ETIKA DALAM EKONOMI BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Etika dalam Ekonomi
Beberapa hari terakhir ada dua berita yang mempertanyakan apakah etika dan ekonomi berasal dari dua dunia berlainan. Pertama, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT Lapindo Brantas. Kedua, obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2!. "alam kasus Lapindo, ben#ana memaksa penduduk harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan issa$asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta me minta maa% dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maa% maa % itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh$sung sungguh$sungguh guh dilakukan. dilakukan. Produk berbahaya itu masih masih beredar beredar di pasaran. pasaran. &tas kasus$kasus kasus$kasus itu, kedua perusahaan terkesan melarikan diri dari tanggung ja'ab. Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian %ormalin pada pembuatan tahu dan penga'etan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah berbelatung. "ari kasus$kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. (ajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu$satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui, kepenti kepentinga ngan n utama utama ekonom ekonomii adalah adalah mengha menghasil silkan kan keuntun keuntungan gan maksim maksimal al bagi shareholders bagi shareholders.. )okus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala #ara berupaya melakukan hal$hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian re'el sering menjadi %aktor pemi#u perusahaan mengabaikan etika dalam ekonomi . *amun, belakangan beberapa akademisi dan praktisi ekonomi melihat adanya hubungan sinergis antara etika dan laba . "oug "oug Lenni# Lenni#k k dan )red Kiel, 2+ dalam dalam Itpin, Itpin, 2- penulis penulis buku Moral buku Moral
Intelligence, Intelligence, bera berarg rgum umen en bah' bah'aa perusahaanper perusahaanperusahaan usahaan !an" memiliki memiliki pemimpin pemimpin !an"
menera menerapkan pkan standar standar etika etika dan moral moral !an" !an" tin""i tin""i ter terbukt buktii lebih lebih sukses sukses dalam dalam #an"ka #an"ka pan#an" . Hal sama juga dikemukakan miliuner /on 0 Huntsman, 2+ dalam Itpin, 2-
dalam buku (inners *e1er heat. "ikatakan, kun$i utama kesuksesan adalah reputasin!a seba"ai pen"usaha !an" meme"an" te"uh inte"ritas dan keper$a!aan pihak lain . Berka#a pada beberapa #ontoh kasus itu, sudah saatnya
kita merenungkan kembali #ara pandang lama yang melihat etika dan bisnis sebagai dua hal berbeda. 0emang beretika dalam ekonomi tidak akan memberi keuntungan segera. Karena itu, para pengusaha dan praktisi ekonomi harus belajar untuk berpikir jangka panjang. Peran masy masyar araka akat, t, teru teruta tama ma mela melalui lui pemer pemerin inta tah, h, badan badan$b $bad adan an penga penga'a 'asa san, n, LS0, LS0, medi media, a, dan konsumen yang kritis amat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan etika bisnis berbagai perusahaan di Indonesia. Sebuah Sebuah studi studi selama selama dua tahun tahun yang dilakuk dilakukan an The Per%or Per%orman man#e #e 3roup, sebuah konsorsium yang terdiri dari 4ol1o, 4ol1o, 5nile1er, 0onsanto, Imperial hemi#al Industries, "euts#he Bank, 6le#trolu7, dan 3erling, menemukan bah'a pengembangan produk yang ramah lingkungan dan p eningkatanenvironmental eningkatan environmental menaikkan EPS earning per share compliance bisa compliance bisa menaikkan EPS share perusahaan, mendongkrak profitability profitability,, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan in1estasi. Praktik Ekonomi Masih Abaikan Etika
8ukmana 2! menilai praktik ekonomi yang dijalankan selama ini masih #enderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan kerapkali di'arnai praktik$praktik bisnis tidak terpuji atau moral hazard. hazard. Korupsi, Korupsi, kolusi, dan nepotisme nepotisme yang semakin semakin meluas di masyarakat masyarakat yang sebelumnya hanya di tingkat pusat dan sekarang meluas sampai ke daerah$daerah, dan meminj meminjam am istila istilah h guru guru bangsa bangsa yakni yakni 3us "ur, "ur, korups korupsii yang yang sebelum sebelumnya nya di ba'ah ba'ah meja, meja, sekarang sampai ke meja$mejanya dikorupsi adalah bentuk moral hazard di kalangan ekit politik dan elit birokrasi. Hal ini mengindikasikan bah'a di sebagian masyarakat kita telah terjadi krisis moral dengan menghalalkan segala me#am #ara untuk men#apai tujuan, baik tujuan indi1idu memperkaya diri sendiri maupun tujuan kelompok untuk eksistensi keberlanjutan kelompok.
