16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah beragam penyakit yang sama-sama memiliki gambaran kekacauan pengendalian pertumbuhan. Beberapa kanker seperti Limfoma Hodkgin, dapat disembuhkan, sementara yang lain, misalnya kanker pancreas, memperlihatkan angka kematian yang sangat tinggi. Satu-satunya harapan untuk mengendalikan kanker terletak pada mempelajari lebih banyak tentang kausa dan patogenesisnya, dan telah banyak dilakukan upaya untuk memahami kausa dan dasar molecular kanker.
Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma. Sedangkan dalam klinik istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, calor, dolor, tumor, fungsio laesa) atau perdarahan, dan sebagainya.
Neoplasma ialah penyakit pertumbuhan sel yang tidak normal. Regenerasi epitel dan pembentukan jaringan granulasi juga merupakan kumpulan sel baru yang sedang tumbuh. Tetapi bukan neoplasma karena pertumbuhannya sesuai dengan jalannya pertumbuhan sel normal.
Seperti diketahui sel itu mempunyai dua tugas utama yaitu bekerja dan berkembangbiak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma, sedangkan berkembang biak bergantung kepada aktivitas intinya. Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energy digunakan untuk berkembang biak.
Seperti diketahui sitoplasma itu terdiri atas 3 bagian terpenting yaitu :
1. Partikel-partikel besar atau mitochonrdria
2. Partikel-partikel kecil atau mikrosom = ergastoplasma = endoplasmic reticulum
3. Zat-zat yang terlarut.
Pada tumor-tumor eksperimentil mitochondria sangat berkurang jumlahnya, kadang-kadang hanya ΒΌ dari jumlah normal, besarnya tidak sama, kristanya tidak teratur dan sering menunjukkan degenerasi. Karena itu enzim-enzim yang diperlukan untuk fungsi sel juga sangat berkurang. Ergastoplasma ialah saluran-saluran dengan pelebaran-pelebaran, cistern-cisterna dan vesikel- esikel yang mengandung ribosomal RNA di permukaannya untuk pembuatan asam-asam amino. Pada neoplasma vesikel-vesikel melebar dan berkurang jumlahnya. Ini menunjukkan bahwa ergatoplasma fungsi-fungsinya berkurang atau hilang sama sekali.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari neoplasma?
2. Apa saja jenis-jenis neoplasma?
3. Bagaiamana peroses neoplasma?
4. Apa saja Klasifikasi Neoplasma?
5. Apa neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita?
C.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami pengertian tentang neoplasma?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis neoplasma?
3. Untuk mengetahui peroses neoplasma?
4. Untuk mengetahui klasifikasi neoplasma?
5. Untuk mengetehui neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neoplasma
Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah hilang. Sel neoplasma mengalami transformasi, oleh karena mereka terus-menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang memulainya telah hilang. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah. Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.
B. Macam-macam Neoplasma.
1. Nonneoplasma (biasanya akibat bekas dari infeksi ataupun trauma)
2. Neoplasma (tumor)
3. Kista
4. Hipertrofi
5. Ganas/maligna (kanker)
6. Karsinoma sarkoma
7. Benigna
8. Radang
a. Atas dasar sifat biologik tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak (tumor jinak), tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas yang disebut "intermediate".
Tumor jinak atau beligna
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai (kapsul), tidak tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi horrmon atau yang terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya di sumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
Tumor ganas atau maligna
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah dan dapat menimbulkan kematian.
Tumor intermediate
Di antara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang agresif local atau tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
b. Atas dasar sel atau jaringan
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar jaringan dasar sel tumor yaitu
Berasal dari sel totipoten
Sel totipoten adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh. Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering ditemui pada gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal.
Berasal dari sel embrional pluripoten
Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai contoh ialah tumor sel embrional pluripoten yang berasal dari anak ginjal, disebut nefroblastoma, sering berdeferensiasi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus ginajal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya dapat terdapat pada retinoblastoma, hepatoblastoma, embrional rhabdomisarcoma.
Berasal dari sel yang berdeferensiasi
Jenis sel dewasa yang bederensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdeferensiasi.
