Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Hasanuddin
Universitas Hasanuddin
Universitas Hasanuddin
Universitas Hasanuddin
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Virna Septiana
Tempat Tanggal Lahir : Baubau, 26 September 1994
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Bersaudara : 4 orang
Alamat : Jl Tamalanrea Raya Blok C/27 Makassar
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1999-2000 : TK Aisyiah Baubau
2000-2006 : SD Negeri 3 Baubau
2006-2009 : SMP Negeri 1 Baubau
2009-2012 : SMA Negeri 2 Baubau
2012-sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwataala karena kasih dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae (FAM) di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2012-2014". Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi Strata 1 di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Secara khusus, skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta H. Abidin, SE dan Hj. Vitrina, yang telah memberikan kasih saying yang begitu berharga dan selalu memberikan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Ibu dr. Nurlaily Idris, Sp. Rad selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal hingga skripsi.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
selaku KPM Departemen Bagian Radioogi.
Ibu dr. Nurlaily Idris, Sp. Rad selaku dosen Pembimbing Akademik.
seluruh pegawai di bagian rekam medik RS Wahidin Sudirohusodo Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah memberikan bekal ilmu selama mengikuti pendidikan.
Seluruh keluarga yang penulis sayangi (Lala Gendut, Berkah Nakal dan Nabil Cengeng) buat doa, motivasi dan kasih sayangnya serta sanak keluarga yang telah memberikan dukungan selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan penyelesaian skripsi ini.
Fajar Sulaeman, pria yang sangat istimewa dihati penulis, terima kasih untuk kasih sayang, doa dan dukungannya selama ini.
Sahabat-sahabat penulis (Ummu Saidah, Nurul Azizah dan Annisa Riska Yanti) yang selalu memberikan dukungan, masukan dan doa kepada penulis.
Teman-teman program studi pendidikan dokter angkatan 2012 (c12yptoxanthin) yang tidak bias saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk doa, dukungan dan kebersamaannya selama ini.
Kepada pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Makassar, Desember 2015
Penulis
Virna Septiana
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang permasalahan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Payudara
2.1.1. Pengertian dan Anatomi Payudara
2.1.2. Fisiologi Payudara
2.2. Definisi Fibroadenoma Mammae
2.3. Patofisiologi
2.4. Klasifikasi Fibroadenoma Mamae
2.4.1. Common Fibroadenoma
2.4.2. Giant Fibroadenoma
2.4.3. Juvenile Fibroadenoma
2.5. Gejala Klinis
2.6. Epidemiologi
2.6.1. Distribusi Frekuensi Penyakit Fibroadenoma Mammae
2.6.2. Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae
2.7. Pencegahan
2.7.1. Pencegahan Primer
2.7.2. Pencegahan Sekunder
2.7.3. Pencegahan Tersier
2.8. Kerangka Konsep
2.9. Definisi Operasional
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
4.2.2. Waktu Penelitian
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
4.3.2. Sampel
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.5. Teknik Analisa Data
BAB 5 HASIL PENELITIAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Profil Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar
Sosiodemografi Penderita Fibroadenoma Mammae
Letak FAM
Ukuran FAM
Jumlah FAM
Cara Diagnostik
Penatalaksanaan Medis
Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Fibroadenoma Mammae
Keadaan Sewaktu Pulang
Analisis Hasil Penelitian
Umur Berdasarkan Status Perkawinan
Umur Berdasarkan Letak FAM
Umur Berdasarkan Jumlah FAM
Status Perkawinan Berdasarkan Letak FAM
Status Perkawinan Berdasarkan Jumlah FAM
Letak FAM Berdasarkan Jumlah FAM
Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Ukuran Diameter Fibroadenoma
Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jumlah Fibroadenoma
Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Distribusi Penderita Fibroadenoma Mammae Berdasarkan Sosiodemografi
6.2. Letak FAM
6.3. Ukuran Diameter FAM
6.4. Jumlah FAM
6.5. Cara Diagnostik
6.6. Penatalaksanaan Medis
6.7. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Fibroadenoma Mammae
6.8. Keadaan Sewaktu Pulang
6.9. Analisa Statistik
6.9.1. Umur Berdasarkan Status Perkawinan
6.9.2. Umur Berdasarkan Letak FAM
6.9.3. Umur Berdasarkan Jumlah FAM
6.9.4. Status Perkawinan Berdasarkan Letak FAM
6.9.5. Status Perkawinan Berdasarkan Jumlah FAM
6.9.6. Letak FAM Berdasarkan Jumlah FAM
6.9.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Ukuran Diameter Fibroadenoma
6.9.8. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Jumlah Fibroadenoma
6.9.9. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
6.9.10. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis
6.9.11. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
Fibroadenoma mammae adalah neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda yang merupakan kelainan pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air susu di payudara. Prevalensi fibroadenoma terjadi pada lebih dari 9% populasi wanita. Terdapat 103 kasus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan selama tahun 2007-2011.
