DAFTAR ISI
PROPOSAL PROGRAM INSINAS RISET PRATAMA INDIVIDU Bidang Riset : Sosial Humaniora
PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL UNTUK MEMPERKOKOH JATI DIRI BANGSA
PENGUSUL Dr.(c) Asri Widiatsih, Widiatsi h, S.Pd, M.Pd - NIDN. 0715037602 (Ketua) Dr. Kustiyowati, M.Pd – M.Pd – NIDN.0731076701(Anggota NIDN.0731076701(Anggota 1) Moh.Syaifudin Aswan, S.Pd, M.Si – M.Si – NIDN.0701058302 NIDN.0701058302 (Anggota 2) M. Agus Sugiarto, M.Pd – M.Pd – NIDN.0717089101 NIDN.0717089101 (Anggota 3)
IKIP PGRI JEMBER APRIL 2017
i
i
DAFTAR ISI .................................................................. ..................................... .............. i HALAMAN PENGESAHAN ........................................... .................................................................. ............................................ ........................................ .................. ii DAFTAR ISI ............................................ ................................................................. ............................................ ........................................... ..................... iii ABSTRAK ...........................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................... ............................................................... ............................................. ....................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................. ................................................................... ............................................ .............................. ........1 1.2 Tujuan dan Sasaran ...................................... ............................................................ ............................................ .............................. ........9 1.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi ............................................ ............................................................... ...................9
BAB 2 PENDAHULUAN ......................................... ............................................................... ........................................... ..................... 12
2.1 Metode Pengembangan ............................ .................................................. ............................................. ................................ .........12 2.2 Jenis Data ............................................. .................................................................... ............................................. ................................... .............13 2.3 Teknik Pengumpulan Data dan Intrumen ........................................... ..................................................... ..........13 2.4 Teknik Analisis Data .......................................... ................................................................ ........................................... .....................14 2.5 Penyajian Hasil Pengembangan ............................................ ................................................................... .........................14
.................................................................. ............................................ ................................ .......... 15 BAB 3 LUARAN ............................................ BAB 4 PROSPEK DAN DAMPAK MANFAAT ............................................. 16 BAB 5 BIAYA DAN JADWAL .......................................... ................................................................. ................................ ......... 17
5.1 Anggaran Biaya ........................................... ................................................................. ............................................ ............................ ......17 5.2 Jadwal Penelitian ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ ..18
REFERENSI ............................................ .................................................................. ............................................ ....................................... .................20
ii
ABSTRAK
Memasuki abad globalisasi maka bangsa Indonesia harus terlibat di dalamnya, harus mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang globalisasi tersebut. Kewajiban kita bukan saja sebagai warga negara Indonesia akan tetapi juga sebagai warga negara dunia (global citizenship). Warga negara dunia yang baik perlu berbekal pengetahuan, sikap dan nilai, dan aktivitas sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia yang begitu cepat. Perspektif global mencakup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa kesadaran kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tidak akan mampu mempertahankan kehidupan global. Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa manusia merupakan warga global. Sebagai penduduk dunia yang memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak merupakan inti dari kehidupan warga dunia, sedangkan kewajiban merupakan panggilan, tanggung jawab atau tugas kita sebagai warga dunia. Selain itu perlu kita sadari bahwa di dunia ini tidak hanya ada kita, akan tetapi ada orang lain yang bermukim di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu kita harus banyak mempelajari tentang dunia dan seisinya. Untuk mendukung kesadaran dan wawasan diperlukan adanya landasan seperti: nasionalisme, norma dan agama, serta nilai budaya bangsa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan metode pembelajaran perspektif global yang tepat untuk tingkat PAUD, SD, SMP dan SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket dan Forum Group Disscusion. Responden dalam penelitian ini adalah guru yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG), MGMP IPS, MGMP PKN, dan MGMP PAI se-kabupaten Jember.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Nasionalisme, Norma dan Agama, Nilai Budaya Bangsa
