. Penghancuran Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
2.
Fraktu Frakturr akibat perist peristiwa iwa kelelah kelelahan an atau tekanan. tekanan. Retak Retak dapat terjad terjadii pada tulang tulang sepert sepertii halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.
7
3.
Frak Fraktu turr patol patolog ogik ik kare karena na kele kelema maha han n pada pada tula tulang. ng. Frak Fraktu turr dapat dapat terj terjad adii oleh oleh tekan tekanan an yang yang normal normal kalau kalau tulang tulang terseb tersebut ut lunak lunak (misal (misalnya nya oleh oleh tumor) tumor) atau atau tulangtulang-tul tulang ang tersebut sangat rapuh.
Etiologi berdasarkan jenis masing-masing fraktur: 1.
Fraktur pa pada ka kaki Ham Hampir pir set setiap tulan ulang g di kaki kaki dapa dapatt meng mengal alam amii pat patah tulan ulang g fraktur (fraktur ). ). banya banyak k dianta diantara ra patah patah tulang tulang ini yang yang tidak tidak membut membutuhk uhkan an pembeda pembedahan han,, sedang sedangkan kan yang lainnya harus diperbaiki melalui pembedahan untuk mencegah kerusakan yang menet menetap ap.. Di daer daerah ah diat diatas as tula tulang ng yang yang pata patah h bias biasan anya ya memb memben engka gkak k dan dan nyer nyeri. i. Pemben Pembengkak gkakan an dan nyeri nyeri bisa bisa menjal menjalar ar ke luar luar daerah daerah patah patah tulang tulang jika jika jaring jaringan an lunaknya mengalami memar. Patah tulang di dalam dan di sekitar pergelangan kaki paling sering terjadi jika pergelangan kaki berputar ke dalam sehingga kaki terputar ke luar luar atau atau pergel pergelang angan an kaki kaki berput berputar ar ke luar. luar. Nyeri, Nyeri, pemben pembengkak gkakan an dan perdar perdarahan ahan cenderung terjadi. Fraktur ini bisa berakibat serius jika tidak ditangani dengan baik. semua fraktur pergelangan kaki harus digips. Untuk patah tulang pergelangan kaki yang berat berat,, dimana dimana tulang tulang terpis terpisah ah jauh jauh atau atau salah salah menemp menempel, el, mungki mungkin n perlu perlu dilaku dilakukan kan pembedahan. Frakt Fraktur ur
tula tulang ng
metatarsal
(tul (tulan ang g
pert perten enga gaha han n
kaki kaki))
seri sering ng
terj terjad adi. i.
Penyebab yang paling sering adalah terlalu banyak berjalan atau penggunaan berlebihan yang menyebabkan tekanan tidak langsung. penyebab lainnya adalah benturan hebat yang yang terjad terjadii secar secaraa mendada mendadak. k. Untuk Untuk memungk memungkink inkan an penyemb penyembuha uhan n tulang, tulang, maka maka dilakukan imobilisasi dengan sepatu bertelapak bertelapak keras. Jika tulang terpisah terpisah sangat jauh, mungki mungkin n diperl diperluka ukan n pembed pembedahan ahan untuk untuk meluru meluruska skan n pecahan pecahan-pec -pecaha ahan n tulang tulang yang yang patah. Tulang sesamoid (2 tula tulang ng bula bulatt keci kecill yang yang terl terlet etak ak di ujun ujung g bawa bawah h tula tulang ng metatarsal
ibu
jari
kaki)
juga
bisa
mengalami
patah
tulang.
fraktu frakturr tulang tulang sesamo sesamoid id bisa bisa diseba disebabkan bkan oleh oleh berlar berlari, i, berjal berjalan an jauh jauh dan olah olah raga raga (misalnya basket dan tenis). Menggunakan bantalan atau penyangga sepatu khusus bisa 8
mengurangi nyeri. Jika nyeri berkelanjutan, mungkin tulang sesamoid harus diangkat melalui pembedahan. Cedera pada jari kaki (terutama jari-jari yang kecil) sering terjadi, apalagi jika berja berjalan lan tanpa tanpa alas alas kaki. kaki. Fraktur Fraktur simplek simplek pada pada keempa keempatt jari jari kaki yang kecil kecil akan akan sembuh tanpa perlu memasang gips. Dilakukan pembidaian jari kaki dengan pita atau velcro selama 4-6 minggu. Menggunakan sepatu beralas keras atau yang berukuran agak hallux)) besar bisa membantu mengurangi nyeri. Biasanya fraktur pada ibu jari kaki ((hallux cenderung lebih berat, dan menyebabkan nyeri yang lebih hebat, pembengkakan dan perda perdarah rahan an dibawa dibawah h kulit. kulit. Patah Patah tulang tulang hallux hallux bisa bisa terjad terjadii karena karena kaki kaki menend menendang ang sesu sesuat atu u atau atau kare karena na sebu sebuah ah benda benda yang yang bera beratt jatu jatuh h diat diatas asny nya. a. Perl Perlu u dila dilaku kukan kan pembedahan untuk memperbaiki patah tulang hallux. Fraktur patella pextra merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut pada kaki kanan. Batang femur dapat mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran (twisting (twisting ), ), atau pukulan pada bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi fleksi pada kecelakaan kecelakaan jalan raya. Femur merupakan tulang terbesar dalam tubuh dan batang femur pada orang dewasa sangat kuat. Dengan demikian, trauma langsung yang keras, seperti yang dapat dialami dialami pada kecelakaan kecelakaan automobil, automobil, diperlukan diperlukan untuk menimbulkan menimbulkan fraktur batang batang femu femur. r.
Perd Perdar arah ahan an
inte intern rnaa
yang yang
masi masiff
dapa dapatt
meni menimb mbul ulka kan n
renj renjat atan an
bera berat. t.
Penata Penatalak laksan sanaan aan fraktu frakturr ini mengal mengalami ami banyak banyak perubah perubahan an dalam dalam waktu waktu 10 tahun tahun tera terakh khir ir ini. ini. Trak Traksi si dan dan spica spica castin casting g atau cast bracing bracing , meskip meskipun un merupak merupakan an penatalaksanaan non-invasif pilihan untuk anak-anak, mempunyai kerugian dalam hal memer emerlu luka kan n
masa asa
berb berbar arin ing g
dan dan
rehab ehabiilitas itasii
yang yang lama. ama.
Oleh Oleh kar karena ena
itu, tu,
penatalaksanaan ini tidak banyak digunakan pada orang dewasa. 2.
Frakt raktur ur pada pada tang tangan an Kejadi Kejadian an fraktu frakturr Colles Colles cukup cukup tinggi tinggi,, tetapi tetapi sampai sampai sekara sekarang ng masih masih banyak banyak per perbe beda daan an
meng mengen enai ai
klas klasif ifik ikas asi, i,
cara cara
repo reposi sisi si,,
meto metoda da
fiks fiksas asi, i,
fakt faktor or
yang yang 9
mempengaruhi hasil akhir serta prognosis (Kreder dkk, 1996). Hasil yang baik dapat dicapai dengan diagnosa yang tepat, reposisi yang akurat, fiksasi yang adekuat serta rehabilita rehabilitasi si yang memadai. memadai. Reposisi Reposisi tertutup tertutup biasanya biasanya tidak tidak sulit, sulit, tetapi tetapi sulit sulit untuk mempertaha mempertahankan nkan hasil reposisi, reposisi, terutama terutama pada fraktur fraktur kominutif kominutif (Linden dkk,1981; dkk,1981; Manjas Manjas,, 1996). 1996). Selama Selama ini metoda fiksasi fiksasi yang yang banyak banyak dianut dianut adalah adalah dengan dengan gips gips sirkuler 0, lengan bawah panjang sampai di atas siku dengan posisi siku fleksi 90 pronasi, pergelangan tangan fleksi dan deviasi ulna seperti yang dianjurkan oleh Salter atau Walstrom yang dikenal dengan “Cotton Loader“ (Salter, 1984). Sejak jaman Hipocrates sampai awal abad 19, fraktur distal radius masih disalah artikan sebagai dislokasi dari npergelangan tangan. Abraham Colles (1725 – 1843) pada tahun 1814 mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul ‘On the fracture of the carpal extremity of the radius’. Sejak saat itu fraktur jenis ini diberi nama sebagai fraktur Colles sesuai dengan nama Abraham Colles (Appley,1995; Salter,1984). Fraktur Colles’ adalah fraktur yang terjadi pada tulang radius bagian distal yang berjarak 1,5 inchi dari permukaan sendi radiocarpal dengan deformitas ke posterior, yang yang bias biasany anyaa terj terjad adii pada pada umur umur di atas atas 45-5 45-50 0 tahun tahun denga dengan n tula tulangn ngnya ya suda sudah h osteoporosis. Kalau ditemukan pada usia muda disebut fraktur tipe Colles’ (Appley, 1995; Jupiter, 1991; Salter, 1984). Bagian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya kirakira 1,5 – 2 inchi distal radius. Pada tempat ini ditemui bagian tulang distal radius yang relatif relatif lemah karena tempat tempat persambungan persambungan antara tulang tulang kortikal kortikal dan tulang tulang spongiosa spongiosa dekat sendi. Dorsal radius bentuknya cembung dengan permukaan beralur-alur untuk tempat tempat lewatn lewatnya ya tendon tendon eksten ekstensor sor.. Bagian Bagian volarn volarnya ya cekung cekung dan ditutu ditutupi pi oleh oleh otot otot pronator quadratus. Sisi lateral radius distal memanjang ke bawah membentuk prosesus styloideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus styloideus ulna. Bagian ini merupakan tempat insersi otot brakhioradialis (Appley, 1995; Brumfeeld et al, 1984; Salter, 1984).
10
Pada antebrakhii antebrakhii distal ini ditemui ditemui 2 sendi yaitu sendi radioulna radioulna distal distal dan sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia melekat pada batas permukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen antara lain : a.
Ligame Ligamentu ntum m Carpe Carpeum um volare volare (yang (yang pali paling ng kuat kuat). ).
b. b.
Liga Ligame ment ntum um Carp Carpae aeum um dorsa dorsale le..
c.
Liga Ligame ment ntum um Car Carpal pal dors dorsal alee dan dan vola volare re..
d.
Liga Ligame ment ntum um Coll Collat ater eral al..
C. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989). Ketika patah patah tulang tulang,, akan akan terjad terjadii kerusa kerusakan kan di kortek korteks, s, pembul pembuluh uh darah, darah, sumsum sumsum tulang tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang tulang dibawa dibawah h perios periostiu tium m dengan dengan jaring jaringan an tulang tulang yang yang mengat mengatasi asi fraktu fraktur. r. Terjad Terjadiny inyaa respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasm plasmaa dan leukos leukosit it.. Ketika Ketika terjad terjadii kerusa kerusakan kan tulang tulang,, tubuh tubuh mulai mulai melakuk melakukan an proses proses penyembuhan penyembuhan untuk memperbaiki memperbaiki cidera, tahap ini menunjukkan menunjukkan tahap awal penyembuhan penyembuhan tulang. Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematom menyebabkn dilatasi dilatasi kapiler kapiler di otot, sehingga meningkatkan meningkatkan tekanan tekanan kapiler, kapiler, kemudian kemudian menstimula menstimulasi si histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan syndroma comportement.
