ETIKA DAN BUDAYA Tauhid Tauhid Aji Pangestu Program Studi Teknik Teknik Geofisika, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Veteran Malang !"#! $im. "!%&%'%'"" "!%&%'%'"""%%!, "%%!, e-mail ( ( tau)id*angestu+ya)oo.om ABSTRAK Manusia merupakan mahluk mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari interaksi antar manusia, di dalam sebuah interaksi terdapat aturan-aturan yang mengaturnya, aturan tersebut berfungsi agar dalam sebuah interaksi tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan individu lain. Aturan aturan tersebut biasa di s ebut dengan etika. Selain etika yang harus diterapkan dalam sebuah hubungan antar individu sebagai manusia yang hidup di suatu wilayah, kita tentunya harus mengetahui kebiasaan-kebiasaan di daerah tempat kita berada untuk menentukan sikap kita dalam beretika. Kebiasaan-kebiasaan tersebut s ering disebut dengan budaya. Di dalam paper ini akan diulas apa itu etika, apa fungsi etika, apa itu budaya, apa fungsi budaya, serta apa hubungannya etika dengan budaya. 1. PEND PENDAH AHUL ULUA UAN N
Semaki Semakin n )ari )ari semakin semakin sering sering kita kita menden mendengar gar kasuskasus-kasu kasuss *ada *ada erita erita aik aik itu erita erita melalu melaluii media media televis televisi, i, radio, radio, koran, mau*un erita melalui media dari jejaring sosial tentang *elanggaran norma serta udaya. /al ini menerminkan a)wa saat ini sedang terjadi degradasi norma di dalam dalam masyarak masyarakat at atau *enuru *enurunan nan nilainilainilai ilai norm orma dalam alam masy asyarak arakat at yang ang mengakiatk mengakiatkan an *enurunan *enurunan *ada nilai-nilai nilai-nilai moral moral.. Peny Penyea ea terja terjadi diny nyaa degr degrad adasi asi moral sendiri ermaam-maam sum sumern ernya ya,, isa isa ers ersum ume err dari dari sosia sosiall media yang kian )ari kian tidak terkontrol *engendaliannya, isa dari lingkungan sekita sekitarr yang yang tida tidak k memi memili liki ki nila nilai-n i-nil ilai ai moral yang aik dikarenakan lingkungan terse terseu utt isa isa saja saja any anyak ak *rema *reman n atau atau oran orang-o g-oran rang g yang yang tida tidak k menge mengert rtii akan akan nilai lai-ni -nilai moral, a)kan isa saja saja *enurunan nilai moral ini diseakan ole) oran rang terde rdekat dari individu yang ang mengalami degradasi moral se*erti teman a)kan keluarga. Untuk mem*eraiki norm normaa yang yang saat saat ini ini sedan sedang g meng mengal alam amii *enurunan atau degradasi ini *erlu kita kaji ulan lang a*a a*a itu itu etik etika. a. Mora Morall dan etik etikaa memilik memilikii kaitan kaitan yang yang sangat sangat erat dalam dalam meng mengat atur ur *ola *ola *iki *ikirr dan dan ting tingka ka) ) laku laku manu manusia sia,, selai selain n etik etikaa *erlu *erlu *ula *ula dika dikaji ji ulang a*a itu udaya. 0imana udaya dan moral moral tentuny tentunyaa juga juga memili memiliki ki )uung )uungan an
yang erat. /ingga *ada ak)irnya nilai-nilai norma *un akan ter*eraiki. ter*eraiki. Seagaimana Seagaimana kita tau di setia* daera) tentunya memiliki nilai-nilai nilai-nilai norma norma yang ereda-eda, ereda-eda, )al ini dikarenakan dikarenakan keiasaan masyarakat di setia* setia* daera) daera) ered ereda- a-eda eda *ula. *ula. 1kia 1kiatt dari *eredaan nilai-nilai norma yang eda terseut menjadikan seua) istila) norma udaya *un munul. munul. /al-)al terseut la) yang akan di kaji ulang dalam lam *a*er 23t 23tika dan Budaya4 ini. 2. PENG PENGER ERT TIAN IAN ETIK ETIKA A 3tika adala) ilmu tentang a*a yang aik dan a*a yang uruk dan tentang )ak dan kewajian moral 5ak)la678 kum*ulan asas atau nilai yang erkenaan dengan ak)la68 nilai mengenai mengenai nilai enar dan sala), yang dianut dianut suatu suatu golong golongan an atau masyarak masyarakat. at. 59amus 59amus Besar Besar Ba)asa Ba)asa :ndone :ndonesia sia,, "&;&7 "&;&7 .3tika adala) suatu ilmu yang mema)as tent tentan ang g aga agaim iman anaa dan dan meng menga* a*aa kita kita mengikuti mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau agaimana kita )arus mengamil sika* yang ang ert ertan angg ggun ung g jawa jawa er) er)ad ada* a*an an dengan dengan *elag *elagai ai ajaran ajaran moral. moral. 