Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
2.1
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN Pada bagian ini diuraikan tentang rencana pembangunan dan
pengembangan
kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Afiyama yang
berlokasi di Jl. Mayor Bismo, Kota Kediri, diantaranya yaitu batasan wilayah kajian,
tujuan
dan
sasaran
pembangunan
kawasan,
manfaat
pembangunan kawasan, fungsi kawasan, kondisi tata ruang pada lokasi pembangunan, pelaku – pelaku yang berperan, serta perkiraan awal bangkitan lalu lintas yang ditimbulkannya. Lokasi persil rencana pembangunan Rumah Sakit Afiyama berada di Jl. Mayor Bismo, Kota Kediri. Kondisi lahan untuk lokasi pembangunan merupakan lahan pertanian dan masih merupakan lahan kosong belum terdapat pembangunan. Sesuai dengan data dari pengembang Luas Daerah Perencanaan 40.091 m² dan rencana pembangunan Rumah Sakit Afiyama mempunyai Luas lahan yang akan dibangun sebesar 18.525 m² dengan luasan bangunan 16.976 m². Rencana Rumah Sakit Afiyama yang akan dibangun adalah sebanyak 5 Lantai dengan perincian sebagai berikut.
Pendekatan Metodologi
2- 1
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Tabel 2.1. Rincian Luasan Bangunan No.
Luas (m2)
Penggunaan
1
Basement
302
2
Lantai 1
3.866
3
Lantai 2
3.733
4
Lantai 3
2.943
5
Lantai 4
2.895
6
Lantai 5
2.807 Total
16.976
Tabel 2.2. Kapasitas Rawat Inap No
Kelas
Bed
1
Klas VIP
5
2
Klas I
24
3
Klas II
108
4
Klas III
48
5
HCU
5
6
ICU
7
7
NICU
2
8
Isolasi
5 Total
204
Untuk lebih jelasnya rincian gambaran dari pembangunan Rumah Sakit Afiyama dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Pendekatan Metodologi
2- 2
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Pendekatan Metodologi
2- 3
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Pendekatan Metodologi
2- 4
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Gambar 2.1. Denah Tapak Pembangunan Rumah Sakit Afiyama
Pendekatan Metodologi
2- 5
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Pendekatan Metodologi
2- 6
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Pendekatan Metodologi
2- 7
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Gambar 2.2 Denah Potongan Pembangunan Rumah Sakit Afiyama 2.2
BATASAN WILAYAH KAJIAN Untuk batasan wilayah kajian yang akan dilakukan análisis dampak
lalu lintas dengan adanya pembangunan Rumah Sakit Afiyama adalah disepanjang Jl. Mayor Bismo dan sekitarnya, terutama yang terkena pengaruh langsung dengan adanya pembangunan Rumah Sakit Afiyama tersebut. Secara lebih terperinci, lokasi rencana pembangunan Rumah Sakit Afiyama berbatasan dengan : 1.
Sisi utara dibatasi oleh
: Lahan Pertanian dan Pemukiman;
2.
Sisi selatan dibatasi oleh : Lahan Kosong;
3.
Sisi timur dibatasi oleh
: Jl. Mayor Bismo; dan
4.
Sisi barat dibatasi oleh
: Lahan Pertanian.
Beberapa ruas jalan, lahan pertanian dan bangunan-bangunan tersebut merupakan batas wilayah dari rencana pembangunan Rumah Sakit Afiyama, untuk lebih jelasnya mengenai batas wilayah Rumah Sakit Afiyama dapat dilihat pada Gambar berikut.
Pendekatan Metodologi
2- 8
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Map View
Lokasi Pembangunan Rumah Sakit Afiyama
Satelite View Rencana Reklamasi
Pertokoan Jl. Sultan Hasanudin
Sumber : Google maps
Gambar 2.3 Lokasi Pembangunan Rumah Sakit Afiyama
Pendekatan Metodologi
2- 9
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Lokasi Rumah Sakit Afiyama berdekatan dengan beberapa ruas jalan dan juga berdekatan dengan beberapa persimpangan yang mana diperkirakan akan berpengaruh langsung terhadap rencana pembangunan Rumah Sakit Afiyama, Pada kegiatan atau studi ini merencanakan evaluasi terhadap kinerja jaringan jalan disekitar Rumah Sakit Afiyama sebagaimana terlihat pada Gambar berikut.
