I. Judul Praktikum : - Cut Up -Processing Jaringan - Bloking Parafin Dan Flotasi -Pewarnaa He Dan Maunting II. Hari /Tanggal : Kamis 25 Januari 2018 Jum’at 26 Januari 2018
III. Tujuan Praktikum : -agar mahasiswa mampu melakukan cut up jaringan,processing jaringan,bloking parafin dan flotasi,dan pewarnaan HE dan maunting -mahasiswa mampu memahami dan melakukan tehnik histoteknik yang digunakan dalam pembuatan preparat jaringan. -mahasiswa mampu memahami dan membuat preparat dari jaringan -agar mahasiwa mampu menganalisa dari preparat jaringan j aringan dengan menggunakan mikroskop. -agar mahasiswa mampu melakukan pewarnaan hematoksilin eosin. IV. Prinsip Kerja Melakukan pemotongan jaringan terlebih dahulu,lalu diproses kemudian di bloking menggunakan parafin dan tahap selanjutnya yaitu dengan melakuakn pewarnaan hemaktoksilin eosin (HE).seperti yang kita ketahui pewarnaan itu mempunyai ciri-ciri pada dilihat dibawah mikroskop yaitu: yaitu: 1. Inti bersifat asam akan menarik zat atau larutanya yang bersifat basa ,maka inti akan berwarna biru atau ungu dari zat hematoksilin. 2. Sitoplasma bersifat basa dan akan menarik zat larutan yang bersifat asam,maka sitoplasma akan berwarna merah dari zat eosin. V. Landasan Teori : Histoteknik adalah metoda membuat sajian dari spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi preparat histologi yang baik dan siap untuk dianalisis. Spesimen dapat berasal dari manusia dan hewan. Preparat yang baik dapat digunakan untuk mempelajari peran sel/jaringan dalam keadaan fisiologis atau patologis, mempelajari perubahan sel/jaringan akibat suatu perlakuan pada penelitian, penelitian, dan alat bantu diagnosis penyakit. Preparat yang baik dapat memberikan hasil yang akurat untuk menjawab pertanyaan riset. Untuk mencapai tujuan tersebut, preparat harus dapat memberikan gambaran tentang bentuk, besar, dan susunan sebagaimana sel/jaringan itu hidup. Histoteknik adalah suatu metode membuat sajian histologi dari spesi men tertentu melalui rangkaian proses hingga menjadi sajian yang siap untuk dianalisis. Sumber Specimen dapat diperoleh dari hewan maupun manusia. Histoteknik ini dapat dilakukan oleh staf pengajar, peneliti atau teknisi laboratorium. Rangkaian proses pembuatan sajian histologi terdiri atas : a. Fiksasi (Fixation) Dasar dari pembuatan sajian histologi yang baik adalah melakukan fiksasi yang benar. Kesalahan yang dilakukan pada tahap fiksasi tidak akan pernah dapat dapat
diperbaiki lagi pada tahapan selanjutnya. Jadi hasil akhir s ajian histologi yang baik sangat tergantung pada cara melakukan fiksasi dengan baik. Tujuan dari fiksasi adalah untuk : Mengawetkan jaringan Mengeraskan jaringan Efek fiksasi terhadap jaringan yang diproses adalah Menghambat proses pembusukan dan autolisis Pengawetan Pengerasan Pemadatan koloid Differensiasi optik Pengaruh terhadap pewarnaan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan jaringan histologis adalah: 1. Tebal irisan jaringan 3-5mm sehingga cairan fiksasi dapat dengan cepat memfiksasi seluruh jaringan. Bila irisannya terlalu tebal maka permukaan luarnya saja yang difiksasi dengan cukup baik, sedangkan bagian tengah j aringan sudah keburu membusuk sebelum cairan fiksasi sempat merembes ke sana. 2. Volume cairan fi ksasi sekurang-kurangnya harus 15-20x volume jaringan yang akan difiksasi. Besarnya volume jaringan menentukan volume fiksasi yang diperlukan sedangkan tebal jaringan menentukan kecepatan fiksasi. Panjang dan lebar jaringan umumnya ditentukan oleh jenis mikrotom yang akan digunakan. 