EKONOMIKA REGULASI AKUNTANSI KEUANGAN
Pelaporan keuangan bagi perusahaan publik yang terdaftar telah diatur di AS sejak tahun 1930-an, ketika Kongres memberi kekuasaan pada SEC untuk mengatur pelaporan keuangan. Pada awalnya pelaporan keuangan merupakan aktivitas yang diatur dan mungkin akan terus seperti itu. Ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi argumen antara yang pro dan kontra regulasi. Evaluasi tersebut akan membantu kita untuk memahami sifat dasar regulasi akuntansi dan konsekuensi yang muncul darinya. UNREGULATED MARKETS UNTUK INFORMASI AKUNTANSI Argumen yang mendukung kasus pasar tanpa regulasi semuanya berhubungan dengan insentif untuk perusahaan yang melaporkan informasi tentang dirinya pada pemilik dan pasar modal secara umum. Agency Teori menjelaskan bagaimana insentif hidup untuk pelaporan sukarela pada pemilik. Kerelaan yang lebih luas melaporkan pada pasar modal dijelaskan oleh signalling theory dan persaingan di pasar modal. Terakhir, timbul desakan bahwa banyak informasi tidak dilaporkan secara secara sukarela akan mendapatkan melalui kontrak pribadi. Argumentasi yang mendukung unregulated markets lebih luas pada dasarnya adalah teori deduktif. Semenjak kita hidup dengan lingkungan yang diatur, tes empiris terhadap posisi pasar bebas menjadi sungguh sulit Teori Agensi ( Agency Theory)
Teori agensi memprediksikan dan menjelaskan perilaku bagian yang terlibat dalam sebuah perusahaan. Secara hukum seorang agen adalah seseorang yang bekerja untuk kepentingan orang lain. Teori agensi memandang perusahaan sebagai sebuah persimpangan hubungan keagenan dan mencoba memahami perilaku organisasi dengan menguji bagaimana bagian-bagian pada hubungan keagenan dalam perusahaan memaksimalkan manfaat untuk masing-masing. Salah satu hubungan tersebut adalah antara kelompok manajemen dengan pemilik perusahaan. Teori agensi memposisikan konflik antara manajemen dan pemilik dapat diredakan dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang rutin adalah satu cara pemilik memonitor kontraknya dengan manajemen. Competitive Capital Market dan Signalling Incentives Teori agensi memberi sebuah framework untuk menganalisa insentif pelaporan keuangan antara manajer dan pemilik. ‘ SignalingTheory/Teori sinyal’ menjelaskan mengapa perusahaan memiliki insentif bagi pelaporan secara sukarela pada pasar modal meskipun tidak ada persyaratan keharusan untuk melaporkan, firma saling bersaing agar jarang mendapat resiko modal dan dengan kesukarelaan pengungkapan sangat diperlukan untuk bersaingan dengan sukses pada pasar untuk modal resiko.. Insentif ekonomi untuk melaporkan (meskipun berita buruk) adalah jantung dari argumentasi argumentasi teori sinyal untuk pelaporan keuangan secara sukarela. Terdapat ketidakseimbangan informasi antara perusahaan dengan pihak luar karena pihak dalam (perusahaan) mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan prospeknya pada masa yang akan datang daripada pihak luar (investor). Situasi ini
menimbulkan ketidakpastian informasi, sehingga investor akan memproteksi diri dengan menawarkan harga yang lebih rendah untuk perusahaan. Bagaimanapun, nilai sebuah perusahaan dapat ditingkatkan bila perusahaan laporan -dengan sukarela melaporkan (sinyal) informasi tentang dirinyadapat dipercaya dan hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian investor tentang prospek masa depan perusahaan. Private Contracting Opportunities Argumen ke-3 yang mendukung unregulated markets adalah presumsi bahwa setiap orang yang dengan sungguh-sungguh menginginkan informasi tentang sebuah perusahaan akan dapat memperolehnya. Beberapa bagian dengan sendirinya akan membuat kontrak untuk informasi dengan perusahaan , atau dengan pemilik atau secara tidak langsung melalui perantara informasi, seperti analis saham. Jika informasi sungguh-sungguh diinginkan harus tersedia publikasi dan gratis setiap pribadi dapat membeli informasi yang diinginkan. Dengan cara ini, kekuatan pasar semestinya dihasilkan pada alokasi yang optimal dari sumber-sumber kepada produksi informasi. Karena setiap pribadi berkesempatan melakukan kontrak untuk informasi tambahan, argumen bahwa intervensi pasar dalam bentuk aturan mewajibkan pengungkapan adalah tidak berguna