Proposal
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kota Baubau merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara yang wilayahnya terdiri dari daratan dan perairan. Kota Baubau memiliki keunggulan diantaranya lokasi yang terletak pada posisi silang jalur pelayaran nasional, dan memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Potensi alam ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat. Kondisi Kota Baubau yang merupakan daerah kepulauan, mengharuskan adanya strategi pembangunan perekonomian Kota Baubau yang didukung oleh sistem transportasi laut yang handal dan mampu menghubungkan menghubungkan seluruh wilayah di Propinsi Sulawesi Tenggara dengan mudah dan efisien. Sehingga penyusunan kajian analisis lalu lintas laut pada pelabuhan di Kota Baubau merupakan kebutuhan yang mendesak untuk direalisasikan, dan kajian ini merupakan dokumen acuan dalam pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan laut di Kota Baubau. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan laut atau transportasi laut yang sangat memadai. Angkutan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi kehidupan perekonomian masyarakat, karena lancar atau tidaknya proses pengangkutan khususnya pengangkutan laut mempengaruhi tingkat aktivitas maupun perkembangan ekonomi masyarakat. Tingkat perekonomian masyarakat yang baik senantiasa membutuhkan sarana
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau Baubau
1
Proposal
transportasi yang memadai yang merupakan mobilitas masyarakat yang menunjang aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari. Lalu lintas laut pada pelabuhan merupakan salah satu subsektor transportasi yang turut menjadi bagian penting dalam menunjang aktivitas masyarakat kepulauan. Hal ini juga menjadi salah satu sasaran dalam peningkatkan perekonomian nasional dalam menunjang perdagangan antar pulau seperti yang terjadi di Sulawesi Tenggara khususnya Kota Baubau menjadikan transportasi laut sebagai salah satu alat bantu yang digunakan untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya yang terus dikembangkan. Lau
lintas
laut
memberikan
kontribusi
yang
sangat
besar
bagi
perekonomian nasional dan daerah sebagaimana amanat dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat strategis bagi wawasan nasional serta menjadi sarana vital yang menunjang tujuan persatuan dan kesatuan nasional. Perlu diketahui juga kontribusi lalu lintas laut menjadi semakin penting karena nilai biaya yang dikeluarkan adalah paling kecil bila dibandingkan dengan biaya transportasi darat dan udara. Selain menjadi urat nadi perekonomian wilayah Kota Bau-Bau yang menjamin kelancaran distribusi barang dan penumpang. Pentingnya kajian lalu lintas laut dalam menunjang aksesibilitas dan mobilitas serta perekonomian di wilayah Bau-Bau mendorong pemerintah memasukkan masalah lalu lintas laut kedalam salah satu issue pokok dalam usaha pengembangan Kota Baubau. Berbagai sektor ekonomi ini meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, sektor air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa yang merupakan pusat perekonomian
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau Baubau
2
Proposal
Kota Bau-Bau yang tidak hanya meliputi Kota Bau-Bau dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara lain. Sebagai negara kepulauan, peran lalu lintas laut di Indonesia terutama di Kota Baubau mempunyai sifat yang berbeda dengan daerah lain. Lalu lintas laut mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di era pasar bebas, terutama dengan akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean. Strategi yang dilakukan pemerintah dalam upaya pengembangan lalu lintas laut adalah untuk meningkatan pelayanan pelabuhan, mengadakan rute angkutan antar pulau, meningkatkan frekuensi ferry yang melayani pelayaran internasional, dan meningkatkan pelayaran domestik yang menghubungkan kota-kota lain di di Sulawesi Tenggara pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sistem angkutan laut sebagai sektor yang menentukan keberhasilan implementasi kebijakan pengembangan wilayah kepulauan, perlu dipersiapkan untuk melayani kebutuhan sarana angkutan laut yang mampu mengangkut hasil produksi tiap wilayah untuk dipasarkan. Proyeksi pertumbuhan pergerakan barang dan produksi di setiap wilayah perlu dihitung sampai sepuluh tahun kedepan, dan dengan moda transportasi laut yang akan dikembangkan di wilayah Kota Baubau ini diharapkan dapat mengindikasikan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan per tahunnya. Disamping itu analisa terhadap kebutuhan armada laut yang meliputi tipe, ukuran, kapasitas dan kecepatan, serta spesifikasi sarana pelabuhannya