Terapi ini semua adalah pemahaman, implementasi dan in1estasi etika dan nilai$nilai moral bagi para pelaku ekonomi9bisnis dan para elit politik. "alam kaitan dengan etika ekonomi, terutama bisnis berbasis syariah, pemahaman para pelaku usaha terhadap ekonomi syariah selama ini masih #enderung pada sisi :emosional; saja dan terkadang mengkesampingkan konteks ekonomi itu sendiri. Padahal segmen pasar dari ekonomi syariah #ukup luas, baik itu untuk usaha perbankan maupun asuransi syariah. "i#ontohkan, segmen pasar kon1ensional, meski tidak :mengenal; sistem syariah, namun potensinya #ukup tinggi. Terhadap pen"aruh kualitas sistem kemas!arakatan , kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang se'aktu$'aktu
dapat berubah. Bas'ir 2! berpendapat bah'a pembi#araan mengenai etika dan moral bisnis sesungguhnya tidak terlalu rele1an bagi Indonesia. /angankan masalah etika dan moral, masalah tertib hukum pun masih belum banyak mendapat perhatian. Sebaliknya, justru sangat lumrah di negeri ini untuk menyimpulkan bah'a berbisnis sama artinya dengan menyiasati hukum. &kibatnya, para pebisnis di Indonesia tidak dapat lagi membedakan antara batas 'ilayah etika dan moral dengan 'ilayah hukum. (ilayah etika dan moral adalah sebuah 'ilayah pertanggungja'aban pribadi. Sedangkan 'ilayah hukum adalah 'ilayah benar dan salah yang harus dipertanggungja'abkan di depan pengadilan. &kan tetapi memang itulah kesalahan kedua dalam memahamimasalah etika dan moral di Indonesia. Pen#ampuradukan antara 'ilayah etika dan moral dengan 'ilayah hukum seringkali menyebabkan kebanyakan orang Indonesia tidak bisa membedakan antara perbuatan yang semata$mata tidak sejalan dengan kaidah$kaidah etik dan moral, dengan perbuatan yang masuk kategori perbuatan melanggar hukum. Sebagai issal, sama sekali tidak dapat dibenarkan bila masalah korupsi masih didekati dari sudut etika dan moral. Karena masalah korupsi sudah jelas dasar hukumnya, maka masalah itu haruslah didekati se#ara hukum. "emikian halnya dengan masalah penggelapan pajak, pen#emaran lingkungan, dan pelanggaran hak asasi manusia. BAB II EKONOMI DEN%AN ETIKA Epistemolo"i Etika Ekonomi
6tika penggunaannya sering dipertukarkan dan disinonimkan, yang sebenarnya memiliki makna dan arti berbeda. 0oral dilandasi oleh etika, sehingga orang yang memiliki moral pasti dilandasi oleh etika. "emikian pula perusahaan yang memiliki etika ekonomi pasti manajernya dan segenap karya'an memiliki moral yang baik. 5no 2! membedakan pengertian etika dengan etiket. 6tiket sopan santun berasal dari bahasa Pran#is etiquette yang berarti tata #ara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti %alsa%ah moral dan merupakan #ara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. /ika kata etika dikaitkan dengan kata bisnis akan menjadi 6tika 6konomi. Kata etik juga berhubungan dengan objek kelakuan manusia di 'ilayah$'ilayah tertentu, sepert etika kedokteran, etika ekonomi, etika pro%esional ad1okat, akuntan dan lain$lain. "isni ditekankan pada etika sebagai objek perilaku manusia dalam bidang bisnis. "alam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima
masyarakat sebagai baik !good" atau buruk !bad". atatan tanda kutip pada kata$kata baik dan buruk, yang berarti menekankan bah'apenentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah. &khirnya, keputusan bah'a manajer membuat tentang pertanyaan yang bekaitan dengan etika adalah keputusan se#ara indi1idual, yang menimbulkan konskuensi. Keputusan ini mere%leksikan banyak %aktor, termasuk moral dan nilai$nilai indi1idu dan masyarakat. Se#ara sederhana etika ekonomi dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari$hari etika 6konomi dapat menjadi batasan bagi akti1itas bisnis yang dijalankan. 6tika ekonomi sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen$elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 6konomi tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang$orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain$lain "alimunthe, 2!. 6tika dan moral moralitas sering digunakan se#ara bergantian dan dipertukarkan karena memiliki arti yang mirip dari mana ;ethi#s; berasal dan kata latin mores dari mana ;morals; diturunkan keduanya artinya kebiasaan habit atau #ustom adat. *amun moral morals berbeda dari etika ethi#s, yang mana di
dalam moralitas terkandung suatu elemenelemen normati% yang tidak dapat dielakkan9dihindari ine1itable normati1eelements. "engan demikian, moral berhubungan dengan pembi#araan tidak hanya apa yang dikerjakan, tapi juga apa masyarakat seharusnya dikerjakan dan diper#aya. 6lemen$elemen normati% ini, atau ;keharusan oughtness;, kon%lik dengan aspek$aspek perubahan etika bisnis. *ilai$nilai 1alues adalah standar kultural dari perilaku yang diputuskan sebagai petunjuk bagi pelaku bisnis dalam men#apai dan mengejar tujuan. "engan demikian, pelaku bisnis menggunakan nilai$nilai dalam pembuatan keputusan se#ara etik apakah mereka menyadarinya atau tidak. Semakin lama, manajer bisnis ditantang meningkatkan sensiti1itas mereka terhadap permasalahan etika. 0ereka menekankan pada e1aluasi se#ara kritis prioritas nilai$nilai mereka untuk melihat bagaimana ini pantas dengan realitas dan harapan organisasi dan masyarakat. Etika Ekonomi& 'uatu Keran"ka %lobal
0asalah etika dalam ekonomi dapat diklasi%ikasikan ke dalam lima kategori yaitu< Suap Bribery, Paksaan oer#ion, Penipuan "e#eption, Pen#urian The%t, "iskriminasi tidak jelas 5n%air dis#riminationlihat *o%ielman, =, yang masingmasing dapat dijelaskan sebagai berikut< >. 'uap (Briber!) , adalah tindakan berupa mena'arkan, memberi, menerima, atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan ke'ajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. ?Pembelian? itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali? setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai #ara suap, tetapi pemberian hadiah gi%t tidak selalu dapat disebut sebagai suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah. *+ Paksaan (,oer$ion)- adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau an#aman. #oercion dapat berupa an#aman untuk mempersulit kenaikan jabatan, peme#atan, atau penolakan industri terhadap seorang indi1idu.
