Soal PKR 1. anda bertugas ke daerah terpencil dan Karena alasan demografs mendorong pelaksanaan pkr,apa yang harus anda lakukan Jawaban :
Sistem pendidikan Indonesia saat ini masih belum mampu menyebarkan guru secara merata keseluruh indonesia khususnya didaerah-daerah terpencil yang terisolasi. Akibatnya banyak sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru. Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang memiliki pembelajaran yang layak. Pembelajaran bisa dikatakan layak apabil apabilaa telah telah memenuh memenuhii standar standar minima minimall pembel pembelaja ajaran ran serta serta memili memiliki ki kelengk kelengkapan apan komponen pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran tersebut adalah adanya guru yang yang leng lengka kap. p. Jika Jika disu disuat atu u SD juml jumlah ah guru guruny nyaa kura kurang ng,, maka maka baga bagaim iman anaa pros proses es pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan efektif. Jumlah Jumlah guru yang kurang, memungkinkan memungkinkan guru yang ada harus mengajar mengajar lebih dari satu kelas, dan pembelajaran seperti inilah yang yan g disebut dengan pembelajaran kelas rangkap. erdapat erdapat Alasan-alasan yang mendorong pelakasanaan P!" diantaranya, alasan #eografis yaitu $ %okasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata pencaharian penduduk misalnya berladang, menca mencari ri ikan ikan bahka bahkan n meneb meneban ang g kayu kayu atau atau menca mencari ri sesu sesuat atu u di huta hutan, n, maka maka hal hal ini ini dapa dapatt mendorong penggunaan P!". Serta Alasan Demografis dimana guru &engajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya, pendud uknya, maka P!" P !" merupakan merupakan pendekatan pendekatan yang tepat dan praktis praktis Susilowati dkk ,!""#$ Alasan dilakukannya Pembelajaran !elas "angkap 'P!"( tidak hanya karena faktor kekurangan guru. P!" juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah sis)a yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi. !at* '+(, menegaskan bah)a kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasanalasan letak gegorafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu
adal adalah ah bagai bagaima mana na meni mening ngkat katkan kan mutu mutu pendi pendidi dika kan n mela melalu luii fasi fasili lita tasi si yang yang ting tinggi gi bagi bagi perkembangan dan potensi sis)a. leh karena itu dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaran/ 1) Combined grades, 2) continuous progress, progress, 3) mixed age/multiage grouping . Pembel Pembelaja ajaran ran !elas !elas "angkap "angkap merupak merupakan an model model pembel pembelaja ajaran ran dengan dengan mencam mencampur pur beberapa sis)a yang terdiri dari dua atau a tau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberi diberikan kan oleh oleh satu satu guru guru saja saja untuk untuk bebera beberapa pa )aktu. )aktu. Pembel Pembelaja ajaran ran kelas kelas rangkap rangkap sangat sangat menekankan menekankan dua hal utama, yaitu yaitu kelas digabung secara terintegrasi terintegrasi dan pembelajaran pembelajaran terpusat terpusat pada sis)a sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Pembelajaran kelas rangkap adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seor seoran ang g guru guru menga mengaja jarr dala dalam m satu satu ruang ruang kela kelass atau atau lebi lebih, h, dalam dalam )akt )aktu u yang yang sama sama,, dan dan mengh menghad adap apii dua dua atau atau lebi lebih h tingk tingkat at kelas kelas yang yang berbe berbeda da deng dengan an pemb pembel elaj ajar aran an yang yang tela telah h direncanakan. P!" juga mengandung arti bah)a, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau atau
lebi lebih h
dan dan
meng mengha hada dapi pi
sis) sis)aa-si sis) s)aa
deng dengan an
kema kemamp mpua uan n
bela belaja jarr
yang yang
berb berbed edaa
'I#.A!.0ardhani, 'I#.A!.0ardhani, +1(.