sangat
diperlukan
dalam
kaitannya
dengan
peningkatan
pendapatan daerah dan masyarakat dari sektor maritime. 1.2 Tujuan dan Sasaran
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
3
Proposal
Tujuan kegiatan penyusunan kajian analisis lalu lintas laut pada pelabuhan Baubau adalah : 1. Untuk mengembangkan kegiatan transportasi barang/jasa 2. Untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat 3. Untuk meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Baubau Sasaran kegiatan penyusunan kajian analisis lalu lintas laut pada pelabuhan Baubau adalah : 1. Tersedianya kegiatan analisis lalu lintas laut sebagai basis perencanaan dan implementasi program pengembangan system penyediaan barang dan jasa di Kota Baubau. 2. Teridentifikasinya berbagai aspek pendukung pengembangan lalu lintas laut Kota Baubau 3. Mengetahui hubungan interaksi antara pengembangan wiilayah pulau dengan sektor usaha angkutan laut 4. Menentukan kebutuhan sarana dan prasarana lalu lintas laut yang sesuai dengan kondisi alam dan potensi sumberdaya yang ada 5. Memperoleh dasar kebijakan penanganan angkutan laut antar pulau demi peningkatan prekonomian 6. Terumuskan berbagai alternatif rekomendasi/usulan mengenai tata cara pengelolaan lalu lintas laut pada kelembagaan/kewenangan instansi
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
4
Proposal
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Trasnportasi
Salim (2006) mengemukakan bahwa transportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dikatakan juga bahwa transportasi menjadi dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya transportasi menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah.
Transportasi atau pengangkutan merupakan sarana ekonomi yang
berfungsi untuk menunjang pemindahan sesuatu (manusia, hewan, dan barang) dari suatu tempat tujuan dengan maksud untuk menciptakan kegunaan tempat (place utility ) dan kegunaan waktu (time utility) (Kamaluddin, 2003). Adisasmita (2012) mengemukakan bahwa trasportasi adalah sarana penghubung atau yang menghubungkan antara daerah produksi dan pasar, atau dapat dikatakana pendekatan daerah produksi dan pasar atau sering kala dikatakan menjembatani produsen dan konsumen. Siregar (2012) mengemukakan bahwa kegiatan pengangkutan dapat terlaksana jika terpenuhi hal-hal: (1) Ada barang atau jasa atau orang yang diangkut; (2) Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutan; dan (3) Adanya jalan raya tempat melintasnya kendaraan angkutan. Dalam kegiatan transportasi diperlukan empat komponen yakni : tersedianya muatan yang diangkut, terdapatnya kendaraan sebagai sarana angkutannya, adanya jalan yang dapat dilaluinya dan tersedianya terminal.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
5
Proposal
Nasution (2008), mengemukakan bahwa transportasi bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Dalam hubungan tersebut, akan dikemukakan peranan transportasi dalam berbagai aktivitas manusia di tinjau dari tiga aspek yaitu:
1) Aspek ekonomi Transportasi adalah bagian dari suatu kegiatan perekonomian karena dengan transportasi yang lancar dan memadai maka hasil produksi, distribusi dari berbagai sektor akonomi seperti pertanian, akan lebih mudah dan lancar untuk dipasarkan (disalurkan). Dengan kata lain alat transportasi merupakan jembatan yang mendekatkan sentra-sentra produksi dengan sentra konsumsi untuk meningkatkan, nilai guna dan nilai waktu suatu barang dan jasa.
2) Aspek sosial budaya Sebagai makhluk sosial, dalam memenuhi kebutuhan tertentu manusia memerlukan hubungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang tentu memerlukan alat transportasi yang murah, mudah, cepat dan menyenangkan, sehingga bisa saling beriteraksi.
