VI-1
II-17
III-4
IV-25
V-2
i
I-3
ii
v
Control Chart
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga dan ahli warisnya. Kita bersyukur atas selesainnya laporan praktikum ini, yang dimana dalam kesempatan ini kami beri judul "Analisis Pengaruh Lingkungan Pekerjaan Terhadap Produktivitas".
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam menyelesaikan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi di Universitas Langlangbuana Bandung.
Dalam penulisan laporan ini kami rasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pada materi pembahasan, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporn ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya khususnya kepada :
Bapak Dr. Hj. Nana Rukmana Asmita, M.H. selaku Rektor Universitas Langlangbuana Bandung.
Ibu Siti Rosimah selaku Ka Lab Praktek Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
Bapak Danny Somantri selaku asisten laboratorium Praktek Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi yang telah sangat membantu dan membimbing kami.
Keluarga serta rekan-rekan yang ikut andil dalam penyelesaian laporan praktikum ini.
Bandung, Agustus 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Perumusan Masalah I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat I-2
1.4 Pembatasan Masalah I-2
1.5 Sistematika Pembahasan I-3
BAB II LANDASAN TEORI II-1
2.1 Lingkungan Kerja II-1
2.1.1 Jenis Lingkungan Kerja II-2
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja II-3
2.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Kerja II-9
2.3 Pengujian Data II-10
2.3.1 Uji keseragaman data II-10
2.3.2 Uji kecukupan data II-11
2.3.3 Uji kenormalan data II-12
2.4 ANOVA (Analisis Of Varian) II-15
2.5 Percobaan Faktorial II-16
2.6 Uji Rentang Darab Duncan II-17
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH III-1
3.1 Kerangka Berfikir III-1
3.2 Pengumpulan Data III-1
3.3 Pengolahan Data III-1
3.4 Hipotesis Awal III-2
3.5 Flowchart III-3
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1
4.1 Pengumpulan Data IV-1
4.2 Pengolahan Data IV-2
4.1.1 Uji Statistik IV-2
4.1.2 ANOVA (Analisi of Variance) IV-8
4.1.3 Uji Faktorial IV-13
BAB V ANALISIS V-1
5.1 Analisis Data V-1
5.2 Analisis ANOVA V-2
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI-1
6.1 Kesimpulan VI-1
6.2 Saran VI-1
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tingkatan Intensitas Kebisingan dan Intensitas Cahaya 10
Gambar 3. 1 Kerangka Pemecahan Masalah 3
Gambar 3. 2 Lanjutan 4
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Analisis Variansi Untuk Percobaan Tri Faktor II-15
Tabel 4. 1 Hasil Praktikum IV-1
Tabel 4. 2 Hasil Praktikum IV-2
Tabel 4. 3 Sub Group Data IV-2
Tabel 4. 4 Data yang diurutkan IV-5
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan IV-6
Tabel 4. 6 Data Hasil Praktikum IV-9
Tabel 4. 7 Trifaktor IV-9
Tabel 4. 8 Interaksi antara faktor waktu, kebisingan, dan cahaya IV-13
Tabel 4. 9 Interaksi antara faktor waktu, kebisingan, dan cahaya IV-13
Tabel 4. 10 Interaksi antara faktor cahaya dengan waktu IV-13
Tabel 4. 11 Interaksi antara faktor cahaya dengan kebisingan IV-13
Tabel 4. 12 Interaksi antara faktor kebisingan dengan waktu IV-14
Tabel 4. 13 Hasil Perhitungan IV-17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan sosial, yang di dalamnya terdapat orang-orang yang saling berinteraksi setiap jam bahkan setiap hari. Kebanyakan dari kita akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada melakukan hal lainnya. Dalam bekerja kita akan berdampingan dengan banyak orang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi adalah dengan memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas–tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik juga mempengaruhi kinerja karyawan. Jika karyawan tidak mampu menciptakan lingkungan kerja yang baik antara karyawan lain maka akan mengganggu kinerja karyawan.
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat. Dalam hal ini banyak sekali orang-orang melakukan inovasi-inovasi dalam mendesain suatu ruangan untuk bekerja sehingga ruangan tersebut tidak mengakibatkan seseorang merasa jenuh atau tidak nyaman.
Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi saat ini adalah hampir seluruh perusahaan mengabaikan lingkungan pekerjaannya karena dianggap tidak penting dalam pencapaian produktifitas. Namun sebenarnya faktor lingkungan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang kelancaran produktivitas suatu perusahaan. Maka dari itu, melalui praktikum ini penulis mencoba meneliti kesalahan perhitungan akibat pengaruh lingkungan berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah :
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang keadaan lingkungan fisik dam fisiologi yang mempengaruhi keberhasilan kerja seseorang secara langsung atau tidak langsung.
Membekali prktiktikan tentang pemanfaatan tentang penggunan metoda-metoda statistik dalam menganalisa pengaruh lingkungan kerja.
Memahami adanya suatu kondisi optimum dalam melakukan suatu aktifitas kerja.
Dapat menentukan faktor-faktor lingkungan perantar yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan kerja.
Dapat menggunakan ilmu statistik sesuai bentuk mencari faktor-faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap keberhasilan kerja.
Memahami dan melakukan perhitungan untuk meneliti jenis-jenis perlakuan mana dalam eksperimen yang paling berpengaruh dengan menggunakan Uji Rentang Darab Duncan.
Memahami dan melakukan perhitungan yang berkaitan dengan eksperimen faktor berganda/percobaan faktorial.
Pembatasan Masalah
Supaya dalam perancangan ini tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ada, maka terdapat batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi :
Data yang digunakan adalah hasil pengamatan dari tiga orang praktikan.
Waktu pengamatan yang dilakukan yaitu 30 detik dan 60 detik.
Intensitas kebisingan pada saat praktikum yaitu 60 dB dan 75 dB
Intensitas cahaya pada saat praktikum yaitu 110 cd, 150 cd, 250 cd, dan 300 cd.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan maka penyusunan membuat suatu kerangka agar dapat disajikan secara sistematis yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan tentang teori – teori yang digunakan dalam praktikum sebagai perbandingan hasil dari praktikum yang dilakukan.
BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini berisikan tentang kerangka berfikir, metode cara kerja dam kerangka pemecahan masalah dari praktikum yang dilakukan.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisikan data permasalahan yang meliputi data – data yang diperlukan dalam pemecahan masalah, dan hasil dari pemecahan masalah.
BAB V ANALISIS
Pada bab ini data yang telah diolah, dianalisa sesuai dengan hasil pengolahan datanya. Lalu hasil dari pengolahan dianalisis dari segi ergonomi, teknik, harga, nilai dan juga secara umum.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil – hasil pengolahan data dan hasil dari analisis data, dan juga saran – saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksnakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksnakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien. Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara lain sebagai berikut :
Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
"Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan".
Menurut Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut :
"Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok".
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.
Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik.
Lingkungan kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2001:21),
"Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung".
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya)
Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sadarmayanti (2001:31),
"Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan".
Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.
Menurut Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.
Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19-21) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.
Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :
Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan.
Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
Untuk mengukur kesatuan cahaya disebut "Foot Candle", yaitu banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran biasa yang jatuh di suatu benda yang berjarak satu kaki dari sebuah lilin yang berukuran biasa.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Cahaya alam yang berasal dari matahari
Cahaya buatan yang berupa lampu.
Cahaya buatan terdiri dari empat macam, yaitu :
Cahaya langsung
Cahaya setengah langsung
Cahaya tidak langsung
Cahaya setengah tidak langsung
Kualitas Pencahayaan dalam lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh :
Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.
Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.
Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.
Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.
Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak terlalu jelas.
Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.
Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas ditentukan oleh :
Ukuran objek
Derajat kontras
Perbedaan derajat terang relatif antar objek dengan sekelilingnya
Luminensi (brightness)
Arus cahay yang dipantulkan oleh objek
Lamanya melihat.
Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahannya tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin terhadap temperatur normal ± 24 °C.
Temperatur udara lebih rendah dari 37 C berati temparatur dara ini dibawah kemampuan tubuh unutk menyesuaikasn didi (35% dibawah normal), maka tubuh manuasia akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya jika temperatur udara terlalu panas dibanding temperatur tubuh, maka tubuh akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan tubuhnya malalui sistem penguapan. Hal ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan tingginya temperatur udara. Temparatur yang terlalu dingin akan mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur udara yang terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh dan cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja.
Secara fundamental, ergonomi merupakan studi tentang penyerasian antara pekerja dan pekerjaannya untuk meningkatkan performansi dan melindungi kehidupan. Untuk dapat melakukan penyerasian tersebut kita harus dapat memprediksi adanya stressor yang menyebabkan terjadinya strain dan mengevaluasinya. Mikroklimat dalam lingkungan kerja menjadi sangat penting karena dapat bertindak sebagai stressor yang menyebabkan strain kepada pekerja apabila tidak dikendalikan dengan baik. Mikroklimat dalam lingkungan kerja terdiri dan unsur suhu udara (kering dan basah), kelembaban nisbi, panas radiasi dan kecepatan gerakan udara.
Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas di tempat kerja menyebakan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37° C, mungkin mudah dilampaui dengan akumulasi panas dan konveksi, konduksi, radiasi dan panas metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja >38° C, diduga terdapat pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan suhu tubuh tersebut. Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan kerja.
Menurut Sutalaksana, dkk (1979) berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda sebagai berikut:
49 °C : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30° derajat Celcius: aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.
± 30 °C : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
± 24 °C: Kondisi optimum.
± 10 °C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul.
Harga-harga diatas tidak mutlak berlaku untuk setiap orang karena sebenarnya kemampuan beradaptasi tiap orang berbeda-beda, tergantung di daerah bagaimana dia biasa hidup. Orang yang biasa hidup di daerah panas berbeda kemampuan beradaptasinya dibandingkan dengan mereka yang hidup di daerah dingin atau sedang. Tichauer telah menyelidiki pengaruh terhadap produktifitas para pekerja penenunan kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi paling tinggi dicapai pada kondisi temperatur 750F - 800F (240C - 270C).
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang masih dapat dihadapi tenaga kerja dalam bekerja sehari-hari dimana tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus selama 8 jam kerja sehari dan 40 jam seminggu. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 405/Menkes/SK/XI/2002) NAB terendah untuk temperatur ruangan adalah 18° C dan NAB tertinggi adalah 30° pada kelembaban nisbi udara antara 65% sampai dengan 95%.
Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang menunjukan besarnya arus energi per satuan luas.
Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah getaran per detik (Hz).
Intensitas kebisingan biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatua luas. Frekuensi yang menunjukan jumlah gelombang suara yang sampai di telinga setiap detik, dinyatakan dalam jumlah getaran atau Hertz (Hz).
Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
Jenis Warna
Sifat
Pengaruh
Untuk Ruang
Merah
Dinamis, merangsang, dan panas
Menimbulkan semangat kerja
Pekerja sepintas/singkat
Kuning
Keanggunan, bebas, hangat
Menimbulkan rasa gembira dan merangsang urat syaraf mata
Gang-gang jalan lorong
Biru
Tenang, tentram dan sejuk
Mengurangi tekanan atau ketegangan
Berfikir, konsentrasi
Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Kerja
Suatu kondisi lingkungan kerja yang baik tidak bisa ditentukan begitu saja tetapi harus melalui tahap-tahap dimana setiap kemungkinan dari kondisi tersebut diuji pengaruhnya terhadap kemampuan manusia dengan melihat sifat dan tingkah laku manusia di ruangan yang terisolasi untuk observasi.
Dari sekian banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi diambil dua faktor yang dianggap lebih relevan dengan kondisi labyaitu kebisingan dan cahaya didalam suatu ruangan khusus yang dinamakan Climatic Chamber.
INTENSITAS KEBISINGAN TINGKAT CAHAYA
Gambar 2. 1 Tingkatan Intensitas Kebisingan dan Intensitas Cahaya
Pengujian Data
Uji keseragaman data
Uji keseragaman data dapat dilakukan dengan peta control-x (x-chart) untuk membuat peta control, prosedur yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
Mengelompokan data-data yang terkumpul kedalam beberapa sub grup.
Meghitung rata-rata (x) dari rata-rata sub grup
x= xik ...................................................................................(2.1)
dimana :
x adalah harga rata-rata dari sub grup I
k adalah harga banyaknya sub grup yang terbentuk
Menghitung standar deviasi
Ada dua cara menghitung standar deviasi
Standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
σ= σxn .............................................................................(2.2)
Standar deviasi dari rata-rata sub grup
σ= x -xn-1 .................................................................(2.3)
Menentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah
BKA = x + 3σ ...................................................................(2.4)
BKB = x – 3σ ....................................................................(2.5)
Uji kecukupan data
Apabila semua nilai rat-rata sub grup berada dalam batas control, maka semua data-data dapat digunakan. Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan untuk menghitung banyaknya pengukuran digunakn rumus :
N'= k/sNΣxi²-(Σxi)²Σxi² ..............................................................(2.6)
Keterangan :
N' = jumlah data yang diperlukan
N = jumlah data yang telah di lakukan
k = tingkat kepercayaan
s = tingkat ketelitian
Uji kenormalan data
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit.
Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.
Adapun langkah – langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
Cari rata-rata dan simpangan baku dari data yang dikumpulkan :
x = xin ............................................................................................(2.7)
S²= xi- xn-1 ...............................................................................(2.8)
Simpangan baku (s) = .....................................................................(2.9)
Buat data dalam bentuk daftar frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Tentukan Rentang Kelas (R)
R = Data terbesar – data terkecil ...........................................(2.10)
Tentukan Banyaknya Kelas Interval (k)
Kelas paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas
k = 1 + 3,3 log n .....................................................................(2.11)
Tentukan Panjang Kelas Interval (P)
P = Rk .......................................................................................(2.12)
Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Bisa diambil dengan data-data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan
Buat tabel frekuensi yang diharapkan dalam pengamatan
Luas tiap kelas interval
Menghitung X hitung
Xhitung = xi- xs ................................................................................(2.13)
Frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei = luas kelas tiap interval x jumlah data ....................................(2.14)
Frekuensi pengamatan
Oi = frekuensi asli dari data...........................................................(2.15)
Kriteria uji kenormalan digunakan distribusi chi-kuadrat dengan derajat
x² = i=1kOi-Ei2Ei ..................................................................(2.16)
Kebebasan = (k-3) dan taraf ɑ (taraf keberartian)
Jika x² hitung < x² tabel, maka data normal.
Untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh, maka digunakan statistik parametik ANOVA, dan Darab Duncan untuk mencari yang paling berpengaruh.