Untuk mengetahui karakteristik penderita fibroadenoma mammae di RS Santa Elisabeth Medan telah dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series dan dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi dan sampel 103 data (total sampling). Data dianalisis secara deskriptif menggunakan uji chi square dan uji t.
Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 35 tahun
72,8%, suku Batak 77,7%, agama Protestan 55,4%, pekerjaan pelajar/mahasiswa 30,1%, status tidak kawin 61,2%, dan tinggal di Kota Medan 68,0%. Letak di payudara kanan 39,8%, ukuran fibroadenoma 5 cm 82,7%, jumlah tumor 1 fibroadenoma 55,3%, pemeriksaan fisik dan radiologi 54,4%, operasi 98,1%, lama rawatan rata-rata 4,01 hari, pulang berobat jalan 96,1%. Ada perbedaan yang bermakna antara umur dengan status perkawinan (p=0,000), umur dengan letak FAM (p=0,005), umur dengan jumlah FAM (p=0,000), dan letak FAM dengan jumlah FAM (p=0,000). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara status perkawinan dengan letak FAM (p=0,467), status perkawinan dengan jumlah FAM (p=0,244), lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0,599), lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,452).
Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk melengkapi pencatatan rekam medik khususnya yang berkaitan dengan penyakit fibroadenoma mammae seperti tingkat pendidikan, indeks massa tubuh, paritas, riwayat pemakaian alat kontrasepsi, riwayat menyusui, riwayat penyakit keluarga, jenis fibroadenoma dan keterangan indikasi dalam penatalaksanaan medis.
Kata kunci : Fibroadenoma mammae, karakteristik penderita
ABSTRACT
Fibroadenoma mammae is a benign tumors which are mainly found in young women who are abnormalities in normal breast development and in which there is an overgrowth of abnormal breast tissue and excess growth of cells that line the milk ducts in the breast. Prevalence of fibroadenoma occurred in more than 9% of the female population. There are 103 cases in Santa Elisabeth Hospital Medan during 2007-2011.
To know the characteristics of fibroadenoma mammae patients who are hospitalized in Santa Elisabeth Hospital Medan descriptive study has been done by using case series design. The population and sample were 103 data patients (total sampling). Data was analyzed by using test of chi square and t- test.
Proportion based on sosiodemography, highest age 35 years old 72,8%, Batak ethnic 77,7%, Protestant religion 55,4%, student 30,1%, not married 61,2%, lives in Medan 68%. lies in the right breast 39,8%, the size of fibroadenoma 5 cm 82,7%, one fibrodenoma 55,3%, physical examination and radiological 54,4%, operation 98,1%, average length of stay 4,01 days, discharged under medical treatment 96,1%. There were significant differences between age and marital status (p=0.000), age with location of FAM (p=0,005), age with number of FAM (p=0.000) and the location of FAM with number of FAM (p = 0.000). There were no significant difference between marital status with the location of FAM (p=0.467), marital status with the number of FAM (p = 0.244), treatment time based on the average during medical treatment (p=0,599), and treatment time based on the average during the home state (p=0,452).