3) Aspek politik Transportasi akan mempermudah jaringan aparat pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai motifator pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pertahanan, keamanan sehingga dapat melakukan mobilisasi agar bisa berjalan lancar. 2.2. Peranan Trasnportasi Laut
Transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan dan (2) sebagai prasarana Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
6
Proposal
bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana keduanya dapat saling mempengaruhi Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut. Pentingnya
peran
sektor
transportasi
bagi
kegiatan
ekonomi
mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib,teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi. Menurut Ruru (1993) peranan transportasi dari sudut ekonomi adalah: merangsang pertumbuhan ekonomi, melancarkan dan memudahkan distribusi bahanbahan kebutuhan yang berbeda, alat untuk menstabilkan harga, mengurangi isolasi daerah, menunjang perluasan pasar, dan menunjang terciptanya spesialisasi yang luas. Sedangkan menurut Widyahartono (1986) bahwa manfaat transportasi laut adalah sebagai berikut:
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
7
Proposal
a) Transportasi laut merupakan jangkauan terhadap sumber yang dibutuhkan suatu daerah dan memungkin digunakan sumber yang lebih murah ataupun lebih tinggi mutunya. Sebagai tambahan barang yang tidak bisa didapatkan di daerah setempat, didapatkan di daerah lain. b) Pemakaian sumber daya lebih efisien menyakibatkan timbulnya kekhususan setiap daerah ataupun pembagian setiap tenaga kerja yang sesuai, yang mengakibatkan
pemahaman
jumlah
barang
yang
dikonsumsi,
yang
berhubungan erat dengan ini adalah memungkinkan untuk melayani daerah yang luas, sehingga keuntungan ekonomi dalam skala produksi dapat dimanfaatkan 3) Karena penyaluran barang tidak lagi terbatas pada daerah setempat saja, maka barang-barang dapat disalurkan dari sumber-sumber alternatif lainnya, apabila sumber yang biasa dipakai tidak dapat memenuhi semua kebutuhan. Fungsi transportasi memegang peranan pening dalam usaha mencapai tujuan
pengembangan
ekonomi
dalam
suatu
bangsa.
Adapun
tujuan
pengembangan ekonomi yang bisa diperankan oleh jasa transportasi adalah : (1) Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah; (2) Mengembangkan indusri nasional yang dapat menghasilkan devisa serta mensupply pasaran dalam negeri; dan (3) Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat. Arah dan kebijakan pembangunan transportasi laut dilaksanakan fungsi yaitu antara lain: (1) Meningkatkan peran armada pelayaran nasional, baik untuk angkutan dalam negri maupun ekspor-impor dengan memberlakukan azas cabatage. Untuk itu maupun ekspor-impor dengan memberlakukan azas cabatage.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
8
Proposal
Untuk itu diperlukan dukungan perbankan dalam penyediaan kredit murah bagi peremajaan armada; dan (2) Mengurangi bahkan menghapus pungutan-pungutan tidak resmi di pelabuhan, sehingga tarif yang ditetapkan otoritas pelabuhan tidak jauh berbeda dengan biaya yang secara riil dikeluarkan pengguna jasa kepelabuhan, melalui peningkatan kordinasi bagi semua instansi yang terkait dalam proses bongkar muat barang (Tamin ,2000). 2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Transportasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan akan jasa-jasa transportasi dapat dilihat dari dua segi yaitu: (1) dari segi permintaan (demand ) terdiri dari pertumbuhan penduduk, pembangunan daerah dan wilayah, industri, dan transmigrasi dan penyebaran penduduk; dan (2) dari segi penawaran (supply) antara lain peralatan yang digunakan, kapasitas yang tersedia, kondisi teknik alat angkut yang dipakai, produksi jasa yang dapat diserahkan oleh perusahaan angkutan, dan sistem pembiayaan dalam pengoperasian alat pengangkutan (Salim, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran jasa transportasi adalah: 1) Pendapatan Konsumen Jasa transportasi yang di tawarkan kepada masyarakat sangat tergantung dari pendapatan masyarakatitu sendiri karena banyak jenis transportasi yang di sediakan oleh pengusaha untuk kepentingan masyarakat disesuaikan dengan kemampuan/daya beli masyarakat.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
9
Proposal