...............................................................(2.17)...............................................................(2.17)j=laj=lbk=lcl=ldYijkl2- T2abcnJKT =j=laj=lbk=lcl=ldYijkl2- T2abcnJKT =
...............................................................(2.17)
...............................................................(2.17)
j=laj=lbk=lcl=ldYijkl2- T2abcn
JKT =
j=laj=lbk=lcl=ldYijkl2- T2abcn
JKT =
i=laT12-T2abcnbcn........................................................................................(2.18)JKA =i=laT12-T2abcnbcn........................................................................................(2.18)JKA =
i=laT12
-T2abcn
bcn
........................................................................................(2.18)
JKA =
i=laT12
-T2abcn
bcn
........................................................................................(2.18)
JKA =
j=lbT12-T2abcnacn........................................................................................(2.19)JKB =j=lbT12-T2abcnacn........................................................................................(2.19)JKB =
j=lbT12
-T2abcn
acn
........................................................................................(2.19)
JKB =
j=lbT12
-T2abcn
acn
........................................................................................(2.19)
JKB =
k=lcT12-T2abcnabn........................................................................................(2.20)JKC =k=lcT12-T2abcnabn........................................................................................(2.20)JKC =
k=lcT12
-T2abcn
abn
........................................................................................(2.20)
JKC =
k=lcT12
-T2abcn
abn
........................................................................................(2.20)
JKC =
i=laj=lbTij2cn...................................................(2.21)JK(AB) =i=laT12j=lbT12bcnacn+T2abcni=laj=lbTij2cn...................................................(2.21)JK(AB) =i=laT12j=lbT12bcnacn+T2abcn
i=laj=lbTij2
cn
...................................................(2.21)
JK(AB) =
i=laT12
j=lbT12
bcn
acn
+T2abcn
i=laj=lbTij2
cn
...................................................(2.21)
JK(AB) =
i=laT12
j=lbT12
bcn
acn
+T2abcn
i=lak=lcTik2bn........................................................(2.22)JK(AC) =i=laT12k=lcT12bcnabn+T2abcni=lak=lcTik2bn........................................................(2.22)JK(AC) =i=laT12k=lcT12bcnabn+T2abcn
i=lak=lcTik2
bn
........................................................(2.22)
JK(AC) =
i=laT12
k=lcT12
bcn
abn
+T2abcn
i=lak=lcTik2
bn
........................................................(2.22)
JK(AC) =
i=laT12
k=lcT12
bcn
abn
+T2abcn
j=lbk=lcTjk2an......................................................(2.23)JK(BC) =j=lbT12k=lcT12acnabn+T2abcnj=lbk=lcTjk2an......................................................(2.23)JK(BC) =j=lbT12k=lcT12acnabn+T2abcn
j=lbk=lcTjk2
an
......................................................(2.23)
JK(BC) =
j=lbT12
k=lcT12
acn
abn
+T2abcn
j=lbk=lcTjk2
an
......................................................(2.23)
JK(BC) =
j=lbT12
k=lcT12
acn
abn
+T2abcn
bcnacnabni=laT12i=laj=lbk=lcTijk2nJK(ABC) =cnbn+T2abcni=laj=lbTij2i=lak=lcTik2j=lbk=lcTjk2anj=lbT12k=lcT12........................................(2.24)bcnacnabni=laT12i=laj=lbk=lcTijk2nJK(ABC) =cnbn+T2abcni=laj=lbTij2i=lak=lcTik2j=lbk=lcTjk2anj=lbT12k=lcT12........................................(2.24)
bcn
acn
abn
i=laT12
i=laj=lbk=lcTijk2
n
JK(ABC) =
cn
bn
+T2abcn
i=laj=lbTij2
i=lak=lcTik2
j=lbk=lcTjk2
an
j=lbT12
k=lcT12
........................................(2.24)
bcn
acn
abn
i=laT12
i=laj=lbk=lcTijk2
n
JK(ABC) =
cn
bn
+T2abcn
i=laj=lbTij2
i=lak=lcTik2
j=lbk=lcTjk2
an
j=lbT12
k=lcT12
........................................(2.24)
Tabel 2. 1 Analisis Variansi Untuk Percobaan Tri Faktor Dengan n Refikasi
Sumber Variansi
Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasan
Rataan Kuadrat
f Hitungan
Pengaruh Utama
A
JKA
a - 1
S ²
f=S12S2
B
JKB
b - 1
S ²
f=S22S2
C
JKC
c - 1
S ²
f=S32S2
Interasi Dwi faktor
AB
JK(AB)
(a - 1)(b - 1)
S ²
f=S42S2
AC
JK(AC)
(a - 1)(c - 1)
S ²
f=S52S2
BC
JK(BC)
(b - 1)(c - 1)
S ²
f=S62S2
Interasi Tri Faktor
ABC
JK(ABC)
(a - 1)(b - 1)(c - 1)
S ²
f=S72S2
Galat
JKG
abc (n - 1)
S²
Jumlah
JKT
abcn - 1
ANOVA (Analisis Of Varian)
ANOVA adalah suatu teknik untuk menganalisis atau menguraikan seluruh (total) variasi atas bagian-bagian yang mempunyai makna, seperti halnya suatu masalahnya regresi yang modelnya mengandung perubahan kuantitatif. dengan syarat :
Ho : μ = μ = μ =...= μk
H : Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Asumsi di dalam pemakaian ANOVA :
Populasi harus berdistribusi normal
Populasi harus bersifat homogen (σ12= σ22= σ32=...= σk2)
sampel di ambil secara random
Data Y - N dengan variabel yang dianalisis Yij
Yij=μ+ α1+ εij
Keterangan :
Yij = variabel yang dianalisis
μ = rata-rata
α1 = efek perlakuakn ke –i
εij = error akibat perlakuan ke – i pada pengamatan ke - j
Langkah-langkah pengujian hipotesis ANOVA :
Menentukan Ho dan HI
Menentukan tingkat keselahan
Daerah kritis Fhitung> Fa(V1,V2)
Statistik uji dengan ANOVA
Kesimpulan : Menolak H jika Fhitung F(1-α)(V1,V2)
Percobaan Faktorial
Percobaan faktorial merupakan semua eksperimen yang semua taraf sebuah faktor tertentu dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen tersebut.
Model yang untuk sistem faktorial {a X b}-nya adalah
Yijk=μ+ Ai+Bj+ABij+ εk(ij)
Dengan : i = 1,2,...a
j = 1,2,...b
k = 1,2,...n
Keterangan :
Yijk = varians respon hasil ke – k yang terjadi karena faktor ke – i dari
taraf A dan B faktor ke – j
μ = rata-rata sebenarnya (konstan)
Ai = taraf ke – i faktor A
Bj = taraf ke – j faktor B
ABij= efek interaksi
εk(ij)= efek unit eksponen
Langkah-langkah menguji hipotesis faktorial :
Ho : Ai = 0 ; (i = 1,2,...a)
Ho : Bj = 0 ; (i = 1,2,...b)
Ho : ABij = 0 ; (i = 1,2,...a) (i = 1,2,...b)
Yijk=μ+ Ai+Bj+ABij+ εk(ij)
Ho : Ai = 0, Yijk=μ+ Ai+Bj+ABij+ εk(ij)
Ho : Bj = 0, Yijk=μ+ Ai+Bj+ABij+ εk(ij)
Ho : ABij = 0, Yijk=μ+ Ai+Bj+ABij+ εk(ij)
Tingkat kesalahan α
Derajat kebebasan Fhitung> Fa(V1,V2)
Fhitung : FA : FB : FC
ANOVA
Kesimpulan, tolak Ho jika Fhitung> Fa(V1,V2)
Uji Rentang Darab Duncan
Apabila hipotesis dalam ANOVA ditolak (adanya perbedaan pengaruh jenis faktorial terhadap hasil eksperimen) namun kita ingin mengetahui faktor (perlakuan) yang paling berpengaruh, maka untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dan yang kurang berpengaruh terhadap hasil eksperimen dilakukan Test On Mean Affter Experamentation, dalam hal ini dengan Darab Duncan. Dengan uji ini kita dapat mengetahui perlakuan mana saja yang sama atau berbeda secara signifikan.