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), dinyatakan bahwa ada tiga tantangan besar dalam bidang pendidikan di Indonesia, yaitu (1) mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah tercapai, (2) mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam pasar kerja global, dan (3) sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sistem pendidikan nasional dituntut
untuk
melakukan
perubahan
dan
penyesuaian
sehingga
dapat
mewujudkan proses pendidikan demokratis, memperhatikan keberagaman, memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam pasar kerja global diperlukan berbagai upaya. Dari sekian jumlah negara yang ada di dunia ini, kita membedakan negara-negara yang terbelakang, yang sedang berkembang dan negara-negara maju. Tekanan perbedaan tersebut terletak pada tingkat kemampuannya dalam menguasai serta memanfaatkan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi (IPTEK) mengolah sumber daya alam bagi kepentingan kemakmuran penduduknya. Perbedaan dan pembeda antara kategori kelompok negara terbelakang dengan negara sedang berkembang serta dengan negara maju, terutama terletak pada kualitas SDM-nya. Dari kualitas SDM dalam kemampuan menguasai dan menerapkan IPTEK, tercermin kondisi sosial (kesehatan, demografi), budaya (kebodohan), ekonomi (miskin, kaya) dan kemampuan memanfaatkan sumber daya alam serta lingkungannya. Di sini berlaku konsep “sumber daya dibatasi secara budaya’ (culture defined resources). Negara bangsa dan masyarakat yang memiliki lingkungan yang kaya akan sumber daya alam, tidak dapat menikmati kemakmuran dari potensi sumber daya tadi bila kemampuan budayanya (penguasaan IPTEK) masih sangat rendah. Kebalikannya, negara,bangsa dan masyarakat lingkungannya hanya memiliki sumber daya alam yang terbatas,
1
mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas tadi bagi kemakmuran masyarakat. Bahkan bagi bangsa dan masyarakat yang terakhir ini, sumber daya alam yang ada di negara lain, dapat mereka manfaatkan. Di sini berlaku uangkapan, “menjadi tuan di rumah orang lain, dan menjadi budak di rumah sendiri”. Dengan kualitas pendidikan yang dihasilkan maka diharapkan kualitas manusia bangsa Indonesia meningkat. Kualitas manusia Indonesia dapat diukur berdasarkan Indek Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human Development Index (HDI ). HDI dan beberapa Negara tetangga yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme (2013) menunjukkan, bahwa posisi Indonesia tahun 2013 berada pada peringkat 121 dari 185 negara di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Philipina. Tiga komponen peningkatan HDI
terpenting yakni
indeks kesehatan, indeks perekonomian, dan indeks pendidikan. Kondisi di ini terkait dengan adanya tuntutan pengembangan sumber daya manusia yang terus menerus meningkat dari waktu ke waktu. Standar mutu baik dari jenis karya, kualitas jasa, dan produk, serta layanan mengalami dinamisasi kualitas untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasan hidup manusia yang terus meningkat pula. Ini artinya bahwa layanan pendidikan kita haruslah mampu mengikuti perubahan yang terjadi. Untuk
meningkatkan
HDI
Indonesia,
maka
pemerintah
melalui
Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi pada periode 2015-2019 sebagai berikut: “Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkualitas serta kemampuan IPTEK”. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga masalah pokok, yakni: (1) merosotnya kewibawaan negara, (2) melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Bagi negara, bangsa dan masyarakat yang sedang berkembang, bahkan bagi mereka yang terbelakang, pengolahan sumber daya alam serta lingkungan dilakukan oleh orang lain yang berasal dari negara maju, sedangkan masyarakat yang menjad ipemiliknya menjadi buruh atau karyawan. Orang-orang atau
2
masyarakat dari negara maju menjadi bos dalam memanfaatkan sumber daya di negara yang terbelakang dan sedang berkembang. Kondisi dan kenyataan seperti ini masih dialami oleh kita di Indonesia. Sebagai salah satu negara bangsa dan masyarakat yang sedang berkembang, memiliki keunggulan (advantage) di bidang-bidang tertentu, namun juga memilki kelemahan (disadvantage) di bidang-bidang lainnya. Dengan demikian Indonesia memerlukan bantuan dari berbagai negara sahabat dan tetangga, namun juga dapat menyumbangkan sesuatu kepada negara-negara lain sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Disinilah kedudukan dan makna saling ketergantungan bagi warga global yang makin lama akan makin berkembang. Dalam menciptakan dan menjalankan proses mekanisme dan kerja sama dan saling ketergantungan, kita selaku negara-bangsa Indonesia, tidak dapat menyampingkan jati diri dan kemandirian kita sendiri. Kerja sama dan saling ketergantungan itu tidak boleh menghancurkan jati diri dan kemandirian kita selaku negar-bangsa Indonesia. Jati diri yang merupakan karakter internal negara bangsa Indonesia menjadi modal dasar bekerja sama dengan negara-bangsa manapun di dunia ini, dan menjadi modal dasar mengantisipasi masalah-masalah regional, internasional, serta global yang menganggu dan mengancam diri kita sendiri.