Expected at the hospital to complete the recording of the status of the card especially in relation to the fibroadenoma mammae such as education, body mass index, history of contraceptive, parity, family history, type of fibroadenoma and history of nursing.
Keywords : Fibroadenoma mammae, characteristics of the patients
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Anatomi Payudara ............................................................................7Gambar 2.2.Fibroadenoma ...................................................................................11Gambar 2.3.Common Fibroadenoma ...................................................................11Gambar 2.4.Giant Fibroadenoma .........................................................................12Gambar 2.5.Juvenile Fibroadenoma.....................................................................12Gambar 2.6.SADARI ...........................................................................................20Gambar 2.7.Fibroadenoma Kecil .........................................................................23Gambar 2.8.Fibroadenoma Besar .........................................................................23Gambar 2.9.Fibroadenoma ...................................................................................24Gambar 5.1.Gambar 5.2.Gambar 5.3.Gambar 5.4.
Gambar 2.1.
Anatomi Payudara ............................................................................
7
Gambar 2.2.
Fibroadenoma ...................................................................................
11
Gambar 2.3.
Common Fibroadenoma ...................................................................
11
Gambar 2.4.
Giant Fibroadenoma .........................................................................
12
Gambar 2.5.
Juvenile Fibroadenoma.....................................................................
12
Gambar 2.6.
SADARI ...........................................................................................
20
Gambar 2.7.
Fibroadenoma Kecil .........................................................................
23
Gambar 2.8.
Fibroadenoma Besar .........................................................................
23
Gambar 2.9.
Fibroadenoma ...................................................................................
24
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3.
Gambar 5.4.
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fibroadenoma Mammae (FAM) ini merupakan tumor jinak payudara dan merupakan kasus terbanyak tumor payudara. Kejadiannya dapat berbentuk tunggal atau multiple (banyak) pada satu payudara atau kedua payudara.
Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.
Menurut Marelli (2008) Lumpektomi merupakan prosedur untuk menanggulangi fibroadenoma mammae yang dilakukan dengan cara pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Hasil pengangkatan massa selanjutnya akan dilanjutkan pemeriksaan patologi anatomi (PA). Jika hasil patologi anatomi menunjukkan adanya sel kanker maka akan dilakukan penatalaksanaan selanjutnya, seperti pengangkatan payudara (mastektomi), radioterapi, dan kemoterapi. Jika tidak dilakukan tindakan lumpektomi akan berakibat berkembangnya massa yang akan mendesak jaringan yang ada di sekitar massa.
Di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tercatat sejak tiga bulan terakhir untuk kasus onkologi sejak bulan September sampai November 2011 berada pada urutan ke 6 dan terdapat 25 pasien dengan tumor payudara (Fibroadenoma mammae), selain itu sejak pada bulan Desember hampir setiap hari terdapat kasus fibroadenoma mammae dengan umur yang masih remaja serta belum menikah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis "Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014".
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang akan dikemukakan yaitu "Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014".
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami asuhan karakteristik penderita Fibroadenoma mammae Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengkajian pre, intra dan post operatif pada klien yang menderita Fibroadenoma mammae.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pre, intra dan post operatif yang tepat untuk pada klien yang menderita Fibroadenoma mammae.
c. Merumuskan intervensi yang tepat pada klien yang menderita Fibroadenoma mammae.
d. Mengetahui impementasi pre, intra dan post operatif pada klien dengan fibroadenoma mammae
e. Mengutahui evaluasi pre, intra dan post operatif pada klien fibroadenoma mammae.
D. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Hasil karya tulis ini dapat digunakan sebagai pengalaman yang nyata tentang karakteristik dan asuhan keperawatan pada fibroadenoma mammae.
2. Bagi klien dan keluarga
Dapat memberikan informasi tentang fibroadenoma mammae serta penannganannya selain itu dapat dijadikan pelajaran yang berharga.
3. Bagi institusi
Dapat memberikan informasi/pengetahuan kepada jajaran dunia tentang karakteristik dan manajemen asuhan keperawatan yang benar pada penderita dengan fibroadenoma mammae.