2) Tarik Angkutan Faktor lain yang bersangkutan dengan engenaan tarik angkutan dari pengusahaan
kepada
konsumen/pemakai
jasa
angkutan,
sehingga
penentuan tari betu-betul harus dihitung kelayakan, sehingga pengenaan tarik terjangkau oleh masyarakat yang meminta jasa transportasi dianggap sebagai tarik wajar dan masyarakat mau meminta jasa transportsi tersebut. 3) Selera konsumen Selera atau keinginan konsumen dalam penggunaan transortasi sangat bersifat heterogen memerlukan adanya pelayanan yang maksimal. Sukirno (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang dan jasa adalah: harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, harga factor produksi, biaya produksi, jumlah pedagang/penjual, tujuan perusahaan, dan kebijakan pemerintah. 2.4. Transportasi Laut dan Perekonomian
Kemajuan teknologi transportasi mengikuti perkembangan ekonomi dan perdagangan, begitu pula sebaliknya. Transportasi mempunyai peran memperluas daerah cakupan distribusi barang atau jasa, mendukung distribusi logistik industri yang efisien dan spesialisasi kegiatan produksi, sehingga menciptakan konsentrasi aktivitas produksi di suatu tempat, dan dapat menimbulkan "Economics of Scale” dan “Aglomeration Economics" dalam sistem logistic.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
10
Proposal
Moda transportasi laut lebih efisien untuk mengangkut barang dalam jumlah besar, kecepatan dan biaya angkutan per ton mil relatif rendah dan sangat menguntungkan untuk angkutan barang jarak jauh pada wilayah kepulauan. Pengembangan transportasi jangka pendek dan menengah berdasar pada kriteria pengembangan jaringan transportasi nasional meliputi: fungsi kota dalam tata ruang nasional, pola produksi dan konsumsi, faktor geografis dan moda yang paling ekonomis dalam melayani arus barang dan penumpang. Untuk daerah yang secara ekonomis tidak mempunyai potensi atau daerah yang belum berkembang, namun membutuhkan pelayanan transportasi, maka pelayanan transportasi berfungsi untuk membantu perkembangan ekonomi daerah tersebut. Transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut (Tamin, 1997). 2.5. Pelabuhan Sebagai Prasarana Transportasi
Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
11
Proposal
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Menurut Triatmodjo (1996) dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang. Dermaga merupakan tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port ) merupakan suatu daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi, pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan kapal, kran kran untuk bongkar muat barang, gudang transito, serta tempat penyimpanan barang dalam waktu yang lebih lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya. Selain itu, pelabuhan merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya atau juga dikenal dengan daerah pengaruh. Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam segi tinjauan antara lain; 1. Segi penyelenggaraannya terdiri dari
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
12
Proposal
Pelabuhan Umum Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan masyarakat umum, yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Pelabuhan
Khusus
merupakan
pelabuhan
yang
digunakan
untuk
kepentingan sendiri guna menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu dan dengan ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil produksi perusahaan. 2. Segi kegunaan Pelabuhan Barang mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang, seperti: (a) Dermaga harus panjang dan mampu menampung seluruh panjang kapal sekurang-kurangnya 80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan oleh proses bongkar muat barang melalui bagian depan maupun belakang kapal dan juga di bagian tengah kapal. (b) Pelabuhan barang harus memiliki halaman dermaga yang cukup lebar, untuk
keperluan
bongkar
muat
barang,
yang
berfungsi
untu
mempersiapkan barang yang akan dimuat di kapal, maupun barang yang akan di bongkar dari kapal dengan menggunakan kran. Pelabuhan Penumpang juga melayani bongkar muat barang, namun pada pelabuhan penumpang, barang yang dibongkar cenderung lebih sedikit. Pelabuhan penumpang, lebih melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang bepergian, oleh karena itu daerah belakang
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