Kita
selaku
negar- bangsa
Indonesia,
memiliki
pegangan “cinta
perdamaian, namun lebih cinta kemerdekaan”. Kita harus mampu bekerja sam dengan pihak manapun dalam menciptakan kehidupan global yang aman, sejahtera dan damai. Namun jika kemerdekaan kita sendiri terancam, kita juga harus mampu menghadapinya dengan segala kekuatan sebagai ungkapan “bela negara”. Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita sebagai warga negara bangsa Indonesia yaitu ‘kemandirian”. Dalam dinamika kerja sama dan saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat kedudukan kita di tengah-tengah negar-bangsa lain. Kemandirian merupakan kekuatan internal yang menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang bermaksud mencari keuntungan dari kelemahan kita. Kemandirian ini merupakan nilai dan kekayaan yang harus melekat pada diri tiap individu, keluarga, masyarakat sebagai warga-bangsa
3
Indonesia. Sebagai negara-bangsa, kemandirian ini juga merupakan sumber kewibawaan. Dengan jati diri, kemandirian dan kewibawaan selaku negar-bangsa di tengah-tengah perkembangan serta arus global, kita bangsa Indonesia tidak akan terpuruk larut ke dalam dampak-dampak negatif fenomena dan isu-isu global. Kita tidak boleh melupkan hal-hal dasar sebagai warga negara-bangsa Indonesia, meskipun kita juga harus memiliki perhatian, kepedulian dan wawasan yang luas tentang proses globalisasi yang sedang melanda kehidupan di dunia ini. Hal ini sejalan dengan pernyataan Parker dan Jorlinmenk (Gross & Dynneson, 1991:188) bahwa kita harus “Berfikir secara global, sementara bertindak secara lokal” (Think globally while acting locally). Untuk itu diperlukan dukungan kesadaran dan wawasan perspektif global dengan landasan seperti: nasionalisme, norma dan agama, serta nilai budaya bangsa. Hal inilah yang menjadi tuntutan-tuntuan kehidupan dan perkembangan saat ini serta kehidupan di masa-masa yang akan datang (Sumaatmadja dan Wihardit, 2008) Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara berkembang, maupun negara maju berperan penting dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun masyarakat agar mempunya tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya. National Concil for the Social Studies pada tahun 1982 (Merryfield,1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk di ajarkan di sekolah-sekolah. 1. Sekarang ini kita hidup dalam massa terjadinya peningkatan globalisasi yang di tandai dengan fenomena hapir semua orang berinteraksi secara transnasional ( tidak hanya terbatas dalam negaranya saja ), multicultural (dalam berbagai macam budaya ) dan cross-cultural ( berinteraksi dengan budaya lain selain yang di milikinya ). 2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas pada negara-bangsa saja, namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-kelompok local, organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok
perdagangan,
MNCs
(perusahaan-perusahaan
multinasional) serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin aktif
4
berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa local maupun global. 3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang di tandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan mempengaruhi dan di pengaruhi oleh umat manusia. 4. Ada keterkaitan antara apa yang di lakukan manusia di bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan ekologi pada masa kini dengan masa depan umat manusia yang hidup di bumi ini berserta lingkungan fisiknya di masa yang akan datang. 5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hamper seluruh umat manusia ini meneybabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia. Ada berbagai macam pendapat dari para ahli mengenai elemen-elemen maupun tujuan-tujuan dari perspektif global. Robert Hanvey dalam bukunya yang sangat terkenal “ An Attainable Global Perspective (1976 ) menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global yaitu : 1. Perspective consciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda di dunia ini. 2. State of planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global. 3. Cross-cultural awareness
Adanya kesempatan yang bisa di terima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaannya dalam budaya namun ada banyak kesamaan yang di miliki. 4. Systemic awareness
Tahu akan sistem-sistem yang ada berikut ala mini, sehingga mulai mengenal akan kompleksnya sistem internasional di mana actor-aktor Negara dan Non-
5