Rp=rpS2n .....................................................................................(2.25)
Dimana :
Rp = uji rentang darab duncan
S2 = variansi sampel, merupakan taksiran variansi bersama σ2,
diperoleh dari rataan kuadrat galat
n = jumlah sampel
rp = rentangan distudentkan, berarti yang terkecil tergantung
pada taraf keberartian yang digunakan besarnya derajat
kebebasan rataan kuadrat galat
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
Kerangka Berfikir
Seperti kita ketahui, di dalam pekerjaan, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kinerja pekerja baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu lingkungan kerja non fisik dan lingkungan kerja fisik. Yang dimana lingkungan kerja fisik terdiri dari lingkungan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan dan lingkungan perantara seperti rumah, kantor pabrik kota dan lain-lain begitu juga sebaliknya. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja diantaranya cahaya, suhu, kebisingan, warna dinding dan kondisi disekitar lingkungan kerja tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut maka dapat dilakukan dengan pengujian ANOVA, percobaan faktorial dan Uji Darab Duncan.
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan melakukan praktikum langsung, dengan cara mendata kesalahan dalam mencocokan 15 pasang Resistor yang dilakukan oleh tiga orang praktikan di dalam ruang Climate Chamber dengan dipengaruhi oleh tingkat kebisingan dan pencahayaan.
Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, data yang telah terkumpul dan tersusun diolah dengan beberapa metode pengolahan data seperti :
Dengan mengggunakan uji kenormalan, uji kesragaman, uji kecukupan data.
Dengan menggunakan perhitungan Analisis of Varians (ANOVA) faktorial trifaktor.
Dengan menggunakan uji Darab Duncan, apabila Ho > Hi
Hipotesis Awal
Sebelum melakukan pengolahan data dan melakukan penganalisaan, di perlukan hipotesa awal :
Ho : tidak ada pengaruh waktu terhadap hasil tes
Hi : ada pengaruh waktu terhadap hasil tes
Ho : tidak ada pengaruh Lux meter terhadap hasil tes
Hi : ada pengaruh Lux meter terhadap tes
Ho : tidak ada pengaruh tingkat kebisingan tes terhadap hasil tes
Hi : ada pengaruh tingkat kebisingan terhadap hasil tes
Ho : tidak pengaruh waktu, tingkat cahaya dan tingkat
kebisingan terhadap hasil tes
Hi : ada pengaruh waktu, tingkat cahaya dan tingkat kebisingan
terhadap hasil tes.
Flowchart
YaYaUji Kecukupan DataData Cukup ?Uji Keseragaman DataData Seragam?Tujuan Penelitian :Menentukan kondisi lingkungan kerja yang bisa membuat nyaman.Menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performa dan produktivitas pekerjaStudi LiteraturStudi LapanganPerumusan MasalahPengumpulan Data :Data kesalahan tiga orang praktikan dalam mencocockan 15 pasang resistor, dengan dipengaruhi tingkat kebisingan, pencahayaan dan waktuPengolahan DataATidakTidakBYaYaUji Kecukupan DataData Cukup ?Uji Keseragaman DataData Seragam?Tujuan Penelitian :Menentukan kondisi lingkungan kerja yang bisa membuat nyaman.Menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performa dan produktivitas pekerjaStudi LiteraturStudi LapanganPerumusan MasalahPengumpulan Data :Data kesalahan tiga orang praktikan dalam mencocockan 15 pasang resistor, dengan dipengaruhi tingkat kebisingan, pencahayaan dan waktuPengolahan DataATidakTidakB
Ya
Ya
Uji Kecukupan Data
Data Cukup ?
Uji Keseragaman Data
Data Seragam?
Tujuan Penelitian :
Menentukan kondisi lingkungan kerja yang bisa membuat nyaman.
Menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performa dan produktivitas pekerja
Studi Literatur
Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data :
Data kesalahan tiga orang praktikan dalam mencocockan 15 pasang resistor, dengan dipengaruhi tingkat kebisingan, pencahayaan dan waktu
Pengolahan Data
A
Tidak
Tidak
B
Ya
Ya
Uji Kecukupan Data
Data Cukup ?
Uji Keseragaman Data
Data Seragam?
Tujuan Penelitian :
Menentukan kondisi lingkungan kerja yang bisa membuat nyaman.
Menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performa dan produktivitas pekerja
Studi Literatur
Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data :
Data kesalahan tiga orang praktikan dalam mencocockan 15 pasang resistor, dengan dipengaruhi tingkat kebisingan, pencahayaan dan waktu
Pengolahan Data
A
Tidak
Tidak
B
Gambar 3. 1 Kerangka Pemecahan Masalah
Kesimpulan dan SaranUji Faktorial (ANOVA)ABUji Kenormalan DataData Normal ?Uji Rentang Darab DuncanHo diterima ?YaTidakTidakYaKesimpulan dan SaranUji Faktorial (ANOVA)ABUji Kenormalan DataData Normal ?Uji Rentang Darab DuncanHo diterima ?YaTidakTidakYa
Kesimpulan dan Saran
Uji Faktorial (ANOVA)
A
B
Uji Kenormalan Data
Data Normal ?
Uji Rentang Darab Duncan
Ho diterima ?
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Kesimpulan dan Saran
Uji Faktorial (ANOVA)
A
B
Uji Kenormalan Data
Data Normal ?
Uji Rentang Darab Duncan
Ho diterima ?
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Gambar 3. 2 Lanjutan
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil pengamatan tiga orang praktikan di Laboratorium Perancangan Sisten Kerja dan Ergonomi, dan faktor yang diamati meliputi faktor waktu, tingkat kebisingan, dan tingkat pencahayaan.
Tabel 4. 1 Hasil Praktikum
Nama Praktikan
Waktu (detik)
Kebisingan (dB)
Cahaya (cd)
110 cd
150 cd
250 cd
300 cd
Lutfan
30
60
8
10
8
0
Defri
9
7
12
4
Ardi
10
8
10
5
Lutfan
30
75
4
7
8
9
Defri
10
10
8
9
Ardi
12
8
10
9
Lutfan
60
60
3
4
8
4
Defri
3
3
0
0
Ardi
6
8
0
4
Lutfan
60
75
2
5
8
3
Defri
5
5
1
3
Ardi
4
7
4
4
Pengolahan Data
Uji Statistik
Berikut adalah data kesalahan dalam mencocokan resistor yang dilakukan oleh praktikan.
Tabel 4. 2 Hasil Praktikum
8
10
8
0
9
7
12
4
10
8
10
5
4
7
8
9
10
10
8
9
12
8
10
9
3
4
8
4
3
3
0
0
6
8
0
4
2
5
8
3
5
5
1
3
4
7
4
4
Uji Keseragaman Data
Membuat Sub Group dan hitung rata-rata sub group
Tabel 4. 3 Sub Group Data
SUB Group
Pengukuran (Xi)
x
1
8
10
8
0
9
7
7
2
12
4
10
8
10
5
8,16
3
4
7
8
9
10
10
8
4
8
9
12
8
10
9
9,2
5
3
4
8
4
3
3
4,16
6
0
0
6
8
0
4
3
7
2
5
8
3
5
5
4,66
8
1
3
4
7
4
4
3,83
x
6,02
Keterangan :
x didapat dari perhitungan : Xin (per sub group) atau nilai rata-rata dari sub group.
