TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI BUDAYA PRIMA
HAQI FADILLAH
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN KARYA ILMIAH INI ADALAH KARYA SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
SUMBER INFORMASI
YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR LAPORAN INI.
Bogor,
Juni 2011
Haqi Fadillah J3N108158
ABSTRAK HAQI FADILLAH. Tinjauan Analisis Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Budaya Prima. Dibimbing oleh MADSARI Sistem tidak dapat dipisahkan dipisahkan dari suatu unit unit usaha organisasi. organisasi. Sistem yang dirancang dan dijalankan dengan baik begitu pula pengendalian intern yang diterapkan mencerminkan kualitas organisasi dalam mengelola usahanya. Penelitian ini mengambil objek unit usaha Koperasi Budaya Prima yang terdiri dari: penjualan non tunai, pinjaman insidentil dan pinjaman jangka panjang. Hipotesis dari dari penelitian ini bahwa Koperasi Koperasi Budaya Prima menerapkan menerapkan sistem yang sangat baik. baik. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian penelitian ini adalah studi literatur, wawancara, dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk koperasi kecil seperti Koperasi Budaya Prima sistem yang diterapkan pada pemberian pinjaman dan penjualan kebutuhan bahan pokok sudah dapat dikatakan baik. Dari sistem sistem pengendalian intern pada pada Koperasi Budaya Prima terjalin dengan baik. Dan juga ketentuan dan persyaratannya persyarat annya pun tidaklah tida klah sulit sehingga sehing ga hal ini benar-benar membantu anggota yang rata-rata adalah para pensiunan Bank Bumi Daya.
Kata Kunci: Sistem, Pengendalian Intern, Kredit
ABSTRACT HAQI FADILLAH. Analysis Observation of Credit Gift System at Koperasi Budaya Prima. Chaired by by MADSARI System can¶t can¶t be separated from an organization business business unit. System which designed and managed well and also with good internal control can reflection a quality of organization in managing managing their business. This research took object business unit¶s Koperasi Budaya Prima that consist of: non cash sales, incidental incidental loan, and long term term loan. Hypothesis of this research is Koperasi Koperasi Budaya Prima Prima apply has a very well well system. The method which used in this research are literature study, interview, and observation. According to the result of data analysis, it can be concluded that for little cooperation like Koperasi Budaya Prima system which applied to gift loan and the basic requirement sales already can be said well. From internal control system to Koperasi Budaya Budaya Prima tied well. And also about its certainty and regulation regulation are not difficult so that it can help members which most of them are pensions of Bank Bumi Daya.
Key words: System, Internal Control, Cr edit
RINGKASAN HAQI FADILLAH. Tinjauan Analisis Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Budaya Prima. Dibimbing oleh MADSARI Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para a nggotanya. nggotanya. Sistem adalah sekelompok unsur yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu unit organisasi²dalam organisasi²dalam hal ini koperasi²dapat dikatakan baik apabila memiliki sistem dan prosedur yang baik dalam menjalankan kegiatan kegiatan usahanya. Tidak hanya itu, suatu unit unit organisasi pun perlu menerapkan menerapkan suatu pengendalian. pengendalian. Hal ini dimaksudkan dimaksudkan untuk mencegah mencegah terjadinya penyimpangan yang mungkin dilakukan baik dari sisi intern maupun ekstern. Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Mengetahui ketentuan dan syaratsyarat pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi Budaya Prima kepada anggotanya; 2) Mengkaji sistem akuntansi pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi Budaya Prima kepada anggotanya yang dilihat dari: prosedur, fungsi yang terkait, catatan akuntansi, serta dokumen-dokumen yang terkait; dan 3) Mengkaji pengendalian intern yang diterapkan Koperasi Budaya Pri ma. Metode yang digunakan dalam kajian penelitian ini terdiri dari: 1) Studi Literatur, 2) Wawancara, dan 3) Observasi Lapangan. Berdasarkan pengamatan dan hasil kajian mengenai sistem pengajuan pinjaman dan penjualan non tunai yang dilakukan oleh penulis di Koperasi Budaya Prima, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan berikut ini: 1) Koperasi Budaya Prima telah memenuhi tujuan dari pembentukan koperasi sendiri, yaitu untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan para anggotanya. Koperasi Budaya Prima memberikan jasa pemberian pinjaman guna membantu para anggotanya anggotanya yang sedang sedang kesulitan finansial. Ketentuan dan persyaratannya pun tidaklah sulit sehingga hal ini benar-benar membantu anggota yang rata-rata adalah para pensiunan Bank Bumi Daya; 2) Untuk koperasi kecil seperti Koperasi Budaya Prima sistem yang diterapkan pada pemberian pinjaman dan penjualan kebutuhan bahan pokok sudah dapat dapat dikatakan dikatakan baik. Masing-masing fungsi memiliki tugas dari dari setiap prosedur unit unit usaha. Aliran dokumen ke setiap fungsi berjalan dengan baik serta pengarsipan dokumen tersebut disesuaikan dengan nama anggota masing-masing. masing-masing. Hal ini ini dapat mengurangi mengurangi terjadinya kehilangan dokumen sebagai bukti otentik timbulnya transaksi; dan 3) Sistem pengendalian intern pada pada Koperasi Budaya Budaya Prima terjalin dengan dengan baik. Untuk mengurangi mengurangi risiko kredit macet, pembayaran pinjaman dan penjualan dilakukan dengan pemindahbukuan manfaat pensiun anggota yang berada di rekening Bank Mandiri ke rekening Koperasi Budaya Prima setiap tanggal 25 bulan bersangkutan.
TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI BUDAYA PRIMA
HAQI FADILLAH
Laporan Praktik Kerja Lapangan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar A.Md. pada Program Diploma Keahlian Akuntansi
PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul
: Tinjauan Analisis Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Budaya Prima
Nama NIM
Program Keahlian
: Haqi Fadillah : J3N108158 : Akuntansi
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Madsari, SE, MM NIP : 19640225 198703 1 002
Mengetahui, Direktur Program Diploma
Koordinator Koordinator Program Pr ogram Keahlian
Prof. Dr. Ir. M. Zairin Junior, M. Sc NIP : 19590218 198601 1 001
Drs. Iman Firmansyah, M. Si NIP : 19620301 198803 1 001
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Assalammu¶alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyusun Tugas Akhir (TA) ini dengan judul ³Tinjauan Analisis Sistem Pemberian Pinjaman pada Koperasi Budaya Prima´.
Sholawat serta serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan junjungan
Baginda Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, dan terakhir kepada kita selaku pengikutnya hingga akhir zaman. Penulisan laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan Program Keahlian Akuntansi di Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) serta untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md.). Dalam menyusun TA ini banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi, namun semua itu dapat penulis lalui karena ba ntuan dari pihak-pihak yang terlibat.
Pada kesempatan kesempatan kali kali ini izinkanlah penulis untuk memberikan memberikan
penghargaan yang setinggi-setingginya kepada: 1.
Orang tua tercinta: H. Efendi Partasasmita dan Hj. Dedeh Siti Hadiah atas segala doa dan semangat yang tidak pernah berhenti mengalir untuk penulis.
2.
Madsari, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis mampu menyelesaikan TA ini tepat pada waktunya.
3.
Seluruh dosen D3 Akuntansi IPB yang tidak lelah memberi semua ilmunya kepada penulis.
4.
Drs. Entjep Sukandar, BcAN, Pak Moelyono Ardi, Pak Syarif Hidayat, Pak Sukarni, beserta seluruh pengurus Persatuan Pensiunan Bank Bumi Daya dan Koperasi Budaya Prima yang telah memberikan banyak bantuannya selama penulis melakukan PKL. Koperasi Budaya Prima.
Tidak ketinggalan ketinggalan juga semua anggota anggota
5.
Kedua kakakku: Mochammad Rizalah dan Citra Haerani yang mau membantu dalam mengedit mengedit TA ini. ini. Tidak lupa keponakan keponakan kecilku Nuzulla Wadha Maritza.
6.
Keempat sahabatku: Ahmad Fahmi Athaillah, Amelia Fitriani, Ayu Wahyuni dan Rahma Hidayati.
7.
Teman-teman PKL: Titin Setya Ning Tyas dan Eva Kipayatur Ramdaniyah atas kebersamaannya selama PKL ini. i ni.
8.
Terakhir untuk Reni Setiani Sujana, Musthafa El Kamil, dan seluruh pejuang Akuntansi 45 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. T ak ak ada gading yang tak retak .
Mungkin pepatah itulah yang
menggambarkan TA ini. Segala masukan²baik itu itu kritik maupun saran²penulis saran²penulis harapkan demi demi penyempurnaan penyempurnaan TA ini. Akhir kata semoga TA ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu¶alaikum Wassalamu¶alaikum Wr . Wb. Wb.
Bogor,
Juni 2011
Haqi Fadillah
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN
³Belajar adalah sikap menantang segala ketidakmungkinan. ketidakmungkinan. Ilmu yang tidak dikuasai akan menjelma dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seorang yang bukan penakut.´ (Andrea Hirata) ³Kita tidak mesti menjadi sempurna tapi sebisa mungkin mendekati kebenaran.´ (Pak Syarif Hidayat²Koperasi Budaya Pr ima) ³Orang yang sukses adalah orang yang mampu melawan rasa malas dengan semangat juang tinggi.´ (Haqi Fadillah)
Kupersembahkan karya ini untuk: Papah, atas kebesaran jiwanya Mamah, yang percaya bahwa saya adalah jimatnya Aa dan T eteh, eteh, atas segala pertolongan Malaikat dan keponakan kecilku
RIWAYAT HIDUP Haqi Fadillah lahir lahir di Bogor, 31 Mei 1990. 1990. Anak terakhir terakhir dari tiga bersaudara dari pasangan H. Effendi Partasasmita dan Hj. Dedeh Siti Hadiah ini menempuh pendidikan formal di SD Cimanggu Kecil (1996-2002), SLTP Al-Ghozaly Al-Ghozaly (2002-2005), MA Negeri 2 Bogor (2005-2008) dan D3 Akuntansi IPB (2008-2011). Pada tahun 2010, penulis ditahbiskan menjadi Mahasiswa Terbaik Akuntansi dalam ajang Diploma Awards 2010.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..................... .......... ........... ................... ......... ..................... ...................... ........... .................. ......... .................. ......... xiii DAFTAR GAMBAR GAMBAR ................... ........ ...................... ........... .................. ......... .................... ...................... ..................... .......... .... xiv DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN .................... ......... ..................... .......... ................... ......... ..................... ...................... ........... .......... ......... . I
II
xv
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................. ....... ....................... ............ .................. ......... .................... ...................... .................... .........
1
1.2. 1.2. Tujuan Tujuan............................. .............................................. ................................ ............................. ............................... .................
3
1.3. Lokasi dan Waktu ................... ........ ...................... ........... ................... ......... ..................... ...................... ........... ...
3
1.4. Pengumpulan Pengumpulan Data ..................... ........... .......... .................... ......... ...................... ..................... .......... ........... ......... ..
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi..................... .......... ........... ................... ......... ..................... ...................... ........... .................. ......... .................. .........
5
2.1.1. Pengertian Koperasi ..................... ........... .......... ................... ......... ..................... .................... .........
5
2.1.2. Jenis Koperasi di Indonesia..................... ........... .......... ................... ......... ................... .........
7
2.2. 2.2. Kredit Kredit ............................. ........................................... ............................... ................................ ............................. .................. ....
7
2.2.1. Pengertian Pengertian Kredit .................... ......... ..................... .......... .................... ......... ...................... .............. ...
7
2.2.2. Unsur-Unsur Unsur-Unsur Kredit ..................... ........... .......... ................... ......... ..................... .................... .........
8
2.2.3. Tujuan Kredit .................... ......... ..................... .......... ................... ......... ..................... .................... .........
8
2.2.4. Prinsip-Prinsip Prinsip-Prinsip Perkreditan ..................... ........... .......... ................... ......... ................... .........
9
2.3. Sistem S istem Akuntansi ................... ........ ...................... ........... .................. ........ .......... .................... .......... ................. .......
11
2.3.1. Pengertian Sistem dan Prosedur ..................... .......... ........... ................... ......... ............ ..
11
2.3.2. Pengertian Akuntansi .................... ......... ..................... .......... ................... ......... ................... .........
13
2.3.3. Sistem Akuntansi.................... ......... ..................... .......... .................... ......... ...................... .............. ...
13
2.4. Sistem Pengendalian Intern ..................... .......... ........... ................... ......... ..................... .................... .........
13
2.4.1. Unsur Unsur Sistem Pengendalian Intern .................. ....... ...................... .................... .........
15
2.4.2. Perlunya Perlunya Sistem Pengendalian Intern bagi Koperasi............ ......... ...
17
III KERAGAAN KOPERASI BUDAYA PRIMA
3.1. Sejarah Singkat Koperasi Budaya Prima .................... ......... ..................... .......... ........... ......... ..
18
3.1.1. 3.1.1. Anggota Anggota Koperasi Budaya Prima ................... ........ ...................... ........... .......... ......... .
19
x
IV
3.1.2. 3.1.2. Modal Koperasi Budaya Prima ..................... ........... .......... .................... ......... ............. ..
19
3.2. Struktur Organisasi.................. ....... ...................... ..................... .......... .................... ......... ...................... .............. ...
20
3.3. Kegiatan Koperasi Budaya Prima ................... ........ ...................... ........... ................... ......... ............ ..
24
TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA
.KOPERASI BUDAYA PRIMA 4.1. Ketentuan Mengenai Pemberian Kredit ..................... .......... ........... ................... ......... ............ ..