negara saling pengaruh mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan yang ada di dunia ini. 5. Options for participation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi dari tingkat local, nasional hingga internasional. James Becker sebagai pelopor dari perspektif global dalam artikel yang berjudul “The World and the Scholl. A case for world-centered education“ (1979) menyatakan bahwa perspektif global harus menggugah kesadaran murid selaku anggota masyarakat dunia dan juga pada tingkatan masyarakat yang lainnya. Sedangkan Christine I.Bennett dalam bukunya “ Comprehensive Multicultural Education: Theory and Practice“ (1995) menyatakan bahwa pada pendidikan harus mempersiapkan murid-murid sebagai penerus generasi generasi di masa yang akan penegtahuan,sikap, dan kemampuan yang di perlukan untuk berpartisipasi aktif sebagai warga masyarakat di seluruh lapisan sampai ke tingkat dunia. Agar anak didik menjadi insan yang mempunyai tanggung jawab global, karena mereka merupakan warga negara dunia, mereka perlu dilatih untuk mampu berpikir global dan bertindak secara lokal. Sedangkan Tye and Tye berpendapat bahwa perspektif global meliputi : 1. Studi tentang masalah-masalah dan isu-isu yang melintasi batas-batas nasional an adanya keterkaitan dalam sistem-sistem ekonomi, lingkungan, budaya, politik serta teknologi. 2. Peningkatan saling pengertian terhadap budaya lain sehingga si pembelajar mampu mengembangkan kemampuannya untuk bertoleransi terhadap pihak lain dan berempati ( kemampuan untuk melihat kehidupan dari kacamata pihak lain atau seandainya saya jadi .. ) Lee Anderson dan Charlotte Anderson ( 1979 ) menyatakan bahwa untuk mempersiapkan murid agar menjadi warga negara yang baik harus di mulai dari berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh yaitu dari masyarakat lokal, bangsa, hingga global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif global di sekolah- sekolah :
6
1. Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk masyarakat. 2. Mengembangkan pengertian
bahwa
mereka
merupakan
anggota
dari
masyarakat manusia. 3. Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya tergantung pada planet bumi tersebut. 4. Murid harus di beri pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global ini. 5. Mendidik murid agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini serta sebagai anggota masyarakat global. Muessig dan Gilliom dalam bukunya “ Perspective of Global Education: A source book for classroom teachers” (1981) menyebutkan bahwa melalui perspektif global akan membebaskan para pembelajar dari keinginan-keinginan yang sifatnya parochial ( picik/sempit ) dan
chauvinism ( perasaan bahwa
negaranyalah yang terbaik di dunia, sehingga mereka cenderung untuk bertindak agresif dalam membela negaranya ), dengan belajar tentang perspektif global mereka akan mampu berinteraksi secara harmonis dalam dunia yang di tunjukkan dengan
adanya kemampuan berempati dan
mempunyai sifat altruism
(
mengutamakan kepentingan orang lain, kalau perlu dengan mengeluarkan pengorbanan ).
7
Berikut ini bagan yang mengambarkan hubungan wawasan dan kesadaran dalam perspektif global.
Hubungan ilmu pengetahuan dan agama Perspektif Global di PAUD Tujuan Pendidikan
Diorganisasikan secara terpadu
Nasional
Perspektif Global di SD Nasionalisme
Perspektif Global
Norma dan
Perspektif Global di SMP
Agama Diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
Nilai Budaya Bangsa
tujuan pendidikan
Perspektif Global di SMA/SMK
Gambar 1. Hubungan kesadaran dan wawasan dalam perspektif global (diadaptasi dari Somantri, 2001:164)
Pendidikan yang dilakukan terhadap seharusnya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta bagaimana anak belajar. Sehingga pendidikan pada anak tidak berarti sebagai program ”pemaksaan” terhadap anak untuk melakukan sesuatu atau untuk memiliki suatu kemampuan sesuai keinginan orang dewasa tanpa mempertimbangkan kondisi anak. Model pembelajaran perspektif global ini disesuaikan dengan konsep Developmentally Appropriate Practice ( DAP ) atau”Pendidikan yang patut sesuai dengan tahapan perkembangan anak” (Megawangi, 2005 : 1). Sehingga model pembelajaran perspektif global yang diterapkan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak baik di tingkat PAUD, SD, SMP maupun SMA.
8
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan model pembelajaran perspektif global sehingga dapat membentuk kemandirian yang merupakan nilai dan kekayaan yang harus melekat pada diri tiap individu, keluarga, masyarakat sebagai warga-bangsa Indonesia sehingga bisa “Berfikir secara global, sementara bertindak secara lokal” (Think globally while acting locally). Dengan demikian bisa menjadi warga global yang baik yang memiliki hak dan kewajiban tertentu. Agar tujuan tersebut bisa tercapai maka sangat diperlukan pembelajaran perspektif global bagi masyarakat Indonesia mulai dari tingkat anak usia dini, sekolah dasar, sampai sekolah menengah. Dengan penelitian ini diharapkan dapat ditemukan model pembelajaran perspektif global yang tepat sehingga tujuan seperti tersebut di atas dapat tercapai. Sasaran dari penelitian ini adalah sekolah dan pendidik di tingkat PAUD, SD, SMP dan SMA serta organisasi-organisasi pendidik yang terkait dengan nasionalisme, norma dan agama serta nilai budaya bangsa seperti MGMP PKN, MGMP IPS, MGMP PAI serta stake holder terkait.