Contoh Perhitungan Pada Sub Group 1 Tabel 4.3 :
x = 8+10+8+0+9+76
x = 7
Dan langkah ini dilanjutkan pada sub group berikutnya sampai didapat nilai x masing-masing sub group untuk mendapatkan nilai x dengan rumus:
x = x sub group 1 + x sub group 2+...+x sub group 58
= 7+ 8,167+ 8+ 9,333+4,167+3+4,667+3,833 8
= 6,021
Rumus mencari σx yang dipakai untuk menentukan BKA dan BKB :
σ = X1- x2+ X2- x2+…+X31- x2 n-1
σ = 8-6,0212+ 10-6,0212+…+4-6,0212 48-1
σ = 3,29 3,3
maka :
σx = σn
= 3,3/8
= 1,166 1,17
Keterangan :
Tingkat ketelitian yang dipakai : 10%
Tingkat keyakinan : 97% = 2 σ
Mencari BKA dan BKB :
BKA = x + 2 σx
BKA = 6,021 + 2(1,17)
= 8,361 8,36
BKB = x - 2 σx
BKB = 6,021 – 2(1,17)
= 3,681 3,68
Membuat Kontrol Chart
xxBKABKBBKABKB
x
x
BKA
BKB
BKA
BKB
Gambar 4. 1 Plot Data Uji Keseragaman
Kesimpulan :
Dari hasil plot data dapat dilihat ada beberapa data yang melebihi BKA maupun BKB maka data dinyatakan tidak seragam.
Uji Kecukupan Data
Menenukan tingkat keyakinan dan Ketelitian
Tingkat keyakinan yang digunakan : 97%
Tingkat ketelitian yang digunakan : 10%
Mencari N' berdasarkan persamaan 2.17 :
N'= k/sNΣxi²-(Σxi)²Σxi²
Mencari nilai k/s dari persamaan di atas, untuk mencari N' :
Ketelitin : 10% = 0,1
Keyakinan : 90 = σx
Maka,
0,1x = σx
x = 10,1 σx
x = 10 k/s = 10
Masukan data kedalam persamaan 2.17 :
N'= k/sNΣxi²-(Σxi)²Σxi²
Maka,
N' = 1048(2249)-(289)²289²
N' = 29,2
Kesimpulan :
Karena nilai N'= 29,2 itu tidak lebh dari jumlah data yang ada sebanyak 48 data maka data dinyatakan cukup.
Uji Kenormalan Data
Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar
Tabel 4. 4 Data yang diurutkan
0
0
0
0
1
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
6
7
7
7
8
8
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
10
10
10
10
10
10
12
12
Mencari data distribusi frekuensi
Rentang Kelas (R)
R = Xmax-Xmin
= 12-0
= 12
Banyak Kelas (K)
K = 1+3,3 log n
= 1+3,3 log 48
= 6,5480 7
Panjang Kelas Interval (P)
P = RK
= 127
= 1,7 2
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan
No
Kelas Interval
Batas Bawah
Z Hitung
Z Tabel
Luas tiap kelas interval
Ei
Oi
X2 Hitung
1
0 - 1,9
-0,1
-1,860
0,031
0,074
3,636
5
0,512
2
2 - 3,9
1,9
-1,252
0,106
0,156
7,620
6
0,344
3
4 - 5,9
3,9
-0,644
0,261
0,223
10,922
12
0,106
4
6 - 7,9
5,9
-0,037
0,484
0,232
11,353
4
4,763
5
8 - 9,9
7,9
0,571
0,716
0,165
8,100
13
2,965
6
10 - 11,9
9,9
1,179
0,881
0,082
4,033
6
0,960
7
12 - 13,9
11,9
1,787
0,963
0
0
2
0
Keterangan tabel :
Untuk mencari Z hitung :
Z = Xi-xs
Keterangan : x didapat dari rumus :
x= xn data
s didapat dari rumus :
s=xi-x2n-1
Contoh perhitungan untuk no Z hitung :
Z = -0,1-6,0213,3
Z = -1,86
Untuk mencari Z tabel cari dari Table Distribusi
Untuk mencari Luas tiap kelas :
= Ztabel kedua – Ztabel kesatu
= 0,106 - 0,031= 0,074 (dilanjutkan sampai kelas ke-7)
Untuk mencari Ei :
Ei = luas tiap kelas interval x n data
= 0,074 x 48
= 3,636 (dilanjutkan sampai kelas ke-7)
Untuk mencari Oi :
Oi = frekuensi tiap kelas data
Mencari Xtabel dan Xhitung
Rumus Xhitung :
X² hitung = (Oi -Ei )²Ei + (Oi -Ei )²Ei + ......+ (Oi -Ei )²Ei
= (5-3,636)²3,636 + (6-7,620)²7,620 +......+ (12-10,922)²10,922
= 9,65
Rumus Xtabel :
Ketelitian 10% = 0,1
X² tabel = (1 – α)(k – 3)
= (1 – 0,1)(7 – 3)
= (0,9)(4)
Diketahui n = 4 dengan desimal = 4,9 setelah dicari dari tabel hasilnya adalah 5,369.
Kesimpulan :
Setelah dihitung ternyata X² hitung < X² tabel , maka data dinyatakan tidak normal.
ANOVA (Analisi of Variance)
Dalam pengolahan data ini kita menggunakan teknik percobaan faktorial, dimana hasil dari pengamatan tersebut terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi satu sama lainnya, makanya kita menggunakan sistem tri faktorial.
Berikut adalah variabel keputusan yang telah dibuat :
A = menyatakan waktu (detik)
B = menyatakan kebisingan (dB)
C = menyatakan cahaya (Cd)
α = 0,05
Tabel 4. 6 Data Hasil Praktikum
Waktu (detik)
Kebisingan (dB)
Intensitas Cahaya (cd)
110 cd
150 cd
250 cd
300 cd
30
60
8
10
8
0
9
7
12
4
10
8
10
5
Jumlah
27
25
30
9
30
75
4
7
8
9
10
10
8
9
12
8
10
9
Jumlah
26
25
26
27
60
60
3
4
8
4
3
3
0
0
6
8
0
4
Jumlah
12
15
8
8
60
75
2
5
8
3
5
5
1
3
4
7
4
4
Jumlah
11
17
13
10
Tabel 4. 7 Trifaktor
B
C
60
75
A
A
110
150
250
300
110
150
250
300
30
8
10
8
0
4
7
8
9
9
7
12
4
10
10
8
9
10
8
10
5
12
8
10
9
60
3
4
8
4
2
5
8
3
3
3
0
0
5
5
1
3
6
8
0
4
4
7
4
4
Penyelesaian :
A = 4, B = 2, C = 2, n = 3
Ho : tidak ada pengaruh faktor cahaya terhadap hasil tes
Ho : tidak ada pengaruh intensitas waktu terhadap hasil tes
Ho : tidak ada pengaruh tingkat kebisingan terhadap hasil tes
Ho : tidak ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu
Ho : tidak ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan
Ho : tidak ada interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan
Ho : tidak ada interaksi antara faktor waktu, faktor kebisingan, dan
cahaya
H1 : paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor cahaya
H1 : paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor waktu
H1 : paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor kebisingan
H1 : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor cahaya dengan
waktu
H1 : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor cahaya dengan
kebisingan
H1 : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor kebisingan
dengan waktu
H1 : paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor waktu,
kebisingan dan cahaya
α = 0,05
nilai kritis dicari dengan :
untuk baris (faktor cahaya) :
v = A- 1 dan v = A.B.C (n-1)
v = 4-1 , v = 4.2.2 (3-1)
v = 3 , v = 32
maka Ftabel = 2,90
untuk kolom (faktor waktu) :
v = B-1 dan v = A.B.C (n-1),
v = 2-1 dan v = 4.2.2 (3-1),
v = 1 , v = 32
maka Ftabel = 4,15
untuk kolom (faktor kebisingan) :
v = C-1 dan v = A.B.C (n-1),
v = 2-1 dan v = 4.2.2 (3-1),
v = 1 , v = 32
maka Ftabel = 4,15
untuk interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu
v = (A-1)(B-1) dan v = A.B.C (n-1).
