RANGKUMAN TEORI AKUNTANSI TEORI REGULASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Keuangan
Disusun oleh : Tien Vanenssia W. G
(186020300111012) (186020300111012)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Bambang Subroto, SE., MM., Ak
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018
TEORI REGULASI DAN PENETAPAN STANDAR
Overview
Peraturan standar adalah peraturan yang pada akhirnya merupakan tanggung jawab pemerintah atau legislatif suatu negara (kita akan menggunakan persyaratan tersebut secara bergantian) pemerintah biasanya mendelegasikan tanggung jawab untuk penetapan standar dalam akuntansi kepada pemerintah dalam akuntansi ke lembaga tertentu, seperti komisi securites. Karena informasi akuntansi keuangan memiliki karakteristik barang publik, pemasok informasi tidak selalu mendapat bayaran atas informasi yang mereka hasilkan. Alasan utama adalah asimetri informasi. Karena informasi akuntansi keuangan memiliki karakteristik barang publik, pemasok informasi tidak selalu mendapat bayaran atas informasi yang mereka hasilkan. Pentinganya Standar akuntasi keuangan disusun dengan tujuan agar laporan keuangan menjadi lebih efektif, jelas dan mudah di mengerti oleh semua pihak. Standar akuntansi adalah aturan baku yang disusun oleh lembaga yang berwenang untuk itu (di Indonesia oleh Dewan Stanadar Akuntansi Keuangan IAI) sebagai pedoman yang harus diikuti oleh penyususn laporan keuangan, jika laporan keuangan tersebut di tujukan untuk pihak eksternal perusahaan. Akuntansi sebenarnya terbentuk dari fenomena ekonomi dan perkembangan yang ada, sehingga pembentukan standar akuntansi bukanlah suatu proses yang berjalan serta merta, namun sangat memperhatikan aspek- aspek yang lainnya yang di akibatkan oleh suatu proses ekonomi. A.
PERATURAN KEGIATAN EKONOMI
Ada beberapa contoh peraturan aktivitas ekonomi salah satunya adalah perusahaan yang memiliki monopoli, seperti s eperti distribusi listrik, li strik, utilitas air ai r kota, dan layanan telepon lokal. Peraturan yang dimaksudkan biasanya mengambil dari peraturan tarif, harga, atau tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan. Keamanan publik adalah area yang tunduk pada peraturan yang sering dikunjungi, misalnya, dalam undang-undang pemeriksaan lift, penggunaan sabuk pengaman,
TEORI REGULASI DAN PENETAPAN STANDAR
Overview
Peraturan standar adalah peraturan yang pada akhirnya merupakan tanggung jawab pemerintah atau legislatif suatu negara (kita akan menggunakan persyaratan tersebut secara bergantian) pemerintah biasanya mendelegasikan tanggung jawab untuk penetapan standar dalam akuntansi kepada pemerintah dalam akuntansi ke lembaga tertentu, seperti komisi securites. Karena informasi akuntansi keuangan memiliki karakteristik barang publik, pemasok informasi tidak selalu mendapat bayaran atas informasi yang mereka hasilkan. Alasan utama adalah asimetri informasi. Karena informasi akuntansi keuangan memiliki karakteristik barang publik, pemasok informasi tidak selalu mendapat bayaran atas informasi yang mereka hasilkan. Pentinganya Standar akuntasi keuangan disusun dengan tujuan agar laporan keuangan menjadi lebih efektif, jelas dan mudah di mengerti oleh semua pihak. Standar akuntansi adalah aturan baku yang disusun oleh lembaga yang berwenang untuk itu (di Indonesia oleh Dewan Stanadar Akuntansi Keuangan IAI) sebagai pedoman yang harus diikuti oleh penyususn laporan keuangan, jika laporan keuangan tersebut di tujukan untuk pihak eksternal perusahaan. Akuntansi sebenarnya terbentuk dari fenomena ekonomi dan perkembangan yang ada, sehingga pembentukan standar akuntansi bukanlah suatu proses yang berjalan serta merta, namun sangat memperhatikan aspek- aspek yang lainnya yang di akibatkan oleh suatu proses ekonomi. A.
PERATURAN KEGIATAN EKONOMI
Ada beberapa contoh peraturan aktivitas ekonomi salah satunya adalah perusahaan yang memiliki monopoli, seperti s eperti distribusi listrik, li strik, utilitas air ai r kota, dan layanan telepon lokal. Peraturan yang dimaksudkan biasanya mengambil dari peraturan tarif, harga, atau tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan. Keamanan publik adalah area yang tunduk pada peraturan yang sering dikunjungi, misalnya, dalam undang-undang pemeriksaan lift, penggunaan sabuk pengaman,
standar untuk ban mobil lain adalah bahwa, di banyak negara, dianggap cukup sensitif untuk menarik peraturan. Komunikasi adalah bidang lain yang, di banyak negara, dianggap cukup sensitif untuk menarik regulasi. Aset peraturan lainnya mempengaruhi lembaga keuangan dan pasar sekuritas. satu alasan untuk peraturan tersebut muncul dari masyarakat - sifat baik dari informasi yang berkaitan di mana regulator mencoba untuk meningkatkan produksi informasi untuk mengkompensasi tindakan satu pihak. Oleh karena itu, ketidakstabilan dan asimetri informasi sering digunakan untuk peraturan justife untuk melindungi investor. dalam penambahan GAAP. kami memiliki peraturan perdagangan orang dalam. MD & A Pengungkapan kompensasi eksekutif dalam surat edaran proxy manajemen, akses publik terhadap panggilan konferensi perusahaan, peraturan dari pengungkapan penuh dalam prospektus, dan undang - undang untuk mengatur profesi akuntansi. serta melindungi investor biasa, dan undang-undang untuk mengatur profesi akuntansi. serta melindungi investor biasa, peraturan tersebut juga dimaksudkan untuk memperbaiki operasi pasar modal dan manajerial dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa pasar ini bekerja dengan baik. Dalam mempertimbangkan isu-isu produksi informasi, sangat membantu untuk membedakan antara dua jenis atau informasi yang mungkin dimiliki oleh seorang manajer yaitu : 1. Informasi Kepemilikan Informasi kepemilikan ialah informasi yang jika relesaed, secara langsung akan mempengaruhi arus cas masa depan perusahaan. Contohnya adalah informasi teknis tentang patet yang berharga, dan rencana untuk inisiatif strategis seperti tawaran pengambilalihan atau merger. Biaya kepada manajer dan perusahaan untuk melepaskan informasi kepemilikan bisa sangat tinggi. 2. Informasi Non-proprietary Informasi Non-proprietary Informasi Non-proprietary Non-proprietary adalah informasi yang jika dilepaskan, tidak secara langsung mempengaruhi arus chas perusahaan. itu termasuk informasi laporan keuangan, perkiraan penghasilan, rincian pembiayaan
baru, dan sebagainya. audit tersebut juga termasuk dalam informasi noneksklusif. B.
SUMBER KEGAGALAN PASAR
Apabila pasar berjalan sebagaimana mestinya, maka informasi yang akan dihasilkan akan seimbang pada keuntungan dan biaya marginal perusahaan. Namun juga telah mendefinisikan bahwa jumlah terbaik secara sosial terdapat informasi yang menyamakan biaya dan keuntungan marginal pada lingkungan. Dua kriteria ini pada produksi informasi tidak perlu menghasilkan nilai yang sama dikarenakan oleh eksternalitas dan freeriding . Scott (2015) mendefinisikan Ekternalitas dan Freeriding sebagai berikut :
“ An E xternality is an action taken by a firm or individual that imposes cost or benefits on other firms or individuals for which the entity creating the externality is not charged or does not receive revenue” “F ree-ri ding is the receipt by firm or individual of a benefit from an exeternality at little or no cost.”
Aspek penting dari freeriding dan eksternalitas adalah bahwa biaya dari keuntungan produksi informasi yang dirasakan oleh perusahaan akan berbeda dari biaya dan keuntungan pada lingkungan. Sumber lain kegagalan pasar bisa diakibatkan karena: 1.
Resiko Moral Mengingat bahwa usaha manajer secara tipikal tidak dapat diobservasi pada pemilik perusahaan dan pasar, maka konsekusnsinya yaitu manajer tidak akan berusaha untuk memaksimalkan jalannya perusahaan sehingga pasar tenaga kerja tidak akan berjalan dengan baik.
2.
Pemilihan Penghindaran Kerugian Dalam konteks ini, ada dua versi masalah seleksi yang merugikan. Pertama yaitu masalah mengenai insider trading . Jika kesempatan itu ada untuk pihak dalam untuk mendapatkan keuntungan, maka kesempatan tersebut akan digunakan oleh orang yang menginginkannya, dan investor
luar juga mengangap bahwa pasar sekuritas berjalan sebagaimana mestinya. Versi kedua dalam hal seleksi yang merugikan adalah timbul ketika manajer yang mengetahui berita buruk tentang masa depan perusahaan tidak mengeluarkan informasi tersebut, dengan demikian hal ini akan menunda atau menghindari kehancuran reputasi mereka, dan sebagai konsekuensinya yaitu akan mengakibatkan adanya pengurangan nilai pada pasar tenaga kerja majerial. 3.
