1
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
I.
PENDAHULUAN A. LATA LATAR R BEL BELAK AKAN ANG G Halusinasi Halusinasi merupakan gangguan gangguan orintasi realita, karena terganggunya terganggunya fungsi otak : kognitif dan proses pikir, fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial. sosial. Ganggu Gangguan an terhada terhadap p fungsi fungsi kogniti kognitiff dan perseps persepsii akan mengak mengakibat ibatkan kan kemampuan kemampuan menilai dan menilik terganggu, terganggu, sedangkan gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial akan mengakibatkan terganggunya kemampuan berespon yakni perilaku non verbal (Ekspresi, (Ekspresi, gerakan gerakan tubuh) tubuh) dan perilaku verbal (penampilan (penampilan hubung hubungan an sosial). sosial). Mempe Memperhat rhatika ikan n perilaku perilaku klien klien seperti seperti ini tentu tentu akan akan menjad menjadii suatu hal yang perlu direspon oleh perawat profesional, paling tidak mengeliminir masalah masalah-mas -masala alah h yang yang ada sehingg sehinggaa keadaa keadaan n seorang seorang pasien pasien tidak tidak berkem berkembang bang menjadi lebih berat ( perilaku agresif / perilaku kekerasan ). B. TUJUAN 1. UMUM Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan keperawatan pada klien ien
denga ngan
hal halusina inasi
meng mengide identi ntifik fikasi asika kan n
pende ndengaran, ran,
diha iharap rapkan
akan akan
mampu
selur seluruh uh masal masalah ah yang yang terja terjadi di sehub sehubun unga gan n
deng dengan an
halusinasi. 2. KHUSUS a. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu mengkaji mengkaji klien klien dengan dengan masalah masalah utama halusinasi. halusinasi. b. Mahasiswa Mahasiswa mampu merumuskan merumuskan diagnosa diagnosa keperawatan keperawatan klien dengan dengan masalah utama halusinasi. c. Mahas Mahasisw iswaa mamp mampu u meren merenca canak nakan an tinda tindaka kan n kepe keperaw rawata atan n klie klien n deng dengan an masalah utama halusinasi. d. Mahasisw Mahasiswaa mampu mampu mengimpl mengimpleme ementas ntasikan ikan rencana rencana tindakan tindakan keperawa keperawatan tan klien dengan masalah utama halusinasi. e. Mahasisw Mahasiswaa mampu mampu mengev mengevalua aluasi si tindaka tindakan n keperaw keperawatan atan klien klien dengan dengan
masalah utama halusinasi.
II. TINJ TINJAU AUAN AN TEO TEORI RITIS TIS
2
A. KONS KONSEP EP MED MEDIS IS 1. PENGERTIAN
Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang dari luar, dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan penglihatan, penciuman, penciuman, pendengaran, pendengaran, pengecapan pengecapan dan perabaan. Interpretasi Interpretasi (tafsir) terhada terhadap p rangsang rangsangan an yang yang datang datang dari dari luar itu dapat dapat mengal mengalami ami gangg gangguan uan sehingga terjadilah salah tafsir (missinterpretation). Salah tafsir tersebut terjadi antara lain karena adanya keadaan afek yang luar biasa, seperti marah, takut, excit excited ed (terce (terceng ngang ang), ), sedi sedih h dan nafsu nafsu yang yang memu memunc ncak ak sehin sehingg ggaa terja terjadi di gangguan atau perubahan persepsi (Triwahono,2004). Perub erubah ahan an
pers perseepsi psi
adal adalah ah
keti ketida dakm kmam ampu puan an
manu manusi siaa
dala dalam m
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, perasaan, sensasi somatik dengan dengan impuls dan stimulus eksternal. eksternal. Dengan Dengan maksud bahwa manusia masih mempunyai kemampuan dalam membandingkan dan mengenal mana yang merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara fantasi dan kenyataaan. Mereka Mereka dalam dalam mengg mengguna unakan kan proses proses pikir pikir yang logis, logis, membed membedakan akan dengan dengan pengalaman pengalaman dan dapat memvalidasikan memvalidasikan serta mengevaluasiny mengevaluasinyaa secara akurat (Nasution, 2003). Perubahan persepsi sensori ditandai oleh adanya halusinasi. Halusinasi adal adalah ah gang ganggu guan an peny penyer erap apan an atau atau pers persep epsi si panc pancaa inde indera ra tanp tanpaa adan adanya ya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran kesadaran individu individu itu penuh dan baik. Maksudnya Maksudnya rangsangan rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak tidak nyata nyata,, yang yang hany hanyaa diras dirasak akan an oleh oleh klie klien n dan dan tidak tidak dapat dapat dibu dibukt ktika ikan n (Nasution, 2003). Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui melalui panca indra tanpa stimulus stimulus eksteren: eksteren: persepsi palsu (Maramis,2005). Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun
3
tida tidak k ada ada sesu sesuat atu u rang rangsa sang ng yang yang tert tertuj uju u pada pada keli kelima ma inde indera ra ters terseb ebut ut (Izzudin,2005). Dari Dari beberap beberapaa pengert pengertian ian yang yang dikemu dikemukan kan oleh oleh para ahli ahli mengen mengenai ai halusinasi di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa halusinasi adalah adalah perseps persepsii klien klien melalui melalui panca panca indera indera terhada terhadap p lingkun lingkungan gan tanpa tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.
2. JENI JENIS S HAL HALUS USIN INAS ASII Menurut Stuart (2007) halusinasi terdiri dari tujuh jenis, yaitu : a. Pendengaran
Mend Menden enga garr suara suara atau atau kebis kebisin inga gan, n, palin paling g serin sering g suara suara oran orang. g. Suara Suara berbentuk berbentuk kebisingan kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara berbicara tentang klien, bahkan bahkan sampai pada percakapan percakapan lengkap lengkap antara dua orang orang yang yang menga mengalami lami halusin halusinasi. asi. Pikiran Pikiran yang yang terdeng terdengar ar dimana dimana klien klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kart kartun un,, baya bayang ngan an yang yang rum rumit atau atau komp komple leks ks.. Baya Bayang ngan an bias bias yang yang menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster. c. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-bauan bau-bauan yang tidak menyenangka menyenangkan. n. Halusinasi Halusinasi penghidu penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses. e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
f. Cenestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan atau pembentukan urine.
4
g. Kinistetik
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
3. PENYEBAB
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah : a. Fakt Faktor or Pred Predis ispo posi sisi si 1)
Biologis Abnor Abnormal malitas itas perkemb perkembang angan an sistem sistem saraf saraf yang berhub berhubung ungan an dengan dengan resp respon on neur neurob obio iolo logi giss yang yang mala malada dapt ptif if baru baru mula mulaii dipa dipaha hami mi.. Ini Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
Penelit Penelitian ian pencitr pencitraan aan otak sudah sudah menun menunjuk jukkan kan keterlib keterlibatan atan otak otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan berlebihan dan masalah-masalah masalah-masalah pada system reseptor reseptor dopamin dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral vent ventri rike kel, l, atro atropi pi kort kortek ekss bag bagian ian depa depan n dan dan atro atropi pi otak otak keci kecill (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem)
2)
Psikologis Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat memp mempen enga garu ruhi hi gang ganggu guan an orie orienta ntasi si reali realitas tas adala adalah h peno penola laka kan n atau atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
3)
Sosial budaya Kondisi Kondisi sosial budaya mempengaruhi mempengaruhi gangguan gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
5
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adany adanyaa hubu hubung ngan an yang yang berm bermus usuh uhan an,, teka tekanan nan,, isolas isolasi, i, perasa perasaan an tidak tidak berguna, berguna, putus asa dan tidak berdaya. berdaya. Penilaian Penilaian individu individu terhadap stressor dan masalah masalah koping koping dapat dapat mengin mengindik dikasik asikan an kemung kemungkin kinan an kekamb kekambuha uhan n (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi : 1) Biolo iolog gis Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi informasi serta abnormalitas abnormalitas pada mekanisme mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan. 2) Stres Stres ling lingku kung ngan an Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku. 3) Sumb Sumber er kopi koping ng Sumber Sumber koping koping mempen mempengar garuhi uhi respon respon individ individu u dalam dalam menang menanggap gapii stessor.
Meka Mekanis nisme me kopin koping g yang yang serin sering g digu digunak nakan an klien klien deng dengan an
halusinasi adalah:
Register, menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
Proy Proyek eksi si,,
menc mencob obaa
menj menjel elas aska kan n
gang ganggu guan an
pers persep epsi si
deng dengan an
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
Menar Menarik ik diri, diri, sulit sulit memp memper ercay cayai ai orang orang lain lain dan dan asyik asyik deng dengan an stimulus internal.
Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien
4) Fakt Faktor or pemi pemicu cu gejal gejalaa
Kesehatan Gizi yang yang buruk, buruk, kurang kurang tidur, tidur, kurang kurang tidur, tidur, keletih keletihan, an, ansieta ansietass sedang sampai berat, dan gangguan proses informasi.
Lingkungan
6
Teka Tekana nan n
dala dalam m
pena penamp mpil ilan an
(keh (kehil ilan anga gan n
kema kemand ndir irii
dala dalam m
melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan yang yang selalu selalu meng mengkr kriti itik, k, masal masalah ah perum perumah ahan an,, gang ganggu guan an dalam dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, pekerjaan, keterampilan keterampilan sosial,yang sosial,yang kurang, kurang, dan kemiskin kemiskinan. an.
Sikap/Prilaku Konse Konsep p diri diri yang yang rend rendah ah,, kepu keputu tusas sasaan aan (kur (kurang ang perca percaya ya diri), diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan agresif.