13
Proposal
dermaga lebih difungsikan sebagai stasiun/terminal penumpang yang dilengkapi dengan kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran dan lain sebagainya. Pelabuhan campuran ini lebih diutamakan untuk keperluan penumpang dan barang, sedangkan untuk minyak masih menggunakan pipa pengalir. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan kecil atau pelabuhan yang masih berada dalam taraf perkembangan. 3. Fungsi dalam perdangangan nasional dan internasional Pelabuhan jika ditinjau dari segi fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional dapat dibedakan menjadi : Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama dan
ramai
dikunjungi
oleh
kapal-kapal
yang
membawa
barang
ekspor/impor dari luar negri. Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang lebih dimanfaatkan untuk perdagangan dalam negeri. Kapal asing yang hendak masuk harus memiliki ijin khusus. 4. Segi kegunaan dan letak geografisnya Ditinjau dari segi letak geografis, pelabuhan dapat dibedakan sebagai berikut : Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelomban (breakwater ), yang merupakan pemecah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh satu celah yang berfungsi untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
14
Proposal
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombangnya sangat kecil. Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan buatan dan pelabuhan alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh pantai tetapi pada alur masuk terdapat bangunan buatan untuk melindungi pelabuhan, Pelabuhan menurut PP No 11 tahun 1983, maka pelabuhan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : Interface , yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua moda/system transportasi darat dan laut sehingga pelabuhan harus dapat menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan barang/penumpang ke angkutan darat atau sebaliknya. Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan mata rantai dari system transportasi,
sehingga
pelabuhan
sangat
mempengaruhi
kegiatan
transportasi keseluruhan. Gateway , yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu negara/daerah,
sehingga
dapat
memegang
peranan
penting
bagi
perekonomian suatu negara atau daerah. Industri entity , yaitu perkembangan industri yang berorientasi kepada ekspor dari suatu negara atau daerah. Disamping itu, pelabuhan juga sebagai terminal pengangkutan, yang dapat dibagi dalam beberapa fungsi berikut:
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
15
Proposal
1. Fungsi pelayanan dan pemangkalan kapal, seperti: (a) Perlindungan kapal dari ombak selama berlabuh dan tambat, (b) Pelayanan untuk pengisian bahan bakar, perbekalan dan sebagainya, dan (c)Pemeliharaan dan perbaikan kapal. 2. Fungsi pelayanan kapal penumpang, seperti : (a) Penyediaan prasarana dan sarana bagi penumpang selama menunggu kapal dan melakukan aktivitas persiapan keberangkatannya, dan (b) Penyediaan sarana yang dapat memberikan kenyamanan, penyediaan makanan dan keperluan penumpang. 3. Fungsi penanganan barang, seperti : (a) Penyediaan prasarana dan sarana untuk penyimpanan sementara, pengepakan, penimbunan barang, konsentrasi muatan dalam kelompok yang berukuran ekonomis untuk diangkut, (b) Bongkar muat barang dari dan ke kapal dan penanganan barang di darat, (c) Penjagaan keamanan barang, (d) Fungsi pemrosesan dokumen, (e) Penyelenggaraan dokumen kapal oleh syahbandar, (f) Penyelenggaraan dokumen, muatan kapal laut dan dokumen lainnya, (g) Penjualan dan pemeriksaan tiket penumpang, dan (h) Penyelesaian dokumen imigrasi penumpang untuk pelayaran luar negeri. Untuk dapat menjalankan fungsinya, maka pelabuhan diperlengkapi dengan berbagai sarana seperti : a. Untuk pelayanan kapal, seperti : alur masuk pelabuhan dan sistem sarana bantu navigasi pelayaran; kolam pelabuhan; pemecah gelombang; dermaga. kapal tunda, kapal pandu, kapal kepil, dan sebagainya. b. Untuk pelayanan penumpang dan barang, seperti : apron dermaga; gudang;
gedung terminal penumpang, lapangan parker; areal bongkar muat moda angkutan darat; akses ke sistem pengangkutan darat; sarana debarkasi dan
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
16
Proposal
embarkasi penumpang; dan alat bongkar muat, seperti kran, derek, forklift , dan sebagainya.