5Susen 5Suseno, o, "&;' "&;'7. 7. 3tik 3tikaa seen seenar arny nyaa lei) lei) any anyak ak ersangkutan dengan *rinsi*-*rinsi* dasar *emenaran dalam )uungan tingka) laku manusi manusia. a. 59attso 59attsoff, ff, "&;7. "&;7. Berdas Berdasark arkan an eera*a *emikiran diatas etika menurut Barten Bartenss seaga seagaima iman n dikuti dikuti* * ole) ole) adul adul
kadir,memerikan tiga arti etika yaitu. "7 3tika di*akai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi *egangan agi seorang atau suatu kelom*ok dalam mengatur tingka) lakunya.arti ini da*at juga diseut sistem nilai dalam )idu* manusia *erseorngan atau )idu* ermasyrakat. <7 3tika di*akai dalam arti kum*ulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adala) kode etik. =7 3tika di*akai dalam arti ilmu tentang yang aik atau yang uruk .arti sini sama dengan filsafat moral. 0alam *erkemangannya etika da*at diagi em*at yaitu etika *erangai, etika moral, etika filosofis, dan etika teologis. a7 3tika *erangai adala) adatistiadat atai keiasaan yang menggamarkan *erangai manusia dalam )idu* ermasyarakat didaera) tertentu dan *ad waktu tertentu.etika *erangai terseut diakui dan erlaku karena dise*akati masyarakat erdasarkan )asil *enelitian.onto) etika *erangai adala)( Berusana adat, Pergaulan muda mudi, Perkawinan semenda, U*aara adat 7Sementara itu untuk etika moral adala) erkenaan dengan keiasaan er*erilaku aik dan enar erdasarkan kodrat manusia.a*aila etika terseut dilanggar timulla) keja)atan yaitu *eruatan yang tidak aik dan tidak enar,keiasaan ini erasal dari kodrat manusia yang diseut moral,onto) moral adala)( Berkata dan eruat jujur, Meng)ormati orang tua, Meng)argai orang lain, Memela keenaran dan keadilan, Menyantuni anak yatim *iatu. 7 3tika >ilosofis yaitu etika filosofis seara )arfia) da*at dikatakan seagai etika yang erasal dari kegiatan erfilsafat atau er*ikir, yang dilakukan ole) manusia. 9arena itu, etika seenarnya adala) agian dari filsafat8 etika la)ir dari filsafat. 3tika termasuk dalam filsafat, karena itu eriara etika tidak da*at dile*askan dari filsafat. 9arena itu, ila ingin mengeta)ui unsur-unsur etika maka kita )arus ertanya juga mengenai unsurunsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika( a7 $on-em*iris. >ilsafat
digolongkan seagai ilmu non-em*iris. :lmu em*iris adala) ilmu yang didasarkan *ada fakta atau yang konkret. $amun filsafat tidakla) demikian, filsafat erusa)a melam*aui yang konkret dengan seola)ola) menanyakan a*a di alik gejala-gejala konkret. 0emikian *ula dengan etika. 3tika tidak )anya er)enti *ada a*a yang konkret yang seara faktual dilakukan, teta*i ertanya tentang a*a yang se)arusnya dilakukan atau tidak ole) dilakukan.7 Praktis. ?aang-aang filsafat eriara mengenai sesuatu 2yang ada4. Misalnya filsafat )ukum mem*elajari a*a itu )ukum. 1kan teta*i etika tidak teratas *ada itu, melainkan ertanya tentang 2a*a yang )arus dilakukan4. 0engan demikian etika seagai aang filsafat ersifat *raktis karena langsung er)uungan dengan a*a yang ole) dan tidak ole) dilakukan manusia. Teta*i ingat a)wa etika ukan *raktis dalam arti menyajikan rese*-rese* sia* *akai. 3tika tidak ersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika )anya menganalisis tema-tema *okok se*erti )ati nurani, keeasan, )ak dan kewajian, ds, samil meli)at teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelema)annya. 