Dari Dari defini definisi si di atas, atas, persia persiapan pan mengha menghadapi dapi pembel pembelaja ajaran ran kelas kelas rangka rangkap p di daerah daerah terpencil terpencil guru dapat menguasai sejumlah sejumlah keterampilan keterampilan dan persiapan persiapan fisik dengan mengadak m engadakan an pendekatan secara pribadi, menata menata kegiat kegiatan an belaja belajarr mengaja mengajar r , mengarahkan mengarahkan dan memberi memberi kemudah kemudahan an belajar belajar.. #uru #uru juga juga harus harus bisa bisa mengel mengelola ola kelas kelas P!" dengan dengan baik baik agar dapat mencip menciptak takan an dan memeli memelihara hara situas situasii kelas kelas yang yang optimal optimal dan dapat dapat mengenda mengendalik likan an kondisi kondisi belajar yang optimal. . kesulitan dalam melaksanakan P!" Ja)aban Adanya masala-masalah dalam P!" yaitu murid sedikit-guru sedikit, murid sedikit-guru berlebih, murid cukup-guru sedikit, dan murid cukup-guru berlebih. !eadaaan seperti ini
menimbulkan permasalahan inefisiensi yakni pemborosan tenaga guru atau permasalahan e2uity atau pemerataan kualitas yang sukar dicapai kerena kemungkinan terjadi penelantaran muris atau depri3ation. 4ntuk mengatasi keadaan murid sedikit-guru sedikit-guru sedikit, dan murid cukup-guru cukup-guru sedikit, sedikit, diperlukakan diperlukakan pengelolaan pembelajaran pembelajaran yang memungkinkan memungkinkan terjadi perangkapan kelas oleh seorang guru dalam satu ruangan atau lebih dari satu ruangan. "ele3an dengan tuntutan itu konsep dan pendekatan pembelajaran kelas rangkap merupakan ja)aban yang tepat. Selain itu konsep dan model P!" juga merupakakan ja)aban yang tepat terhadap adanya keterbatasan logistic. &isalnya ruang kelas yang terbatas karena sejak a)al ruangan sangat terbatas atau sebagian ruangannya sudah rusak yang disebabkan karena umur bangunan yang sudah tua atau rusak akibat bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, tanah longsor dll. Satu hal yang juga tidak dapat diabaikan adalah alasan ketidakhadiran salah seorang guru karena berbagai alasan. !ondisi ini menuntut guru yang ada di sekolah untuk melaksanakan kelas rangkap dengan menggunakan P!". !eadaan ini sangat memungkinkan terjadi baik di SD daerah pedesaan maupun daerah perkotaan. Pembelajaran kelas rangkap juga terdapat di banyak sekolah perkotaan, karena jumlah sis)a tidak seimbang dengan jumlah kelas. !elas harus digabung untuk mendapatkan jumlah sis)a seperti biasa. Jadi alasan dibentuknya kelas rangkap bukan karena kekurangan guru saja melainkan juga alasan efisiensi. &isalnya jika di kelas + hanya ada sis)a dan kelas hanya ada +5 sis)a maka tidak perlu masing-masing kelas diajar oleh seorang guru. Dengan prinsip efisiensi efisiensi sumber daya maka cukup diperlukan diperlukan satu guru yang merangkap merangkap mengajar kelas + dan kelas . Dari Dari pemb pembah ahas asan an diat diatas as dapat dapat dita ditari rik k kesi kesimp mpul ulan an bah)a bah)a pener penerapa apan n P!" P!" seca secara ra konseptual sesuai dengan konsep psikologi dan pedagogi dan secara praktis dapat mengatasi
berbagai kendala demografis, sosiologis, dan kendala situasional lainya. '%inataputra, %inataputra, &din, 1##'$
!esuli !esulitan tan-ke -kesul sulita itan n dalam dalam melaks melaksana anakan kan pembel pembelaja ajaran ran kelas kelas rangka rangkap p yaitu yaitu sebagai sebagai berikut $
•
Sulit mengatur )aktu yang ada agar pembelajaran berlangsung maksimal Sumber daya yang ada kadang tidak mendukung sehingga P!" tidak berlangsung sesuai
•
yang diharapkan 6anyaknya 6anyaknya tugas-tugas tugas-tugas yang berhubungan berhubungan dengan tugas guru yang harus diselesaikan diselesaikan
•