v = (4-1)(2-1) , v = 4.2.2 (3-1).
v = 3 , v = 32
maka Ftabel = 2,90
untuk interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan
v = (A-1 )(C-1) dan v = A.B.C (n-1).
v = (4-1)(2-1) , v = 4.2.2 (3-1).
v = 3 , v = 32
maka Ftabel = 2,90
untuk interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan
v = (B-1 )(C-1) dan v = A.B.C (n-1).
v = (2-1)(2-1) , v = 4.2.2 (3-1).
v = 1 , v = 32
maka Ftabel = 4,15
untuk interaksi antara faktor waktu, cahaya dan kebisingan
v = (A-1)(B-1 )(C-1) dan v = A.B.C (n-1).
v = (4-1)(2-1)(2-1) , v = 4.2.2 (3-1).
v = 3 , v = 32
maka Ftabel = 2,90
Kriteria pengujian
Untuk Ho yaitu :
Ho : diterima apabila Fhitung 2,90
Ho : ditolak apabila Fhitung > 2,90
Ho : diterima apabila Fhitung 4,15
Ho : ditolak apabila Fhitung > 4,15
Ho : diterima apabila Fhitung 4,15
Ho : ditolak apabila Fhitung > 4,15
Ho : diterima apabila Fhitung 2,90
Ho : ditolak apabila Fhitung > 2,90
Ho : diterima apabila Fhitung 2,90
Ho : ditolak apabila Fhitung > 2,90
Ho : diterima apabila Fhitung 4,15
Ho : ditolak apabila Fhitung > 4,15
Ho : diterima apabila Fhitung 2,90
Ho : ditolak apabila Fhitung > 2,90
Untuk H1 yaitu :
H1 : diterima apabila Fhitung 2,90
H1 : ditolak apabila Fhitung < 2,90
H1 : diterima apabila Fhitung 4,15
H1 : ditolak apabila Fhitung < 4,15
H1 : diterima apabila Fhitung 4,15
H1 : ditolak apabila Fhitung < 4,15
H1 : diterima apabila Fhitung < 2,90
H1 : ditolak apabila Fhitung < 2,90
H1 : diterima apabila Fhitung 2,90
H1 : ditolak apabila Fhitung < 2,90
H1 : diterima apabila Fhitung 4,15
H1 : ditolak apabila Fhitung < 4,15
H1 : diterima apabila Fhitung 2,90
H1 : ditolak apabila Fhitung < 2,90
Uji Faktorial
Langkah-langkahnya :
Buat tabel dua arah
Tabel 4. 8 Interaksi antara faktor cahaya, waktu dan kebisingan,
B
C
Jumlah
30 detik
60 dB
75 dB
A
110 cd
27
26
53
150 cd
25
25
50
250 cd
30
26
56
300 cd
9
27
36
Jumlah
91
104
195
Tabel 4. 9 Interaksi antara faktor cahaya, waktu dan kebisingan
B
C
Jumlah
60 detik
60 dB
75 dB
A
110 cd
12
11
23
150 cd
15
17
32
250 cd
8
13
21
300 cd
8
10
18
Jumlah
43
51
94
Tabel 4. 10 Interaksi antara faktor cahaya dengan kebisingan
A
C
Jumlah
60 dB
75 dB
110 cd
39
37
76
150 cd
40
42
82
250 cd
38
39
77
300 cd
17
37
54
Jumlah
134
155
289
Tabel 4. 11 Interaksi antara faktor cahaya dengan waktu
A
B
Jumlah
30 detik
60 detik
110 cd
53
23
76
150 cd
50
32
82
250 cd
56
21
77
300 cd
36
18
54
Jumlah
195
94
289
Tabel 4. 12 Interaksi antara faktor waktu dengan kebisingan
C
B
Jumlah
30 detik
60 detik
60 dB
91
43
134
75 dB
104
51
155
Jumlah
195
94
289
Menghitung jumlah kuadrat
j=laT²j=lbT²k=lcT²l=ldTijkl2- T2abcnJKT =j=laT²j=lbT²k=lcT²l=ldTijkl2- T2abcnJKT =
j=laT²j=lbT²k=lcT²l=ldTijkl2- T2abcn
JKT =
j=laT²j=lbT²k=lcT²l=ldTijkl2- T2abcn
JKT =
= 8² + 10² + .... + 4² - 289²48 = 508,97
k=laT12-T2abcnbcnJKA =k=laT12-T2abcnbcnJKA =
k=laT12
-T2abcn
bcn
JKA =
k=laT12
-T2abcn
bcn
JKA =
= 76²+82²+77²+54²12- 289²48 = 38,73
i=lbT12-T2abcnacnJKB =i=lbT12-T2abcnacnJKB =
i=lbT12
-T2abcn
acn
JKB =
i=lbT12
-T2abcn
acn
JKB =
= 195²+94²24- 289²48 = 212,52
j=lcT12-T2abcnabnJKC =j=lcT12-T2abcnabnJKC =
j=lcT12
-T2abcn
abn
JKC =
j=lcT12
-T2abcn
abn
JKC =
= 134²+155²24- 289²48 = 9,19
i=laj=lbTij2cnJK(AB) =i=laT12j=lbT12bcnacn+T2abcni=laj=lbTij2cnJK(AB) =i=laT12j=lbT12bcnacn+T2abcn
i=laj=lbTij2
cn
JK(AB) =
i=laT12
j=lbT12
bcn
acn
+T2abcn
i=laj=lbTij2
cn
JK(AB) =
i=laT12
j=lbT12
bcn
acn
+T2abcn
= 53²+50²+...+18²6 - 76²+82²+77²+54²12 - 195²+94²24 + 289²48
= 120596 - 2134512 - 4686124+ 8352148
= 18,6
i=lak=lcTik2bnJK(AC) =i=laT12k=lcT12bcnabn+T2abcni=lak=lcTik2bnJK(AC) =i=laT12k=lcT12bcnabn+T2abcn
i=lak=lcTik2
bn
JK(AC) =
i=laT12
k=lcT12
bcn
abn
+T2abcn
i=lak=lcTik2
bn
JK(AC) =
i=laT12
k=lcT12
bcn
abn
+T2abcn
= 39²+40²+...+37²6 - 76²+82²+77²+54²12 - 134²+155²24+ 289²48
= 108776 - 2134512 - 4198124 + 8352148
= 24,9
j=lbk=lcTjk2anJK(BC) =j=lbT12k=lcT12acnabn+T2abcnj=lbk=lcTjk2anJK(BC) =j=lbT12k=lcT12acnabn+T2abcn
j=lbk=lcTjk2
an
JK(BC) =
j=lbT12
k=lcT12
acn
abn
+T2abcn
j=lbk=lcTjk2
an
JK(BC) =
j=lbT12
k=lcT12
acn
abn
+T2abcn
= 91²+43²+104²+51²12 - 195²+94²24 - 134²+155²24 - + 289²48
= 2354712 - 4686124 - 4198124 + 8352148
= 0,52
bcnacnabni=laT12i=laj=lbk=lcTijk2nJK(ABC) =cnbn-T2abcni=laj=lbTij2i=lak=lcTik2j=lbk=lcTjk2anj=lbT12k=lcT12bcnacnabni=laT12i=laj=lbk=lcTijk2nJK(ABC) =cnbn-T2abcni=laj=lbTij2i=lak=lcTik2j=lbk=lcTjk2anj=lbT12k=lcT12
bcn
acn
abn
i=laT12
i=laj=lbk=lcTijk2
n
JK(ABC) =
cn
bn
-T2abcn
i=laj=lbTij2
i=lak=lcTik2
j=lbk=lcTjk2
an
j=lbT12
k=lcT12