4. PROSE PROSES S TERJ TERJADI ADINYA NYA HALUS HALUSINA INASI SI Halus alusin inas asii
pend penden enga gara ran n
meru merupa paka kan n
bent bentuk uk yang yang pali paling ng seri sering ng
dariganggu darigangguan an persepsi persepsi pada klien dengan dengan gangguan gangguan jiwa (schizoprenia).B (schizoprenia).Bentuk entuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara bising atau mendengung. Tetapi paling seri sering ng
beru berupa pa
kataata-k kata ata
yang ang
ters tersu usun sun
dala dalam m
bentu entuk k
kali kalima matt
yang ang
mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga
klien bersikap bersikap
mendengarka mendengarkan n
suara
halusinasi halusinasi
tersebut
dengan dengan
mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi Halusinasi pendengaran pendengaran merupakan merupakan suatu tanda mayor dari gangg gangguan uan schizop schizopren renia ia dan satu syarat syarat diagnost diagnostik ik minor minor untuk untuk metank metankolia olia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.
5. TAND TANDA A DAN DAN GEJA GEJALA LA a. Data ata Subye ubyekt ktif if
Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat
Tidak mampu memecahkan memecahkan masalah halusinasi halusinasi (misalnya:mend (misalnya:mendengar engar suara-suara atau melihat bayangan)
Mengeluh cemas dan khawati b. Data Obyektif Obyektif
7
Mudah tersinggung
Apatis dan cenderung menarik diri
Tamp Tampak ak gelis gelisah ah,, perub perubah ahan an peril perilak aku u dan dan pola pola komu komuni nikas kasii kada kadang ng berhenti berhenti bicara seolah-ola seolah-olah h mendengar mendengar sesuatu sesuatu
Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suara
Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai
Gerakan mata yang cepat
Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah
Kadang tampak ketakutan
Respon Respon-res -respon pon yang yang tidak tidak sesuai sesuai (tidak (tidak mampu mampu berespo berespon n terhadap terhadap petunjuk petunjuk yang komplek). komplek).
6. TAHA TAHAPA PAN N HALU HALUSI SINA NASI SI Tahapa Tahapan n terjadin terjadinya ya halusina halusinasi si terdiri terdiri dari 4 fase menuru menurutt Stuart Stuart dan Laraia Laraia (2001) dan setiap fase memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu: a. Fase I Klien Klien meng mengala alami mi peras perasaa aan n mend mendala alam m sepert sepertii ansiet ansietas, as, kesep kesepian ian,, rasa rasa bersalah dan takut serta mencoba mencoba untuk berfokus berfokus pada pikiran yang menyen menyenang angkan kan untuk untuk mereda meredakan kan ansietas ansietas.. Di sini klien klien terseny tersenyum um atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik sendiri. b. Fase II Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akib akibat at ansie ansietas tas sepert sepertii penin peningk gkata atan n tanda tanda-ta -tand ndaa vital vital (denyu (denyutt jantu jantung ng,, pernapasan pernapasan dan tekanan darah), asyik dengan dengan pengalaman pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita. c. Fase III Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi halusinasi tersebut. Disini klien sukar berhubungan berhubungan dengan dengan orang lain, berkeringat, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi mematuhi perintah dari orang lain dan
8
berada dalam kondisi kondisi yang sangat menegangkan menegangkan terutama terutama jika akan berhubunga berhubungan n dengan dengan orang orang lain. d. Fase IV Pengal Pengalaman aman sensori sensori menjad menjadii mengan mengancam cam jika klien klien mengik mengikuti uti perinta perintah h halusina halusinasi. si. Disini Disini terjadi terjadi perilak perilaku u kekeras kekerasan, an, agitasi, agitasi, menarik menarik diri, diri, tidak tidak mamp mampu u beres berespo pon n terha terhada dap p perin perinta tah h yang yang komp komple leks ks dan dan tidak tidak mamp mampu u berespon berespon lebih dari 1 orang. orang. Kondisi Kondisi klien sangat sangat membaha membahayakan. yakan.
7. RENTA RENTANG NG RESPON RESPON HALUS HALUSINA INASI SI Menuru Menurutt Stuart Stuart dan Laraia Laraia (2001 (2001), ), halusin halusinasi asi merupa merupakan kan salah salah satu respon respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi. Rentang respon tersebut digambarkan pada gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1: Rentang Respon Halusinasi ( Stuart & Sundeen, 2007 ) Rentang respon neurobiologi pada gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pikir ikiran an logis Ide yang berjalan secara logis dan koheren. b. Persepsi akurat akurat Proses Proses diterima diterimanya nya rangsang rangsang melalui melalui panca panca indra indra yang yang didahu didahului lui oleh oleh perhatian perhatian (attention) (attention) sehingga sehingga individu individu sadar tentang sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya. c. Emosi mosi konsis nsiste ten n Manif Manifes estas tasii peras perasaan aan yang yang konsi konsiste sten n atau atau afek afek kelu keluar ar diser disertai tai bany banyak ak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung tidak lama.
9
d. Pril Prilak aku u sesu sesuai ai Prilaku individu berupa tindakan nyata dalam penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya umum yang berlaku. e. Hubu Hubung ngan an sosia sosiall harm harmon onis is Hubungan yang dinamis menyangkut hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam bentuk kerjasama. f. Proses pikir kadang terganggu (ilusi)
Manifestasi dari persepsi impuls eksternal melalui alat panca indra yang mempro memproduk duksi si gambar gambaran an sensori sensorik k pada pada area tertentu tertentu di otak kemudi kemudian an diinterpretasi sesuai dengan kejadian yang telah dialami sebelumnya. g. Emosi berlebihan atau kurang
Manifestasi perasaan atau afek keluar berlebihan atau kurang. h. Prilaku tidak sesuai atau biasa
Prilaku Prilaku individ individu u berupa berupa tindaka tindakan n nyata nyata dalam dalam penyel penyelesai esaian an masalah masalahnya nya tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budaya umum yang berlaku. i.
Prilaku aneh atau tidak biasa Prilaku individu berupa tindakan nyata dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial atau budaya umum yang berlaku.
j.
Menarik diri Percob Percobaan aan untuk untuk mengh menghinda indari ri interaks interaksii dengan dengan orang orang lain, lain, mengh menghinda indari ri hubungan dengan orang lain.
k. Isol Isolas asii sosi sosial al Menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam berinteraksi.
Berdasarkan Berdasarkan gambar gambar diketahui diketahui bahwa halusinasi merupakan respon persepsi paling maladaptif. maladaptif. Jika klien klien sehat, persepsinya persepsinya akurat, akurat, mampu mengidentifikas mengidentifikasii dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra (pendengaran (pendengaran,, penglihatan, penglihatan, penghidu, penghidu, pengecapan, pengecapan, dan perabaan), perabaan), sedangkan sedangkan klien dengan dengan halusinasi halusinasi mempersepsikan mempersepsikan suatu stimulus panca indra walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada.
8. PENAT PENATALA ALAKSA KSANAA NAAN N HAL HALUSI USINAS NASII Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
10
a. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk Untuk mengu mengurang rangii tingkat tingkat kecema kecemasan, san, kepani kepanikan kan dan ketaku ketakutan tan pasien pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individ individual ual dan usahakan usahakan agar agar terjadi terjadi kontak kontak mata, kalau kalau bisa bisa pasien pasien di sentu sentuh h atau atau di pega pegang ng.. Pasie Pasien n janga jangan n di isola isolasi si baik baik secar secaraa fisik fisik atau atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan. Di ruangan itu hend hendak akny nyaa di sedia sediaka kan n saran saranaa yang yang dapat dapat meran merangs gsang ang perha perhatia tian n dan dan mend mendoro orong ng pasie pasien n untu untuk k berhu berhubu bung ngan an deng dengan an reali realita tas, s, misal misalny nyaa jam dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan. b. Melaksanakan program terapi dokter
Serin Sering g kali kali pasie pasien n menol menolak ak obat obat yang yang di berik berikan anseh sehub ubun unga gan n deng dengan an rangsang rangsangan an halusin halusinasi asi yang yang di teriman terimanya. ya. Pendek Pendekatan atan sebaikn sebaiknya ya secara secara persuatif tapi instruktif. instruktif. Perawat harus harus mengamati mengamati agar obat yang di berikan berikan betul di di telannya, telannya, serta reaksi reaksi obat yang di berikan. berikan. c. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masal masalah ah pasie pasien n yang yang meru merupak pakan an peny penyeb ebab ab timbu timbuln lnya ya halu halusin sinasi asi serta serta membantu membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpula Pengumpulan n data ini juga dapat melalui melalui keteran keterangan gan keluarg keluargaa pasien pasien atau orang orang lain yang yang dekat dekat dengan dengan pasien. d. Memberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain bermain atau melakukan melakukan kegiatan. kegiatan. Kegiatan Kegiatan ini dapat memb memban antu tu meng mengara arahk hkan an pasie pasien n ke kehid kehidup upan an nyat nyataa dan dan memu memupu puk k hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai. e. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan kesatuan pendapat pendapat dan kesinambungan kesinambungan dalam proses keperawatan, keperawatan, misalnya dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering sering mend menden enga garr laki-l laki-lak akii yang yang meng mengeje ejek. k. Tapi Tapi bila bila ada ada orang orang lain lain didekatnya didekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat Perawat menyarankan menyarankan agar
11
pasien jangan menyendiri menyendiri dan menyibukka menyibukkan n diri dalam permainan permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugas petugas lain agar tidak membiarkan membiarkan pasien sendirian dan saran yang diberikan tidak bertentangan.
