Neoplasma Tiroid
Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tir oid yang memiliki ciri khusus. Kadang-kadang mirip goiter nodular jinak. Kebanyakan nodula tersebut jinak, tetapi beberapa nodula goiter bersifat karsinoma. Untuk menentukan apakah nodula tiroid ganas atau tidak, harus dinilai faktor-faktor risiko dan gambaran klinis massa tersebut dan harus dilakukan beberapa pemeriksaaan laboratorium. Resiko karsinoma pada nodula tiroid adalah tinggi, sekitar 50% pada anak-anak di bawah usia 14 tahun. Tetapi pada orang dewasa resiko itu kurang dari 10%. Nodula yang t imbul mendadak atau pembesaran cepat nodula yang memang sudah ada sebelumnya, harus menambah kecurigaan bahwa nodula tersebut bersifat ganas. Seseorang yang sebelumnya telah menerima kontak r adiasi terapeutik di daerah kepalamdan leher dapat juga meningkatkan resiko timbulnya karsinoma tiroid di kemudian hari. Insiden kontak radiasi selama masa kanak-kanak pada penderita karsinoma tiroid di bawah usia 15 tahun dilaporkan mencapai 50% dan untuk pasien dibawah 30 tahun mencapai 20%. Insiden meningkat dalam 5 tahun pertama setelah kontak radiasi dan terus meningkat hingga 30 tahun untuk kemudian mulai menurun. Beberapa kanker tiroid tertentu seperti karsinoma medularis tiroid dapat timbul dengan insiden familial. Ditemukannya goiter pada seseorang yang m empunyai riwayat keluarga positif karsinoma jenis ini, merupakan faktor yang penting untuk diagnosis keganasan tiroid. Patogenesis dan perjalanan penyakit
Lingkungan genetik dan proses autoimun dianggap merupakan faktor-faktor penting dalam patogenesis nodula tiroid. Namun masih belum dimengerti sepenuhnya proses perubahan atau pertumbuhan sel-sel folikel tiroid menjadi nodul. Konsep yang selama ini dianut bahwa hormon perangsang tiroid (TSH) secara sinergistik bekerja dengan insulin dan atau insulin-like growth factor I dan memegang peranan penting dalam pengaturan pertumbuhan sel-sel tiroid per lu ditinjau kembali. Berbagai temuan akhir-akhir ini menunjukkan TSH mungkin hanya merupakan salah satu dari mata rantai di dalam suatu jejaring sinyalsinyal yang kompleks yang memodulasi dan mengontrol stimulasi pertumbuhan dan fungsi sel tiroid. Penelitian yang mendalam berikut implikasi klinik dari jejaring sinyal tersebut sangat diperlukan untuk memahami patogenesis nodul tiroid. Adenoma tiroid merupakan pertumbuahan baru monoklonal yang terbentuk sebagai respons terhadap suatu rangsangan. Faktor herediter tampaknya tidak memegang peranan penting. Nodul tiroid ditemukan 4 kali lebih sering pada wanita daripada pria, walaupun tidak ada bukti kuat keterkaitan antara estrogen dengan pertumbuhan sel. Adenoma tiroid tumbuh perlahan dan menetap selama bertahun-tahun, hal ini kemungkinan terkait dengan kenyataan bahwa sel tiroid dewasa biasanya membelah setiap delapan tahun. Kehamilan cenderung mengakibatkan nodul bertambah besar dan menimbulkan pertumbuhan nodul baru. Kadang-kadang dapat terjadi perdarahan ke dalam nodul menyebabkan pembesaran mendadak serta keluhan nyeri. Pada waktu terjadi perdarahan ke dalam adenoma, bisa timbul tiroksikosis selintas dengan peningkatan kadar T4 dan penurunan penangkapan iodium (radioiodine uptake). Regresi spontan adenoma dapat terjadi. Adenoma dari awalnya jinak seperti halnya karsinoma awalnya juga ganas, walaupun demikian pada beberapa kasus adenoma dapat bertransformasi menjadi ganas. Klasifikasi WHO I.
Adenoma 1. Folikuler a.
Varian koloid
b. Embrional c.
Fetal
d. Varian sel hurtle 2. Papiler (kemungkinan ganas) 3. Teratoma
II.
Tumor ganas a.
Adenokarsinoma papiler 1.
Murni adenokarsinoma papiler
2.
Campuran papiler dan folikuler
b. Adenokarsinoma folikuler c.