bersamaan dengan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Selama proses belajar mengajar satu atau dua jam pada dua kelas yang berada didua ruangan, ruangan, biasanya )aktu yang terbuang terbuang begitu saja adalah sekitar sekitar +7 sampai 85 menit. menit. 0aktu aktu akan akan bany banyak ak terb terbuan uang g keti ketika ka masu masuk k dalam dalam kegia kegiata tan n a)al a)al dan dan inti inti pemb pembel elaj ajar aran an kare karena na membutuhkan )aktu yang relati3e banyak pula. Susilowati dkk ,!""#$ !esulitan yang biasa dihadapi guru dalam praktiknya adalah para guru belum mampu melaksanakan P!" dengan benar karena beberapa factor seperti masih belum mampu mengatur )aktu dengan tepat agar tidak banyak yang terbuang percuma dan belum maksimal dalam memanfaatkan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk mendukung terciptanya terciptanya proses belajar yang efektif dan efisien. 9al itu yang menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan P!". (. kendala dalam menghadapi menghadapi pelaksaan pelaksaan PKR
Pembelajaran mengandung makna yang berbeda dari kegiatan belajar mengajar. Pada kegiatan belajar-mengajar, mengandung makna ada guru yang memungkinkan terjadinya belajar. Sedangkan pada pembelajaran, kegiatan belajar dapat terjadi dengan atau tanpa guru. Artinya, murid dapat belajar dalam berbagai situasi tanpa tergantung pada guru. &isalnya, murid dapat belajar dari d ari buku, berdiskusi dengan deng an teman atau mengamati sesuatu. etapi perlu diingat bah)a dalam pembelajaran peran guru sangat penting, misalnya pada a)al, saat kegiatan, atau akhir kegiatan. Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, P!" mempunyai prinsip khusus sebagai berikut salah satunya adalah !eserempakan !egiatan Pembelajaran Dalam P!" guru menghadapi dua kelas atau lebih pada )aktu yang bersamaan. leh karena itu, prinsip utama P!" adalah kegiatan belajar mengajar terjadi secara bersamaan
atau serempak. !egiatan yang terjadi secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi kekosongan saja , maka bukan P!" yang diharapkan. Praktik pembelajaran kelas rangkap masih banyak yang menyimpang dari gambaran pembelajaran kelas rangkap yang ideal. Pembelajaran yang berlangsung hanya secara bergilir atau secara serempak tetapi pelaksanaanya masih ada kendala ke ndala yang dihadapi dalam !eserempakan !egiatan Pembelajaran yaitu a. Pemb Pembor oros osan an wakt waktu u Pemborosan )aktu terjadi ketika mengabsen murid bahkan pada saat ada murid murid yang
tidak hadir terjadi dialog panjang dengan murid-murid lain. 9al tersebut dapat juga mengakibatkan murid kehilangan semangat untuk belajar. b. Pembela Pembelajara jaran n berl berlangs angsung ung seragam seragam Pembelajaran berlangsung dengan metode yang sama 'seragam( dalam )aktu yang sama dan untuk semua murid, proses pembelajaran pun berlangsung sederhana, mulai dari menerangkan, memberi soal, mengerjakan soal, menyuruh murid maju ke papan tulis. Pembelajaran seperti ini terkesan monoton. &eskipun murid-murid ditugaskan untuk mengerajakan soal secara indi3idual dan beberapa murid disuruh mengerjakan di papan tulis, tetapi pembelajaran yang dilakukan oleh bu Indri ini masih jauh dari prinsip-prinsip belajar aktif. c. Kontak Kontak psikolo psikologis gis antara antara guru guru dengan dengan murid murid sangat sangat terbata terbatass #uru memang menanyakan kepada murid$ :Siapa yang belum mengerti;<, :Siapa yang betul;<. etapi etapi pertanyaan seperti itu tidak dapat mendorong sis)a untuk aktif, apalagi hampir tidak dijumpai interaksi aktif dan langsung diantara sesama murid. Pe rtanyaan yang diajukan secara umum tersebut, juga tidak berguna untuk mengetahui kesulitan sis)a secara perorangan. '0inataputra, '0inataputra, 4din.S. + 1( S%4SI =>A >A=# ?PA ADA%A9 Pertama, Di a)al pelajaran Pak dan6u guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu.Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termoti3asi dan secara mental siap menerima pelajaran hari itu. Kedua, proses belajar berlangsung serempak, apalagi murid yang berbedatingkat kelas ada ada dalam dalam satu satu ruan ruang. g. #ang #anggua guan n yang yang munc muncul ul tidak tidak terl terlal alu u seri serius us,, seba sebab b ketik ketikaa guru guru menerangkan, murid dari kelas lain berada di sudut ruang yang lain. idak ada pemborosan )aktu karena guru tidak mondar-mandir pindah kelas.
