FARMAKOKINETIK FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK FARMAKODINAMIK OBAT ANTI OBESITAS
Dalam 20 abad terakhir, obesitas terus menjadi masalah kesehatan global yang meningkat secara epat dan perlu perhatian mendesak. Dalam perjalanan anti obesitas, banyak sekali contoh obat yang akhirnya dicabut dari pasaran akibat efek samping yang signifikan, termasuk hipertensi, gangguan mood yang parah, patologi jantung serius dan meningkatnya meningkatnya kematian kematian Sejarah obat untuk terapi obesitas Tahun
Nama Obat
Outcome
1893
Tiroid
Hipertiroidism Hipertiroidism
1934
Dinitrophenol
Katarak ; neuropati
1937
Amphetamine
adiksi
1967
Pil pelangi (digitalis, diuretik)
kematian
1971
Aminorex
hipertensi
1978
Collagen based VLCD*
kematian
1997
Phentermine
Insufisiensi Insufisiensi valvular
*VLCD : very-low calorie diet
Saat ini masih tersisa 3 obat simpatomimetik mirip amfetamin yang diakui oleh FDA sebagai terapi tambahan menurunkan berat badan yakni phentermine, diethylpropion, dan phendimetrazine . Ketiga obat ini juga terkait dengan efek
samping termasuk hipertensi sistemik dan pulmonary, serta berpotensi untuk adiksi, makanya obat tersebut hanya disahkan untuk jangka pendek, dan penggunaannya dibatasi dibatasi untuk jangka jangka panjang.
Sementara untuk farmakoterapi jangka panjang, FDA hanya mengizinkan 2 obat yakni orlistat dan sibutramine
ORLISTAT
Orlistat merupakan turunan hidrogenasi dari lipstatin yang diproduksi oleh bakteri streptococcus streptococcus toxytricini. toxytricini. Senyawa ini bersifat sangat lipofilik dan merupakan penghambat potensial untuk sebagian besar enzim lipase mamalia. Lipase dibutuhkan untuk menghidrolisis trigliserida dari makanan menjadi asam lemak bebas yang bisa diserap. Dalam intestinal, orlistat secara irreversible menghambat enzim lipase melalui ikatan kovalen dengan residu serine pada sisi aktif. Dengan menggunakan orlistat, hingga 30% lemak yang dimakan tidak diserap. Inilah penyebab utama timbulnya ti mbulnya efek yang paling sering dikeluhkan pada penggunaan orlistat, yakni ketidaknyamanan gastrointestinal gastrointestinal dan fecal urgency. urgency. Pada terapi jangka pendek dengan orlistat, kehilangan lemak melalui feses akan meningkat dalam beberapa hari pengobatan, dan kembali ke level semula bila terapi dihentikan. Kehilangan lemak melalui feses meningkat secara cepat dengan kenaikan dosis hingga 200 mg/hari dan kemudian mencapai plateau untuk dosis diatas 400600 mg/hari. Pada plateau diperkirakan sekitar 32% lemak dari makanan keluar melalui feses. Studi farmakodinamik menunjukkan bahwa orlistat tidak mempengaruhi farmakokinetik dioxin, phenytoin, warfarin, glyburide, kontrasepsi atau alcohol. Orlistat juga tidak mempengaruhi dosis tunggal dari obat antihipertensi berbeda, furosemide, kaptopril, nifedipine atau atenolol. Absorpsi vitamin A dan E serta β-carotene β-carotene sedikit berkurang selama penggunaan orlistat.
Namun untuk terapi jangka panjang, ada resiko defisiensi vitamin larut lemak tersebut. Antara 1999 dan 2008, ada 6 kasus gagal jantung yang dilaporkan oleh pasien yang menggunakan orlistat pada FDA’s Adverse FDA’s Adverse Event Reporting System. System. Laporan ini dan laporan lainnya terkait penggunaan orlistat masih diselidiki, dan hingga kini belum ada hubungan yang jelas antara efek tersebut dengan penggunaan orlistat. orlistat. Orlistat telah beredar dipasaran dan pabrik yang memproduksi memproduksi adalah Roche. Contoh nama dagang orlistat Xenical
Kandungan : 120 mg per kapsul kapsul Indikasi
: diberikan bersama diet hipokalori sedang untuk pelaksanaan pasien obesitas dengan BMI ≥ 30 kg/m2 atau pasien overweight dengan BMI 28 kg/m2 yang disertai dengan factor resiko.
Kontra indikasi
:
sindrom
malabsorpsi
kronik,
kolestatis,
hipersensitif,
menyusui. Perhatian
: anak < 18 tahun, wanita hamil dan menyusui
Efek samping
: dapat timbul bercak berlemak dari saluran cerna, adanya bercak bersamaan dengan keluarnya gas saluran cerna, feses berlemak, peningkatan peningkatan keinginan ke belakang.
Interaksi obat
: menghambat sebagian penyakit terapan vitamin yang larut dalam lemak.