Karsinoma Medular
d. Tidak berdiferensiasi (small cell, giant cell, karsinosarkoma) e. Lain-lain (limfoma, sarkoma, karsinoma sel squamosa epidermoid, fibrosarkoma, karsinoma mukoepitelial, metastasis tumor) Ada yang berpendapat bahwa tumor papiler harus dianggap sebagai karsinoma, sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa tumor papiler adalah adenoma jinak. Sekitar 10% adenoma folikuler merupakan nodul yang hiperfungsi tampak sebagai nodul panas (hot nodul) pada sidik tiroid yang menekan fungsi jaringan tiroid normal disekitarnya dan disebut sebagai nodul tiroid autonom. Nodul tersebut dapat me netap bertahun-tahun, beberapa diantaranya menyebabkan hipertiroidisme subklinik (kadar T4 masih dalam batas normal tapi kadar TSH tersupresi) atau berubah menjadi nodul autonom toksik terutama bila diameternya lebih dari 3 cm. Sebagian lagi akan mengalami nekrosis spontan. Sekitar 2% dari seluruh kasus tirtoksikosis disebabkan oleh nodul tiroid autonom toksik. Gambaran klinis
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan dari dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati satelit. Karsinoma papilaris Adalah jenis tumor yang paling banyak ditemukan dan merupakan 80% dari semua jenis tumor ganas tiroid pada anak-anak dan orang dewas yang kurang dari 40 tahun. Lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui saluran limfatik ke kelenjar getah bening regional pada sekitar 50% kasus. Pengobatan dengan bedah eksisi pada lobus yang te rkena disertai pengangkatan kelenjar getah bening regional bila diduga terserang. Karsinoma folikularis Sekitar 20% dari semua kanker tiroid. Penyebaran menurut jenis kelamin dan usia serupa dengan penyebaran kenker papilaris, meskipun insiden sedikit lebih tinggi pada usia lanjut. Kanker ini adalah bentuk yang pertumbuhannnya paling lamban. Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara progresif, cepat menyebar ke tempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga dapat menangkap RAI. Cara metastasis melalui aliran datah ke tempat-tempat yang jauh letaknya seperti paru dan tulang. Se perti tumor papilar, pertumbuhan kanker jenis ini adalah lambat, berkembang dalam waktu bertahun-tahun. Pengobatan dengan tiroidektomi total atau hampir total disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening yang t erserang. Kalau terjadi metastasis dan metastasis tersebut sanggup menangkap RAI, maka ablasi metastasis tersebut dengan RAI dosis tinggi dapat. Setelah tiroidektomi total (baik dengan operasi atau dengan RAI), tiroglobulin serum seharusnya tidak lagi terdeteksi. Kadarnya akan meningkat dalam serum pasien yang mengalami metastasis, dan peningkatan kadar tiroglobulin merupakan suatu pet unjuk adanya kekambuhan. Karsinoma medularis tiroid (MTC) Agak jarang ditemukan, merupakan 5 sampai 10% dari semua kasus. Asal sel neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, tumor ini sanggup menyekresi kalsitonin, MTC dapat timbul sebagai tumor yang penyebarannya tidak merata, biasanya melibatkan satu lobus tiroid atau dapat juga bersifat familial, muncul pada anggota keluarga dengan neoplasma endokrin multiple (MEN) 2A dan 2B. Pada pasien dengan MEN 2A terdapat hiperparatiroid dan freokomositoma yang akan menjadi
MTC.sedangkan pada pasien dengan MEN 2B terdapat ganglioneuroma yang melibatkan tarsal ke lopak mata, lidah, dan bibir dan memperlihatkan kebiasaan marfanoid. Pada anggota keluarga ini terdapat mutasi RET protoonkogen yang dapat digunakan dalam uji pemindaian untuk mengidentifikasikan anggota keluarga yang tidak terkena dan tidak berisiko tiroidektomi dini. Pengukuran kadar kalsitonin serum dapat digunakan untuk mengikuti perjalanan klinis dan perkembangan MTC. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening lokal pada stadium dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru, hati, tulang, dan or gan-organ tubuh lainnya. Karena ada kecenderungan untuk bermetastasis pada stadium dini, jenis kanker ini diobati dengan tiroidektomi total. Karsinoma anaplastik tiroid Secara histologis berdiferensiasi buruk dan sangat ganas, sering mengakibatkan kematian dalam beberapa minggu atau bulan. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal dalam stadium dini ke stuktur -struktur di sekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran limfatik dan aliran darah. Saat ini secara umum jenis karsinoma ini masih dianggap fatal, apapun cara pengobatan yang dilakukan. Operasai reseksi harus dilakukan, diikuti oleh radiasi dan kemoterapi. Pasien yang mengalami reseksi akibat karsinoma tiroid folikularis maupun papilaris harus diikuti terus perkembangannya selama bertahun-tahun untuk mendeteksi metastasis atau kekambuhan. Sesudah tiroidektomi untuk karsinoma papilaris atau folikularis, pasien tetap diberi levotiroksin dosis supresif. Secara berkala tiroid pengganti ini dihentikan dan dirangsang dengan TSH. Diberikan RAI dosis tinggi dan dilakukan penyidikan pada leher maupun seluruh tubuhnya untuk me neliti bagian-bagian mana yang menangkap radioaktif. Kalo metastasis dapat dideteksi dengan cara ini, maka pasien diberi RAI berdosis besar yang bersifat ablatif.