3. Jenis cair an fiksasi yang akan digunakan bergantung kepada unsur j aringan yang akan didemonstrasikan dan kepada jenis pewarnaan yang akan digunakan. Bahan yang dapat digunakan untuk Larutan fiksatif adalah : - Larutan Formalin 10% (Idealnya Formalin Buffer) - Larutan bouin - Larutan zenker formol (cairan helly) - Larutan ethyl alkohol - Larutan asam asetat-alkohol-formalin (tellyesniczky) - Larutan carnoy b. Dehidrasi (Dehydration) Dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan yang telah difiksasi sehingga jaringan nantinya dapat diisi dengan parafin atau zat lainnya yang dipakai untuk membuat blok preparat. Hal ini perlu dilakukan karena air tidak dapat bercampur dengan cairan parafin atau zat lainnya yang dipakai untuk membuat blok preparat. Caranya adalah dengan merendam jaringan yang telah difiksasi dengan Alcohol dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (70% 80% 96% atau Alcohol Absolut) c. Pembeningan (Clearing) Tujuannya adalah : - Menghilangkan alkohol dari jaringan - Mempersiapkan jaringan ke pembenaman
Pembuangan alkohol dari jaringan sangat penting oleh karena alkohol dan parafin tidak dapat saling melarutkan dan apabila alkohol tertinggal dalam jaringan akan menyebabkan jaringan sulit dipotong. Pembeningan dilakukan dengan Larutan Xylol I dan Larutan Xylol II selama 30 menit. Larutan Xylol II digunakan untuk mengeluarkan alkohol setelah pembeningan dengan larutan Xylol I. Bila Clearing dilakukan terlalu lama akan menyebabkan jaringan menghitam. Xylol akan menyebabkan Sitoplasma kosong oleh karena Xylol menarik liquid dari jaringan. d. Pembenaman (Impregnasi/Embedding) Setelah cairan ditarik oleh Xylol maka jaringan akan tinggal bagian padatnya sehingga susah dipotong, untuk mengisi bagian yang kosong itu dilakukanlah pembenaman dengan Parafin sehingga jaringan dapat dengan mudah dipotong. Pembenaman memakai 3 wadah parafin yang ditempatkan di dalam oven. Jaringan direndam selama 1 jam setiap wadah. Tujuan dilakukannya 3 wadah adalah agar ada resting dan praktikan tetap terjaga ataupun tidak bosan menunggu 3 jam. e. Pengecoran (Blocking) Pengecoran merupakan pembuatan blok preparat menggunakan potongan besi berbentuk L (Leuckhart). 2 buah potongan besi disusun diatas lembaran logam hingga rapat dan membentuk ruang seperti kubus. Di Laboratorium dengan fasilitas lebih memadai pengecoran sudah memakai kaset. f. Pemotongan jaringan (Sectioning) Pemotongan blok preparat dilakukan dengan mikrotom. Sebaiknya dibuatkan beberapa slide, untuk menghindari hilangnya jaringan saat deparafinisasi. g. Pewarnaan (Staining) Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong sehingga unsur jaringan menjadi kontras dan dapat dikenali / diamati dengan mikroskop.Pewarnaan yang dilakukan adalah pewarnaan HE untuk mewarnai inti menjadi biru dan pewarnaan Eosin untuk mewarnai Sitoplasma menjadi siopilic (Merah) h. Perekatan (Mounting) Kegunaan Mounting adalah : - Pengawet - Refraksi untuk jaringan tersebut sehingga lebih jelas dilihat batas antar selnya i. Pelabelan (Labelling) Labelling penting untuk memudahkan dalam pengenalan preparat.
VI.