B. KONS KONSEP EP KEPER KEPERAW AWATA ATAN N 1. PENGKAJIA JIAN a. Data Umum 1) Identit Identitas as klien klien dan penang penanggu gung ng Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status, pendidikan, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan, dan alamat alamat 2) Alasa Alasan n masuk masuk rumah rumah sak sakit it Umumn Umumnya ya klien klien halusina halusinasi si di bawa bawa ke rumah rumah sakit sakit karena karena keluarg keluargaa merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
b. Faktor predisposisi predisposisi 1) Faktor Faktor perkem perkembang bangan an terlamb terlambat at
Usia bayi bayi tidak tidak terpenu terpenuhi hi kebutu kebutuhan han makana makanan, n, minum minum dan rasa aman
Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi
Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
2) Faktor Faktor komu komunik nikasi asi dalam dalam keluarg keluargaa
Komunikasi peran ganda
Tidak ada komunikasi
Tidak ada kehangatan
Komunikasi dengan emosi berlebihan
Komunikasi tertutup
12
Orang Orang tua yang yang memban membandin dingka gkan n anak-ana anak-anakny knya, a, orang orang tua yang yang otoritas dan konflik orang tua
3) Fakt Faktor or sosia sosiall buda budaya ya Isolas Isolasii sosial sosial pada pada yang yang usia usia lanju lanjut, t, cacat, cacat, sakit sakit kron kronis, is, tuntu tuntuta tan n lingkungan yang terlalu tinggi. 4) Fakt Faktor or psi psiko kolo logi giss Mudah kecewa, kecewa, mudah mudah putus asa, kecemasan kecemasan tinggi, tinggi, menutup menutup diri, ideal diri tinggi, tinggi, harga harga diri rendah, rendah, identita identitass diri diri tidak tidak jelas, jelas, krisis krisis peran, peran, gambaran diri negatif dan koping destruktif. 5) Fakt Faktor or biol biolog ogis is Adan Adanya ya kejad kejadian ian terha terhada dap p fisik fisik,, beru berupa pa : atrofi atrofi otak otak,, pemb pembes esara aran n vertikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbik. 6) Faktor genetik
Tela Telah h diket diketahu ahuii bahw bahwaa genet genetik ik schizo schizofre frenia nia ditur diturun unka kan n mela melalu luii kromos kromoson on tertentu tertentu.. Namun Namun demikia demikian n kromos kromoson on yang yang kebera keberapa pa yang menjadi menjadi faktor faktor penentu penentu gangg gangguan uan ini sampai sampai sekaran sekarang g masih masih dalam dalam tahap penelitian. Diduga letak gen skizofrenia adalah kromoson nomor enam, dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4,8,5 dan 22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami mengalami skizofrenia, sementara sementara jika di zygote peluangnya peluangnya sebesar 15 %, seorang anak yang salah satu orang tuanya meng mengal alam amii
skizo skizofre frenia nia
berpe berpelu luang ang 15% 15%
meng mengala alami mi
skizo skizofre frenia nia,,
sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi 35 %. c. Fakt Faktor or pres presip ipit itas asii 1) Berlebihannya Berlebihannya proses proses informasi pada pada system syaraf yang yang menerima menerima dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak. 2) Meka Mekani nism smee peng pengha hata tara ran n list listri rik k di syar syaraf af terg tergan angg ggu u (mek (mekan anis isme me penerimaan penerimaan abnormal). abnormal). 3) Adanya Adanya hubung hubungan an yang yang bermusu bermusuhan han,, tekanan tekanan,, isolasi, isolasi, perasaa perasaan n tidak tidak berguna, berguna, putus putus asa dan tidak berdaya. berdaya. d. Fakt Faktor or pem pemicu icu 1) Keseha sehata tan n
13
Nutrisi dan tidur kurang, kurang, ketidaksiembangan ketidaksiembangan irama sirkardian, sirkardian, kelelahan dan infeksi, infeksi, obat-o obat-obata batan n system system syaraf syaraf pusat, pusat, kurang kurangnya nya latihan latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan. 2) Ling ingkung kungan an Lingku Lingkunga ngan n sekitar sekitar yang memusu memusuhi, hi, masalah masalah dalam dalam rumah rumah tangg tangga, a, kehilangan kebebasan hidup dalam melaksanakan pola aktivitas seharihari, hari, suka sukarr dalam dalam berhu berhubu bung ngan an deng dengan an orang orang lain, lain, isoals isoalsii socia social, l, kurang kurangnya nya dukun dukungan gan sosial, sosial, tekanan tekanan kerja kerja (kurang (kurang terampi terampill dalam dalam bekerja), bekerja), stigmasasi, stigmasasi, kemiskinan, kemiskinan, kurangnya kurangnya alat transportasi transportasi dan ketidakmamapuan mendapat pekerjaan. 3) Sikap Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa (tidak percaya diri), merasa merasa gagal gagal (kehila (kehilanga ngan n motiva motivasi si mengg menggunak unakan an keteram keterampila pilan n diri), diri), kehi kehila lang ngan an kend kendal alii
diri diri (dem (demor oral alis isas asi) i),,
mera merasa sa puny punyaa
keku kekuat atan an
berlebihan, berlebihan, merasa malang (tidak mampu memenuhi memenuhi kebutuhan kebutuhan spirit spiritua ual), l), bert bertind indak ak tidak tidak sepe seperti rti orang orang lain lain dari dari segi segi usia usia maup maupun un kebu kebuday dayaa aan, n, rend rendah ahny nyaa kema kemamp mpua uan n sosial sosialisa isasi, si, perila perilaku ku agre agresif sif,, perilaku kekerasan, kekerasan, ketidakadeku ketidakadekuatan atan pengobatan pengobatan dan ketidak adekuatan adekuatan penanganan penanganan gejala. gejala. e. Prilaku Respon perilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, rasa tidak aman, gelisah, bingung, bingung, perilaku merusak merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil mengambil keputusan, keputusan, bicara inkoheren, inkoheren, bicara sendiri, tidak membedakan yang nyata dengan yang tidak nyata. Perilaku Perilaku klien klien yang yang mengal mengalami ami halusina halusinasi si sangat sangat tergantu tergantung ng pada pada jenis jenis halusinasinya. Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda –tanda dan perilaku halusinasi halusinasi maka pengkajian pengkajian selanjutnya selanjutnya harus dilakukan dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis halusinasi saja. Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi: 1) Isi Isi hal halus usin inas asii Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang didengar, apa yang dikatak dikatakan an suara suara itu, itu, jika halusin halusinasi asi audioto audiotorik. rik. Apa bentuk bentuk bayang bayangan an yang dilihat oleh klien, jika halusinasi visual, bau apa yang tercium jika
14
halu alusin sinasi asi
peng pengh hidu idu,
rasa rasa
apa
yang
dike ikecap
jik jika
halusinas inasii
pengecapan,da pengecapan,dan n apa yang dirasakan dirasakan dipermukaan dipermukaan tubuh jika halusinasi halusinasi perabaan. perabaan. 2) Wa Wakt ktu u dan dan frek frekue uens nsii Ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien kapan pengalaman halu halusi sina nasi si munc muncul ul,, bera berapa pa kali kali seha sehari ri,, semi seming nggu gu,, atau atau sebu sebula lan n pengalaman pengalaman halusinasi halusinasi itu muncul. muncul. Informasi Informasi ini sangat penting untuk mengidentifikasi mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan menentukan bilamana bilamana klien perlu perhatian perhatian saat saat mengalami mengalami halusinasi. halusinasi. 3) Situa Situasi si penc pencetu etuss halus halusina inasi si Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum halusinasi muncul. Selain itu perawat juga bias mengobservasi apa yang dialami klien menjelang munculnya halusinasi untuk memvalidasi pernyataan klien. 4) Respo espon n Klie lien Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien bisa dikaji dengan dengan apa yang dilakukan dilakukan oleh klien saat mengalami mengalami pengalaman pengalaman halusinasi. halusinasi. Apakah Apakah klien masih bisa mengontrol mengontrol stimulus halusinasinya atau sudah tidak berdaya terhadap halusinasinya. f.
Pemerik riksaa saan Fisi isik Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang dirasakan klien.
g. Stat Statu us Mental ntal 1)
Penampilan: tidak rapi, tidak serasi dan cara berpakaian.
2)
Pembicaraan: terorganisir atau berbelit-belit.
3)
Aktivitas motorik: meningkat atau menurun.
4)
Alam perasaan: suasana hati dan emosi.
5)
Afek: Afek: sesuai sesuai atau maladaptif maladaptif seperti seperti tumpul tumpul,, datar, datar, labil labil dan ambivalen
6)
Interaksi selama wawancara: respon verbal dan nonverbal.
7)
Persepsi : ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai dengan informasi.
15
8)
Proses Proses pikir: pikir: proses proses informa informasi si yang diterima diterima tidak tidak berfung berfungsi si dengan baik dan dapat mempengaruhi proses pikir.
9)
Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian realistis.
10) Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang.
11) Memo emori
Memori jangka panjang: mengingat peristiwa setelah lebih setahun berlalu.
Memori jangka pendek: mengingat peristiwa seminggu yang lalu dan pada saat dikaji.
12) Kemampuan Kemampuan konsentrasi konsentrasi dan berhitung: berhitung: kemampuan kemampuan menyelesaikan menyelesaikan
tugas dan berhitung sederhana. 13) Kemampuan Kemampuan penilaian: penilaian: apakah apakah terdapay terdapay masalah ringan ringan sampai sampai berat 14) Daya tilik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri.
Kebutuhan persiapan pulang: yaitu pola aktifitas sehari-hari termasuk makan dan minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri, pengobatan pengobatan dan pemeliharaan pemeliharaan kesehatan kesehatan sera aktifitas dalam dan luar ruangan.
h.