1.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi
Selama ini banyak masalah yang muncul karena kurangnya kesadaran dan wawasan tentang perspektif global, terutama dalam dunia pendidikan diatasi dengan penelitian-penelitian terkait dengan pendidikan karakter. Di sini peneliti mencoba dari sudut pandang yang lain dan berbeda dari peneliti-peneliti sebelumnya untuk mengatasi permasalahan yang ada melalui pembelajaran perspektif global. Pembelajaran perspektif global harus mulai diberikan kepada anak pada usia dini dan berlanjut hingga pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA/SMK. Dengan harapan mereka akan mempunyai kesadaran dan wawasan perspektif global yang kokoh sehingga akan menjadi warga dunia yang mandiri yang bisa, “Berfikir secara global, sementara bertindak secara lokal” sehingga tujuan pembangunan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam pasar kerja global bisa tercapai.
9
Pendidikan multikultural di Indonesia lebih tepat dipandang sebagai pendekatan, yaitupendekatan pendidikan yang mengupayakan agar nilai-nilai budaya kedaerahan (suku bangsa) dan agama di Indonesia dapat dipahami, dihargai,
dan
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
pendidikan
kebangsaankewarganegaraan berlandaskan semboyan “bhinneka tunggal ika” dan falsafah Pancasila, dengan mengedepankan toleransi dan kerukunan antar budaya dan pemeluk agama. Penelitian-penelitian sosiologis-antropologis yang menggali nilai-nilai budaya Indonesia untuk pendidikan perlu digalakkan, agar muatan isi pendidikan kewarganegaraan (lewat PKn), pendidikan IPS, dan agama, serta pendidikan untuk calon pendidik, memuat pula nilai-nilai budaya, mencakup etiket atau tatakrama sopan-santun budaya dan agama Indonesia yang beragam. Penelitian
serupa
di
tingkat
daerah
dan
lokal
diperlukan
pula
untuk
mengembangkan kearifan lokal dalam mengembangkan sikap tenggang rasa, saling menghargai, kerukunan, dan toleransi, demi keutuhan kebangsaan Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur (berbarkat) yang bahagia dunia akhirat, serta mencegah terjadinya konflik antar budaya, agama, atau suku di daerah setempat. Konteks implementasinya di Indonesia, pendidikan multilkultural itu dapat dilihat atau diposisikan sebagai berikut. 1. Sebagai falsafah pendidikan; yaitu pandangan bahwa kekayaan keberagaman budaya
Indonesia
hendaknya
dimanfaatkan
sebaik-baiknya
untuk
mengembangkan dan meningkatkan sistem pendidikan dan kegiatan belajarmengajar di Indonesia guna mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur (berbarkat ) dan bahagia dunia akhirat. 2. Sebagai pendekatan pendidikan; yaitu penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan yang kontekstual, yang memperhatikan keragaman budaya Indonesia. Nilai budaya diyakini mempengaruhi pandangan, keyakinan, dan perilaku individu (pendidik dan peserta didik), dan akan terbawa ke dalam situasi pendidikan di sekolah dan pergaulan informal antar individu, serta mempengaruhi pula struktur pendidikan di sekolah (kurikulum, pedagogi dan faktor lainnya). Meminjam “teori” Zamroni (2011a:149-gambar), kedudukan nilai budaya dalam
10
struktur statis pendidikan (bawaan siswa, bawaan guru, kurikulum, dan pedagogi atau “the art of teaching ”).
Gambar 2. Nilai Budaya dalam Struktur Pendidikan (Adaptasi dari Zamroni, 2011)
3. Bidang kajian dan bidang studi; yaitu disiplin ilmu yang — dibantu oleh
sosiologi dan antropologi pendidikan — menelaah dan mengkaji aspek-aspek kebudayaan, terutama nilai-nilai budaya dan perwujudannya (norma, etiket atau tatakrama, adat-istiadat atau tradisi dan lain-lain — mencakup “manifestasi budaya” agama) untuk/dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan. Hasil telaah dan kajian ini akan dapat menjadi bidang studi yang diajarkan secara operasional (dan kontekstual) kepada para calon pendidik yang mungkin akan berhadapan dengan keragaman budaya (tidak harus untuk semua). Sebaliknya, “proses pendidikan yang multikultural” itu pun harus juga terus dikaji ditelaah, baik efektivitas dan efisiensinya, maupun dan terutama kesesuaiannya dengan situasi dan kondisi Indonesia, dan ketepatan sesuai dengan hakekatnya. Dengan model pembelajaran perspektif global yang berlandaskan nasionalisme, norma dan agama serta nilai budaya bangsa maka membantu siswa untuk berfikir kritis, logis dan inovatif sehingga warga negara yang mandiri serta berkarakter.