27
4.1.1. 4.1.1. Jenis-Jenis Jenis-Jenis Kredit Koperasi Budaya Prima ..................... ........... .......... .....
27
4.1.2. 4.1.2. Maksimum Plafon Kredit .................... ......... ..................... .......... .................... ......... ............. ..
28
4.1.3. 4.1.3. Biaya Provisi ..................... .......... ........... .................. ......... .................... ...................... .................... .........
29
4.1.4. 4.1.4. Agunan ................... ........ ...................... ........... .................. ......... .................... ...................... .................... .........
29
4.1.5. 4.1.5. Persyaratan Pengajuan Kredit ................... ........ ...................... ........... ............... ......... ......
30
4.1.6. 4.1.6. Ketentuan Mengenai Angsuran dan Bunga Kredit ............... ....... ........
31
4.2. Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit ..................... ........... .......... .................... ......... ............. ..
34
4.2.1. 4.2.1. Fungsi yang Terkait ..................... ........... .......... ................... ......... ..................... .................... .........
34
4.2.2. 4.2.2. Dokumen yang digunakan.............. ..................... ........... .......... ................ ......... .......
36
4.2.3. 4.2.3. Catatan Akuntansi................... ........ ...................... ........... ................... ......... ..................... .............. ...
39
4.2.4. Jaringan Prosedur Prosedu r yang Membentuk Membent uk Sistem Sist em Akuntansi «««««..Kred «««««.. Kredit it ............................. .............................................. ................................ ............................. .................... ......
40
4.2.5. 4.2.5. Bagan Alir Sistem Akuntansi Kredit .................... ......... ..................... .......... .....
45
4.3. Sistem Pengendalian Intern ..................... ........... .......... ................... ......... ..................... .................... .........
54
4.3.1. 4.3.1. Struktur Organisasi .................. ....... ...................... ..................... .......... .................... ......... ............. ..
54
4.3.2. 4.3.2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan .................. ....... .................... .........
54
4.3.3. 4.3.3. Praktik yang Sehat ............ .................. ......... .................... ...................... ..................... ..........
55
4.3.4. 4.3.4. Karyawan yang Mutunya Sesuai Tanggung Jawabnya ........
56
4.4. Analisis ..................... ........... .......... .................... ......... ...................... ..................... .......... ................... ......... ................... .........
56
4.4.1. 4.4.1. Sistem Akuntansi Kredit .................... ......... ..................... .......... .................... ......... .............. ...
56
4.4.2. 4.4.2. Sistem Pengendalian Intern ..................... ........... .......... ................... ......... ................... .........
57
4.4.3. 4.4.3. Keragaan Koperasi Budaya Prima .................. ....... ...................... ..................... ..........
57
4.4.4. 4.4.4. Umur Umur Anggota ................... ........ ...................... ........... .................. ......... .................... .................... .........
57
4.4.5. 4.4.5. Kebijakan Koperasi Budaya Prima .................. ....... ...................... .................... .........
58
xi
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................. ....... ...................... ..................... .......... .................... ......... ...................... ..................... .......... ....
59
5.2. 5.2. Saran............................. ........................................... ............................... ................................ ............................. ................... .....
60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1
Tabel 1. Daftar Angsuran Angsuran Pinjaman Jangka Panjang............ ................... ......... ............ ..
33
2
Tabel 2. Analisa Kredit .................... ......... ..................... .......... .................... ......... ...................... ..................... .......... .....
44
xiii
DAFTAR GAMBAR
1
Prosedur Prosedur Pengajuan Kredit ..................... .......... ........... .................. ......... .................... ...................... ..................... ..........
12
2
Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern ..................... .......... ........... ................... ......... ................. .......
14
3
Unsur Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern ..................... ........... .......... ................... ......... ................... .........
15
4
Lambang Koperasi Budaya Prima ..................... .......... ........... ................... ......... ..................... .................... .........
18
5
Struktur Organisasi Koperasi Budaya Prima................... Prima........ ...................... ........... ............... ......... ......
21
6
Simbol-Simbol Simbol-Simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen .............. ........... ...
45
7
Bagan Alir Penjualan Non Tunai ..................... ........... .......... .................... ......... ...................... ..................... ..........
46
8
Bagan Alir Penjualan Non Tunai (Lanjutan) ..................... ........... .......... .................... ......... .............. ...
47
9
Bagan Alir Pinjaman Insidentil .................... ......... ..................... .......... .................... ......... ...................... .............. ...
48
10 Bagan Alir Pinjaman Insidentil (Lanjutan) ..................... .......... ........... ................... ......... ................. .......
49
11 Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang ..................... ........... .......... .................... ......... ...................... .............. ...
50
12 Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan 1) .................... ......... ..................... .......... .....
51
13 Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan 2) .................... ......... ..................... .......... .....
52
14 Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan 3) .................... ......... ..................... .......... .....
53
15 Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan 4) .................... ......... ..................... .......... .....
54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1
Nota Penjualan..................... ........... .......... .................... ......... ...................... ..................... .......... ................... ......... ................... .........
63
2
Formulir Pengajuan Pinjaman Insidentil.................... ......... ..................... .......... .................... ......... ............. ..
64
3
Surat Permohonan Pinjaman Jangka Panjang ..................... ........... .......... .................... ......... .............. ...
65
4
Formulir Permohonan Kredit .................. ....... ....................... ............ .................. ......... .................... .................... .........
66
5
Surat Persetujuan Suami/Istri/Ahli Waris ............ .................. ......... .................... .................... .........
67
6
Surat Pengajuan Pengajuan Permohonan Pinjaman Kepada Puskoppen................... ........ .............. ...
68
7
Laporan Laporan Pemeriksaan Badan ................... ........ ...................... ........... ................... ......... ..................... .................... .........
69
8
Surat Persetujuan Pinjaman dari Puskoppen .................... ......... ..................... .......... ................ ......... .......
74
9
Perjanjian Kredit antara KBP dan Puskoppen ..................... ........... .......... .................... ......... .............. ...
75
10 Perjanjian Kredit antara KBP dan Anggota Anggota ..................... .......... ........... ................... ......... ................. .......
79
11 Surat Pencairan Dana .................. ....... ....................... ............ .................. ......... .................... ...................... ..................... ..........
83
12 Tanda Tanda Bukti Pencairan ..................... ........... .......... .................... ......... ...................... ..................... .......... ................ ......... .......
84
13 S tanding tanding Order ......................................................................................... Order ......................................................................................... 85
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak dilahirkan, manusia telah menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup dan akan berusaha untuk mempertahankan mempertaha nkan kelangsungan kelangsu ngan hidupnya.
Untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia manusia harus harus selalu selalu berusaha. berusaha.
Hal ini disebabkan karena tidak
sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia. manusia. Manusia tidak pernah merasa merasa puas dengan apa yang mereka mereka peroleh dan dengan apa yang telah mereka capai. Jika
semula
untuk
mempertahankan
hidupnya
seseorang
bekerja
menghasilkan menghasilkan suatu barang untuk digunakan sendiri atau untuk keluarganya, maka dalam perkembangannya, usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya dan untuk mencapai keinginannya itu bukan lagi sebagai individu, tetapi sebagai anggota dari suatu kelompok dalam masyarakat, di mana mereka harus bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya. Berbagai cara telah digunakan manusia untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang yang mereka hadapi. Sebagaimana telah dijelaskan, dijelaskan, bahwa jika semula dalam pemecahan kebutuhan hidupnya, manusia melakukannya secara i ndividual, maka dalam perkembangannya cara pemecahan masalah tentang pemenuhan kebutuhan hidupnya itu manusia berusaha melakukannya secara bersama-sama dan dalam perkembangannya lebih lanjut, cara-cara yang digunakan oleh masyarakat untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi itu berbeda-beda, seirama dengan berkembangnya zaman. Salah satu cara yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan permasalahan permasal ahan ekonomi ialah dengan mendirikan mendiri kan koperasi. Koperasi Koperas i merupakan kumpulan orang dan bukan bukan kumpulan kumpulan modal. modal.
Koperasi harus betul-betul
mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. kebendaan. Kerja sama dalam koperasi koperasi didasarkan pada pada rasa persamaan persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. anggota nya. Koperasi merupakan wadah wadah demokrasi ekonomi
2
dan sosial.
Koperasi adalah milik bersama bersa ma para anggota, pengurus maupun
pengelola. Usaha tersebut tersebut diatur sesuai sesuai dengan keinginan keinginan para para anggota melalui melalui musyawarah rapat anggota. Dalam menjalankan kegiatan usaha koperasi, koperasi dapat melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam sebagai salah satu ataupun satu-satunya kegiatan usaha yang dilakukannya. dilakukannya. Kegiatan usaha simpan pinjam ini ini dilakukan dengan dengan menghimpun dana dari anggota koperasi, kemudian menyalurkan kembali dana yang dihimpun tersebut kepada anggota koperasi bersangkutan atau menghimpun dana dari koperasi lain dan/ atau anggotanya, kemudian menyalurkannya kembali kepada koperasi koperasi lainnya lainnya tersebut tersebut dan/ atau anggotanya. anggotanya.
Pengertian anggota anggota
koperasi di sini adalah termasuk juga calon anggota yang memenuhi syarat. Sedangkan yang menyangkut koperasi lain dan/ atau anggotanya, ketentuan yang berlaku dilandasi oleh perjanjian kerja sama yang dilakukan oleh antar koperasi bersangkutan. bersangkutan. Artinya antar koperasi koperasi dapat melakukan melakukan kerja sama usaha usaha dalam usaha simpan pinjam, dengan jalan menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dari dan untuk mereka dan/ atau anggotanya. Namun demikian, sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang undang-undang yang mengatur tentang Perbankan, usaha simpan pinjam ini diatur secara khusus dalam undang-undang tersebut. Koperasi Budaya Prima Bogor yang menjadi tempat Praktek Kerja Lapang (PKL) penulis merupakan koperasi yang terbentuk dari perkumpulan pensiunan Bank Bumi Daya. Selain Sela in usaha usaha menyediakan menyediaka n kebutuhan kebutu han bahan pokok (sembako) (sembak o) untuk para anggotanya²baik penjualan dilakukan secara tunai maupun non tunai; kegiatan utamanya ialah menyalurkan kredit berupa uang (modal) yang dibutuhkan untuk para anggotanya. Untuk mengetahui ketentuan apa saja yang ditetapkan dalam permohonan kredit pada Koperasi Budaya Prima, bagaimana sistem pemberian kredit serta sistem pengendalian intern yang ada di dalamnya, maka penulis mengkaji masalah ini secara mendalam sebagai bahasan dalam Tugas Akhir (TA) penulis yang berjudul
³
TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA
KOPERASI BUDAYA PRIMA.´
3
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir (TA) adalah untuk mengkaji sistem pemberian kredit oleh Koperasi Budaya Prima yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Mengetahui ketentuan dan syarat-syarat pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi Budaya Prima kepada anggotanya;
2.
Mengkaji sistem akuntansi pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi Budaya Prima kepada anggotanya yang dilihat dari: prosedur, fungsi yang terkait, catatan akuntansi, a kuntansi, dan dokumen-dokumen dokumen-dokumen yang t erkait; dan
3.
Mengkaji pengendalian intern yang diterapkan Koperasi Budaya Prima.
1.3. Lokasi dan Waktu
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Koperasi Budaya Prima Kota Bogor yang terletak di bilangan Jalan Kapten Muslihat No. 17, Bogor. Waktu pelaksanaan PKL berlangsung selama dua bulan dari tanggal 8 Maret hingga 29 April 2011.
1.4. Pengumpulan Data
1.
Studi Literatur. Teknik studi literatur dilakukan dengan kegiatan pengumpulan data berupa dokumen, dokumen, catatan akuntansi, akuntansi, arsip, keterangan keterangan dan informasi. informasi. Selain itu mengumpulkan teori-teori dari buku-buku ilmiah, perundang-undangan dan bahan-bahan tertulis lainnya yang r elevan dengan penelitian.
2.
Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang terdiri dari: a.
Wawancara Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung kepada narasumber yang berkompeten dengan menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur yang
4
disiapkan disiapka n oleh penulis. Dengan Denga n metode wawancara wawanca ra diharapkan diharapka n dapat diperoleh keterangan-keterangan yang dibutuhkan. dibutuhkan.
b.
Observasi Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis segala kegiatan yang dilakukan di tempat praktik lapang. Penulis mengamati dan mencatat kegiatan yang terjadi di koperasi serta melibatkan diri dalam aktivitas koperasi di mana praktik kerja dilaksanakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi 2.1.1. Pengertian Koperasi
Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin yaitu C um um yang berarti ³dengan´ dan Aperari yang berarti ³bekerja´. ³beker ja´. Dari dua kata ini, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Co dan Operatio Operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah Coo peratieve Vereneging yang Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kata CoOperati CoOperatio on kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai Kooperasi yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah Koperasi, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Nindo Pramono 1986 : 9 di dalam buku Sutyanta R 2000 : 2). Di dalam Undang-Undang Koperasi Nomor 12 Tahun 1967 pada Pasal 3 dinyatakan bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Bagian Kesatu, dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
6
Landasan Koperasi di Indonesia terdiri dari: 1.
Landasan Idiil/Idiologi/Dasar adalah Pancasila.
2.
Landasan
Struktural
UUD
45
Pasal
33
Ayat
1
yang
berbunyi,
³Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.´ 3.
Landasan Operasional adalah GBHN tentang arah pembangunan koperasi.
4.
Landasan Mental adalah setia kawan dan kesadaran pribadi.