4. Bagi rumah sakit
Hasil karya ini dapat digunakan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara
2.1.1 Pengertian Payudara dan Anatomi Payudara
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita (rudimeter). Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut.13
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya.16 Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.14 Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior.16
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.15 Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran ke kelenjar interpektoralis.14
Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1. Anatomi Payudara
2.1.2. Fisiologi Payudara
Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormon. Esterogen diketahui merangsang perkembangan duktus mamilaris. Progesteron memulai perkembangan lobulus-lobulus payudara juga diferensiasi sel epitelial.19
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh hormon, antara lain:14
a. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa hidup pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Begitu haid dimulai, semuanya berkurang.
c. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
2.2. Definisi Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda, dan jarang ditemukan setelah menopause.14 Fibroadenoma adalah kelainan pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air susu di payudara.3
Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak mamma yang paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada kelompok umur muda.21
2.3. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.2 Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan.20 Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara.38
Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan patogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi karsinoma.43
Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma bervariasi selama siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya.3 Namun yang paling sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang menyebut fibroadenoma sebagai "breast mouse". Biasanya fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh.4
2.4. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae
Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:
2.4.1. Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel fibroadenoma.33 Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.3
2.4.2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter lebih dari 5 cm.33 Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui.18 Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.17
2.4.3. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden 0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.18 Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.21
Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:2
a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
Gambar 2.2. Fibroadenoma Gambar 2.3. Common Fibroadenoma
(Massa yang ditunjukkan berbatas tegas )
Gambar 2.4. Giant Fibroadenoma (Massa Gambar 2.5. Juvenile Fibroadenoma (Massa yang ditunjukkan berbatas tegas dan yang ditunjukkan memiliki permukaan yang memiliki kapsul yang tebal) berlendir dan multiple celah, berbatas
tegas dan berbentuk bulat)
2.5. Gejala Klinis
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas dengan konsistensi padat dan kenyal.16 Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5 cm.21 Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan bebas.2 Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.14
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel fibroadenoma umumnya dianggap langka.18 Fibroadenoma secara signifikan tidak meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker payudara4 Insiden karsinoma berkembang dalam suatu fibroadenoma dilaporkan hanya 20/10.000 sampai 125/10.000 orang yang berisiko. Sekitar 50% dari tumor ini adalah lobular carcinoma in situ (LCIS), 20% infiltrasi karsinoma lobular, 20% adalah karsinoma duktal in situ (DCIS), dan 10% sisanya infiltrasi karsinoma duktal. Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan mammografi biasanya ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas ditemukan hanya jika fibroadenoma tersebut dipotong.18 Fibroadenoma yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah menjadi ganas, dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya hanya 0,5% - 1%.35
2.6. Epidemiologi
2.6.1. Distribusi Frekuensi Penyakit Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering didiagnosa pada wanita muda.22 Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9% penduduk wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama siklus menstruasi dan masa kehamilan.3
Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50 tahun.3 Be lum a da dat a yang pasti me ngenai i nsiden fibr oadenoma pa da p op ula si umu m. Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7%-13% sementara itu pada studi yang lain didapatkan 9% dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50% semua biopsi payudara dan hal ini meningkat mencapai 75% pada biopsi payudara wanita yang berumur < 20 tahun (Greenberg, et all, 1998).18 Data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus (48%) penderita fibroadenoma, dan sebanyak 11 kasus (35%) terjadi pada kelompok remaja (<19 tahun).12 Penelitian di Nigeria Timur, melaporkan 318 kasus fibroadenoma yang terjadi pada usia rata-rata 16-32 tahun.6 Berdasarkan hasil Laboratorium Histopatologi di Yaman melaporkan bahwa dari seluruh kasus tumor jinak (79,9%), FAM merupakan tumor jinak yang paling banyak terjadi (30,0%) yang terjadi pada usia rata-rata 22,2 tahun (Al Thobhani, 2006).24
