17
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Arsitektur perilaku adalah salah satu ilmu yang dipelajari dalam arsitektur. Arsitektur perilaku ini mempelajari tentang perilaku manusia dan hubungan dari perilaku tersebut ke dalam ruang yang akan didesain oleh seorang arsitek, sehingga ruang yang didesain bisa optimal bagi pengguna ruang tersebut.
Arsitektur sebagai bagian dari kebudayaan juga senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan perkembangan jaman. Perkembangan arsitektur dari waktu ke waktu merupakan cerminan dari budaya masyarakat dimana karya arsitektur tersebut berada. Ungkapan arsitekturnya disesuaikan dengan tantangan, pengaruh perkembangan teknologi dan bahan bangunan yang ada. Perkembangan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan tata ruang atau tata masa massa bangunan saja, tetapi juga terpengaruh oleh nilai sosial dan budaya serta ekosistem yang berubah cepat serta kenyamanan pengguna bangunan.
Faktor kenyaman pengguna merupakan suatu hal vital dalam sebuah ruagan, hal ini dapat di lihat dengan penggunaan teori ergonomi dan teori antropometri. Teori antropometri dalam arsitekur adalah teori yang mempelajari tentang desain arsitektur yang memiliki dasar kepada keseuaian ukuran tubuh manusia. Sedangkan ergonomi dalam arsitektur adalah teori yang mendasari dalam fasilitas ruang untuk kenyamanan manusia. Sehingga antropometri dan ergonomi ini adalah ilmu yang dapat digunakan oleh seorang arsitek untuk menciptakan ruang yang mengoptimalkan kenyamanan. Dengan menerapkan teori ini seorang arsitek akan dapat mengetahi kebutuhan kenyamanan ruang seseorang berdasarkan tubuh mereka dan fasilitas dalam menunjang aktifitas mereka.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan-permasalahan yang ingin dipelajari dalam makalah ini adalah:
Apa pengertian dari antropometri dan ergonomi?
Apa hubungan antropometri dan ergonomi dalam ruang dalam arsitektur?
Apa yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis?
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dapat dilihat berdasarkan rumusan masalah yang ada:
Untuk mengetahui pengertian dari antropometri dan ergonomic
Mengetahui hubungan antropometri dan egonomi dalam ruang dalam arsitektur
Mengetahui pengertian kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis
Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dirasakan dalam penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui tentang ilmu antropometri dan ergonomi,sehingga kita sebagai mahasiswa arsitektur dapat membuat desain yang optimal dengan menggunakan ilmu tersebut ke dalam referensi desain sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
ERGONOMI
Pengertian
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Ergonomi merupakan ilmu yang menitikberatkan pada pembahasan mengenai manusia sebagai elemen utama dalam suatu sistem kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar di bidangnya, antara lain sebagai berikut:
International Ergonomics Association
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum alam), jadi ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek- aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan untuk mendapatkan suasana kerja yang sesuai dengan manusianya (Nurmianto, 2003).
Iftikar Z. Sutalaksana
Dalam bukunya yang berjudul "Teknik Tata Cara Kerja" menuliskan bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana, 1979).
OSHA (Occupational Safety and Health Act)
Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
Manuaba A.
Ergonomi adalah "Ilmu" atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).
Tarwaka, dkk
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).
Suma'mur
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma'mur, 1987).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
b. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
c. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.
Ruang Lingkup
Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran multidisiplin ilmu lain yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan professional, serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik.
Tujuan
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja;
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif;
Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).
Penerapan
Terdapat beberapa aplikasi / penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:
Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Metode
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain:
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
Prinsip
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
Bekerja dalam posisi atau postur normal
Mengurangi beban berlebihan
Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
Minimalisasi gerakan statis
Minimalisasikan titik beban
Mencakup jarak ruang
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja
Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
Mengurangi stres
Pengelompokan Bidang Kajian
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya.
Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.
Macam-macam Ergonomi
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi : ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain : postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.
Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, cultur organisasi, organisasi virtual, dll.
Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain; perancangan ruang kerja, sistem akustik, dll
Kasus Ergonomi
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:
Dalam pengukuran performansi atlet.
Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
Pengukuran variabilitas kerja.
Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
Kasus bekerja sambil duduk
Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
Kasus manual material handling
Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL).
Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic
Operator reaktor sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan.
2.2 ANTROPOMETRI
Pengertian
Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia disebut dengan antropometri. Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalahistilah anthropometri yang berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metron" yang berarti ukuran. Data antropometri diperlukan untuk perancangan sistem kerja yang baik. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja.
Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :
Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut. Contoh: stasiun kerja, kursi, meja dan sebagainya.
Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain.
Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para pekerja, maka yang harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan tingkah lakunya serta keadaan fisiknya.
Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.
Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal abad ke-14 dan sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data anthropometri yang lengkap. Metode pengukuran ini distandarisasikan selama periode awal sampai pertengahan abad ke-20. Dan belakangan ini adalah yang dilakukan pada tahun 1980-an oleh International Organization For Standarisation.
Jenis-jenis
Antropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan anthropometri dinamis.
Antropometri Statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Pekerjaan
Antropometri dinamis
Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu:
Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas
Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja
Pengukuran variabilitas kerja
Pengukuran Anthropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup utama dari data anthropometri antara lain adalah :
Desain pakaian
Desain tempat kerja
Desain dari lingkungan
Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin
Desain produk konsumer
Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya : kaus kaki, kursi, helm, sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior mobil, mesin produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya memperhatikan aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangannya tersebut. Dalam hal ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90 sampai 95 % dari populasi harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi di mana mesin atau peralatan yang dioperasikan membutuhkan human interchangeability, di mana hal tersebut dapat dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan (adjustable design). Contoh kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, di mana kursi seharusnya dapat disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan kedudukan pada waktu mengemudi supaya si pengemudi merasa nyaman. Orang yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa menjangkau kontrol yang dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal klos tanpa kursi yang bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju/mundur.
Selain itu, penyesuaian juga mutlak diperlukan jika merancang sesuatu yang akan digunakan oleh populasi yang luas, misalnya untuk produk-produk yang diekspor, dimana pemakai adalah populasi di seluruh dunia yang berbeda-beda dimensi dan ukuran tubuhnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:
Umur
Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring dengan berkembangnya umur sejak awal kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti lingkaran dada dan pinggul.
Suku/Ras
Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan lainnya.
Postur dan Posisi Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat akan melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body dimensions. Posisi standar tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan dinamis dimana gerakan tersebut harus dijadikan dasar pertimbangan pada saat data antropometri diimplementasikan.
Pakaian
Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain yang melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh manusia.
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi dimensi tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan lain- lain. Seperti untuk buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan pegawai kantoran atau mahasiswa.
Cacat Tubuh Secara Fisik
Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan. Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
Faktor Kehamilan Wanita
Faktor kehamila pada wanita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal perut dan tebal dada. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk wanita hamil berbeda dengan data antropometri wanita lainnya.
Kenyamanan
Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak.(Satwiko, 2009).
Menurut Kolcaba (2003 bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri individu tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan adalah perasaan paling nyaman yang dirasakan setiap individu berdasarkan persepsi masing-masing individu. Dimana nyaman bagi individu satu berbeda dengan individu lainnya.
Kenyamanan Fisik dan Kenyamanan Psikis
Kenyamanan dalam arsitektur dapat dibagi menjadi dua, yaitu: kenyamanan fisik dan kenyamanan psikis. Kenyamanan fisik adalah kenyamanan yang dapat dirasakan oleh tubuh atau fisik dari individu itu sendiri. Contohnya : Dimensi ruang dan furniture yang sesuai dengan proporsi tubuh individu yang menggunakan ruangan tersebut.
Kenyamanan psikis adalah kenyamanan yang menyangkut dengan kejiwaan, menyangkut rasa bahagia, tenang, makna kehidupan, dsb. Kenyamanan ini bersifat subyektif dan tidak dapat diukur secara kuantitatif. Contohnya : jika individu tersebut mencintai keluarganya, ia akan sangat nyaman berada dalam ruangan yang dipenuhi oleh keluarganya. Jika Individu tersebut seorang yang beriman ia akan merasa nyaman dan tenang pada saat ia mengunjungi tempat ibadahnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Menurut Hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan antara lain:
Sirkulasi
Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti tidak adanya pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan kendaraan bermotor, atau tidak ada pembagian sirkulasi antara ruang satu dengan lainnya.
Daya alam atau iklim
Radiasi matahari
Dapat mengurangi kenyamanan terutama pada siang hari, sehingga perlu adanya peneduh.
Angin
Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikan kenyamanan.
Curah hujan
Curah hujan sering menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia di ruang luar sehingga perlu di sediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter, gazebo).
Temperatur
Jika temperatur ruang sangat rendah maka temperatur permukaan kulit akan menurun dan sebaliknya. Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa temperatur yang terlalu dingin akan menurunkan gairah kerja dan temperatur yang terlampau panas dapat membuat kelelahan dalam bekerja dan cenderung mengganggu pekerjaan.
Kebisingan
Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan adalah salah satu masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan para pekerja yang berada di sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (ear muff, ear plug).