Ketiga, Ketiga, guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudutsumber belajar. Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa penga)asan guru, murid dapat mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan pemecahan masalah. Keempat, murid aktif, konsep @6SA yang sebenarnya nampak. &urid tidakhanya aktif secara indi3idual tetapi juga kelompok dan berpasangan. &urid yang lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannya'tutor sebaya(, atau membantu kelas diba)ahnya'tutor kakak(. Kelima, adanya adanya asas asas koopera kooperatif tif-kom -kompet petiti itif, f, murid murid bersem bersemanga angatt mengerj mengerjakan akantug tugas, as, apalagi apalagi ketika ketika guru guru mengata mengatakan kan siapa siapa yang yang sudah sudah selesa selesaii lebih lebih dulu dulu akan akan mendapa mendapatt nilai nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dsb. Keenam, belajar dengan pendekatan P!" yang benar, sangat menyenangkan.6elajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan khususnya bila kita sedang mengajar kelas rendah. 9al itu nampak saat anak mengambil gulungan kertas dan membaca apa yang menjadi tugas mereka masing-masing. Ketujuh, ada berhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat. Padayang lambat guru membantu murid yang mengalami mengalami kesulitan, kesulitan, bahkan guru menjelaskan menjelaskan lagi bagian-bagian bagian-bagian yang tidak dipahami. 6agi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil gulungan kertasyang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata pelajaran lain. Kedelapan, sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atauDinas. #uru P!" dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekolah dan lingkungan sekita sekitar. r. Sudut Sudut ruanga ruangan n menjad menjadii lengkap lengkap dengan dengan sumber sumber belaja belajar. r. 6ahkan 6ahkan dapat dapat memupuk memupuk tanggung ja)ab murid dan sara memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka. Kesembilan, prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajardua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruang kelas atau lebih dan dalam )aktu yang bersamaan. etapi perangkapan kelas juga berarti dalam bentuk mengajarkan dua bidang studi atau lebih dalam satu )acana atau topic. Inilah yang disebut pengajaran terpadu'integrated(.
Kesepuluh, guru guru dapat dapat memanf memanfaat aatkan kan sumber sumber daya daya yang yang ada di lingkun lingkunganm ganmuri urid. d. &isalnya ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap ikan, murid-murid menja)ab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di lingkungan sekitar, kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.' Susilo)ati, dkk. 55(
. ketika melaksanakan P!" hal-hal ha l-hal yang perlu terkondisi sesuai prinsip P!" Pembe Pembela) la)ara aran n Kelas elas Rangk Rangkap ap PKR$ PKR$ sepert sepertii pada pada umumny umumnya a memili memiliki ki prinsip*prinsip umum baik yang bersi+at psikologis*pedagogis maupun didaktik* metodik. metodik. Psi Psiko kologis logis*ped *pedagog agogis is berkenaa berkenaan n dengan dengan perubaha perubahan n perilak perilaku u siswa, siswa, seda sedang ngka kan n
dida didakt ktik ik*m *met etod odik ik
berk berken enaa aan n
deng dengan an
stra strate tegi gi
atau atau
pros prosed edur ur
pembela)aran. Prinsip umum psikologis*pedagogis antara lain: a. Perbed Perbedaan aan indivi individua duall anak anak dala dalam m perk perkem emba bang ngan an kogn kognit iti+ i+,, peri perila lak kunya unya
menu menunt ntut ut
per perlak lakuan uan
pembe embela la)a )ara ran n
yang yang
sika sikap, p, dan dan
coco cocok k
denga engan n
tingkatannya. tingkatannya. isalnya perilaku terhadap siswa kelas - tentu berbeda dengan perlak perlakuan uan terhad terhadap ap siswa siswa kelas elas dikar dikarena enaka kan n pada pada tingk tingkat at usia usia kelas elas proses berpikir konkret lebih lebih dominan, sedangkan siswa kelas sudah mulai dapat berpikir abstrak . Piaget dalam /ell*0redler:1#'$. /ell*0redler:1#'$. b. Motivasi sangat Motivasi sangat diperlukan dalam bela)ar baik yang datang dari dalam diri siswa moti2asi instrinsik$ maupun yang datang dari luar diri siswa moti2asi inst instru rume ment ntal al$. $.