dan tidak diinginkan. Dalam pandangan ini, permintaan terhadap informasi akan optimal jika kekuatan pasar menentukan produksi (penawaran) dan pengungkapan informasi akuntansi. REGULATED MARKETS Regulasi pasar dapat dijustifikasi berhubungan dengan kepentingan publik. Dalam konteks ini, terdapat 2 alasan yang secara normal digunakan untuk mempertahankan regulasi. Satu alasan adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada sistem pasar bebas yang disebut kegagalan pasar (market failure), dan akan mengakibatkan munculnya ketidakoptimalan dalam alokasi sumber daya. Alasan kedua adalah kemungkinan pasar bebas bertentangan dengan tujuan sosial. Misalnya, dapat dikatakan pasar bebas tidak cukup mengkomunikasikan informasi pada kepada pasar sekuritas, mengakibatkan manajer dan pihak dalam lainnya yang mempunyai informasi, tidak didapatkan pemegang saham. Sebagai tambahan,informasi yang disediakan pada unregulated markets tidak menyediakan keterbandingan yang di antara semua perusahaan. Sebuah justifikasi filosofis dari proses penyusunan standar adalah (disebut kodofikasi) adalah didasarkan pada perbaikan secara evolusi terhadap standar akuntansi pada sebuah masyarakat yang terbuka dan demokratis. Kegagalan Pasar
Ada beberapa argumen yang menyokong regulasi karena kegagalan pasar. Argumen-argumen tersebut memberi perhatian pada perusahaan sebagai pemasok monopoli dari informasi, kegagalan dari pelaporan keuangan mengantisipasi kecurangan dan kebangkrutan dan barang publik adalah sifat dasar informasi akuntansi dan pelaporan keuangan. Perusahaan sebagai Sebuah Pemasok Monopoli Informasi
Satu argumen adalah kegagalan pasar terjadi karena perusahaan memonopoli pasokan informasi tentang dirinya. Situasi ini menciptakan peluang untuk membatasi produksi informasi dan penentuan harga secara monopoli, jika pasar tidak diregulasi. Sejak perusahaan memonopoli, ia akan memperoleh skala ekonomis dalam produksi dari informasi spesifik perusahaan. Bagaimanapun dengan menjadi produsen monopoli, perusahaan akan memproduksi lebih rendah (melaporkan lebih rendah) informasi dan menetapkan biaya secara monopoli. Kemungkinan situasi ini terjadi pada
industri utilitas. Solusi tindakan pengaturan pada industri utilitas adalah mengizinkan monopoli produksi, tetapi mengatur harga. Dengan regulasi akuntansi, argumennya adalah akan lebih baik untuk menekan mewajibkan pelaporan daripada memiliki individu yang bersaing membeli informasi secara pribadi dan pada harga monopoli. Dengan kata lain, mewajibkan pengungkapan publik merupakan metode mengefektifkan biaya(cost-effective method ) untuk mendapatkan informasi yang spesifik bagi yang menginginkannya. Adalah membuang sumber daya masyarakat bagi semua orang membeli informasi yang sama tentang perusahaan. Kegagalan Pelaporan Keuangan dan Audit
Kecaman terhadap praktik akuntansi dan proses penyusunan standar secara umum difokuskan pada apa yang diduga pelaporan keuangan berkualitas rendah, walaupun di bawah regulasi. Alasan yang diungkapkan adalah standar akuntansi dan auditing yang buruk, terlalu banyak fleksibilitas manajemen dalam pilihan kebijakan akuntansi dan kelemahan auditor secara berkala. Regulasi akuntansi tidak akan mencegah terjadinya kecurangan dan kelalaian, resiko dalam investasi tidak dapat dieliminasi, tidak masalah bagaimana banyaknya akuntansi dan auditing diperlukan, resiko merupakan sesuatu yang inheren dalam investasi. Peningkatan regulasi pelaporan keuangan akan mengurangi kemungkinan kecurangan dan kelalaian yang tidak terdeteksi, tetapi tidak akan pernah bisa menghabiskannya. Terakhir, beberapa argumen yang mendukung perluasan regulasi harus juga mempertimbangkan biaya regulasi. Dalam semua sistem pengendalian atau pengaturan selalu terjadi sebuah titik dimana manfaat marjinal dari pengendalian lebih sedikit dari biaya marjinal. Ini jelas tidak bermaksud jika manfaat melebihi biaya dibawah yang disyaratkan, halangan ke dalam kemungkinan perluasan regulasi. Akuntansi sebagai Sebuah Barang Publik