Perbedaan Neoplasma Jinak dan Ganas
Jinak
Ganas
- Serupa sel asal
- Tepian licin (bersimpai)
- Menekan
- Tumbuh perlahan
- Sedikit Vaskuler
- Jarang Timbul Ulang
- Jarang nekrosis dan ulserasi
- Jarang efek sistemik kecuali
Neoplasma endokrin
- Tidak sama dengan sel asal
- Tepian tidak rata
- Menyusup
- Tumbuh Cepat
- Vaskuler/sangat Vaskuler
- Sering residif setelah dibuang
- Umumnya nekrosis dan ulserasi
- Umumnya efek sistemik
C. Proses Penyakit Neoplasma
1. Invasi lokal
Tumor jinak tetap berada ditempatnya berasal, tidak memiliki kemampuan menginfiltrasi, menginvasi, atau menyebar ke tempat yang jauh seperti kanker. Contohnya, fibroma dan adenoma berkembang secara lambat, membentuk kapsul fibrosa yang memisahkannya dari jaringan pejamu.
Kapsul ini mungkin berasal dari stroma jaringan asli karena sel parenkim mengalami atrofi akibat tekanan tumor yang membesar, tidak semua neoplasma jinak memiliki kapsul.
Kanker tumbuh dengan cara menginfiltrasi, menginvasi dan penetrasi progresif ke jaringan sekitar, tidak membentuk kapsul yang jelas. Cara pertumbuhan yang bersifat infiltratif menyebabkan perlunya pengangkatan jaringan normal disekitar secara luas melalui bedah.
2. Metastasis
Metastasis menunjukkan terbentuknya implan sekunder yang terpisah dari tumor primer, mungkin di jaringan yang jauh. Dibandingkan ciri-ciri neoplastik lainnya, kemampuan invasi dan metastasis menunjukkan secara pasti suatu neoplasma bersifat ganas.
Namun, tidak semua kanker memiliki kemampuan sel bermetasis yang setara. Secara umum, semakin anaplastik dan besar neoplasma primernya, semakin besar kemungkinan metastasis. Namun kanker yang sangat kecil juga dapat mengakibatkan metastasis, dan sebaliknya, kanker yang besar mungkin belum tentu menyebar saat ditemukan.
Neoplasma ganas menyebar melalui salah satu :
1. Penyemaian dalam rongga tubuh
2. Penyebaran limfatik
3. Penyebaran hematogen
Penyemaian kanker terjadi bila neoplasma menginvasi rongga alami tubuh.
Misalnya karsinoma kolon dapat menembus dinding usus dan mengalami reimplantasi di rongga peritonium.
Penyebaran limfatik lebih khas untuk karsinoma, sedangkan rute hematogen lebih kepada sarkoma. Namun terdapat banyak hubungan antara sistem limfe dan vaskular sehingga kanker dapat berkembang melalui salah satu atau kedua sistem.
Misalnya karsinoma paru yang timbul di saluran nafas menyebar ke kelenjar getah bening bronkialis regional, kemudian ke kelenjar getah bening trakeobronkus dan hilus. Karsinoma payudara biasanya timbul di kuadran luar atas dan menyebar ke kelenjar aksila.
Penyebaran hematogen merupakan konsekuensi kanker yang paling ditakuti. Arteri lebih sulit ditembus daripada vena. Setelah vena mengalami invasi, sel kanker mengikuti aliran vena bersama darah, hati dan paru adalah tempat sekunder yang paling sering terkena.
D. Klasifikasi
Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua komponen dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang proliferatif,yang menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau keratin. Stroma merupakan pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan pada sel tumor melalui pembuluh darah dengan cara difusi.
Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :
1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut " Intermediate" .
Tumor Jinak ( Benigna )
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai kapsul. Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak pada tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.
Tumor ganas ( maligna )
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif. Dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan sering menimbulkan kematian.
Intermediate
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
Sifat pertumbuhan tumbuh infiltratif kemampuan metastasis pengobatan
Angka kesembuhan
Setelah operasi
Tumor jinak
Tumor Ganas derajat rendah ( agresif local )
Tumor ganas
Lambat
Tidak
Tidak ada
eksisi
Tinggi
Bervariasi
Local
Rendah / tidak
Aksisi luas
Cenderung residef
Cepat
Infiltratif
Tinggi
Eksisi luas, pengangkatan keb rasional,pengobatan system k (kemoterapi)
Buruk, cenderung residef dan metastasis.