3leh 3leh
kar karena ena
itu itu
pemb pembel ela) a)ar aran an
haru harus s
diaw diawal alii
deng dengan an
menumb menumbuhk uhkan an moti2a moti2asi si sis siswa wa agar agar merasa merasa butuh butuh dan mau bela)a bela)arr. /ila /ila sudah sudah tumbuh, tumbuh, moti2asi moti2asi tersebut tersebut perlu perlu dipeliha dipelihara ra dan malah malah ditingk ditingkatka atkan n melalui berbagai bentuk penguatan reinforcement $. $. Skinner dalam 4urney: 1#55$.
c. Belajar Belajar sebagai sebagai proses proses akademis akademis dalam dalam diri diri indi2i indi2idu du untuk untuk memban membangun gun pengetah pengetahuan, uan, sikap, sikap, dan ketera keterampila mpilan n melalui melalui trans+or trans+ormasi masi pengalama pengalaman. n. Proses tersebut dapat dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman konkret
concre concrete te
experi experienc ence e $,
pengamatan
mendalam
reective
observation$, observation$, pemikiran abstrak abstract abstract conseptualization conseptualization$, $, dan percobaan atau penerapan secara akti+ active active experimentation$. experimentation$. Kolb: 1#'$.
d. Bela Belaja jarr dari dari tema teman n seus seusia ia (pee (peerr grou group) p) teruta terutama ma mengen mengenai ai sikap sikap dan keterampilan sosial dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang senga)a dirancang. e. Pencap Pencapaia aian n dampak dampak instru instruksi ksion onal al (instu (insturuc ructio tional nal eect eects) s) dan dampak dampak pengiring (nurturant eect) menuntut eect) menuntut lingkungan dan suasana bela)ar yang memungkin memungkinkan kan sis sisswa swa dapat dapat melakuka melakukan n kegiat kegiatan an bela)ar bela)ar yang dirancan dirancang g dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana bela)ar secara kontekstual. -mplementasi dari prinsip umum psikologis*pedagogis terhadap pembela)aran adalah munculnya prinsip*peinsip didaktik*metodik sebagai berikut: a. Penganekaragaman Penganekaragaman pembelajaran agar pembelajaran agar dapat melayani perbedaan indi2idual siswa. b. Pemanfaatan
berbagai
media
dan
sumber
belajar
agar
dapat
membangkitkan, membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan meningkatkan moti2asi siswa. c. Penera Penerapan pan aneka aneka pendek pendekata atan, n, metode metode,, dan tekni teknik k pembe pembelaj lajar aran an yang berpotensi mengakti+kan siswa dalam keseluruhan siklus proses bela)ar. d Peneka Penekanan nan pada pada pencap pencapaia aian n dapak dapak instru instruksi ksiona onall dan dan dampa dampak k pengi pengiri ring ng
'0inataputra, 4din.S. +1( Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, P!" mempunyai prinsip khusus sebagai berikut $
+. !esere !eserempa mpakan kan !egi !egiata atan n Pembela Pembelajar jaran an Dalam P!" guru menghadapi dua kelas atau lebih pada )aktu yang bersamaan. leh karena itu, prinsip utama P!" adalah kegiatan belajar mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. !egiatan yang terjadi secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi kekosongan saja , maka bukan P!" yang diharapkan.
. !adar 0a 0aktu ktu !eaktif !eaktifan an Akademi Akademik k '0!A( '0!A( tinggi. tinggi. Selama P!" berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna. P!" tidak memberi toleransi pada banyaknya 0!A yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas. &isalnya, )aktu tunggu yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan )aktu.
&akin banyak )aktu yang terbuang, maka makin rendah kadar 0!A. =amun perlu Anda ingat, bah)a 0!A tinggi tidak selalu berkadar tinggi. !ualitas pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan 0!A. !ualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar 0!A.