Alat Dan Bahan 1.alat
Pinset
Pot sampel
Cutter
Kaki tiga
Kawat kasa
Bunsen
Krus porselin
Mikroskop
Objek glass
Casette ebending
mold
2.bahan
Sampel kanker rahim
Eosin
Hematoxylin
Parafin
Alkohol 96%
Alkohol 80%
Alkohol70%
Aquades
Xylol
Label
Tissu Prosedur Kerja A. Cut – up 1. Siapkan alat dan bahan 2. Kemuadian lakukan pemotongan pada sampel kanker,kemudian ukur panjang jaringan untuk memudahkan fiksasi,dan mempermudah jaringan untuk menyerap cairan kesluruhan.
VII.
3. Lalu maasukan ke dalam Casette Embending
B. Processing Jaringan 1. Rendam sampel jaringan pada alkohol 96 % selama satu setengah jam atau 1.50,setiap 2-5 menit lalu angkat dengan cara mencelup-celupkan.
2. setelah dari alkohol abolut ,kemudian direndam ke alkohol 70% setiap 2-5 menit angkat atau celup- celupkan .setiap 50 menit sampel dipindahkan do alkohol 70 % sebanyak 5 kali dengan alkoho 70%.
3. setelah di rendam di alkohol 70% kemudian di rendam pada larutan xylol selama satu jam 10 menit .perendaman pada xylol selama 2x pengantian xylol.
4. setelah di rendam pada xylol, di lanjutkan pada perendaman parafin selama 1 jam dengan 2 kali pergantian parafin setelah 1 jam.
5. setelah 1 jam sampel jaringan diangkat.
C. Blocking Parafin Dan Flotasi 1. siapkan jaringan sampel yang telah di fiksasi.
2. sampel jaringan dimasukkan kedalam alat mold yang sebelumnya telah dimasukkan parafin untuk mencegah sampel menempel pada moldd yang dapat merusak jaringan.
3. parafin di hitung,kemudian casette diletakkan di atas sampel kemudian dilapisi kembali dengan parafin.
4. apabila parafin sudah mulai memadat,pada mold kemudin lepaskan mold dan csette yang sdh di berikan parafsin yang memadat.
5. kemudian simpan di kulkas selama 10 menit dan hasilnya seperti ini.
Flotasi 1. jaringan di rendam di permukaan air panas .
2. lalu ambil jaringa menggunakan gelas obyek,sebelumnya gelas obyek sudah diolesi dengan albumin.
3. letakkan kertas objek yang sudah terdapat jaringan di atas hotplate berdiri hingga parafinya mendidih.
4. jaringan yang sudah melekat di gelas obyek dan parafinnya yang sudah meleleh.
D. Pewarnaan HE dan Maunting. Pewarnaan HE 1. Siapkan alat dan bahan 2. Masukkan preparat jaringan ke dalam 2 tempat xillol masing-masing 7X celup lalu angkat.
3. Pindahkan ke dalam atau celupkan ke 2 tempat alkohol 96% ,2 tempat alkohol 80% ,dan 1 alkohol 70 % masing – masing waktunya 2 menit dan di angkat selama 30 detik sampai 2 menit .
96%
80%
70%
4. Lalu celupkan ke dalam aquades dengan 12 X celupan dengan waktu 2 menit.
5. Kemudian celupkan ke dalam cat hematoxylin selama 10-15 menit
6. Lalu kemudian di celupkan lagi ke dalam aquades sampai berubah warna dan preparat menyerap zat warna .
7. Kemudian celupkan lagi zat warna yaitu eosin selama 3-5 menit
8. Setelah itu celupkan pada alkohol 96 % ,alkohol 80% dan 70%
96% 80% 9. Lalu keringkan preparat .
70%
VIII.
Hasil Pengamatan
Keterangan : pada pemeriksaan jaringan kangker yang melalui beberapa tahap yaitu cut-up,processing jaringan,blocking jaringan parafin dan flotasi dan pewarnaan HE dan maunting .kami meendapatkan hasil dari lapangan pandang 100x dan di temukan adanya sel kangker.