2.6. Peran Dan Fungsi Pelabuhan Pelabuhan adalah suatu kawasan yang mempunyai infrastruktur (sarana dan prasarana) dalam menunjang kegiatan operasional. Infrastruktur tersebut merupakan fasilitas yang harus ada pada suatu pelabuhan untuk mendukung operasional atau usaha pelabuhan. Infrastruktur atau fasilitas pelabuhan terdiri atas fasilitas pokok (sarana) dan fasilitas penunjang (prasarana). Pembagian ini berdasarkan atas kepentingan terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri. Secara komprehensif, peran pelabuhan tidak hanya dari eksistensinya dan perkembangan pada masa depan. Tetapi sangat terkait dengan aspek perencanaan dan manajemen dalam menunjang pembangunan regional, antara daerah/pulau/pelabuhan,
sehingga
terjadi
interaksi
antar
sumberdaya
pembangunan, seperti: penduduk, SDA (sektoral), modal, teknologi, dan sumberdaya pembangunan lainnya. Pelabuhan memiliki peran dan fungsi sebagai pusat distribusi barang logistik secara nasional dan memiliki beberapa jenis barang industri lainnya yang berpotensi untuk diantarpulaukan (Jinca, 2011). Pelabuhan berperan dan berfungsi sangat penting dalam perdagangan dan pembangunan regional, nasional dan internasional, yaitu sebagai pintu gerbang keluar-masuk barang dan penumpang ke dan dari suatu daerah, di mana pelabuhan tersebut berada. Peranan dan fungsi pelabuhan meliputi berbagai aspek yaitu: a. Ketersediaan prasana dan sarana pelabuhan melayani kegiatan B/M barang dan kunjungan kapal, berkaitan dengan daerah belakang yang dihubungkan Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
17
Proposal
oleh transportasi darat, investasi, teknologi, manajemen, dan kualitas pelayanan. b. Keterkaitan pelabuhan di pulau yang satu dengan pelabuhan di pulau lain (nasional dan internasional), dan pelabuhan sekitarnya, sebagai asal dan tujuan pergerakan barang. c. Keterkaitan suatu pelabuhan dengan aspek-aspek yang berdampak sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup dari pengembangan pelabuhan terhadap daerah sekitarnya. Secara skematis fungsi pelabuhan dibedakan atas pelabuhan umum dan pelabuhan khusus. Sedangkan hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut meliputi pelabuhan internasional hub (utama primer), pelabuhan internasional (utama sekunder), pelabuhan nasional (utama tersier), pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal.
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Proyeksi Arus Penumpang dan Barang
Metode proyeksi arus barang dan penumpang terdiri dari : Data tahunan terdiri atas data kunjungan kapal, volume barang dan jumlah penumpang. Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
18
Proposal
Sedangkan data dari laporan bulanan terdiri atas kunjungan kapal, ukuran kapal (seperti GT, LOA), waktu sandar (BT), volume barang dan jumlah penumpang tiaptiap kapal. Pertama-tama, data dari laporan tahunan yaitu GT, LOA,BT, volume barang, dan penumpang di kelompokkan secara terpisah berdasarkan ukuran kapal. Berikutnya, proyeksi arus barang dan penumpang dilakukan berdasarkan pada data tahunan untuk daerah studi setelah dipisahkan dari pendaratanpendaratan sekitarnya. Tahap ketiga adalah proyeksi arus barang dan penumpang untuk setiap target tahun, dan akhirnya dilakukan estimasi jumlah kunjungan kapal dengan berdasarkan pada hasil proyeksi arus barang dan penumpang pada tahap sebelumnya. 3.2. Metode Proyeksi Penduduk
Ada beberapa cara atau metode untuk memproyeksi penduduk dimasa yang akan datang terhadap wilayah-wilayah yang menjadi potensial terhadap pengembangan
transportasi
laut
yaitu
metode
matematik.