.+ Penipuan (De$eption)- adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang
disengaja dengan mengu#apkan atau melakukan kebohongan. /+ Pen$urian (The0t)- adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan
hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut dapat berupa property %isik atau konseptual. 1+ Diskriminasi tidak #elas (Un0air dis$rimination)- adalah perlakuan tidak adil
atau penolakan terhadap orang$orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, ke'arganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka yang ?disukai? dan tidak. 'istem Ekonomi Pan$asila ('EP)
3agasan ekonom Pro%. 0ubyarto 530 sekitar tahun >@A $an. Sebutan S6P sudah dilontarkan sebelumnya oleh Pro%. 6mil Salim 5I sekitar tahun >@ -P68B&*"I*3&* S6P
SI L A
Emil Salim Mubyarto
Sumitro Djojohadikusumo
I
Mengenal Etika & Moral Agama
Berupaya senantiasa dekat dengan Tuhan dengan ibadah
Roda perekonomi an digerakkan
rangsangan ekonomi, sosial, & moral II
Titik berat pada nuansa manusiawi dalam menggalan g hub. Ekonomi dlm perkemb. masyarakat
Ada kehendak kuat dari masyarakat untuk mewujudka n pemerataa n sosial egalitarian !
Berupaya mengurangi & memberantas kemiskinan dlm penataan ekonomi masyarakat
III
Membuka kesempata n ekonomi se"ara adil bagi semua
#asionalis me menjiwai setiap kebijakan ekonomi
$ola kebijakan ekonomi & "ara penyelenggaraanny a tdk menimbulkan kekuatan yg menggangu persatuan bangsa
I%
Bermuara pada pelaksanaa n
operasi merupakan sokoguru perekonomi
Rakyat berperan & berpartisipasi akti' dalam usaha pembangunan
%
demokrasi ekonomi & politik
an & bentuk konkret usaha bersama
Memberi warna egalitarian & social equity dlm proses pembangu nan
Imbangan yg tegas antara peren"anaa n di tingkat nasional & desentralis asi
$ola pembagian hasil produksi lebih merata antar golongan, daerah, kota(desa.
Pentin"n!a Etika dalam Dunia Ekonomi
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh=. "idalam ekonomi tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala #ara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pen#apaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan ter#ela dalam dunia ekonomi tampaknya tidak menampakan ke#enderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir #ontoh pengabaian para pengusaha terhadap etika ekonomi. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu ekonomi tunduk pada norma$norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan ekonomi dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu memba'a serta etika$etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku ekonomi maupun etika ekonomi terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. "engan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bah'a prinsip$prinsip etika bisnis ter'ujud dalam satu pola hubungan yang bersi%at interakti%. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika ekonomi . Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. /alinan hubungan usaha dengan pihak$pihak lain yang terkait begitu kompleks. &kibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak$pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu #ontoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. ontoh lain adalah produk$produk hasil hutan yang mendapat
protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga. Perilaku etik penting diperlukan untuk men#apai sukses jangka panjang dalam sebuah ekonomi. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspekti%, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut< 2+ Perspekti0 Makro+ Pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan
lebih e%ekti% dan e%isien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market system untuk dapat e%ekti%, yaitu< a Hak memiliki dan mengelola properti s'asta b Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa dan # Ketersediaan in%ormasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa /ika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan sistem se#ara makro. Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspekti% bisnis makro < a. Penyogokan atau suap. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan #ara mempengaruhi pengambil keputusan. b. oer#i1e a#t. 0engurangi kompetisi yang e%ekti% antara pelaku bisnis dengan an#aman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis. #. "e#epti1e in%ormation d. Pe#urian dan penggelapan
e. 5n%air dis#rimination. *+ Perspekti0 Bisnis Mikro+ "alam Iingkup ini perilaku etik identik dengan keper#ayaan atau
trust . "alam Iingkup mikro terdapat rantai relasi di mana supplier, perusahaan, konsumen, karya'an saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga keper#ayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik. Standar moral merupakan tolok ukur etika ekonomi. "imensi etik merupakan dasar kajian dalam pengambilan keputusan. 6tika ekonomi #enderung ber%okus pada etika terapan daripada etika normati%. "ua prinsip yang dapat digunakan sebagai a#uan dimensi etik dalam pengambilan keputusan, yaitu< > Prinsip konsekuensi Prin#iple o% onseCuentialist adalah konsep etika yang ber%okus pada konsekuensi pengambilan keputusan. &rtinya keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan konsekuensi dampak keputusan tersebut 2 Prinsip tidak konsekuensi Prin#iple o% *on#onseCuentialist adalah terdiri dari ran"kaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk9panduan pengambilan keputusan etik dan berdasarkan alasan bukan akibat, antara lain< a Prinsip Hak- yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan dengan ke'ajiban untuk tidak saling melanggar hak orang lain b Prinsip Keadilan- !aitu k eadilan yang biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,
dan kesamaan. Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu< > Keadilan distributi3e- yaitu k eadilan yang si%atnya menyeimbangkan alokasi benefit dan beban antar anggota kelompok
sesuai dengan kontribusi tenaga dan pikirannya terhadap bene%it. $enefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan dan 'aktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak dan ke'ajiban so#ial 2 Keadilan retributi3e- yaitu k eadilan yang terkait dengan retribution gantirugi dan hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungja'ab atas konsekuensi negati% atas tindakan yang dilakukan ke#uali tindakan tersebut dilakukan atas paksaan pihak lain dan D Keadilan kompensatoris- yaitu keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang penebus kerugian. 0asalah terjadi apabila kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nya'a manusia. &pabila moral merupakan suatu pendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka etika bertindak sebagai rambu$rambu sign yang merupakan kesepakatan se#ara rela dari semua anggota suatu kelompok. "unia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika patokan9rambu$rambu yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. 6tika sebagai rambu$rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji good #ondu#t yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. 6tika di dalam ekonomi sudah tentu harus disepakati oleh orang$orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. dalam hal ini, untuk me'ujudkan etika dalam berekonomi perlu pembi#araan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. &rtinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa di'ujudkan. /adi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembi#araan yang bersi%at global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
"alam men#iptakan etika ekonomi, "alimunthe 2! menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut< 2+ Pen"endalian Diri
&rtinya, pelaku$pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masingmasing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. "isamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main #urang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. (alau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang EetikE. *+ Pen"emban"an Tan""un" 4a5ab 'osial ('o$ial 6esponsibilit!)