Kegagalan pasar juga dapat terjadi karena apa yang disebut sebagai barang publik. Barang publik adalah komoditas -yang diproduksi sekali- bisa dikonsumsi tanpa mengurangi kesempatan oleh yang lain untuk mengkonsumsi. Kondisi yang terjadi karena hak properti lunak berhubungan dengan barang-barang tersebut. Contoh barang publik yang murni adalah sinyal radio dan jalan raya. Secara kontras, barang pribadi mempunyai hak properti keras yang bukan pembeli tidak dapat mengkonsumsinya. Barang publik tidak diproduksi pada pasar bebas -yang memiliki apa yang dinamakan eksternalitas. Eksternalitas terjadi jika seorang produsen tidak bisa menginternalisasi (membebankan) biaya produksi kepada semua pengguna barang. Masyarakat yang mengonsumsi barang publik tanpa membayar disebut free riders (penunggang gratis). Permintaan sesungguhnya untuk barang publik tidak terungkap di pasar, free riders dapat menggunakan barang tanpa biaya. Akibatnya produksi lebih rendah dari permintaan. Informasi akuntansi dapat dilalui secara gratis dari orang ke orang dan setiap orang dapat mengonsumsi isi dari informasi tersebut. Karena karakteristik ini, informasi akuntansi memiliki kualitas sebuah barang publik. Terdapat dua aspek regulasi pelaporan keuangan yang meningkatkan nilai sosial (eksternalisasi), tidak hanya didapatkan secara pribadi, yaitu peningkatan keterbandingan akuntansi antar banyak perusahaan, dan meningkatkan kepercayaan pasar sekuritas.
Tetapi, jika informasi akuntansi adalah barang publik, perusahaan tidak mempunyai insentif yang kuat untuk menghasilkan dan menjual informasi akuntansi tentang dirinya sendiri. Intervensi dalam bentuk kewajiban persyaratan pelaporan perlu dipertimbangkan untuk meyakinkan ditemukannya permintaan riil untuk informasi akuntansi. Tujuan Sosial
Alasan lain untuk memaksakan regulasi bermaksud untuk mencapai tujuan sosial yang tidak ditemukan dalam pasar bebas meskipun tidak terjadi kegagalan pasar. Pendekatan ini juga didasari oleh argumen kepentingan publik dan keterlibatan sebuah pertimbangan normatif tentang bagaimana masyarakat seharusnya mengalokasikan sumber dayanya yang tidak bisa dielakkan. Regulasi insider trading adalah sebuah aplikasi filosofi informasi yang simetris. Regulasi tersebut mencoba mencegah akses secara tidak fair pada informasi pribadi dan mengambil keuntungan darinya. Perilaku yang diargumentasikan mengurangi kepercayaan investor pada kejujuran pasar modal. Tujuan sosial lainnya sebagai tambahan simetri informasi adalah keterbandingan, yang merujuk pada dapat dipercaya ( reliability) dari LK ketika mengambil keputusan menggunakan LK pada sebuah dasar antar perusahaan. Justifikasi Kodifikasi Penyusunan Standar
Dalam sebuah monogram penting yang diterbitkan AAA, Gaa telah memberikan sebuah justifikasi yang berarti dari regulasi pelaporan keuangan dan proses penyusunan standar. Perhatian Gaa bukan pada output FASB dalam bentuk standar, konsep, interpretasi dan semacam itu, tetapi lebih kepada rasionalitas yang mendasari proses penyusunan standar itu sendiri. Kodifikasi menyediakan sebuah gagasan yang baik dari apa yang bisa diterima pada saat masyarakat yang demokratis mencoba untuk mengatasi masalah distribusi yang. Di lain pihak, kodifikasi dipandang sebagai sebuah rasionalisasi yang diangkat dari status quo, walaupun secara definisi, diasumsikan bahwa terdapat perbaikan institusional melebihi waktu menguraikan masalah. Membandingkan Pasar Diregulasi dan Unregulated markets
Pada kenyataannya, akuntansi diregulasi. Sedikit berharga untuk mengetahui ‘biaya-manfaat’ dari regulasi. Satu argumen pro-regulasi adalah perusahaan akan memonopoli informasi tentang dirinya, terutama dipandang sebagai kegagalan pasar. Sejak perusahaan memonopoli informasi tersebut, akan lebih murah bagi masyarakat untuk memperoleh pengungkapan secara bebas daripada memiliki individu investor yang melakukan kontrak secara pribadi untuk mendapatkan informasi yang sama dan membayar harga monopoli. Argumentasi lain yang menentang regulasi adalah bahwa informasi yang tidak dengan sukarela diungkapkan oleh perusahaan akan diperoleh melalui kontrak pribadi. Bagaimanapun kelangsungan hidup peluang kontrak pribadi adalah sesuatu yang dapat dipertanyakan sebab hal itu menciptakan ketidakjujuran pada pasar modal. Informasi pribadi yang sedikit berarti sedikit kesejahteraan yang ditransfer antara yang memiliki informasi dan yang tidak. Ini sama secara prinsip dengan regulasi di balik insider trading.