11
D. Klas Klasif ifik ikas asii Fra Frakt ktur ur
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi fraktur sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli: 1.
Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi : a.
Fraktur komplit Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.
b. b.
Frakt raktur ur inkom nkompl pliit Adal Adalah ah pata patah h atau atau disk diskon onti tinu nuit itas as jari jaringa ngan n tula tulang ng denga dengan n gari gariss patah patah tida tidak k menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).
2.
Menurut Menurut Black Black dan Matassarin Matassarin (1993) yaitu yaitu fraktur fraktur berdasa berdasarkan rkan hubungan hubungan dengan dunia luar, meliputi: a.
Fraktu Frakturr tertutu tertutup p yaitu yaitu fraktur fraktur tanpa tanpa adanya kompli komplikas kasi, i, kulit kulit masih masih utuh, tulang tulang tidak menonjol malalui kulit.
b.
Fraktur Fraktur terbuka terbuka yaitu yaitu fraktur fraktur yang merusak merusak jaringan jaringan kulit, kulit, karena karena adanya adanya hubungan hubungan dengan dengan lingkun lingkungan gan luar, luar, maka maka fraktu frakturr terbuk terbukaa potens potensial ial terjad terjadii infeks infeksi.F i.Frak raktur tur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu: •
Grade I
: Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot
•
Grade II
: Seperti grade I dengan memar kulit dan otot
•
Grade III
: Luka sebesar sebesar 6-8 cm dengan dengan kerusakan kerusakan pembulu pembuluh h darah, syaraf otot dan kulit.
3.
Long Long (1996) (1996) membagi membagi frakt fraktur ur berdas berdasark arkan an garis garis patah patah tulang, tulang, yait yaitu: u: 12
a.
Gree Green n Stic Stick k yait yaitu u pada pada sebela sebelah h sisi sisi dari dari tula tulang, ng, serin sering g terj terjad adii pada pada anak-a anak-anak nak dengan tulang lembek
4.
b. b.
Trans Transve vers rsee yait yaitu u patah patah mel melint intan ang g
c.
Long Longit itud udin inal al yai yaitu tu pat patah ah mem meman anja jang ng
d.
Obli Obliqu quee yait yaitu u gari gariss pat patah ah mir mirin ing g
e.
Spir Spiral al yait yaitu u pat patah ah meli meling ngka kar r
Blac Black k dan Mata Matass ssar arin in (199 (1993) 3) mengk mengkla lasi sifi fikas kasii lagi lagi frakt fraktur ur berdas berdasar arka kan n kedud keduduk ukan an fragmen yaitu: a.
Tida Tidak k ada ada disl dislok okas asii
b.
Adanya Adanya dislok dislokasi asi,, yang yang dibeda dibedakan kan menjad menjadi: i: •
Disklokasi at axim yaitu membentuk sudut
•
Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauh
•
Dislokasi at longitudinal yaitu berjauhan memanjang
•
Dislok Dislokasi asi at lotusc lotuscum um contro controlti ltinicu nicum m yaitu yaitu fragme fragmen n tulang tulang berjau berjauhan han dan memendek.
E. Gamba ambara ran n Klini linik k
Lewis (2006) menyampaikan manifestasi kunik fraktur adalah sebagai berikut: 1.
Nyeri Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.
2.
Bengkak/edama Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya. 13
3.
Memar/ekimosis Merupak Merupakan an peruba perubahan han warna warna kulit kulit sebaga sebagaii akibat akibat dari dari extrav extravasi asi daerah daerah di jaring jaringan an sekitarnya.
4.
Spame otot Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur.
5.
Penur enurun unan an sens sensas asii Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.
6.
Ganggua guan fungsi Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
7.
Mobil obiliitas tas abn abnor orma mall Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.
8.
Krepitasi Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan.
9.
Deformitas Abnor Abnorma maln lnya ya posi posisi si dari dari tula tulang ng seba sebagai gai hasil hasil dari dari kece kecela laka kaan an atau atau traum traumaa dan per perge gera raka kan n otot otot yang yang mend mendor oron ong g frag fragme men n tula tulang ng ke posi posisi si abno abnorm rmal al,, akan akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
10. Shock hipovolemik
Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan h ebat. 14
11. Gambaran Gambaran X-ray X-ray menentukan menentukan fraktur fraktur Gambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur
F.
Komplikasi
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut Doenges (2000) antara lain: 1.
Shock
2.
Infeksi
3.
Nekr Nekro osis sis diva divasskul kuler
4.
Cide Cidera ra vask vaskul uler er dan dan sar saraf af
5.
Mal union
6.
Bor Borok akib akibat at tekan ekanan an
G. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n
Terdapat Terdapat beberapa beberapa tujuan tujuan penatalaksa penatalaksanaan naan fraktur fraktur menurut menurut Henderson Henderson (1997), (1997), yaitu mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah ke dalam bentuk semula (anato (anatomis mis), ), imobil imobilisa isasi si untuk untuk memper mempertah tahanka ankan n bentuk bentuk dan memper memperbaik baikii fungsi fungsi bagian bagian tulang yang rusak. Beber Beberapa apa tind tindaka akan n yang yang bisa bisa dila dilakuk kukan an seba sebaga gaii pert pertol olong ongan an awal awal untuk untuk menangani korban luka patah tulang: 1.
Kena Kenali li ciri ciri awal awal pata patah h tula tulang ng denga dengan n memp memper erhat hatik ikan an riwa riwaya yatt trau trauma ma yang yang terj terjadi adi karena; benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan kuat pasien mengalami patah tulang. Biasanya, pasien akan mengalami rasa nyeri yang amat sangat dan bengkak bengkak hingga hingga terjad terjadiny inyaa peruba perubahan han bentuk bentuk yang yang keliha kelihatan tannya nya tidak tidak wajar wajar (seperti; membengkok atau memuntir). 15
2.
Jika Jika dite ditemu mukan kan luka luka yang yang terb terbuka uka,, bersi bersihk hkan an denga dengan n anti antise sept ptik ik dan usahak usahakan an untu untuk k menghentikan pendarahan dengan dibebat atau ditekan dengan perban atau kain bersih. Lakukan reposisi (pengembalian tulang yang berubah ke posisi semula) namun hal ini tidak boleh dilakukan secara paksa dan sebaiknya dilakukan oleh para ahli atau yang sudah biasa melakukannya.
3.
Pert Pertah ahank ankan an daer daerah ah pata patah h tula tulang ng denga dengan n mengg menggun unaka akan n bidai bidai// papan papan dari kedua kedua sisi sisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisinya tetap stabil.
Jenis-jenis fraktur reduction yaitu:
1.
Mani Manipu pula lasi si atau atau clos closee red red Adalah tindakan non bedah untuk mengembalikan posisi, panjang dan bentuk. Close reduksi dilakukan dengan local anesthesia ataupun umum.
2.
Open re reduksi Adalah perbaikan bentuk tulang dengan tindakan pembedahan sering dilakukan dengan internal fixasi menggunakan kawat, screlus, pins, plate, intermedullary rods atau nail. Kelema Kelemahan han tindaka tindakan n ini adalah adalah kemung kemungkin kinan an infeks infeksii dan kompli komplikas kasii berhubu berhubunga ngan n dengan anesthesia. Jika dilakukan open reduksi internal fixasi pada tulang (termasuk sendi) maka akan ada indikasi untuk melakukan ROM.
3.
Traksi Alat Alat trak traksi si dibe diberi rikan kan denga dengan n kekua kekuata tan n tari tarika kan n pada pada anggo anggota ta yang yang frakt fraktur ur untu untuk k meluruskan bentuk tulang. Ada 3 macam yaitu:
4.
Skin traksi Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plester langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme 16
otot pada bagian yang cedera, dan biasanya digunakan untuk jangka pendek (48-72 jam). 5.
Skeletal tr traksi Adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat) ke dalam tulang.
6.
Mai Mainten ntenan ance ce traks raksii Merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara langsung pada tulang dengan kawat atau pins.
FRAKTUR COLLES
Fraktu Frakturr radius radius distal distal adalah adalah salah salah satu satu dari dari macam macam fraktu frakturr yang yang biasa biasa terjad terjadii pada perge pergelan langan gan tangan. tangan. Umumny Umumnyaa terjad terjadii karena karena jatuh jatuh dalam dalam keadaan keadaan tangan tangan menump menumpu u dan biasa biasanya nya terjad terjadii pada pada anak-a anak-anak nak dan lanjut lanjut usia. usia. Bila Bila seseor seseorang ang jatuh jatuh dengan dengan tangan tangan yang yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktu Frakturr radius radius distal distal merupak merupakan an 15 % dari dari seluru seluruh h kejadi kejadian an fraktu frakturr pada dewasa. dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles. (Armis, 2000). Ini adalah fraktur yang yang paling paling sering sering ditemu ditemukan kan pada pada manula manula,, inside insidensi nsinya nya yang yang tinggi tinggi berhubu berhubungan ngan dengan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang. (Apley & Solomon, 1995). Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terb terbuk ukaa dan pron pronas asi. i. Gaya Gaya akan akan dite diteru rusk skan an ke daera daerah h meta metafi fisi siss radi radius us dist distal al yang yang akan akan meny menyeb ebab abkan kan pata patah h radi radius us 1/3 1/3 dist distal al di mana mana gari gariss pata patah h berj berjar arak ak 2 cm dari dari perm permuk ukaan aan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, 17
radial dan supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styl styloi oide deus us ulna ulna,, sedan sedangk gkan an disl disloka okasi si bagia bagian n dist distal al ke dors dorsal al dan dan gera geraka kan n ke arah arah radi radial al menyebabkan
subluksasi
sendi
radioulnar
distal
(Reksoprodjo,
1995)
Momok cedera tungkai atas adalah kekakuan, terutama bahu tetapi kadang-kadang siku atau tangan. Dua hal yang harus terus menerus diingat : (1) pada pasien pasien manula, terbaik terbaik untuk tidak tidak mempedulikan mempedulikan fraktur fraktur tetapi tetapi berkonsentra berkonsentrasi si pada pengembalian gerakan; (2) apapun jenis jenis cedera itu, dan bagaimanapun bagaimanapun cara cara terapinya, terapinya, jari harus harus mendapatkan mendapatkan latihan latihan sejak awal. (Apley & Solomon, 1995) Melihat masih cukup tingginya angka kejadian fraktur Colles maka perlu diketahui insidensi fraktur Colles di RSUD Saras Husada Purworejo, agar dapat dilakukan perawatan dan penanganan secara intensif pada tiap-tiap kasusnya.
DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998). Cedera yang digambarkan digambarkan oleh Abraham Colles Colles pada tahun 1814 adalah fraktur fraktur melintang pada radius radius tepat di atas pergelangan pergelangan tangan, tangan, dengan pergeseran pergeseran dorsal dorsal fragmen fragmen distal. distal. (Apley & Solomon, Solomon, 1995)
EPIDEMIOLOGI
Fraktur distal radius terutama fraktur Colles’ lebih sering ditemukan pada wanita, dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun (Clancey, 1984; Cooney, 1982). Secara umum insidennya kira-kira 8 – 15% dari seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu survey epidemiologi yang dilakukan di Swedia, didapatkan angka 74,5% dari seluruh fraktur pada lengan bawah merupakan fraktur distal radius (Cooney,1980). Umur di atas 50 tahun pria dan wanita 1 berbanding 5. Sebelum umur 50 tahun, insiden pada pria dan wanita lebih kurang sama 18
di mana fraktur Colles’ lebih kurang 60% dari seluruh fraktur radius (Cooney,1980). Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-rata pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 – 59 tahun (Dias dkk, 1980; Sarmiento dkk, 1980).
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO •
•
usia lanjut postmenopause
•
massa otot rendah
•
osteoporosis
•
kurang gizi
•
olaraga seperti sepakbola dll
•
aktivitas seperti skating, skateboarding atau bike riding
•
kekerasan
•
ACR (albumin-cr (albumin-creatin eatinin in ratio) yang tinggi tinggi efek ini kemungkinan kemungkinan disebabkan disebabkan oleh gangguan gangguan sekres sekresii 1,25-d 1,25-dihi ihidro droksi ksivit vitami amin n D, yang yang menyeb menyebabk abkan an malabs malabsopr oprsi si kalsium.
ANATOMI DAN KINESIOLOGI
Tulang Tulang radius radius ke arah arah distal distal membent membentuk uk permuk permukaan aan yang yang lebar lebar sampai sampai persen persendia dian n dengan tulang carpalia. Dan peralihan antara dense cortex dan cancellous bone pada bagian distal merupa merupakan kan bagian bagian yang yang sangat sangat lemah lemah dan mudah mudah terjad terjadii fraktu fraktur. r. Pentin Penting g sekali sekali diketa diketahui huiii kedudukan anatomis yang normal dari pergelangan tangan, terutama posisi dari ujung distal radius. 19
Perlu diperhatikan 3 ukuran yang utama : 1.
Radial he height :
Yaitu Yaitu jarak jarak procce proccesus sus styloide styloideus us radii radii terhad terhadap ap ulna. ulna. Diukur Diukur dari jarak jarak antara antara garis garis horizontal horizontal yang ditarik melalui melalui ujung procesus procesus styloideus styloideus radii dan melalui melalui ujung distal ulna. Ukuran normalnya kira-kira 1 cm. 2.
Dera Derajat jat “ulna “ulna tilt” tilt” atau atau “uln “ulna a devia deviatio tion” n” dari permuk permukaan aan sendi sendi ujun ujung g dista distall radius radius pada posisi anterior posterior.
Norma Normal, l, permuk permukaan aan sendi sendi ini letakn letaknya ya mirin miring g menghad menghadap ap ke ulnar. ulnar. Deraja Derajatt mirin miringny gnyaa diukur dari besarnya sudut antara garis horizontall yang tegak lurus pada sumbu radius dan garis yang sesuai dengan permukaan sendi. Normal : 15 – 30 derajat, rata-rata 23 derajat.
3.
Derajat “volar tilt” (volar deviation) deviation) dari dari permukaan permukaan sendi radius pada posisi lateral. lateral.
Normal : permukaan sendi ini miring menghadap kebawah dan kedepan. Besarnya diukur dengan sudut antara garis horizontal tegak lurus sumbu radius dan garis yang sesuai dengan permukaan sendi. Normal : 1 – 23 derajat, rata-rata 11 derajat.
Alat-alat gerak yang meliputi ini ialah : 1.
Posterior :
Berbentuk cembung dan terdapat sekumpulan tendon/otot extensor yang mempunyai fungsi ekstensi. 2.
Anterior :
Berbentuk cekung dan terdapat sekumpulan tendon/otot fleksor yang mempunyai fungsi fleksi lengan bawah dan tangan. Dan pada bagian dalam ada: m. pronator quadratus yang berjalan menyilang dan berfungsi terutama untuk pronasi. 3.
Lateral :
20
Tampak Tampak m. supinator supinator longus yang mempunyai insersi pada procesus. procesus. styloideus styloideus radii yang mempunyai fungsi utama sebagai supinasi.
Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum dan navikulare ke arah arah dist distal al,, dan dan denga dengan n tula tulang ng ulna ulna bagi bagian an dist distal al ke arah arah medi medial al.. Bagi Bagian an dist distal al sendi sendi radiok radiokarp arpal al diperk diperkuat uat dengan dengan simpai simpai di sebela sebelah h volar volar dan dorsal dorsal,, dan ligame ligament nt radiok radiokarp arpal al kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligament dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. Ligamen kolateral ulna bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament radioulnar dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage complex) (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998) Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90 derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998)
Gamb Gambar ar
1a. 1a.
Sudut udut
nor normal mal
send sendii
radi radiok okar arpa pall
di
bagi bagian an
vent ventra rall
(tam tampak pak
later ateral al))
21
Gamb Gambar ar 1b. 1b.
Sudu Sudutt
norm normal al yang ang
dibe dibent ntuk uk oleh oleh ulna ulna ter terhada hadap p
send sendii
radi adiokar okarpa pall
Sendi radiokarpal normalnya memiliki sudut 1 - 23 derajat pada bagian palmar (ventral) sepert sepertii diperl diperliha ihatka tkan n pada gambar gambar 1a. Fraktu Frakturr yang yang meliba melibatka tkan n angulas angulasii ventral ventral umumny umumnyaa ber berha hasi sill baik baik dala dalam m fung fungsi si,, tida tidak k seper seperti ti frakt fraktur ur yang yang meli melibat batkan kan angu angula lasi si dors dorsal al send sendii radiokarpal yang pemulihan fungsinya tidak begitu baik bila reduksinya tidak sempurna. Gambar 1b memperlihatkan sudut normal yang dibentuk tulang ulna terhadap sendi radiokarpal, yaitu 15 - 30 derajat. Evaluasi terhadap angulasi penting dalam perawatan fraktur lengan bawah bagian distal, distal, karena kegagalan atau reduksi reduksi inkomplit inkomplit yang tidak memperhitungka memperhitungkan n angulasi angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan oleh ulna. (Simon & Koenigsknecht, 1987)
Anatomi dan Biomekanik Antebrakhii Distal
Bagian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya kira-kira 1,5 – 2 inchi distal radius. Pada tempat ini ditemui bagian tulang distal radius yang relatif lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan tulang spongiosa dekat sendi. Dorsal radius radius bentuk bentuknya nya cembun cembung g dengan dengan permuk permukaan aan beralu beralur-a r-alur lur untuk untuk tempat tempat lewatn lewatnya ya tendon tendon ekstensor. Bagian volarnya cekung dan ditutupi oleh otot pronator quadratus. Sisi lateral radius distal memanjang ke bawah membentuk prosesus styloideus radius dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus styloideus ulna. Bagian ini merupakan tempat insersi otot brakhioradialis (Appley, 1995; Brumfeeld et al, 1984; Salter, 1984). 22
Pada Pada antebr antebrakh akhii ii distal distal ini ditemui ditemui 2 sendi sendi yaitu yaitu sendi sendi radiou radioulna lna distal distal dan sendi sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia melekat pada batas permukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen antara lain : 1.
Ligame Ligamentu ntum m Carpe Carpeum um vola volare re (yan (yang g pali paling ng kuat) kuat)..
2.
Liga Ligame ment ntum um Carp Carpaeu aeum m dors dorsal ale. e.
3.
Liga Ligame ment ntum um Carp Carpal al dors dorsal alee dan vol volar are. e.
4.
Liga Ligame ment ntum um Coll Collat ater eral al..
Anatomi Pergelangan Tangan Anatomi
WRIST = REGIO CARPALIS
23
24
Anterior
a.
Struktur Struktur ini berjalan berjalan superf superficial icial terhadap terhadap retina retinaculum culum musculorum musculorum flexorum flexorum dari medial medial ke lateral 1) Tend Tendo o muscu musculu luss flex flexor or carp carpii ulnar ulnaris is 2)
N. Ulnaris
3)
A. Ulnaris
4) Ramus Ramus cutane cutaneus us palmar palmaris is nervi nervi ulnari ulnariss 5) Tend Tendo o musc muscul ulus us pal palma mari riss longu longuss 6) Ramu Ramuss cut cutan aneus eus nerv nervii med media ianu nuss b.
Struktur Struktur ini ini berjalan berjalan di bawah bawah retinacul retinaculum um musculoru musculorum m flexorum flexorum dari dari medial medial ke lateral lateral 1) Tendo Tendo muscu musculus lus flex flexor or digit digitoru orum m superfi superficia cialis lis 2)
N. Medianus
3) Tendo Tendo muscul musculus us flexor flexor polici policiss longu longuss 4) Tendo Tendo muscul musculus us flexor flexor carpi carpi radial radialis is
25
26
27
Posterior
a.
Struk Struktur tur ini berjala berjalan n superf superfici icial al terhadap terhadap retinacu retinaculum lum musculo musculorum rum extensor extensorum um dari medial medial ke lateral 1) Ramus Ramus cutaneus cutaneus dorsa dorsalis lis(po (poste sterio rior)n r)nervi ervi ulnar ulnaris is 2)
Vena bas basilica
3)
Vena cepa epalica
4) Ramus Ramus superf superfici iciali aliss nervi nervi radial radialis is b.
Struktur Struktur ini ini berjalan berjalan di bawah bawah retinacul retinaculum um musculoru musculorum m extensorum extensorum dari dari medial medial ke lateral lateral 1) Tendo Tendo muscul musculus us exte extenso nsorum rum carpi carpi ulnari ulnariss 2) Tendo Tendo muscul musculus us extens extensor or digiti digiti minimi minimi 3) Tendo Tendo musc musculu uluss exten extensor sor digito digitorum rum et indi indicis cis 4) Tendo Tendo muscul musculus us extens extensor or polici policiss long longus us
28
Persarafan
1.
2.
Lateral co cord a.
Lat Lateral eral pec pecttoral oral ner nerve ve
b. b.
Musc Muscul uloc ocut utan aneo eous us nerv nervee
c.
Late Latera rall roo roott of of med media ian n nerv nervee
Medial cord a.
Medi Medial al pect pector oral al nerv nervee 29
3.
b. b.