8. !ontak Psikologis Psikologis guru dan murid yang berkelanjuta berkelanjutan n Dalam P!", guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. &enghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid bah)a guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah. #uru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat. indakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau mengaj mengajukan ukan pertany pertanyaan. aan. indak indakan an pengel pengelola olaan an adalah adalah tindaka tindakan n yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal. &isalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, memberi petunjuk yang jelas atau menegur murid. ' Susilo)ati, dkk. 55(
. Pemanf Pemanfaat aatan an Sumb Sumber er Seca Secara ra ?fis ?fisien ien Sumber dapat berupa peralatanBsarana, orang dan )aktu. Agar terjadi 0!A yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien. %ingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru P!". Demikian dengan orang dan )aktu. &urid yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai tutor. 0aktu harus dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan 0!A yang berkadar tinggi. Disamping keempat prinsip yang telah disebutkan, masih ada satu prinsip lagi yang perlu dikuasai guru P!", yaitu membiasakan murid untuk mandiri. Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas, maka murid akan terbiasa mandiri. !emampuan murid untuk belajar mandiri akan memungkinkan guru P!" mengelola pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar 0!A menjadi semakin tinggi. Sehingga hal yang perlu dikondisikan dalam pembelajaran P!" sesuai dengan prinsipnya adalah perkembangan kogniti+, sikap, dan perilaku siswa menuntut perlakuan pembela)aran
yang cocok dengan tingkat kemampuanya dalam pembela)aran dan pembela)aran harus diawali dengan menumbuhkan moti2asi siswa agar merasa butuh dan mau bela bela)a )arr. /ila /ila suda sudah h tumb tumbuh uh,, moti moti2a 2asi si ters terseb ebut ut perl perlu u dipe dipeli liha hara ra dan dan mala malah h ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan. 6. tindakan apa yang saya lakukan a. anak kurang kurang mandiri dalam bela)ar: bela)ar: siswa dapat dapat bela)ar melalui melalui trans+orma trans+ormasi si pengalaman. Kolb: 1#'$. Siswa )uga dapat Belajar dari teman seusia (peer group) teruta terutama ma mengen mengenai ai sikap sikap dan ketera eterampi mpilan lan sosia sosiall dapat dapat berhas berhasil il denga dengan n baik baik melalui interaksi sosial yang senga)a dirancang. b. anak kurang kurang moti2asi moti2asi dalam dalam bela)ar bela)ar:: Motivasi Motivasi sangat diperlukan dalam bela)ar baik yang datang dari dalam diri siswa moti2asi instrinsik$ maupun yang datang dari luar diri siswa moti2asi moti2asi instrumenta instrumental$. l$. 3leh karena itu pembela)a pembela)aran ran harus harus diawali dengan menumbuhkan moti2asi siswa agar merasa butuh dan mau bela)ar. /ila /il a sudah sudah tumbuh tumbuh,, moti2a moti2asi si terseb tersebut ut perlu perlu dipeli dipeliha hara ra dan malah malah diting ditingka katka tkan n melalui berbagai bentuk penguatan reinforcement $. $. Skinner dalam 4urney: 1#55$. &ntuk menumbuhkan menumbuhkan minat guru dapat melakukan melakukan kegiatan bela)ar menga)ar yang ber2ariasi seperti menggunakn model dan media pembela)aran untuk mendukung pros proses es pembel pembela)a a)ara ran n yang yang e+ekti e+ekti++ dan efsien efsien sehing sehingga ga siswa siswa terdor terdorong ong untuk untuk bela)ar, c. anak tidak tidak dapt beradapta beradaptasi si dalan bela)ae bela)ae secara secara kooperati+ kooperati+ : Belajar sebagai proses akademis dalam akademis dalam diri indi2idu untuk membangun pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui trans+ormasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebag ebagai ai suatu uatu siklus klus pro proses penga engala lama man n konkr nkret concre concrete te experi experienc ence e $, peng pengam amat atan an mend mendal alam am reectiv reective e observati observation on$, $, pemi pemiki kira ran n abst abstra rak k abstract conseptualization$ conseptualization$, dan percobaan atau penerapan secara akti+ active experimentation$ experimentation$ serta Pencapaia Pencapaian n dampak dampak instruks instruksiona ionall (insturu (instuructio ctional nal eects) eects) dan dampak pengiring (nurturant eect) menuntut lingkungan dan suasana bela)ar yang memungkin memungkinkan kan siss sisswa wa dapat dapat melakukan melakukan kegiatan kegiatan bela)ar bela)ar yang dirancan dirancang g dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana bela)ar secara kontekstual. 0uru )uga dapat melakukan melakukan Penganekaragaman Penganekaragaman pembelajaran agar agar dapat dapat melaya melayani ni perbedaan indi2idual siswa, Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan moti2asi siswa, Penerapan anek aneka a pend pendek ekat atan an,, meto metode de,, dan dan tekn teknik ik pembe embela laja jara ran n yang yang berp berpot oten ensi si mengak mengakti+ ti+ka kan n siswa siswa dalam dalam kesel keseluru uruha han n siklu siklus s prose proses s bela)a bela)ar, r, Penekanan Penekanan pada '0inataputra, 4din.S. + 1( pencapaian dapak instruksional instruksional dan dampak dampak pengiring pengiring '0inataputra,