Unanimity Karateristik dari pasar yang berjalan tidak baik adalah adanya kekurangan unanimity. Dalam pasar yang berjalan dengan baik, maka pemegang
saham
akan
dengan
berusaha
suara
bulat
untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham. Sedangkan dalam pasar tidak efisien, maka hal ini tidak menjadi masalah.
C.
TANTANGAN TERHADAP TEORI KEGAGALAN PASAR
Terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi dengan tidak adanya regulasi yang diinginkan:
Akan
ada
pengungkapan
informasi
akuntansi
yang
cukup
dan
berkesinambungan.
Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan pandangan dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian akan disembunyikan oleh sistem yang diberi kewenangan untuk melakukan hal tersebut. Karena itu, scott dalam bukunya merumuskan upaya yang dapat ditempuh
untuk membatasi kegagalan pasar, antaralain:
Pengungkapan Argumen ini dapat dibuat yang menyarakan bahwa manajer akan mengeluarkan semua informasi baik itu informasi baik dan buruk. Hal ini disebut sebagai prinsip pengungkapan.
Pencarian Informasi Privat
Pemberian insentif privat dalam upaya untuk mengeluarkan informasi dari manajer. Argumen dalam hal ini yaitu bahwa jika informasi yang dikeluarkan telah cukup, maka hal ini kan menurunkan biaya modal dari perusahaan. Signaling
Hal ini sering terjadi di mana perusahaan atau dengan perusahaan lainnya berbeda dalam kualitas. Sebagai contoh, mungkin perusahaan yang satu akan memiliki kesempatan investasi yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain. Dari sudut pandang masyarakat, hak sosial, atau tawaran terbaik - jumlah terbaik dari produksi informasi adalah jumlah yang menyamakan manfaat sosial marjinal dari produksi informasi dengan biaya sosial marjinal dari produksi informasi.produksi tambahan akan memakan biaya lebih dari manfaat yang dihasilkan. Begitu juga, jika produksi informasi kurang dari ini, masyarakat akan mendapat keuntungan dari memproduksi lebih banyak. Banyak manfaat dan biaya produksi informasi dibahas adalah. Manfaatnya mencakup keputusan investasi yang lebih baik - informasi dan pasar kerja yang lebih baik karena kepercayaan investor yang lebih besar akibat seleksi yang merugikan dan moral hazard yang lebih rendah. Manfaat produksi informasi lainnya termasuk pengurangan daya monopoli karena
peningkatan
kemampuan
pendatang
potensial
ke
industri
untuk
mengidentifikasi peluang investasi yang menguntungkan . Identifikasi tepat waktu dari perusahaan yang gagal melaporkan kepengurusan dan situasi di mana informasi yang dikeluarkan oleh satu perusahaan menghasilkan informasi tentang orang lain. Membentuk beberapa industri commpetitive dengan sejumlah besar perusahaan dan pelanggan, seperti pertanian dan komoditas lainnya, kekuatan pasar dapat menghasilkan kuantitas produksi equilibirium yang mendekati yang terbaik pertama, dengan peraturan yang relatif. Namun, karakteristik informasi dan berbagai biaya dan masyarakatnya begitu kompleks dan bervariasi sehingga kekuatan pasar saja tidak mungkin mencapai yang terbaik.
D.
KEUNTUNGAN
PERUSAHAAN
AKAN
KETERBUKAAN
INFORMASI
Jika kekuatan pasar menjadi pendorong untuk melakukan pengungkapan Informasi yang lebih besar, perusahaan seharusnya mengambil keuntungan melalui harga saham yang lebih tinggi dan biaya modal yang lebih rendah. Ada 3 (tiga) cara bagaimana keuntungan tersebut dapat dicapai, yaitu sebagai berikut ini : (a) Pertama, adalah mengembangkan kemampuan investor untuk melakukan diversifikasi. Jika sebuah perusahaan dapat meningkatkan bagiannya untuk para investor, misalnya melalui pengungkapan informasi yang lebih besar, biaya modal akan menurun dan harga pasar perusahaan akan meningkat, dan sebaliknya. Dampaknya, risiko khusus tersebut dapat dikurangi melalui diversifikasi yang lebih baik. (b) Kedua, dengan mengembangkan likuiditas. Pengungkapan secara sukarela oleh perusahaan dapat mengurangi ketidakselarasan informasi antara perusahaan dan pasar, sehingga dapat meningkatkan likuiditas transaksi perdagangan saham mereka. Harga saham perusahaan dapat meningkat karena banyaknya permintaan dari para investor. (c) Ketiga, dengan menurunkan risiko estimasi para investor. Ekspektasi investor untuk mendapat imbal hasil, ikut membesar seiring dengan banyaknya informasi dari dalam perusahaan yang tersebar keluar. Alasannya karena informasi dari dalam perusahaan memberikan keuntungan untuk melakukan keputusan investasi yang lebih baik. Secara umum, jika perusahaan memutuskan untuk mengungkap informasi yang lebih besar untuk menyelaraskan diri dengan kebutuhan pasar, harga saham perusahaan tersebut akan lebih mencerminkan dirinya sendiri ketimbang situasi ekonomi secara luas. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pesaing, dan mengurangi keuntungan yang seharusnya diterima oleh perusahaan.
E.
PENELITIAN PRINSIP PENGUNGKAPAN EMPIRIK
Meskipun secara teori telah dijelaskan, bagaimana perusahaan dapat benar benar mendapat keuntungan dari pengungkapan informasi yang lebih besar masih
menjadi sebuah pertanyaan empiris. Ada banyak pakar yang sudah berusaha melakukan tes untuk mengukur hal ini. (a) Botosan (1997), menguji kualitas laporan menggunakan skala pengukuran yang ia susun sendiri. Hasil pengukuran tersebut menjadi sala h satu dokumen empiris pertama yang membahas hubungan antara pengungkapan informasi yang lebih besar dengan biaya modal yang lebih rendah. (b) Francis,
Nanda,
Olsson
(2008),
mengujinya
menggunakan
skala
pengukuran — yang sama-sama disusun sendiri — yang berbeda dengan Botosan dan menemukan bahwa pengungkapan informasi kurang atau tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal yang rendah. Hal ini mungkin karena skala pengukuran yang digunakan merupakan hasil susunan sendiri dan memiliki unsur subjektivitas yang tinggi. (c) Lehavy dan Sloan (2008), melakukan pengujian yang menghasilkan temuan bahwa semakin banyak investor yang mengetahui informasi tentang sebuah saham, maka imbal hasil saham tersebut di masa mendatang akan turun. Mereka juga menemukan bahwa pengaruh tersebut semakin kuat karena risiko-risiko khusus yang meningkat. Hal ini terjadi ketika para investor kurang
cermat
dalam
melakukan
diversifikasi,
risiko-risiko
yang
berhubungan dengan sebuah perusahaan berkurang dengan cepat setelah lebih banyak jenis saham yang ditambahkan dalam portofolio mereka. (d) Hail dan Leuz (2009) menemukan bahwa perusahaan asing yang terdaftar di Amerika Serikat akan diwajibkan untuk meningkatkan keterbukaan informasi, yang mana hal tersebut membuat biaya modal perusahaan tersebut menurun. (e) Healy, Hutton, dan Palepu (1999) menemukan bahwa perusahaan yang meningkatkan keterbukaan informasinya mengalami peningkatan harga saham dibandingkan perusahaan lain — dalam industri yang sama — yang tidak melakukannya. (f) Welker (1995) menemukan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kualitas keterbukaan informasi dan selisih harga penawaran dan permintaan.
(g) Sengupta (1998) meneliti tentang hubungan kualitas keterbukaan informasi dengan biaya utang. Dia menemukan bahwa perusahaan menikmati pengurangan biaya bunga sebesar 0,02% untuk setiap peningkatan keterbukaan informasi sebesar 1%. Selain itu, dia juga menemukan bahwa hasilnya akan semakin besar pada perusahaan-perusahaan yang lebih berisiko. Alasannya, karena perusahaan kredit cenderung memiliki kebijakan untuk memberikan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah terhadap perusahaan yang lebih terbuka perihal informasinya. (h) Barth, Konchitki, dan Landsman (2013) meneliti hubungan antara transparansi pendapatan dan biaya modal. Mereka menjelaskan trasnparansi pendapatan sebagai hubungan antara pendapatan perusahaan dan imbal hasil saham selama satu tahub, Hubungan yang lebih kuat menandakan bahwa pendapatan bersih perusahaan menangkap lebih banyak situasi ekonomi perusahaan secara khusus yang mempengaruhi harga saham perusahaan. (i) Ashbaugh-Skaife, Collins, Kinney dan Lafond (2009) menemukan bahwa defisiensi kontrol laporan internal perusahaan menunjukan beta, risiko estimasi, dan biaya modal yang lebih besar ketimbang perusahaan yang tidak mengalamai defisiensi. Penelitian-penelitian
tersebut
menunjukan
adanya
konsekuensi
dari
kuranganya keterbukaan informasi perusahaan. F.