Medi Medial al cutan cutaneou eouss ner nerve ve of arm arm
c.
and and medi medial al cut cutan aneou eouss nerv nervee of fore forear arm m
d.
Ulnar nerve
e.
Medi Medial al root root of medi median an nerv nervee
Posterior cord a.
Upper Upper and and low lower er subs subsca capu pula larr ner nerve vess
b. b.
Thor Thorac acod odor orssal ner nerve
c.
Axillary ne nerve
d.
Radial ne nerve
Jenis Pergerakan pada Pergelangan Tangan/Articulatio radiocarpalis(sendi pergelangan tangan) a.
Arti Articu cula lati tio o
: ant antara ara ujun ujung g dis distal tal radiu adiuss dan dan disc discus us art articul iculat atic icul ular ariis di sebe sebellah tas tas dengan os lunatum, os triquetrum, dan os scapoideum
Tipe
: sendi episoidea sinovial
Persarafan
: N. Interossea anterior dan ramus profundus nervi radialis
1) Flexio Flexio,, dilakuk dilakukan an oleh oleh M. Flexor Flexor carpi radial radialis, is, M. Flexor Flexor carpu ulnari ulnaris, s, M. Palmar Palmaris is longus, dan dibantu otot lain 2) Extentio, dilakuakn oleh M. Carpi radialis longus, M. Extensor capi radialis brevis, M.
Extensor carpi ulnaris 3) Abductio, M. Flexor carpi radialis
30
b. b.
Arti Articu cula lati tio o radioul radioulna nari riss distal distalis is Aryt Arytic icul ulat atio io
: ant antar araa cap caput ut ulan ulan dan dan inc incis isur uraa ula ulanr nris is radi radiii
Tipe
: sendi pivot sinovila
Persarafan
: nervus interosseus anterior dan ranmus profundus nervi radialis
1) Pronatio, Pronatio, dilakukan dilakukan oleh M. Pronator teres teres dan M. Pronator Pronator quadratus quadratus 2) Supinatio, Supinatio, dilakukan dilakukan oleh M. biceps brachii brachii damn M. Supinator Supinator
Wrist Joint Joint Motions (Adapted from Luttgens & Hamilton, 1997)
31
TABLE. 1
Average ROMs (Adapted from Luttgens & Hamilton, 1997) Source 1*
Source 2*
Source 3*
Source 4*
140
145
145
145
Hyperextension
0
0
0
0-10
Pronation
80
90
90
80
Supination
80
85
90
90
Extension (Dorsiflexion)
60
70
70
50
Flexion (Palmar flexion)
60
90
-
60
Radial Deviation
20
20
20
20
Ulnar Deviation
30
30
35
30
Flexion
180
170
130
180
Hyperextension
50
30
80
60
Abduction
180
170
180
180
Joint/Segment
Movement
Flexion Elbow
Forearm
Wrist
Shoulder
32
Shoulder w/ Abducted Arm
Adduction
50
-
-
-
Internal Rotation
90
90
70
60-90
External Rotation
90
90
70
90
Horizontal Adduction
-
-
-
135
Horizontal Adduction
-
-
-
45
100
120
125
120
Hyperextension
30
10
10
30
Abduction
40
45
45
45
Adduction
20
-
10
0-25
Internal Rotation
40
35
45
40-45
External Rotation
50
45
45
45
Flexion
150
120
140
130
Plantar flexion
20
45
45
50
Dorsiflexion
30
15
20
20
Flexion
60
-
-
40
Hyperextension
75
-
-
40
Lateral Flexion
45
-
-
45
Rotation
80
-
-
50
45-50
-
-
45
25
-
-
20-35
25
-
-
30
Flexion
Hip
Extended Hip
Kn e e
Ankle
Cervical Spine
Lumbar-thoracic Flexion Spine Hyperextension Lateral Flexion
33
Rotation
30
-
-
45
Dilihat dari anatomi pergelangan tangan dan posisi tangan saat jatuh, maka bagian mana saja yang mungkin mengalami kerusakan ?
Berdasarkan dari penjelasan anatomi sebelumnya dan berhubungan dengan posisi tangan pada saat jatuh, bagian yang mungkin mengalami kerusakan adalah radius distal, ulna distal, ossa carpal serta jaringan yang ada disekitar tulang yang mengalami fraktur. Pada saat jatuh terpeleset, posisi tangan berusaha untuk menahan badan dalam posisi terbuk terbukaa dan pronas pronasi. i. . Lalu Lalu dengan dengan terjad terjadiny inyaa bentura benturan n yang yang kuat, kuat, gaya gaya akan akan diteru diteruska skan n ke daerah metafisis radius distal dan mungkin akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis
patah
berjarak
2
Sehingga
cm
dari
permukaan
tulang
yang
meng mengal alam amii frat fratur ur pada pada posis posisii
persendian
pergelangan
tangan.
kemungkinan ters terseb ebut ut adala adalah h radi radius us
distal dan os scaphoideum.
34
Colles fracture
Scaphoid fracture
Deng Dengan an posi posisi si tanga tangan n pada pada saat saat jatu jatuh h sepe sepert rtii gamb gambar ar di atas atas,, maka maka gaya gaya yang yang kuat kuat akan akan berlawanan arah ke daerah pergelangan tangan. Dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bahwa yang yang mungki mungkin n mengal mengalami ami fraktu frakturr adalah adalah distal distal radius radius sebab sebab diliha dilihatt dari dari strukt struktur ur jaringannya saja tulang daerah tersebut memang rawan patah.
Gerakan Pada Pergelangan Tangan
Sendi radioulnar distal adalah sendi antara ‘cavum sigmoid radius’ (yang terletak pada bahagi bahagian an dalam dalam radius radius)) dengan dengan ulna. ulna. Pada Pada permuk permukaan aan sendi sendi ini terdap terdapat at ‘fibro ‘fibrocar cartil tilago ago triangular’ dengan basis melekat pada permukaaan inferior radius dan puncaknya pada prosesus styloideus ulna. Sendi ini membantu gerakan pronasi dan supinasi lengan bawah, di mana dalam keadaan normal gerakan ini membutuhkan kedudukan sumbu sendi radioulnar proksimal dan distal dalam keadaan ‘coaxial’. 35
Adapun nilai maksimal rata-rata lingkup sendi dari pronasi dan supinasi sebagai berikut : 1. pronasi = 80 - 900 2.
supinasi = 80 – 900
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon untuk pengukuran lingkup sendi ini, siku harus dalam posisi fleksi 900 sehingga mencegah gerakan rotasi pada humerus (Kaner, 1980; Kapanji, 1983). Sendi Radio Carpalia merupakan suatu persendian yang kompleks, dibentuk oleh radius distal dan tulang carpalia ( os navikulare dan lunatum ) yang terdiri dari ‘inner dan outer facet’. Dengan adanya sendi ini tangan dapat digerakkan ke arah volar, dorsal, radial dan ulnar secara sirkumdiksi. Sedangkan gerakan rotasi tidak mungkin karena bentuk permukaan sendi ellips. Rata-rata gerakan maksimal pada pergelangan tangan adalah sebagai berikut : 1.
fleksi dorsal = 50 – 800.
2.
fleksi volar/palmar= 60 – 850
3.
deviasi radial = 15 - 290
4.
deviasi ulnar = 30 – 460 Menurut American Acadeny of Orthopaedic Surgeon untuk pengukuran lingkup sendi ini
dilakukan dengan memakai goniometer, dalam posisi pronasi secara normal sendi radio carpalia ini mempunyai sudut 1 – 230 ke arah palmar polar, polar, jadi fraktur fraktur yang mengarah mengarah pada volar akan mempunyai prognosa baik (Appley, 1995; Brumfield & Champoux, 1984; Kaner, 1980).
Fungsi Tangan
Kela Kelain inan an pada pada perg pergel elan anga gan n
tang tangan an seba sebaga gaii
akib akibat at frak fraktu turr
dist distal al radi radius us akan akan
mempengaruhi fungsi tangan karena pergelangan tangan merupakan kunci untuk mendapatkan fungsi tangan yang baik (Auliffe dkk, 1995;Brumfield dkk, 1984).
36
Di bawah ini dikemukakan beberapa fungsi tangan (Appley, 1995; Palmer dkk, 1984; Kaner, 1980) : 1.
Gerakan Gerakan membuka membuka tangan tangan merupak merupakan an gerakan gerakan ekstens ekstensii jari jari dan abduksi ibu jari. jari.
2.
Gerakan Gerakan menutup menutup tangan tangan merupakan merupakan gerakan gerakan fleksi fleksi dan adduksi jari-jari jari-jari serta serta gerakan gerakan fleksi fleksi,, adduksi dan oposisi dari ibu jari.
3.
Ger Gerakan akan men mengg ggen engg ggam am : a.
Powe Powerr grip grip : saat saat meng mengge gengg nggam am tab tabun ung g
b. b.
Ball Ball grip grip : saa saatt men mengg ggeng engga gam m bola bola
c.
Pinch Pinch grip grip : saat saat menga mengambi mbill bara barang ng yang yang tipis tipis
d.
Thre Threee point point gri grip p : saat saat mem memega egang ng pens pensil il
e.
Key Key grip grip : saat saat mem membuk bukaa pint pintu u denga dengan n kunci kunci
Anatomi Radiologi
Terdapa Terdapatt tiga tiga penguku pengukuran ran radiol radiologi ogi yang yang sering sering dipaka dipakaii untuk untuk melakuk melakukan an evalua evaluasi si radiologis dari distal radius. Pengukuran dilakukan dengan mengacu kepada axis longitudinal dari radius. Pada foto AP dan lateral, garis ini ditentukan sebagai garis yang menghubungkan dua titik pada jarak 3 cm dan 6 cm proksimal dari permukaan sendi yang terletak di garis tengah. Ketiga pengukuran tersebut terdiri dari ( Bunger, 1974; Charnley, 1984) : 1.
Vola Volarr Ang Angle le / Dor Dorsa sall Ang Angle le Diukur dari foto lateral, merupakan sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan tepi dorsal dan tepi volar radius dengan garis yang tegak lurus pada axis longitudinal (Gartland & Werley, 1951;Sarmiento,1981) : •
•
Nilai rata-rata : 11 – 120 Range : 1 – 210 37
•
2.
Standar deviasi : 4,3
Radi Radial al Angl Anglee / Radi Radial al Inkli Inklinas nasii Diukur dari foto antero posterior (AP), merupakan sudut yang dibentuk antara garis yang menghubungkan ujung radial styloid dengan sudut ulnar dari distal radius dengan garis yang tegak lurus pada axis longitudinal (Gartland & Werley, 1951; Sarmiento, 1981) : •
3.