2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor yaitu :
Neoplasma berasal sel totipotent
Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma.
Tumor sel embrional pluripotent
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma/
Tumor sel yang berdiferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.
E. Neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita.
Salah satu jenis neoplasma yang terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah kista ovarium.
a. Definisi
Pengertian Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan yang benigna dan maligna (Brooken, 2001: 435). Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan satu-satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma ditemukan sangat sedikit (Boethin, Geist, 1996 : 1010) Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 : 729)
b. Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium : Faktor genetik Wanita yang menderita kanker payudara Riwayat kanker kolon Gangguan hormonal Diet tinggi lemak Merokok Minum alkohol Pengunaan bedak talk perineal Sosial ekonomi yang rendah. Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah nantinya yang akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolon (www.indomedia.com). Disamping itu, Selain gizi dengan jumlah lemak tinggi faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat meningkatkan terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2001 : 670). Resiko terbesar terjadinya kanker ovarium adalah ovulasi yang terus berlangsung tanpa entrupsi dalam waktu lama. Penggunaan metode pil KB, kehamilan multiple dan menyusui yang menurunkan frekuensi dari ovulasi tampaknya memberikan proteksi terhadap kejadian kanker (Donielle & Jane, 2000 : 165).
c. Anatomi Fisiologi
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopi. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovary propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi, ovarium dapat diigerakan. Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebeum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
d. Patofisiologi
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar menyebabkan berbagai keluhan seperti perasaan, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Manuaba, 2001 : 400). Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan rektum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertia bila tidak menderita biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada penderita kanker ovarium ini baru 200 cc buang air kecil biasanya akan kembali lagi buang air kecil dan apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut bagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada saat senggama. Dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah atau terpuntir sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam rongga perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak nafas, yang kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga panggul dan rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta dinding perut (www.indomedia.com). Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita (Bidanshop Blogspot : 2010).
e. Manifestasi Klinis
Berdasarkan tanda gejala yang muncul adalah :
a. Nyeri perut
b. Perut buncit
c. Gangguan fungsi saluran cerna
d. Berat badan turun secara nyata
e. Rasa tertekan pada rongga panggul
f. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek
g. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau bergerak
h. Gangguan saluran kencing
i. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
j. Mual, muntah
k. Infertilitas ( tidak subur) (Faisal Yatim, 2005 : 32)
f. Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarium berdasarkan International Federation of Ginnecology and Obstetrics (FIGO) adalah : Stadium Batasan I Pertumbuhan tumor terbatas dalam ovarium IA Tumor terbatas hanya di satu ovarium :
a) Kapsul utuh
b) Kapsul sudah diinfiltrasi tumor atau kapsul pecah IB Pertumbuhan tumor pada satu ovarium dan tiak ada acites IC Seperti IA atau IB, dengan acites atau pemeriksaan sitologi cairan peritoneum, positif sel kanker II Tumor tumbuh pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke organ rongga panggul lain.
IIA Penyebaran tumor ke saluran tuba atau uterus IIB Penyebaran tumor ke organ panggul lain, termasuk ke rongga peritonium IIC Seperti IIA atau IIB, disertai acites dan pemeriksaan cairan peritoneum, positif sel kanker III Tumor terbatas di dalam rongga panggul, dengan penyebaran ke rongga perut di luar panggul, dan/atau kelenjar getah bening di belakang rongga perut positif mengandung sel kanker IV Terjadi penyebaran luas atau ke tempat organ yang jauh dari rongga panggul (Faisal Yatim, 2005 : 33)
g. Komplikasi
Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian mendadak menjadi akut abdomen. Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai sekitar 5 cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang terbatas .Sering terjadi pada saat hamil dan asca partum dan saat terjadi akut abdomen. Robekan dinding kista Disebabkan oleh trauma langsung pada kista ovariiterjadi saat torsikista dan dapat menimbulkan perdarahan akut abdomen Infeksi kista Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut tegang dan panas hasil pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi Degenerasi ganas Keganasan ovarium silent killer diketahui setelah stadium lanjut sedangkan perubahan tidak jelas Gejala keganasan kista ovarii:tumor cepat membesar ,berbenjol benjol,terdapat asites ,tubuh bagian atas kering sedangkan bagian bawah terjadi oedema.