Metode
ini
membutuhkan data-data sebagai berikut : a) Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telahdilakukan perapihan, b) Pola mortalitas menurut umur, c) Pola fertilitas menurut umur, d) Rasio jenis kelamin saat lahir, e) Proporsi migrasi menurut umum.
3.3. Metode Perhitungan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yangdihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
19
Proposal
harga konstan. PDRB atas hargaberlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yangberlaku pada tahun bersangkutan, sementara PDRB atas dasar harga konstan dihitungdengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar.Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat metode pendekatan yakni: a. Pendekatan Produksi Pendekatan ini disebut juga pendekatan nilai tambah dimana Nilai Tambah Bruto (NTB)diperoleh dengan cara mengurangkan nilai output yang dihasilkan oleh seluruh kegiatanekonomi dengan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap sektorekonomi. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yangdipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai input antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasafaktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi. b. Pendekatan Pendapatan Pada pendekatan ini, nilai tambah dari kegiatan-kegiatan ekonomi dihitung dengan caramenjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto. Untuk sector pemerintahan dan usaha-usahayang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha (bunga neto, sewa tanah dankeuntungan) tidak diperhitungkan. c. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan olehberbagai golongan dalam masyarakat untuk keperluan konsumsi rumah tangga,pemerintah dan yayasan sosial; pembentukan modal; dan ekspor. Mengingat nilai barangdan jasa hanya berasal dari produksi
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
20
Proposal
domestik, total pengeluaran dari komponen-komponen di atas harus dikurangi nilai impor sehingga nilai ekspor yang dimaksud adalahekspor neto. Penjumlahan seluruh komponen pengeluaran akhir ini disebut PDRB atasdasar harga pasar. d. Metode Alokasi Metode ini digunakan jika data suatu unit produksi di suatu daerah tidak tersedia. Nilaitambah suatu unit produksi di daerah tersebut dihitung dengan menggunakan data yangtelah dialokasikan dari sumber yang tingkatannya lebih tinggi, misalnya data suatukabupaten diperoleh dari alokasi data provinsi. Beberapa alokator yang dapat digunakanadalah nilai produksi bruto atau neto, jumlah produksi fisik, tenaga kerja, penduduk, danalokator lainnya yang dianggap cocok untuk menghitung nilai suatu unit produksi. 4.4. Metode Kuesioner
Metode penggunaan kuesioner adalah cara untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrument pengumpulan data. Beberapa prosedur yang harus dilalui dalam penyusunan kuesioner adalah; a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner b. Mengidentifikasikan variable yang akan dijadikan sasaran kuesioner c. Menjabarkan setiap variable menjadi sub variable yang lebih spesifik dan tunggal. d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus utuk menentukan teknik analisisnya.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
21
Proposal
BAB IV. KELUARAN PENELITIAN
Hasil dari penelitian akan disajikan dalam bentuk: 1) Naskah Laporan Penelitian yang berisikan analisis kajian lalu lintas laut pada pelabuhan di Kota Baubau.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
22
Proposal
2) Naskah Ringkasan Laporan Penelitian yang disajikan dalam bentuk Ringkasan Eksekutif. 3) Peta analisis kajian lalu lintas laut dan rencana pengembangan di Kota Baubau skala 1:100.000 dan skala 1:50.000 pada wilayah pengembangan potensial yang disajikan dalam bentuk Atlas. Peta ini menyajikan luas, penyebaran, trayek dan tahun rencana pengembangan. 4) Secara visual kondisi areal lalu lintas laut di Kota Baubau disajikan dalam bentuk CD (Compact Disc).