Koperasi Indonesia mempunyai ciri-ciri seperti berikut: 1.
Koperasi ialah suatu badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomis. Oleh karena itu, koperasi koperasi diberi peluang pula untuk bergerak di segala sektor perekonomian, di mana saja, dengan mempertimbangkan kelayakan usaha.
2.
Tujuannya harus berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, untuk meningkatkan usaha dan dan kesejahteraannya. kesejahteraannya. Oleh karena karena itu, pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien, sehingga mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat sebesar-besarnya pada anggota.
3.
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela tidak boleh dipaksakan oleh siapapun dan bersifat terbuka, yang berarti tidak ada pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun juga.
4.
Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Karena pada dasarnya anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
5.
Pembagian pendapatan atau Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi ditentukan berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi dan balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota adalah terbatas. Artinya, tidak melebihi suku bunga yang berlaku di di pasar dan dan tidak semata-mata didasarkan atas besarnya modal yang diberikan.
6.
Koperasi berprinsip mandiri. mandiri.
Ini mengandung arti art i bahwa koperasi dapat
berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, memiliki kebebasan yang
bertanggung
jawab,
memiliki
otonomi,
swadaya,
berani
7
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri dan kemampuan mengelola diri sendiri.
2.1.2. Jenis Koperasi di Indonesia
Dalam ketentuan Pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa jenis koperasi
didasarkan
pada
kesamaan
kegiatan
dan
kepentingan
ekonomi
anggotanya. anggotanya. Sedangkan dalam penjelasan penjelasan pasal tersebut, tersebut, mengenai jenis koperasi koperasi ini diuraikan antara lain: Koperasi Simpan Pinja m, Koperasi Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi Koperasi Pemasaran, dan Koperasi Jasa. Jasa. Untuk koperasi-koperasi koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional, seperti pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan dan sebagainya, bukanlah merupakan suatu jenis koperasi tersendiri.
2.2. Kredit 2.2.1. Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, redere, yang berarti kepercayaan. Sementara itu, menurut Munir Fuady (2008 : 111) yang dimaksud dengan perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur (bank, koperasi, perusahaan atau perorangan) dan pihak debitur (peminjam), yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, di mana sebagai imbalan jasanya, kepada pihak kreditur (pemberi pinjaman) diberikan hak untuk memberikan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung. Sedangkan menurut Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank (atau dalam hal ini koperasi) dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
8
2.2.2. Unsur-Unsur Kredit
1.
Kepercayaan Keyakinan pihak koperasi selaku pemberi kredit terhadap prestasi yang diberikan kepada anggota untuk melunasi cicilan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
2.
Jangka Waktu Adanya jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai pemberian kredit oleh pihak koperasi dan pelunasan kredit oleh pihak anggota.
3.
Prestasi Prestasi boleh dikatakan sebagai objek berupa bunga ata u imbalan yang telah disepakati koperasi dan anggota.
4.
Risiko Untuk menghindari risiko buruk dalam perjanjian kredit, diadakan pengikatan agunan atau jaminan yang dibebankan pada pihak anggota atau peminjam.
2.2.3. Tujuan Kredit
Berikut ini merupakan beberapa tujuan kredit: a.
Koperasi selaku pemberi kredit mendapatkan keuntungan berupa bunga, biaya administrasi, imbalan, provisi, dan biaya-biaya lain yang dibebankan pada nasabah debitur atau peminjam.
b.
Usaha nasabah nasabah debitur debitur atau anggota akan meningkat. meningkat. Dengan pemberian kredit
investasi
maupun kredit kr edit modal, pemi njam
diharapkan diharapka n dapat
meningkatkan usahanya. c.
Banyaknya
kredit
pelaksanaan
yang
disalurkan
pembangunan pembangunan
di
koperasi
mampu
sektor ekonomi.
pemberian kredit dapat membantu tugas pemerintah.
meningkatkan
Dengan
demikian,
9
2.2.4. Prinsip-Prinsip Perkreditan
Di dalam pertimbangan pemberian kredit di lingkungan koperasi dapat ditinjau dari prinsip-prinsip berikut ini: 1.
Prinsip Kepercayaan Karena kredit berarti kepercayaan, maka hal pemberian kredit²maupun pembiayaan²haruslah ada kepercayaan dari kreditur bahwa dana tersebut akan bermanfaat bagi debitur dan kepercayaan dari kreditur bahwa debitur dapat mengembalikan dana te t ersebut.
2.
Prinsip Kehati-hatian Agar kredit atau pembiayaan tidak menjadi macet, maka dalam memberikan kredit dan pembiayaan haruslah cukup kehati-hatian dari pihak kreditur dengan menganalisis dan mempertimbangkan semua faktor yang relevan. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap suatu pemberian kredit.
3.
Prinsip Sinkronisasi Prinsip Sinkronisasi (mat ( mat ching ) merupakan prinsip yang mengharuskan adanya sinkronisasi antara pinjaman/pembiayaan dan asset /income dari debitur. Misalnya, jangan jangan diberikan kredit/pembiayaan kredit/pembiayaan jangka pendek untuk untuk keperluan investasi jangka panjang. pa njang.
4.
Prinsip Kesamaan Valuta Dalam hal ini yang dimaksud adalah sedapat-dapatnya adanya kesamaan antara jenis valuta untuk kredit/pembiayaan dan penggunaan dana tersebut, sehingga risiko fluktuasi mata uang dapat dihindari.
5.
Prinsip Perbandingan antara Pinjaman dan Modal Dalam hal ini yang dimaksud adalah perbandingan antara pinjaman dan modal dalam rasio wajar.
10
6.
Prinsip Perbandingan antara Pinjaman dan Aset Dalam hal ini yang dimaksud adalah perbandingan antara pinjaman dan aset dalam rasio wajar.
Selain prinsip-prinsip tersebut ada lagi prinsip yang sangat umum diketahui, diketa hui, yaitu Prinsip 5C: 1.
C hara haracter (Kepribadian) ter (Kepribadian) Karakter berarti bahwa para peminjam adalah orang-orang yang dapat memegang teguh setiap perkataan mereka.
Mereka harus memiliki
kejujuran dan dapat dapat dipercaya. Pun mereka akan melakukan melakukan segala sesuatu untuk membayar kembali pinjaman mereka baik hutang pokoknya maupun bunganya.
2.
C apa apacity (Kemampuan) Kapasitas digunakan untuk mengukur keuangan dan sejarah seseorang secara menyeluruh. menyeluruh. Penilaian terhadap terhadap kapasitas kapasitas ini dimaksudkan dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana hasil usaha (kemampuan) yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi pinjamannya tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara pihak koperasi dan pihak peminjam.
3.
C apital (Modal) apital (Modal) Modal yang dimiliki oleh pengusaha di dalam perusahaannya sangatlah penting.
Untuk pertimbangan pertimbangan tersebut, tersebut, para pejabat pejabat koperasi koperasi akan lebih lebih
berkeyakinan untuk meminjamkan uangnya kepada orang-orang yang mempunyai kekuatan keuangan yang cukup kuat dibandingkan dengan mereka yang banyak berutang. Bila keuangan yang dimiliki mereka cukup baik,
akan
memberikan
gambaran
kelangsungan
usahanya
untuk
berkelanjutan dan juga dapat menjaga dalam menghadapi masalah keuangan.
11
4.
Conditi Conditio on of E E conomy (Kondisi Ekonomi) Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang memengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat dalam kurun waktu tertentu kemungkinan akan dapat memengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan (anggota) yang memperoleh pinjaman.
5.
Collateral Collateral (Agunan) (Agunan) Agunan atau jaminan kebendaan merupakan salah satu pengamanan untuk pengembalian pinjaman bilamana pinjaman tersebut bermasalah dan macet. Oleh karena itu, peminjam uang diminta untuk memberikan agunan atau jaminan kebendaan atau melengkapinya dengan perlindungan tambahan sebagai garansi garansi untuk koperasi. koperasi. Jika peminjam mengalami mengalami kesulitan dalam membayar kembali pinjamannya, maka jaminan tersebut akan dijual dan uang yang diperoleh dari hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjamannya.
2.3. Sistem Akuntansi 2.3.1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari bagian atau komponen baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu (Tim Dosen SIA 2009 : 11). Menurut Mulyadi (2001 : 31), sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan diciptakan untuk menangani sesuatu sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Setiap sistem terdiri dari subsistem. Subsistem menjalankan peran yang yang lebih terspesialisasi terspesialisasi jika dibandingkan dibandingkan dengan peran peran sistemnya. sistemnya. Pada saat suatu suatu sistem menjadi pembahasan maka subsistem tersebut menjadi sistem dan di dalam sistem ini terdapat subsistem yang lebih kecil, sedangkan sistem yang sebelumnya dimana subsistem yang kini menjadi sistem berada disebut sebagai supersistem.
12
Sistem terdiri dari dari jaringan prosedur. prosedur. Prosedur adalah adalah suatu urutan urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2001 : 5). Permohonan Calon Debitur
Penelitian data oleh Bagian Kredit
Dipertimbangkan untuk Dilanj utkan
Kelengkapan
Wawancara
DITOLAK
Informas i
Data
Pinjaman Setempat ke Lokasi A nggota
Analisa Kredit
DISETUJUI
Surat Persetu juan Kredit
Perjanjian Kredit
Pengikatan Agunan/Jaminan
Gambar 1: Prosedur Pengajuan Kredit Sumber: Entjep Sukandar, S ukandar, M odul Bank dan Lembaga Keuangan
13
2.3.2. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya (Sofyan Syafri Harahap 2003 : 4 di dalam Abdul Hafiz Tanjung 2008 : 29).
2.3.3. Sistem Akuntansi
Setelah diuraikan pengertian sistem dan akuntansi secara umum, pengertian dari sistem akuntansi sendiri adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi 2001 : 3).
2.4. Sistem Pengendalian Pengendali an Intern
Di dalam sistem perlu adanya adanya sistem pengendalian intern.
Sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. manajemen. Definisi sistem pengendalian intern intern tersebut menekankan menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.
Dengan demikian, pengertian pengertian pengendalian pengendalian intern tersebut di atas
berlaku baik dalam perusahaan/organisasi yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, ataupun dengan komputer. Tujuan dari sistem pengendalian intern adalah:
14
Menjaga kekayaan organi sasi
Tu juan
Pengendali an Intern Akuntansi Mengecek ket elitian dan
keandalan dat a akuntansi Tu juan Pokok Sistem
Pengendali an Int ern Mendorong ef isi ensi Tu juan
Pengendalian Intern Ak untansi Mendorong di penuhinya
kebi jakan manajemen
Gambar 2: Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern Sumber: Mulyadi, S istem istem Akuntans A kuntansii
1.
Menjaga kekayaan perusahaan: a.
Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan; dan
b.
Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.
2.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi: a.
Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan; dan
b.
Pencatatan transaksi yang terjadi dala m catatan akuntansi.
3.
Mendorong efisiensi; dan
4.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
15
2.4.1. Unsur Sistem Pengendalian Internal
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
Organisasi yang memisahkan tanggung jawab ng jawab dan wewenang secara tegas
Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan Unsur Pokok Sistem
Pengendalian Intern Prakti k yang Sehat
Karyawan yang mutu nya sesuai dengan tanggung jawabnya ng jawabnya
Gambar 3: Unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern Sumber: Mulyadi, S istem istem Akuntans A kuntansii
1.
Struktur Organisasi Struktur Organisasi merupakan rerangka ( f ( f ramewo ramework ) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: a.
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
Fungsi operasi operasi adalah adalah fungsi fungsi yang yang memiliki wewenang
untuk melaksanakan suatu kegiatan. b.
Setiap fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap transaksi.
16
2.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Oleh karena karena itu, dalam dalam organisasi organisasi harus harus dibuat dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3.
Praktik yang Sehat Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. pelaksanaannya.
Adapun cara-cara yang umumnya umumnya ditempuh oleh
perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah: a.
Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b.
Pemeriksaan mendadak ( surprised audit ).
Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. c.
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
d.
Perputaran jabatan ( j ob r otatio tation). Perputaran jabatan yang diadakan secara
rutin
akan
dapat
menjaga
indepedensi
pejabat
dalam
melaksanakan tugasnya. e.
Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f.
Secara
periodik
diadakan
pencocokan
fisik
kekayaan
dengan
catatannya.
4.
Karyawan yang Mutunya Sesuai Tanggung Ta nggung Jawabnya Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
17
2.4.2. Perlunya Sistem Pengendalian Intern bagi Koperasi
Sebagai organisasi di bidang ekonomi dan sosial, koperasi sangat rawan terhadap risiko kerugian. kerugian. Kerawanan tersebut tersebut dapat bersumber dari dari unsur intern maupun ekstern. 1.
Unsur-unsur Unsur-unsur intern. a.
Adanya sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri, dan sekongkol;
b.
Organisasi melibatkan banyak orang yang mempunyai karakter yang berbeda, otoriter, demokratis, independen, dan sebagainya;
c.
Harta kekayaan koperasi relatif besar nilainya sehingga perlu diamankan; dan
d.
Kegiatan usaha koperasi semakin kompleks sehingga perlu diatur prosedur, pelaksanaan, pelaksanaan, dan otoritasnya secara baik.
2.
Unsur-unsur ekstern a.
Adanya pihak-pihak atau oknum yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau faktor-faktor lain; dan
b.
Adanya kecenderungan dari oknum anggota koperasi yang ingin mendahulukan mendahulukan kepentingannya kepentingannya antara a ntara lain dengan cara: (1) Memanfaatkan celah-celah aturan yang lemah; (2) Memanfaatkan kelemahan kepemimpinan koperasi; dan (3) Memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi.