Pelaku ekonomi disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk EuangE dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. &rtinya sebagai #ontoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi se'aktu terjadinya e7#ess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak meman%aatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. /adi, dalam keadaan e7#ess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memani%estasikan sikap tanggung ja'ab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung ja'ab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dll. .+ Mempertahankan 4ati Diri
0empertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang$ambing oleh pesatnya perkembangan in%ormasi dan teknologi adalah salah satu usaha men#iptakan etika bisnis. *amun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan in%ormasi dan teknologi, tetapi in%ormasi
dan teknologi itu harus diman%aatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tran%ormasi in%ormasi dan teknologi. /+ Men$iptakan Persain"an !an" 'ehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan e%isiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku ekonomi besar dan golongan menengah keba'ah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. 5ntuk itu dalam men#iptakan persaingan perlu ada kekuatan$kekuatan yang seimbang dalam dunia ekonomi tersebut. 1+ Menerapkan Konsep 7Pemban"unan Berkelan#utan8
"unia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng$EekspoitasiE lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang 'alaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. 9+ Men"hindari 'i0at 1K (Katabele$e- Kon"kalikon"- Koneksi- Kolusi dan Komisi)
/ika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan #urang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang men#emarkan nama bangsa dan negara.
:+ Mampu Men!atakan !an" Benar itu Benar
&rtinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak 'ajar untuk menerima kredit sebagai #ontoh karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan Ekatabele#eE dari EkoneksiE serta melakukan EkongkalikongE dengan data yang salah. /uga jangan memaksa diri untuk mengadakan :kolusiE serta memberikan EkomisiEkepada pihak yang terkait. ;+ Menumbuhkan 'ikap 'alin" Per$a!a antar %olon"an Pen"usaha
5ntuk men#iptakan kondisi bisnis yang Ekondusi%E harus ada sikap saling per#aya trust antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Fang selama ini keper#ayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah 'aktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis. <+ Konsekuen dan Konsisten den"an Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. 0engapa= Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada EoknumE, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain men#oba untuk melakukan Eke#uranganE demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan EgugurE satu semi satu. 2=+ Memelihara Kesepakatan
0emelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa 0emiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha men#iptakan etika bisnis. /ika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis. 22+ Menuan"kan ke dalam Hukum Positi0
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positi% yang menjadi Peraturan Perundang$5ndangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti EproteksiE terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. "engan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi. &hli pemberdayaan kepribadian 5no 2! menjelaskan bah'a mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata #ara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. 6tiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan$rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum $$ sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalahgunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembi#araan orang lain. "engan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan e%isiensi kerja, dan meningkatkan #itra pribadi dan perusahaan. Sedangkan berbisnis dengan etika ekonomi adalah menerapkan aturan$aturan umum mengenai etika pada perilaku ekonomi. 6tika ekonomi menyangkut moral, kontak sosial, hak$ hak dan ke'ajiban, prinsip$prinsip dan aturan$aturan. /ika aturan se#ara umum mengenai etika mengatakan bah'a berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan ekonomi yang tidak berlaku jujur dengan pega'ainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral. Intinya adalah
bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan #ara peka dan toleransi. BAB III PENUTUP
>. 6tika adalah suatu #abang dari %iloso%i yang berkaitan dengan ;kebaikan rightness; atau moralitas kesusilaan dari perilaku manusia. "alam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan$aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai ;baik good; atau buruk bad;. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah. 2. 6tika ekonomi adalah standar$standar nilai yang menjadi pedoman atau a#uan manajer dan segenap karya'an dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan ekonomi yang etik. D. Paradigma etika dan ekonomi adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan ekonomi atau mensinergikan antara etika dengan laba. /ustru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika ekonomi merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Gleh karena itu, perilaku etik penting diperlukan untuk men#apai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. DA>TA6 PU'TAKA
Bas'ir, 8e1risond. 2-. 6tika 6konomi. "alam Kompas Senin, Penerbit PT 3ramedia, /akarta. Bu#hholt, 8.& and S. B. 8osenthal. >@@A. Business 6thi#s. 5pper S addle 8i1er, *./.< Prenti#e Hall. "alimunthe, 8ita ). 2!. 6tika 6konomi. "alam (ebsite 3oogle< 6tika 6konomi danPengembangan Iptek. "e3eorge, 8. 2+. Business 6thi#s. 5pper Saddle 8i1er, *./.< Prenti#e$Hall, + th ed. 6#hols, /ohn 0 and Shadily, Hasan. >@@2. Kamus Inggris Indonesia. Penerbit PT 3ramedia, /akarta.