Simpang 1
Pembangunan RS Afiyama
Simpang 3
Simpang 2
Sumber : Google Map
Gambar 2.4 Batas Wilayah Studi Melihat Gambar 2.7 diatas dapat diterjemahkan bahwasannya pada kegiatan atau studi ini dilakukan evaluasi terhadap kinerja jaringan jalan 1.
Persimpangan Jl. Sultan Iskandar Muda – Jl. KH. Ahmad Dahlan (APILL);
2.
Persimpangan Jl. Sultan Iskandar Muda – Jl. Mayor Bismo – Jl. Mataram (APILL);
3.
Persimpangan Jl. Gajah Mada – Jl. Mayor Bismo – Jl. Raya Gampeng (APILL);
4.
Ruas Jl. Mayor Bismo;
5.
Ruas Jl. Sultan Iskandar Muda;
Pendekatan Metodologi
2- 10
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
6.
Ruas Jl. KH. Ahmad Dahlan;
7.
Ruas Jl. Mataram; dan
8.
Ruas Jl. Gajah Mada.
2.3
PERKIRAAN TRANSPORTASI YANG AKAN DIGUNAKAN Relasi dari bangunan Rumah Sakit Afiyama tersebut, selain pasien,
juga karyawan dan tamu yang ada pada bangunan tersebut. Diperkirakan pembangunan Rumah Sakit ini akan menarik perjalanan baru bagi pengunjung dan karyawan yang akan bekerja pada rumah sakit tersebut tersebut. Lokasi bangunan Rumah Sakit Afiyama tersebut berada pada kawasan pemukiman dan lahan pertanian yang bertempat di Jl. Mayor Bismo yang merupakan jalan arteri di Kota Kediri. Angkutan umum berupa angkutan antar kota cukup memadai dan melewati kawasan tersebut, Sehingga baik pengunjung maupun
pengguna
Rumah Sakit dapat
memanfaatkan angkutan umum yang melalui kawasan tersebut. Penggunaan angkutan pribadi juga diperkirakan akan banyak digunakan oleh pengunjung rumah sakit, diantaranya penggunaan motor dan mobil, sehingga penyediaan fasilitas parkir kendaraan bermotor menjadi syarat utama yang harus disediakan oleh pengembang. Perkiraan transportasi yang juga akan digunakan adalah fasilitas pejalan kaki atau Non Motorized. Fasilitas yang perlu disediakan baik secara internal kawasan maupun eksternal kawasan adalah fasilitas pejalan kaki. Fasilitas ini terbagi atas 2 (dua) jenis yaitu fasilitas pejalan kaki yang menyusuri jalan dan fasilitas pejalan kaki yang menyeberang jalan. Khusus untuk fasilitas pejalan kaki yang menyeberang jalan, maka harus memenuhi syarat keselamatan lalu lintas bagi menyeberang jalan. Sedangkan huntuk fasilitas pejalan kaki yang menyusuri jalan, aspek kenyamanan trotoar menyangkut lebar trotoar yang harus diosediakan menjadi titik berat dalam mendesain
Pendekatan Metodologi
2- 11
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
trotoar tersebut. Selain pejalan kaki kemungkinan sepeda juga ada yang menggunakan. 2.4
PENETAPAN TAHUN DASAR DAN PERIODESASI KEGIATAN PEMBANGUNAN Tahun dasar yang akan digunakan dalam analisis yang akan dilakukan
pada pelaksanaan kajian analisis dampak lalu lintas Rumah Sakit Afiyama adalah tahun 2018. Adapun secara lengkap terkait pentahapan periodesasi kegiatan pembangunan dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Tahun 2018 merupakan tahun dasar, dimana kondisinya benar-benar real time saat ini yaitu rencana pembangunan Rumah sakit Afiyama;
b.
Tahun 2020 merupakan perkiraan pembangunan Rumah Sakit Afiyama sudah selesai dan pengoperasionalan Rumah Sakit Afiyama;
c.
Tahun 2025 merupakan kondisi masa peramalan setelah bangunan Rumah Sakit Afiyama beroperasi Selama 5 Tahun.
Dengan demikian
berdasarkan Peraturan
Menteri Perhubungan
Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, sekurang-kurangnya harus dilakukan sampai dengan 5 tahun setelah terbangun, maka untuk analisis dampak lalu lintas Rumah Sakit Afiyama akan dikaji sampai dengan tahun 2025.