Nilai rata-rata : 230
•
Range : 13 – 300
•
Standar deviasi : 2,2
Radial Length Diuku Diukurr dari dari foto foto AP, AP, meru merupak pakan an jara jarak k anta antara ra dua dua garis garis yang yang tegak tegak luru luruss pada pada axis axis longitudinal, garis pertama melalui tepi ujung dari radial styloid, garis kedua merupakan garis yang melalui permukaan sendi ulna (Gartland & Werley, 1951; Sarmiento, 1981) : •
Nilai rata-rata : 12 mm
•
Range : 8 – 18 mm
•
Standar deviasi : 2,3
38
Skema Volar Angle, Radial Angle dan Radial Length
Ada satu pengukuran lagi yang penting pada fraktur Colles’ yaitu ‘Radial Width’. Diukur dari foto AP, merupakan antara garis axis longitudinal dan garis yang melalui tepi paling lateral dari radial styloid. Pemeriksaan foto rontgen diperlukan untuk konfirmasi diagnosa, menilai tipe fraktur, kestabilan dan penilaian derajat peranjakan. Penilaian terutama pada : 1.
Apakah Apakah pros prosesu esuss stylo styloid id / kolumn kolumn ulna ulna ikut ikut patah patah..
2.
Apakah Apakah frakt fraktur ur mengen mengenai ai DRUJ DRUJ (dista (distall radioul radioulnar nar joint joint). ).
3.
Apak Apakah ah frak fraktu turr menge mengena naii radio radioca carp rpal alia ia..
KLASIFIKASI
Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius distal. Namun yang paling paling sering sering digunakan digunakan adalah sistem klasifikasi klasifikasi oleh Frykman. Frykman. Berdasarkan Berdasarkan sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe berikut : (Simon & Koenigsknecht, 1987) 39
Tipe IA
: Fraktur radius ekstra artikuler
Tipe IB
: Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler
Tipe IIA
: Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal
Tipe Tipe IIB IIB
: Fra Frakt ktur ur rad radiu iuss dis dista tall dan dan uln ulnaa yan yang g men menge gena naii send sendii rad radio ioka karp rpal al
Tipe Tipe IIIA IIIA
: Fra Frakt ktur ur radi radius us dist distal al yang yang menge mengena naii send sendii radi radiou ouln lnar ar
Tipe IIIB
: Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar
Tipe IVA
: Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar
Tipe IVB
: Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar
Trauma/Kelainan yang Berhubungan
40
Frak Fraktu turr ekst eksten ensi si radi radius us dist distal al seri sering ng terj terjad adii berba berbare reng ngan an denga dengan n trau trauma ma atau atau luka luka yang yang berhubungan, antara lain : (Simon & Koenigsknecht, 1987) 1.
Fraktur prosesus styloideus (60 %)
2.
Fraktur collum ulna
3.
Fraktur carpal
4.
Subluksasi radioulnar distal
5.
Ruptur tendon fleksor
6.
Ruptur nervus medianus dan ulnaris
PATOGENESIS
Umumnya fraktur distal radius terutama fraktur Colles’ dapat timbul setelah penderita terjatuh dengan tangan posisi terkedang dan meyangga badan (Appley, 1995 ; Salter, 1981). Pada Pada saat saat terjat terjatuh uh sebaha sebahagia gian n energi energi yang yang timbu timbull disera diserap p oleh oleh jaring jaringan an lunak lunak dan persendian tangan, kemudian baru diteruskan ke distal radius, hingga dapat menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang kortikal dan tulang spongiosa. Khusus Khusus pada fraktu frakturr Colles Colles’’ biasan biasanya ya fragm fragmen en distal distal berges bergeser er ke dorsal dorsal,, tertar tertarik ik ke proksimal dengan angulasi ke arah radial serta supinasi. Adanya fraktur prosesus styloid ulna mungkin akibat adanya tarikan triangular fibrokartilago atau ligamen ulnar collateral ( Salter, 1984). Berdasarkan percobaan cadaver didapatkan bahwa fraktur distal radius dapat terjadi, jika pergelangan tangan berada dalam posisi dorsofleksi 40 – 900 dengan beban gaya tarikan sebesar 195 kg pada wanita dan 282 kg pada pria ( Rychack, 1977). Pada bagian dorsal radius frakturnya sering komunited, dengan periosteum masih utuh, sehingga jarang disertai trauma tendon ekstensor. Sebaliknya pada bahagian volar umumnya fraktur tidak komunited, disertai oleh robekan periosteum, dan dapat disertai dengan trauma 41
tendon fleksor dan jaringan lunak lainnya seperti n. medianus dan n. ulnaris. Fraktur pada radius distal ini dapat disertai dengan kerusakan send i radio carpalia dan radio ulna distal berupa luksasi atau subluksasi. Pada sendi radio ulna distal umumnya disertai dengan robekan dari triangular fibrokartilago.
PATOFISIOLOGI
Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar atau dorsal. Jatuh pada permukaan permukaan tangan sebelah sebelah volar menyebabkan menyebabkan dislokasi dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai
garpu.
(Sjamsuhidayat
&
de
Jong,
1998)
Benturan mengena di sepanjang lengan bawah dengan posisi pergelangan tangan berekstensi. Tulang mengalami fraktur pada sambungan kortikokanselosa dan fragmen distal remuk ke dalam ekstensi dan pergeseran dorsal. (Apley & Solomon, 1995) Garis fraktur berada kira-kira 3 cm proksimal prosesus styloideus radii. Posisi fragmen distal miring ke dorsal, overlapping dan berge bergeser ser ke radial radial,, sehing sehingga ga secara secara klasik klasik digamb digambark arkan an sepert sepertii garpu garpu terbal terbalik ik (dinner (dinner fork fork deformity). (Armis, 2000)
Fisiologi dan mekanisme terjadinya fraktur : •
Biasanya disebabkan karena trauma langsung, atau sebagai akibat jatuh dimana sisi dorsal lengan bawah menyangga berat badan.
•
Secara ilmu gaya dapat diterangkan sebagai berikut :Trauma langsung dimana lengan bawah dalam posisi supinasi penuh yang terkunci dan berat badan waktu jatuh memutar pronasi pada bagian proximal dengan tangan relatif terfixir pada tanah. Putaran tersebut merupakan kombin kombinasi asi tekana tekanan n yang yang kuat kuat dan berat, berat, akan member memberika ikan n mekani mekanisme sme yang yang ideal ideal dari dari penyebab fraktur Smith.
42
•
Trauma lain diduga disebabkan karena tekanan yang mendadak pada dorsum manus, dimana posisi tangan sedang mengepal. Ini biasanya didapatkan pada penderita yang mengendarai sepeda yang mengalamii trauma langsung pada dorsum manus.
MANIFESTASI KLINIS
Kita Kita dapa dapatt meng mengena enali li frak fraktu turr ini ini (sep (seper erti ti haln halnya ya Coll Colles es jauh jauh sebe sebelu lum m radi radiogr ograf afii dicipt diciptakan akan)) dengan dengan sebuta sebutan n deform deformita itass garpu garpu makan makan malam, malam, dengan dengan penonj penonjola olan n punggun punggung g pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan. (Apley & Solomon, 1995) Selain itu juga didapatkan didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, terbatas, dan pembengkakan pembengkakan di daerah
yang
terkena.
Gambar 3. Dinner fork deformity
Mekanisme Nyeri Tekan :
Pada saat terjadi fraktur, terjadi kerusakan korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut yaitu terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitar. sekitar. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi menga tasi fraktur. Lalu terjadilah respon inflammasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik dengan ditandai vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu upaya tubuh untuk melakukan proses penyembuhan dalam memperbaiki cider cidera, a, dima dimana na taha tahap p ters terseb ebut ut menun menunju jukka kkan n tahap tahap awal awal penye penyemb mbuh uhan an tula tulang. ng. Hema Hemato tom m 43
menyebabkn dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, lalu menstimulasi histam histamin in pada otot yang yang iskhem iskhemik ik dan menyeb menyebabk abkan an protei protein n plasma plasma hilang hilang dan masuk masuk ke interstitial. Hal tersebut menyebabkan terjadinya edema. edema. Edema yang terbentuk akan menekan tekan. ujung syaraf nyeri, sehingga terjadilah nyeri tekan. Dinner Fork Deformity Terjatuh dengan posisi dorsfleksi
Gaya dorong fragmen distal ke posterior dan superior, dan fascies articularis miring ke posterior Pergeseran fragmen ke posterior
Terbentuk benjolan ke posterior
Dinner fork deformity
Atau
jatuh pada permukaan tangan sebelah dorsal
sepanjang lengan bawah (posisi↓pergelangan tangan berekstensi)
Gaya akan diteruskan ke daerah d aerah metafisis distal
patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan
Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi.
Tenderness
Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu Fraktur pada daerah ujung radial 44
Penekanan n.medianus dan proses peradangan setempat
Sensitivitas dan nyeri tekan Atau
Trauma langsung
trauma tidak langsung
Kondisi patologis
FRAKTUR
pergeseran frakmen tulang (stimulus noxiuos)
stimulasi nosiseptor (perubahan (perubahan stimulus noxiuos) menjadi potensial potensial aksi proses transduksi atau aktivasi reseptor potensial aksi ditaransmisikan menuju neuron susun SSP yang berhubungan dengan nyeri transmisi, (konduksi impuls impuls dari neurn afferen primer primer ke kornu dorsalis medula spinalis, spinalis, pada kornu kornu drsali drsaliss neuron neuron affere afferent nt rimer rimer bersin bersinaa den an SSP SSP
neuron tsb akan naik ke atas di medula spinalis menuju batang otak dan talamus terjadi hubungan timbal timbal balik antara talamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri proses modulasi, sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tsb, tempat tempat modulasi sinyal adalah kornu dorsalis pada medula spinalis persepsi, pesan nyeri direlai menuju ke otak dan menghasilakn pengalaman yang tidak menyenagkan nyeri Painfull ROM Terjatuh pada posisi dorsofleksi
Fraktur pada pergelangan tangan 45
Terjadinya gangguan pergerakan
Terasa sakit pada batasan ruang lingkup gerakan sendi Painfull ROM
DIAGNOSIS
Diagnosis Diagnosis fraktur fraktur dengan fragmen terdisloka terdislokasi si tidak menimbulkan menimbulkan kesulitan. kesulitan. Secara Secara klinis klinis dengan dengan mudah mudah dapat dapat dibuat dibuat diagnos diagnosis is patah patah tulang tulang Colles Colles.. Bila Bila fraktu frakturr terjad terjadii tanpa tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998) Pemeriksaa Pemeriksaan n radiologik radiologik juga diperlukan diperlukan untuk mengetahui mengetahui derajat derajat remuknya remuknya fraktur fraktur kominu kominuti tiff dan menget mengetahu ahuii letak letak persis persis patahan patahannya nya (Sjams (Sjamsuhi uhiday dayat at & de Jong, Jong, 1998). 1998). Pada Pada gambaran radiologis dapat diklasifikasikan stabil dan instabil. •
Stabil bila hanya terjadi satu garis patahan.
