PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1
Disusun oleh : Putri Pamungkassari
P07120112071
Ratna Dewi Puspita Sari
P07120112072
Retno Tri Wuryani
P07120112073
Rifaldi Zulkarnaen
P07120112074
Riski Oktafian Oktaf ian
P07120112075
Suci Kurniawati
P07120112076
Sukma Ilahi
P07120112077
Tri Erawati Lafrana
P07120112078
Utita Agustina
P07120112079
Vinda Astri Permatasari
P07120112080
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
A. Latar Belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizophrenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori dan halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi sosialisasi dengan dengan lingkungan lingkungan disekitarnya. disekitarnya. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. B. Pengertian atau Landasan Teori 1. Definisi Halusinasi Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain,1987). Fontain,1987). Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar (Maramis,1998). (Maramis,1998). Sebagai suatu persepsi dari luar tanpa adanya sumber dari luar (Schultz.J, 1986). 2. Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. b. Halusinasi penglihatan Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya,
gambaran
geometrik,
gambar
kartun
dan
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan. c. Halusinasi penghidu Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia. d. Halusinasi peraba Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain. e. Halusinasi pengecap Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan. f.
Halusinasi sinestetik Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui
pembentukan urine.
vena
atau
arteri,
makanan
dicerna
atau
3. Tanda dan gejala Tanda dan gejala dari halusinasi diantaranya (Townsend, 1998) : a. Berbicara sendiri b. Tersenyum atau tertawa sendiri c. Disorientasi d. Pikiran cepat berubah – ubah e. Bersikap seperti mendengar f.
Konsentrasi rendah
g. Berhenti berbicara di tengah- tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu h. Kekacauan alur pikir i.
Respon tidak sesuai
4. Penyebab dari Halusinasi Salah satu penyebab dari Perubahan sensori perseptual : halusinasi yaitu isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). 5. Akibat dari Halusinasi Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori: halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan lingkungan. 6. Hubungan Schizophrenia dengan Halusinasi Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizophrenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara – suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata – kata yang tersusun dalam bentuk kalimat
yang
mempengaruhi
tingkah
laku
klien,
sehingga
klien
menghasilkan respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizophrenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik. Gangguan persepsi yang utama pada skizophrenia adalah halusinasi, sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan. Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizophrenia, suara – suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan tindakan atau perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati). C. Metode Terapi Aktifitas Kelompok Metode yang digunakan pada terapi aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode : 1. Diskusi dan tanya jawab 2. Melengkapi jadwal harian. Kegiatan
TAK
menggunakan
sistem
sesi
yang
dibagi
menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan kegiatan TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima yaitu tentang program pengobatan. 1. Tata Tertib dan Program Antisipasi a. Tata Tertib b. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK. c. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
d. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi. e. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK) berlangsung. f.
Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
g. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan. h. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai. i.
Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai,
maka
pemimpin
akan
meminta
persetujuan
anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota. 2. Program Antisipasi Ada beberapa
langkah
yanga
dapat
diambil
dalam
mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang
diambil
dalam
program
antisipasi
masalah adalah: a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya. b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan
ditegur
terlebih
dahulu
dan
bila
masih
tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan. c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan. D. Sesi – sesi Terapi Aktivitas Kelompok. 1. Sesi I : mengenal halusinasi a. Tujuan Terapi aktivitas Kelompok Tujuan : Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
b. Kriteria Anggota Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah : 1) Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori halusinasi 2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk dalam keadaan tenang. 3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative). c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada : Hari, Tanggal
: ...
Waktu
: ... WIB
Tempat
: ....
d. Nama Klien dan Ruangan Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah ... orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu : Klien peserta TAK : 1. ………… 2. ………… 3. ………… 4. ………… 5. ………… 6. ………… 7. ………… 8. ………… 9. ………… 10. …………
Klien peserta TAK cadangan : 1. ……………….. 2. ……………….. e. Media dan Alat TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat ini hanya yang ada diruangan saja seperti : 1) Spidol dan whiteboard atau papan tulis 2) Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya). 3) Beberapa contoh obat. 4) Tape recorder untuk game jika ada. f.