DIVERSIFIKASI RISIKO ESTIMASI
Secara teoritis dan melalui hasil penelitian, dapat digarisbawahi bahwa perusahaan mandapatkan keuntungan dari keterbukaan informasi yang lebih besar. Namun tetap saja kekhawatiran investor terhadap kelalaian manajer maupun informasi-informasi internal yang tidak dipublikasikan oleh perusahaan masi h ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah sumber-sumber risiko estimasi dapat diversifikasi?.Jika iya, kekhawatiran investor tentang risiko estimasi karena pengaruh dari keterbukaan informasi yang lebih besar terhadap biaya modal dapat dikurangi. (a) Ogneva (2012), menemukan bahwa ketika arus kas perusahaan disesuaikan, ada pengaruh negatif signifikan antara kualitas akrual dan biaya modal.
(b) Mohanram dan Rajgopal (2009), menemukan para investor yang memiliki informasi yang diperlukan mampu mempengaruhi biaya modal, yang memberi kesan bahwa risiko estimasi — setidaknya yang diukur oleh para investor tersebut — dapat diversifikasi. (c) Hwang, Lee, Lim dan Park (2013) menemukan bahwa ada hubungan positif signifikan antara investor terinformasi dan biaya modal, dan hubungan tersebut semakin kuat pada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil atau pemegang saham lebih sedikit. Pada perusahaan yang cukup besar, dimana ada banyak pemegang saham, tidak ada seorang pun investor termasuk para pelaku insider trading yang benar benar dapat mempengaruhi harga saham perusahaan dan biaya modal melalui aktivitas perdagangan mereka. Jadi, dari sudut pandang dari seorang investor pembentuk harga, jika ada investor lain yang membeli atau menjual saham perusahaan tersebut, harga saham perusahaan tidak akan terpengaruh, tak peduli meskipun investor tersebut memiliki informasi dari dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pembuatan keputusan. Namun pada perusahaan dengan sedikit pemegang saham, dimana tidak ada lagi yang bisa disebut sebagai investor pembentuk harga, aktivitas pergadangan mereka akan mempengaruhi biaya modal perusahaan. Alasannya karena jika para investor mengamatai investor lainnya, seperti para pelaku insider trading , pembelian atau penjualan saham dimana ada risiko estimasi, mereka akan beranggapan bahwa investor-investor tersebut memiliki informasi yang tidak mereka punya. Sehingga orang-orang akan berbondong-bondong melakukan aktivitas perdagangan yang kemudian dapat mempengaruhi harga saham. Kegiatan tersebut akan meningkatkan pengaruh pada harga saham dan biaya modal dari transaksi sebelumnya. Semakin besar derajat risiko estimasinya, makin besar pengaruhnya. Jadi, risiko estimasi akan mempengaruhi biaya modal. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik garis besar, bahwa risiko estimasi bisa diversifikasi namun cenderung berlangsung pada perusahaan perusahaan dengan pemegang saham yang lebih sedikit.
STANDARD SETTING : ISU POLITIK
Didalam Pembahsan ini memiliki tiga tujuan yang mengacu pada buku ‘Financial Accounting Theory’ (Scott, 2015), yaitu : yang Pertama ialah meninjau dua teori regulasi yang akan dibahas, yakni teori kepentingan umum dan teori kepentingan regulasi. Kedua, untuk mempertimbangkan kriteria penyusun standar yang
perlu
dipertimbangkan
jika
standar
mereka
diterima.
Ketiga,
mempertimbangkan tantangan tambahan untuk laporan keuangan dan hasil penetapan standar dari integrasi global pasar modal dan konvergensi standar akuntansi internasional.
A.
TEORI REGULASI
Teori regulasi memiliki dua jenis kepentingan, yaitu teori kepentingan umum dan teori kepentingan kelompok. Teori Kepentingan Umum
Teori yang mempunyai pandangan bahwa regulasi haruslah dapat memaksimumkan kesejahteraan social karena regulasi merupakan hasil dari permintaan publik atas koreksi kegagalan pasar, regulator berusaha sebaik mungkin memenuhi kebutuhan publik. Dalam implementasinya masih mengalami beberapa masalah. Permasalahan yang timbul dalam Public Interest Theory adalah:
Kesulitan dalam menentukan berapa jumlah regulasi yang harus dibuat dan apakah regulasi tersebut akan mampu memuat semua pihak.
Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan regulator. Adanya tugas yang kompleks, sulit bagi badan legislative untuk mengawasi para regulator. Kemampuan badan legislative untuk mendorong regulator bekerja untuk kepentingan public menjadi lemah karena hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga seringkali regulator akhirnya bekerja demi kepentingannya sendiri daripada kepentingan publik.
Menurut Gaffikin (2008) Para pendukung teori kepentingan umum regulasi melihat tujuan sebagai mencapai tertentu publik yang diinginkan hasil yang, jika dibiarkan pasar, tidak akan diperoleh. Peraturan tersebut disediakan dalam
menanggapi permintaan dari masyarakat untuk koreksi tidak efisien dan pasar adil. Teori kepentingan umum peraturan dianggap sebagai menanggapi didefinisikan lemah permintaan untuk regulasi. Teori positif atau ekonomi regulasi diperkenalkan oleh Stigler dalam sebuah artikel pada tahun 1971 Ia kemudian diperpanjang oleh salah seorang siswa, Peltzman, dan telah sangat mempengaruhi pemikiran teori regulasi. Dengan banyak sedikit variasi dalam interpretasi jenis teori berjalan di bawah berbagai nama: 1
Teori ekonomi,
2
Teori kepentingan pribadi,
3
Teori Capture,
4
Teori minat khusus,
5
Teori pilihan publik, dan mungkin masih banyak lagi.
Muncul dari Chicago itu dipandang sebagai positif (ekonomi) teori yang Stigler berusaha untuk memberikan landasan teoritis untuk gagasan awal dari teori politik yang badan pengatur ditangkap oleh produsen. Sebagai teori positif itu mengasumsikan bahwa regulator (aktor politik) yang maksimizer utilitas. Meskipun utilitas tidak ditentukan itu tampaknya akan berarti mengamankan dan mempertahankan kekuasaan politik (Majone, 1996, hal 31).
Teori Kepentingan Kelompok
Teori kepentingan kelompok diperkenalkan dalam ilmu ekonomi oleh Strigler (1971). Setelah itu, Posner (1974), Peltzman (1976), dan Becker (1983) membuat kontribusi pada teori ini, yang berpandangan bahwa sebuah industri beroperasi dalam kepentingan kelompok. Teori kepentingan kelompok daripada regulasi meninjau bahwa suatu industri beroperasi mewakili sejumlah kelompok kepentingan atau konstituen. Pertimbangan beberapa industri manufaktur sebagai contoh. Perusahan-perusahaan didalam suatu industri membentuk suatu kelompok kepentingan tertentu, seperti yang dilakukan pelanggannya.Kelompok kepentingan lainnya menjadi pengamat lingkungan, yang tugasnya berkonsentrasi dalam bidang tertentu yaitu pertanggangjawaban sosial industri. Berbagai kelompok kepentingan akan melobi ke legislative untuk bermacam jumlah dan jenis regulasi.
Pentingnya regulasi dan implementasinya dalam praktik adalah penyusunan standar akuntansi selalu berkaitan dengan due process yaitu melibatkan perwakilan konstituen penyusun laporan keuangan dan memfasilitasi public hearing, exposure drafts, dan secara umum, untuk keterbukaan, mensyaratkan voting terbanyak sebelum suatu standar diluncurkan. Karakteristik due process ini konsisten dengan teori interaksi konstituen berdasarkan konflik. Badan standar akuntansi adalah para pemain dalam permainan kompleks dimana konstituen-konstituen yang berkaitan dengan standar akan memilih strategi lobi untuk atau melawan suatu standar baru. Oleh karena itu, teori regulasi kelompok kepentingan sangat sesuai untuk menggambarkan konflik dari para konstituen daripada suatu proses hitungan. Teori regulasi dalam praktik ada kaitannya dengan isu konvergensi standar akuntansi. Menurut saya konvergensi tersebut memiliki banyak keuntungan yang dapat diperoleh apabila sebuah negara melakukan adopsi terhadap IFRS. Meskipun terdapat perbedaan penggunaan bahasa manfaat utama dari adopsi standar akuntansi adalah laporan keuangan dapat dibandingkan. Kemampuan laporan keuangan untuk dibandingkan merupakan salah satu indikator peningkatan kualitas informasi akuntansi. Selain itu manfaat yang lain misalnya mengurangi masalah agensi, meningkatkan kepercayaan investor, dan lain sebagainya juga secara gamblang menunjukkan bahwa laporan keuangan akan lebih berkualitas. Dalam konteks ini, teori kepentingan kelompok membuat beberapa prediksi:
Tercipanya
badan
penetapan
standar.
Mengatur
kelompok
kepentingan dalam jumlah besar tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh akrena itu, investor akan mendukung terciptanya badan penetapan standar, dan perwakilan yang bertindak atas nama mereka.
Aktivitas pokok kegagalan pasar. Dalam teori Becker, kegagalan pasar meningkatkan potensi manfaat regulasi bagi investor.
Proses
hukum.