h. Penatalaksanaan
Pembedahan Peranan bedah pada manajemen tumor ovarium sangat menonjol, karena selain untuk tujuan terapi, juga untuk menentukan stadium tumor, tindakan bedah tergantung pada stadium tumor, tumor stadium I dan II biasanya dilakukan salpingoverektomy, pada golongan rendah 90% tanpa teraphi bedah. Pada wanita usia muda dan varietas rendah tindakan overektromy dapat dilakukan apabila tumor pada stadium I. Tindakan siturekduski biasanya dilakukan pada stadium lanjut, dimana tumor tidak mungkin diangkat seluruhnya. Tujuan situreduksi adalah mensterilisasi tumor sehingga kemoteraphi atau radioteraphi lebih efektif, pada siturenduksi tumor diangkat sebanyak mungkin. Baik tumor primer atau tumor yang tumbuh diabdomen. Untuk mencegah hal-hal yang tidak perlu pengobatan berlebihan yang memberikan efek toksin dari kemoteraphi disarankan untuk dilakukan pembedahan rongga abdomen ( laparotamy).
F. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, diagnosa medis serta data penanggung jawab Alasan masuk rumah sakit Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, mual, perdarahan.
2. Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien saat ini. Keluhan yang dirasakan klien post operasi biasanya nyeri sebagai efek dari pembedahan seperti: cemas, gangguan aktifitas, dan gangguan nutrisi
3. Riwayat kesehatan dahulu Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehata n klien sebelum menderita penyakit sekarang, seperti pernah mengalami kanker atau tumor pada organ lain.
4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, dan untuk menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak.
5. Riwayat perkawinan Jumlah perkawinan dan lama perkawinan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya tumor ovarium.
6. Riwayat kehamilan dan persalinan Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu tumor ovarium.
7. Riwayat menstruasi Klien dengan tumor ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis
a. Kepala
1. Hygiene rambut
2. Keadaan rambut
b. Mata. 1. Sklera : ikterik/tidak
2. Konjungtiva : anemis/tidak
3. Mata : simetris/tidak
c. Leher 1. Ada/tidak adanya pembengkakan kelenjer tyroid
2. Ada/tidak adanya Tekanan vena jugolaris.
d. Dada Pernapasan
1. Jenis pernapasan
2. Bunyi napas
3. Penarikan sela iga
e. Abdomen 1. Nyeri tekan pada abdomen.
2. Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas 1. Nyeri panggul saat beraktivitas.
2. Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1. Adanya konstipasi
2. Susah BAK\
Data Sosial Ekonomi
Tumor ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
Data Psikologis
Klien dengan post operasi tumor ovarium mengalami cemas terhadap segala hal yang terjadi mengenai penyakitnya misalnya cemas akan perawatan luka bekas operasi karena kurang pengetahuan klien
Pola kebiasaan Sehari-hari :
Biasanya klien dengan tumor ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
Rencana Pulang Hal ini perlu dikaji untuk mengidentifikasi bantuan yang dibutuhkan klien untuk perawatan di rumah.
Diagnosa yang mungkin muncul :
Diagnosa yang muncul
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.
3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar panggul.
B. NCP (Nursing Care Plain) Diagnosa Rencana Asuhan Keperawatan keperawatan Tujuan Intervensi Rasional:
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor.
Tujuan: setelah melakukan 2X24 JAM nyeri berkurang dengan KH :
Klien tampak rileks
Skala nyeri berkurang.
TTV dalam batas normal
Klien dapat mengatasi nyeri.
Intervensi :
Lakukan pengkajian nyeri secara kompherensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas.
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat / dingin.
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Tingkatkan istrahat
Atur posisi senyaman mungkin
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
Rasional :
Membantu mengevaluasi derajat nyeri
Mengetahui tingkat kenyamanan klien
Mengetahui penyebab nyeri
Mengalihkan perhatian klien saat merasa nyeri hingga nyeri berkurang.