11
BAB 2. METODE
2.1 Metode Pengembangan
Dalam penelitian ini produk yang akan dikembangkan merupakan model konseptual dimana model pembelajaran perspektif global mempunyai komponenkomponen seperti: nasionalisme, norma dan agama dan nilai budaya bangsa. Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh peneliti/pengembang dalam membuat produk. Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem. Sebagai contoh Prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall (1983) mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 10 langkah: 1) Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan a. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert judgement b. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, 2) penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi. 3) Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan 6-10 subyek ahli. 4) Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data. 5) Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saransaran dari hasil uji lapangan awal 6) Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
12
7) Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama. 8) Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner. 9) Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan 10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan
produk
melalui
pertemuan
dan
jurnal
ilmiah,
bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas (http://badarudinalbanna. wordpress.com/2010/04/22/model-pengembangan-perangkat-desain pembelajaran/)
2.2 Jenis Data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya data tentang pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang daya tarik produk yang dihasilkan. Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba tertentu. Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok kecil, atau ketiganya. Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi, ketepatan metode, ketapatan desain produk, dsb.
2.3 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan responden penelitian. 1) Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan angket.
13
2) Pengumpulan data dapat menggunakan Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu kejelasan mengenai karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan (reliabilitas), dan pernah dipakai dimana dan untuk mengukur apa. 3) Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan
prosedur pengembangannya, tingkat validitas
dan
reliabilitas.
2.4 Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data: 1) Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik. 2) Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan 3) Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif. 4) Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk. 5) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan. 6) Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.
2.5 Penyajian Hasil Pengembangan
Penyajian data hasil uji coba hendaknya komunikatif, sesuai dengan jenis dan karakteristik produk dan calon konsumen pemakai produk. Penyajian yang komunikatif akan membantu konsumen/ pengguna produk dalam mencerna informasi yang disajikan, dan menumbuhkan ketertarikan untuk menggunakan model atau produk hasil pengembangan.
14
BAB 3. LUARAN
Target luaran dimaksud dalam bentuk tabel sebagaimana pada Tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 No
1
Jenis Luaran
Publikasi ilmiah
Internasional/
Luaran
bereputasi
Tahun
Tahun
Tahun
ke-1
ke-2
ke-3
draf
accepted
publisher
draf
accepted
publisher
Internasional Nasional terakreditasi 2
Model/Purwarupa (Prototipe)/Desain
draf
produk
penerapan
3
Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
7
7
8
15
BAB 4. PROSPEK DAN DAMPAK MANFAAT
Dengan penelitian ini diharapkan akan mendukung Sistem Inovasi Nasional khususnya terkait dengan kemandirian negara-bangsa yang pada akhirnya bisa memperkokoh jati diri bangsa Indonesia. Pembelajaran perspektif global bagi masyarakat Indonesia mulai dari tingkat anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah sampai sekolah menengah tingkat atas maka pada diri tiap individu bisa “Berfikir secara global, sementara bertindak secara lokal” (Think globally while acting locally). Model pembelajaran perspektif global yang dihasilkan dapat membantu siswa untuk belajar berfikir kritis, logis dan inovatif dengan landasan nasionalisme, agama serta nilai dan norma budaya. Dengan demikian masyarakat Indonesia bisa menjadi warga global yang baik yang memiliki hak dan kewajiban tertentu.
16
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL
5.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang diajukan disusun secara rinci sebagai berikut. Tabel 3.2
Format Ringkasan Anggaran Biaya Insinas Riset Pratama yang
diajukan
No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang diusulkan Tahun ke-1
Tahunke-2
Tahun ke-3
1
Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium, pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, honor operator, dan honor pembuat sistem., dsb.
Rp 148.500.000
Rp 149.700.000,-
Rp 149.100.000,-
2
Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan laporan, publikasi, pulsa, internet, bahan laboratorium, langganan jurnal, dsb.
Rp 99.000.000,-
Rp 99.800.000,-
Rp 99.400.000,-
3
Perjalanan untuk biaya survei/sampling data, seminar/workshop, biaya akomodasi-konsumsi, perdiem/lumpsum, transport, dsb.