BAB III KERAGAAN KOPERASI BUDAYA PRIMA
3.1. Sejarah Singkat Koperasi Budaya Prima
Pada awal mulanya pada tahun 1995 dibentuk suatu perkumpulan para pensiunan Bank Bumi Daya di Kota Bogor yang dinamakan Persatuan Pensiunan Bank Bumi Bumi Daya (PP BBD).
Perkumpulan yang yang pada pada awal pendiriannya
beranggotakan 20 orang tersebut bertujuan untuk mengikat tali silaturahim antar sesama para para pensiunan pensiunan Bank Bumi Bumi Daya.
Sejalan dengan dengan perjalanan waktu, waktu,
timbul gagasan dari para anggota untuk mendirikan koperasi yang bertujuan guna mensejahterakan para para pensiunan Bank Bank Bumi Daya Daya Bogor. Bogor. PP BBD menunjuk menunjuk anggotanya untuk menjadi pengurus dalam hal pembentukan koperasi yang dilakukan di kantor notaris dengan Akta Pendirian No. 416/BH/KWK10/VIII/1997.
Kemudian setelah itu mengajukan mengajukan segala administrasi ke
Deperindakop (Departemen Perindustrian dan Koperasi) yang beralamat di Jalan Dadali No. 4 Bogor Bogor untuk perizinan perizinan operasional koperasi. koperasi. Tepat pada tanggal 20 Agustus 1997, koperasi yang kemudian diberi nama Koperasi Persatuan Pensiunan Bank Bumi Daya Budaya Prima (yang selanjutnya disebut Koperasi Budaya Prima) tersebut resmi dibentuk dengan anggota awal sebanyak 50 orang. Koperasi Budaya Prima menggunakan lambang berupa gambar berbingkai yang di dalamnya terdapat lambang Persatuan Pensiunan Bank Bumi Daya (huruf PP) yang dihiasi setangkai padi bewarna kuning dan kapas bewarna putih; serta di atasnya terdapat bintang bewarna kuning emas dengan warna dasar biru muda.
Gambar 4: Lambang Koperasi Budaya Prima Sumber: Koperasi Budaya Prima Pada tahun 2008, Koperasi Budaya Prima menorehkan prestasi yang sangat membanggakan, yaitu ditahbiskan menjadi koperasi berprestasi se-Kota Bogor.
19
3.1.1. Anggota Koperasi Budaya Prima
Keanggotaan Koperasi Budaya Prima terdiri dari: a.
Anggota Biasa: Pensiunan eks Bank Bumi Daya yang berdomisili di Kotamadaya dan Kabupaten Bogor.
b.
Anggota Luar Biasa: Pegawai eks Bank Bumi Daya Cabang Bogor atau yang pernah bekerja pada Bank Bumi Daya dan para pegawai Bank Bumi Daya yang mengambil uang pensiunan secara langsung (tidak termasuk dalam daftar pensiunan Bank Bumi Daya).
3.1.2. Modal Koperasi Budaya Prima
Modal Koperasi Budaya Prima berasal dari: 1.
Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan pada saat masuk menjadi anggota oleh setiap anggota kepada koperasi, yang besarnya untuk untuk masing-masing anggota adalah sama. sama. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali oleh anggota, selama yang bersangkutan masih menjadi anggota anggota koperasi. koperasi. Simpanan pokok yang dibayarkan dibayarkan oleh setiap anggota baru adalah sebesar Rp 200.000. Mengenai cara penyerahan/penyetoran simpanan pokok dari anggota kepada koperasi ini, dapat diatur di dalam setiap Anggaran Dasar ini, yaitu dilakukan dengan dengan cara diangsur. Hak anggota anggota akan timbul setelah setelah yang bersangkutan bersangkutan memenuhi memenuhi minimal minimal 25% dari kewajibannya sebagai anggota.
2.
Simpanan Wajib Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang yang nilainya setiap setiap anggota tidaklah harus harus sama. sama.
Dengan
demikian anggota yang lebih mampu dari segi keuangan, dapat memberikan lebih kepada koperasi dibanding anggota lainnya, sebagai simpanan wajibnya. Simpanan wajib ini tidak dapat dapat diambil kembali oleh oleh anggota, selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi tersebut.
20
Adapun simpanan wajib yang dibayarkan oleh anggota yang dibayarkan setiap bulan adalah sebesar Rp 20.000.
3.
Simpanan Sukarela Di Koperasi Budaya Prima juga terdapat simpanan sukarela. Simpanan sukarela adalah simpanan yang besarnya tidak ditentukan, tetapi bergantung kepada kemampuan anggota.
Simpanan sukarela dapat
disetorkan dan diambil setiap saat.
4.
Dana Cadangan Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian kerugian koperasi jika diperlukan. diperlukan. Sehubungan dengan dengan itu, dana cadangan koperasi ini tidak boleh dibagikan kepada anggota, meskipun terjadi terja di pembubaran koperasi. Penyelesai
Pembubaran,
Karena pada masa pembubaran pembubara n ini, oleh
dana
cadangan
tersebut
dipakai
untuk
menyelesaikan hutang-hutang koperasi, kerugian-kerugian koperasi, biaya biaya penyelesaian dan lain sebagainya. Adapun dana cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha²setelah dikurangi dengan pajak²sesuai anggaran dasar koperasi adalah sebesar 25%.
Selanjutnya sebesar sebesar 75% SHU didistibusikan untuk: 1) Anggota: Anggota:
50%; 2) Pengurus: 7%; 3) Pengawas: 4%; 4) Pendidikan: 4%; 5) Kesejahteraan Pegawai: 5%; 6) Pemerintahan Daerah: 2,5%; dan 7) Sosial: 2,5%.
3.2. Struktur Organisasi Organis asi
Sebagai suatu badan usaha yang berstatus badan hukum ( rechts persoo persoon n), maka keberadaan koperasi diakui seperti manusia atau subjek hukum yang memiliki kecakapan bertindak, memiliki wewenang untuk mempunyai dan mencari harta kekayaan, serta dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum. Sebagai suatu subjek hukum, koperasi merupakan subjek hukum abstrak yang keberadaannya berdasar atas bentukan/rekayasa dari manusia, untuk
21
memenuhi kebutuhan itu sendiri sendiri dibidang dibidang ekonomi. ekonomi.
Oleh karena karena koperasi koperasi
merupakan subjek hukum abstrak, maka untuk melaksanakan/menjalankan kegiatan usahanya atau untuk mengelola jalannya koperasi, perlu kehadiran subjek hukum manusia. manusia.
Mereka itu itu disebut disebut sebagai sebagai perangkat perangkat organisasi organisasi
koperasi. Adapun perangkat organisasi Koperasi Budi Daya Budaya Prima beserta job descriptio ripti on-nya dapat digambarkan sebagai berikut:
Rapat
Anggota
Pengawas
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Pegawai
Gambar 5: Struktur Organisasi Koperasi Budaya Prima Sumber: Koperasi Budaya Prima
1.
Rapat Anggota Rapat Anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi dan merupakan perwujudan kehendak dari para anggota koperasi untuk membicarakan segala sesuatu menyangkut kehidupan serta pelaksanaan koperasi. Koperasi Budi Budi Daya Prima melakukan Rapat Anggota Anggota tiga tahun sekali saat akan terja dinya pergantian kepengurusan lama dengan yang baru. Adapun Rapat Anggota mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: a.
Menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi;
b.
Menetapkan kebijakan umum koperasi;
22
c.
Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengurus;
d.
Menetapkan dan mengesahkan rencana kerja ataupun rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi; Koperasi;
e.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan pengurus dalam bidang organisasi ataupun bidang usaha;
f.
Mengesahkan laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Badan Pemeriksa; dan
g.
2.
Menyelenggarakan Rapat Anggota.
Pengawas Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas bertanggung jawab kepada kepada rapat rapat anggota. anggota.
Persyaratan untuk
dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditentukan dalam Anggaran Dasar. Dalam hal koperasi yang mengangkat pengelola pengawas dapat diadakan secara tetap atau pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan rapat anggota. anggota. Hal ini tidak tidak mengurangi arti pengawas pengawas sebagai sebagai perangkat organisasi dan memberikan kesempatan kepada koperasi untuk memilih pegawas secara tetap atau pada waktu diperlukan sesuai dengan keperluannya. Pengawas yang yang diadakan pada waktu waktu diperlukan tersebut melakukan pengawasan sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh Rapat Anggota. 1)
Pengawas bertugas: a.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi; dan
b.
2)
Membuat laporan tertulis tentang hasil pen gawasannya. gawasannya.
Pengawas berwenang: a.
Meneliti catatan yang ada pada koperasi; dan
b.
Mendapatkan segala keterangan yang diperoleh.
23
3)
Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga.
3.
Ketua mempunyai tugas: a.
Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi pelaksanaan tugas anggota pengurus;
b.
Memimpin Rapat Anggota/Rapat Anggota Tahunan;
c.
Atas nama pengurus memberikan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Anggota/Rapat Anggota Tahunan;
d.
Memimpin rapat pengurus p engurus;;
e.
Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan koperasi dengan memerhatikan
usul/saran/pertimbangan
dari
anggota
pengurus
lainnya; f.
Mengesahkan surat masuk dan keluar bersama Sekretaris untuk kegiatan dalam bidang ideal koperasi, tata usaha, personalia, dan sebagainya;
g.
Mengesahkan surat masuk dan keluar bersama bendahara untuk kegiatan bidang keuangan;
h.
Mengatur tata kerja pengurus dan anggota;
i.
Mengadakan lobi dengan koperasi-koperasi perusahaan lain untuk memperoleh tambahan pendapatan; dan
j.
4.
Mencari peluang-peluang untuk menambah kes ejahteraan koperasi.
Sekretaris a.
Menyelenggarakan dan memelihara buku organisasi dan semua arsip;
b.
Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan khusus serta ketentuan lain;
c.
Merencanakan kegiatan operasional bidang ideal meliputi program pendidikan, penyuluhan, dan sebagainya;
d.
Mengesahkan semua surat dan buku yang menyangkut bidang kesejahteraan bersama Ketua;
e.
Mengajukan pinjaman ke PUSKOPPEN;
24
f.
Melakukan analisis kelayakan pinjaman anggota;
g.
Bertanggung jawab dalam bidang administrasi organisasi kepada ketua; dan
h.
Mengadakan hubungan dengan bendahara dalam bidang yang berkaitan.
5.
Bendahara a.
Merencanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi;
b.
Mencari dana baik dari anggota yang berupa simpanan;
c.
Memelihara harta kekayaan koperasi;
d.
Mengatur pengeluaran uang (biaya) agar tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan;
e.
Mempersiapkan data dan informasi bidangnya dalam rangka menyusun laporan organisasi baik untuk rapat anggota tahunan maupun untuk pihak yang diperlukan;
f.
Melakukan pemeriksaan secara langsung jumlah uang kas dan jumlah persediaan barang dan disesuaikan dengan catatan;
g.
Mengambil langkah pengamanan tertentu untuk mencegah kerugian koperasi; dan
h.
Membuat
pertanggungjawaban
keuangan
koperasi
(data-data
diperoleh dari pegawai).
6.
Karyawan a.
Menerbitkan neraca harian (keluar masuk barang); dan
b.
Mencatat semua kegiatan keuangan koperasi.
3.3. Kegiatan Koperasi Budaya Prima
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang terdiri dari
sekurang-kurangnya
20
orang
yang
telah
memenuhi
syarat-syarat
keanggotaan sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. Koperasi simpan pinjam merupakan badan usaha yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang diikat oleh satu ikatan pemersatu, bersepakat untuk menyimpan
25
dan menabungkan uang mereka pada badan usaha tersebut, sehingga tercipta modal bersama untuk dipinjamkan kepada sesama selaku anggota koperasi untuk tujuan produktif dan kesejahteraan (Bunyamin 2009). Sementara, pengertian koperasi simpan pinjam menurut Sutantya Rahardja Kusumah (2000 : 65) adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orangorang yang mempunyai kepentingan langsung dalam soal-soal perkreditan atau simpan pinjam. Pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota kepada koperasi dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib dan tabungan. Sedangkan pinjaman adalah penyediaan uang kepada anggota berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam, yang mewajibkan kepada peminjam melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan yang dapat berbentuk bunga atau bagi hasil. Pada dasarnya koperasi simpan pinjam menjalankan fungsi yang hampir sama dengan bank, yaitu sebagai badan usaha yang melakukan penggalian atau mobilisasi dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada warga masyarakat yang membutuhkan. Yang membedakannya adalah bahwa koperasi dimiliki secara bersama oleh anggotanya dengan hak dan kedudukan yang sama dan hanya memberikan pelayanan pelayanan kredit kepada anggotanya. anggotanya. Sedangkan bank dimiliki oleh sejumlah orang atau badan sebagai pemegang saham, memobilisasi dana dari masyarakat luas untuk menyimpan uang di bank tersebut, namun hanya menyalurkan dana yang terhimpun kepada warga masyarakat yang mampu memenuhi persyaratan teknis bank. Koperasi Budaya Prima termasuk koperasi primer yang kegiatannya terdiri dari simpan pinjam dan penyediaan kebutuhan pokok untuk para anggotanya. Untuk kegiatan simpan pinjam, Koperasi Budaya Prima menyediakan dua jenis pinjaman, yaitu pinjaman insidentil dan dan pinjaman jangka panjang.