Fibroadenoma mammae terutama sering terjadi pada wanita muda di Afrika.12
Sebuah analisis klinikopatologi melaporkan bahwa dari 202 lesi jinak payudara terjadi pada wanita kulit hitam. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian puncak fibroadenoma terjadi pada usia lebih dini yang terjadi pada pasien kulit hitam dibandingkan pada pasien kulit putih.23
2.6.2. Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:
a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.26 terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.12
b. Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.27
c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.27
d. Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen.33 Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%.28
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT > 30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03) artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.27
f. Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini.18 Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara (Organ, 1983).28 Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara.18
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang yang tidak stress.27
h. Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM.27 PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa.36 Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.37
2.7. Pencegahan
2.7.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah untuk menurunkan insiden penyakit.25 Cara yang dilakukan adalah dengan menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel tumor antara lain:
a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian pil kontrasepsi dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat tersebut jika dipakai terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan jaringan pada payudara yang
meningkatkan angka kejadian FAM.29 Selain itu menghindari terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang bersifat karsinogenik.27
b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya FAM.29
c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)32
Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka kesempatan untuk menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga dapat dengan cepat dilakukan tindakan pengobatan. SADARI dapat dilakukan dengan cara:
c.1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
c.2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
c.3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
c.4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
c.7. Pemeriksaan no. c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
SADARI secara visual dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.6. SADARI
2.7.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi penyakit secara dini dan melakukan pengobatan secara cepat dan tepat.25
a. Anamnesa
Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik. Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.14
b. Diagnosa
Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan mammografi atau ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
b.1. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara.14 Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.30
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.14
b.2. Mammografi
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun.31
b.3. Ultrasonografi (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.31
Beberapa gambar hasil USG pada payudara :
Gambar 2.7. Fibroadenoma Kecil (1cm) Gambar 2.8. Fibroadenoma Besar (3cm)
Gambar 2.9. Fibroadenoma > 5 cm (ukuran 8,5 x 7 x 6 cm)
b.4. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)
Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :30
b.4.1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
b.4.2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler).
b.4.3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.
c. Penatalaksanaan Medis
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:3
c.1. Ukuran
c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c.3. Usia pasien
c.4. Hasil biopsi
Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal secara perlahan.31
2.7.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan melakukan rehabilitasi.25 Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita agar dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri, mendapatkan asupan gizi yang baik, dan dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi.34
2.8. Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae
1. Sosiodemografi: Umur
Suku Agama Pendidikan Pekerjaan
Status Perkawinan
Tempat Tinggal
Riwayat Penyakit Keluarga
Indeks Massa Tubuh
2. Paritas
3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal
4. Riwayat menyusui
5. Letak fibroadenoma mammae
6. Ukuran diameter fibroadenoma mammae
7. Jumlah fibroadenoma mammae
8. Cara diagnostik
9. Penatalaksanaan medis
10. Lama rawatan
11. Keadaan sewaktu pulang
2.9. Definisi Operasional
2.9.1. Penderita fibroadenoma mammae adalah pasien yang dinyatakan menderita fibroadenoma mammae berdasarkan hasil diagnosa dokter RS Santa Elisabeth Medan sesuai dengan yang tercatat di kartu status.