Mekanis anism me ko koping 1) Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari 2) Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain. 3) Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal 4) Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien
2. MASA MASALA LAH H KEP KEPER ERAW AWAT ATAN AN Menuru Menurutt Keliat Keliat (2006 (2006)) masalah masalah keperaw keperawatan atan yang sering terjadi terjadi pada pada klien klien halusinasi adalah: a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran b. Resiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan c. Isolasi sosial : menarik diri
16
d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah e. Intoleransi aktifitas f. Defisit perawatan diri
3. POHON OHON MASAL SALAH Klien Klien yang yang mengal mengalami ami halusina halusinasi si dapat dapat kehilan kehilangan gan kontrol kontrol dirinya dirinya sehingga bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal ini ini terj terjad adii jika jika halu halusi sina nasi si suda sudah h samp sampai ai pada pada fase fase empa empat, t, dima dimana na klie klien n mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar benar-benar kehilangan kehilangan kemampuan kemampuan penilaian realitas terhadap lingkungan. lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homocide) dan merusak lingkungan. Selain masalah yang diakibatk diakibatkan an oleh halusinasi, klien biasanya juga juga mengalami masalah-masalah keperawatan yang menjadi penyebab munculnya halusinasi. Masalah itu antara lain harga diri rendah dan isolasi sosial (stuart dan laria,2001). Akibat harga diri rendah dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial , klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya lebih dominan dominan di banding bandingkan kan stimulu stimuluss ekstern eksternal. al. Klien Klien selanjut selanjutnya nya kehilan kehilangan gan kemamp kemampuan uan membed membedaka akan n stimulu stimuluss internal internal dengan dengan stimulu stimuluss ekstern eksternal. al. Ini memicu timbulnya halusinasi. Berdasa Berdasarka rkan n masalah masalah-mas -masalah alah tersebu tersebut, t, maka maka dapat dapat disusu disusun n pohon pohon masalah masalah sebagai berikut:
EFEK
:
Resi Resiko ko Menc Menced eder erai ai Diri Diri send sendir iri, i, Oran Orang g lain lain dan dan
CORE PROBLEM
: Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Auditori / Visual
ETIOLOGI
: Kerusakan Interaksi Sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
17
Gambar 2 : Pohon masalah (Keliat,1998:6)
4. DIAG DIAGNO NOSA SA KEP KEPER ERAW AWAT ATAN AN Diagno Diagnosa sa keperaw keperawatan atan adalah adalah penilaia penilaian n teknik teknik menge mengenai nai respon respon individ individu, u, keluarga, komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual maupun potensial (NANDA, 2001 dikutip oleh Keliat, 2006). Rumusan diagnosis menurut Keliat (2006) dapat berupa: Problem (masalah): nama atau label diagnosa, Etiology (penyebab): alasan yang dicurigai dari respon yang telah telah diident diidentifika ifikasi si dari dari pengk pengkajia ajian, n, Sign Sign dan sympto sympton n (tanda (tanda dan gejala): gejala): manifesitasi yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa keperawatan. Ada beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien dengan halusinasi menurut Keliat (2006) yaitu: a. Resik Resiko o menc mencede ederai rai diri diri send sendiri iri,, orang orang lain, lain, dan dan lingk lingkun unga gan n berh berhub ubun unga gan n dengan halusinasi pendengaran Perubahan persepsi persepsi sensori: halusinasi pendengaran pendengaran berhubungan berhubungan dengan dengan b. Perubahan menarik diri c. Isolasi Isolasi sosial: sosial: menarik menarik diri berhub berhubung ungan an dengan dengan harga harga diri rendah rendah d. Defisit perawatan perawatan diri diri berhubu berhubungan ngan dengan dengan intoleransi intoleransi aktifitas
5. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan tindakan keperawatan menurut Keliat (2006 ) terdiri dari tiga aspek yaitu yaitu tujua tujuan n umum umum,, tujua tujuan n khus khusus us dan dan inter interve vensi nsi kepe keperaw rawata atan. n. Renca Rencana na tindakan keperawatan pada klien halusinasi adalah sebagai berikut: a. Resik Resiko o mence mencede derai rai diri diri send sendiri iri,, orang orang lain, lain, dan lingku lingkung ngan an berhu berhubu bung ngan an dengan halusinasi pendengaran Tujuan umum
: Tidak terjadi perilaku kekerasan yang diarahkan kepada
diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Tujuan khusus
:
TUK TUK 1
: Klie Klien n dapa dapatt mem membi bina na hubu hubung ngan an sali saling ng perc percay ayaa
Tanda anda
: Ekspr Ekspres esii wajah ajah bers bersah ahab abat at,, klie klien n nampa nampak k tenan tenang g, klie lien mau
berjabat tangan, tangan, membalas membalas salam, mau duduk duduk dekat perawat. perawat. Inte ntervens vensii :
18
1.1 Bina Bina hubung hubungan an saling saling percaya percaya dengan dengan klien dengan dengan mengg menggunak unakan/ an/ komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan menerima klien apa adanya. R/ Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan klien. 1.2 Dorong Dorong klien mengungkapk mengungkapkan an perasaannya perasaannya R/ Mengetahui masalah yang dialami oleh klien. 1.3 Dengarkan Dengarkan klien dengan dengan penuh perhatian perhatian dan empati empati R/ Agar klien merasa diperhatikan.
TUK 2
: Kli Klien en dapa dapatt me mengen ngenal al halu halusi sina nasi siny nyaa
Tanda
:
Klien dapat membedakan antara nyata dan tidak nyata
Klien dapat menyebutkan situasi yang dapat menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi
Inte ntervens vensii : II.1 Adakan kontak kontak sering dan singkat singkat R/ Mengh Menghind indari ari waktu waktu kosong kosong yang yang dapat dapat menyeb menyebabk abkan an timbul timbulnya nya halusinasi. II.2 Observasi segala perilaku klien verbal dan non verbal yang berhubungan berhubungan dengan halusinasi R/ Halusinasi harus kenal terlebih dahulu agar intervensi efektif. II.3 Terima Terima halusinasi halusinasi klien klien sebaga sebagaii hal yang yang nyata nyata bagi bagi klien, klien, tapi tidak nyata bagi perawat R/ Meningkatkan realita klien dan rasa percaya klien. II.4 II.4 Disk Diskus usik ikan an deng dengan an klie klien n situ situas asii yang yang meni menimb mbul ulka kan n dan dan tida tidak k menimbulkan situasi R/ Peran Peran serta serta aktif aktif klien klien memb membant antu u dalam dalam melak melakuk ukan an inter interve vensi nsi keperawatan. II.5 Diskusikan dengan klien faktor predisposisi terjadinya halusinasi R/
Deng Dengan an
diket iketah ahui uiny nyaa
mengontrol halusinasi.
fakt faktor or
pred predis ispo posi sisi si
memb memban antu tu
dala dalam m
19
TUK 3
: Kli Klien en dapa dapatt me mengo ngontro ntroll hal halu usina sinasi si
Tanda
:
Klien Klien dapat dapat meny menyeb ebut utka kan n tindak tindakan an yang yang dapat dapat dilak dilakuk ukan an apab apabila ila halusinasinya timbul.
Klien akan dapat menyebutkan cara memutuskan halusinasi yaitu dengan melawan suara itu dengan mengatakan tidak mau mendengar, lakukan kegiatan : menyapu/mengepel, minum obat secara teratur, dan lapor pada perawat pada saat timbul halusinasi. halusinasi.