Rp 123.750.000,-
Rp 119.750.000,-
Rp 120.250.000,-
4
Lain-lain: sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan, kebun percobaan, peralatan penunjang penelitian lainnya, dsb.
Rp 118.750.000,-
Rp 120.750.000,-
Rp 120.250.000,-
17
Jumlah
Rp 490.000.000,-
Rp 490.000.000,-
Rp 489.000.000,-
5.2 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian disusun dalam bentuk diagram batang (bar chart) untuk rencana penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut.
No
Jenis Kegiatan
1
Pra survey
2
Identifikasi
Tahun ke-1 1
2
X
X
3
4
5
X
X
X
6
7
8
X
X
X
9
10
11
12
X
X
X
X
X
10
11
12
X
X
X
permasalahan 3
Merangkum permasalahan
4
Menyusun buku
X
pegangan 5
Mengembangkan bentuk
produk
awal
No
Jenis Kegiatan
1
Uji
Tahun ke-2 1
2
3
coba X
X
X
4
5
6
X
X
X
7
8
9
X
X
X
tahap awal 2
Pengumpulan informasi
3
Melakukan revisi
4
Uji
coba
lapangan
18
No
Jenis Kegiatan
1
Melakukan revisi
2
Uji
lapangan
Tahun ke-3 1
2
3
X
X
X
4
5
6
X
X
X
7
8
9
X
X
X
10
11
12
X
X
X
operasional 3
Revisi
terhadap
produk akhir 4
Mendesiminasi dan mengimplementasi produk
19
REFERENSI
Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter . Jakarta: Indonesia Heritage Foundation. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Citra Umbara: Bandung Somantri, 2001, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS , Rosda: Bandung Sumaatmadja dan Wihardit, 2008, Perspektif Global , Universitas Terbuka: Jakarta Tatang M. Amirin, Implementasi Pendekatan Pendidikan Multikutural Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi 16 - Volume 1, Nomor 1, Juni, 2012 Zamroni. (2011a). Pendidikan demokrasi pada masyarakat multikultural . Yogyakarta: Gavin Kalam Utama. Zamroni. (2011b). Researh on Multicultural Education: A Reader . Yogyakarta: Graduate Program, the State University of Yogyakarta.
http://seldiorcc.blogspot.com/2011/09/sejarah-dan-pengertian-pespektifglobal.html http://badarudinalbanna.wordpress.com/2010/04/22/model-pengembangan perangkat-desain-pembelajaran/
20
Lampiran D. Format Justifikasi Anggaran
1. Honor
Honorarium Honor/Jam (Rp)
Waktu (jam/minggu)
Pelaksana 1 30.000 60 Pelaksana 2 22.500 42 Pelaksana 3 22.500 42 Pelaksana 4 22.500 42 Pembantu 15.000 27 Peneliti Sub Total 2. Pembelian bahan habis pakai Material Justifikasi Kuantit Pembelian as
Tinta refil Kertas HVS Foto copy Penjilidan Paket data Materai Catride Banner Jurnal Seminar Harddisk external Sub Total 3. Perjalanan Material
Surat ijin Akomodasikonsumsi Sampling data Transport Sub Total 4. Sewa Material
500.000 4.000.000 3.335.000 2.330.000 4.800.000 35.000 1.000.000 2.000.000 20.000.000 60.000.000 1.000.000
Justifikasi Perjalanan
5 1 paket 1 paket 1 paket 48 5 2 4 2 4 1
Kuantit as
Mingg u
48 20 22 22 4
Harga Satuan (Rp) 100.000 4.000.000 3.335.000 2.330.000 100.000 7000 500.000 500.000 10.000.000 15.000.000 1.000.000
Honor per Tahun (Rp) Tahun ke-1
Tahun ke-2
Tahun ke-3
86.400.000 18.900.000 20.790.000 20.790.000 1.620.000
86.400.000 18.900.000 20.790.000 20.790.000 2.820.000
86.400.000 18.900.000 20.790.000 20.790.000 2.220.000
148.500.000
149.700.000
149.100.000
Harga Peralatan Penunjang (Rp)
Tahun ke-1
Tahun ke-2
Tahun ke-3
500.000 4.000.000 3.335.000 2.330.000 4.800.000 35.000 1.000.000 2.000.000 20.000.000 60.000.000 1.000.000
500.000 4.800.000 3.335.000 2.330.000 4.800.000 35.000 1.000.000 2.000.000 20.000.000 60.000.000 1.000.000