•
Instabil bila patahnya kominutif dan “crushing” dari tulang cancellous. Pada keadaan tipe tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1/3 distal tetap utuh.
(Reksoprodjo, 1995). Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius (1) bergeser dan miring ke belakang, (2) bergeser dan miring ke radial, dan (3) terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif yang hebat (Apley & Solomon, 1995)
46
Gambar 4. (a) deformitas garpu makan malam, (b) fraktur tidak masuk dalam sendi pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial
Contoh Hasil Foto Rontgen AP/L dan Parameter Pengukuran RA, RL dan RT
Proyeksi AP dan lateral biasanya sudah cukup untuk memperlihatkan fragmen fraktur. Dalam evaluasi fraktur, beberapa pertanyaan berikut perlu dijawab: 1.
Adak Adakah ah frakt fraktur ur ini ini juga juga meny menyeb ebab abkan kan frak fraktu turr pada pada pros proses esus us styl styloi oide deus us ulna ulna atau atau pada pada collum ulna ?
2.
Apak Apakah ah mel melib ibat atkan kan send sendii radi radioul oulna narr ? 47
3.
Apak Apakah ah mel melib ibat atkan kan send sendii radi radioka okarp rpal al ? Proyeksi lateral perlu dievaluasi untuk konfirmasi adanya subluksasi radioulnar distal.
Selain itu, evaluasi sudut radiokarpal dan sudut radioulnar juga diperlukan untuk memastikan perbaikan fungsi telah lengkap. (Simon & Koenigsknecht, 1987)
Gambaran radiologi fraktur dan abnormalitas distal lengan bawah
Pada x-ray menunjukkan fraktur angulasi dorsal dari metaphysis distal radius (2-3 cm proksimal ke pergelangan tangan). Fraktur yang mencapai ke persendian, disebut fraktur intra-artikular sedangkan fraktur yang tidak mencapai persendian disebut fraktur eksta-artikular.
Bentuk keabnormalan di bagan distal lengan bawah dan pergelangan tangan 48
Dinner Dinner fork fork deform deformit ity y merupak merupakan an temuan temuan klinis klinis klasik klasik dan radiol radiologi ogi pada pada fraktu frakturr colles colles.. Dislokasi dan angulasi dorsal dari dari fragmen distal radius mengakibatkan suatu bentuk garis pada proyeksi lateral yang menyerupai kurva garpu makan malam.
Perbandingan radiologi
Interpretasi radiologi
49
Berdasarkan Berdasarkan gambaran gambaran radiologi radiologi dapat diinterpretas diinterpretasikan ikan bahwa pada Ny. Deasy telah terjadi fraktur pada distal radius dan terdapat deformitas dinner fork yang mengindikasikan bahwa Ny. Deasy mengalami fraktur colles.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Pemeriksaan Pemeriksaan foto radiologi radiologi dari fraktur fraktur : menentukan menentukan lokasi lokasi,, luasnya luasnya
b. b.
Peme Pemeri riks ksaan aan juml jumlah ah dar darah ah leng lengka kap p
c.
Arteri Arteriogr ografi afi : dilak dilakukan ukan bila bila kerusa kerusakan kan vasku vaskuler ler dicur dicuriga igaii
d.
Kreatinin Kreatinin : trauma trauma otot meningkatkan meningkatkanbeban beban kreatinin kreatinin untuk klirens klirens ginjal ginjal
e.
Pemeri Pemerikas kasaan aan rontg rontgen, en, menent menentuka ukan n luasnya luasnya frakt fraktur, ur, traum trauma. a.
f.
Scan
tulang, ng,
tomogram,
memper perlihatk atkan
fraktu ktur
juga
dapat
digun gunakan
untuk
mengidentifikasi jaringan lunak g.
Ht mungkin mungkin meningka meningkatt (Hemokons (Hemokonsent entras rasi) i) atau menurun menurun (pendar (pendarahan ahan bermak bermakna na pada sisi fraktur / organ jauh pada trauma multiple). Kreatmin, trauma otot meningkat beban creatrain untuk klirens ginjal. ( Doenges, 2000 : 762 ) 50
Pemeriksaan Tambahan
Pada pemeriksaan foto polos daerah fraktur, dapat dilihat karakteristik gambaran patahan fraktur ini, yaitu : •
Garis patahan yang transversal, 2 cm distal dari radius
•
Prosesus styloid ulnaris biasanya avulsi
•
Biasanya hanya terdapat dua fragmen patahan tulang, tapi pada keadaan tertentu dapat terjadi banyak patahan yang dinamakan kominutif
Dapat dilihat ada dua tipe fraktur ini, yaitu : •
Stabil, yang ditandai dengan hanya terdapat 1 garis patahan transversal
•
Tida Tidak k stabi stabil, l, terd terdap apat at banya banyak k garis garis patah patahan an (kom (komin inut utif if)) dan “cru “crush shin ing” g” dari dari tula tulang ng cancellous
DIAGNOSIS BANDING DD
Definisi
Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini ini
berb berben entu tuk k
Manifestasi Klinis •
sepe sepert rtii
Penatalaksanaan
met metafi afisis sis Pada fraktur Colles tanpa
Frakt raktur ur
distal radius dengan dislokasi
sendok sendok makan makan (dinner (dinner
diperlu luka kan n jarak _+ 2,5 cm dari diper
fork deformity). Pasien
per perm mukaa ukaan n
terjatuh dalam keadaan
distal radius
tang angan
terbuka
dan
•
Disl Disloka okasi si
leng lengan an berp berput utar ar ke ke
posterior/dorsal •
Tang Tangan an terb terbuk ukaa yang yang terfiksasi
di
tanah
Sublu ubluks ksaasi
send sendiidengan pemasangan gips
selama ma 4 ming minggu. gu. Bila Bila fragm fragmen en sela
dis distal talnya nya
(endo endorrotas otasii).
arah arah disertai
ke
diper perluka ukan
Avulsi
dislokasi tindak dakan
sendi endi reposisi
radioulnar distal •
imob imobil ilis isas asii
sirk sirkul ular ar di bawa bawah h siku siku
prona pronasi, si, tubuh tubuh besert besertaa
dala dalam m
hanya
Dila Dilaku kuka kan n
fragme men n prosesus frag
tertutup. dors dorsof ofle leks ksii dist distal al,,
trak traksi si 51
berputar
keluar
kemudi kemudian an posisi posisi tangan tangan
(eksorotasi/supinasi).
volar fleksi, deviasi ulna (untuk
mengoreksi
deviasi stiloideus ulna.
radial)
dan
diputar ke arah pronasio (untuk
mengoreksi
supi supina nasi si). ).
Imob Imobil ilis isas asii
dila dilaku kuka kan n sela selama ma 4 - 6 minggu. Fraktur
Smith Penonjolan
merupakan dislokasi
fraktur fragm ragmen en ke
dorsal Dilakukan prok proksi sima mall, deng dengan an
reposisi
posi posisi si
arah frag fragme men n dist distal al di sisi sisi dileta diletakkan kkan dalam dalam posisi posisi
anterior (volar), karena volar volar pergel pergelanga angan, n, dan dorsofleksi itu
sering
disebut deviasi
ke
reverse Colles fracture. (garden
Fraktur Smith
Pas Pasien ien
orang
muda.
jatuh atuh
ulnar,
dan
maksimal
diimobilisasi
dengan gips di atas siku
tangan menahan badan
dala dalam m
ringan,
(kebalikan posisi Colles). Lalu
deng dengan an
seda sedang ng posis posisii
radial deviasi spade supinasi
Fraktur ini biasa terjadi deformity). pada
tang tangan an
selama 4 - 6 minggu.
tang tangan an
kead keadaa aan n
vola volar r
fleksi pada pergelangan tanga angan n
dan dan
pron pronas asii.
Garis patahan biasanya tran transv sver ersa sal, l,
kada kadang ng--
kadang intraartikular. Fraktur Galeazzi
Fraktur
Galeazzi Tampak Tampak tangan tangan bagian bagian Dila Dilaku kuka kan n repos reposis isii dan
merupakan
fraktur distal
radi radius us
dise disert rtai ai angulasi ke dorsal. Pada di atas siku, posisi netral
dist distal al
dislok dislokasi asi sendi sendi radius radius
dalam
per perge gellanga angan n
ulna distal. Saat pasien dapa dapatt
dira diraba ba
posisi imobil imobilisa isasi si dengan dengan gips gips
tang tangan anuntu untuk k
disl dislok okas asii
radi radius us
tonj tonjol olan an ulna distal, deviasi ulnar, 52
jat jatuh uh
deng dengan an
tang tangan an ujung distal ulna.
dan fleksi.
terbuka terbuka yang yang menaha menahan n badan dan,
terjadi
pula
rot rotasi asi
leng lengan an
bawa bawah h
dala dalam m
posi posisi si pron pronas asii
wakt waktu u menah menahan an bera beratt bad badan an yang yang memb member erii gaya supinasi. Fraktur
Montegia Terd Terdap apat at 2 tipe tipe yait yaitu u Dilakukan
merupakan sepe sepert rtiiga
fraktur tipe
ekst kstensi
(lebih tertutup.
radius
proksimal. karena langsung.
pen penol olon ong g
mel melakuk akukan an
ulna yang terjadi mendorong tarikan lengan bawah ke Terjadiulna
ke
arah distal, distal, kemudian kemudian diputar diputar
trauma hiperekstensi
dan ke arah arah supina supinasi si penuh. penuh.
pr pronas onasii.
Sedan edangk gkan anSetela Setelah h itu, itu, dengan dengan jari jari
pad padaa tipe tipe flek fleksi si,, gaya gaya kepala Fraktur Montegia
Asisten
prok proksi sima mall sering sering)) dan tipe tipe fleksi fleksi.. memega memegang ng lengan lengan atas, atas,
ulna ulna disert disertai ai dislok dislokasi asi Pada tipe ekstensi gaya sendi
reposisi
radius
dicoba oba
ke
tempat
mendor mendorong ong dari dari depan depan ditekan ke
arah
fleksi
menyeb menyebabka abkan n ulna
yang semula. semula. Imobilisa Imobilisasi si gips
fragme fragmen n sirkuler dilakukan di atas
mengadakan siku siku dengan dengan posisi posisi siku siku
angulasi ke posterior.
fleksi
90°
dan dan
posisi
lenga lengan n bawah bawah supi supina nasi si penuh.
Bila
gagal,
dilakukan
reposisi
terbuka
dengan
pemasangan
fiksasi
interna (plate-screw).
PENATALAKSANAAN 53
•
Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.
•
Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan erat dan traksi traksi ditera diterapka pkan n di sepanj sepanjang ang tulang tulang itu (kadang (kadang-ka -kadan dang g dengan dengan eksten ekstensi si pergel pergelanga angan n tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, devi devias asii ulnar ulnar dan prona pronasi si.. Posi Posisi si kemud kemudia ian n dipe diperi riks ksaa denga dengan n sina sinarr X. Kala Kalau u posi posisi si memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai leher metaka metakarpal rpal dan 2/3 kelili keliling ng dari dari pergel pergelang angan an tangan tangan itu. itu. Slab Slab ini dipert dipertaha ahankan nkan pada pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap arah.