Yang
dimaksud pinjaman insidentil adalah pinjaman jangka pendek (hanya + 12 bulan) untuk memenuhi memenuhi kebutuhan mendesak. mendesak. Plafon untuk pinjaman insidentil hanya hanya Rp 2.000.000 dengan bunga 1,5%/bulan. 1,5%/b ulan.
Sementara Sementar a plafon untuk pinjaman pinja man
jangka panjang sebesar Rp 10.000.000 dengan bunga 9% p 9% p..a..
Namun untuk
pinjaman jangka panjang mesti diajukan terlebih dahulu ke Puskoppen²selaku
26
penyandang dana pinjaman jangka panjang²untuk pemberian dana setelah syarat-syaratnya syarat-syaratnya terpenuhi. Ketentuan pemberian pemberian pinjaman di atas atas hanya berlaku kepada anggota koperasi.
Untuk anggota luar biasa Koperasi Koperas i Budaya Prima Pri ma
memiliki ketentuannya tersendiri yang akan dijelaskan pada BAB IV. Untuk penambahan modal, Koperasi Budaya Prima juga melakukan penjualan bahan-bahan bahan-bahan pokok. Penjualan bahan pokok tersebut tersebut terdiri dari: teh, gula, kecap, sikat dan dan pasta gigi, sabun mandi, mie instan, minyak goreng serta susu manis. manis. Selain itu, koperasi menerima menerima barang konsinyasi konsinyasi dari para anggota. anggota. Barang konsinyasi yang berasal dari anggota berupa obat-obatan tradisional bahkan sampai sampai ke helm. Penjualan barang-barang barang-barang tersebut tersebut tidak hanya hanya dijual untuk anggota namun masyarakat umum pun dapat membelinya. Sebelumnya pada tahun 2006 Koperasi Budaya Prima juga menyediakan jasa cleaning servi ce untuk Bank Mandiri Cabang Bogor yang terletak di bilangan Jalan Ir. H. Djuanda dan Jalan Kapten Muslihat dengan jumlah pegawai sebanyak enam orang orang ditambah satu pengawas. Namun tahun 2008, jasa cleaning servi ce dialihkan ke Plaza Bumi Daya.
BAB IV TINJAUAN ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI BUDAYA PRIMA
Koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa pr ofesi serta jasa lainnya. Koperasi Persatuan Pensiunan Bank Bumi Daya Budaya Prima (atau yang selanjutnya disebut Koperasi Budaya Prima) merupakan koperasi yang beranggotakan beranggot akan para pensiunan pensiunan Bank Bumi Daya. Selain penyediaan penyediaa n bahan pokok, kegiatan utama dari Koperasi Budaya Prima adalah pemberian pinjaman kepada para anggotanya a nggotanya.. Pada hakikatnya Koperasi Budaya Prima menyediakan dua jenis kredit yang terdiri dari: 1) Kredit barang, yaitu berupa penjualan non tunai; dan 2) Kredit uang (modal), yaitu yaitu pinjaman insidentil insidentil dan pinjaman pinjaman jangka jangka panjang. Untuk lebih jelasnya akan dideskripsikan sebagai berikut.
4.1. Ketentuan Mengenai Pemberian Pemberi an Kredit 4.1.1. Jenis-Jenis Kredit Koperasi Budaya Prima
1.
Kredit Barang Selain
penjualan
secara
tunai
Koperasi
Budaya
Prima
juga
menyediakan penjualan penjualan secara secara non tunai. Penjualan²baik Penjualan²baik tunai maupun maupun non tunai²tidak hanya untuk para anggota, selain anggota pun dapat membeli kebutuhan bahan pokok di koperasi ini. Salah satu satu contoh non anggota (rekanan) yang selalu membeli bahan pokok di Koperasi Budaya Prima adalah Bank Mandiri Cabang Bogor yang berada di Jalan Ir. H. Djuanda dan di Jalan Kapten Muslihat.
28
2.
Kredit Uang (Modal)
a.
Pinjaman Insidentil Yang dimaksud pinjaman insidentil adalah pinjaman khusus jangka pendek (periode + 12 bulan) untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dari para anggota. Untuk pinjaman insidentil, insidentil, pemberian pinjaman pinjaman kepada anggota bisa diberikan secara langsung (tunai) atau ditransfer ke rekening anggota bersangkutan. bersangkutan.
b.
Pinjaman Jangka Panjang Adalah pinjaman yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari satu tahun (maksimum (maksimum lima tahun). tahun). Jangka waktu pemberian pemberian pinjaman jangka jangka panjang bisa selama 24, 36, 48, dan 60 bulan (= lima tahun) tergantung kebutuhan anggota itu itu sendiri.
Khusus untuk pinjaman pinjaman jangka jangka panjang, panjang,
koperasi Budaya Prima mengajukan kembali pinjaman anggota kepada Puskoppen BBD (Pusat Koperasi Pensiunanan Bank Bumi Daya) selaku penyandang dana pinjaman jangka panjang.
Berbeda dengan penjualan non tunai, pemberian pinjaman²baik pinjaman insidentil maupun pinjaman jangka panjang²hanya dapat diberikan khusus kepada anggota yang masih menerima manfaat pensiun dari Dana Pensiun I Mandiri atau yang disebut disebut juga dengan Anggota Anggota Biasa. Hal ini merupakan merupakan salah satu bentuk pengendalian internal yang ada di Koperasi Budaya Prima.
4.1.2. Maksimum Plafon Kredit
Yang dimaksud dengan plafon kredit adalah berapa besar maksimum kredit yang dapat dapat diberikan kepada kepada setiap anggota koperasi. Besarnya plafon setiap kredit adalah sebagai berikut: a.
Penjualan Non Tunai Tidak ada maksimum plafon untuk penjualan non tunai.
29
b.
Pinjaman Insidentil Maksimum pinjaman yang diberikan adalah Rp 2.000.000 yang bersifat plafon menurun. menurun. Namun bisa bisa juga melebihi melebihi sesuai keadaan keadaan anggota anggota yang bersangkutan dan juga sesuai ketentuan kebijakan pengurus koperasi.
c.
Pinjaman Jangka Panjang Maksimum pinjaman yang diberikan adalah Rp 10.000.000 yang bersifat plafon menurun.
Namun, apabila ada anggota mengajukan pinjaman²baik pinjaman insidentil maupun pinjaman jangka panjang²sesuai maksimal plafon belum tentu diberikan diberika n sesuai dengan dengan yang diajukan.
Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan sebelum diberikan atau disetujui dana p injaman tersebut.
4.1.3. Biaya Provisi
Biaya provisi adalah biaya yang diberikan kepada peminjam (anggota) pada saat pencairan pencair an pinjaman. pinja man.
Koperasi Budaya Budaya Prima tidak membeba membebankan nkan biaya
provisi atas pinjaman yang diberikan diberikan sehingga sehingga 0%.
Namun untuk pinjaman
jangka panjang ada biaya materai dan biaya lain-lain sebesar Rp 125.000.
4.1.4. Agunan
Agunan adalah jaminan berupa hak dan kekuasaan yang diserahkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan apabila peminjam tidak dapat melunasi utang-utangnya atau melakukan wanprestasi. Agunan untuk semua jenis pinjaman adalah SK Pensiun anggota²yang di mana anggota anggot a tersebut masih menerima manfaat pensiun tiap bulan. Dokumendokumen SK Pensiun anggota yang asli disimpan save l ocket ket pada Bank CIMB cabang Ir. H. H. Djuanda Bogor.
Sedangkan kopian kopian SK Pensiunan diserahkan
kepada Puskoppen pada setiap mengajukan permohonan pinjaman jangka panjang.
30
4.1.5. Persyaratan Pengajuan Kredit
Sebenarnya tidak ada persyaratan khusus dalam pengajuan semua jenis kredit yang ada di Koperasi Budaya Prima, asalkan terdaftar menjadi anggota. Sebagai pengendalian, pada pinjaman insidentil diberikan ketentuan persyaratan maksimum, maksimum, yaitu 30% x manfaat gaji pensiun x 12 bulan. bulan. Sebagai ilustrasi, Tuan A telah meminjam uang kepada Koperasi Budaya Prima sebesar Rp 2.000.000 pada tanggal 2 Januari Januari 2011.
Selang dua bulan bulan kemudian, kemudian, Tuan A kembali
meminjam kepada kepada koperasi sebesar Rp 1.500.000. 1.500.000. Pihak koperasi²dalam hal hal ini bendahara²kemudian menghitung masa manfaat gaji pensiun Tuan A, yaitu 30% x Rp 2.000.000 2.000.000 x 12 bulan bulan = Rp 7.200.000. Tuan A masih memiliki memiliki kelonggaran tarik sebesar Rp 5.200.000 (Rp 7.200.000 ± Rp 2.000.000) dan masih bisa diberikan pinjaman insidentil. insidentil. Jadi, apabila apabila ada anggota yang yang telah meminjam meminjam pinjaman insidentil dan bermaksud untuk meminjam kembali maka harus melihat ketentuan prasyaratan tersebut. Sementara
untuk
pinjaman
jangka
panjang,
terdapat
persyaratan
permohonan pinjaman anggota koperasi kepada pihak Puskoppen, yaitu: 1.
Menjadi anggota Persatuan Pensiunan BBD setempat;
2.
Menjadi anggota Koperasi Budaya Prima minimal sudah membayar lunas simpanan pokok dan wajib untuk pengajuan pinjaman sebesar Rp 10.000.000;
3.
Saldo pinjaman lama masih terdapat sisa 30% ata u telah melunasi pinjaman;
4.
Mengajukan surat permohonan pinjaman kepada Koperasi Budaya Prima;
5.
Mengisi formulir permohonan pinjaman; pinja man;
6.
Menyerahkan asli kutipan SK Pensiun dari PT Bank Bumi Daya atau dari PT Bank Mandiri.
7.
Melampirkan surat persetujuan suami/istri/ahli waris;
8.
Menyerahkan foto copy KTP dan pas foto suami/istri/ahli waris; dan
9.
Apabila
permohonan
pinjaman
telah
ditandatangani
anggota
harus
membawa SK P ensiunan asli beserta kopiannya untuk dijaminkan.
Syarat untuk penjualan non tunai hanya diberikan kepada Anggota Luar Biasa, yakni pembayarannya melalui pemindahbukuan pada rekening Bank
31
Mandiri dengan jaminan jaminan Anggota Luar Biasa tersebut memiliki memiliki saldo. Alternatif apabila Anggota Luar Biasa tidak memiliki rekening pada Bank Mandiri, yaitu dengan transfer langsung ke rekening Koperasi Budaya Prima setiap bulannya.
4.1.6. Ketentuan Mengenai Angsuran dan Bunga Pinjaman
Untuk pinjaman jangka pendek dan insidentil ditetapkan suku bunga yang berbeda.
Bunga untuk untuk pinjaman insidentil insidentil lebih besar dari dari pinjaman jangka
panjang, yakni sebesar 1,5%/bulan. 1,5%/bulan.
Sementara itu, itu, untuk pinjaman jangka jangka
panjang ditetapkan sebesar 9% p. p.a. atau atau sama sama dengan dengan 0,75%/bulan. 0,75%/bulan.
Namun,
bunga 9% p 9% p..a. tersebut dirinci dengan ketentuan 3% p. p.a. untuk Puskoppen dan 6% p 6% p..a. untuk Koperasi Budaya Prima. Pada pinjaman insidentil dan jangka panjang, Koperasi Budaya Prima menggunakan menggunakan anuitas biasa.
Yang dimaksud dengan dengan anuitas adalah adalah suatu
rangkaian pembayaran/penerimaan sejumlah uang, umumnya sama besar, dengan periode waktu waktu yang sama sama untuk setiap pembayaran. pembayaran. Persamaan yang dipakai dalam anuitas biasa ada dua, yaitu untuk nilai sekarang ( present ( present value) value) dan untuk nilai akan datang ( f ( f uture value). value).
Persamaan Persamaa n untuk nilai akan datang dapat
digunakan untuk mencari nilai akhir suatu tabungan atau nilai tabungan pada saat tertentu, lamanya waktu yang diperlukan untuk bisa mencapai jumlah tabungan tertentu dan besarnya tabungan yang harus dilakukan setiap periode untuk bisa memperoleh jumlah tertentu. Sedangkan persamaan untuk nilai sekarang dapat digunakan untuk menghitung besarnya cicilan per bulan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), cicilan utang sewa guna usaha (leasing ( leasing ), ), tingkat bunga efektif dari suatu pinjaman, lamanya periode waktu yang diperlukan, nilai sekarang dari rangkaian pembayaran di kemudian hari dan saldo pinjaman pada saat tertentu²termasuk dalam hal ini pembayaran kredit jangka panjang pada Koperasi Budaya Prima. Rumus untuk perhitungan persamaan anuitas nilai sekarang.
32
Keterangan: V = nilai di awal periode atau nilai sekarang ( present ( present value) value ) P V i
= tingkat bunga per periode
n
= jumlah periode
A
= anuitas atau pembayaran per periode
dalam persamaan ini disebut faktor anuitas nilai sekarang dan dinotasikan dengan
.
Contoh kasus: Koperasi Budaya Prima memberikan pinjaman K.U.K kepada anggotanya, yaitu Nyonya A dengan plafon sebesar Rp 10.000.000, jangka waktu 36 bulan dan tingkat bunga bunga sebesar sebesar 9%. 9%.