Metode 1)
Diskusi dan tanya jawab.
2)
Bermain peran atau simulasi.
g. Susunan pelaksana Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang telah disepakati, sebagai berikut : 1. Leader
:
2. Co. Leader
:
3. Fasilitator 1
:
4. Fasilitator 2
:
5. Fasilitator 3
:
6. Fasilitator 4
:
7. Fasilitator 5
:
8. Fasilitator 6
:
9. Fasilitator 7
:
10. Fasilitator 8
:
11. Fasilitator 9
:
12. Fasilitator 10
:
13. Observer
:
14. Observer
:
15. Observer
:
h. Uraian Tugas Pelaksana 1) Leader Tugas : a) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok. b) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi. c) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK. d) Memimpin diskusi kelompok. 2) Co. Leader Tugas : a) Membuka acara. b) Mendampingi leader c) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking. d) Menyerahkan kembali posisi kepada leader. e) Menutup acara diskusi. 3) Fasilitator Tugas : a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok. b) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif 4) Observer a) Mencatat serta mengamati respon klien ( dicatat pada format yang tersedia ) b) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan. i.
Setting Tempat Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai berikut : 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2) Ruangan nyaman dan tenang.
j.
Mekanisme Kegiatan 1) Persiapan a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi
b) Membuat kontrak dengan klien. c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. d) Orientasi 2) Salam terapeutik. a) Salam dari terapis kepada klien. b) Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis (beri papan nama) c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama) 3) Orientasi Menanyakan perasaan klien saat ini. 4) Kontrak a) Terapis
menjelaskan
tujuan
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan, yaitu mengenal suara –suara yang di dengar. b) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti keegiatan dari awal sampai akhir.
5) Tahap Kerja a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara- suara yang didengar (halusinasi ) tentang isinya, waktu terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi. b) Terapis meminta klien menceritakan isii halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard. c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik. d) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar.
6) Tahap Terminasi a) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak Lanjut Terapis meminta klien untuuk melaprkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya jika terjadi halusinasi. c) Kontrak yang akan dating Menyepakati
TAK
yang
akan
datang,
yaitu
cara
mengontrol halusinasi.
menyepakati waktu dan tempat.
k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. ASpek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adlah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut : 2) Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi ( menyuruh memukul ), waktu ( pukul 9 malam ), situasi ( sedang sendiri), perasaan (jika sedang geram ). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat. l.
Tata Tertib dan Program Antisipasi 1) Tata Tertib : a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK b) Berpakaian rapi dan bersih.
c) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK. d) Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut diganti peserta cadangan. e) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan. f)
Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
g) Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan berbicara setelah dipersilahkan. h) TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45. 2) Program Antisipasi a) Usahakan dalam keadaan terapeutik. b) Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung. c) Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada peserta. d) Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran. e) Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari peserta TAK yang lain. f)
Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok.
g) Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.
m. Lembar Evaluasi Kemampuan Pasien Sesi 1 : TAK Stimulasi persepsi : Halusinasi Kemampuan mengenal halusinasi No
Nama Klien
Menyebut isi
Menyebut
Menyebut
Menyebut
halusinasi
waktu terjadi
situasi terjadi
perasaan
halusinasi
halusinasi
saat halusinasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Petunjuk : 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktuu, situasi, dan perasaan. Beri tanda √ jika klien mampu dan beri tanda X jika klien tidak mampu.
2. Sesi II : Kemampuan menghardik halusinasi a. Tujuan terapi aktivitas kelompok 1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi. 2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi. 3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi. b. Kriteria Anggota Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :
1) Klien dengan riwayat schizophrenia dengan disertai gagguan persepsi sensori halusinasi. 2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengaklami perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang. 3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative) 4) Klien sudah mengikuti TAK Sesi I. c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada : Hari, Tanggal
: ...............