Manajemen
diharapkan
terlibat
dalam
pengembangan standar melalui, misalnya merespon exposure draft, dan representasi dewan standar. Jika mengacu pada teori kepentingan umum, prediksi-prediksi ini tidak tercakup. Pada teori kepentingan publik, dalam menetapkan standar baru, r egulator
hanya perlu mengevaluasi biaya dan manfaat sosialnya. Bila manfaat melebihi biaya, maka penetapan standar baru dapat dilaksanakan tanpa melibatkan kelompok kepentingan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa, dalam pandangan teori kepentingan kelompok, penetapan standar adalah proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan. Tuntutan ini dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung pada keadaan ekonomi. Sedangkan pembuat standar harus menjaga kepentingan investor. Menurut Gaffikin (2008)Teori kepentingan kelompok dipandang sebagai produk hasil hubungan antara kelompok-kelompok yang berbeda dan antara kelompok-kelompok dan daerahnya. Pendekatan ini berbeda dari teori kepentingan publik yang mereka percayai, regulasi lebih kepada kompetisi akan kekuatan daripada hanya kepentingan publik Teori Regulasi yang Mana yang diterapkan untuk Penetapan Standar?
Sebagaimana yang dijealskan pada teori permainan, konstituen utama yang berkepentingan dengan pelaporan keuangan terwakili oleh badan penetapan standar. Selain itu, ada ketentuan proses untuk mendengar pendapat publik, exposure draft, serta persyaratan dukungan sebelum st andar baru dikeluarkan. Jika para pemain dalam permainan ini berfungsi untuk menerima hasil, maka mereka harus merasakan keadilan, pandangan mereka didengar, dan strategi mereka setidaknya memiliki kesempatan untuk diterapkan. Ini memperlihatkan proses hukum sebagai cara memoderasi konflik konstituen yang melekat dalam penetapan standar. Bila mengacu pada penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa Interest Group Theory (Teori Kelompok Kepentingan) dianggap lebih baik sebagai predictor standard baru dari Public Interest Theory (Teori Kepentingan Publik), dikarenakan: a. Kekuatan pasar tidak dapat selalu bergantung pada standard akuntansi yang tepat dan prosedur-prosedur yang dihasilkan. b. Dalam Teori Kepentingan Publik, tidak diketahui bagaimana menghitung pertukaran terbaik antara konflik pengguna informasi oleh investor dan manajer. Sehingga pemilihan standard akuntansi lebih baik didasarkan pada konflik antar pemilih daripada proses perhitungan.
c. Teori Kelompok Kepentingan secara resmi mengakui keberadaan dari pemilih yang bertentangan. Dalam teori ini, terdapat proses public hearings (dengar pendapat publik), exposure draft (rancangan paparan) dan keterbukaan dalam pemilihan suara mayoritas sebelum standard baru dikeluarkan. d. Jika pemilih menerima standard baru, mereka merasa bahwa proses berjalan dengan adil, pandangan mereka didengar dan strategi mereka setidaknya punya kesempatan untuk diterapkan. B.
KONFLIK DAN KOMPROMI : Sebuah Contoh Konflik Konstituen
Di Amerika Serikat sekitar bulan November, 2009, 2 anggota DPR mengajukan perubahan
yang akan mengeser pengawasan FASB ( Financial
Accounting Standard Board ) dari SEC (Security Exchange Commission) ke
F inancial Services Oversight Council yang terdiri dari perwakilan US Treasury, regulator perbankan US, SEC dan beberapa badan regulasi lainnya. Hal ini berarti jika ada dewan yang merasa bahwa prinsip atau standard akuntansi mengancam sistem stabilitas keuangan US, dewan dapat menginvestigasi dan jika disetujui oleh suara mayoritas dapat memaksa SEC untuk mengambil tindakan koreksi termasuk modifikasi atau pembatalan dari standard. Seperti contoh asosiasi banker America yang merupakan konsituen yang penting dan berkuasa prihatin dengan akuntansi perbankan mengenai dampak dari akuntansi nilai wajar untuk instrument keuangan pada rasio modal selama tahun 2007-2008 krisis pasar dan prihatin dengan standard baru FASB yang mengharuskan aktivitas off balance sheet dalam laporan konsolidasi. Diikuti keberatan yang kuat dari konstituen lainnya seperti kelompok perlindungan investor, kamar dagang US, pimpinan SEC dan asosiasi accounting America, perubahan ditarik dan diganti dengan F inancial Services Oversight
Council untuk review dan komen atas standard akuntansi. Karena SEC berkuasa, maka perubahan baru secara substansi melemahkan yang asli (awal). Intinya, konflik antara pembuat standard dan konstituen yang kena dampak bahwa standard tidak dapat ditentukan dalam kekosongan. Jika perlu, konstituen yang tidak mendapat apa yang mereka harapkan, mereka dapat banding ke proses politik.
C.
DISTRIBUSI MANFAAT DARI INFORMASI, REGULASI F A I R
DI SCLOSURE ( PENGUNGKAPAN WAJAR) Distribusi manfaat dari informasi menjadi sulit karena melibatkan penilaian kewajaran dari pihak yang terkait. Masyarakat mengatasi distribusi informasi ini dengan membiarkannya pada kekuatan pasar dimana regulasi akan bertindak bila kemungkinan gagal. Regulasi dimaksudkan untuk meningkatkan kewajaran dari distribusi informasi sesuai dengan SEC Regulation FD ( Fair Disclousure) yang diadopsi tahun 2000, yang melarang perusahaan menyeleksi pengungkapan informasi, sebagai contoh: analis. Regulasi FD muncul dari keprihatinan bahwa “big guys” (investor besar) mempunyai sumber daya baik secara la ngsung atau dengan kata lain mempunyai akses istimewa ke analis untuk mendapatkan dan menganalisa informasi. Selain itu “big guys” mempunyai kekuatan tawar -menawar yang cukup kuat untuk memperoleh informasi dalam yang istimewa secara langsung dari manajemen. Sedangkan investor kecil tidak beruntung dalam memperoleh informasi. Itulah sebabnya SEC meningkatkan kepercayaan publik dengan mengharuskan perusahaan memberikan informasi kepada siapapun dalam pasar secara adil dan membantu likuiditas pasar. Tapi kritik terhadap FD mengklaim bahwa, untuk mengurangi volatilitas, informasi yang diberikan baiknya hanya sebatas harga saham, dengan kata lain perusahaan perlu mengurangi jumlah informasi yang mereka rilis di antara pengumuman laba. Ini akan berdampak pada peningkatan tingkat kebergunaan infromasi atas laba, yang menyebabkan peningkatan volatilitas abormal share return di sekitar tanggal pengumuman laba. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa, teori kepentingan umum juga diperlukan. Ini kemudian memberikan gambaran bahwa kedua teori tersebut saling berkaitan. D.
KRITERIA UNTUK PENETAPAN STANDARD
Scott (2015), memberikan 5 (lima) kriteria yang harus diingat untuk memahami penetapan standar, yaitu : 1. Keputusan yang Berguna.
Semakin informatif tentang kinerja perusahaan di masa depan yang diberikan dari sebuah sistem informasi akan semakin kuat reaksi investor
terhadap informasi yang diproduksi oleh sistem. Keberhasilan sebuah standar baru adalah bahwa keputusan itu dapat berguna. Tidak menjamin bahwa standard yang memberikan keputusan berguna yang terhebat adalah yang terbaik bagi masyarakat karena investor tidak membayar secara langsung atas informasi akuntansi sehingga mereka mungkin “overuse” (pemakaian berlebihan). Jadi standard dapat dipandang sebagai keputusan yang bermanfaat namun masyarakat dapat memandangnya lebih buruk karena harga untuk memproduksi informasi tersebut tidak diperhitungkan. 2. Mengurangi Asimetri Informasi
Pasar dapat memotivasi manajemen dan investor untuk menghasilkan informasi. Sayangnya pasar sendiri tidak dapat menjamin jumlah yang tepat untuk informasi yang diproduksi, salah satu alasannya karena ad anya asimetri informasi. Pembuat standard harus mengurangi asimetri informasi sebagai kriteria untuk standard baru. Mengurangi asimetri informasi membuat standard menjadi cukup efektif, dimana informasi akuntansi keuangan dapat digunakan oleh lebih dari satu individu. Pengurangan asimetri informasi meningkatkan operasional pasar karena investor melihat investasi lebih sebagai lahan bermain yang juga berakibat berkurangnya perhatian investor pada estimasi resiko, pengurangan penyebaran penawaran dan memperluas likuiditas pasar. Pengurangan asimetri informasi juga menimbulkan biaya sebagaimana keputusan informasi yang berguna. 3. Konsekuensi Ekonomi dari Standar Baru
Salah satu dari kerugian dari pengakuan standar baru ialah kerugian akan dikenakannya standar tersebut pada tiap perusahaan dan manajer untuk mengikuti standar tersebut. Kerugian juga muncul atas terjadinya kontrak kekakuan, sebagai sebuah probabilitas peningkatan dari pelanggaran perjanjian hutang dan efek dari level kepuasan manajer dari aliran pendapatan bonus masa depan. Kerugian ini dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan dari manajer. Pengurangan dari kebebasan manajer untuk memilih dari kebijakan akuntansi yang berbeda yang sering terjadi ketika standar baru di implementasikan juga merupakan sumber dari konsekuensi ekonomi. Pertimbangan ini menunjukkan bahwa pembuat standar harus menimbang
konsekuensi ekonomi yang mungkin dari standar baru dan kesediaan konstituen untuk menerimanya. Hal ini memungkinkan konsekuensi ekonomi dari standar baru akan lebih selama diskusi yang mengarah pada standar. 4.
Konsensus
Konsekuensi ekonomi mengarah langsung kepada kritera terakhir, berasal dari aspek pengaturan standar politik. Struktur dan proses da ri badan pengaturan standar di desain untuk mendorong sebuah persetujuan umum. Namun, jika diantara para pemilih terjadi konflik yang parah, bahkan dalam suatu proses pemilihan tidak selalu bisa mencegah banding ke proses politik. Disimpulkan diawal bahwa proses penyusunan standar terlihat paling konsisten dengan regulasi teori kelompok kepentingan. Tentu, secara teknis, dan bahkan secara teoritis, suatu kebenaran tidak cukup untuk memastikan keberhasilan standar. 5.
Kesimpulan
Pembuat standar akuntansi dapat dikendalikan dengan kegunaan keputusan
dan pengurangan kesenjangan informasi. Walaupun, ketika
kriteria ini penting, mereka tidak cukup untuk membuktikan pengaturan standar yang berhasil. Penting juga untuk mempertimbangkan kepentingan yang sah dari manajemen dan unsur-unsur lain, dan untuk secara penuh memberi perhatian ke proses hukum. Disimpulkan bahwa karena permasalahan keuangan, aktual proses dari penyusunan standar lebih baik di jelaskan dengan teori kelompok kepentingan regulasi dibandingkan dengan teori kepentingan umum.
E.
ASIMETRI INFORMASI REGULATOR
Teori regulasi telah resmi mengakui bahwa, seperti hal lainnya regulator menghadapi kesenjangan informasi – banyak informasi yang dibutuhkan regulator, seperti informasi keuangan, informasi tersebut berada di tangan manajer yang mempunyai pengaruh pada produsen akan monopoli informasi tentang perusahaan. Lalu, regulator tidak dapat mengamati upaya dari para manajer. Dari perspektif akuntansi, Scott (2015) memberikan tiga kesimpulan terkait model ini.
Jika pembuat standar mengikuti teori kepentingan umum, tingkat optimal secara sosial dari pengaturan standar memungkinkan pengurangan beberapa kualitas laba sehingga dapat membatasi kemampuan manajer untuk menerima kompensasi lebih dari yang diperlukan untuk mencapai utilitas reservasi.
Sejauh akuntan dapat mengurangi jumlah informasi di dalam, masalah kelebihan kompensasi manajer menjadi berkurang. Tentu saja, peneurunan ini tidak bisa lengkap dikarenakan mahalnya biaya penghilangan informasi oleh perusahaan.
Peraturan opsional merupakan seluk-beluk perusahaan, karena perusahaan dan manajer memiliki karakteristik berbeda. Ini mendukung pendekatan berbasis prinsip penetapan standar dimana ketergantungan ditempatkan pada akuntan dan penilaian auditor untuk menyelesaikan standar umum untuk situasi tertentu.
F.
INTEGRASI INTERNASIONAL PASAR MODAL Konvergensi Standar Akuntansi
Akuntansi di negara manapun, berlangsung dalam lembaga-lembaga sosial, politik, hukum, dan ekonomi negara itu. dalam buku ini, kami telah mengambil pasar amerika utara yang berorientasi di lembaga besar dari yang diberikan. Namun karena pasar modal menjadi lebih terintegrasi di seluruh dunia, investor yang berinvestasi adalah perusahaan di luar negeri, yang adat, lembaga, dan standar akuntansi mungkin berbeda dari investor negara itu sendiri. bisa dibilang, integrasi mengarah ke pasar modal yang bekerja lebih baik, biaya modal yang lebih rendah dan peningkatan investasi, dan kontrak terintegrasi lebih efisien dari harga pasar. akibatnya, setiap evaluasi aspek politik pengaturan standar sekarang harus memperhitungkan integrasi internasional . Salah satu respon terhadap integrasi pasar modal adalah untuk mengejar standar akuntansi internasional. tujuan dasar dari IASB adalah sejauh standar tersebut diterima regulator sekuritas sebagai pengganti GAAP lokal, beberapa biaya bursa akan jatuh. ini harus menurunkan biaya penyusunan laporan keuangan perusahaan, biaya modal mereka, karena mereka lebih mampu memanfaatkan sumber pembiayaan yang lebih lancar.
Pengaruh Kebiasaan dan Lembaga pada Pelaporan Keuangan
Seperti disebutkan, pelaporan keuangan dipengaruhi oleh kebiasaan dan institusi lokal. Lingkungan hukum di suatu negara merupakan contoh pentin g. Ball, Kothari, dan Robin (BKR, 2000), dalam sebuah penelitian yang mencakup 19851995, dibandingkan kualitas pelaporan keuangan di beberapa negara hukum umum (australia, Kanada, Inggris, Amerika Serikat) untuk pelaporan kualitas di negara hukum kode (france, Jerman, Jepang). Di negara-negara hukum umum, standar akuntansi yang ditetapkan, dalam berbagai derajat, di sektor swasta, dan berorientasi terutama untuk investor. Dalam kontras, standar di negara hukum kode weree mengatur bygoverments primaly, maka tunduk pada pengaruh politik yang lebih daripada di bawah hukum umum. Akibatnya, konstituen tambahan diwakili dalam struktur tata kelola perusahaan di bawah hukum kode, seperti bank, asosiasi bisnis, dan serikat buruh. Akibatnya, BKR menunjukkan, ada informasi yang kurang asimetri di negara hukum kode, karena konstituen penting adalah orang dalam daripada orang luar. Untuk menguji pelaporan konservatif, BKR menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan (Basu 1997).
mereka mengevaluasi hubungan antara
pendapatan ekonomi dan melaporkan laba bersih secara terpisah untuk perusahaan dengan pendapatan ekonomi yang negatif dan positif. ingat bahwa pasar yang efisien akan menawar sampai harga saham perusahaan dengan berita ekonomi yang baik dan tawaran bawah harga perusahaan dengan memiliki berita pendapatan ekonomi negatif daripada kabar baik. Akibatnya, hubungan antara berita ekonomi buruk dan laba bersih. Hasil empiris BKR ini secara luas konsisten dengan prediksi mereka akuntansi kurang konservatif di bawah kode hukum. Komplikasi tambahan standar akuntansi internasional adalah bahwa pemerintahan dapat mempengaruhi pelaporan keuangan. di beberapa negara, perusahaan mungkin diperbolehkan, atau bahkan didorong, untuk menutupi kerugian yang besar sehingga untuk menghindari kebangkrutan, yang akan mempermalukan pemerintah. memang, kinerja buruk perusahaan sendiri memiliki insentif untuk kelancaran pengakuan keuntungan jika mereka dapatkan dari pemerintah.
Pelaksanaan Standar Akuntansi
Standar akuntansi harus diterapkan jika memiliki kontribusi terhadap kualitas pelaporan keuangan yang baik. Penerepaan standar IASB menjadi perhatian sejak penerapan IOSCO tidak memiliki kekuatan penerapan formal. Penerapan standar akuntansi tergantung pada wilayah hukum yang mengadopsi standar IASBI. Penerapan ini kurang memadai, kita tidak yakin dalam penerapan kualitas standar yang tinggi bisa sesuai dalam prakteknya. Investor mungkin menghadapi masalah serius, yang dapat merugikan. Jika sistem legal, stock exchange dan securities regulator tidak menerapkan aplikasi standar akuntansi untuk menyediakan lingkungan yang stabil bagi pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi. Sebuah isu yang memiliki hubungan dalam permasalahan penerapan standar akuntansi adalah perlindungan untuk investor kecil, di banyak negara, badan usaha di kontrol oleh keluarga,institusi besar dan pemerintah
para pemegang saham minoritas
memiliki permasalahan dalam mengontrol kepentingan mereka, hal ini membuat terjadi berbagai macam permasalahan atas konfolik kepentingan, karena beberapan kepentingan minoritas tidak dapat disalurkan dengan baik sehingga menyebabkan capital market tidak bekerja dengan baik. Auditing merupakan sebuah mekanisme penerapan yang sangat penting, sebagaimana fungsi audit yang memberikan kontribusi terhadapa kepercayaan investor.
Keuntungan Mengadopsi Standar Akuntansi Kualitas Tinggi
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwasannya penerapan standar akuntansi yang berkualitas tinggi dapat memberikan keuntungan yang sangat banyak terhadap pelakunya. Beberapa untungan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga dalam pengadopsian standar akuntansi yang berkualitas tinggi adalah sebagai berikut: a. Daske, Hail, Leuz and Verdi (DHLV; V;2008). Dalam penelitian mereka terhadap pengadopsian IASB yang dilakukan 26 negara yang tergabung dalam uni eropa didapatkan hasil bahwasannya terdapat kenaikan yang signifikan atas liquiditas pasar. b. Landsman, Maydew, and Thornock (LMT;2012). Dalam penelitian mereka terhadap 16 negara yang mengadopsi IASBI, bahwasannya penerapan ini menghasilkan informasi yang sangat baik yang memliki nilai yang sangat tinggi yang dapat menurunkan singkronisasi pasar. Standar akuntansi yang
tinggi
juga
dapat
mengembangkan
efisiensi
kontrak
kompensasi
managerial. c. Daske, Hail, Leuz and Verdi (DHLV; 2013). Dalam analisa mereka terhadap 30 negara yang sukarela dalam mengadopsi IASBI, bahwasannya penerapan standar tersebut dapat meningkatkan keuntungan ekonomi.