IX . Pembahasan. Pada peraktikum kali ini kami menggunakan jaringan kangker untuk memeriksa sel kangker kemudian jaringn di potong kurang lebih 1 x 1 ukuran normal .kemudian apabila sudah melalui pemotongan jaringan simpan di dalam casette embending setelah itu di dehidrasi di dalam cairan alkohol yaitu casette yang berisikan jaingan di celupkan pada alkohol 96%, selama 1 jam 50 menit ,lalu 6 tempat alkohol 70% selama 50 menit .dan celupkan ke 2 tempat xilol masing-masing 1 jam 10 menit lalu apabilah sudah casette yang sudah selesai di dehidrasi kemudian di masukkan atau di rendam pada parafin yang sudah di cairkan tunggu sampai parafin masuk ke dalam lubang-lubang casette.lalau proses selanjutnya kemudian di blocking jaringan yang di masukkan ke dalam mold tapi yang step pertama masukkan parafin terlebih adahulu sedikit demi sedikit lalu bukan casette yang berisikan jaringan lalu masukkan ke dalam muld berisikan parafin lalu, tutup lagi menggunakkan parafin lalau tutu dengan casette embending kemudian tunggu samapai mengering dan memadat atau membeku apabila sudah buka casette yang sudah selesai tadi kemudian masukkan ke dalam kulkas selama 10 menit . Step selanjutnaya jaringan yang sudah di simpan pada kulkas dan membeku dan hasilnya lalu di simpan pada pemotongan atau mikrotom kemudian atus posisi pisau apabila sudah lalu lakukan pemotongan .setelah itu ambil jaringan yang sudah di potong tipis kemudian di ambil menggunakan piset lalu di rendam pada air hangat setelah itu di rendam lagi pada air dingin hingga mekarnya parafin dan jaringan baik .setelah itu ambil jaringan menggunakan objek glass yang sudah di beri albumin .lalu lakukan pewarnaan pada preparat yaitu pewarnaa HE dan eosin lalu liht dibawah microdkop dengan lapangan pandang 100 dan untuk menjaga jaringan tetap awet dengan cara menutup dengan cover glass tapi sebelum di tutup berikan lem canada ataau entelan G . Teknik histoteknik adalah salah satu teknik laboratorium yang dipergunakan dalam kegiatan eksperimental, laboratorium histopatologi dalam bidang ilmu patologi anatomi untuk mendiagnosa suatu tumor atau kelainan tubuh yang didapat dengan cara biopsi atau operasi dan diperiksa di Laboratorium dengan mikroskop cahaya. Hasil pemeriksaan dari teknik ini adalah berupa spesimen mikroskopik setelah dilakukan pewarnaan sesuai dengan yang dibutuhkan , salah satunya adalah pewarnaan Haematoksilin – Eosin (HE). Dalam proses ini langkah awal yang harus dilakukan adalah fiksasi t erhadap jaringan yang akan diproses, dimana hal ini penting sekali karena sangat menentukan dalam kwalitas sediaan agar dapat diperiksa.
X.Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh melalui praktikum adalah sebagai berikut: - Melalui praktikum kita dapat mengetahui teknik pembuatan sedian preparat secara manual dan melakukan pengamatan langsung dibawah mikroskop - Melalui praktikum kita dapat mengetahui pembuatan preparat histologi yang Meliputi -Cut Up -Processing Jaringan - Bloking Parafin Dan Flotasi -Pewarnaa He Dan Maunting
XI.DAFTAR PUSTAKA
Yatim,wildan.1996.histologi.bandumg tarsito http://adesah.blohspot .c m/2011 /04/sistem-respirasi html. Watson.roger.anatomi dan fisiologi .jakarta.EGC,2002
INSTRUKTUR
(ROLLY ISWANTO,SST.Ms.i)
PRAKTIKAN
(ENGI MAYA RENDA
TUGAS : LAPORAN SITOHISTOTEGNOLOGI I “Cut
Up,Processing Jaringan , Bloking Parafin Dan Flotasi ,Pewarnaa He Dan Maunting ”
OLEH HARLINA HAMIRI P00341016023
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KENDARI
2017
P