Membantu mengurangi nyeri
Agar klien dapat beristrahat dengan baik dan cukup
Klien merasa nyaman dan rileks
Mengetahui perkembangan klien.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan : Dalam 2x24 jam nutrisipada klien terpenuhi dengan KH :
Klien tidak merasa mual dan muntah
Nutrisi klien terpenuhi
BB klien meningkat
Intervensi :
Tentukan BB ideal menurut usia dan tinggi badan
Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan dan menggunakan nutrisi yang oenting.
Monitor intake nutrisi, spesifikan porsi makanan yang dimakan.
Kaji adanya alergi makanan
Temani pasien saat makan untuk medorong intake nutrisi.
Timbang pasien setiap minggu dalam kondisi yan sama
Berikan anti muntah sesuai intruksi sebelum makan
Jika pasien muntah anjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan kesukaan
Berikan informasih tentang kebutuhan nutrisi.
Rasional :
Mengetahui keseimbangan berat badan dan tinggi
Mengetahui kecukupan nutrisi
Mengetahui balance intake nutrisi
Mengetahui riawayat alergi
Mengetahui seberapa banyak klien untuk makan
Mengetahui peningkatan BB klien
Agar tidak terjadi mual muntah
Agar klien tidak merasa muntah
Agar klien mengetahui status nutrisinya.
3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar panggul
Tujuan : setelah dilakukan askep 2x24 jam didapatkan dengan KH :
Tidak ada residu urine >100-200 cc
Intake cairan dalam rentang normal
Bebas dari ISK
Tidak ada spasme bladder
Balance cairan seimbang
Intervensi :
Monitor intake dan output
Monitor derajat distensi bladder
Kaji pada pasien untuk mencatat output urine
Sediakan privacy untuk eliminasi
Stimulus reflek bladder dengan kompres dingin pada abdomen
Kateterisasi jika perlu monitor tanda dan gejala ISK (panas hematuria,perubahan bau dan konsisten urine)
Rasional :
Mengetahui balance cairan
Untuk mengurangi distensi
Mengetahui jumlah volume urine klien
Menjaga privasi
Untuk menghangatkan atau memberikan kenyamanan klien
Jika klien sangat sulit berkemih
Mengetahui karakteristik urine
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Neoplasma merupakan suatu abnormalitas darim sel-sel yang berada dalam tubuh manusia, dimana sel-sel tersebut terus mengalami pembelahan secara aktif serta yang menjadi bahaya adalah karena neoplasma ini bersifat parasit, dalam kata lain menjadi pesaing untuk sel-sel yang sehat, sehingga apabila pertumbuhannya tidak dihentikan maka akan mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Tumor ganas/ kanker.
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui tentang konsep Neoplasma,baik Definisi Neoplasma,Metabolisme Neoplasma,Sifat Neoplasma, Klasifikasi Neoplasma, serta penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh neoplasma, guna menambah skil performa untuk mendukung tindakan perawat dalam pemberian Askep.
Dafatar Pustaka
http://beulel029.blogspot.co.id/2013/12/makalah-neoplasma.html
http://tisyanurses.blogspot.co.id/2015/04/askep-gangguan-sistem-reproduksi-pada.html
http://neoplasma-ahmad-akhyar.blogspot.co.id/
http://doktersehat.com/perbedaan-tumor-dan-kanker/#ixzz1rsiyARAq,
Pringgoutomo S. HimawanS. Tjarta. Buku ajar Patologi I (umum). Ed 1. Jakarta: Sagung Seto. 2006
Ahmad Ahyar, 2011. Neoplasma: http://neoplasma-ahmad-akhyar.blogspot.com
Anomin, 2011. Neoplasma: http://www.scribd.com/
Robbins & Kumar, 1995. Buku Ajar Patologi I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Rukmono, Dr, 1073. Patologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Adam, Syamsunir., 1995, DASAR β DASAR PATOLOGI β seri keperawatan, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Dorland, 2001, KAMUS KEDOKTERAN, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Gibson, J.M., 1996, MIKROBIOLOGI DAN PATOLOGI MODERN β untuk perawat , EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Robbins, Stanley L.; Kumar, Vinay., 1995, BUKU AJAR PATOLOGI I, edisi 4, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Diposkan oleh Danny Suhaya di 20.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Bottom of Form
Bottom of Form
http://makalahneoplasma.blogspot.co.id/2014/05/makalah-neoplasma.html