Inte ntervens vensii : 3.1 3.1 Disku Diskusik sikan an deng dengan an klie klien n tenta tentang ng tinda tindakan kan yang yang dilak dilakuk ukan an bila bila halusinasinya timbul R/
Meng Menget etah ahui ui
tind tindak akan an
yang yang
dila dilaku kuka kan n
dala dalam m
meng mengon ontr trol ol
halusinasinya. 3.2 Diskusikan Diskusikan dengan klien tentang cara memutuskan memutuskan halusinasinya halusinasinya R/ Menin Meningk gkat atkan kan peng penget etahu ahuan an klie klien n tent tentang ang cara cara memu memutu tuska skan n halusinasi. 3.3 Dorong Dorong klien menyebutkan menyebutkan kembali cara memutuskan memutuskan halusinasi R/ hasi hasill disk diskus usii seba sebaga gaii bukt buktii dari dari perh perhat atia ian n klie klien n atas atas apa apa yg dijelaskan. 3.4 Berikan Berikan reinfor reinforceme cement nt positif positif atas keberha keberhasila silan n klien klien menyeb menyebutk utkan an kembali cara memutuskan halusinasinya R/ Meningkatkan harga diri klien. TUK TUK 4
: Kli Klien en dap dapat at mem meman anfa faat atka kan n obat obat dal dalam am men mengo gont ntro roll
halusinasinya Tanda anda
: Klien lien mau minu inum obat obat deng dengan an tera teratu tur r
Inte ntervens vensii : 4.1 Diskusikan Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengontro mengontroll halusinasinya R/ Meningkatkan pengetahuan klien tentang fungsi obat yang diminum agar klien mau minum obat secara teratur. TUK TUK 5
: Kli Klien en men menda dapa patt sist sistem em pend penduk ukun ung g kel kelua uarg rgaa dala dalam m
mengontrol halusinasinya Tanda anda
: Kli Klien en mend mendap apat at sis siste tem m pen pend dukung kung kelu keluar arg ga
Inte ntervens vensii :
20
5.1 Kaji kemampuan kemampuan keluarga keluarga tentang tentang tindakan tindakan yg dilakukan dilakukan dalam dalam merawat merawat klien bila halusinasinya timbul R/ Mengetahui tindakan yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat klien. 5.2 5.2 Disku Diskusik sikan an juga juga deng dengan an kelu keluarg argaa tentan tentang g cara cara meraw merawat at klie klien n yaitu yaitu jangan biarkan klien menyendiri, menyendiri, selalu berinteraksi berinteraksi dengan dengan klien, anjurkan kepada klien untuk rajin minum minum obat, setelah pulang kontrol 1 x dalam sebulan. R/ Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien
b. Perubahan Perubahan persepsi sensori: halusinasi halusinasi pendengaran pendengaran berhubungan berhubungan dengan dengan menarik diri Tujuan umum
Klien dapat dapat berhub berhubung ungan an dengan dengan orang orang lain untuk untuk : Klien
mencegah timbulnya halusinasi. Tujuan khusus
:
TUK TUK 1
: Klie Klien n dapa dapatt memb membin inaa hubu hubung ngan an sali saling ng perc percay ayaa
Tand Tandaa
: Eksp Ekspre resi si waj wajah ah ber bersa saha haba bat, t, kli klien en nam nampa pak k tena tenang ng,, mau mau berj berjab abat at
tangan, membalas salam, mau duduk dekat perawat Inte ntervens vensii : 1.1 Bina Bina hubung hubungan an saling saling percaya percaya dengan dengan klien dengan dengan mengg menggunak unakan/ an/ komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan menerima klien apa adanya. R/ Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan klien. 1.2 Dorong Dorong klien mengungkapk mengungkapkan an perasaannya perasaannya R/ Mengetahui masalah yang dialami oleh klien. 1.3 Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati
R/ Agar klien merasa diperhatikan. TUK TUK 2
: Klie Klien n dapa dapatt meng mengen enal al pen penye yeba bab b mena menari rik k dir dirii
Tand Tandaa
: Klie Klien n dap dapat at meny menyeb ebut utka kan n peny penyeb ebab ab menar menarik ik diri diri pad padaa diri diriny nyaa
21
Inte Interv rven ensi si : 2.1 Kaji Pengetahuan Pengetahuan klien tentang perilaku perilaku menarik diri R/ Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang menarik diri. 2.2 Dorong klien untuk menyebutkan kembali penyebab menarik menarik diri R/ Membantu mengetahui penyebab menarik diri sehingga membantu dlm melaksanakan intervensi selanjutnya. 2.3B 2.3Beri erika kan n reinf reinforc orcem emen entt posit positif if atas atas keber keberhas hasila ilan n klien klien dalam dalam mengungkapkan penyebab menarik diri R/ Meningkatkan harga diri klien.
TUK TUK 3
: Klie Klien n dapa dapatt meng menget etah ahui ui manfa manfaat at berhu berhubu bung ngan an deng dengan an orang orang lain
Tand Tandaa
: Klie Klien n dap dapat at men mengu gung ngkap kapka kan n keu keuntu ntung ngan an berh berhub ubun unga gan n deng dengan an
orang lain. Inte Interv rven ensi si : 3.1Diskusikan bersama klien manfaat berhubungan dengan orang lain R/ Mening Meningkat katkan kan penget pengetahu ahuan an klien klien tentang tentang manfaat manfaat berhub berhubung ungan an dengan orang lain. 3.2Dorong 3.2Dorong klien klien untuk untuk menyeb menyebutk utkan an kembal kembalii manfaat manfaat berhub berhubung ungan an dengan orang lain R/ Meng Menget etahu ahuii tingk tingkat at pema pemaha hama man n klien klien tenta tentang ng infor informa masi si yg diberikan. 3.3Beri 3.3Beri reinf reinforc orcem emen entt posit positif if atas atas kebe keberha rhasil silan an klien klien meny menyeb ebut utka kan n kembali manfaat berhubungan dengan orang lain R/ Meningkatkan harga diri klien. TUK TUK 4
: Klien Klien dap dapat at ber berhu hubu bung ngan an den denga gan n orang orang lain lain secar secaraa berta bertahap hap
Tand Tandaa
: Klie Klien n dap dapat at men menye yebu butk tkan an cara cara berhu berhubu bung ngan an deng dengan an orang orang lain lain
secara bertahap. Inte Interv rven ensi si : 4.1Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain R/ Mencegah timbulnya halusinasi. 4.2Diskusikan dengan klien cara berhubungan dengan orang lain secara bertahap bertahap
22
R/ Meningkatkan pengetahuan klien cara yang yg dilakukan dalam berhubungan berhubungan dengan dengan orang lain. 4.3Beri reinforcement atas keberhasilan yg dilakukan R/ Meningkatkan harga diri klien. TUK TUK 5
: Klie Klien n dap dapat at meng mengun ungk gkapk apkan an perasa perasaan anny nyaa setel setelah ah berhubungan berhubungan dengan dengan orang lain
Tand Tandaa
:Kli :Klien en dapat dapat mengu mengung ngka kapk pkan an pera perasa saan anny nyaa sete setela lah h berh berhub ubu ungan ngan
dengan orang lain
Inte Interv rven ensi si : 5.1Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya berhubungan dengan orang lain R/ Untuk Untuk menget mengetahu ahuii perasaa perasaan n klien klien setelah setelah berhub berhubung ungan an dengan dengan orang lain. 5.2Diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain R/ Mengetahui pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain 5.3 Berikan reinforcement reinforcement positif atas kemampuan kemampuan klien mengungkapk mengungkapkan an perasaan manfaat berhubungan berhubungan orang lain R/ Meningkatkan harga diri klien. TUK TUK 6
: Klien Klien dap dapat at mem membe berd rday ayaka akan n sistem sistem pen pendu duku kung ng atau atau kel kelua uarga rga
Tand Tandaa
: Kelu Keluar arga ga dap dapat at menj menjel elas aska kan n cara cara mera merawa watt klien klien yan yang g mena menari rik k
diri Inte Interv rven ensi si : 6.1Bina hubungan saling percaya dengan keluarga R/ Agar terbina rasa percaya keluarga kepada perawat. 6.2Diskusikan dengan anggota keluarga perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik diri dab cara keluarga keluarga menghada menghadapi pi klien R/ Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang menarik diri dan cara merawatnya. 6.3Anj 6.3Anjur urka kan n kepa kepada da kelu keluar arga ga seca secara ra ruti rutin n dan dan berg bergan anti tian an data datang ng menjenguk klien (1 x seminggu)
23
R/ Agar klien merasa diperhatikan.
c. Isolasi Isolasi sosial: sosial: menarik menarik diri diri berhubu berhubunga ngan n dengan dengan harga harga diri rendah rendah Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain tanpa merasa
rendah diri.
Tujuan khusus
:
TUK TUK 1
: Klie Klien n dap dapat at memb membin inaa hub hubun unga gan n sali saling ng perca percaya ya
Tand Tandaa
: Eks Ekspre presi si waja wajah h ber bersah sahab abat at,, klien klien namp nampak ak tenan tenang, g, mau mau ber berjab jabat at
tangan,
membalas
salam,
mau
duduk
dekat
perawat.
Inte Interv rven ensi si : 1.1Bina hubung hubungan an saling saling percaya percaya dengan dengan klien klien denga dengan n mengg mengguna unakan kan// komun komunika ikasi si terapeu terapeutik tik yaitu yaitu sapa klien klien denga dengan n ramah, ramah, baik secara secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati menepati janji, bersikap empati dan menerima menerima klien apa adanya. R/ Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan klien. 1.2 Dorong klien mengungkapkan perasaannya
R/ Mengetahui masalah yang dialami oleh klien. 1.3Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati. R/ Agar klien merasa diperhatikan. TUK TUK 2
: Klien Klien dap dapat at meng mengide idenfi nfika kasi si kema kemamp mpua uan n dan dan sisi sisi positi positiff yang yang dimiliki.
Tand Tandaa
: Klien Klien dap dapat at meny menyeb ebut utka kan n citacita-ci cita ta dan dan harap harapan an sesu sesuai ai deng dengan an
kemampuannya. Intervensi: 2.1Diskusikan dengan klien tentang ideal dirinya : apa harapan klien bila pulang nanti dan dan apa yg menjadi menjadi cita-citanya. cita-citanya.
24
R/ Untu Untuk k meng menget etahu ahuii sampa sampaii dima dimana na realit realitas as dari dari harap harapan an klie klien. n. 2.2Bantu 2.2Bantu klien klien menge mengemba mbangk ngkan an antara antara keingin keinginan an dengan dengan kemamp kemampuan uan yang dimilikinya. R/ Membantu klien membentuk harapan yang realitas. TUK TUK 3
: Klie Klien n dap dapat at meny menyeb ebut utka kan n keb keberh erhasi asilan lan yang yang pern pernah ah dialaminya.
Tanda
:
Klien dapat mengevaluasi dirinya.
Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah terjadi pada dirinya Inte Interv rven ensi si : 3.1Diskusikan dengan klien keberhasilan yg pernah dialaminya R/ Mengingatkan klien bahwa tidak selamanya dia gagal. 3.2Diskusikan dengan klien kegagalan yang pernah terjadi pada dirinya. R/ Mengetahui sejauh mana kegagalan yg dialami oleh klien. 3.3Beri 3.3Beri reinf reinfor orce ceme ment nt posit positif if atas atas kemam kemampu puan an klie klien n meny menyeb ebut utka kan n keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialaminya R/ Meningkatkan harga diri klien. TUK TUK 4
: Kli Klien en dap dapat at mem membu buat at ren renca cana na yan yang g rea reali list stis is
Tanda
:
Klien dapat menyebutkan tujuan yang ingin dicapai
Klien dapat membuat keputusan dalam mencapai tujuan Inte Interv rven ensi si : 4.1Bantu klien merumuskan tujuan yang ingin di capai R/ Agar Agar klien klien tetap tetap realisti realistiss dengan dengan kemamp kemampuan uan yang yang dimilik dimilikiny inya. a. 4.2Motivasi klien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilih R/ Menghargai keputusan yang dipilih oleh klien. 4.3Berikan pujian atas keberhasilan yang telah dilakukan R/ Meningkatkan harga diri. TUK TUK 5
:Klie :Klien n dap dapat at mem meman anfaa faatk tkan an sist sistem em pend penduk ukun ung g kel kelua uarga rga
Tanda
:
Keluarga memberi dukungan dan ujian
Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien
25
Inte Interv rven ensi si : 5.1Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentan cara merawat klien dengan harga diri rendah. R/ Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 5.2Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat R/ Supp Suppor ortt sist sistem em kelu keluar arga ga akan akan sang sangat at berp berpen eng garuh aruh dala dalam m mempercepat penyembuhan klien.