Kualitas Relatif dari IASB dan FASB GAAP
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bart, Landsman, Lang and Williams (BLLW; 2012) dapat disimpulkan bahwasannya terdapat bukti yang bermacam macam atas hubungan kualitas antara IFRS dan FASB GAAP, bagaimanapun perbandingan dan kualitas antara dua set standar akan berjalan beriringan sejalan dalam suatu waktu jika standar standar tersebut memiliki progress yang konvergen.
Haruskah Penetapan Stadnar Bersaing?
Sebuah alternatif untuk standar konvergensi untuk masing-masing negara adalah memungkinkan di yurisdiksinya untuk menggunakan standar domestik akuntansi atau IASB (atau set lain dari standar, cemara masalah ini). Secara khusus, seperti yang disebutkan di atas, anggaplah bahwa SEC adalah untuk memungkinkan semua perusahaan di yurisdiksinya untuk digunakan, tanpa rekonsiliasi, baik AS GAAP atau IASB GAAP. Persaingan di industri diatur (seperti pengaturan standar) dianggap oleh Armstrong dan Sappington. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada "satu ukuran cocok untuk semua" jawaban atas pertanyaan kompetisi. Sebaliknya, setiap pengenalan kompetisi akan bersama dan proses yang kompleks, dan harus disesuaikan dengan industri yang bersangkutan. Mereka regulasi ada gunanya memperkenalkan kompetisi, karena kesejahteraan sosial akan menjadi industri pengaturan standar terlalu rumit untuk menghitung tingkat terbaik sosial dari pengaturan standar, pertanyaan dari persaingan antara pembuat standar patut dipertimbangkan. Meskipun kurangnya untuk menjawab persaingan di antara pembuat standar, AS tidak menawarkan beberapa kesimpulan umum. Sebagai contoh, ada potensi keuntungan persaingan ketika skala ekonomi yang rendah. Ini tampaknya akan menjadi kasus dalam pengaturan standar karena tidak mungkin bahwa biaya unit FASB per standar akan meningkat secara substansial jika itu
struktur organisasi yang sama, tampaknya tidak mungkin bahwa biaya yang lebih rendah dari salah satu dari mereka akan mendorong bisnis lain di luar.
Haruskah United States Mengadopsi Standar IASB?
Sebuah alternatif untuk persaingan untuk negara bersatu, seperti banyak negara lain, untuk mengadopsi standar IASB. Pada tahun 2010, SEC memulai rencana kerja untuk mengevaluasi dampak pada sekuritas pasar Amerika Serikat yang akhirnya mengadopsi standar IASB. Selanjutnya, 2012 SEC staff meneliti adopsi standar IASB secara rinci. Berdasarkan laporan ini, tampaknya bahwa satu waktu "big bang" adopsi standar IASB, seperti yang terjadi di Kanada. Apa yang tampaknya lebih mungkin adalah proses bertahap, dibantu dengan meningkatkan standar konvergensi. Laporan ini mencerminkan beberapa skeptisisme bahwa lebih prinsip berdasarkan standar IASB cocok untuk banyak Amerika Serikat. Aplikasi dan menunjukkan kebutuhan FASB untuk mempertahankan pengaruh signifikan dalam memastikan bahwa setiap standar IASB yang disesuaikan dengan kebutuhan Amerika Serikat. Hati-hati dalam menuju IASB standar adopsi konsisten dengan banyak penelitian akuntansi internasional diuraikan di awal bagian ini, di mana kita melihat bahwa sebagian besar manfaat dari adopsi IASB terjadi di negara-negara dengan GAAP lokal jauh berbeda dari IASB, dan dengan peraturan pasar modal yang relatif lemah dan penegakan hukum. Di Amerika Serikat, IASB dan FASB GAAP memiliki banyak kesamaan, dan penegakan melalui sistem hukum dan peraturan yang kuat. Selain itu, sebagai standar konvergensi berlangsung, perbedaan antara dua set standar akan terus menurun. Juga, untuk mendapatkan dalam hal operasi yang lebih baik dari pasar modal jika standar IASB diadopsi. Secara keseluruhan, hasil yang paling mungkin adalah bahwa adopsi apapun akan dilakukan secara bertahap, dibantu dengan terus standar konvergensi. Apakah proses konvergensi ini akan terus ke titik di mana perbedaan antara dua set standar minimal masih harus dilihat. Namun, bahkan jika adopsi harus berupa berharga perspektif ekonomi, ada kemungkinan bahwa Amerika Serikat konstituen politik dan kelembagaan akan melobi untuk mendukung Amerika Serikat pembuat st andar mempertahankan pengaruh signifikan atas standar akuntansi Amerika Serikat. Dalam hal ini, menarik untuk dicatat bahwa di 2013 kerangka konseptual, yang
IASB menyatakan bahwa proyek kerangka konseptual yang tidak lagi dilakukan bersama dengan FASB, meskipun rilis bersama pasal 1 dan 3 proyek. Mungkin, IASB sekarang menyadari bahwa adopsi IFRS Amerika Serikat ti dak mungkin, dan mulai pergi dengan caranya sendiri. Perhatikan bahwa sejauh dua badan mengadopsi kerangka kerja konseptual yang berbeda, standar masa depan konvergensi juga terancam.
Summary of Accounting for I nternational Capital Markets I ntegration Harus ditekankan bahwa pelaporan keuangan yang tampaknya menjadi
kualitas rendah dari Amerika Utara tidak selalu opportunistik, tapi mungkin bukan efisien mencerminkan perbedaan adat istiadat, struktur kelembagaan, keterlibatan pemerintah dan penegakan hukum. Namun demikian, pasar modal diseluruh dunia semakin terintegrasi. baik pasar modal kerja memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial melalui biaya yang lebih rendah dari modal dan peningkatan investasi dalam negeri. bukti empiris menyarankan bahwa peraturan pengungkapan yang kuat dan penegakan edequate dapat berkontribusi untuk pasar bekerja lebih baik. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi, seperti orang-orang dari IASB, memiliki peran untuk bermain dalam mewujudkan pasar bekerja lebih baik. memang, studi empiris menunjukkan bahwa adopsi standar IASB disertai dengan kualitas laba yang lebih tinggi dan meningkatkan investasi asing. Namun, adopsi standar IASB tidak dengan sendirinya menjamin pelaporan kualitas yang lebih tinggi. Penerapan standar perlu ditegakkan oleh peraturan perusahaan dan kewajiban auditor. Bahkan kemudian, investor dan pembuat standar perlu menyadari bahwa kebiasaan yang berbeda dan struktur kelembagaan terus mempengaruhi pelaporan yang sebenarnya. Jika investor yang berinvestasi di negara anothet pada kekuatan standar IASB menderita kerugian yang timbul dari pelaporan kegagalan, mereka mungkin bereaksi dengan menyalahkan standar daripada kegagalan mereka untuk menyadari dampak dari faktor-faktor tertentu negara pada kualitas reproting. Karena hal ini lebih sulit untuk mengubah kebiasaan dan instutions dari standar akuntansi, perbedaan lingkunganhidup asing kemungkinan akan bertahan selama bertahun-tahun. sebagai hasilnya, integrasi lengkap dari standar akuntansi akan memakan waktu lama jika memang diinginkan
sama sekali. Sementara itu, beberapa kemampuan perusahaan untuk memilih untuk menghapuskan standar akuntansi. G.
KESIMPULAN
Akuntansi kondisi ideal dan standar pelaporan yang tidak diperlukan, karena hanya ada satu cara untuk akun, atas dasar nilai-nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan. Memang, di bawah kondisi ideal yang bisa mempertanyakan apakah akuntansi keuangan diperlukan sama sekali. Untungnya, dalam pandangan kesimpulan kami dalam Bagian 2.6 bahwa akuntan tidak akan diperlukan dalam kondisi ideal, kondisi tersebut tidak ada. Akibatnya, penghitungan keuangan menjadi jauh lebih menantang. Asimetri informasi adalah sumber utama dalam tantangan. Kita telah melihat dua jenis utama dari asimetri informasi. Yang pertama adalah seleksi yang merugikan. Artinya, manajer dan orang dalam lainnya biasanya tahu lebih dari investor luar negara dan prospek perusahaan. Di sini, tantangan akuntansi adalah untuk menyampaikan informasi dari dalam ke luar perusahaan, dengan demikian meningkatkan investor pengambilan keputusan, membatasi kemampuan orang untuk mengeksploitasi keuntungan informasi mereka, dan meningkatkan operasi pasar modal. Yang kedua jenis asimetri informasi adalah moral hazard. yaitu, upaya yang diberikan oleh seorang manajer adalah unobservable kepada pemegang saham dan pemberi pinjaman di semua perusahaan kecil. di sini, menantang akuntansi adalah untuk provide ukuran infomative kinerja manajerial. ini memungkinkan untuk memotivasi usaha manajer, melindungi pemberi pinjaman dan menginformasikan pasar tenaga kerja manajerial. Penting untuk menyadari bahwa sistem akuntansi yang terbaik memenuhi tantangan pertama dan memenuhi tantangankedua, sehingga pelaporan keuangan yang sebenarnya merupakan kompromi antara keduanya. Khusus, investor perlu keputusan informasi yang relevan untuk membantu mereka memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. ini berarti informasi berdasarkan nilai karena nilai-nilai saat ini umumnya prediktor terbaik dari nilai-nilai masa depan. Namun, masalah volatilitas dan kemungkinan realibility rendah nilai wajar mengurangi keinformatifan laba bersih tentang kinerja manajer. sejauh akuntansi biaya historis atau lebih umumnya, akuntansi konservatif kurang tunduk pada masalah pengukuran kinerja manajer, bisa dikatakan bahwa lebih baik
memenuhi tantangan memungkinkan kontrak yang efisien. akibatnya, meskipun konsentrasi pembuat standar akuntansi nilai sekarang, nilai saat ini dan sejarah akuntansi berbasis biaya harus diperdagangkan.
