1. Catropil Farmakokinetika
Captopril cepat diabsorpsi tetapi mempunyai durasi kerja yang pendek, sehingga bermanfaat untuk menentukan apakah seorang pasien akan berespon baik pada pemberian Captopril . Dosis pertama Captopril harus diberikan pada malam hari karena penurunan tekanan darah mendadak mungkin terjadi; efek ini akan meningkat jika pasien mempunyai kadar sodium rendah. Farmakodinamika
Captopril dapat menyebabkan hiperkalemia karena menurun kan produksi aldosteron, sehingga suplementasi kalium dan penggunaan diuretik hemat kalium harus dihindari jika pasien mendapat terapi ter api ACEI. atuk kering yang merupakan efek efe k samping s amping yang dijumpai pada 1!" pasien yang mendapat terapi ACEi. #. $alsarta rtan Sifat farmakodinamik:
%orman %orman aktif aktif dari dari &AA' &AA' adalah adalah angiten angitensin sin II, yang yang dibent dibentuk uk dari dari angiot angiotens ensin in I melalui kerja ACE. Angiotensin II terikat pada resepto(reseptor yang spesifik pada membrane sel berbagai macam jaringan. Ia memiliki efek fisiologis yang sangat luas, termasuk yang terutam adalah keterlibatannya baik secara langsung maupun tidak langsung langsung terhadap terhadap pengaturan pengaturan terkanan darah. 'ebagai )asokonstri )asokonstriktor ktor yang kuat, angiotensin II berpengaruh langsung dalam meningkatkan tekanan darah. 'ebagai tambahan, ia memicu retensi natrium dan merangsang sekresi aldosteron. $alsartan adala adalah h antag antagon onis is resep resepto torr angi angiot oten ensi sin n II yang yang kuat kuat,, spesi spesifi fik k dan dan akti aktiff deng dengan an pemberian secara oral. Ia bekerja secara selektif pada reseptor subtipe A* I yang bertanggung ja+ab terhadap kerja angiotensin II yang telah diketahui. &eseptor subtipe subtipe A* # tidaklah tidaklah berhubung berhubungan an dengan dengan efek kardio)askul kardio)askular. ar. $alsartan $alsartan tidak meng mengha hamb mbat at ACE, CE, yang yang meng mengub ubah ah angi angiot oten ensin sin I menj menjad adii angi angiot oten ensi sin n II dan dan memecah memecah bradik bradikini inin n oleh oleh karena karena tidak tidak mempen mempengar garuhi uhi ACE ACE dan tidak tidak memilik memilikii potensiasi terhadap bradikinin atau substansi , antagonis angiotensin II tidaklah berhubugan dengan batuk. enghentian enghentian mendadak tidak menimbulkan hipertensi balik atau kejadian(kejadian yang merugikan lainnya. Sifat famakokinetik:
Absorpsi )alsatan setelah pemberian oral adalah cepat, +alaupun jumlah yang di abso absorp rpsi si ber) ber)ar aria iasi si.. ioa ioa)a )aib ibil ilit itas as abso absoul ultt rata rata(r (rat ataa sebe sebesa sarr #-". #-". bat bat ini ini menunjukka menunjukkan n kinetika kinetika penghancuran penghancuran multiekspone multieksponensial nsial / t 0 1 jam dan dan t 0 sekitar 2 jam3. *idak terdapat perubahan pada kinetika )alsartan dalam pemberian ulanda dan terdapa sedikit akumulasi jika obat diberikan sekali sehari. 4onsentrasi plasma pada pria dan +anita ditemukan sama. $alsartan terikat kuat dengan protein serum /25(2!"3 terutama albumin serum. $olume distribusi dalam keadaan stabil adalah rendah /sekitar 1613. ersihan plasma relatif lambat / sekitar # 78jam3, jika dibandingkan dengan arus darah hepatik. 'etelah pemberian secara oral 9-" obat dieksresikan melalui feses dan 1- persen melalui urin, sebagian besar dalam bentuk yang tidak berubah. -. Irb Irbesa esarta rtan Farmakokinetik
'ete 'etela lah h pemb pember eria ian n oral oral,, irbe irbesa sart rtan an akan akan diab diabso sorp rpsi si deng dengan an baik baik,, deng dengan an bioa)ailabilitas absolut sekitar :(9".
bioa)ailabilitas irbesartan. Ikatan dengan protein plasma sekitar 2:" dengan )olume distribusi !-(2- liter. Irbesartan dimetabolisme di hati melalui proses konjugasi glukuronik dan oksidasi. 4onsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam +aktu 1,!( # jam, dengan bersihan plasma total 1!6 ( 16: ml8menit dan bersihan ginjal -(-,! ml8menit. =aktu paruh irbesartan sekitar 11(1! jam, dan kadar mantap dalam plasma dicapai dalam - hari setelah pemberian. Irbesartan dan metabolitnya akan diekskresikan melalui kandung empedu dan ginjal. Farmakodinamik
Irbesartan merupakan antagonis reseptor A*1 yang kompetitif dan selektif, yang memiliki afinitas lebih besar /> 9! kali3 terhadap reseptor A*1 dibandingkan reseptor A*#. Irbesartan diperkirakan bekerja dengan menghambat semua aksi angiotensin(II yang diperantarai melalui reseptor A*1, tanpa memperhatikan sumber dan mekanisme pembentukan angiotensin(II. Antagonisme selektif terhadap reseptor angiotensin(II /A*13 ini menghasilkan peningkatan renin plasma dan angiotensin(II serta penurunan konsentrasi aldosteron plasma. 4adar potasium serum tidak dipengaruhi oleh irbesartan secara bermakna pada dosis yang direkomendasikan. Irbesartan tidak menghambat ACE /4hinase(II3, en?im yang berperan dalam pembentukan angiotensin(II dan juga mengubah bradikinin menjadi metabolit tidak aktif. Akti)itas irbesartan tidak memerlukan akti)asi metabolik. 5. @a(nitroposid armakodinamik @atrium @itroprusid merupakan donor @ yang bekerja dengan mengaktifkan guanilat siklase dan meningkatkan kon)ersi B* menjadi B<(siklik pada otot polos pembuluh darah. 'elanjutnya terjadi penurunan kalsium intrasel dengan efek akhir )asodilatasi arteriol dan )enula. Denyut jantung tidak banyak berubah karena efek )enodilatasi menurunkan beban hulu. armakokinetik @itroprusid diberikan sebagai infus I$. Efek maksimal tercapai dalam 1(# menit dan segera menghilang setelah infus dihentikan. *ekanan darah dapat diatur ke nilai berapa saja dengan mengatur kecepatan infus. *oleransi atau resistensi terhadap obat ini jarang terjadi. @itroprusid merupakan obat yang kerjanya palinng cepat dan efektif untuk mengatasi hipertensi darurat, apapun penyebabnya. ada pasien hipertensi dengan perdarahan serebral atau subaraknoid, infus nitroprusid dapat menurunkan tekanan darah ke nilai yang diinginkan dan menaikannya kembali bila terjadi perburukan neurologis. !. urosemid Farmakodinamik
armakodinamik obat ini yaitu menghambat sistem transport pasangan @a848#Cl( di membrane luminal bagian tebal ansa %enle asendens. Dengan menghambat pratrranspor ini, diuretic tersebut menurunka reabsorbsi @aCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapatdari daur ulang 4 . urosemid bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium , klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin /diuresis3. Efek diuretic furosamid dapat menyebabkan penurunan natrium, klorida, air dan mineral lainnya. Indikasi furosemide digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Farmakokinetik
nset diuresis oral antara -(: menit, im - menit, i) ! menit. Efek puncak oral dicapai 1(# jam setelah pemberian. durasi :(9 jam, i) # jam. Absorbsi oral :(:6" sedangkan ikatan dengan protein >29". ntuk +aktu paruh fungsi ginjal normal ,!( 1,1 jam, end(stage renal disease 2 jam. Eliminasi !" dari pemberian oral atau 9" i) diekskresikan melalui urin setelah #5 jam. :. @ifedipine Famakodinamik
@ifedipine bekerja sebagai antagonis kalsium dengan menghambat arus ion kalsium masuk ke dalam otot jantung dari luar sel. 4arena kontraksi otot polos tergantung pada ion kalsium ekstra seluler, maka dengan adanya antagonis kalsium dapat menimbulkan efek inotropik negatif. Demikian juga dengan @odus 'ino Atrial /'A3 dan Atrio $entrikuler /A$3 akan menimbulkan kronotropik negatif dan perlambatan konduksi A$. Farmakokinetik
*erikat oleh protein plasma dan diekskresi dalam bentuk metabolit tidak aktif melalui urin. @ifedipine dalam dosis tunggal diekskresi sebesar 9" dalam +aktu #5 Insufisiensi ginjal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap farmakokinetik nifedipine. 6. Amlodipin Famakodinamik
F
F
Amiodipine adalah inhibitor influks kalsium /slo+ channel blocker atau antagonis ion kalsium3, yaitu menghambat influks ion(ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos
'etelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah : H 1# jam $olume distribusi amiodipine kira(kira #1 liter8kg =aktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar -! H ! jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari 4adar mantap dalam plasma tercapai 6 H 9 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali 'ebanyak 26,!" amiodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma. Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 1" dalam bentuk tidak berubah dan :" sebagai metabolit ada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan
darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah inter)al +aktu #5 jam. 4arena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah pemberian amlodipine pada penderita angina .emberian dosis sekali sehari meningkatkan +aktu eercise dan menurunkan frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amiodipine tidak mempengaruhi efek metabolisme atau perubahan(perubahan lipid /lemak3 dalam plasma. 9. %idroklorotia?id Farmakodinamik
Diuretik tia?id menghambat simporter @a, Cl( di hulu distal. sistem transport ini dalam keadaaan normal berfungsi memba+a @a dan Cl( dari lumen ke dalam epitel tubulus. @a selanjutnya dipompa keluar kemudian digantikan dengan 4 sedangkan Cl( keluar melalui kanal klorida. Efek farmakodinamik tia?id utama yaitu meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorbsi elektrolit pada hulu tubuli distal. *ia?id dapat mengurangi kecepatan filtrasi glomerulus terutama apabila melalui intra)ena. Efek ini mungkin disebabkan karena pengurangan aliran darah ginjal. Efek penurunan resistensi pembuluh darah memberikan indikasi untuk penyakit hipertensi. Farmakikinetik
Absorbsi melalui saluran cerna obat ini baik. mumnya efek obat akan timbul setelah 1 jam. bat ini diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. 2. Acebutolol Farmakodinamik
Acebutolol merupakan obat golongan beta(blocker yang bekerja dengan cara memperlambat kerja jantung melalui pengurangan kontraksi otot(otot jantung dan menurunkan tekanan darah. 'ecara kimia+i komponen obat golongan eta(blocker menghambat kerja noradrenalin dan adrenalin. 4erja sama kedua senya+a kimia ini berguna mempersiapkan tubuh saat menghadapi bahaya sehingga tubuh siap Jlari atau la+anJ. enghambatan terhadap kerja noradrenalin dan adrenalin mengakibatkan menurunnya kontraksi otot, memperlambat kerja jantung, dan menurunkan tekanan darah.