5.3Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah R/ Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah. 5.4 Jelaskan cara pelaksanaan pelaksanaan jadwal jadwal kegiatan klien klien di rumah. R/ Untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan pengetahuan keluarga keluarga tentang perawatan klien di rumah. 5.5 Anjurkan Anjurkan memberi memberi pujian pada klien setiap setiap berhasil R/ Meningkatkan harga diri klien.
d. Defisit perawatan perawatan diri diri berhubu berhubungan ngan dengan dengan intoleransi intoleransi aktifitas Tujuan
umum
:
Klie lien
dapat apat
meni mening ngka katk tkan an
motiv otivas asii
dalam alam
mempertahankan kebersihan diri. Tujuan khusus :
TUK TUK 1
: Klien Klien dapat dapat memb membina ina hubu hubung ngan an saling saling perca percaya ya
Tand Tandaa
: Eks Ekspre presi si waja wajah h ber bersah sahab abat at,, klien klien namp nampak ak tenan tenang, g, mau mau ber berjab jabat at
tangan, membalas salam, mau duduk dekat perawat. Intervensi: 1.1Bina hubung hubungan an saling saling percaya percaya dengan dengan klien klien denga dengan n mengg mengguna unakan kan// komun komunika ikasi si terapeu terapeutik tik yaitu yaitu sapa klien klien denga dengan n ramah, ramah, baik secara secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati menepati janji, bersikap empati dan menerima menerima klien apa adanya. R/ Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi perawat dan klien. 1.2Dorong klien mengungkapkan perasaannya R/ Mengetahui masalah yang dialami oleh klien.
26
1.3 Dengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati.
R/ Agar klien merasa diperhatikan. TUK TUK 2
: Klie Klien n dap dapat at meng mengen enal al pent penting ingny nyaa per peraw awat atan an diri diri
Tanda
:
Klien dapat menyebutkan tanda kebersihan diri yaitu badan tidak bau, rambut rapi, bersih dan tidak bau, gigi bersih dan tidak bau, baju rapi tidak bau, kuku pendek.
Klien dapat menyebutkan tentang pentingnya dalam perawatan diri, memberi rasa segar, mencegah penyakit mulut dan memberikan rasa nyaman.
Klien dapat menjelaskan cara merawat diri yaitu mandi 2 x sehari, pakai sabun , gosok gigi gigi minimal 2 x sehari , cuci rambut 2- 3 x sehari dan ganti pakaian 1 x sehari.
Inte Interv rven ensi si : 2.1Diskusik 2.1Diskusikan an bersama bersama klien klien penting pentingnya nya kebersi kebersihan han diri diri dengan dengan cara menjelaskan pengertian tentang aarti bersih dan tanda-tanda bersih. R/ Meningkatkan pemahaman klien tentang kebersihan diri. 2.2Dorong klien untuk menyebutkan kembali tanda-tanda kebersihan diri. R/ Mengetahui pemahaman klien ttg kebersihan diri. 2.3 Berikan Berikan pujian pujian atas kemamp kemampuan uan klien klien menyeb menyebutk utkan an kembal kembalii tandatandatanda kebersihan diri R/ Meningkatkan harga diri klien. 2.4 Beri Beri penjela penjelasan san kepada kepada klien klien tentang tentang penting pentingnya nya dalam dalam melaku melakukan kan perawatan perawatan diri R/ Meningkatkan pemahaman klien tentang kebersihan diri. 2.5 Dorong Dorong klien untuk menyebutkan menyebutkan kembali manfaat dalam melakukan perawatan perawatan diri R/ Mengetahui pemahaman informasi yang telah diberikan. 2.6 Berikan pujian pujian atas keberhasilan keberhasilan klien menyebutkan menyebutkan kembali kembali manfaat perawatan perawatan diri R/ Meningkatkan harga diri klien. TUK TUK 3
: Klien Klien dap dapat at melak melakuk ukan an keber kebersih sihan an diri diri sec secara ara man mandi diri ri maup maupun un bantuan bantuan perawat. perawat.
27
Tand Tandaa
: Kli Klien en ber berus usah ahaa unt untuk uk meme memeli liha hara ra keb keber ersi siha han n dir dirii
Inte Interv rven ensi si : 3.1 Motivasi Motivasi dan bimbingan bimbingan klien untuk memelihara memelihara kebersihan diri R/ Agar klien melaksanakan kebersihan diri. 3.2 Anjurkan Anjurkan untuk untuk mengganti mengganti baju R/ Memberikan kesegaran. TUK TUK 4
: Klien Klien dap dapat at mem mempe perta rtahan hanka kan n kebe kebersi rsiha han n diri diri secar secaraa mand mandiri iri..
Tanda
: Kl Klien ien se selalu alu ra rapi da dan bersih sih
Inte Interv rven ensi si : 4.1 Beri Beri Reinfo Reinforcem rcement ent positif positif jika klien klien berhasil berhasil melaku melakukan kan kebersi kebersihan han diri. R/ Meningkatkan harga diri sendiri. TUK TUK 5
:Klie :Klien n men menda dapat pat duku dukung ngan an kelu keluarg argaa dalam dalam melak melakuk ukan an kebersihan diri
Tand Tandaa
: Kelua Keluarg rgaa selal selalu u mengi menging ngat at halhal-ha hall yang yang berh berhub ubun unga gan n denga dengan n
kebersihan diri. Inte Interv rven ensi si : 5.1 5.1 Jelask Jelaskan an pada pada kelu keluarg argaa tenta tentang ng peny penyeb ebab ab kura kurang ng minat minatnya nya klie klien n menjaga kebersihan diri. R/ Untu Untuk k memb member erii penje penjelas lasan an kepad kepadaa kelu keluarg argaa tenta tentang ng peny penyeb ebab ab kurangnya kebersihan pada klien. 5.2 Diskusi Diskusikan kan bersama bersama keluarg keluargaa tentang tentang tindaka tindakan n yang dilakukan dilakukan klien klien selama di RS dalam menjaga kebersihan R/ Klie Klien n dapat dapat meng menget etahu ahuii tenta tentang ng tindak tindakan an peraw perawat atan an diri diri yang yang mampu dilakukan oleh klien.
6. IMPLEM IMPLEMENT ENTASI ASI KEPER KEPERAWA AWATA TAN N Menurut Menurut Keliat (2006), implementasi implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindaka tindakan n kepera keperawata watan n denga dengan n memper memperhatik hatikan an dan mengut mengutamak amakan an masalah masalah utama utama yang yang aktual aktual dan mengan mengancam cam integrit integritas as klien klien beserta beserta lingkun lingkungan gannya nya.. Sebe Sebelu lum m melak melaksan sanaka akan n tinda tindaka kan n kepe keperaw rawata atan n yang yang suda sudah h dire direnca ncana naka kan, n, perawat perlu memvalidasi memvalidasi apakah rencana tindakan tindakan keperawatan keperawatan masih dibutu dibutuhka hkan n dan sesuai dengan dengan kondisi kondisi klien klien pada pada saat ini (here (here and now).