bcn
acn
abn
i=laT12
i=laj=lbk=lcTijk2
n
JK(ABC) =
cn
bn
-T2abcn
i=laj=lbTij2
i=lak=lcTik2
j=lbk=lcTjk2
an
j=lbT12
k=lcT12
= 27²+25²+...+10²3 - 53²+50²+...+18 6 - 39²+40²+...+37²6 –
91²+43²+104²+51²12 + 76²+82²+77²+54²12 + 195²+94²24 +
134²+155²24 - 8352148
= 27,9
JKG = JKT – JKA – JKB – JKC – JK(AB) – JK(AC) – JK(BC) – JK(ABC)
= 508,97 – 38,73 – 212,52 – 9,19 – 18,6 – 24,9 – 0,52 – 27,9
= 170,61
Menghitung rataan kuadrat
Rataan kuadrat perlakuan
S ² = 38,733 = 12,91
S ² = 212,521 = 212,52
S ² = 9,191 = 9,19
S ² = 18,63 = 6,2
S ² = 24,93 = 8,3
S ² = 0,521 = 0,52
S ² = 27,93 = 9,3
Rataan kuadrat galat
S² = 170,6132 = 5,33
Menghitung F hitung
F = 12,915,33 = 2,43
F = 212,525,33 = 39,8
F = 9,195,33 = 1,73
F = 6,25,33 = 1,16
F = 24,95,33 = 4,67
F = 0,525,33 = 0,09
F = 27,95,33 = 5,23
Tabel 4. 10 Hasil Perhitungan
Sumber Variansi
Jumlah Kuadrat
Derajat Kebebasan
Rataan Kuadrat
Fhitung
Ftabel
Pengaruh Utama
A (Cahaya)
38,73
3
12,91
2,43
2,90
B (Waktu)
212,52
1
212,52
39,8
4,15
C (Bising)
9,19
1
9,19
1,73
4,15
Interaksi Dwifaktor
AB
18,6
3
6,20
1,16
2,90
AC
24,9
3
8,30
4,67
2,90
BC
0,52
1
0,52
0,09
4,15
Interaksi Trifaktor
ABC
27,9
3
9,30
5,23
2,90
Galat
170,61
32
5,33
Jumlah
508,97
47
Kesimpulan :
Untuk Ho yaitu :
Ho : diterima karena Fhitung 2,90
Tidak ada pengaruh dari faktor cahaya terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung kurang dari F tabel.
Ho : ditolak karena Fhitung > 4,15
Ada pengaruh dari faktor waktu terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung lebih dari F tabel.
Ho : diterima karena Fhitung 4,15
Tidak ada pengaruh dari faktor kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung kurang dari F tabel.
Ho : diterima karena Fhitung 2,90
Tidak ada pengaruh dari interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung kurang dari F tabel.
Ho : ditolak karena Fhitung > 2,90
Ada pengaruh dari interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung lebih dari F tabel.
Ho : diterima karena Fhitung 4,15
Tidak ada pengaruh dari interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung kurang dari F tabel.
Ho : ditolak karena Fhitung > 2,90
Ada pengaruh dari interaksi antara faktor cahaya, faktor waktu dan faktor kebisingan terhadap hasil tes, dikarenakan F hitung lebih dari F tabel.
Uji Rentang Darab Duncan
Faktor Waktu
F(B) hitung > F(B) tabel
F (39,8) > F (4,15)
Tolak H0 (Waktu)
"Berarti ada pengaruh perbedaan waktu terhadap kesalahan hitung"
Karena H0 (Waktu) ditolak maka dilakuka uji rentang darab duncan untuk melihat bagaimana hubungan antara pengaruh waktu 30 detik dan 60 detik.
Tabel 4. 11 Rata-rata Jumlah (Faktor Waktu)
Waktu
30 detik
60 detik
x
x
Mean
195/24 = 8,13
94/24 = 3,92
Rumus Uji Rentang :
Rp=rp S²n
ɑ = 0,5
v = 32
p = 1
Didapat rp (0,05, 5 : 32) setelah dilihat dari tabel 12 (rentangan di studentkan rp dengan rentangan terkecil) hasilnya adalah 3,199.
Maka :
Rp=rp S²n
Rp=3,199 S² (rataan kuadrat galat)n
Rp=3,199 5,3324
Rp=3,199 x 0,47
Rp=1,504
p
1
rp
3,199
Rp
1,504
x - x = 8,13 – 3,92
= 4,21
Sehingga : x - x > Rp
"Berarti x dan x berbeda secara berarti."
x = 3,92 x = 8,13
Faktor Cahaya dan Kebisingan
F(AC) hitung > F(AC) tabel
F (4,67) > F (2,90)
Tolak H0 (Cahaya dan Kebisingan)
"Berarti ada pengaruh interaksi faktor cahaya dan faktor kebisingan terhadap kesalahan hitung"
Karena H0 (Cahaya dan Kebisingan) ditolak maka dilakuka uji rentang darab duncan untuk melihat bagaimana hubungan antara interaksi faktor cahaya dan kebisingan 60 dB dan 75 dB.
Tabel 4. 12 Rata-rata Jumlah (Faktor Cahaya dan Kebisingan)
Kebisingan
60 dB
75 dB
x
x
Mean
134/6 = 22,3
155/6 = 25,8
Rumus Uji Rentang :
Rp=rp S²n
ɑ = 0,5
v = 32
p = 3
Didapat rp (0,05, 3 : 32) setelah dilihat dari tabel 12 (rentangan di studentkan rp dengan rentangan terkecil) hasilnya adalah 3,035.
Maka :
Rp=rp S²n
Rp=3,035 S² (rataan kuadrat galat)n
Rp=3,035 5,336
Rp=3,035 x 0,89
Rp=2,701
p
1
rp
3,035
Rp
2,701
x - x = 25,8 – 22,3
= 3,5
Sehingga : x - x > Rp
"Berarti x dan x berbeda secara berarti."
x = 23,2 x = 25,8
Faktor Cahaya, Waktu dan Kebisingan
F(ABC) hitung > F(ABC) tabel
F (5,23) > F (2,90)
Tolak H0 (Cahaya, Waktu dan Kebisingan)
"Berarti ada pengaruh antara interaksi faktor cahaya, waktu dan kebisingan terhadap kesalahan hitung"
Karena H0 (Cahaya, waktu dan Kebisingan) ditolak maka dilakuka uji rentang darab duncan untuk melihat bagaimana hubungan antara interaksi faktor cahaya, waktu 30 detik dan 60 detik dan kebisingan 60 dB dan 75 dB.
