BAB I PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan keadaan saat terjadi terjadi bendun bendungan gan sirkula sirkulasi si akibat akibat gagal gagal jantun jantung g dan mekani mekanisme sme kompen kompensato satorik rikny nya. a. Gagal Gagal jantun jantung g adalah adalah kompli komplikas kasii terseri tersering ng dari dari segala segala jenis jenis penyakit jantung kongenital maupun didapat. Penyebab dari gagal jantung adalah disfungsi disfungsi miokardium miokardium,, endokardiu endokardium, m, perikardium perikardium,, pembuluh pembuluh darah besar, aritmia, kelainan katup, dan gangguan irama. Di ropa dan !merika, disfungsi miokard yang paling sering terjadi akibat penyakit jantung koroner, biasanya biasan ya akibat a kibat infark miokard yang merupakan penyebab paling sering pada usia kurang dari "# tahun, disusul hipertensi dan diabetes. Di ropa, kejadian gagal jantung berkisar $,%& ' & dan meningkat pada usia yang yang lebi lebih h lanj lanjut ut,, deng dengan an rata' rata'rat rataa umur umur "% tahu tahun. n. Pre Preal alen ensi si gaga gagall jantu jantung ng di !merika *erikat men+apai %, juta orang dengan #$$ ribu kasus baru per tahunnya. Di -ndonesia belum ada angka pasti tentang prealensi penyakit gagal jantung, di * /antung Harapan 0ita, setiap hari ada sekitar %$$'#$$ pasien berobat jalan dan sekitar 1#& 1#& adala adalah h pasie pasien n gaga gagall jant jantun ung. g. 2esk 2eskip ipun un terap terapii gaga gagall jantu jantung ng meng mengala alami mi perkembangan yang pesat, angka a ngka kematian dalam #'3$ tahun tetap tinggi, sekitar 4$' %$& dari pasien penyakit gagal jantung lanjut dan #'3$& dari pasien dengan gejala gagal jantung yang ringan. Prognosa dari gagal jantung tidak begitu baik bila penyebabnya tidak dapat diperbaiki. *etengah dari populasi pasien gagal jantung akan meninggal dalam % tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung berat lebih dari #$& akan meninggal dalam tahun pertama.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1
Anatomi dan fisiologi
2. 2
Definisi dan etiologi
Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktur Pen!a"it a#te#i "o#one#
Non$is"emi" "a#diomioati dilatasi
•
Infa#" mio"a#d
•
Pen!a"it familial%geneti"
•
Is"emia mio"a#d
•
Pen!a"it infilt#atif
Overload
te"anan "#onis
Ke#&sa"an a"i'at to"sin ata& o'at
•
Hie#tensi
•
Penyakit metabolik
•
Pen!a"it "at& o'st#&"tif
•
8iral
Overload
(ol&me "#onis
Pen!a"it ,)agas
•
Pen!a"it "at& #eggitasi
•
0elainan ritme dan frekuensi jantung
•
S)&nt int#a"a#dia" *"i#i "e "anan+
•
7radiaritmia kronis
•
S)&nt e"st#a"a#dia"
•
6akiaritmia kronis
Hie#t#ofi atologis •
P#ime# *"a#diomioati )ie#t#ofi+
•
Se"&nde# *)ie#tensi+
Ka#diomioati #est#i"tif •
sarkoidosis) •
Pen&aan *aging+
Penyakit infiltratif (amioloidosis,
*torage disease (hemokromatosis)
Kelainan endomio"a#dial Ke'&t&)an ali#an da#a) 'e#le'i)
-i'#osis
Pen!a"it ant&ng &lmonal
•
!nemia kronis
•
*hunk arterioenosus sistemik
Kelainan meta'oli"
•
Ko# &lmonal
•
6irotoksikosis
•
Pen!a"it (as"&la# &lmonal
•
0elainan nutrisi
atau fungsi jantung yang ditandai dengan5 •
Gejala gagal jantung5 sesak napas atau lelah bila beraktiitas pada kondisi
berat dapat mun+u saat istirahat. 6anda'tanda retensi +airan5 kongesti paru atau bengkak pada pergelangan kaki. • 7ukti objektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat istirahat. • tiologi gagal jantung yaitu5 2. 3