0i)ara*akan kita mam*u menyusun sendiri argumentasi yang ta)an uji.d7 3tika Teologis ada dua )al yang *erlu diingat erkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis ukan )anya milik agama tertentu, melainkan setia* agama da*at memiliki etika teologisnya masing-masing. 9edua, etika teologis meru*akan agian dari etika seara umum, karena itu anyak unsurunsur di dalamnya yang terda*at dalam etika seara umum, dan da*at dimengerti setela) mema)ami etika seara umum. Seara umum, etika teologis da*at didefinisikan seagai etika yang ertitik tolak dari *resu*osisi-*resu*osisi teologis.0efinisi terseut menjadi kriteria *emeda antara etika filosofis dan etika teologis. 0i dalam etika 9risten, misalnya, etika teologis adala) etika yang ertitik tolak dari *resu*osisi-*resu*osisi tentang
1lla) atau @ang :la)i, serta memandang kesusilaan ersumer dari dalam ke*erayaan ter)ada* 1lla) atau @ang :la)i. 9arena itu, etika teologis diseut juga ole) Jongeneel seagai etika transenden dan etika teosentris.3tika teologis 9risten memiliki ojek yang sama dengan etika seara umum, yaitu tingka) laku manusia. 1kan teta*i, tujuan yang )endak dia*ainya sedikit ereda, yaitu menari a*a yang se)arusnya dilakukan manusia, dalam )al aik atau uruk, sesuai dengan ke)endak 1lla). Setia* agama da*at memiliki etika teologisnya yang unik erdasarkan a*a yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. 0alam )al ini, antara agama yang satu dengan yang lain da*at memiliki *eredaan di dalam merumuskan etika teologisnya. 1da*un istila) lain yang erat kaitannya dengan etika, yaitu etiket. Peredaan etika dan etiket yaitu dalam *erkataan se)ari-)ari kata etika dan etiket sering diam*ur adukan.etika adala) moral dan etiket adala) so*an santun,tata krama ,*ersamaan keduanya dala) mengenai *erilaku manusia.aik etika mau*un etika mengatur *erilaku manusia seara normatif ,artimya memeri norma manusia agaimana se)arusnya eruat dan tidak eruat. Pada *rinsi*nya terda*at *eredaan yang sangat signifikan antara keduaanya,terutama dalam ke)idu*an se)ari )ari.)al itu sesuai *enda*at artens yaitu( 3m*at *eredaan moral dan etiket yaitu 3tika dan 3tiket meneta*kan norma *eruatan ,a*aka) *eruatan ole) atau tidak dilakukan, meneta*kan ara-ara melakukan *eruatan,menunjukakn ara yang te*at,aik,enar dan sesuai dengan yang di)ara*kan, erlaku tidak tergantung *ada ada tidaknya orang lain /anya erlaku dalam *ergaulan,jika tidak ada orang kain yang )adir maka etiket tidak erlaku, ersifat asolut dan tidak da*at ditawar-tawar, ersifat relatif, memandang manusia dari segi dalam 5at)inia)7, memandang manusia dari segi luar 5jasmania)7
. !UNGSI ETIKA
Menurut Magnis Suseno etika adala) *emikiran sistemmatis tentang moralitas ,dan yang di)asilkan seara langsung ukan keaikan melainkan suatu *engertian yang lei) mendasar dan kritis.>.Magnis Suseno menyatakan ada em*at alasan yang menlatarkan elakanginya. Pertama, etika da*at memantu dalam mengali rasionalitas dan moralitas agama,se*erti menga*a T)an memerinta)kan ini ukan itu. 9edua, etika memantu dalam mengintter*restasikan ajaran agama yang saling ertentangan. 9etiga, etika da*at memantu menera*kan ajaran moral agama ter)ada* masala) masala) aru dalam ke)idu*an manusia. 9eem*at, etika da*at memantu mengadakan diaolog antar agama karena etika memndasarkan *ada rasionallitas ukan wa)yu. ". PENGERTIAN BUDAYA
Pengertian udaya menurut *ara a)li( a7 3. B Taylor dalam Soekanto 5"&&(!!7 memerikan definisi mengenai keudayaan iala)( Akeudayaan adala) kom*leks yang menaku* *engeta)uan ke*eryaan, kesenian, moral, )ukum, adat istiadat dan lain kemam*uan-kemam*uan yang dida*atkan ole) manusia seagai anggota masyarakatA. 7 Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi dalam Soekanto 5"&&(!!7 merumuskan Akeudayaan seagai semua )asil karya, rasa dan i*ta masyarakat. 7 9oentjaraningrat 0ari asal arti terseut yaitu AolereA kemudian AultureA diartikan seagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengola) dan mengua) alam