Pendekatan Metodologi
2- 12
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
2.5
METODOLOGI PELAKSANAAN Metodologi pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan
Rumah Sakit Afiyama dapat dilihat pada Gambar berikut.
Data Sekunder : o o
Data Primer :
Jaringan Jalan Pertumbuhan Volume Lalu Lintas
o o o o
Volume Lalu Lintas Inventarisasi Jalan APILL Asal Tujuan Perjalanan
Traffic Assignment
Altematif Strategi/Rekornendasi
Tidak
EVALUASI DS<0,85
Ya
Rekomendasi Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Gambar 2.5 Diagram Metodologi Kajian
Pendekatan Metodologi
2- 13
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
2.6
KEBUTUHAN PENGUMPULAN DATA LALU LINTAS
2.6.1. Pengumpulan Data Sekunder Tahap awal dari pekerjaan ini ialah mengumpulkan data sekunder berupa data resume usulan Pembangunan Rumah Sakit Afiyama, data jaringan jalan, data tata guna lahan sekitar, serta tingkat bangkitan perjalanan dari tataguna lahan serupa dengan yang diusulkan untuk wilayah Kota Kediri. Data tersebut dipergunakan untuk menentukan wilayah kajian atau daerah dampak, membangun model jaringan jalan serta menentukan langkah kerja lebih lanjut dalam rangka survey-survey lalu lintas primer. 2.6.2. Survey-Survey Primer Jenis survey yang dilakukan dalam rangka penyelesaian pekerjaan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama ini meliputi kelompok survey Inventarisasi (Inventory Survey), kelompok survey Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting Survey), dan kelompok survey Tarikan Perjalanan (Trips Attraction Survey), serta kelompok survey Asal Perjalanan (Origin Survey). Sedangkan metode survey dilakukan dengan penghitungan, pengukuran (walking measures/whell-meter), pencatatan secara manual. Kelompok Survey Inventarisasi meliputi survey-survey Inventarisasi Jaringan Jalan (Road and Traffic Control Devices Inventories), Inventarisasi Geometrik Persimpangan (Junction Geometric Inventory), serta Inventarisasi Pengaturan Sinyal (Signal Plan Inventory). Untuk survey Pencacahan Lalu Lintas meliputi Survey Pencacahan Lalu Lintas Membelok (Classified Turning Movement Count). Sedangkan untuk kelompok Survey Tarikan Perjalanan dilakukan dengan menghitung jumlah keluar masuk Kendaraan Karyawan, kendaraan konstruksi, dan truk material dalam satuan orang/jam maupun kendaraan/jam pada saat eksisting atau masa kontruksi (2018). Kemudian
Pendekatan Metodologi
2- 14
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
untuk kelompok Survey Asal dan Tujuan Perjalanan dilakukan dengan melakukan pencatatan plat nomor kendaraan untuk mengetahui lokasi lokasi yang merupakan pembangkit perjalanan yang melakukan perjalanan menuju Pembangunan Rumah Sakit Afiyama.
Model Bangkitan Perjalananan Pengumpulan Data Sekunder
Model Penyebaran Perjalanan
Model Pemilihan Moda Penetapan Daerah Dampak Model Pembebanan Perjalanan Pembangunan Model Jaringan Transportasi
Survey-Survey Primer Validasi Model
Model Jaringan Jalan (Base Case)
Gambar 2.6 Pola Pikir Pengumpulan Dan Pengolahan Data Secara garis besar, jenis dan metode survey selengkapnya disajikan pada Tabel 2.2 berikut:
Pendekatan Metodologi
2- 15
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Tabel 2.2 Jenis Dan Metoda Survey Pekerjaan Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama No Jenis Survey 1 2 1. Inventory Surveys a. Roadway Inventrory b. Intersection Inventory 2.
2.
Metoda Survey 3
Lama Waktu 4
Pengukuran dan pencatatan geometrik jalan Pengukuran dan pencatatan geometrik persimpangan Traffic Counting Surveys Classified Turning Penghitungan manual Movement Count dan pencatatan secara komulatif
1 hari 1 hari
8 jam selama 1 hari, yaitu 3 jam puncak pagi; 2 jam puncak siang; dan 3 jam puncak sore(Diantara SelasaKamis) 8 jam selama 1 hari, yaitu 3 jam puncak pagi; 2 jam puncak siang; dan 3 jam puncak sore (Diantara SabtuMinggu)
Trip Attraction Survey 1 License Plat Pencatatan nomor plat 8 jam selama 1 hari, Survey kendaraan di titik-titik yaitu 3 jam puncak lokasi survey pagi; 2 jam puncak siang; dan 3 jam puncak sore
Pendekatan Metodologi
2- 16
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
2.6.3 Pelaksanaan Survey Dalam proses pelaksanaan survey yang dilakukan pada kegiatan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama meliputi beberapa tahap sebagai berikut : 1.