Jurnal :
Political Aspects of F inancial Accounting Standard Setting in the USA (Forgarty et.al, 1994)
Politik dalam Pengaturan Standar Akuntansi: Pendekatan Sebelumnya
Pemimpin FASB mengakui potensi politik dalam penetapan standar (Armstrong, 1977; Kirk, 1978; Wyatt, 1986). Namun, pengakuan bahwa akuntansi bersifat politis tidak selalu dapat diterima (Solomon, 1978; 1991). Banyak pemimpin profesional percaya bahwa penetapan standar harus terpisah dari politik (misalnya Armstrong, 1977; Kirk, 1978; 1986; dan Wyatt, 1990). hal ini sangat berbeda dengan perlakuan akademis terhadap politik. Artikel ini membahas tentang sejauh mana perlakuan akademik dapat memberikan pengetahuan yang berguna tentang dimensi politik ini dalam penetapan standar. Munculnya faktor politik dalam penetapan standar berasal dari pengakuan tentang pentingnya konsekuensi ekonomi dari standar akuntansi. Konsekuensi ekonomi adalah hasil dari outcome perubahan peraturan akuntansi. Maka hal ini bertentangan dengan tujuan FASB untuk memberikan informasi netral tanpa mempedulikan efek pada kepentingan tertentu (lihat FASB, 1980, paragraf 98). Bagi FASB tampaknya konsekuensi ekonomi memberi FASB informasi yang dapat dipisahkan dari sifat politiknya. Pada satu tingkat, FASB tutup mata terhadap kepentingan pribadi para pendukung. Pada saat yang sama, motivasi ini dimaklumi dan mendorong “sub rosa” jika diterjemahkan ke dalam bahasa netral dari penetapan standar dan teori akuntansi. Penghindaran politik dalam proses penetapan standar disebabkan oleh sejarah hubungan politik dengan intervensi pemerintah dalam penetapan standar AS. Definisi politik seperti yang terjadi dalam pemerintahan cenderung mengaburkan makna politik itu sendiri. Lebih jauh, adanya pertentangan yang kuat terhadap akuntansi yang disusun pemerintah (Ronen dan Schiff, 1978).
Klasifikasi Literatur Pemahaman tentang karya masa lalu mengenai dimensi politik penetapan standar akuntansi keuangan dapat disusun menjadi tiga topik yang saling terkait. Yang pertama menggambarkan kemustahilan tindakan apolitis dari kebijaksanaan
konvensional. Yang kedua mengidentifikasi keberadaan dan operasi dari kepentingan tertentu. Yang ketiga membangun latar belakang politik. Literatur ini terdiri dari beberapa cabang, yang pertama pengakuan bahwa agenda kelangsungan hidup organisasi sangat penting (Miller, 1985) terhadap pengkondisian yang lebih menonjol dari nilai-nilai pekerjaan umum dalam sosialisasi (Gerboth, 1987). Cabang kedua berkaitan dengan asumsi ekonomi dalam penetapan standar. Identifikasi Zeff's (1978) tentang sentralitas konsekuensi ekonomi, yang dikembangkan Hines (1989a) dengan menantang realitas obyektif, kompetitif dan rasional ekonomi untuk tujuan penetapan standar. Cabang ketiga mengidentifikasi kekurangan prosedural. Penelitian ini termasuk mempertanyakan pemisahan isu (Amershi et al., 1982), prosedur pemilihan (Shenoy et al., 1989) dan pembetukan agenda (Fogarty et al., 1992; Young, 1993). Klasifikasi pertama ini membantah pendapat bahwa standar akuntansi keuangan yang ditetapkan oleh FASB bersifat politis. Hal ini berbeda dari banyak pengakuan oleh anggota dewan FASB yang menunjukkan bahwa penetapan standar harus bersifat politis. Klasifikasi kedua tentang politik dalam penetapan sta ndar, mengidentifikasi pihak yang berkepentingan terhadap proses tersebut. Dorongan dan kemenangan kelompok-kelompok ini ditempatkan sebagai “kepentingan umum” yang harus dilayani oleh FASB. Bagian terbesar dari klasifikasi ini diwakili oleh studi yang meneliti proses lobi. Pengaturan standar FASB mengundang berbagai bentuk partisipasi penyusun dengan upaya eksplisit dan sah untuk mempengaruhi hasilnya (li hat Hope and Gray, 1982). Umumnya mengklasifikasikan partisipan dan menghubungkan posisi mereka secara bersama-sama terhadap hasil standar akuntansi (misalnya Brown, 1981; Haring, 1979; Moody dan Flesher, 1986). Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan tentang distribusi "kekuasaan" partisipan (Newman, 1981a; 1981b; 1982). Sutton (1984) dan Johnson dan Messier (1982) menggunakan model ekonomi untuk menggeneralisasi peran kepentingan khusus dalam melobi atau "menuntut" standar akuntansi. Hussein dan Ketz (1991) merinci banyak hal dimana profesi akuntansi memiliki akses khusus, dan menghubungkannya dengan perhatian yang proaktif atas pertanggung jawaban hukum. Ini bertentangan dengan
penilaian empiris Puro (1984) dimana akuntan publik ditunjukkan untuk mengambil posisi sebagai pendukung kepentingan calon klien audit dan klien audit yang ada. Cabang kedua dari literatur ini mempelajari kemampuan FASB untuk mengelola penggunaan pengaruh politik. Secara ekonomi, ini digambarkan sebagai "pasokan" standar yang sesuai dengan permintaannya (misalnya Johnson dan Messier, 1982; Watts dan Zimmerman, 1979). Bagaimana hal ini dicapai sangat bervariasi mulai dari negosiasi yang lengkap dalam mode yang reaktif yang berfokus pada ketajaman politik dan keterampilan pemasaran (Horngren, 1973; 1976) hingga penyelarasan strategi yang lebih proaktif dan pembebanan konsekuensi ekonomi (Bryant dan Mahaney, 1981; Haring , 1979). Sumber daya FASB dalam manajemen politik mencakup prosedur inklusif (lihat Miller dan Redding, 1988), pembangunan konsensus sebelum memulai ti ndakan (Johnson dan Solomon, 1984) dan kerangka konseptual (Hines, 1989a). Proses manajemen politik itu sendiri dipengaruhi oleh kebutuhan akan tujuan kepentingan publik yang independen dan obyektif, serta oleh disiplin intelektual dan batasan kesepakatan interpersonal yang positif mengenai "akuntansi yang baik" (Gerboth, 1987). Klasifikasi ketiga literatur ini mencoba untuk memperluas keterbatasan konseptual penelitian ini. Dengan menerapkan struktur teoretis yang lebih luas, penelitian ini memasukkan pekerjaan ke dalam dua kategori awal dan meletakkan dasar untuk pemahaman yang lebih baik mengenai politik. Hines (1989b) menunjukkan bahwa keyakinan penyusun standar dalam realitas ekonomi yang tidak bermasalah menciptakan sebuah alat kekuasaan yang menyediakan proses penetapan standar dengan fleksibilit as untuk mencapai banyak tujuan. O'Leary (1985) lebih berfokus pada ketiadaan teori akuntansi dan pengendalian untuk menyajikan lingkungan politik berdasarkan penangguhan dan pemalsuan berkala dan strategis. Laughlin dan Puxty (1983) memperluas gagasan khas kepentingan khusus ke dalam kerangka pandangan dunia. Burchell dkk. (1980) mengingatkan untuk menghindari penyederhanaan yang berlebihan keterkaitan antara kekuasaan akuntansi dan sosiopolitik. Cooper dan Sherer (1984), mengingatkan untuk selalu menyadari konsekuensi distribusi. Hope dan Gray (1982), dalam pemeriksaan peristiwa penetapan standar di Inggris, menegaskan
bahwa studi tentang politik dalam memerlukan konsep teoritis kekuasaan yang terus ada, yaitu kekuasaan pemersatu.