Aroma atau bau-bauan
Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang tidak sedap akan tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapat diatasi dengan memindahkan sumber bau tersebut dan ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan atau semak ataupun dengan peninggian muka tanah.
Bentuk
Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia agar dapat menimbulkan rasa nyaman.
Keamanan
Keamanan merupakan masalah terpenting, karena ini dapat mengganggu dan menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan saja berarti dari segi kejahatan (kriminal), tapi juga termasuk kekuatan konstruksi, bentuk ruang, dan kejelasan fungsi.
Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak sedap. Pada daerah tertentu yang menutut kebersihan tinggi, pemilihan jenis pohon dan semak harus memperhatikan kekuatan daya rontok daun dan buah.
Keindahan
Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kenyamanan karena mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera. Untuk menilai keindahan cukup sulit karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda untuk menyatakan sesuatu itu adalah indah. Dalam hal kenyamanan, keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna.
Penerangan
Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu memperhatikan beberapa hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitas cahaya, daya penerangan, pemilihan dan perletakan lampu. Pencahayaan alami di sini dapat membantu penerangan buatan dalam batas-batas tertentu, baik dan kualitasnya maupun jarak jangkauannya dalam ruangan.
BAB III
STUDI KASUS
Studi kasus yang diangkat kali ini adalah elemen yang ada pada sebuah rumah tinggal. Rumah tinggal merupakan tempat yang paling sering kita tempati. Oleh karena itu, penerapan ergonomi dan antropometri penting untuk diterapkan karena akan berhubungan dengan kita setiap saat. Salah satu elemen pada rumah tinggal adalah tangga. Tangga yang berfungsi sebagai media berpijak dari lantai satu ke lantai 2 ini harus memiliki ukuran-ukuran yang sesuai dengan bentuk tubuh manusia (Antopometri). Dengan panjang telapak kaki untuk orang Asia yang rata-rata sekitar 25cm maka tinggi pijakan ideal adalah 17,5cm. proporsi inilah yang dianggap paling ideal untuk tipologi postur masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan proporsi ini pengguna tangga tidak merasa terlalu berat dari sisi tenaga yang harus dikeluarkan dan cukup aman untuk menghindarkan cedera.. hal tersebut juga sesuai dengan standar internasional.
Gambar Anak Tangga yang Salah Dari gambar di samping terlihat bahwa ukuran-ukuran pada anak tangga tidak ergonomis. Tangga tersebut memiliki dimensi anak tangga yang terlalu sempit untuk orang dewasa sehingga menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan. Lebar tangga yang sempit juga membuat tangga tersebut susah untuk dilewati oleh 2 orang pada saat berpapasan. Tidak ditemukan adanya bordes pada anak tangga tersebut dikarenakan tinggi lantai yang tidak terlalu tinggi. Tinggi anak tangga juga melebihi standar yang ada sehingga timbul rasa lelah setelah menaiki tangga tersebut.
Studi kasus lainnya adalah pada cara duduk pada saat menggunakan komputer. Untuk mengoperasikan komputer tentunya kita akan bekerja dengan menggunakan media seperti meja dan kursi. Selain itu untuk menciptakan suasana yang nyaman kita juga perlu mengatur tempat dimana kita bekerja. Dibawah ini adalah tata cara duduk didepan komputer yang benar:
Pada gambar di atas. Gambar sebelah kiri merupakan posisi yang salah. Posisi tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan dan dapat menimbulkan sakit pada pundak karena terlalu bungkuk. Oleh karena itu pada gambar di kanan telah mendapatkan adanya tindakan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan lebih sehat. Terdapat penggantian jenis kursi sehingga membuat tulang punggung menjadi tegak. Kemudian layar dari komputer disesuaikan agar lurus dengan mata sehingga tidak membuat menoleh kebawah. Selain itu keadaan ruangan juga dihindarkan dari sinar matahari pada komputer agar layar monitor bisa lebih jelas dilihat mata.
Dengan adanya prinsip-prinsip ergonomi seperti diatas maka kita dapat mengetahui bagaimana sebaiknya merancang desain agar desain tersebut enak untuk dipergunakan dan memberikan dampak positif bagi kesahatan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja dalam standar dimensi kebutuhan ruang yang diatur dalam antropometri. Sehingga rancangan mampu mewadahi kebutuhan pelaku kegiatan di dalamnya dan memberi kenyamanan bagi pengguna.
Saran
Sebagai seorang arsitek dalam merancang suatu bangunan ataupun ruang dalam perlu untuk mengetahui bagaimana kenyamanan kerja dapat dipenuhi berdasarkan ilmu Ergonomi dan Antropometri.