Pada kenyataannya pengungkapan secara sukarela berpeluang menjadi alasan substansi dari apa yang telah disebutkan. Dengan demikian regulasi diperlukan, filosofi kodifikasi menjustifikasi proses penyusunan standar, walaupun hal tersebut bukan jaminan hasilnya akan optimal. Kebanyakan argumen ekonomi yang menentang regulasi mempertahankan bahwa terdapat insentif untuk pelaporan secara sukarela. Bagaimanapun, fokus dari regulasi akuntansi bukan kewajiban pelaporan semata, juga dalam peningkatan kualitas informasi yang dilaporkan. Regulasi akuntansi terutama memperhatikan memperhalus dan menyatukan aturan pengakuan dan pengukuran yang digunakan dalam mempersiapkan LK. Sebuah implikasi yang penting adalah regulasi akuntansi membutuhkan fondasi teoritis yang memberikan terutama kualitas informasi yang harus diatur KETIDAKSEMPURNAAN REGULASI AKUNTANSI
Regulasi pasar akan dibenarkan jika terjadi kegagalan pasar (misalnya dalam kasus barang publik) atau jika pasar bebas menghasilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan sosial. Ironisnya, produksi yang diregulasi dan keputusan harga tidak menjawab secara optimal masalah yang tidak terselesaikan oleh free market pricing system. Inilah paradoks regulasi. Ekonomi berargumen bahwa barang publik yang ditawarkan pada pasar diregulasi akan over produksi. Hal ini bertolak belakang dengan dengan under-produksi pada unregulated markets, menjadi paradoks kedua dari regulasi. Kecenderungan kelebihan produksi pada pasar diregulasi bisa dihindari hanya jika sistem harga dapat dipaksakan pada barang publik, menciptakan para pembeli yang secara efektif termasuk yang mengonsumsi barang tersebut. Jika informasi akuntansi dijual, terdapat insentif bagi pengguna untuk tidak melepaskan informasi pada free riders. Dengan cara ini permintaan riil terhadap informasi dapat ditentukan dan biaya produksi dapat ditutup kembali dari pengguna riil informasi akuntansi.. Sebaliknya sistem pengungkapan yang ada saat ini membebankan biaya lebih kepada perusahaan daripada pemakai. Dengan asumsi perusahaan menutup kembali biaya secara tidak langsung melalui harga produk, sehingga pengguna informasi akuntansi disubsidi oleh pengguna produk perusahaan. Konsekuensinya regulasi dapat dikecam pada bidang kejujuran. KONSEKUENSI EKONOMIK KEBIJAKAN AKUNTANSI
Proses pembuatan aturan akuntansi adalah sebuah proses politik dengan beragam konstituen yang melobi untuk posisi mereka. Agen penyusun standar harus netral di antara kelompok yang bersaing dalam menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi arus kas dan untuk menilai kinerja manajemen, penyusunan standar sering memerlukan manfaat dari satu kelompok daripada yang lain. FASB dengan cara yang terbatas menerima masalah ini dengan pertimbangan konsekuensi ekonomi dari kebijakan yang diusulkan dengan mendefinisikan sebagai dampak laporan akuntansi pada bisnis, pemerintah, negara, investor, dan kreditur. FASB sangat sensitif pada biaya produsen dan apakah ada manfaat kepada pengguna eksternal untuk pembebanan baru, standar akuntansi dengan biaya. FASB hanya mempertimbangkan biaya dalam pengertian yang sempit yaitu, biaya produsen dan manfaat dalam istilah kebutuhan informasi di pasar saham. Akibatnya, perusahaan kecil berargumen aturan hanya untuk perusahaan besar