Eidemiologi
7erdasarkan diagnosis dokter prealensi penyakit gagal jantung di -ndonesia tahun $34 sebesar $,34& atau diperkirakan sekitar 9.191 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar $,4& atau diperkirakan sekitar #4$.$1 orang. 7erdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Proinsi /a:a 6imur sebanyak #%.1 orang ($,39&), sedangkan Proinsi 2aluku ;tara memiliki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 3%% orang ($,$&). *elanjutnya, di Proinsi /a:a 7arat sebanyak 91.%" orang ($,4&) dan yang paling sedikit ditemukan di Proinsi 0ep. 7angka 7elitung, yaitu sebanyak 9%# orang ($,3&). Pada tahun $34, penderita penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke banyak ditemukan pada usia %#'#% tahun, ##'1% tahun, dan 1#'"% tahun. *elain itu, berdasarkan jenis kelamin, diperkirakan penyakit gagal jantung banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki'laki.
2. /
Patofisiologi
7ila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti infark miokard, maka kemampuan pompa jantung akan segera menurun. *ebagai akibatnya akan timbul dua efek utama penurunan +urah jantung, dan bendungan darah di ena yang menimbulkan kenaikan tekanan ena jugularis.
#,1,"
*e:aktu jantung mulai melemah, sejumlah respons adaptif lokal mulai terpa+u dalam
upaya
mempertahankan +urah
jantung. espons
tersebut
men+akup
peningkatan aktiitas adrenergik simpatik, peningkatan beban a:al akibat aktiasi sistem renin'angiotensin'aldosteron, dan hipertrofi entrikel. 2ekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan +urah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada a:al perjalanan gagal jantung, dan pada keadaan istirahat.
3. Peningkatan aktiitas adrenergik simpatis *alah satu respons neurohumoral terhadap penurunan +urah jantung adalah peningkatan aktiitas sistem adrenergik simpatis. 2eningkatnya aktiitas adrenergik simpatis merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf' saraf adrenergik jantung dan medulla adrenal. 0atekolamin ini akan menyebabkan kontraksi lebih kuat otot jantung (efek inotropik positif) dan peningkatan ke+epatan jantung. *elain itu juga terjadi asokontriksi arteri perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi olume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ'organ yang metabolismenya rendah seperti kulit dan ginjal untuk mempertahankan perfusi ke jantung dan otak. 8asokonstriksi akan meningkatkan aliran balik ena ke sisi kanan jantung, untuk selanjutnya menambah kekuatan kontraksi sesuai dengan hukum *tarling. 0adar katekolamin dalam darah akan meningkat pada gagal jantung, terutama selama latihan. /antung akan semakin bergantung pada katekolamin yang beredar dalam darah untuk mempertahankan kerja entrikel.
angiotensin -. 0onersi angotensin - menjadi angiotensin --. angsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal.
etensi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus kolektifus. !ngiotensin -- juga menghasilkan efek asokonstriksi yang meningkatkan tekanan darah. 4. Hipertrofi entrikel
espon kompensatorik terakhir adalah hipertrofi miokardium atau bertambah tebalnya dinding. Hipertrofi miokardium akan mengakibatkan peningkatan
kekuatan
kontraksi
entrikel.