Persiapan Survey Pelaksanaan survey lapangan diawali dengan persiapan yang meliputi penyiapan alat – alat survey, pelatihan tenaga surveyor, penetapan lokasi definitif titik-titik survey, dan alokasi waktu serta pembagian titik bagi surveyor.
2.
Survey Pendahuluan Sebelum survey sesungguhnya dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan peninjauan
lapangan
dan
survey
pendahuluan.
Maksud
dilaksanakannya survey pendahuluan ini ialah untuk : a. Mengetahui karakteristik rencana pengembangan kawasan yang akan dilakukan, khususnya terkait dengan lokasi pengembangan kawasan,
jenis
dikembangkan,
kegiatan ukuran
dan/atau
atau
skala
usaha
yang
akan
pengembangan
yang
direncanakan dan rencana sirkulasi lalu lintas; b. Menyiapkan perlengkapan survey, yang mencakup peta lokasi, peralatan survey dan formulir survey; c. Mempelajari peta lokasi dan cara pengisian formulir survey; dan d. Menguji coba pengisian formulir survey. 3.
Metoda Survey a. Survey Inventarisasi Jalan (Roadway Inventory) Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data inventarisasi tentang elemen penampang melintang jalan, pengaturan lalu lintasnya, dan tata guna lahan pinggir jalan. Dari data inventarisasi ini selanjutnya akan ditaksir kapasitas ruas jalan serta pola pengaturan lalu lintasnya.
Pendekatan Metodologi
2- 17
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Metoda yang dipergunakan di dalam survey ini ialah dengan melakukan pengukuran dan pencatatan di dalam sketsa peta lokasi yang sudah disediakan. Pengukuran elemen penampang melintang dilakukan tiap 25 meter. Alat bantu ukur yang dipergunakan adalah walking measures/wheel meter. b. Survey Inventarisasi Geometrik Persimpangan (Junction Inventory) Survey ini dimaksudkan untuk mendapatkan data inventarisasi tentang properti geometrik persimpangan dan pengaturan lalu lintasnya serta tata guna lahan di sekitar lokasi persimpangan. Berdasarkan data inventarisasi ini selanjutnya dapat ditaksir arus jenuh dari tiap pendekat (lengan simpang) serta pola pengaturan lalu lintasnya. Metoda yang dipergunakan di dalam survey ini ialah dengan melakukan pengukuran dan pencatatan di dalam sketsa peta lokasi yang sudah disediakan. Alat bantu ukur yang dipergunakan adalah roll meter. c. Survey Pencacahan Lalu Lintas Persimpangan (Classified Turning Movement Counting). Survey pencacahan lalu lintas persimpangan dilakukan untuk mendapatkan data volume gerakan membelok, distribusi gerakan lalu lintas, dan volume (membelok) jam perencanaan. Pencacahan lalu lintas dilakukan terpisah untuk masing-masing lengan dan arah lalu lintas. Untuk mendapatkan variasi volume dalam sehari telah dilaksanakan survey pada hari kerja (diantara selasa – kamis) selama 8 jam dan pada hari sabtu selama 8 jam. Di dalam survey ini kendaraan dikelompokkan ke dalam 5 kelas sebagai berikut: Kendaraan Penumpang Umum : Angkutan Kota dan mobil penumpang umum lainnya.