28
Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
7. EVALUASI Evaluasi menurut Keliat (2006) adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan tindakan keperawatan keperawatan kepada kepada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap terhadap tindakan tindakan keperawatan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dapat dibag dibagii menja menjadi di dua dua jenis jenis yaitu yaitu evalu evaluasi asi pros proses es atau atau format formatif if yang yang dilakukan tiap selesai melakukan tindakan keperawatan dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan respons klien dengan tujuan yang yang telah telah dite ditentu ntuka kan. n. Eval Evaluas uasii dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an meng menggu gunak nakan an pendekatan pendekatan SOAP SOAP dengan dengan penjelasan penjelasan sebagai berikut: berikut: S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan. Dapat
diukur diukur dengan dengan menany menanyaka akan n pertanya pertanyaan an sederhan sederhanaa terkait terkait dengan dengan tindaka tindakan n keperawatan seperti “coba bapak sebutkan kembali bagaimana cara mengontrol atau memutuskan halusinasi yang benar?”. O : Respon Respon objekt objektif if dari dari klien klien terhada terhadap p tindaka tindakan n kepera keperawata watan n yang yang telah
dibe diberik rikan. an. Dapat Dapat diuk diukur ur deng dengan an meng mengob obse serva rvasi si perila perilaku ku klien klien pada pada saat saat tindakan dilakukan. A : Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan. P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
yang terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut perawat. Rencana tindak lanjut dapat berupa: a. Rencan Rencanaa diteru diteruskan skan,, jika masalah masalah tidak tidak berub berubah ah b. Rencana Rencana dimodifikasi dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah dijalankan dijalankan tetapi hasil belum memuaskan c. Renca Rencana na diba dibatal talka kan n jika jika ditem ditemuk ukan an masal masalah ah baru baru dan dan berto bertolak lak belaka belakang ng dengan masalah yang ada serta diagnosa lama diberikan
29
Hasil yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien dengan halusinasi adalah: a. Klie Klien n mamp mampu u memu memutu tuska skan n halusi halusinas nasii deng dengan an berba berbaga gaii cara cara yang yang telah telah diajarkan b. Klien mampu mampu menge mengetahui tahui tentang tentang halusinasiny halusinasinyaa c. Meminta Meminta bantuan bantuan atau partisipa partisipasi si kelu keluarg argaa d. Mampu Mampu berhub berhubung ungan an deng dengan an orang orang lain e. Meng Menggu gunak nakan an oba obatt deng dengan an ben benar ar f. Keluarg Keluargaa mampu mampu mengid mengident entifika ifikasi si gejal gejalaa halusin halusinasi asi g. Kelu Keluarg argaa mamp mampu u meraw merawat at klien klien di rumah rumah dan dan meng mengeta etahu huii tenta tentang ng cara mengatasi halusinasi serta dapat mendukung kegiatan-kegiatan klien
30
Latihan Role Play Implementasi ASKEP pasien dengan gangguan jiwa : HALUSINASI : SP1 pasien :
Membantu Membantu pasien mengenal mengenal halusinasi, halusinasi, menjelaskan menjelaskan cara mengontrol mengontrol halusinasi, halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi. 1. Orientasi
“Selamat pagi! Saya perawat yang akan merawat anda. Saya suster SS, senang dipanggil suster S. Nama anda siapa? Senang di panggil apa?” “ Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini?” “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar, tetapi tetapi tidak tidak tampak tampak wujudn wujudnya? ya? Dimana Dimana kita duduk? duduk? Diruang Diruang tamu? tamu? Berapa Berapa lama? lama? Bagaimana kalau 30 menit?” 2. Kerja
“Apakah D mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?” “Apaka “Apakah h teru teruss mene meneru russ terde terdeng ngar ar atau atau sewa sewakt ktu-w u-wak aktu tu?? Kapa Kapan n D palin paling g sering sering mendengar suara itu? Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?” “Apa “Apa yang yang D rasak rasakan an pada pada saat saat mend menden enga garr suara suara itu? itu? Apa Apa yang yang D laku lakuka kan n saat saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?” “D, “D, ada ada empat empat cara cara untu untuk k mence mencega gah h suar suara-s a-sua uara ra itu muncu muncul. l. Perta Pertama ma,, deng dengan an mengha menghardik rdik suara suara tersebu tersebut. t. Kedua, Kedua, dengan dengan cara bercak bercakap-c ap-caka akap p dengan dengan orang orang lain. lain. Ketiga, Ketiga, melaku melakukan kan kegiatan kegiatan yang yang sudah sudah terjadw terjadwal, al, dan yang keempat keempat minum minum obat obat dengan teratur.” “Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang, pergi saya tidak mau dengar. Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu” begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coca D peragakan! Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus D sudah bisa.” 3. Terminasi
“Bagaimana perasaan D setelah memeragakan latihan tadi? Kalu suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? latihannya? (Anda masukkan kegiatan latihan menghardik menghardik halusinasi dalam
31
jadwal kegiatan kegiatan harian pasien). pasien). Bagaimana Bagaimana kalau kita bertemu bertemu lagi untuk belajar dan latiha latihan n meng mengen enda dalik likan an suarasuara-su suar araa deng dengan an cara cara yang yang ke dua? dua? Puku Pukull berap berapaa D? Bagaimana kalau dua jam lagi? Dimana tempatnya.” “Baiklah, sampai jumpa”.
SP 2 Pasien :
Melatih pasien mengontrol mengontrol halusina halusinasi si dengan dengan bercakap-c bercakap-cakap akap bersama bersama orang lain 1. Orientasi
“Selama “Selama pagi, D! Bagaimana Bagaimana perasaan perasaan D hari ini? Apakah Apakah suara-sua suara-suarany ranyaa masih masih munc muncul ul?? Apak Apakah ah suda sudah h dipa dipaka kaii cara cara yang yang telah telah kita kita latih latih?? Berku Berkuran rangk gkah ah suara suara-suaranya? Bagus! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau dimana? Disini saja?” 2. Kerja
“Cara kedua kedua untuk mencegah/mengo mencegah/mengontrol ntrol halusinasi halusinasi adalah dengan bercakap-cakap bercakap-cakap dengan dengan orang lain. Jadi kalu D mulai mendengar mendengar suara-suara, langsunga langsunga saja cari teman untu untuk k diaja diajak k ngob ngobro rol. l. Minta Minta teman teman untu untuk k ngob ngobro roll deng dengan an D. Conto Contohn hnya ya begi begini ni,, “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!” saya!” Atau kalau ada orang dirumah, misalnya kakak D, katakan,” Kak, katakan,” Kak, ayo ngobrol ngobrol dengan dengan D. D sedang dengar suara-suara.” Begitu D. Coba D lakukan seperti saya tadi lakukan. Iya, begitu. Bagus! Bagus! Coba sekali sekali lagi! Bagus! Bagus! Nah, Nah, latih terus ya D!” Disini, Disini, D dapat mengajak mengajak perawat atau atau pasien pasien lain untuk untuk bercakap bercakap-cakap. -cakap. 3. Terminasi
“Bagaimana “Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi, sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk untuk menceg mencegah ah suara-su suara-suara ara itu? Bagus, Bagus, coblah coblah kedua kedua cara ini kalau kalau D mengal mengalami ami halusinasi lagi. Bagaiman kalau kita masukkan dalam jadwal kegiaan harian D. mau jam berapa latihan bercakap-cakap? bercakap-cakap? Nah, nanti kalau secara teratur sewaktu-waktu sewaktu-waktu suara itu muncul! Besol pagi saya akan kesini lagi. Bagimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktifitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10 pagi? Mau dimana? Disini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi!”
SP 3 Pasien :
32
Melatih pasien mengontrol mengontrol halusina halusinasi si dengan dengan melaksana melaksanakan kan aktifitas terjadw terjadwal. al. 1. Orientasi
“Slamat pagi D! bagaimana perasaan D hari ini?” “Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih? Bagaimana hasilnya? Barus !” “Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiaga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal.” “Mau dimana kita bicara? Baik, kita duduk diruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.! 2. Kerja
“Apa saja yang biasa D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya? Terus jam berikutnya apa?” (terus dikaji hingga didapatkan kegiatannya sampai malam)” “ Wah banyak sekali kegiatannya! Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latihn kegiatan tersebut). Bagus sekali jika D bisa lakukan.” “Kegiatan ini dapat D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.” 3. Terminasi
“Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? suara-suara? Bagus Bagus sekali! Mari kita masukkan masukkan dalam jadwal kegiatan D. coba lakukan lakukan sesuai jadwal ya!”(perawat dapat melatih aktifitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktifitas dari pagi sampai malam). “Bagaimana kalau menjelang malan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana Bagaimana kalau jam 12? Diruang Diruang makan ya! Sapai jumpa!”
SP 4 Pasien :
Melatih pasien minum obat secara teratur. teratur. 1. Orientasi
“Selamat “Selamat siang siang D! Bagaima Bagaimana na perasaan perasaan D siang siang ini? Apakah Apakah suara-su suara-suaran aranya ya masih masih muncul? Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih? Apakan jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan? Apakah pagi tadi sudah minum obat? Baik. Hari ini
33
kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Disini saja ya D.” 2. Kerja
“D, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah suara-suara berkurang atau menghilan menghilang? g? Minum Minum obat obat sangat sangat penting penting agar suara-su suara-suara ara yang yang D dengar dengar dan meng mengga gang nggu gu selam selamaa ini tidak tidak munc muncul ul lagi. lagi. Berap Berapaa macam macam obat obat yang yang D minu minum? m?.. (perawat (perawat menyiap menyiapkan kan obat obat pasien) pasien) ini yang warna orange orange (chlorp (chlorprom romazin azine, e, CPZ) CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Obat yang warna putih (tpyhexilpendil,THP) guna gunany nyaa agar agar D mera merasa sa rile rilex x dan dan tida tidak k kaku kaku,, seda sedang ngka kan n yang yang mera merah h jamb jambu u (halope (haloperido ridol,H l,HIP) IP) berfung berfungsi si untuk untuk menenan menenangka gkan n pikiran pikiran dan mengh menghilang ilangkan kan suarasuarasuara. Semua obat ini diminum 3 kali sehari, tiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula. Kalau obat habis, D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. D juga harus harus teliti teliti saat saat minu minum m obatobat-ob obata atan n ini. ini. Pasti Pastika kan n obat obatny nyaa benar benar,, artiny artinyaa D haru haruss memastikan bahwa itu benar-benar obat punya D. jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kenasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum diminum sesudah sesudah makan da tepat jamnya. jamnya. D juga harus memperhatikan memperhatikan berapa jumlah jumlah obat obat sekali sekali minum, minum, dan D juga juga harus cukup cukup minum 10 gelas gelas per hari.” hari.” 3. Terminasi
“Bagaimana perasaan D setalah kita bercakap-cakap mengenai obat? Sudah berapa cara yang kita latih latih untuk untuk menceg mencegah ah suara-su suara-suara, ara, coba coba sebutk sebutkan! an! Bagus! Bagus! (jika (jika jawaban jawaban benar). Mari kita masukkan masukkan jadwan minum obatnya pada jadwal kegiatan kegiatan D! jangan lupa pada waktunya minum obat pada perawat atau pada keluarga kalau dirumah. Nah, makanan sudah datang!” “Besok kita ketemu ketemu lagi untuk melihat melihat manfaat 4 cara mencegah mencegah suara suara yang telah kita kita bicarakan. bicarakan. Mau pukul berapa? Bagaiman kalau pikul 10 pagi? Sampai jumpa. Selamat pagi!”
