KRISIS AIR BERSIH DI NEGERI SUMBER AIR Karya Ini Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai Nasional “Pembangunan Berkelanjutan (SDG)”
Penulis : Anisa Febriani
Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Tubuh manusia hampir 90 % disusun oleh air. Sehingga kebutuhan air bersih ini sangat mutlak bagi manusia. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syaraat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981). Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat¬Syarat dan Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum. Indonesia adalah Negara kepulauan dan lebih dari 60% wilayah Indonesia terdiri dari air dan juga Indonesia adalah Negara tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sehingga untuk sepanjang tahun kebutuhan air bersih di Indonesia bisa tercukupi. Sumber daya air berlimpah tapi tidak semuanya dapat dimanfaatkan secara langsung. Hal ini karena 97,3% sumber daya air bumi merupakan air laut dengan kadar garam cukup tinggi dan sisanya sebanyak 2,7% sisanya barulah air tawar. Adapun dari total air tawar tersebut 2,1% merupakan es. Sementara air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan harian tidak lain adalah air tanah yang jumlahnya terbilang amat kecil hanya 0,6% saja dari jumlah total sumber daya air dunia. Masyarakat di Indonesia memanfaatkan air daratan atau air tanah (air permukaan) sebagai air bersih untuk minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Namun sayang, masih banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga memaksa mereka untuk mengkonsumsi air kotor. Permasalahan krisis air bersih di Indonesia bukanlah permasalahan yang baru. Dimana, krisis air bersih ini ibaratnya sebagai permasalahan klasik negeri ini yang belum bisa tuntas teratasi sampai saat ini. Padahal negeri ini adalah negeri yang memiliki banyak sumber air bersih (Negara tropis). Sehingga, seharusnya permasalahan air bersih atau terjadinya krisis air bersih di negeri tidak terjadi. Tetapi apa yang mau dikatakan lagi, sampai saat ini banyak masyarakat di Indonesia yang masih kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau tiba. Bahkan sampai tujuh kali pergantian pemimpin dinegara ini,
ketersediaan air bersih masih belum tercukupi. Ini sungguh ironi sekali, di Negara yang memiliki sumber air bersih yang melimpah tetapi rakyatnya masih krisis air bersih. Bangsa Indonesia terus mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Sehingga kebutuhan air yang semakin bertambah banyak dan perilaku masyarakatnya yang kurang mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan untuk ketersediaan air bersih di negeri ini (merusak lingkungan). Kerusakan lingkungan yang menyebabkan kekurangannya pasokan air bersih yaitu pembuangan sampah secara sembarangan, abrasi pantai, penebangan pohon dan masih banyak contoh kerusakan lingkungan yang lain. Penyebab terjadinya kerusakan lingkungan tersebut tidak lain disebabkan oleh tingkah laku manusia. Dimana manusia merusak lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan rusaknya lingkungan itu sendiri. Diperkirakan 60 % sungai yang ada di Indonesia tercemar oleh limbah-limbah yang dibuang oleh manusia. Dan penebangan pohon juga menyebabkan kurangnya pasokan air bersih dimana daerah-daerah resapan air tidak ada lagi karena penebangan pohon. Membuang sampah sembarang masih menjadi hobi bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Hebatnya sekali, mereka membuang sampai di sungai-sungai bahkan di sumber air bersih . sehingga membuat air tercemar. Karena banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan sungai sebagai sumber air bersih dan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Sehingga air yang sudah tercemar ini mengandung bakteri yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit diare dan penyakit pada kulit seperti gatal-gatal meningkat di Indonesia. Abrasi pantai meningkat sangat drastis di Indonesia. Hal ini karena, banyak masyarakat yang menebang pohon bakau yang sebenarnya berfungsi untuk menjaga pantai dari abrasi. Di pulau Kalimantan dan Sumatera sudah setengah dari keseluruhan pantai yang pohon bakaunya sudah ditebang. Hal ini tentu akan menyebabkan abrasi pantai yang semakin memprihatinkan.
Terakhir adalah aktifitas menebang pohon sembarang dan tidak diikuti dengan penanaman pohon kembali (reboisasi). Hal ini juga akan menggangu ketersediaan air bersih terutama air tanah atau air daratan. Karena pohon membantu dalam proses terjadinya hujan. Mengingat pentingnya air bersih untuk kehidupan, sudah sepantasnya pengelolaan air bersih dilakukan. Adapun dari sekian banyak penyebab krisis air sebenarnya ada solusi yang dapat diupayakan. Baik solusi untuk mengatasi atau mencegah permasalah krisis air. Optimasi penyaluran air bersih ditujukan supaya semua lapisan masyarakat Indonesia dapat menikmati air bersih. Dimana penduduk pelosok tidak perlu lagi membayar mahal untuk bisa memperoleh air bersih. Instalasi Pengolahan Air atau IPA juga dibutuhkan guna menjangkau wilayah pelosok atau bahkan yang belum terjamah air bersih sama sekali. Air dapat dimanfaatkan hanya jika memenuhi tiga syarat dasar, diantaranya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Maksud dari kualitas yaitu air dikatakan bersih bila terbebas dari kontaminan atau memenuhi standar baku mutu agar bisa dikonsumsi. Kuantitas artinya sumber daya air berpotensi agar bisa dikonsumsi banyak orang. Sementara kontinuitas berarti sumber daya air mesti tetap tersedia agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dalam hal ini diperlukan aksi nyata dari semua pihak. Mulai dari individu yang tidak boros air, tidak membuang sampah atau limbah ke sumber air, dan untuk skala industri air limbah mesti melalui IPAL sesuai standar. Optimasi penyimpanan air bersih dapat dilakukan dengan hemat penggunaan air, membangun ruang terbuka hijau, merancang sistem pengelolaan air atau drainase yang baik, membangun sistem pengelolaan air terpadu, agar permasalahan krisis air bersih di Indonesia segera berakhir Terakhir dan yang paling penting adalah mengubah perilaku buruk masyarakat yang merusak lingkungan. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dan memberikan contoh peran kepada masayarakat, seperti pejabat Negara atau orang yang dihormati oleh masyarakat tersebut.
Oleh karena itu untuk menjaga ketersediaan air bersih, kita harus menanamkan pentingnya air bersih itu bagi kehidupan. Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga
ketersediaan air bersih dimana cara-cara ini cukup mudah untuk dilakukan. Salah satu bentuk kegiatan untuk menjaga ketersediaan air bersih yaitu,menggalakkan gerakan menanam pohon, melakukan gerakan hemat air, pelestarian hutan, pembangunan waduk atau tempat penampungan air yang besar, dan membudayakan tidak membuang limbah baik rumah tangga atau industri. Karena itu masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan dan bersifat hemat untuk menjaga ketersediaan air bersih yang ada di Indonesia ini.