1.ropanolol Farmakodinamik
Dengan menghambat kedua jenis reseptor beta, propranolol menurunkan denyut jan( tung, dan sekunder, tekanan darah. bat ini juga menyebabkan saluran bronkial mengalami konstriksi dan kontraksi uterus. bat ini tersedia untuk oral dalam bentuk tablet dan kapsul sustained(release, dan untuk pemakaian intra)ena.
dengan dosis obat beberapa kali sehari. Farmakokinetik
ropranolol diabsorpsi dengan baik melalui saluran gastrointestinal. bat ini menembus sa+ar darah(otak dan plasenta, dan ditemukan dalam air susu. bat ini dimetabolisme oleh hati dan mempunyai +aktu paruh yang singkat, yaitu -(: jam. 11. isoprolol Farmakodinamik
K(bloker menghambat secara kompetitif efek obat adrenergik, baik norepinefrin dan epinefrin endogen maupun obat adrenergic eksogen pada adrenoseptor beta. isoprolol merupakan bloker reseptor K(1 adrenergik utama /bersifat kardioselektif3 tanpa akti)itas stimulasi reseptor K(#. isoprolol mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi pada posisi berdiri maupun berbaring. %ipertensi postural atau hipertensi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit tidak termasuk indikasi isoprolol. ada pasien dengan angina pektoris, isoprolol dapat mengurangi serangan dan meningkatkan kapasitas kerja fisik sehari(hari. ada dosis terapi, isoprolol lebih sedikit efek konstriksinya pada pembuluh darah perifer dan bronkial daripada golongan K(bloker yang nonselektif. Farmakokinetik
=aktu paruh eliminasi plasma sekitar 1(1# jam sehingga memungkinkan dosis sekali sehari. Dengan ciri tersebut bisoprolol sebagai K(bloker dapat mengobati hipertensi dan angina pektoris 1#. 4lonidin Farmakodinamik
4lonidin merupakan agonis L#(adrenergik yang selektif /##1 L# untuk L13 mekanisme kerjanya sebagai anti(hipertensi. 'ifat dari obat ini adalah menurunkan kemampuan sistem saraf simpatis yang keluar dari sistem saraf pusat. bat ini terbukti efektif untuk pengobatan anti(hipertensi yang parah atau penyakit yang tergantung rennin. AgonisL#(adrenergik memberikan efek klinis melalui ikatan L#( receptor kualitas sedasi diproduksi oleh agonis L# berbeda dari produksi sedasi pada obat(obatan /mida?olam, propofol3 kerjanya pada receptor M(aminobutyric acid /BAA3. Akti)itas sistem saraf simpatis menurunkan refle sedasi, hasilnya pasien dapat sadar secara penuh. Farmakokinetik
4lonidin diabsorbsi secara cepat jika diberikan secara oral.
sekitar !" dari dosis oral diserap dengan konsentrasi plasma puncak biasanya dicapai dalam +aktu sekitar -(: jam. 'etelah pemberian oral, penurunan maksimum di terjadi pada 5(: jam. 'etelah pemberian I$, mulai menurun pada 5(: jam. 'etelah penghentian terapi oral, kembali ke tingkat pretreatment dalam +aktu #5(59 jam. 'etelah pemberian I$, efek hipotensif berlangsung selama 1(1: jam dan hipertensi berulang dalam +aktu 59 jam. DISTRIBUSI
METABOLISME
Dimetabolisme di otak menjadi L(methylnorepinephrine, yang secara farmakologi merupakan metabolit aktif, metabolit aktif lainnya termasuk L(methylepinephrine dan L(methyldopamine. Dimetabolisme Ekstensif, mungkin di saluran pencernaan dan hati, menjadi konjugat sulfat.
ELIMINASI
Rute Eliminsi 52" dari dosis I$ diekskresikan dalam urin /melalui filtrasi glomerulus3 sebagai obat induk dan konjugat sulfat,
6" dari dosis oral diekskresikan dalam urin sebagai obat induk dan metabolites.