Hitung besarnya besarnya angsuran angsuran pokok dan angsuran
bunga²untuk Koperasi Budaya Prima serta Puskoppen²yang harus dibayar Tuan A setiap bulan! Jawab: P V V = Rp 10.000.000
n
= 36 bulan
i
= 9%/12 = 0,75% = 0,0075
A
= Rp 317.997
33
Tabel 1. Daftar Angsuran Pinjaman Jangka Panjang JADWAL ANGSURAN KUK PENSIUNAN
Nama Peminjam
:
Nyonya A
Jumlah Pinjaman
:
Rp 10.000.000
Jangka Waktu
:
36 bulan
Tingkat Bunga
:
9%
Angsuran/Bulan
:
Rp
Angsuran Pokok
317.997 Bunga Puskoppen (3%)
Bunga Koperasi (6%)
Saldo Akhir
Periode
Saldo
1
Rp 10.000.000
Rp 242.997
Rp 25.000
Rp 50.000
Rp 9.757.003
2
Rp 9.757.003
Rp 244.819
Rp 24.393
Rp 48.785
Rp 9.512.184
3
Rp 9.512.184
Rp 246.656
Rp 23.780
Rp 47.561
Rp 9.265.528
4
Rp 9.265.528
Rp 248.506
Rp 23.164
Rp 46.328
Rp 9.017.022
5
Rp 9.017.022
Rp 250.369
Rp 22.543
Rp 45.085
Rp 8.766.653
6
Rp 8.766.653
Rp 252.247
Rp 21.917
Rp 43.833
Rp 8.514.406
7
Rp 8.514.406
Rp 254.139
Rp 21.286
Rp 42.572
Rp 8.260.267
8
Rp 8.260.267
Rp 256.045
Rp 20.651
Rp 41.301
Rp 8.004.222
9
Rp 8.004.222
Rp 257.965
Rp 20.011
Rp 40.021
Rp 7.746.257
10
Rp 7.746.257
Rp 259.900
Rp 19.366
Rp 38.731
Rp 7.486.357
11
Rp 7.486.357
Rp 261.849
Rp 18.716
Rp 37.432
Rp 7.224.507
12
Rp 7.224.507
Rp 263.813
Rp 18.061
Rp 36.123
Rp 6.960.694
13
Rp 6.960.694
Rp 265.792
Rp 17.402
Rp 34.803
Rp 6.694.902
14
Rp 6.694.902
Rp 267.785
Rp 16.737
Rp 33.475
Rp 6.427.117
15
Rp 6.427.117
Rp 269.794
Rp 16.068
Rp 32.136
Rp 6.157.323
16
Rp 6.157.323
Rp 271.817
Rp 15.393
Rp 30.787
Rp 5.885.506
17
Rp 5.885.506
Rp 273.856
Rp 14.714
Rp 29.428
Rp 5.611.651
18
Rp 5.611.651
Rp 275.910
Rp 14.029
Rp 28.058
Rp 5.335.741
19
Rp 5.335.741
Rp 277.979
Rp 13.339
Rp 26.679
Rp 5.057.762
20
Rp 5.057.762
Rp 280.064
Rp 12.644
Rp 25.289
Rp 4.777.698
21
Rp 4.777.698
Rp 282.164
Rp 11.944
Rp 23.888
Rp 4.495.534
22
Rp 4.495.534
Rp 284.280
Rp 11.239
Rp 22.478
Rp 4.211.254
23
Rp 4.211.254
Rp 286.413
Rp 10.528
Rp 21.056
Rp 3.924.841
24
Rp 3.924.841
Rp 288.561
Rp 9.812
Rp 19.624
Rp 3.636.280
25
Rp 3.636.280
Rp 290.725
Rp 9.091
Rp 18.181
Rp 3.345.555
26
Rp 3.345.555
Rp 292.905
Rp 8.364
Rp 16.728
Rp 3.052.650
27
Rp 3.052.650
Rp 295.102
Rp 7.632
Rp 15.263
Rp 2.757.548
28
Rp 2.757.548
Rp 297.315
Rp 6.894
Rp 13.788
Rp 2.460.232
29
Rp 2.460.232
Rp 299.545
Rp 6.151
Rp 12.301
Rp 2.160.687
30
Rp 2.160.687
Rp 301.792
Rp 5.402
Rp 10.803
Rp 1.858.895
31
Rp 1.858.895
Rp 304.055
Rp 4.647
Rp 9.294
Rp 1.554.840
34
32
Rp 1.554.840
Rp 306.336
Rp 3.887
Rp 7.774
Rp 1.248.504
33
Rp 1.248.504
Rp 308.633
Rp 3.121
Rp 6.243
Rp
939.871
34
Rp
939.871
Rp 310.948
Rp 2.350
Rp 4.699
Rp
628.923
35
Rp
628.923
Rp 313.280
Rp 1.572
Rp 3.145
Rp
315.643
Rp 315.643
*
Rp 1.578
36
Rp
315.643
Rp
776
Rp
0
*
unding (pembulatan) Rounding (pembulatan) Sumber: Koperasi Budaya Prima Besar angsuran bunga akan menurun setiap bulannya (periode), ini dikarenakan tingkat bunga²baik itu untuk puskoppen atau koperasi sendiri²
dikalikan sisa sisa saldo pokok pokok pinjaman bukan senilai senilai nominal plafon. plafon. Sehingga berpengaruh pula terhadap angsuran pokok yang mesti dibayar oleh anggota.
4.2. Sistem dan Prosedur Pemberian Kredit 4.2.1. Fungsi yang Terkait
1.
Fungsi yang terkait dalam penjualan non tunai: a. Ketua Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggungjawab untuk menandatangani surat tagihan dari setiap anggota.
b. Sekretaris Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat daftar tagihan dan memberikannya kepada anggota.
c. Bendahara Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar tagihan.
d. Karyawan Dalam sistem penjualan non tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk memasukkan data transaksi penjualan ke dalam jurnal serta merekap nota penjualan tersebut.
35
2.
Fungsi yang terkait dalam pinjaman insidentil: a. Ketua dan Sekretaris Dalam sistem pinjaman insidentil, fungsi ini bertanggung jawab untuk mengotorisasi/menandatangani setiap pinjaman insidentil yang diajukan oleh anggota.
b. Bendahara Dalam sistem pinjaman insidentil, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima pengajuan pinjaman insidentil, menghitung kelonggaran tarik yang dimiliki oleh anggota, menyerahkan uang pinjaman langsung kepada anggota atau via ATM, dan juga memasukkan data transaksi ke dalam jurnal.
c. Karyawan Dalam sistem pinjaman insidentil, fungsi ini bertanggung jawab untuk memasukkan data transaksi tersebut ke dalam jurnal.
3.
Fungsi yang terkait dalam pinjaman jangka panjang: a. Ketua Koperasi Budaya Prima dan Ketua Persatuan Pensiunan Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab untuk mengotorisasi setiap pengajuan pinjaman jangka panjang, menandatangani Perjanjian Kredit (PK) baik PK kepada anggota maupun kepada Puskoppen.
b. Sekretaris Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab untuk menganalisis kelayakan pinjaman anggota; membuat dokumendokumen, seperti surat permohonan pinjaman ke koperasi dan surat persetujuan suami/istri/ahli waris, surat permohonan pengajuan pinja man ke Puskoppen, Puskoppen, formulir analisa pinjaman, pinjaman, dan surat usulan usulan kredit. Selain itu, Bagian Sekretaris membuat Perjanjian Kredit (PK) untuk anggota,
36
membuat tanda bukti pencairan dan juga membuat standing order kepada Bank Mandiri.
c. Bendahara Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima uang dari Puskoppen serta mentransfer dana pinjaman ke rekening anggota.
d. Puskoppen Dalam sistem pinjaman jangka panjang, fungsi ini bertanggung jawab untuk memberikan dana pinjaman sesuai dengan prosedur yang telah dijalankan.
4.2.2. Dokumen yang Digunakan
1.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan non tunai: a. Nota/faktur Nota/faktur penjualan penjuala n Dalam pencatatan piutang, dokumen ini merupakan tanda bukti sebagai timbulnya timbuln ya piutang. Dokumen ini dibuat dibuat dua rangkap rang kap yang di mana satu satu diberikan kepada anggota dan satunya lagi untuk koperasi sebagai dasar pembuatan surat tagihan.
b. Surat tagihan Surat tagihan ini berisi semua utang²penjualan non tunai, pinjaman insidentil, dan pinjaman jangka panjang²yang dimiliki oleh anggota dan diberikan pada setiap akhir bulannya.
2.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pinjaman insidentil: a. Formulir pengajuan pinjaman insidentil Adalah formulir yang harus diisi oleh anggota yang mengajukan pinjaman jangka panjang.
37
b. Struk ATM Struk ATM ini menandakan bahwa pinjaman yang diajukan telah ditransfer ke rekening anggota yang bersangkutan²apabila pemberian pinjaman tidak dilakukan secara kas.
c. S tanding o tanding order Dokumen ini berisi pernyataan anggota kepada Bank Mandiri untuk memindahbukukan sejumlah uang sebesar angsuran setiap bulan ke rekening Koperasi Budaya Prima.
3.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pinjaman jangka panjang: a. Surat permohonan pinjaman Surat permohonan pinjaman ini berisi pernyataan anggota Koperasi Budaya Prima yang yang akan mengajukan mengajukan pinjaman jangka jangka panjang. Surat ini pun berisi pernyataan kesanggupan anggota untuk melampirkan: fotocopy KTP, SK Pensiun asli, dan manfaat pensiun.
b. Formulir permohonan kredit Adalah formulir yang harus diisi oleh anggota yang mengajukan pinjaman jangka panjang.
Formulir ini ini berisi berisi mengenai mengenai identitas identitas
anggota, seperti nama, pangkat terakhir, tanggal lahir, jumlah kredit yang diminta diminta serta tujuan tujuan penggunaan kredit.
Selain itu, ada kolom
khusus mengenai pekerjaan/usaha anggota yang dirinci: jenis pekerjaan, jenis wiraswasta, posisi pekerjaan, pengalaman kerja/usaha, sumber pendapatan dan total pendapatan per bulan.
c. Surat persetujuan suami/istri/ahli waris Surat ini berisi pernyataan dari suami/istri/ahli waris dari anggota mengenai persetujuan untuk mendapatkan pinjaman Koperasi Budaya Prima dengan segala persyaratannya.
38
d. Surat pengajuan permohonan pinjaman kepada Puskoppen Surat ini berisi pernyataan permohonan pinjaman kepada Puskoppen² selaku penyandang dana²oleh Koperasi Budaya Prima.
e. Laporan pemeriksaan badan Laporan pemeriksaan badan berisi riwayat kesehatan anggota yang mengajukan pinjaman dari pihak Asuransi Bumi Putera.
f.
Surat persetujuan pinjaman dari Puskoppen Surat ini berisi pernyataan dari pihak Puskoppen untuk meminta anggota melakukan tes pemeriksaan kesehatan dan tes urin.
g. Perjanjian Kredit (PK) antara Koperasi Budaya Prima dan Puskoppen Dokumen ini berisi pasal-pasal mengenai ketentuan perjanjian pinjaman yang harus disepakati dan dijalankan bersama antara Koperasi Budaya Prima dan Puskoppen.
h. Perjanjian Kredit (PK) antara Koperasi Budaya Prima dan anggota Dokumen ini berisi pasal-pasal mengenai ketentuan perjanjian pinjaman yang harus disepakati dan dijalankan bersama antara Koperasi Budaya Prima dan anggota.
i.
Surat pencairan dana Surat ini berisi tentang persetujuan pinjaman dana oleh Puskoppen beserta besarnya premi yang dibebankan kepada anggota.
j.
Tanda bukti pencairan Dokumen ini menandakan bahwa uang pinjaman telah ditransfer ke rekening anggota.
39
k. Struk ATM Struk ATM ini menandakan bahwa pinjaman yang diajukan telah ditransfer ke rekening anggota yang bersangkutan.
l.
S tanding o tanding order Dokumen ini berisi pernyataan anggota kepada Bank Mandiri untuk memindahbukukan sejumlah uang sebesar angsuran setiap bulan ke rekening Koperasi Budaya Prima.
4.2.3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi untuk penjualan non tunai, pinjaman insidentil dan jangka panjang hanyalah jurnal umum yang kemudian diteruskan ke dalam buku besar. Jurnal umum adalah catatan akuntansi permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan secara umum. 1.
Jurnal umum yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan non tunai: Piutang dagang (d)
Rp
50.000
Pendapatan Pendapata n penjualan penjuala n (k)
2.
Rp
Jurnal umum yang digunakan untuk mencatat transaksi pinjaman insidentil: Pinjaman insidentil (d)
Rp
2.000.000
Kas/Bank (k)
3.
50.000
Rp
2.000.000
Jurnal umum yang digunakan untuk mencatat pinjaman transaksi jangka panjang: Ada dua dua jurnal yang dicat dicatat at oleh Koperasi Koperas i Budaya Prima. Pri ma. Berikut contoh jurnal dengan ilustrasi pinjaman jangka panjang anggota sebesar Rp 10.000.000 dan dengan sisa pinjaman yang dimiliki sebesar Rp 1.000.000. (1)
Jurnal pada saat pemberian dana atau pinjaman disetujui oleh pihak Puskoppen: Bank (d)
Rp 9.500.000
Premi asuransi asura nsi (d)
Rp
Puskoppen/pinjaman Puskoppen/pinjaman (k)
500.000 Rp 10.000.000
40
(2)
Jurnal pada saat pemberian pinjaman kepada anggota: Pinjaman (d)
Rp 10.000.000
Premi asuransi (k)
Rp
500.000
Biaya adm. materai (k)
Rp
125.000
Pelunasan kewajiban kewajiba n (k)
Rp 1.000.000
Bank (k)
Rp 8.375.000
4.2.4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Kredit
1.
Penjualan non tunai Prosedur untuk penjualan non tunai sangatlah sederhana, baik Anggota Biasa maupun Anggota Luar Biasa yang ingin membeli kebutuhan pokok dapat langsung memesan memesan barang yang dibutuhkan. dibutuhkan.
Kemudian pihak
koperasi membuat nota/faktur penjualan sebagai catatan timbulnya hutang. Pada akhir bulan²tepatnya tanggal 25²pihak koperasi akan memberikan surat tagihan. tagihan. Surat tagihan tersebut berisi tidak hanya hutang hutang penjualan non tunai tetapi juga hutang terhadap pinjaman insidentil dan jangka panjang.
2.
Pinjaman insidentil Prosedur
untuk
pinjaman
insidentil
dibandingkan pinjaman jangka panjang.
tidaklah
sekomplek
bila
Prosedur pinjaman insidentil
dimulai dari anggota menyampaikan pengajuan pinjaman insidentil dengan mengisi formulir pengajuan permohonan pinjaman. pinjaman. koperasi
melakukan
analisis
kelayakan
dengan
Selanjutnya pihak melihat
persentase
maksimum manfaat pensiun (lihat kembali Persyaratan Pengajuan Kredit halaman 30). 30). Apabila dinyatakan dinyatakan layak, layak, sebelum dana dana diberikan ternyata anggota masih mempunyai kewajiban hutang lainnya dengan koperasi, dimusyawarahkan terlebih dahulu apakah hutang tersebut akan dilunasi atau tidak. Jika akan dilunasi, dilunasi, hutang tersebut tersebut akan dikurangi dikurangi dengan besarnya besarnya jumlah pinjaman yang baru. Pada pinjaman insidentil, terdapat dua cara dalam pemberian pinjaman: bisa secara tunai atau melalui transfer ke rekening anggota²dilihat dari
41
mendesaknya kebutuhan anggota dan ketersediaan uang koperasi pada hari yang bersangkutan. . 3.
Pinjaman jangka panjang Prosedur pinjaman jangka panjang dimulai dari anggota menyampaikan menyampaikan pengajuan pinjaman jangka panjang dengan membawa surat permohonan pinjaman ke koperasi koperasi dan surat surat persetujuan suami/istri/ahli waris. Namun biasanya surat permohonan pinjaman ke koperasi dan surat persetujuan suami/istri/ahli waris dibuatkan oleh pihak koperasi²dalam hal ini adalah Bagian Sekertaris²agar lebih seragam surat tersebut dengan anggota lainnya.
Anggota hanya hanya perlu perlu membawa foto kopi kopi KTP, SK Pensiun Pensiun
anggota, pas foto berwarna dirinya dan suami/istri/ahli waris untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan. Selanjutnya Bagian Sekretaris akan melakukan analisis kelayakan dari anggota tersebut sesuai dengan Tabel Tabel 2 di bawah. Sebagai ilustrasi, Tuan A meminjam uang kepada Koperasi Budaya Prima sebesar Rp 10.000.000. Setelah dokumen yang diserahkan oleh anggota tersebut lengkap, Bagian Sekretaris melakukan melakukan analisis kredit kredit dengan melihat data diri diri Tuan A. Saat ini Tuan A berusia 60 tahun.
Setelah pensiun, Tuan A melakukan
wiraswasta dengan dengan memiliki usaha usaha kecil, yaitu toko kelontong. Usaha ini baru dijalankan dijalankan selama dua tahun terakhir. terakhir. Penghasilan dari dari toko kelontong ditambah manfaat pensiun selama satu bulan sebesar Rp 3.500.000. Sehingga Tuan A memiliki nilai sebesar 260 yang artinya patut untuk dipertimbangkan oleh ketua Koperasi Budaya Prima. Apabila hasil dari analisis tersebut dinyatakan layak, maka Bagian Sekretaris menyiapkan beberapa dokumen²termasuk surat permohonan pinjaman ke koperasi dan surat persetujuan suami/istri/ahli waris²untuk dikirimkan ke Puskoppen, meliputi: surat permohonan pengajuan pinjaman ke Puskoppen, Puskoppen, formulir analisa pinjaman, dan surat surat usulan kredit. kredit. Sebelum dikirim ke Puskoppen, semua dokumen tersebut diotorisasi oleh Ketua Koperasi Budaya Budaya Prima dan dan Ketua Persatuan Pensiunan. Pensiunan. Semua dokumen tersebut harus sampai ke Puskoppen sebelum tanggal 14 pada bulan yang
42
bersangkutan. bersangkutan. Kalau tidak dapat dapat dikirim pada tanggal tanggal tersebut maka dikirim dikirim pada bulan berikutnya. Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen oleh Puskoppen, kemudian Puskoppen memberikan surat persetujuan pinjaman yang di dalam surat tersebut berisi syarat untuk anggota melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes urin serta Perjanjian Kredit (PK) yang berisi pasal-pasal mengenai ketentuan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak. Anggota tersebut kemudian membawa hasil pemeriksaan kesehatan dan juga hasil hasil dari tes urin. urin.
Selanjutnya diserahkan diserahkan kepada koperasi untuk untuk
diteruskan ke pihak Puskoppen.
Kemudian Puskoppen menyerahkan menyerahkan
dokumen tersebut kepada pihak Asuransi Asuransi Bumi Putera. Hasil pemeriksaan pemeriksaan kesehatan dan tes urin bertujuan untuk menentukan berapa besarnya premi yang harus dibayar oleh anggota. Biasanya pada awal bulan, apabila hasil kesehatan layak untuk dipertimbangkan maka pinjaman uang tersebut akan ditransfer ke rekening Koperasi Budaya Prima sebesar jumlah pinjaman yang diajukan anggota dikurangi premi asuransi (lihat kembali jurnal umum pada pinjaman jangka panjang halaman 39 nomor 1).
Pelaksanaan di koperasi
Tahap selanjutnya, Koperasi Budaya Prima membuat pula Perjanjian Kredit (PK) antara pihak koperasi dan anggota yang juga berisi pasal-pasal mengenai ketentuan ketentuan yang harus disepakati disepakati oleh kedua kedua belah pihak. pihak. Tidak hanya itu pihak Koperasi pun membuat standing order kepada Bank Mandiri untuk memindahbukukan rekening anggota yang bersangkutan sebesar angsuran angsuran yang harus harus dibayar setiap setiap bulannya. bulannya. Dokumen terakhir yang dibuat adalah Tanda Bukti Pencai P encairan. ran. Tidak hanya dipotong premi asuransi, anggota pun dikenakan pula kewajiban untuk membayar biaya materai dan adiministrasi sebesar Rp 125.000. 125.000. Biaya tersebut tersebut sudah dipotong dari besarnya besarnya jumlah yang dipinjam oleh anggota.
43
Sebelum benar-benar dana pinjaman tersebut diberikan kepada anggota²sama
seperti
pinjaman
insidentil²apabila
anggota
masih
mempunyai kewajiban hutang lainnya dengan koperasi, dimusyawarahkan terlebih dahulu dahulu apakah hutang tersebut akan dilunasi atau tidak.
Jika
dilunasi, hutang tersebut akan dikurangi dengan besarnya jumlah pinjaman yang baru. Setelah
selesai
semua
dan
Perjanjian
Kredit
(PK)
tersebut
ditandatangani oleh kedua belah pihak, barulah dana pinjaman tersebut dipindahbukukan dari rekening koperasi ke rekening anggota yang bersangkutan via ATM (bisa dilihat kembali jurnal umum pada pinjaman jangka panjang halaman 40 nomor 2).
Tabel 2: Analisa Kredit NO
KRITERIA
BOBOT
1
2
3
NILAI ANGGOTA
KLASIFIKASI NILAI 4 a
b
c
d
5
e
PRIBADI 1
USIA
3
56-74 thn
45
49-55 thn
35
38-48 thn
20
1
Usaha kecil
40
Tidak bekerja
35
Lainnya
25
Perdagangan
25
Jasa
20
Industri
20
Pemi l ik
40
Karyawan
30
Lainnya
30
0.8
> 5 tahun
35
2-5 tahun
35
1-2 thn
25
1.7
PEND. END. GAB
60
PEND. END. TETA P
40
1.7
> 4 juta
2-4 juta
25
> 74 thn
0
Profesional
20
< 1 tahun
5
45
PEKERJAAN/USAHA 2
PEKERJAAN
3
WIRASWASTA
4
POSISI
5
0.8 1
PENG. ENG. KERJA/USAHA
40 Lainnya
25
15
40 25
PENDAPATAN (INCOME) 6
SUMBER PENDA PATAN
7
TOTAL PEND. END. PER BULAN
TOTAL
60 1-2 juta
25
0.5-1 juta
15
< 0.5 juta
25
5
260
10.00
Sumber: Koperasi Budaya Prima Keterangan Jumlah Nilai:
< 207.5
Ditolak
207.5-300
Dipertimbangkan
> 300
Disetujui
44
45
4.2.5. Bagan Alir Sistem Akuntansi Kredit
Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. dokumen. Sebelum digambarkan digambarkan bagan alir untuk sistem sistem pemberian pinjaman pada Koperasi Budaya Prima, akan dijelaskan terlebih dahulu makna atau arti dari beberapa simbol yang akan digunakan untuk menggambar bagan alir. Ya
Dari anggota Tidak
Masuk ke sistem Dokumen
Keterangan, komentar
Keputusan
Diberikan kepada anggota
Keluar ke sistem Catatan
Arsip sementara
Penghubung pada halaman yang sama
Arsip permanen
Penghubung pada
Kegiatan manual
halaman yang berbeda
Garis alir
lain
Persimpangan garis alir
Mulai/berakhir
Pertemuan garis alir
Gambar 6: Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen Sumber: Mulyadi, S istem istem Akuntans A kuntansii
46
1.
Penjualan non tunai KBP
Karyawan
Bendahara
NP = Nota Pembelian
Gambar 7: Bagan Alir Penjualan Non Tunai Sumber: Data diolah
47
Sekretaris
Ketua
Gambar 8: Bagan Alir Penjualan Non Tunai (Lanjutan) Sumber: Data diolah
48
2.
Pinjaman insidentil Bendahara
FPP
= Formulir Pengajuan Pinjaman MP = Manfaat Pensiun
Gambar 9: Bagan Alir Pinjaman Insidentil Sumber: Data diolah
49
Ketua + Sekretaris Sekretar is
Karyawan
Gambar 10: Bagan Alir Pinjaman Insidentil (Lanjutan) Sumber: Data diolah
50
3.
Pinjaman jangka panjang Sekretaris
SKP
=
SK
Pensiun
MP = Manfaat Pensiun NA = Diarsipkan berdasarkan Nama Anggota ««.dalam ««. dalam satu berkas
Gambar 11: Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang Sumber: Data diolah
51
Sekretaris (Lanjutan)
SO = Standing order TBP = Tanda Bukti P encairan PK2 = Perjanjian Kredit antara K operasi Budaya Prima dan anggota
Gambar 12: Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) Sumber: Data diolah
52
Ketua
Gambar 13: Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) Sumber: Data diolah
53
Puskoppen
PK1 = Perjanjian Kredit antara Koperasi Budaya Prima dan Puskoppen SPP = Surat Persetujuan Pinjaman LPB = Laporan Pemeriksaan Badan SPD = Surat Pencairan Dana
Gambar 14: Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) Sumber: Data diolah
54
Bendahara
Karyawan
Gambar 15: Bagan Alir Pinjaman Jangka Panjang (Lanjutan) Sumber: Data diolah
4.3. Sistem Pengendalian Pengendali an Intern 4.3.1. Struktur Organisasi
Setiap fungsi dari struktur organisasi Koperasi Budaya Prima melakukan pemisahan wewenang: 1) Ketua: bertanggung jawab mengotorisasi setiap transaksi pinjaman; 2) Sekretaris: bertanggung jawab mengurusi setiap dokumen yang diperlukan dalam perjanjian pinjaman dan juga melakukan analisis pinjaman; 3) Bendahara: bertanggung jawab mengotorisasi keluar masuknya uang; dan 4) Karyawan: yang bertanggung jawab untuk melakukan pembukuan jurnal dari setiap transaksi yang timbul.
4.3.2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Setiap transaksi tidak akan pernah terjadi tanpa ada otorisasi dari pihak/pejabat yang yang berwenang. berwenang. Pada Koperasi Budaya Budaya Prima setiap setiap perjanjian perjanjian
55
pinjaman tidak akan akan terlaksana tanpa otorisasi otorisasi dari Ketua dan dan Sekretaris. Untuk pinjaman jangka panjang, perlu mendapat persetujuan dari Puskoppen.
4.3.3. Praktik yang Sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh Koperasi Budaya Prima dalam menciptakan praktik yang sehat terdiri dari dua: 1.
Dari sisi intern a.
Semua dokumen mengenai pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, dan penjualan non tunai disusun dan disimpan berdasarkan nama anggota masing-masing.
b.
Semua dokumen sebagai timbulnya transaksi disusun berdasarkan nomor urut tercetak.
c.
Melakukan perputaran jabatan ( job r otatio tation) atau pergantian pengurus setiap tiga tahun sekali saat Rapat Rapat Anggota Tahunan. Tahunan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
d.
Setiap tiga bulan sekali dilakukan pemeriksaan oleh Kepala Pengawas Koperasi Budaya Prima.
2.
Dari sisi ekstern a.
Untuk Anggota Luar Biasa tidak dapat mengajukan pinjaman insidentil dan juga pinjaman jangka panjang dikarenakan anggota luar biasa tidak memiliki agunan jaminan berupa SK Pensiunan yang memiliki masa manfaat gaji.
b.
Anggota Luar Biasa mesti memiliki rekening pada Bank Mandiri sebagai syarat untuk melakukan transaksi penjualan non tunai. Meskipun demikian apabila Anggota Luar Biasa tidak memiliki rekening pada Bank Mandiri, pembayarannya dapat dilakukan dengan transfer langsung ke rekening Koperasi Budaya Pr ima setiap bulannya.
56
c.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pinjaman insidentil diberikan ketentuan persyaratan maksimum, yaitu 30% x manfaat gaji pensiun x 12 bulan.
d.
Sebelum pemberian dana pinjaman insidentil ataupun jangka panjang diberikan, apabila anggota masih mempunyai kewajiban hutang lainnya dengan koperasi, dimusyawarahkan terlebih dahulu apakah hutang tersebut akan dilunasi atau atau tidak. Hal ini bertujuan bertujuan untuk untuk mencegah terjadinya penumpukan hutang anggota dan terhindar dari kredit macet.
4.3.4. Karyawan yang Mutunya Sesuai Tanggung Jawabnya
Koperasi Budaya Prima merupakan koperasi para pensiunan dari Bank Bumi Daya. Begitu pun pengurusnya pastilah pastilah berasal dari dari pensiunan BBD BBD sehingga memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dalam mengurus masalah kredit pada Koperasi Budaya Prima.
4.4. Analisis
Koperasi Budaya Prima bukanlah suatu unit koperasi besar yang di mana membutuhkan membutu hkan banyak karyawan karyawan dalam mengelola usahanya. Meskipun Meskipu n demikian, para pengurus Koperasi Budaya Prima mampu me-manage koperasi dengan sangat baik. baik. Hal itu dapat dapat dibuktikan dengan dengan terpilihnya Koperasi Koperasi Budaya Prima sebagai koperasi berprestasi se-Kota Bogor pada tahun 2008.
4.4.1. Sistem Akuntansi Kredit
Koperasi Budaya Prima menerapkan sistem akuntansi pada pemberian kredit kepada anggota anggota yang membutuhkan. membutuhkan. Dilihat dari fungsi fungsi yang terkait masingmasing memiliki memiliki tanggung tanggung jawab tersendiri.
Dokumen yang digunakan digunakan telah
mampu menunjukkan keandalan bukti transaksi yang timbul untuk kemudian diteruskan melakukan pembukuan. pembukuan. Sementara apabila apabila dilihat dari dari sisi catatan akuntansi, Koperasi Budaya Prima hanya menggunakan jurnal umum yang kemudian diteruskan ke dalam buku buku besar.
Prosedur penjualan penjualan non non tunai, tunai,
pinjaman insidentil, dan jangka panjang telah menggambarkan fungsi, dokumen, dan catatan akuntansi yang ada di Koperasi Budaya Prima.
57
4.4.2. Sistem Pengendalian Intern
Seperti halnya perusahaan besar ataupun unit organisasi lain, dalam menjalankan unit usahanya yang terdiri dari: penjualan kebutuhan bahan pokok (dalam kajian ini hanya membahas penjualan non tunai), pinjaman insidentil, dan pinjaman jangka panjang, Koperasi Budaya Prima juga menerapkan sistem pengendalian. pengendalian.
Ini dilakukan dilakukan untuk untuk mencegah mencegah terjadinya terjadinya penyimpangan penyimpangan yang yang
dilakukan baik dari sisi intern (misalkan terjadi kecurangan oleh pihak intern) maupun ekstern (misalkan anggota yang meminjam dana kepada koperasi tidak membayar kewajibannya kewajiba nnya atau kredit macet).
Bentuk pengendalian pengendal ian yang
dilakukan oleh Koperasi Budaya Prima dapat dilihat di pembahasan sebelumnya. Pada pinjaman jangka panjang, pinjaman insidentil dan penjualan non tunai, untuk mencegah terjadinya kredit macet adalah memberikan ketentuan bahwa setiap tanggal 25 dilakukan pemindahbukuan dari manfaat pensiun masingmasing anggota yang berada di Bank Mandiri k e rekening Koperasi Budaya Prima sebesar hutang yang ditanggungnya.
4.4.3. Keragaan Koperasi Budaya Prima
Pada tahun 2006 Koperasi Budaya Prima juga menyediakan jasa cleaning servi ce untuk Bank Bank Mandiri Cabang Bogor.
Namun saat ini usaha cleaning
servi ce sudah tidak ada. Sehingga kegiatan kegiatan dari Koperasi Budaya Prima Prima hanya bertumpu pada penjualan kebutuhan bahan pokok dan pemberian pinjaman. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pada BAB VI mengenai Perangkat Organisasi Pasal 26 Ayat 1, bahwa Rapat Anggota dilakukan dilakukan paling sedikit sekali sekali dalam satu tahun.
Kemudian untuk untuk
penilaian koperasi yang bagus menurut Deperindakop (Departemen Perindustrian dan Koperasi) adalah Rapat Anggota diadakan dalam waktu paling lambat tiga bulan sesudah tutup tahun buku. buku. Sementara Koperasi Budaya Budaya Prima melakukan Rapat Anggota minimal tiga tahun sekali yaitu pada saat pemilihan pengurus baru.
4.4.4. Umur Anggota
Koperasi Budaya Prima merupakan koperasi yang beranggotakan para pensiunan Bank Bank Bumi Daya. Risiko atas umur anggota yang lanjut usia usia menjadi
58
perhatian tersendiri. tersendiri. Apabila ada anggota anggota berusia + 74 tahun tahun ingin mengajukan mengajukan pinjaman jangka panjang, maka pihak koperasi tetap memberikannya dalam jangka waktu yang diberikan bisa selama 60 bulan dengan syarat premi yang ditanggung ditanggun g akan lebih besar. Risiko ini masih akan sangat berat meskipun meskipun jangka waktu yang diberikan diberi kan kurang dari 60 bulan.
Jika kita kita telaah kembali kembali pada
pembahasan analisis kredit (lihat kembali Tabel 2 halaman 44) di atas menunjukkan untuk usia anggota yang lebih dari 74 tahun diberi poin analisis sebesar nol. nol.
Hal ini menunjukkan menunjukkan akan akan semakin kecilnya kecilnya nilai analisis analisis yang
mengakibatkan anggota tersebut akan ditolak atau dipertimbangkan kembali pengajuan pengajua n kreditnya. Namun secara umum kondisi anggota dengan dengan usia tersebut tidak berpengaruh berpengaruh kepada penjualan penjualan non tunai dan pinjaman insidentil. insidentil. Karena jangka waktu sangat sebentar dan jumlah pinjamannya pun tidaklah besar.
4.4.5. Kebijakan Koperasi Budaya Prima
Tidak selamanya pengendalian atau prinsip-prinsip perkreditan seperti yang telah dibahas dibahas sebelumnya sebelumnya dapat diterapkan diterapkan Koperasi Budaya Budaya Prima. Koperasi tentulah berbeda dengan bank yang di mana prosedur dan pengendalian pemberian kredit sangat ketat. ketat.
Seperti contoh, sebelum memberikan memberikan kredit kredit
kepada nasabah, bank harus melakukan analisis kelayakan berdasarkan prinsip 5C sehingga tidak semua semua nasabah dapat menerima menerima kredit. kredit.
Sedangkan di dalam dalam
koperasi ini tidak seluruhnya berdasar pada 5C, di mana umumnya umumnya setiap s etiap anggota koperasi akan mendapat mendapat kredit kredit sesuai yang dibutuhkan. dibutuhkan. Hal ini berdasar berdasar jumlah dana yang tersedia di koperasi masih cukup banyak dan pembayaran dari anggota lancar karena secara otomatis otomatis akan dipotong dari dari gaji pensiun pensiun mereka. Dalam kasus lain apabila anggota koperasi masih memiliki hutang yang harus dibayar ia tidak dapat melakukan melakukan pinjaman lainnya. lainnya. Namun kebijakan kebijakan ini tidaklah baku baku jika kebutuhan anggota tersebut sangatlah mendesak, seperti contoh ada anggota koperasi atau keluarganya keluarganya yang membutuhkan membutuhkan pengobatan.
Dari hal hal di atas
menunjukkan bahwa Koperasi Budaya Prima sudah dapat meningkatkan kesejahteraan anggota sesuai dengan tujuan dari koperasi secara umum.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan hasil kajian mengenai sistem pengajuan pinjaman dan penjualan non tunai yang dilakukan oleh penulis di Koperasi Budaya Prima, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan berikut ini: 1.
Koperasi Budaya Prima telah memenuhi tujuan dari pembentukan koperasi sendiri, yaitu untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan para anggota. Koperasi Budaya Prima memberikan jasa pemberian kredit guna membantu para anggota yang sedang sedang kesulitan finansial. Ketentuan dan persyaratannya persyaratannya pun tidaklah sulit sehingga hal ini benar-benar membantu anggota yang ratarata adalah para pensiunan Bank Bumi Daya.
2.
Untuk koperasi kecil seperti Koperasi Budaya Prima sistem yang diterapkan pada pemberian pinjaman dan penjualan kebutuhan bahan pokok sudah dapat dikatakan dikata kan baik.
Masing-masing Masing-mas ing fungsi memiliki tugas dari dari setiap
prosedur unit unit usaha. Aliran dokumen dokumen ke setiap fungsi berjalan berjalan dengan baik serta pengarsipan dokumen tersebut disesuaikan dengan nama anggota masing-masing. masing-masing. Hal ini dapat mengurangi mengurangi terjadinya terjadinya kehilangan dokumen dokumen sebagai bukti otentik ti mbulnya mbulnya transaksi. 3.
Sistem pengendalian intern pada Koperasi Budaya Prima terjalin dengan baik.
Untuk mengurangi risiko kredit macet, pembayaran pinjaman dan
penjualan dilakukan dengan pemindahbukuan manfaat pensiun anggota yang berada di rekening Bank Mandiri ke rekening Koperasi Budaya Prima setiap tanggal 25 bulan bersangkutan.
60
5.2. Saran
Berdasarkan pengamatan dan hasil kajian yang dilakukan oleh penulis di Koperasi Budaya Prima, penulis memberikan beberapa saran demi kemajuan Koperasi Budaya Prima di masa depan. 1.
Sebaiknya Koperasi Budaya Prima memenuhi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pada BAB VI mengenai Perangkat Organisasi bahwa melaksanakan Rapat Anggota diadakan dalam waktu paling lambat tiga bulan sesudah tutup tahun buku.
Hal ini dapat dapat
memengaruhi kriteria penilaian yang dilakukan oleh Deperindakop. 2.
Setelah tidak lagi melakukan usaha jasa cleaning servi ce, praktis usaha Koperasi Budaya Prima hanya tergantung pada sektor penjualan bahan pokok dan pemberian pinjaman.
Sebaiknya Koperasi Koperasi Budaya Budaya Prima
mengembangkan usaha baru dengan melakukan kerja sama dengan koperasi atau pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bunyamin.
2009. K o perasi S impan impan P in in jam S ebagai ebagai Solusi Solusi.. http://cerita-
bunyamin.blogspot.com/2009/03/koperasi-simpan-pinjam-sebagai-solusi.html. [22 Maret 2011]
Frensidy, Budi. 2007. M atematika atematika Keuangan, Edisi 2. 2. Jakarta: Salemba 4
Fuady, Munir. 2008. P engantar engantar Hukum Bisnis M enata enata Bisnis di Era Gl obal . Bandung: PT Citra Aditya Bakti Hadhikusuma, Sutantya Rahardja. 2000. Hukum K o perasi Ind onesia. nesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Hendrojogi. 2007. K o perasi: Asas-asas, T eori, dan P raktik raktik . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Mulyadi. 2001. S istem istem A kuntansi kuntansi.. Jakarta: Salemba Empat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (Revisi 1998) Akuntansi Perkoperasian Sukandar, Entjep. 2010. M odul Kuliah: Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan. Keuangan . Bogor: Direktorat Program Diploma IPB Tim Dosen SIA. 2010. S istem istem In fo In formasi rmasi Akuntansi. Akuntansi . Bogor: Direktorat Program Diploma IPB Tunggal, Widjaja Amin. 1995. Akuntansi Untuk K o perasi. perasi. Jakarta: PT Rineka Cipta Undang-Undang Republik Perkoperasian
Indonesia
Nomor
25
Tahun
1992
Tentang
LAMPIRAN
63
1.
Penjualan Non Tunai Lampiran 1: Nota Penjualan
64
2.
Pinjaman Insidentil Lampiran 2: Formulir Pengajuan Pinjaman Insidentil
65
3.
Pinjaman Jangka Panjang a. Lampiran 3: Surat Permohonan Pinjaman Jangka Panjang
66
b. Lampiran 4: Formulir Permohonan Kredit
67
c. Lampiran 5: Surat Persetujuan Suami/Istri/Ahli Waris
68
d. Lampiran 6: Surat Pengajuan Permohonan Pinjaman kepada Puskoppen
69
e. Lampiran 7: Laporan Pemeriksaan Badan
70
71
72
73
74
f.
Lampiran 8: Surat Persetujuan Pinjaman dari Puskoppen
75
g. Lampiran 9: Perjanjian Kredit antara KBP dan Puskoppen
76
77
78
79
h. Lampiran 10: Perjanjian Kredit antara KBP dan Anggota
80
81
82
83
i.
Lampiran 11: Surat Pencairan Dana
84
j.
Lampiran 12: Tanda Bukti Pencairan
85
k. Lampiran 13: S tanding o tanding order