59oentjaraningrat dalam Soekanto, "&&( !!7. d7 inton, Budaya adala) keseluru)an sika* C *ola *erilaku serta *engeta)uan yang meru*akan suatu keiasaan yang diwariskan C dimilik ole) suatu anggota masyarakat tertentu. e7 9BB:, Budaya adala) seua) *emikiran, adat istiadat atau akal udi. Seara tata a)asa, arti dari keudayaan diturunkan dari kata udaya dimana enderung menunjuk ke*ada ara *ikir manusia. f7 3ffat 1l-Syar6awi mendefinisikan a)wa *engertian udaya dari *andangan agama islam, adala) k)Dana) sejara) sekelom*ok masyarakat yang terermin didalam kesaksian C eragai nilai yang menggariskan a)wa suatu ke)idu*an )arus mem*unyai makna dan tujuan ro)ania). Selain *engertian, terda*at *ula kom*onen-kom*onen dalam udaya. Beera*a *enda*at a)li mengenai kom*onen atau unsur keudayaan atau udaya yaitu( "7 Melville J. /erkovits, menyeutkan keudayaan memiliki # unsur *okok yaitu( a7 alat-alat teknologi, 7 sistem ekonomi, 7 keluarga, d7 kekuasaan *olitik. <7 Bronislaw Malinowski mengatakan ada # unsur *okok yang meli*uti( a7 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara *ara anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam yang ada disekelilingnya, 7 organisasi ekonomi, 7 alat-alat, dan lemaga-lemaga atau *etugas-*etugas untuk *endidikan 5keluarga adala) lemaga *endidikan utama7 , d7 organisasi kekuatan 5*olitik7 Unsur-Unsur Budaya Seara Umum, Berdasarkan dari eera*a unsur udaya yang dikemukakan ole)
*ara a)li maka da*at ditarik kesim*ulan a)wa unsur-unsur keudayaan adala)( a7 Perilaku *erilaku tertentu, 7 Gaya er*akaian, 7 9eiasaankeiasaan , d7 1dat istiadat , e7 9e*erayaan. 1da*un iri-iri dari udaya adala)( a7 Meru*akan udaya sendiri yang erada di daera) terseut dan di*elajari, 7 0a*at disam*aikan ke*ada setia* orang dan setia* kelom*ok serta diwariskan dari setia* generasi, 7 Bersifat dinamis, artinya suatu sistem yang erua) se*anjang waktu, d7 Bersifat selektif, artinya menerminkan *ola *erilaku *engalaman manusia seara teratas, e7 Memiliki unsur udaya yang saling erkaitan, f7 3tnosentrik artinya mengganga* udaya sendiri seagai udaya yang teraik atau mengangga* udaya yang lain seagai udaya standar. #. !UNGSI BUDAYA
9eudayaan mem*unyai fungsi yang sangat esar agi manusia dan masyarakat. Beragai maam kekuatan yang )arus di)ada*i masyarakat dan anggotaanggotanya se*erti kekuatan alam, mau*un kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri tidak selalu aik aginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan juga ke*uasaan, aik di idang s*iritual mau*un materiil. 9eutu)an-keutu)an masyarakat terseut di atas unutk seagai esar di*enu)i ole) keudayaan yang ersumer *ada masyarakat itu sendiri. 0ikatakan seagian esar karena kemam*uan manusia teratas, se)ingga kemam*uan keudayaan yang
meru*akan )asil i*taannya juga teratas di dalam memenu)i segala keutu)an. >ungsi keudayaan *ada )akikatnya adala) untuk mengatur agar manusia da*at mengerti satu sama lainnya, agaimana manusia ertindak dan agaimana manusia itu eruat untuk keaikan ersama. Jadi *ada initinya keudayaan ini seagai erminan ke)idu*an manusia, jika suatu masyarakat memegang tegu) keudayaannya maka akan teri*ta ke)idu*an yang )armonis. Sekian *ema)asan mengenai *engertian keudayaan dan fungsi keudayaan agi masyarakat, semoga tulisan saya mengenai *engertian keudayaan dan fungsi keudayaan agi masyarakat da*at ermanfaat. $. HUBUNGAN ETIKA DAN BUDAYA