BAB V. PELAPORAN
5.1. Laporan Pendahuluan
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
23
Proposal
Laporan ini berisikan pemahaman tentang lingkup pekerjaan, metode pelaksanaan dan rencana kerja. Laporan pendahuluan dibuat dalam ukuran kertas A4 sebanyak 5 eksemplar dan diserahkan kepada pemberi pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati. 5.2. Laporan Kemajuan
Laporan kemajuan/progres berisi tentang uraian pelaksanaan kegiatan operasi lapang dan analisis data, sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun oleh pelaksana kegiatan. Laporan kemajuan dibuat dalam ukuran kertas A4 sebanyak 5 eksemplar dan diserahkan kepada pemberi pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati. 5.3. Laporan Akhir
Laporan ini sebagai pertanggungjawaban akhir dari seluruh pekerjaan setelah dilakukan perbaikan. Laporan akhir dibuat dalam bentuk buku sebanyak 10 eksemplar dan CD sebanyak 10 keping, diserahkan kepada pemberi pekerjaan pada akhir pekerjaan. Laporan akhir ini dilengkapi dengan Peta Masterplan Transportasi Laut di Kota Baubau.
BAB VI. TENAGA AHLI DAN PENDUKUNG
Tim Teknis penyusunan dokumen Masterplan Transportasi Laut di Kota Baubau terdiri atas : Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
24
Proposal
1. Ahli Sipil Transportasi Pelabuhan, 1 Orang 2. Ahli Kelautan, 1 Orang 3. Ahli Soisial Ekonomi dan Budaya, 1 Orang 4. Ahli Lingkungan, 1 Orang 5. Ahli Hukum, 1 Orang 6. Sekretaris, 1 Orang 7. Surveyor, 10 Orang 8. Operator computer, 2 Orang
BAB VII. JADWAL PELAKSANAAN
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
25
Proposal
Jadwal pelaksanaan kegiatan penyusunan dokumen Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan di Kota Baubau direncanakan selama 5 (lima) bulan. Secara rinci tahapan kegiatan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dokumen Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan di Kota Baubau Bulan ke No Kegiatan 1 2 3 4 5 1 Persiapan
2
Review pustaka dan peta dasar
3
Mobilisasi tenaga ahli
4
Penyusunan laporan pendahuluan Seminar awal
5 6
Pengumpulan data primer dan sekunder
7
Pengolahan dan analisis data
8
Penyusunan draf laporan akhir
9
Seminar hasil
10
Penyerahan laporan akhir
BAB VIII. PEMBIAYAAN
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
26
Proposal
Biaya kegiatan penyusunan Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan di Kota Baubau bersumber dari APBD Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara. Besarnya biaya pelaksanaan kajian sebesar Rp 350.000.000,00 (Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) .
INPUT
PROSES
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
Kajian Kebijakan ; 1. RTRWN, RTRWP, RTRW Kab/Kota 2. Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
Analisis per Kab/Kota ; 1. Perkembangan Kependudukan 2. Perkembangan ekonomi 3. Perk ba
OUTPUT 27
1. Pendahuluan 2. Gambaran Umum Wilayah 3. Pola dan Bangkitan
Proposal
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
28
Proposal
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, S.A, 2012. Perencanaan Pembangunan Transportasi,EdisiPertama. Jinca, M. Y. 2011. Transportasi Laut Indonesia (Analisis Sistem dan Studi Kasus). Surabaya: Brillian Internasional. Kamaluddin, R .2003 . Ekonomi Transportasi Karakteristik, Teori dan Kebijaka, Jakarta : Galia Indonesia. Nasution, M, N. 2008. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia. Jakarta. Ruru, H, F. 1993. Bahan Kuliah Ekonomi Pengangkutan, ujung pandang. Salim, A . 2006 Manajemen Transportasi. Raja Grafindo, Jakarta. Siregar, M. 2012. Beberapa Masalah Ekonomi dan Menejemen Pengangkutan. Jakarta. Sukirno, S .2006 .Pengantar Teori Mikro Ekonomi , Edisi Ketiga Raja Grafindo, Persada . Jakarta. Tamin, Z . 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Institut Teknologi Bandung. Bandung. Triatmodjo, B., 1992. Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta. Triatmodjo, B., 1996. Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta. Tamin, O. Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB. Widyhartono, 1986. Peranan Transportasi. BPFE: Yogyakarta.
Analisis Kajian Lalu Lintas Laut pada Pelabuhan Baubau
29