Masalah Pokok Dalam Etika Bisnis Ekonomi Indonesia MASALAH POKOK DALAM ETIKA BISNIS Andaikan anda adalah seorang direktur teknik yang harus menerakan teknologi !aru" Anda tahu teknologi ini dierlukan daat meningkatkan e#isiensi industri$ namun ada saat yang sama %uga mem!uat !anyak ega&ai yang setia akan kehilangan eker%aan$ karena teknologi ini hanya memerlukan sedikit tenaga ker%a sa%a" Bagaimana sika anda' Dilema moral ini menun%ukkan !ah&a masalah etika %uga meliuti kehiduan !isnis" Perusahaan dituntut untuk menetakan atokan etika yang daat disera oleh masyarakat dalam engam!ilan keutusannya" Sedangkan di ihak lain$ !anyak masyarakat mengangga etika itu hanya demi keentingan erusahaan sendiri" Tantangan yang dihadai serta kesadaran akan keter!atasan erusahaan dalam memerkirakan dan mengendalikan setia keutusannya mem!uat erusahaan semakin sadar tentang tantangan etika yang harus dihadai" INOVASI, PERUBAHAN DAN LAPANGAN KERJA
Asek !isnis yang aling menim!ulkan ertanyaan menyangkut etika adalah ino(asi dan eru!ahan" Sering ter%adi tekanan untuk !eru!ah mem!uat erusahaan atau masyarakat tidak memunyai ilihan lain" Perusahaan harus menanam modal ada mesin dan a!rik !aru yang !iasanya menim!ulkan masalah karena ketidak)o)okan antara keahlian tenaga ker%a yang dimiliki dan yang di!utuhkan oleh teknologi !aru" Sedangkan erusahaan yang men)o!a menolak eru!ahan teknologi !iasanya menghadai an)aman yang )uku !esar sehingga memerkuat alasan erlunya melakukan eru!ahan" Keuntungan ekonomis dari ino(asi dan eru!ahan !iasanya digunakan se!agai em!enaran yang utama"
Sayangnya !iaya sosial dari eru!ahan %arang di!ayar oleh ara romotor ino(asi" Biaya terse!ut !erua hilangnya eker%aan$ eru!ahan dalam masyarakat$ erekonomian$ dan lingkungan" Biaya*!iaya ini tak mudah diukur" Tantangan sosial yang aling mendasar !erasal dari masyarakat yang !erdiri di luar roses" Damak teknologi !aru !ukan mustahil tak daat dirediksi" Ke&asadaan dan keter!ukaan yang !erkesinam!ungan meruakan tindakan yang enting dalam usaha erusahaan memenuhi ke&a%i!annya" Damak ino(asi dan eru!ahan terhada tenaga ker%a menim!ulkan !anyak masalah di!anding asek em!angunan lainnya" Banyak ega&ai mengangga ino(asi menge)ilkan kemamuan mereka" Hal ini mengu!ah kondisi eker%aan serta sangat mengurangi keuasan ker%a" Perusahaan memunyai tanggung %a&a! yang le!ih !esar untuk menyediakan laangan ker%a dan men)itakan tenaga ker%a yang mamu !eker%a dalam masa eru!ahan" Termasuk di dalamnya adalah mendukung$ melatih$ dan mengadakan sum!er daya untuk men%amin orang*orang yang !elum !eker%a memiliki keahlian dan daat !ersaing untuk menghadai dan memer)eat eru!ahan" PASAR DAN PEMASARAN
Monooli adalah )ontoh yang aling ekstrem dari distorsi dalam asar" Ada !anyak alasan untuk melakukan konsentrasi industri$ misal$ meningkatkan kemamuan !erkometisi$ memudahkan ermodalan$ hingga sem!oyan +yang terkuat adalah yang menang," Penyalahgunaan kekuatan asar melalui monooli meruakan erhatian klasik terhada !agaimana asar dan emasaran dilaksanakan" Ke)enderungan untuk !erkonsentrasi dan kekuatan nyata dari erusahaan raksasa harus dilihat se)ara hati*hati" Banyak kritik dia%ukan ada asek emasaran$ misal$ enyalahgunaan kekuatan em!eli$ romosi !arang yang !er!ahaya$ menyatakan nilai yang masih diragukan$ atau enyalahgunaan sesi#ik lain$ seerti iklan yang !erdamak !uruk !agi anak*anak" Dierlukan kelomok enekan untuk mengkritik tingkah laku erusahaan" Negara un daat menentukan ersyaratan dan standar" PENGURUS DAN GAJI DIREKSI
-nsur keengurusan adalah !agian enting dari agenda ke!i%aksanaan erusahaan karena meruakan ke&a%i!an yang nyata dalam !ertanggung%a&a! terhada !arang dan dana orang lain" Perusahaan &a%i! melaksanakan engurusan mana%emen dengan tekun atas semua harta yang diertanggung%a&a!kan ada em!eri tugas" Tugas terutama !erada ada undak direksi yang diharakan !ertindak loyal$ daat dier)aya$ serta ahli dalam men%alankan tugasnya" Mereka tidak !oleh menyalahgunakan osisinya" Mereka !ertanggung %a&a! ada erusahaan %uga undang*undang" Dalam hal ini auditing memegang eranan enting dalam memertahankan sta!ilitas antara ke!utuhan mana%er untuk men%alankan tugasnya dan hak emegang saham untuk mengetahui aa yang sedang diker%akan ara mana%er" Perde!atan mengenai ga%i direksi ter%adi karena adanya ketidakadilan dalam roses enentuannya$ ruang gerak yang dimungkinkan !agi direksi$ kurang %elasnya hu!ungan antara kiner%a organisasi dan engga%ian$ aket*aket tam!ahan tersem!unyi dan kelemahan dalam enga&asan" Tamaknya ga%i ara direksi meningkat$ sementara tingkat ertum!uhan
endaatan rata*rata )enderung menurun$ dan nilai saham !er#luktuasi" Hal ini menim!ulkan kritik dan kesadaran untuk menyoroti kenaikan ga%i ara eksekuti# senior" In#ormasi dan em!atasan eksternal meruakan unsur enting dalam uaya menyelesaikan enyalahgunaan yang ter%adi" TANTANGAN MULTINASIONAL
Sering ter%adi$ erusahaan internasional mengam!il tindakan yang tak daat diterima se)ara lokal" Banyak ertanyaan mendasar !agi erusahaan multinasional$ seerti kemungkinan masuknya nilai moral !udaya ke !udaya masyarakat lain$ atau kemungkinan erusahaan mengkesloitasi lu!ang*lu!ang erundang*undangan dalam se!uah negara demi keentingan mereka" Dalam rakteknya$ erusahaan internasional memengaruhi erkem!angan ekonomi sosial masyarakat suatu negara" Mereka daat mensukseskan asirasi negara atau %ustru malah mem!uat #rustasi dengan mengham!at tu%uan nasional" Hal ini meningkatkan ke&a%i!an !agi erorangan mauun industri untuk melaksanakan aturan kode etik se)ara internal mauun eksternal"