SP 1 keluarga :
34
memberikan memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, dan cara-cara merawat pasien halusinasi. 1. Orientasi
“selamat pagi Bapak/Ibu! Saya SS, perawat yang merawat anak Bapak/Ibu. Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apa pendapat pendapat Bapak Bapak tentang tentang anak anak Bapak/Ibu Bapak/Ibu?” ?” “Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa maslah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan bantuan apa yang yang Bapak Bapak dapat dapat berikan.” berikan.” “Kita mau diskusi di mana? Bagaimana Bagaimana kalau di ruang wawancara? wawancara? Berapa lama waktu Bapak?Ibu? bagaimana kalau 30 menit?” 2. Kerja
“Masalah apa yang Bapak alami dalam merawat D? Apa yang Bapak/Ibu lakukan?” “Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu disebut halusinasi, yitu mendengan atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada bendanya. Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab. Jadi, jika anak Bapak/Ibu mengatakan mende mendeng ngan anrr suara suara-su -suara ara,, sebe sebenar narny nyaa suara suara itu tidak tidak ada. ada. Kalau Kalau anak anak Bapak Bapak/Ib /Ibu u mengat mengataka akan n melihat melihat bayang bayangan-b an-baya ayanga ngan, n, sebenarn sebenarnya ya bayang bayangan an itu tidak tidak ada. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, kita kita diha diharap rapka kan n dapat dapat memb membant antun unya ya deng dengan an bebe beberap rapaa cara. cara. Terd Terdapa apatt beberapa beberapa cara untuk membantu membantu anak Bapak/Ibu Bapak/Ibu agar bisa mengendalik mengendalikan an halusinasi. halusinasi. Cara-cara tersebut adalah: pertama, dihadapan dihadapan anak Bapak/Ibu, Bapak/Ibu, jangan membantah membantah atau mend menduk ukun ung g halus halusina inasi. si. Kata Katakan kanaa saja saja bapa bapak k atau atau ibu ibu percay percayaa bahw bahwaa D mema memang ng mendengar mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar mendengar atau melihatnya. Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena kalu melamu melamun n halusina halusinasi si akan akan muncu muncull lagi. lagi. Upayak Upayakan an ada orang orang mau bercak bercakap-c ap-caka akap p dengannya. dengannya. Buat kegiatan keluarga keluarga seperti makan bersama dan ibadah bersama. Terkait dengan kegiatan, saya telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membbuat jadwal kegiatan sehari-ha sehari-hari. ri. Tolong Tolong Bapak/I Bapak/Ibu bu pantau pantau pelaksa pelaksanaa naanny nnyaa dan berikan berikan pujian pujian jika D berhasil melakukannya melakukannya!! Ketiga, Ketiga, banatu anak Bapak/Ibu Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melat melatih ih anak anak Bapak Bapak/Ib /Ibu u untu untuk k minu minum m obat obat secara secara terat teratur. ur. Jadi, Jadi, Bapa Bapak/I k/Ibu bu dapa dapatt mengingatka mengingatkan n kembali. kembali. Obatnya Obatnya ada tiga macam yang berwarna orange orange namanya namanya CPZ, guna gunany nyaa untu untuk k meng menghil hilang angka kan n suara suara-su -suara ara atau atau bayan bayanga gan. n. Yang Yang berw berwarn arnaa puti putih h namanya THP, berfungsi untuk membuat D tenang dan tidak kaku. Yang berwarna biru namanya HLP gunanya menenangkan pikiran. Semua obat ini harus D minum 3 kali
35
sehari pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Obat harus selalu diminum untuk mencegah kkekambuhan. Teakhir, jika ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi dengan cara menepuk punggung D. kemudian suruh D menghardik suara tersebut. D sudah sudah saya ajarkan ajarkan cara untuk untuk mengha menghardik rdik halusin halusinasi. asi. Sekaran Sekarang g mari mari kita latihan latihan memutus halusinasi D. sambil menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakana: D, sedang apa kamu? Kamu ingatkan apa yang diajarkan perawat jika suara-suara itu dating? Ya, usir suara itu, D! tutup telanga kamu dan katakana pada suara itu saya tidak mau dengar! Ucapkan berulang-ulang, D. sekarang coba Bapak/Ibu praktikkan cara yang baru saya ajarkan. Bagus Pak/Bu!” 3. Terminasi
“Bagaimana “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutus memutus halusinasi halusinasi D?” . “sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali empat cara merawat D!” “Bag “Bagu us seka sekali li Pak/ Pak/B Bu! Bagai agaim mana ana kalau alau dua dua hari ari lag lagi kita ita berte ertemu mu untuk ntuk mempraktikkan cara memutus halusinasi langsung di hadapan D?” “Jam berapa kita bertemu? Baik, sampai jumpa!”
SP 2 keluarga :
melatih keluarga praktik merawat pasien langsung dihadapan pasien. Memberi kesempatan pada keluarga untuk memperagakan memperagakan cara merawat merawat pasien dengan halusinasi halusinasi langsung langsung di hadapan pasien. 1. Orientasi
“Selamat pagi! Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?” “Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu yang sedang mengalami halusinasi? Bagus!” “Sesuai “Sesuai dengan dengan perjanjian perjanjian kita, kita, selama selama 30 menit menit ini kita akan akan memprak mempraktikk tikkan an cara memutu memutuss halusin halusinasi asi langsu langsung ng di hadapa hadapan n anak anak Bapak/I Bapak/Ibu. bu. Mari Mari kita datang datangii anak anak Bapak/Ibu!” 2. Kerja
“Selamat pagi D, Bapak/Ibu D sangat ingin membantu D mengendalikan suara-suara yang sering D dengar. Untuk itu, pagi ini Bapak/Ibu D dating untuk mempraktikkan cara untuk memutus suara-suara yang D dengar. D, nanti kalau sedang dengar suara-suara dan D bicara bicara atau terseny tersenyum um-sen -senyum yum sendiri, sendiri, Bapak/ Bapak/Ibu Ibu akan mengin mengingat gatkan kan ya?
36
Sekarang, coba Bapak/Ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. sebelumnya. Tepuk punggung punggung D lalu suruh D mengusir mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut. (perawat mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien). “Bagus “Bagus sekali! sekali! Bagaima Bagaimana na D? senang senang dibantu dibantu Bapak? Bapak?iby ibyu? u? nah, Bapak/ Bapak/Ibu Ibu ingin ingin melihat melihat jadwal jadwal harian harian D. (pasien (pasien memera memeragak gakan an dan perawa perawatt mendor mendorong ong orang tua memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan orang tua Dke ruang perawat dulu. (peraw (perawat at dan dan kelu keluarg argaa meni mening ngga galk lkan an pasie pasien n untu untuk k melak melakuk ukan an termi terminas nasii deng dengan an keluarga). 3. Terminasi
“Bagaima “Bagaimana na perasaan perasaan Bapak/ Bapak/Ibu Ibu setelah setelah mempra mempraktik ktikkan kan cara memutu memutuss halusin halusinasi asi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu.” “Diingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu jika anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi.” “Bagaima “Bagaimana na kalau kalau kita bertemu bertemu dua hari lagi lagi untuk untuk membica membicaraka rakan n tentang tentang jadwal jadwal kegiata kegiatan n harian harian D di rumah. rumah. Pukul berapa Bapak/Ibu Bapak/Ibu bisa dating? dating? Kita bertemu bertemu di tempat ini lagi ya?sampai jumpa!”
SP 3 keluarga :
membuat perencanaan pulang bersama keluarga 1. Orientasi
“Selam “Selamat at pagi pagi Pak/ Pak/Bu Bu,, kare karena na beso besok k D suda sudah h bole boleh h pula pulang ng maka maka sesua sesuaii janji janji kita kita sekarang kita ketemu untuk membicarakan jadwal D selama di rumah.” “Bagaimana Pak/Bu, selama Bapak/Ibu membesuk apakah sudah mempraktikkan cara merawat D?” “Nah, sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat.” “Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?” 2. Kerja
“Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di Rumah. Coba Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi
37
dan mengingatkan? Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama D di rumah sakit tolong di lanjutkan di rumah, baik jadwal aktivitas maupun minum obatnya.” “Hal-hal yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah prilaku yang ditampilkan oleh anak Ibu dan Bapak selama di rumah, misalnya kalau D terus mendengar suara-suara yang meng mengga gang nggu gu dan dan tidak tidak memp memperl erliha ihatk tkan an perba perbaika ikan, n, meno menolak lak minu minum m obat obat atau atau memperlihatkan prilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi suster B di puskesmasnya: (0651)554xxx. Selanjutnya suste B yang akan membantu memantau perkembangan D selama di rumah. 3. Terminasi
“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan?” “Coba Bapak/Ibu sebutkan cara-cara merawat D di rumah!” “Bagus! “Bagus! (jika (jika ada yang yang lupa lupa segera segera diingat diingatkan kan oleh perawat perawat). ). Ini jadwal jadwalnya nya untuk untuk dibawa pulang. Selanjutnya, silakan Ibu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan D untuk pulang.”
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2. Hawari, Dadang. (2001). Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3. Isaacs, Isaacs, Ann. Ann. (2005 (2005). ). Kepera Keperawata watan n Keseha Kesehatan tan Jiwa Jiwa dan Psikiatri. Psikiatri. Edisi Edisi 3. Jakarta Jakarta::
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 4. Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 5. Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga University
Press. 6. Townsend, Mary. C. (2000). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts Of Care.
Edisi 3. Philadelphia: F. A. Davis Company 7. Stuart dan Laraia. (2001). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St.
Louis: Mosby Year Book.