2.9.2. Sosiodemografi yaitu:
a. Umur adalah usia penderita FAM yang di rawat inap sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:
1. < 15 tahun
2. 15-25 tahun
3. 26-35 tahun
4. 36-45 tahun
5. > 45 tahun
Untuk analisa statistik, dibedakan atas:
1. 35 tahun
2. > 35 tahun
b. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Batak
2. Jawa
3. Melayu
4. Minang
5. Aceh
6. Nias
7. Lain-lain
c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita FAM sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas:
1. Katolik
2. Protestan
3. Islam
d. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang ditempuh oleh penderita
FAM sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas:
1. Tidak sekolah
2. SD/ sederajat
3. SLTP/ sederajat
4. SLTA/sederajat
5. Akademi/ perguruan tinggi
e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Pegawai Negeri (PNS)
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Ibu rumah tangga
5. Pelajar/ mahasiswa
6. Lain-lain
7. Tidak bekerja
f. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Kawin
2. Tidak Kawin
g. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita FAM tinggal sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan
h. Indeks Massa Tubuh adalah status gizi penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. 30 kg/m2
2. > 30 kg/m2
2.9.3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami penderita FAM sesuai yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Nullipara (belum pernah melahirkan)
2. Primipara (melahirkan 1 kali)
3. Multipara (melahirkan 2-4 kali)
4. Grande multipara (melahirkan 5 kali)
2.9.4. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal adalah metode KB hormonal yang digunakan oleh penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Pernah
2. Tidak pernah
2.9.5. Riwayat Menyusui adalah riwayat penderita FAM yang menyusui anaknya sejak lahir yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Pernah
2. Tidak pernah
2.9.6. Letak fibroadenoma adalah lokasi pada payudara penderita dimana FAM ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas:
1. Payudara kanan
2. Payudara kiri
3. Payudara kanan dan kiri
2.9.7. Ukuran diameter fibroadenoma adalah besar diameter FAM yang dialami penderita menurut ukuran fibroadeoma terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas:
1. 5 cm
2. > 5 cm
2.9.8. Jumlah fibroadenoma adalah banyak fibroadenoma yang diderita penderita berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas:
1. 1 fibroadenoma
2. > 1 fibroadenoma
2.9.9. Cara diagnostik adalah tindakan diagnosa yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Pemeriksaan fisik dan radiologi (Thorax PA, Mammografi atau USG)
2. Pemeriksaan fisik dan FNAC
3. Pemeriksaan fisik, radiologi dan FNAC
2.9.10. Penatalaksanaan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan kepada penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Operasi
2. Tidak Operasi
2.9.11. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita dirawat dihitung dari tanggal mulai dirawat sampai keluar sesuai dengan yang tercatat di kartu status, kemudian dihitung lama rawatan rata-ratanya.
2.9.12. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi sewaktu penderita keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas:
1. Pulang dengan berobat jalan (PBJ)
2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi tumor payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo dari 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014.
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tumor Payudara Gambaran Histopatologi
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Tumor payudara adalah segala bentuk pembesaran yang tidak normal pada organ payudara tanpa memperhatikan jenisnya apakah jinak atau ganas.
Gambaran histopatologi adalah hasil dari pembacaan sedian histopatologi tumor payudara oleh dokter spesialis Patologi Anatomi.
Cara pengukuran gambaran histopatologi adalah dengan analisis data rekam medik dari sediaan histopatologi tumor payudara yang ada di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2013-2014.
Alat ukur yang digunakan adalah data rekam medis yang menunjukkan karakteristik histopatologi dari tumor payudara.
Hasil pengukuran yang diperoleh adalah jenis-jenis gambaran histopatologi dari tumor payudara baik tumor jinak maupun tumor ganas, berdasarkan klasifikasi yang paling spesifik dari WHO tahun 2003 dengan skala pengukuran berupa skala nominal.
Klasifikasi Utama Tumor Payudara berdasarkan WHO tahun 2003 yaitu:
a. Ephitelial Tumours
b. Myoepithelial Lessions
c. Mesenchymal Tumours
d. Fibroepithelial Tumours
e. Tumours of the Nipple
f. Malignant Lymphoma
g. Metastatic Tumours
h. Tumours of the Male Breast
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder.
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi
Semua penderita fibroadenoma mammae yang pernah dirawat inap di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
4.2.2. Sampel
Semua penderita fibroadenoma mammae yang pernah dirawat di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode 1 Januari 2014 – 31 Desember 2014
4.3. Cara Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan cara "total sampling/exhausted" yang berasal dari rekam medik RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Yang menjadi sampel adalah pasien yang didiagnosis fibroadenoma mammae.
4.4. Cara Pengambilan dan Penyajian Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan sistem Excel dan SPSS, metode statistik yang akan digunakan adalah distribusi frekuensi dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
4.2. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
4.3.2. Sampel