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar. Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Dalam etika bisnis, terdapat tiga jenis masalah yang dapat dihadapi antara lain : 1. Sistematik Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi. 2. orporasi !ermasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. !ermasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas akti"itas, kebijakan, praktek dan struktur organisasional perusahaan indi"idual sebagai keseluruhan. #. $ndi"idu !ermasalahan indi"idual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar indi"idu tertentu dalam perusahaan. masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter indi"idual. %ontoh kasus etika bisnis :
1.!&'MASA(A) asus $ndomie yang mendapat larangan untuk beredar di *ai+an karena disebut mengandung bahan penga+et yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. at yang terkandung dalam $ndomie adalah methyl parahydroybenoate dan benoic acid /asam benoat0. edua at tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada umat /3414210 pihak *ai+an telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk $ndomie dari peredaran. Di )ongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara +aktu tidak memasarkan produk dari $ndomie. asus $ndomie kini mendapat perhatian Anggota D!' dan omisi $5 akan segera memanggil epala 6!7M ustantinah. 8ita akan mengundang 6!7M untuk menjelaskan masalah terkait produk $ndomie itu, secepatnya kalau bisa hari amis ini,8 kata etua omisi $5 D!', 'ibka *jiptaning, di 9edung D!', Senayan, akarta, Selasa /12414210. omisi $5 D!' akan meminta keterangan tentang kasus $ndomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya at berbahaya yang terkandung di dalam produk $ndomie. A Dessy 'atnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua at yang terkandung di dalam $ndomie yaitu methyl parahydroybenoate dan benoic acid /asam benoat0 adalah bahan penga+et yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. at berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal ,1;. etua 6!7M ustantinah juga membenarkan tentang adanya at berbahaya bagi manusia dalam kasus $ndomie ini. ustantinah menjelaskan bah+a benar $ndomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam $ndomie masih dalam batas +ajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut ustantinah. *etapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 2 mg per kilogram untuk mie instan dan 1. mg nipagin per kilogram dalam makanan lain kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker. Menurut ustantinah, $ndonesia yang merupakan anggota %ode Alimentarius %ommision, produk $ndomie sudah mengacu kepada persyaratan $nternasional tentang regulasi mutu, gii dan kemanan produk pangan. Sedangkan *ai+an bukan merupakan anggota %odec. !roduk $ndomie yang dipasarkan di *ai+an seharusnya untuk dikonsumsi di $ndonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus $ndomie ini. 2. !ada tahun 1<<-an, kasus yang masih mudah diingat yaitu &nron. 6ah+a &nron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan saat itulah &nron sukses memasok energi ke pangsa pasar yang begitu berdasarkan memiliki jaringan yang luar biasa luas. &nron bahkan berhasil menyinerginkan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi in=ormasi, dan data yang ada dari siklus bisnisnya, &nron memiliki pro=itabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming industri energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan &nron disebut sebagai “Spark Spead” . %erita pada a+alnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada di pasar dengan sebgaimana mestinya. !ada akhirnya &nron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan penyesatan. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, &nron kemudian kolaps pada tahun 21.
#. Sebuah perusahaan pengembang di (ampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesi=ikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesi=ikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesi=ikasi bangunan yang telah mereka musya+arahkan bersama pihak pengembang.
pelan""aran etika bisnis !an" ter#adi pada era "lobalisasi
Tu"as so0tskill pelan""aran etika bisnis !an" ter#adi pada era "lobalisasi Etika Bisnis
6tika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.studi ini berkonsentrasi pada standart moral sebagaimana telah diterapkan dalam kebijakan,institusi, dan perilaku bisnis.etika bisnis juga merupakan standart %ormal yang diterapkan kedalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang$orang yang ada dalam organisasi.
"lobalisasi
3lobalisasi adalah nama dari re1olusi dunia yang hampir menyentuh seluruh sendi kehidupan manusia, bahkan menyentuh relung hati yang paling dalam. "ari sisi ekonomi, globalisasi ditandai dengan adanya kapatilisme pasar bebas. :0ahkluk : inilah yang menjadi tulang punggung globalisasi. Prinsipnya, semakin kita membiarkan kekuatan pasar berkuasa dan
semakin kita membuka perekonomian bagi perdagangan bebas dan kom$petisi, perekonomian anda akan semakin e%isien dan berkembang pesat.
pelanggaran etika bisnis di era globalisasi ini merupakan hal yang 'ajar dan biasa saja. Besarnya perusahaan dan pangsa pasar, tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran$ pelanggaran etika berbisnis sekalipun telah dia'sai dengan ketatnya per$aturan. Banyak pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pembisnis yang tidak bertanggung ja'ab. Hal ini membuktikan terjadinya persaingan bisnis yang tidak sehat dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar dan men#ari keuntungan yang sebesar$besarnya demi kemajuan perusahaan tanpa memperdulikan etika berbisnis. 0enghalalkan segala #ara adalah salah satu #ara untuk menguasai pangsa pasar dan men#ari keuntungan yang besar.