Tabel 4. 13 Rata-rata Jumlah (Faktor Cahaya, Waktu dan Kebisingan)
Waktu
30 detik
60 detik
Kebisingan
60 dB
75 dB
60 dB
75 dB
x
x
x
x
Mean
91/3 = 30,3
104/3 = 34,6
43/3 =14,3
51/3 = 17
Rumus Uji Rentang :
Rp=rp S²n
ɑ = 0,5
v = 32
p = 3
Didapat rp (0,05, 3 : 32) setelah dilihat dari tabel 12 (rentangan di studentkan rp dengan rentangan terkecil) hasilnya adalah 3,035.
Maka :
Rp=rp S²n
Rp=3,035 S² (rataan kuadrat galat)n
Rp=3,035 5,333
Rp=3,035 x 1,78
Rp=5,402
p
3
Rp
3,035
Rp
5,402
x - x = 34,6 – 30,3
= 4
Sehingga : x - x < Rp
"Berarti x dan x berbeda secara tidak berarti."
x = 30,3 x = 34,6
x - x = 30,3 – 14,3
= 16
Sehingga : x - x > Rp
"Berarti x dan x berbeda secara berarti."
x = 30,3 x = 14,3
x - x = 30,3 – 17
= 13,3
Sehingga : x - x > Rp
"Berarti x dan x berbeda secara berarti."
x = 30,3 x = 17
x - x = 34,6 – 14,3
= 20,3
Sehingga : x - x > Rp
"Berarti x dan x berbeda secara berarti."
x = 34,6 x = 14,3
x - x = 34,6 – 17
= 17,6
Sehingga : x - x > Rp
"Berarti x dan x berbeda secara berarti."
x = 34,6 x = 17
x - x = 17 – 14,3
= 2,7
Sehingga : x - x < Rp
"Berarti x dan x berbeda secara tidak berarti."
x = 17 x = 14,3
BAB V
ANALISIS
Analisis Data
Dari hasil pengujian terhadap 9 orang praktikan diperoleh data sebanyak 243 data. Data tersebut dilakukan beberapa pengujian diantaranya:
Uji keseragaman data
Data tidak seragam karena ada sebagian data melebihi batas kontrol.
Uji kenormalan data
X² hitung = 9,65
X² tabel = (1 – α)(k – 3)
= (1 – 0,1)(7 – 3)
= (0,9)(4)
Diketahui n = 4 dengan desimal = 4,9 setelah dicari dari tabel hasilnya adalah 5,369.
Kesimpulan :
Setelah dihitung ternyata X² hitung > X² tabel , maka data dinyatakan tidak normal.
Uji kecukupan data
Data yang dipelukan untuk melakukan pengujian telah cukup karena N,
Tingkat keyakinan = 90 %
Tingkat ketelitian = 10 %
Maka,
N' = 1048(2249)-(289)²289²
N' = 29,2
Karena nilai N'= 29,2 itu tidak lebh dari jumlah data yang ada sebanyak 48 data maka data dinyatakan cukup.
Analisis ANOVA
Satu Faktor
Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara waktu, intensitas cahaya, dan tingkat kebisingan, setelah dianalisis adalah : ada pengaruh waktu terhadap hasil pengujian, H0 ditolak dan H1 diterima.
Dwi Faktor
Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intensitas cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah :
ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan yang berpengaruh terhadap hasil tes, H0 ditolak dan H1 diterima.
Tri Faktor
Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intentitas cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah :
ada interaksi antara faktor cahaya, faktor waktu dan faktor kebisingan yang berpengaruh terhadap hasil tes, H0 ditolak dan H1 diterima.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan kebisingan dan insentitas cahaya di ruang climatic chamber yang terdiri dari peralatan –peralatan seperti music, suhu ruangan, lampu dan dingding sangat berpengaruh secara signifikan terhadap konsentrasi pikiran dan kelelahan mata saat memilih sepuluh jenis resistor. Nilai kebisingannya antara 50dB -70dB dan kebisingan dengan 70dBA.
Peralatan-peralatan sound 50% kebisingannya melebihi 50dBA. Peralatan-peralatan sound dan sebagainya untuk kegiatan produksi pemilihan spare part resistor menimbulkan kebisingan. Frakis komulatif bising area ruangan chamber, maka bekerja di area tersebut dengan waktu tertentu secara administrative dapat di atasi dengan rotasi karyawan secara berkala, sedangkan fraksi komulatif bising area di ruangan chamber dapat di atasi dengan menggunakan alat pelindung diri ear plug. Belum adanya alat pelindung diri (APD) bagi karyawan yang bekerja di ruang chamber.
Saran
Materi Praktikum
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diajukan adalah sebaiknya intensitas penerangan dalam ruang kerja harus sesuai dengan standar intensitas penerangan menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002, khususnya di ruang bagian perakitan.
Materi yang di berikan berupa teori sudah bagus, tetapi cara memproses data yang cepat dan akurat yaitu menggunakan annova mahasiswa kurang memahaminya sehingga dalam memproses data membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sistem pola kerja di atur sedemikian rupa sehingga fraksi kumulatifnya diusahakan dengan cara melakukan pengisian log sheet bagi operator.
Mengadakan alat pelindung diri (APD)
Mempermudah sistem birokrasi dalam pengambilan alat pelindung diri (APD) khususnya ear muff dan ear plug.
Hasil pengukuran tingkat kebisingan ruang chamber perlu di evaluasi untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi
Secara priodik peril di lakukan evaluasi dan sosialisasi alat pelindung diri seperti ear maff dan ear plug.
Pemetaan tingkat kebisingan yang ditandai dengan pewarnaan (hijau,kuning,merah) agar di jadikan sebagai standar perbaikan rambu kebisingan di area chamber.
Penelitian jangaka panjang mengenai treatment akustik atau pengembangan seperti noise barrier, enclosure atau membuat mesin agar tidak bising sebaiknya mulai di persiapkan.
Manfaat yang Diperoleh
Manfaat yang kami peroleh, dengan adanya praktikum ini menjadikan pengetahuan kami bertambah luas khususnya dibidang mata kuliah perancangan sistem kerja dan Ergonomi,sehingga apa yang kita akanb produksi khususnya untuk biaya tenaga kerja langsung Maka dengan adanya penelitian ini kita dalam suatu produksi bisa kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Angga, M., & Acep. (2011). Laporan Analisis Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi. UNLA: Bandung.
Hendarin Indar. (2000). Perancangan dan Evaluasi Aspek Ergonomi dan Desain Kamar Bicara Umum Penyelengggaraan Jasa Wartel KOPMA UNISBA. Teknik Industri, UNISBA, Bandung
Modul I Praktikum Perancangan Sistem Kerja. (2014). Perancangan Produk Yang Ergonomis. Teknik Industri, UNLA : Bandung.
Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakraatmaja. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB : Bandung.
Wignisoeboto, Sritomo. (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya.
http://antropometriindonesia.com/
http://bayusaputra91.wordpress.com/2011/01/12/laporan-akhir-praktikum-apk-2/
http://statistikian.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ergonomi
http://www.4shared.com/office/gQiRgoNzce/DAFTAR_PUSTAKA_LAPORAN.
https://www.google.co.id/
http://www.imuzcorner.com/2012/11/penulisan-daftar-pustaka-yang-benar.html
http://www.gudangmateri.com