Pendekatan Metodologi
2- 18
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Kendaraan Pribadi : Sedan, station wagon, jip, carry dan kendaraan penumpang pribadi lainnya. Pick Up : Pick-up dan mobil hantaran, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang bukan truk yang dipakai untuk angkutan barang dengan berat total maksimum 2,5 ton. Bus dan Truck : Bus, yaitu kendaraan bermotor untuk angkutan orang dengan jumlah tempat duduk lebih dari 9 orang termasuk pengemudi. Truk, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang dipakai untuk angkutan barang dengan tonase minimum 2,5 ton. Sepeda motor : Kendaraan bermotor beroda dua. Kendaraan tidak bermotor : Kendaraan yang tidak digerakkan oleh peralatan mekanik. d. Survey Tarikan Perjalanan (Trip Attraction Survey) Surveyor melakukan survey plat nomor untuk menangkap pergerakan yang terjadi di sekitar lokasi Pembangunan Rumah Sakit Afiyama. 2.7
KARAKTERISTIK
TATA
GUNA
LAHAN
KONDISI
EKSISTING
DAN
PENGEMBANGANNYA Pada bagian ini diuraikan kebijaksanaan tata ruang pada wilayah di sekitar kawasan, kondisi tata ruang wilayah, kondisi sarana dan prasarana transportasi, serta kondisi lalu lintas yang berlangsung pada wilayah tersebut. Pada bagian ini juga ditentukan batasan wilayah kajian dan diuraikan pula alasan penentuannya. Gambaran umum kondisi wilayah di sekitar kawasan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran atau beberapa informasi mengenai rencana
Pendekatan Metodologi
2- 19
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Pembangunan Rumah Sakit Afiyama, sebagai tindakan atau langkah awal guna melakukan kajian selanjutnya. Adapun beberapa informasi mengenai gambaran kondisi wilayah di sekitar kawasan tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut. Kebijaksanaan tata ruang di Kota Kediri dibagi dalam beberapa Rencana pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan kota meliputi : 1. pusat pelayanan kota; Pusat
pelayanan
kota meliputi Kelurahan Pocanan, Kelurahan
Setonogedong, Kelurahan Pakelan, Kelurahan Kemasan, Kelurahan Ringinanom,
Kelurahan
Jagalan,
Kelurahan
Setonopande
yang
melayani skala kota dan regional, dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan jasa skala regional, pusat industri, pusat pendidikan, pusat kesehatan skala regional, dan pusat pelayanan pariwisata.
2. Sub pusat pelayanan kota; Sub Pusat Pelayanan Kota dikembangkan pada masing – masing BWK, meliputi : a. sub pusat pelayanan kota 1 dengan pusat di Kelurahan Bandar Lor dengan wilayah pelayanan seluruh BWK A yaitu Kecamatan Mojoroto, dengan fungsi pemerintahan kecamatan, pendidikan, kesehatan, perdagangan jasa dan industri; b. sub
pusat
pelayanan
kota
2
dengan
pusat
di
Kelurahan
Campurejo – Lirboyo dengan wilayah pelayanan seluruh BWK A yaitu Kecamatan Mojoroto dengan fungsi pendidikan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan pertanian; c. sub pusat pelayanan kota 3 dengan pusat di Kelurahan Banjaran dengan wilayah pelayanan seluruh BWK B yaitu Kecamatan Kota dengan fungsi perkantoran, industri, pendidikan dan wisata belanja;
Pendekatan Metodologi
2- 20
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
d. sub pusat pelayanan kota 4 dengan pusat di Kelurahan Manisrenggo – Ngronggo dengan wilayah pelayanan seluruh BWK B yaitu Kecamatan Kota dengan fungsi perdagangan dan jasa skala regional, pendidikan, transportasi regional untuk angkutan barang dan wisata modern; e. sub pusat pelayanan kota 5 dengan pusat di Kelurahan Pesantren dengan wilayah pelayanan Pesantren
dengan
seluruh
BWK
C
yaitu
Kecamatan
fungsi pemerintahan, industri, perdagangan dan
jasa serta pertanian;
3. Pusat lingkungan. Pusat Lingkungan, meliputi : a. pusat lingkungan Mrican yang melayani Kelurahan Dermo, Kelurahan Gayam dan Kelurahan perkantoran,
Ngampel
perdagangan
memiliki
fungsi
perumahan,
dan jasa, pendidikan, kesehatan dan
sentra industri kecil; b. pusat dan
lingkungan
Mojoroto
yang
melayani
Kelurahan
Bujel
Kelurahan Sukorame memiliki fungsi perumahan, perkantoran,