Waktu
: ............ WIB
Tempat
: ..............
d. Nama Klien dan Ruangan Klien yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan. Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien cadangan yaitu : Klien peserta TAK : 1. ………… 2. ………… 3. ………… 4. ………… 5. ………… 6. ………… 7. ………… 8. ………… 9. ………… 10. …………
Klien cadangan peserta TAK : 1. …... 2. …... e. Media dan Alat TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat hanya yang ada diruangan saja seperti : 1) Spidol dan whiteboard atau papan tulis 2) Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya) 3) Beberapa contoh obat 4) Tape recordr untuk game jika ada f.
Metode 1) Diskusi dan tanya jawab 2) Bermain peran atau simulasi
g. Susunan Pelaksana Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah disepakati. Sebagai berikut : 1. a.
Leader
: Alfatih Alan Bantara
2. b.
Co. Leader
: Ifan Eka Ferdiawan
3. c.
Fasilitator 1
: Andi Purnomo
4. d.
Fasilitator 2
: Andrean
5. e.
Fasilitator 3
: Bekti Wulan
6. f.
Fasilitator 4
: Aditya
7. g.
Fasilitator 5
: Andi Nur Sinar
8. h.
Fasilitator 6
: Choirul Putri
9. i.
Fasilitator 7
: Ardena
10. j.
Fasilitator 8
: Anggun
11. k.
Fasilitator 9
: Arnindia
12. l.
Fasilitator 10 : Joko Purnomo
13. m.
Observer
: Fandri L S
14. n.
Observer
: Hilman Fatony
15. o.
Observer
: Dwi robin
h. Uraian Tugas Pelaksana 1) Leader Tugas : a) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok. b) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi. c) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK. d) Memimpin diskusi kelompok. 2) Co. Leader Tugas ; a) Membuka acara. b) Mendampingi Leader. c) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking. d) Menyerahkan kembali posisi pada Leader. 3) Fasilitator Tugas : a) Ikut dalam kegiatan keompok b) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi. 4) Observer Tugas : a) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia) b) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan . i.
Setting Tempat Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai berikut 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2) Ruangan nyaman dan tenang.
j.
Mekanisme Kegiatan 1) Persiapan a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1. b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi a) Salam terapeutik
Salam dari Terapis kepada klien.
Klien dan terapis pakai papan nama.
b) Evaluasi atau Validasi.
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi, dan perasaan.
c) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol halusinasi (menghardik Halusinasi).
Menjelaskan aturan main, yaitu :
Jika ada klien ang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan harus dari awal sampai selesai.
d) Tahap Kerja
Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
Terapis
menjelaskan
cara
mengatasi
halusinasi
dengan
menghardik halusinasi saat halusinasi muncul.
Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu :
“Pergi,.jangan ganggu saya”, “Saya mau bercakap -cakap dengan teman saya…”.
Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardikhalusinasi dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran.
Terapis memberikan pujian dan mengajak semuaklien bertepuk tangan saat klien selesai menghardik halusinasi.
e) Tahap Terminasi. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
Rencana Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien utuk menerapkan cara yang telah dipeljari jika halusinasi muncul
Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
k. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. 2) Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan roses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal). l.
Tata Tertib dan Program Antisipasi 1) Tata Tertib : a) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK b) Berpakaian rapi dan bersih. c) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.
d) Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut diganti peserta cadangan. e) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan. f)
Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.
g) Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan berbicara setelah dipersilahkan. h) TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45. 2) Program Antisipasi a) Usahakan dalam keadaan terapeutik. b) Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan
diri
untuk
tertawa
atau
sikap
yang
menyinggung. c) Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada peserta. d) Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran. e) Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari peserta TAK yang lain. f)
Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok.
g) Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator
3) Lembar Evaluasi Kemampuan Pasien Sesi 2 : Stimulasi Persepsi : halusinasi Kemampuan menghardik halusinasi Aspek yang dinilai Menyebutkan No.
Nama
cara yang
Klien
selama ini digunakan mengatasi halusinasi
Menyebutkan Menyebutkan efektivitas cara
cara mengatasi halusinasi dengan
Memperagakan menghardik halusinasi
menghardik.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Petunjuk : 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang bisa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan memper agakannya. Beri tanda
centang(√) jika klien mampu dan tanda silang(x) jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok . Jakarta : EGC. Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta : EGC. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama