TEORI ETIKA
OLEH KELOMPOK 7 : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NI LUH EKA PURNAMI ( 1732121268 ) IGNASIUS JADUR ( 1732121394 ) VIENNANSHA NANSY SATYA GRAHA ( 1732121425 ) DICKY DANANG HARMAWAN ( 1732121413 ) STANISLAUS JEGAUT ( 1732121422 ) FRANSISKA NASIA SENUNG ( 1732121434 )
UNIVERSITAS WARMADEWA FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN MANAJEMEN TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya kekuatan sehinga dapat menyelesaikan makalah ini.Tanpa pertolonganya mungkin saya tidak dapat menyelesaika makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan fasilitas dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu temtang “himpunan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan saya dari berbagai sumber. Dalam pembuatan makalah inisaya menghadapi berbagai rintangan,
rintangan yang saya hadapi sangatlah bermacam- macam baik
itu rintangan dari keluarga maupun dari diri sendiri. Tetapi rintangn ini tidak menyurutkan penulis untuk menghentikan karya tulisnya ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna mengigat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki dan untuk segala masukan, kritik serta saran yang bersifaat membngun san gat penulis harapkan. Akhir kata semoga tuhan yang maha esa melimpahkan rahmat pada semua pihak atas budi yang penulis erima, dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi orang yang membacanya.
BAB I
1.1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Etika sebagai pemikiran kritis dan mendasar mengenai pandangan dan ajaran teori etika agar manusia memiliki arah sekaligus aturan tentang bagaimana menjalani kehidupan sejalan dengan tujuan hidup bermasyarakat. Etika adalah hal dengan segala bentuk implikasi perilaku dan aturan yang ada di sekitar kita, keberadaan ketiganya pun memunculkan hal-hal yang patut dikaji secara teori yang telah dimunculkan sebagai wujud pengembangan nilai sebagai hasil maupun tolak ukur dari etika dan moral. Beberapa alasan, baik normatif maupun objektif, yang dapat digunakan untuk menjelaskan relevansi dan makin pentingnya etika dan dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar inilah perlu adanya kajian tentang etika dan nilai berdasarkan pada teori-teori yang sudah ada.
1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kajian teori tentang Etika ? 1.3. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui kajian teori tentang Etika 1.4. METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka, yaitu mengumpulkan segala bentuk sumber dan literature yang berhubungan dengan materi kemudian menyusunnya menjadi sebuah susunan secara sistematis tanpa mengurangi redaksi sedikitpun.
BAB II
PEMBAHASAN 2.1. KAJIAN TEORI ETIKA BISNIS Etika memiliki makna berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah tersebut. 1. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
2. Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orangorang darilingkungan budaya tertentu. 3. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etikaberarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasaprofesi secara wajar, jujur, adil, profesional, dan terhormat. 4. Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti kewajiban dantanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi danstaff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemrintah dan pada tingkat akhirwalaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit. 5. Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan pedoman untukditerapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik danburuk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etikanormatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilaietika). 1. Meta-Etika (Studi Konsep Etika). Meta-Etika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika, tindakan atau peristiwa yang dibahas dipelajari berdasarkan hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya. Sebagai contoh,"Seorang anak menendang bola hingga kaca jendela pecah." Secara meta-etis, baikburuknya tindakan tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral. Pertam a, dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu kesalahan apabila ia menendang bola ketika sedang bermain, karena memang dunianya (dunia anak-anak) memang salah satunya adalah bermain, apalagi ia tidak sengaja melakukannya. Akan tetapi kalau dilihat dari pihak pemilik jendela, tentu ia akan mendefinisikan hal ini sebagai kesalahan yang telah dibuat oleh si anak. Si pemilik jendela berasumsi demikian karena ia merasa dirin ya telah dirugikan.Bagaimanapun juga halhal seperti ini tidak akan pernah menemuikejelasannya hingga salah satu pihak terpaksa kalah atau mungkin masalah menjadiberlarut-larut. Mungkin juga kedua pihak dapat saling memberi maklum. Menyikapi persoalan-persoalan yang semacam inilah, maka meta-etika dijadikan bekal awal dalam mempertimbangkan suatu masalah, sebelum penetapan hasil pertimbangandibuat. 2. Etika Normatif (Studi Penentuan Nilai Etika). Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal danseharusnyadimili ki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusiadantindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakannormanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik danmenghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yangdisepakatidan berlaku di masyarakat. 3. Etika Terapan (Studi Penggunaan Nilai-Nilai Etika). Etika terapan memberi pemahaman tentang spektrum bidang terapan etika sekaligus menunjukkan bahwa etika merupakan pengetahuan praktis. Berbagai bidang terapan di antaranya adalah bidang kesehatan, tanggungjawab sosialperusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Inggris Corporate So cialResponsibility (CSR), pengolahan tanah, dan masih banyak lainnya. Dalam referensi lain disebutkan bahwa Etika sebagai ilmu tentan g moralitas, juga dapat dianggap sebagai ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral manusia. Di dalam perkembangannya etika dibedakan menjadi etika deskriptif, etika normatif dan metaetika. Dalam bagian ini akan dibahas dahulu pembagian etika dan kemudian dibahas tentang etika terapan. A. Etika Deskriptif Etika deskriptif memberikan gambaran tentang tingkah laku moral dalam arti yang luas, seperti berbagai norma dan aturan yang berbeda dalam suatu masyarakat atau individu yang berada dalam kebudayaan tertentu atau yang berada dalam kurun atau periode tertentu. Norma atau aturan tersebut ditaati oleh individu atau masyarakat yang berasal dari kebudayaan atau kelompok tertentu. Sebagai contoh, masayarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap orang yang lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus merupakan ajaran yang harus diterima. Apabila seseorang menolak melakukan hal itu, maka masyarakat menganggapnya aneh, ia dianggap bukan orang Jawa. Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam ko nsep etis tentang yang baik dan tidak baik, tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Dengan kata lain, etika deskriptif mengkaji berbagai bentuk ajaran-ajaran moral yang berkaitan dengan “yang baik” dan “yang buruk”. Ajaran tersebut lazim diajarkan oleh para pemuka masyarakat pada masyarakatnya ataupun individu tertentu dan nampaknya sering terdapat pada suatu kebudayaan manusia. Mempelajari etika orang Jawa ataupun etika orang Bugis adalah suatu contoh dari bentuk etika deskriptif. B. Etika Normatif Bagian yang dianggap penting dalam studi etika adalah etika normatif. Mengapa? Karena ketika mempelajari etika normatif muncul berbagai studi atau kasus yang berkaitan dengan masalah moral. Etika normatif merupakan etika yang mengkaji tentang apa yang harus dirumuskan secara
rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis dan bertanggung jawab itu dapat digunakan oleh manusia. Di dalam etika normatif hal yang paling menonjol adalah munculnya penilaian tentang norma-norma tersebut. Penilaian tentang norma-norma ter-sebut sangat sangat menentuka n sikap manusia tentang “yang baik’ dan “yang buruk”. Dalam mempelajari etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum dan etika yang bersifat khusus. Etika umum memiliki landasan dasar seperti norma etis/norma moral, hak dan kewajiban, hati nurani, dan tema-tema itulah yang menjadi kajiannya. Sedang etika khusus berupaya menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas perilaku manusia yang khusus. Lama kelamaan etika khusus tersebut berkembang menjadi etika terapan (applied etics). Etika khusus mengembangkan dirinya menjadi etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap individu terhadap dirinya sendiri. Sedang etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia atau masyarakat. Bentuk etika social yang diterapkan pada berbagai bentuk memunculkan kajiankajian mengenai etika keluarga, etika profesi (etika biomedis, etika perbankan, etika bisnis dan sebagainya), etika politik, etika lingkungan hidup. C. Metaetika Metaetika adalah kajian etika yang membahas tentang ucapan-ucapan ataupun kaidah-kaidah bahasa aspek moralitas, khususnya yang berkaitan dengan bahasa etis (yaitu bahasa yang digunakan dalam bidang moral). Kebahasaan seseorang dapat menimbulkan penilaian etis terhadap ucapan mengenai “yang baik” dan “yang buruk” dan kaidah logika. Sebagai contoh, sebuah tayangan iklan obat-obatan dengan merk tertentu pada televisi swasta sering menyesatkan banyak orang dengan slogan-slogan yang mengajurkan untuk minum obat tertentu dengan khasiat semua penyakit yang diderita akan hilang dan orang menjadi sehat kembali. Sloganslogan tersebut sangat berlebihan dan ketika o rang mulai mengkritik slogan tersebut, maka dimunculkan oleh sekelompok produsen, yaitu ucapan etis. Ucapan etis itu berbunyi: “jika sakit berlanjut maka hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan menjadi semacam perilaku moral yang baik yang dihadirkan oleh sekelompok produsen dan disampaikan agar masyarakat menjadi lebih “bijaksana” dalam meminum obat tersebut.
D. Etika Terapan. Etika terapan (applied ethics) adalah studi etika yang menitikberatkan pada aspek aplikatif atas dasar teori etika atau norma yang ada. Etika terapan muncul akibat perkembangan yang pesat dari etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan menjadi suatu studi yang menarik dan kontemporer, karena terlibatnya berbagai bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu keperawatan dan sebagainya) dalam mengkaji etika. Disebut sebagai terapan karena sifat etika yang praktis, yaitu memperlihatkan sisi kegunaannya. Sisi
kegunaan itu berasal dari penerapan teori dan norma etika ketika berada pada perilaku manusia. Sebagai ilmu praktis, etika bekerja sama dengan bidang ilmu lain dalam melihat prinsip yang baik dan yang buruk. Penyelidikan atau kajian etika terapan meliputi dua wilayah besar, yaitu kajian yang menyangkut suatu profesi dan kajian yang berkaitan dengan suatu problem atau masalah. Kajian tentang profesi berarti membahas etika terapan dari sudut profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika politik, etika bisnis, etika keperawatan. Etika terapan yang menyoroti tentang berbagai masalah atau problem misalnya pencemaran lingkungan hidup menimbulkan kajian tentang etika lingkungan hidup; pembuatan, pemilikan dan penggunaan senjata nuklir menimbulkan kajian tentang etika nuklir; deskriminasi terhadap berbagai bentuk (ras, agama, gender, warna kulit, dan lain-lain) menyebabkan munculnya studi tentang hal itu (misal etika feminisme, etika multikultural). Jadi jelaslah bahwa etika terapan yang berkaitan dengan problem atau masalah tersebut sangat diminati oleh masyarakat modern saat ini karena topiknya sangat relevan dan aktual dengan kehidupan modern dan kontemporer. Bertens merumuskan kata etika sebagai berikut: a) Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan n orma- norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini bisa dirumuskan sebagai sistem nilai. Sistem nilai bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. b) Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud d isini adalah kode etik. c) Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk. Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal tersebut dibawah ini: a) Nilai-nilai atau value. b) Norma. c) Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. d) Religius 1.Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. 2.Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik. 3. Agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis yang paling penting. 4. Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para anggotanya. e)
Kebijakan atau policy maker, siapa stake holders nya dan / bagaimanakebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika maupun kode etik.
Teori Etika
1. Teori Teleleologi. Teori teleleologi disebut juga teori konsekuensialis, menyatakan bahwa nilaimoral suatu tindakan ditentukan sematamata oleh konsekuensitindakan tersebut. Benar atau salahnya tindakan ditentukan oleh hasil atau akibat dari tindakan tersebut.Teori Teleleologi yang sangat menonjol adalah utilitarianisme.Bentuk klasik utilitarianisme dinyatakan sebagai berikut: “ Suatu tindakan adalah benar jika dan hanya jika tindakan itu menghasilkan selisih terbesar kesenangan di atas kesedihan bagi setiap orang.”Utilitarianisme mencakup empat prinsip, yaitu Konsekuensialisme, Hedonisme, Maksimalisme, dan Universalisme. 2. Teori Deontologi Teori deontologi menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatanakan baik jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewaji ban berarti sudah melakukan kebaikan. Deontologi tidak terpaku pada hukuman terhadap pelaku kesalahan. Berdasarkan konsep Egalitarian (John Rawls), keadilan diartikan sebagai kewajaran (fairness). Keadilan menurut Egalitarian didasarkan pada 2 prinsip, yaitu: a) Setiap orang memiliki kebebasan yang sama. b) Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa. Kedua prinsip di atas disusun menurut urutan prioritas artinya menjalankan prinsip a dahulu, baru kemudian dapat menerapkan prinsip b. 3. Kepedulian Etika Kepedulian meliputi jenis-jenis kewajiban yang disebut etikakomunitarian. Etika Komunitarian melihat komunitas dan hubungan komunal konkret memiliki nilai fundamental yang harus dilestarikan dan dibina.
BAB III
PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Etika terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu sebagai berikut:
Meta-etika (studi konsep etika), sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benaratau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Etika normatif (studi penentuan nilai etika), etika yang menetapkan berbagaisikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apayang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalamhidup ini. Etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika), memberi pemahaman tentangspektrum bidang terapan etika sekaligus menunjukkan bahwa etika merupakanpengetahuan praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, satria hadi. 2011. STAN : Etika Profesi PNS Muba, wang. 2009. Artikel : Teori Perkembangan Moral Piaget Zubair, charis achmad, 1987. Kuliah Etika. Jakarta : PT Raja Gravinda Prasada http://asrorirukem.files.wordpress.com/2010/08/perkembangan-moral-kuliah-pp1-0509.ppt http://orthevie.wordpress.com/2010/05/29/teori-perkembangan-moral-menurut-kohlberg/