"engan demikian, untuk
me'ujudkan bisnis yang menguntungkan dan sehat, maka etika dan norma bisnis harus dijalankan tanpa harus menghalalkan segla #ara bahkan mengorbanak la'an bisnis.
Dalam men$iptakan etika bisnis- ada beberapa hal !an" perlu diperhatikan+ antara lain adalah &
>. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung ja'ab so#ial so#ial responsibility D. 0empertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang$ambing oleh pesatnya perkembangan in%omasi dan teknologi !. 0en#iptakan persaingan yang sehat +. 0ampu menyatakan yang benar itu benar -. 0enerapkan konsep :pembangunan berkelanjutan; . 0enghindari si%at +K kolusi, kongkalikong, katabele#e, koneksi, komisi A. 0enumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati @. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama >. menumbuhkan sikap saling per#aya antara pengusaha > dan golongan pengusaha lainnya
>>. perlu adanya sebagian etika bisnis yang di Jtuangkan dalam suatu hukum positi% yang berupa peraturan perundang$undagan ,ontoh Pelan""aran Etika Bisnis 2+ Pelan""aran etika bisnis terhadap prinsip ke#u#uran Sebuah perusahaan pengembang di /ombang membuat kesepakatan dengan sebuah
perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan pihak pengembang
memberikan
spesi%ikasi
bangunan
kepada
kontraktor.
*amun
dalam
pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesi%ikasi bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. "alam kasus ini pihak perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi spesi%ikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan perusahaan pengembang.
*+ Pelan""aran etika bisnis terhadap hukum Sebuah perusahaan di /akarta yaitu PT.&B karena kondisi perusahaan yang pailit
akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karya'annya. *amun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam 55 *o. >D92D tentang Ketenagakerjaan. "alam kasus ini perusahaan 7 dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.
.+ Pelan""aran etika bisnis terhadap prinsip empati Seorang nasabah, sebut saja 0a'ar dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar
angsuran motor sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. 0a'ar sudah memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi 0a'ar untuk menagih angsuran dan mengan#am akan mengambil motor yang masih diangsur itu. Pihak perusahaan menagih dengan #ara yang tidak sopan dan melakukan tekanan psikologis kepada nasabah. "alam kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah
karena sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan #ara yang bijak dan tepat.
/+ Pelan""aran etika bisnis terhadap transparansi Sebuah Fayasan &B menyelenggarakan pendidikan setingkat S0P. Pada tahun ajaran
baru sekolah mengenakan biaya sebesar 8p +.,$ kepada setiap sis'a baru. Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diin%ormasikan kepada mereka saat akan menda%tar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar. "isamping itu tidak ada in%ormasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada 'ali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, Fayasan baru memberikan in%ormasi bah'a uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru. "alam kasus ini, pihak Fayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi.
Ada . #enis masalah !an" dihadapi dalam etika bisnis !aitu &
2+'istematik
0asalah$masalah sistematik dalam etika bisnis biasanya pertanyaan$pertanyaan yang mun#ul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi. *+Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan$pertanyaan yang dalam perusahaan$perusahaan tertentu. permasalahan ini men#angkup pertanyaan tentang moralitas, akti1itas, praktik, dan struktur organisasional perusahaan indi1idu sebagai keseluruhan. .+Indi3idu
Permasalahan indi1idu dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang mun#ul seputar indi1idu tertentu dalam perusahaan. masalah ini termasuk pertan yaan tentang moralitas keputusan, tindakan, dan karakteristik indi1idu.
Pelan""aran !an" Ter#adi Dalam Dunia Bisnis
Suatu kenyataan skarang ini yang kita hadapi dalam masyarakat adalah tentang prilaku menyimpang dari ajaran agama, moral, dan merosotnya etika bisnis. Tumbuh gejala kurangnya rasa solidaritas, tanggungja'ab sosial, tingkat kejujuran, saling #uriga, dan sulit per#aya kepada seorang pengusaha jika berhubungan untuk pertama kali. Keper#ayaan baru terbentuk jika sudah terjadi transaksi beberapa kali. *amun ada saja yang men#ari peluang untuk menipu, setelah terjadi hubungan dagang yang mulus dan lan#ar beberapa kali, dan pembayaran lan#ar kalau sudah saling per#aya. Tapi akhirnya yang astu menipu yang lainnya, meman%aatkan keper#ayaan yang baru terbentuk. 3ejala persaingan yang tidak sehat, menggunakan #ek mundur dan #ek kosong, utang menunggak tidak dibayar, penyogokan, saling mematikan di antara pesaing dengan #ara membuat isu negati% terhadap la'an, dan komersialisasi birokrasi tampaknya merupakan hal biasa. Hal yang kurang etis sering pula dilakukan dalam hal memotong relasi saingan. &pabila seseorang mempunyai langganan setia, kemudian oleh la'annya disaingi dengan mena'arkan barang dengan harga yang lebih murah, malah kadang$kadang harga rugi. Ini akan berakibat mematikan saingan dan merugikan diri sendiri dan sama sekali tidak etis.