Politik dalam Pengaturan Standar: Gagasan A wal Langkah yang perlu dilakukan adalah mengantisipasi bahwa kepentingan yang berbeda dan bertentangan akan berdampak pada hasil dari proses penetapan standar. Schattschneider (1975, hlm. 1-19) menawarkan studi yang langsung dengan
menggambarkan
bagaimana
"pemenang"
cenderung
memperbarui
dukungan mereka untuk proses pemecahan masalah, sedangkan "orang yang kalah" menganjurkan reformasi dan konstitusi ulang. Politik seperti halnya akuntansi adalah lingkungan yang memerlukan penyelesaian masalah. Dengan sumber daya yang langka, konflik tak terelakkan dalam penetapan standar akuntansi. Artikel ini menunjukkan bahwa lingkungan politik dalam penetapan standar harus digunakan dengan lebih tepat. Dimensi Baru untuk Memahami FASB dan Tindakannya
Jika pengaturan standar akuntansi bersifat politis, kekuasaan harus digunakan sebagai alat untuk memprediksi hasil. kekuasaan tidak boleh terbatas pada kekuasaan kelompok penyusun untuk mempengaruhi FASB. Sebagai gantinya, penyelidikan mengenai tingkat dan sumber kekuasaan FASB juga diperlukan. Konsep penting kedua dalam memahami proses politik adalah i deologi. Ideologi adalah sebuah konstruk yang mencoba menyelidiki mengapa ada preferensi yang berbeda. Agar ideologi memiliki peran dalam penetapan standar, harus dibuat nyata melalui bahasa persuasi. Medan ini mengharuskan studi retorika. Meskipun konstruksi kekuasaan, ideologi dan retorika, baik secara te rpisah maupun bersama, tidak dapat memberikan pemahaman penuh tentang politik penetapan standar, kepentingan dan relevansinya dapat dipertahankan lebih baik daripada analisis yang lebih konvensional. Kekuasaan : Sebuah Konsep Bermasalah
Parsons (1963, hal 237) mendefinisikan kekuasaan sebagai kapasitas untuk menjamin kinerja dari kewajiban yang mengikat. Weber (1968) menambahkan perlunya mengatasi perlawanan orang lain. Kekuasaan dapat diartikan sebagai hubungan dan bukan karakteristik, kekuasaan dapat mengasumsikan berbagai bentuk, dan kekuasaan itu tidak identik dengan pengawasan.
Sifat teoritis kekuasaan sangat konsisten dengan sifat pengaturan standar. Kekuasaan dan pengaturan standar bersifat multi dimensi, memungkinkan banyak pengorbanan (Hussein dan Ketz, 1991; Parsons, 1963). Pertukaran dan Ketergantungan
Mereka yang bergantung pada orang lain cenderung menerima pengaruh orang lain (Pfeffer, 1981, Bab 4). Emerson (1962) memprediksi bahwa upaya satu partai untuk mendapatkan kekuasaan atas pihak lain akan proporsional dengan nilai yang dirasakan dari sumber daya yang dikendalikan. FASB bergantung pada konstituen kolektif untuk legitimasi dan juga untuk dukungan finansial. Di sisi lain, beberapa kelompok belum menyediakan sumber daya ini dan belum menunjukkan kapasitas untuk mengartikulasikan kondisi ketergantungan. Kekuasaan dalam proses penetapan standar dipahami sebagai bagian dari proses pertukaran antarorganisasi yang lebih luas. Baldwin (1978) mengemukakan bahwa
pandangan
semacam
itu
memiliki
keuntungan
untuk
mengatasi
kesalahpahaman bahwa kekuasaan selalu asimetris, unilateral, menghukum dan jahat. Pandangan ini tidak bertentangan dengan ketergantungan karena harus ada dorongan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan pertukaran. Jika FASB sesuai dengan strategi bertahan hidup yang bergantung pada dukungan konstituen, ia harus bertindak untuk menjaga agar bagian-bagian ini "tidak puas" (Wilson, 1980, hal 361), sebagai pengakuan atas kekuasaan masing-masing dalam pertukaran antara satu sama lain. "Konsekuensi ekonomi" menjadi alat tukar yang membantu mengukur pertukaran yang ditetapkan “karena proses”. Konsep Foucauldian
Kekuasaan, dikatakan oleh Foucault (1979), mewakili s atu konsepsi tentang bagaimana kekuasaan berkaitan dengan standar akuntansi. Analisa seperti itu akan berpusat pada bagaimana pengaturan standar FASB diterima sebagai definisi normatif tentang akuntansi yang tepat dan konsekuensi definisi dan sanksi penyimpangan atas persetujuan ini. Bagaimana kekuasaan yang dulu menyusun FASB kemudian tunduk padanya merupakan kekuasaan Foucauldian. Analisis Foucauldian juga akan memusatkan profesi akuntansi dan perannya untuk mendefinisikan pokok bahasan yang menjadi sasaran dalam pencarian pengetahuan. Inti dari analisis ini adalah dualitas pengetahuan dan
kekuasaan. Formalisasi pengetahuan dan perolehan kekuasaan adalah fenomena saling menguatkan, yang tidak terbatas secara kausal, bersifat luas, strategis, disengaja dan kalkulatif (Goldstein, 1984; Miller, 1987, Bab 4). Penelitian FASB dapat dianggap secara tidak langsung memperluas kekuasaan FASB atas konstituennya. Setiap standar melibatkan kekuasaan implisit yang pada akhirnya menghasilkan peraturan yang tidak disadari diatur melalui internalisasi disiplin penetapan standar akuntansi. Oleh karena itu, proses FASB dapat dipahami sebagai kekuasaan universal norma normatif (1979, Bab 6). Selain itu, FASB dapat dilihat sebagai cara memperoleh kekuasaan melalui proses pemeriksaan, sepanjang prosesnya berasal dari pengetahuan partisipan tentang konsekuensi ekonomi mereka. Konsep Libertarian
Perspektif alternatif tentang kekuasaan dimulai dengan pemer iksaan kondisi sosiopolitik yang mengarah pada pembentukan kolektif sosial di AS. Karena individu dilihat secara historis sebagai unit dasar masyarakat tersebut, hak "alami" dan "tidak dapat dicabut" harus diakui. Meskipun Locke memiliki perhatian yang besar terhadap kebutuhan pemerintah yang kuat untuk melindungi dan menjaga individu, dia menyadari kebutuhan akan kekuasaan terbatas melalui pembatasan melalui undang-undang yang lebih tinggi. Thomas Paine (1942, hlm. 17-21) mencirikan pemerintah sebagai kejahatan yang diperlukan, dan menyatakan bentuk pemerintah AS sebagai "republik campuran" (lihat Ostrom, 1987, Bab 7). Kekuasaan memaksa dari pemerintah, terutama mengenai kebebasan kontrak individual, sangat mungkin salah diterapkan dan disalahgunakan (Hayek, 1960, Bab 1; Siegan, 1980, Bab 15). Sehingga kebebasan individu harus diproteksi terhadap paksaan oleh para pemimpin yang menjadi tirani dalam menjalankan kekuasaan mereka untuk mencegah bahaya bagi orang lain. Paksaan pemerintah di AS seringkali menggunakan peraturan mayoritas untuk membenarkannya. Namun, ajaran ini dapat menciptakan potensi dominasi yang berlebihan oleh faksi-faksi tertentu dan mengakibatkan perbudakan individu di belakangnya (Ostrom, 1987, Bab 5). Tirani potensial dari mayoritas dalam demokrasi secara jelas digambarkan oleh Alexis de Tocqueville (1945, Bab 4), yang
berpendapat bahwa ketika kesetaraan dihargai atas kebebasan, orang secara bertahap bersiap untuk kehilangan agen bebas mereka terhadap pemerintah. Dengan berbagai cara, "hantu kosong" opini publik membekukan inovasi dan melemahkan kecerdasan. Tradisi intelektual ini berlaku untuk penetapan standar akuntansi. Penyerahan kekuasaan pengaturan kepada FASB melanggar semangat kekuasaan konsentris pada republik majemuk (lihat Ostrom, 1987, Bab 8) dan mungkin merupakan penggunaan kontrol yang tidak konstitusional (lihat Committe, 1990; Johnson, 1981). Penyerahan kekuasaan ini tidak hanya meningkatkan pemaksaan individu dalam pengaruhnya. Peran Ideologi
Peran ideologi dalam peraturan akuntansi sangat diabaikan. Ideologi umumnya didefinisikan sebagai serangkaian keyakinan fundamental terorganisir yang
bervariasi
antar
kelompok,
dan
mencakup
kecenderungan
untuk
mengadvokasi solusi peraturan yang berbeda dengan dasar yang dapat diprediksi. Adanya perbedaan ideologis antar kelompok memperlihatkan pergerakan pengaruh politik untuk mereproduksi atau mengubah sifat akuntansi sesuai dengan berbagai persepsi tentang bagaimana segala sesuatu harus berjalan. Sayangnya, seperti halnya "kekuasaan" dan "politik", "ideologi" memiliki konotasi yang cenderung membatasi penggunaannya. Pertimbangan
ideologi
dalam
penyusunan
standar
serupa
dengan
pengakuan relativitas budaya dalam sistem akuntansi. Akuntansi juga harus mencerminkan postulat dasar budaya (Violet, 1983b). Demikian juga, penetapan standar dapat dipahami sebagai ideologi. Hal ini mencakup berbagai tingkat penilaian atas kepatuhan dan kerahasiaan atas pengungkapan penuh (Perera, 1989). Watts dan Zimmerman (1978) memberikan bukti yang menunjukkan bahwa kepentingan dalam proses penetapan standar berbeda sesuai ukurannya. Hal yang juga relevan adalah kemungkinan bahwa sifat fleksibilitas yang diinginkan dalam metode akuntansi adalah fenomena yang secara kualitatif berbeda untuk perusahaan besar dan kecil (Mosso, 1985). Tingkat kepuasan yang terus-menerus rendah terhadap FASB oleh usaha kecil (Ronen dan Schiff, 1978; Upton dan Ostergaard,