pasar hasil pertanian, pertanian dan RTH kota; c. pusat lingkungan Lirboyo yang melayani Kelurahan Pojok, Kelurahan Campurejo dan Kelurahan Tamanan memiliki fungsi perumahan, pendidikan, perdagangan dan jasa, sarana transportasi, RTH kota, wisata alam dan budaya; d. pusat lingkungan Bandar Lor yang melayani Kelurahan Bandar Kidul dan Kelurahan Banjarmlati memiliki fungsi perdagangan dan jasa, industri, pendidikan dan perumahan; e. pusat
lingkungan
Semampir,
Dandangan
yang
melayani
Kelurahan
Kelurahan Balowerti dan Kelurahan Pocanan memiliki
fungsi perkantoran, perdagangan dan jasa, industri dan rumah susun;
Pendekatan Metodologi
2- 21
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
f. pusat lingkungan Banjaran yang melayani Kelurahan Ngadirejo, Kelurahan Kemasan dan Kelurahan Setono Gedong memiliki fungsi perkantoran,
perdagangan
dan
jasa,
pendidikan,
kesehatan,
pariwisata buatan dan perumahan; g. pusat
lingkungan
Pakelan,
Setonopande
Kelurahan Ringinanom,
Kelurahan
Jagalan
yang
melayani
Kelurahan
Kelurahan Kampungdalem,
memiliki
dan
fungsi perdagangan dan jasa,
akomodasi wisata dan wisata belanja; h. pusat
lingkungan
Ngronggo
yang
melayani
Kelurahan
Kaliombo, Kelurahan Manisrenggo dan Kelurahan Rejomulyo memiliki fungsi perdagangan dan jasa, pendidikan, wisata modern, prasarana transportasi dan perumahan; i. pusat
lingkungan
Singonegaran
yang
melayani
Kelurahan
Burengan, Kelurahan Tinalan dan Kelurahan Tosaren memiliki fungsi perdagangan dan jasa, pendidikan serta perumahan; j. pusat lingkungan Bangsal yang melayani Kelurahan Banaran dan Kelurahan Jamsaren
memiliki
fungsi
kesehatan,
perdagangan
dan jasa, prasarana transportasi, pendidikan serta perumahan; k. pusat lingkungan Pesantren yang melayani Kelurahan Ketami, Kelurahan Tempurejo, Kelurahan Ngletih, dan Kelurahan Bawang memiliki fungsi kesehatan, industri, perdagangan, dan jasa serta perumahan; l. pusat lingkungan Blabak yang melayani Kelurahan Betet dan Kelurahan
Pakunden
perkantoran,
memiliki
kesehatan,
fungsi
industri,
perdagangan
pertanian
dan
jasa,
perkebunan
dan
perumahan.
Pendekatan Metodologi
2- 22
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
Peta administrasi Kota Kediri dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
Gambar 2.7 Peta Admistrasi Kota Kediri Kebijaksanaan tata ruang pada wilayah di sekitar kawasan Rumah Sakit Afiyama yang berlokasi Jl. Mayor Bismo ini memperlihatkan bahwa kawasan tersebut termasuk dalam pusat
lingkungan
Dandangan
yang
melayani Kelurahan Semampir.
2.8
BANGKITAN TARIKAN PERJALANAN Tahap awal dari tahapan proses pemodelan (modelling) ini adalah
bangkitan perjalanan (Trip Generation) yang di dalam hal ini sesuai dengan kategori tata guna lahan daerah hunian dipergunakan konsep tarikan perjalanan (Trip Attraction). Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan antara intensitas tata guna lahan dengan jumlah perjalanan keluar masuk lokasi, maka dapat
Pendekatan Metodologi
2- 23
Analisis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Rumah Sakit Afiyama Jl. Mayor Bismo – Kota Kediri
ditentukan hubungan matematis yang menggambarkan tingkat tarikan perjalanan ke lokasi tersebut. Prakiraan bangkitan perjalanan pengembangan kawasan, tahap ini dilakukan untuk mendapatkan prakiraan besarnya bangkitan perjalanan dari/ke lokasi pengembangan kawasan sesuai dengan jenis dan skala kegiatan dan/atau usaha yang akan dikembangkan.
2.9
PENGEMBANGAN METODOLOGI ANALISIS Dalam mengembangkan metode analisis pada pelaksanaan studi
analisis dampak lalu lintas pembangunan Rumah Sakit Afiyama ini, tidak terlepas dari maksud dan tujuan dilaksanakannya studi tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, studi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak lalu lintas yang ditimbulkan akibat kegiatan operasional Rumah Sakit Afiyama apabila terbangun terhadap jaringan jalan yang ada di sekitarnya sehingga dampak tersebut akan dapat diantisipasi dengan melakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dibutuhkan, guna menjamin keselamatan, kelancaran, dan ketertiban lalu lintas di sekitar lokasi.
Pendekatan Metodologi
2- 24