Pada
a:alnya,
respon
kompensatorik sirkulasi memiliki efek yang menguntungkan.
untuk
meningkatkan
kekuatan
kontraktilitas
menyebabkan
terbentuknya edema dan kongesti ena paru dan sistemik. 8asokontriksi arteri juga meningkatkan beban akhir dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi entrikel> beban akhir juga meningkat karena dilatasi ruang jantung. !kibatnya, kerja jantung dan kebutuhan oksigen miokardium juga meningkat. Hipertrofi miokardium dan rangsangan simpatis lebih lanjut akan meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium. /ika peningkatan kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi iskemia miokardium dan gangguan miokardium lainnya. Hasil akhir dari peristi:a yang saling berkaitan
ini
adalah
meningkatnya
berlangsungnya gagal jantung.
beban
miokardium
dan
terus
2. 0
Diagnosis
Penegakan diagnosis gagal jantung dalam praktik dokter umum menggunakan kriteria Framingham. 0riteria Framingham adalah kriteria epidemiologi yang telah digunakan se+ara luas. Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan dengan minimal kriteria mayor atau 3 kriteria mayor disertai kriteria minor.
K#ite#ia ma!o# Paroxysmal nocturnal dyspnea Distensi ena leher 0repitasi *4 gallop 0ardiomegali (rasio kardiotorak A#$& pada rontgen thora?) dema pulmonal akut
eflu? hepatojugular
K#ite#ia mino# dema malleolus bilateral Dyspnea pada e?ersi biasa 6akikardia(.3$@min) 7atuk no+turnal Hepatomegaly
fusi pleura Penurunan dalam kapasitas ital dalam 3@4 dari maksimal
Peningkatan tekanan ena sentral (31+mHB pada atrium kanan) Penurunan berat badan %,#kg dalam # hari sebagai respon terhadap pengobatan
Klasifi"asi gagal ant&ng men&t A % AHA
Ting"atan 'e#dasa#"an geala dan a"ti(itas fisi"
*tadium !
0elas -
2emiliki risiko tinggi berkembang menjadi gagal jantung. 6idak terdapat ganguan struktural atau fungsional jantung, tidak terdapat tanda atau gejala.
6idak terdapat batasan melakukan aktiitas fisik. !ktiitas fisik sehari'hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas.
*tadium 7
0elas --
6elah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan dengan perkembangan gagal jantung. 6idak terdapat tanda atau gejala.
6erdapat batasan aktiitas ringan. 6idak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktiitas fisik sehari'hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas.
*tadium C
0elas ---
Gagal jantung asimptomatis yang berhubungan dengan penyakit struktural jantung yang mendasari.
6erdapat batasan aktiitas bermakna. 6idak terdapat keluhan saat istirahat, tetapi aktiitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak.
*tadium D
0elas -8
Penyakit struktural jantung yang lanjut serta gejala gagal jantung yang sangat bermakna saat istirahat :alaupun sudah mendapat terapi medis maksimal.
6idak dapat melakukan aktiitas fisik tanpa keluhan. 6erdapat gejala saat istirahat. 0eluhan meningkat saat melakukan aktiitas.
E"o"a#diog#afi
-stilah ekokardiograf digunakan untuk semua teknik pen+itraan ultrasound jantung termasuk pulsed and +ontinuous :ae Doppler, +olour Doppler dan tissue Doppler imaging (6D-). 0onfirmasi diagnosis gagal jantung dan@atau disfungsi jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi adalah keharusan dan dilakukan se+epatnya pada pasien dengan dugaan gagal jantung. Pengukuran fungsi entrikel untuk membedakan antara pasien disfungsi sistolik dengan pasien dengan fungsi sistolik normal adalah fraksi ejeksi entrikel kiri (normal A %# ' #$&). Pen+itraan e+ho@dopler harus diperiksakan untuk ealuasi dan memonitor fungsi sistolik entrikel kiri dan kanan se+ara regional dan global, fungsi diastolik, struktur dan fungsi alular, kelainan perikarrdium, komplikasi mekanis dari infark akut, adanya disinkroni, juga dapat menilai semi kuantitatif, non inasif, tekanan pengisian dari entrikel kiri dan kanan, stroke olume, dan tekanan arteri pulmonalis.