Gambar 5. Reduksi : (a) pelepasan impaksi, (b) pronasi dan pergeseran ke depan, (c) deviasi ulnar. Pembebatan : (d) penggunaan sarung tangan, (b) slab gips yang basah, basah, (f) slab slab yang yang dibalu dibalutka tkan n dan reduks reduksii dipert dipertahan ahankan kan hingga gips
mengeras
Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan jari segera segera dimulai dimulai setelah setelah pasien pasien sadar. sadar. Kalau jari-jari jari-jari membengkak, membengkak, mengalami mengalami sianosis sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut. Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi. 54
Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut kain krep sementara.
Gambar 6. (a) Film pasca reduksi, (b) gerakan-gerakan yang perlu dipraktekkan oleh pasien secara teratur •
Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips; untuk keadaan ini sebaiknya sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal proksimal yang mentransfiksi mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga. (Apley & Solomon, 1995) Frak Fraktu turr Coll Colles es,, mesk meskip ipun un tela telah h dira dirawa watt deng dengan an baik, baik, seri sering ngny nyaa teta tetap p meny menyeb ebab abkan kan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan disera diserahka hkan n pada ahli ahli orthop orthopedi edik. k. Dalam Dalam perawa perawatan tannya nya,, ada 3 hal prinsi prinsip p yang yang perlu perlu diketahui, sebagai berikut : •
Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen
•
Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23 derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak
•
Angulasi Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai sampai 30 derajat. Sudut ini dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.
55
Bila Bila kondisi kondisi ini tidak tidak dapat dapat segera segera dihadap dihadapkan kan pada pada ahli ahli orthop orthopedi edik, k, maka maka beberapa hal berikut dapat dilakukan : 1.
Lakuka Lakukan n tindak tindakan an di di bawa bawah h anes anestes tesii regi regiona onall
2.
Reduksi Reduksi dengan traksi manipulasi. manipulasi. Jari-jar Jari-jarii ditempatkan ditempatkan pada Chinese Chinese finger traps dan siku siku dielev dielevasi asi sebany sebanyak ak 90 deraja derajatt dalam dalam keadaa keadaan n fleks fleksi. i. Beban Beban sebera seberatt 8-10 8-10 pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau sampai fragmen disimpaksi.
3.
Kemudi Kemudian an lakukan lakukan penekan penekanan an fragmen fragmen distal distal pada pada sisi volar volar dengan dengan menggun menggunakan akan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan.
4.
Lengan Lengan bawah sebaikn sebaiknya ya diimobi diimobilis lisasi asi dalam dalam posisi posisi supinasi supinasi atau midposi midposisi si terhadap terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20 derajat deviasi ulna.
5.
Leng Lengan an bawah bawah seba sebaik ikny nyaa diba dibalu lutt deng dengan an sela selapi piss We Webr bril il diik diikut utii denga dengan n pemas pemasan angan gan anteroposterior long arms splint
6.
Lakuka Lakukan n pemeri pemeriksa ksaan an radiolog radiologik ik pasca reduksi reduksi untuk untuk memasti memastikan kan bahwa telah telah tercapai tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada saraf medianusnya
7.
Sete Setela lah h redu reduks ksi, i, tangan tangan haru haruss teta tetap p dala dalam m kead keadaan aan terang terangka katt sela selama ma 72 jam jam untu untuk k mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu pasca trauma. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 6-12 minggu.
56
Gambar 7. Reduksi pada fraktur Colles
PENATALAKSANAAN DAN REHABILITASI
Manajemen pada trauma tulang dan sendi 4 R :
1.
Reco Recogni gnize zed d
: look, look, feel feel,, move move,, X- ray ray
2.
Reposition
: Menyesuaikan fragment distal terhadap fragment proximal sehingga mencapai posisi acceptable
3.
Retain
: Imobilisasi atau fiksasi luar ,fiksasi dalam
4.
Reha Rehabi bili lita tati tion on
: meng mengem emba bali likan kan fungs fungsii sece secepa patt mun mungki gkin n dan dan mengh menghin indar darii keca kecaca cata tan. n.
Pertolongan Pertama 1.
REST. 57
Daerah yang mengalami fraktur harus diposisikan dalam keadaan istirahat. Beri bantalan dan letakan pada palmar lalu balutkan secara sirkumferensial dan biarkan ujung jari terbuka, tambahkan papan penahan di bawah pergelangan untuk mencegah pergerakan. 2.
Elevate , tinggikan bagian yang patah,terutama pada 72 jam pertama untuk mereduksi
pembengkakan 3.
ICE. Beri es intuk mereduksi pembengkakan dan rasa sakit
4.
Seger Segera a bawa bawa ke bagia bagian n gawa gawatt dar darura urat t
5.
Jang Jangan an me meng ngge gera rakk kkan an tan tanga gan n
Reposisi
Dilakukan Dilakukan apabila apabila terjadi terjadi pergeseran pergeseran yang bermakna. bermakna. Dilakukan Dilakukan reposisi manipulatif setelah dilakukan anestesi umum. Dilakukan dengan menekan fragmen bawah yang bergeser dengan ibu jari operator, pada saat yang sama dilakukan rotasi pada karpus ke posisi. Lalu dipasang gips selama 6 minggu, lakukan x- ray setelah 2 minggu untuk memeriksa formasi tulang.
Rehabilitasi
Tujuan rehabilitasi yaitu : •
Mempertahankan fungsi otot dan sendi
•
Mencegah atrophi otot, adhesi, & stiffness & stiffness
•
Mencegah komplikasi
Cara rehabilitasi : 58
1.
Latiha Latihan n dini seperti seperti dengan dengan melaku melakukan kan kontrak kontraksi si dan disert disertai ai gerakan gerakan pada daerah daerah yang yang terkena fraktur
2.
Peng Penggu guna naan an seca secara ra akti aktif f Menggunakan anggota yang fraktur untuk aktivitas senormal senormal mungkin, segera setelah setelah nyeri hilang.
Tujuan latihan yaitu : 1.
Memp Memper erba baik ikii ger gerak akan an send sendii (RO (ROM) M)
2.
Stre Streng ngth then enin ing g pad padaa oto otott
Program Rehabilitasi terapi fisik pergelangan tangan
Program ini dilakukan tergantung dari kebutuhan pasien Fase 1
: mengontrol inflamasi dan edema de dengan R est, est, Ice, Compression, dan Elevation. (RICE)
Fase 2
: pemulihan jaringan dengan scar massage, whirlpool therapy, dan elastomer.
Fase 3
: me meningkatkan ra range of of motion (R (ROM)
Fase 4
: meningkatkan kekuatan.
Fase 5
: work-har hardenin ning untu ntuk menyemp empurn urnakan kan terapi sebel belumnya, peng engembalian kondisi normal.
Reha Rehabi bili lita tasi si dimu dimula laii denga dengan n memp memper erba baik ikii range range of move moveme ment nt bahu bahu,, jari jari,, pada pada bagi bagian an perge pergelan langan. gan. Rehabil Rehabilita itasi si aktif aktif dilaku dilakukan kan jika jika tulang tulang sudah sudah menyat menyatu. u. Latiha Latihan n di air hangat hangat berguna untuk memperbaiki hidrasi kulit akibat pemakaian gips. Dapat pula menggunakan alatalat lain.
59
Metode
Plaster/brace
Kelebihan
Mudah digunakanEasy to apply Tidak perlu operasi
Kerugian
Gerak pada tangan mengakibatkan dislokasi fraktur Digunakan selama 6 minggu sehingga tangan kaku
Metode
"K" wires
Kelebihan
Operasi simple
kerugian
Dapat terjadi infeksi Masih membutuhkan plester Dapat merusak tendo di sekitar pergelangan
Metode
Fiksasi External
Kelebihan
Reduksi tidak membuka fraktur (ligamentotaxis) Fiksator mengijinkan pergerakan
kerugian
Fiksator kaku , jika terlalu kencang dapat mengakibatkan tangan kaku Pin
yang ang
mene menemp mpel elka kan n
tulan ulang g
dan dan
fiks fiksat ator or
dapa dapatt
mengalami infeksi Metode
Bone Grafting
Kelebihan
Dapat menyangga fraktur dan mencegah kominutif dorsal 60
Kombinasi
dengan
tulang
spons
mempercepat
penyembuhan Kerugian
Butuh K wires untuk menahan transplant di tempat. Peng Pengam ambi bila lan n
tran transp spla lant nt
dari dari
pelv pelvis is
sang sangat at
saki sakitd tdan an
mengakibatkan kesulitan berjalan untuk beberapa minggu Metode
Internal fixation (use of plates and screws)
Kelebihan
Sangat kuat dan mengijinkan untuk mobilisasi lebih cepat dan tidak butuh plester Kemungkinan terjadi dislokasi sangat kecil
Disadvantages
Operasi sulit bila terdapat scar. Dapat mengiritasi tendo di sekitarnya, tidak nyaman
KOMPLIKASI
Penting karena komplikasi ini akan mempengaruhi hasil akhir fungsi yang tidak memuaskan. Umumnya akan selalu ada komplikasi. Menurut Cooney, hanya ada 2,9% kasus yang tidak mengalami disabiliti dan gangguan fungsi (Cooney, 1980). Adapun komplikasi yang mungkin terjadi : A. DINI 1.
Kompre Kompresi si / trau trauma ma sara saraff ulnar ulnaris is dan medi medianu anuss
2.
Kerusakan te tendo ndon
3.
Edem Edemaa pas paska ka repos eposis isii
4.
Redislokasi
B. LANJUT 61
1.
1.
Arth Arthro rosi siss dan dan nyer nyerii kron kronis is
2.
Shou Should lder er Hand Hand Synd Syndro rome me
3.
Defek Defek kosme kosmeti tik k ( penonj penonjola olan n styl styloid oideus eus radi radius us )
4.
Ruptur tendon
5.
Mal Malunio union n / Non Non uni union on
6.
Stif Stifff hand hand ( per perle lengk ngket etan an anta antarr tend tendon on )
7.
Volk Volksm sman an Ische Ischemi micc Cont Contra ract ctur uree
8.