0i dunia kita sekarang ini, kesadaran akan etika individual dan etika sosial sangatla) renda). ?onto) nyatanya adala) adanya kelangkaan *ers*ektif etika di kalangan *ara *enguasa *olitik dan ekonomi yang tela) memiu *enyala)gunaan kekuasaan 5ause of *ower7 dalam eragai sudut ke)idu*an. Parliament of t)e EorldFs eligion ::, ta)un "&&=, yang diselenggarakan di ?)iago, meng)asilkan deklarasi yang diseut dengan etika gloal 5gloal et)i7 seagai *enjaaran *raktis eru*a *aradigma etika dan moral untuk diejawanta)kan dalam ke)idu*an em*iris. a)irnya 0eklarasi 3tika Gloal terseut meru*akan realisasi antisi*asif dan solutif atas seua) kekuatan da)syat ernama gloalisasi yang dewasa ini tidak )anya memasuki wilaya) ke)idu*an material se*erti ekonomi, udaya, dan *olitik *ada anyak negara di seluru) ela)an dunia, teta*i kekuatan terseut juga merama) wilaya) nonmeterial, yaitu etika. Gloalisasi sendiri tela) anyak menimulkan dam*ak *ositif, teta*i juga
dam*ak negatif, yaitu krisis kemanusiaan. 0unia manusia saat ini sedang dilanda suatu krisis multidimensi gloal, yang meli*uti krisis ekonomi gloal, krisis ekologi gloal, dan krisis *olitik gloal. Beragai ter*aan krisis terseut lalu ermuara *ada krisis kemanusiaan se*erti kemiskinan, kela*aran, *engangguran, keDaliman, kekerasan, *enindasan, *engisa*an, *emunu)an, dan lain-lain. Jika ditelusuri seara seksama, kita keta)ui krisis kemanusiaan yang ada er*angkal mula dari krisis etika. 9elangkaan wawasan dan *engeta)uan etika, terutama di kalangan *enguasa *olitik dan ekonomi, mendorong merajalelanya *erusakan yang kemudian mengara) *ada kerusakan dunia dan segala tatanannya. 0ari *ers*ektif etika gloal, *ermasala)an yang di)ada*i *roses *eradaan angsa-angsa di dunia elakangan ini, tidak lain adala) masala) etik, yaitu renda)nya kadar a*resiasi ter)ada* etika *eradaan. Proses *eradaan erkemang sedemikian e*at, terutama *ada as*ek material yang mengatas namakan keeasan, kekuatan dan ke*erayaan atas diri manusia. 0engan demikian, *roses *eradaan menem*atkan manusia seagai A*eni*ta yang memiliki kuasa esarA ter)ada* )idu* dan ke)idu*annya. 9e)idu*an manusia kemudian erorientasi *ada *aradigma Aantro*o-entrisA, yaitu er*usat *ada diri manusia itu sendiri, se)ingga manusia dili*uti *a)am Aegoisme kemanusiaanA. 3gosime kemanusian terseut, seagai mana diketa)ui, menjelma dalam *a)am, aik yang ersifat individualistis mau*un kolektif, seut saja rasisme, nasionalisme, sekterianisme, atas seksisme 5feminisme dan maskulinisme7. Semua entuk egoisme manusia terseut meng)alangi manusia untuk menjadi manusia sejati, manusia erkemanusiaan. Pemea)an *rolematika sosial, ekonomi, *olitik dan lingkungan )idu* mungkin dilakukan dengan *roses *emangunan yang erkesinamungan lewat *erenanaan ekonomi dan *olitik serta *emelakuan )ukum dan undang-undang. $amun,
semua itu elum uku* tan*a *erua)an Aorientasi atinA 5inner orientation7 dan sika* mental yang erkualitas dari masyarakat. Masyarakat memutu)kan reformasi sosial dan ekologis, ta*i dalam waktu ersamaan mereka juga memutu)kan *emaruan s*iritual. Untuk enar-enar er*erilaku manusiawi erarti ( 9ita )arus menggunakan kekuasaan ekonomi dan *olitik untuk melayani kemanusiaan, ukan menyala)gunakannya dalam *ersaingan mereut dominasi yang kejam. 9ita )arus mengemangkan semangat mengasi)i mereka yang menderita, k)ususnya ke*ada anak-anak, kaum lanjut usia, masyarakat miskin, *enderita aat, dan mereka yang
erada dalam kese*ian, 9ita )arus mengemangkan saling res*ek dan *eduli agar tera*ai keseimangan ke*entingan yang layak, ukan uma memikirkan kekuasaan tan*a atas dan *ersaingan yang tidak ter)indarkan, 9ita )arus meng)argai nilai-nilai keseder)anaan, ukan keseraka)an tan*a ter*uaskan akan uang, *restis, dan *emuasan konsumtif. 0alam keseraka)an, manusia ke)ilangan Aro)nyaA, keeasannya, ketenangan, dan kedamaian diri serta dengan demikian ke)ilangan a*a yang memuatnya manusiawi.