SIBUTRAMINE
Sibutramine merupakan penghambat pengambilan kembali (reuptake) neurotransmitter neurotransmitter serotonin (53%), norepinefrin (54%), dan dopamin (16%). Alhasil jumlah neurotransmitter neurotransmitter tersebut dalam celah sinaptik akan meningkat. Selain itu sibutramine juga bisa meningkatkan penggunaan energi melalui aktivasi simpatetik dan menaikkan denyut jantung serta tekanan darah. Berdasarkan analisis Si butr utr ami ne Car Car di ovascul scula ar Out Outcomes (SCOUT) trial pada tanggal 21 januari 2010, FDA mengumumkan mengumumkan bahwa sibutramine tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular. Selain itu FDA juga meminta produsen untuk mencantumkan mencantumkan pada label bahwa kontraindikasi kontraindikasi sibutramine pada pasien dengan dengan riwayat penyakit penyakit arteri koroner, riwayat riwayat stroke atau iskemik sementara, aritmia jantung, gagal jantung kongestif, serta hipertensi yang tidak terkontrol (tekanan darah >145/90 mmHg). Untuk efikasi, suatu studi meta analisis uji klinis menyatakan bahwa setelah satu tahun tahun terapi, pasien kehilangan bobot rata-rata rata-rata 4,2 kg.
sibutramine bisa
diberikan dengan dosis 10mg sekali dalam sehari, biasanya pada pagi hari. Bila ini terbukti tidak cukup, dosis bisa dinaikkan 15 mg sehari setelah 4 minggu. Dalam saluran cerna, meski sibutramine dapat diserap dengan baik (77%), tapi diduga obat ini mengalami metabolism lintas pertama sehingga mengurangi bioavailabilitasnya. bioavailabilitasnya. Obat ini mencapai kadar puncak plasma setelah 1 jam. Sibutramine dimetabolisme oleh cytochrome P450 isozyme CYP3A4 CYP3A4 menjadi 2 metabolit aktif, dengan waktu paruh masing-masing 14 dan 16 jam. Konsentrasi puncak plasma metabolit 1 dan 2 dicapai setelah 3-4 jam. Pada metabolism selanjutnya dihasilkan 2 metabolit yang tidak aktif dengan konjugasi dan hidroksilasi yang diekskresikan terutama melalui urine
Efek samping yang sering dijumpai pada pemberian sibutramine adalah mulut kering, mual, rasa aneh dimulut, konstipasi, perut tidak enak, gangguan tidur, pusing, nyeri atau kejang menstrual, sakit kepala, ruam, dan nyeri otot atau sendi. Sibutramine meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi pada beberapa pasien secara substansial. substansial. Oleh karena itu, selama penggunaan obat, pasien perlu memonitor tekanan darahnya. Sibutramine memiliki sejumlah interaksi dengan obat lain yang signifikan secara klinis, diantaranya dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOIs). Pemberian bersamaan dengan MAOI tidak diindikasikan karna bisa meningkatkan resiko serotonine syndrome, suatu efek samping obat yang serius meski jarang terjadi. Sibutramine sebaiknya tidak digunakan dalam 2 minggu setelah menghentikan atau memulai MAOI. Penggunaan bersamaan sibutramine dengan obat migren, misalnya ergoline dan triptan, serta opioid juga bisa meningkatkan resiko serotonine syndrome. Sibutramine telah beredar dipasaran dan pabrik yang memproduksi adalah Abbot. Contoh nama dagang sibutramine Reductil
Kandungan : sibutramine sibutramine HCL Indikasi
: pasien obesitas dengan indeks massa tubuh >30 kg/m2 atau > 27 kg/m2 pada pasien dengan factor resiko lain yang berhubungan dengan obesitas (DM, dislipidemia, hipertensi), yang tidak mencapai penurunan BB secara adekuat hanya mell diet dan atau olahraga saja.
K. indikasi : hipersensitif, obesitas organic, gangguan psikiatr ik, penggunaan MAOI atau triptofan atau obat yang bekerja secara sentral, gagal jantung kongestif, aritmia, hipertensi tidak terkontrol >145/90 mmHg, gangguan hati atau ginjal berat Ef.samping : kehilangan nafsu nafsu makan, konstipasi, konstipasi, mulut kering, kering, insomnia Dosis
: awal 10 mg, diberikan tiap pagi. Dosis dapat ditingkatkan s/d 15 mg, diberikan tiap pagi, jika penurunan BB < 2 kg dalam waktu 4 minggu. Telan utuh jangan dikunyah/dihancurkan dikunyah/dihancurkan
Sumber Referensi
Gunawan Sulistia, 2007, Farmakol 2007, Farmakologi ogi dan Terapi, Terapi , Ed 5, Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Prof. Dr. Midian Sirait Apt, 2009, ISO 2009, ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia Indonesia, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.
http://www.roche.co.id/fmfile http://www.roche.c o.id/fmfiles/re7175008/I s/re7175008/Indonesian/m ndonesian/media/liputan.media/ edia/liputan.media/farmasi farmasi /MnR/08Maret2010_AntiObe /MnR/08Mar et2010_AntiObesitasTerapiT sitasTerapiTerkinidanPotensiMa erkinidanPotensiMasaDepan_Farm saDepan_Farmacia. acia. Ed.March.pdf