Sudde ddeck At Athroph ophy
Kompr ompres essi siff Neur Neurop opat athy hy
Umumny Umumnyaa terjad terjadii akibat akibat anestes anestesii lokal, lokal, teknik teknik reposi reposisi si yang yang salah salah dan posisi posisi ekstrem dari palmar fleksi dan ulnar deviasi sehingga terjadi neuropati terutama median neuropati, 0,2-5% dari kasus yang terjadi, kebanyakan mengenai n.medianus pada carpal tunn tunnel el.. Stew Stewar art, t, menem menemuka ukan n tida tidak k ada hubun hubungan gan anta antara ra komp kompre resi si sara saraff deng dengan an displacement awal. Nampaknya delayed carpal tunnel berhubungan dengan akhir volar angle angle shift. shift. Indika Indikasi si operas operasii bila bila ada rasa rasa sakit sakit dan hilangn hilangnya ya sensas sensasii yang yang berat. berat. Kompresi n.ulnaris jarang, parastesia dari n. radialis tidak sering dan biasanya hilang spontan dalam beberapa minggu. 2.
Ruptur Tendon
Sering terjadi karena trauma dari fragmen fraktur dan jarang disebabkan abrasi kalus yang terjadi sesudah 2 bulan pertama. Tendon yang sering dikenai adalah : EPL, FPL dan FDP, sekitar 0,4-1% dari kasus. Ruptur terjadi pada bony groove dari radius dist distal al.T .Ter erap apii
beru berupa pa tend tendon on tran transf sfer er dari dari ekst eksten enso sorr
indi indici ciss
propi propius us..
Sten Stenos osin ing g
tenosynovitis terjadi pada 0,6-1,4% dari kasus. 3.
Redislokasi 62
Adalah bergesernya kembali fragmen distal ke posisi semula pada 2 minggu. Biasanya berkisar antara 11-42%. Gartland & Werley mendapatkan perubahan VA 3-6 0, RA 2-40, dan RL 1,5 – 2,5 mm pada minggu pertama. Stewart HD dan kawan-kawan 1984, mendapatkan perubahan VA rata-rata 9,90, RA 2-40 dan RL 1,7 mm selama immobilis immobilisasi asi 6 minggu. minggu. Secara Secara umum dari kepustakaan kepustakaan akan didapatkan didapatkan perubahan VA 0-150, RA 0-80 dan RL 0-8 mm. Collert dan Isacson melakukan reposisi ulang kalau angulasi > 150 dan ulnar deviasi > 100. Sedang De Palma menyatakan bahwa untuk mendapatkan fungsi yang baik, angulasi dorsal < 50 dan pemendekan radius < 3 mm. Gartland & Werley mendapatkan bahwa angulasi dorsal > 100, maka palmar fleksi akan terganggu (hanya sampai 300), sedangkan perubahan RA dan pemendekan radius (RL) tidak begitu berpengaruh pada fungsi pergelangan tangan. Rhycak dan kawan-kawan, menyatakan menyatakan bahwa adanya residual residual dorsal tilt > 100 tidak akan menimbulkan menimbulkan gangguan gangguan yang nyata pada gerakan dorsi dan palmar fleksi, dan pemendekan radius 2-6 mm tidak menimbulkan gangguan pada pronasi dan supinasi. Sedangkan menurut Kapanji, kalau terjadi perubahan sumbu radio ulnar distal, apakah itu akibat perubahan radial angle atau volar volar angle angle akan akan menimb menimbulk ulkan an subluk subluksas sasii / dislok dislokasi asi yang yang mengaki mengakibat batkan kan gerakan gerakan pronasi dan rotasi akan terbatas dan nyeri. 4.
Arthrosis
Lebih sering terjadi pada sendi radio ulnar dari pada radio carpalia terutama pada Frykman. Arthrosis ini terjadi karena mal-alignment dari mal-alignment dari sigmoid dengan kapitulum ulna, imobilisasi dalam posisi pronasi yang lama serta adanya pemendekan radius. 5.
Shou Sh ould lder er Han Hand d Synd Syndro rome me
Dike Dikena nall deng dengan an upper upper limb limb dyst dystro roph phy y / pain pain dysf dysfunc uncti tion on deng dengan an gejal gejalaa sympathetic dominan seperti perubahan suhu, nyeri, kekakuan pada tangan. Hal ini terjadi akibat adanya carpal tunnel syndrome, arthrosis dan malunion. 6.
Stiff Hands
Akibat arthro-fibrosis atau perlengketan tendon fleksor dengan manifestasi berupa oedema jari-jari tangan disertai gangguan pergelangan tangan. 63
7.
Sudeck Dystrophy
Adalah suatu istilah yang luas dengan nyeri dan kaku pada jari-jari berhubungan dengan post trauma refleks dystrophy, post trauma sympathetic dystrophy, shoulder hand syndrome, osteoneurodystrophy dan causalgic syndroma. Insidens pada Colles’ fraktur 0,1-16% dan kita duga bila rasa sakit, pembengkakan, kekakuan sendi melebihi dari derajat trauma. Terdapat 3 tahap dari Sudeck dystrophy : Taha ahap I : Puff Puffy y oedem oedem,, keme kemera raha han, n, rasa rasa saki sakitt yang yang berl berleb ebih ihan an,h ,hipe ipere rest stes esia ia,,
hiperhidrosis, gerakan sendi berkurang, x-ray spotty demineralization setelah 3 minggu. Tahap Tahap II : Pemb Pemben engk gkaka akan n yang yang fusi fusifo form rm,, kuli kulitt yang yang mengk mengkil ilat at,, rasa rasa saki sakitt yang yang
mening meningkat kat dan difus, difus, banyak banyak kering keringat, at, kemera kemerahan han,, gerakan gerakan makin makin menuru menurun, n, sendi sendi menjadi kaku,benjolan akut akibat palmar fasciitis, atrofi jaringan subkutaneus, kuku rapuh. Tahap III : Tangan pucat, dingin dan kering, kering, kulit tipis, tipis, kaku dan mengkilap, mengkilap, neuralgia neuralgia
yang menyebar, tangan yang kaku, demineralisasi yang difus dari tulang. Etiologi tidak jelas. Faktor yang harus dipertimbangkan : •
Symphatetic over activity
•
Reflex vasomotor
•
Insufisiensi peredaran darah
•
Trauma waktu reposisi fraktur
•
Bengkak
•
Re-reposisi
•
Penggantian cast yang sering 64
8.
•
Malunion
•
Faktor psikologis
•
Faktor endogen
Malunion
Tidak Tidak ada ada krit kriter eria ia yang yang jela jelas. s. Keban Kebanya yakan kan terj terjad adii akib akibat at redi redisl slok okas asii dan dan kemungkinan menyebabkan limitasi gerak, deformity kosmetik dan rasa sakit. Terapi : wedge osteotomy. 9.
Hilan Hilangny gnya a integr integrita itass radio radiouln ulnar ar
Gejalanya meliputi gerakan supinasi dan pronasi yang terhambat dan sakit kadang disertai bunyi ‘klik’, kelemahan menggenggam, rasa sakit yang menetap pada penekanan di daerah distal ulna dan sendi radioulna, penonjolan distal ulna, dan kelemahan dari sendi radioulna distal. Frykman menemukan insidens sebanyak 19% dan menyatakan ini merupakan penyebab penting dari ketidak-puasan akan hasil akhir fungsional. 10. Arthri Arthritis tis post post traum trauma a
Tidak ada kesepakatan mengenai definisi arthritis di sini. Klinis : rasa sakit pada gerakan dan gangguan gerakan. X-ray : penyempitan rongga sendi, sclerosis, subchondral cleari clearing, ng, osteof osteofit it.. Inside Insidens ns bervar bervarias iasii mulai mulai 5-40%, 5-40%, teruta terutama ma terjad terjadii setela setelah h fraktu fraktur r intraartikuler. Terapi dapat berupa : •
•
•
fusi pergelangan tangan proximal row carpectomy total prostetic arthroplasty
11. Ganggua Gangguan n geraka gerakan n dan fun fungsi gsi
65
Defek permanen yang sering adalah menurunnya kemampuan volar fleksi 95% kasus menurut Cooney. Frykman menemukan hilangnya kekuatan menggenggam pada 24-25% 24-25%,, kekakua kekakuan n sendi sendi pada 1-18%. 1-18%. Bunger Bunger menemu menemukan kan 80% dengan dengan penurun penurunan an kekuatan pronasi dan supinasi, tidak berhubungan dengan derajat malunion. 12. Kontrakt Kontraktur ur Dupuytr Dupuytrens ens
Insidens 0,2-3%. Klinis berupa palmar nodulus dan band.
PENCEGAHAN
1.
Olah ra raga te teratur
2.
Konsum Konsumsi si kals kalsium ium dan dan vitam vitamin in yang yang sesua sesuaii kebutu kebutuhan han
3.
Meng Menghi hind ndar arii ter terja jadi diny nyaa tra traum umaa
PENYEMBUHAN TULANG
Tula Tulang ng bisa bisa bereg beregene enera rasi si sama sama sepe sepert rtii jari jaring ngan an tubuh tubuh yang yang lain lain.. Frak Fraktu tur r merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang. Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu: 1) Stadi Stadium um Satu-P Satu-Pem embe bent ntuk ukan an Hemat Hematom omaa Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali. 2) Stadi Stadium um Dua-P Dua-Pro roli life fera rasi si Selu Selule ler r
66
Pada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum,dan bone marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya. 3) Stadi Stadium um Tiga Tiga-P -Pem emben bentu tukan kan Kall Kallus us Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu. 4) Stadi Stadium um Empa Empat-K t-Kon onso soli lida dasi si Bila Bila aktivi aktivitas tas osteoc osteoclas lastt dan osteob osteoblas lastt berlan berlanjut jut,, anyama anyaman n tulang tulang beruba berubah h menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celahcelah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungki mungkin n perlu perlu bebera beberapa pa bulan bulan sebelu sebelum m tulang tulang kuat kuat untuk untuk membaw membawaa beban beban yang yang normal. 5) Stadi Stadium um Lima Lima-Re -Remo mode dell llin ing g Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang tulang yang yang terusterus-men meneru erus. s. Lamell Lamellae ae yang yang lebih lebih tebal tebal dileti diletidakk dakkan an pada pada tempat tempat yang yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk dibentuk struktur struktur yang mirip dengan normalnya. normalnya. (Black, J.M, et al, 1993 dan Apley, A.Graham,1993) 67
KOMPETENSI DOKTER UMUM 3b.
Mampu
membuat
diagnosis
klinik
berdasarkan
pemeriksaan
fisik
dan
pem pemer erik iksa saanp anpem emer erik iksa saan an ta tamb mbah ahan an ya yang ng di dimi mint ntaa ol oleh eh dok dokte terr (m (mis isal alny nyaa : pem pemer erik iksa saan an laboratorium sederhana atau X-ray atau X-ray). ). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
DAFTAR PUSTAKA
68
Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta. Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus 2002. Kamus Kedokteran Dorland . ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. http://medlinux.blogspot.com/2008/07/fraktur-coles.html Kedokteran. Edisi III. Jilid II. Media Aesculapius:Jakarta Mansjoer, A, 2000. Kapita 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Rasjad, chairuddin, prof.2003. Pengantar prof.2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Malang : Yarsif Watampone
69