Berbisnis Den"an Etika Bisnis
Pelaksanaan etika bisnis di masyarakat sangat didambakan oleh semua orang. *amun banyak pula orang yang tidak ingin melaksanakan etika ini se#ara murni. 0ereka masih berusaha melanggar perjanjian, manipulasi dalam segala tindakan. 0eraka kurang memahami etika bisnis, atau mungkin saja mereka paham, tetapi memang tidak mau melaksnakan. 6tika bisnis sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis, karena hal ini akan mendukung terjadinya persaingan se#ara sehat di antara para pengusaha. Begitu pen$tingnya etika bisnis maka ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis, yaitu sebagai berikut<
6tika bisnis sebagai etika pro%esi membahas sebagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Sasaran ini lebih ditujukan kepada para manajer dan pelaku bisnis, dan sering lebih berbi#ara mengenai bagaimana perilaku bisnis itu yang baik dan etis, maka dalam lingkupnya yang pertama ini sering kali etika bisnis disebut etika manajemen.
5ntuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karya'an, dan masyarakat luas pemilik aset umum sema#am lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak bolaeh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada sasaran ini, etika bisnis bisa menjadi sub1ersi%. Sub1ersi% karena ia menggugah, mendorong, dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh$bodohi, dirugikan, dan diperlakukan se#ara tidak adil dan tidak etis oleh praktek bisnis pihak manapun.
6tika bisnis juga berbi#ara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Lingkup yang ketiga ini, etika bisnis lebih menekankan kerangka legal$politis bagi praktek bisnis yang baik, yaitu pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yang e%ekti% menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut se#ara konsekuen tanpa pandang bulu. Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya, dan bersama$ sama menetukan baik tidaknya, etis tidaknya, praktek bisnis. "engan demikian, praktek bisnis diharapkan lebih mementingkan etika dan moral tidak hanya merugikan satu pihak tapi dapat men#iptakan bisnis yang beretika, sehingga satu sama lain saling diuntungkan.
Kasus dan Permasalahan Etika Bisnis "alam men#iptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah< Pengendalian diri Pengembangan tanggung ja'ab so#ial so#ial responsibility 0empertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang$ambing oleh pesatnya perkembangan in%ormasi dan teknologi 0en#iptakan persaingan yang sehat 0enerapkan konsep :pembangunan berkelanjutan; 0enghindari si%at +K Katabele#e, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi 0ampu menyatakan yang benar itu benar 0enumbuhkan sikap saling per#aya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke ba'ah Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama 0enumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positi% yang berupa peraturan perundang$undangan. &da D jenis masalah yang dihadapi dalam 6tika yaitu >. Sistematik 0asalah$masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan$pertanyaan etis yang mun#ul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan$pertanyaan yang dalam perusahaan$perusahaan tertentu. Permasalahan ini men#akup pertanyaan tentang moralitas akti1itas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan indi1idual sebagai keseluruhan. D. Indi1idu Permasalahan indi1idual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang mun#ul seputar indi1idu tertentu dalam perusahaan. 0asalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter indi1idual. Se#ara umum, prinsip$prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip$prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing$masing masyarakat.
> 2
D ! +
Sonny Kera% >@@A menjelaskan, bah'a prinsip etika bisnis sebagai berikut Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik u ntuk dilakukan. Prinsip kejujuran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan se#ara jelas bah'a bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat$syarat perjanjian dan k ontrak. Kedua, kejujuran dalam pena'aran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan se#ara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyekti%, serta dapat dipertanggung ja'abkan. Prinsip saling menguntungkan mutual bene%it prin#iple menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip integritas moral terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan9orang2nya maupun perusahaannya.
6tika pada Grganisasi Perusahaan "apatkan pengertian moral seperti tanggung ja'ab, perbuatan yang salah dan ke'ajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang indi1idu sebagai perilaku moral yang nyata= &da dua pandangan yang mun#ul atas masalah ini . 6kstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bah'a, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bah'a perusahaan bertindak seperti indi1idu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung ja'ab se#ara moral untuk tindakan mereka dan bah'a tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia. 6kstrem kedua, adalah pandangan %ilsu% yang berpendirian bah'a tidak masuk akal berpikir bah'a organisasi bisnis se#ara moral bertanggung ja'ab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bah'a organisasi memiliki ke'ajiban moral. Grganisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus se#ara membabi buta mentaati peraturan %ormal yang tidak
ada kaitannya dengan moralitas. &kibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung ja'ab se#ara moral karena ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak se#ara moral.
Bab I4 Kesimpulan "an Saran !.> Kesimpulan "alam berbisnis setiap perusahaan mempunyai target yang harus terpenuhi dan mempunyai tujuan untuk memperluas target pasarnya tidak hanya dalam tara% nasional tetapi internasional. *amun dalam perjalanannya banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah etika dalam berbisnis. Pada produk Indomie ini bukan hanya keuntungan yang maksimal dan memperluas target pasar tetapi kepuasan konsumen dan transparasi bahan baku yang digunakan juga harus diperhatikan sehingga dapat membentuk perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi dan patut diperhitungkan.
Sumber 8e%erensi
http<99rea$ajie.mhs.narotama.a#.id92>29>9A9tugas$etika$bisnis$makalah$pelanggaran$etika$ bisnis9 http<99n2#s.'ordpress.#om92>29>>9D9etika$bisnis9 http<99handy>2A+-!.blogspot.#om92>29>29etika$bisnis$dan$korupsi.html http<99okaardhi.'ordpress.#om9#ategory9etika$bisnis9 http<99#itraanggreini.blogspot.#om92>>9>>9etika$bisnis.html http<99hikiayu%io#ta1iani.blogspot.#om92>D9>9#ontoh$kasus$pelanggaran$etika$bisnis>+.html