500.000 4.400.000 3.335.000 2.330.000 4.800.000 35.000 1.000.000 2.000.000 20.000.000 60.000.000 1.000.000
99.000.000
99.800.000
99.400.000
Harga Satuan (Rp)
Biaya Per Tahun (Rp)
Tahun ke-1
Tahun ke-2
Tahun ke-3
4.000.000 52.000.000
4 4
1.000.000 13.000.000
4.000.000 52.000.000
4.000.000 52.000.000
4.000.000 52.000.000
62.000.000
31
2.000.000
62.000.000
62.000.000
62.000.000
5.750.000
5.750.000
6.750.000
6.250.000
123.750.000
124.750.000
124.250.000
5.750.000
Justifikasi Sewa
Kuantit as
Harga Satuan (Rp)
21
Biaya Per Tahun (Rp)
Tahun ke-1
Tahun ke-2
Tahun ke-3
23.494.000 80.000.000 16.000.000
24.750.000 80.000.000 16.000.000
24.250.000 80.000.000 16.000.000
123.494.000,-
120.750.000,-
114.250.000,-
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp)
490.00.000
490.000.000
489.000.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUHNYA (Rp)
1.469.000
Kendaraan Gedung LCD Sub Total
34 4 16
691.000 20.000.000 1.000.000
22
Lampiran F. Biodata Ketua Peneliti
Daftar Riwayat Hidup Ketua Peneliti I. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional NIK NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Nama Institusi tempat kerja Nomor Telepon/Faks Alamat Kantor
: Dr. Asri Widiatsih, S.Pd, M.Pd. : Asisten Ahli : 1976031520060601031017 : 0715037602 : Cilacap, 15 Maret 1976 : Perum Tegal Besar Permai I Blok O No.7 Jember : IKIP PGRI Jember : 081358377888/Fax. (0331) 335977 : Jl. Jawa No. 10 Jember 10. Kode Pos: 68121 Telp.
(0331) 335823 Fax. (0331) 335977. 9
Alamat e-mail
:
[email protected]
II. Riwayat Pendidikan S1 Nama Perguruan IKIP PGRI Tinggi Jember Bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi Tahun Masuk-Lulus 2000-2002 Judul Hubungan antara Skripsi/Tesis/Disertasi motivasi belajar dengan prestasi belajar di SMK Trunojoyo Jember
Nama Drs.Gunawan, Pembimbing/Promotor MM
S2 Universitas Kanjuruhan Pendidikan IPS
S3 Universitas Negeri Malang Manajemen Pendidikan 2003-2010 2012-2017 Partisipasi Manajemen masyarakat dalam hubungan pengembangan sekolah dengan pendidikan masyarakat berbasis life skill berbasis kearifan pada SMK Setia lokal Madura Atmadja untuk meningkatkan mutu pendidikan. Prof.Dr. Lilik, Prof.Dr.Nurul M.Pd Ulfatin, M.Pd
III. Pengalaman Penelitian: No
1
Tahun
2015
Judul penelitian
Reformasi Pendidikan berbasis Budaya
23
Pendanaan Sumber Jumlah Hibah Doktor Rp Kemenristek 34.000.000,dikti
24
Lampiran F. Biodata Anggota Tim Pengusul Daftar Riwayat Hidup Anggota Tim Pengusul
A. I. Identitas Diri 1
Nama lengkap(dengan gelar)
Dr. Kustiyowati, M.Pd
2
Jabatan Funfsional
3
Jabatan Struktural
4
NIP/NIK/Identitas lainnya
5
NIDN
0731076701
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Rogojampi, 31 Juli 1967
7
Alamat Rumah
Jalan Moh Seruji IV/49 Jember
8
Nomor Telepon/Faks/HP
0812 1776 8662
9 10
Alamat Kantor Nomor telepon/faks
Jl. Jawa No 10 Jember 68121 0331- 335823, 0331- 335977
11
Alamat email
[email protected]
12
Lulusan yang telah dihasilkan
13
Mata Kuliah yang diampu
1. Pengembangan Karir PAUD 2. Pembaharuan PAUD 3. Isu dan Trend dalam Teknologi Pembelajaran 4. Media Pembelajaran Desain dan Produksi
25
B. Riwayat Pendidikan
Bidang Ilmu
S1 IKIP PGRI Jember PAUD
Tahun Masuk-Lulus
2007-2009
2009-2011
Teknologi Pendidikan/Kosentras PAUD 2012-2016
Nama Pembimbing/Promotor
Drs H. Syamsul Hidayat, M.Pd
Prof.Dr.H.M Rudy Sumiharsono,MM
Prof Dr dr Myrnawati C.H, MS.PKK
Nama Perguruan Tinggi
S2 UNIGRES
S3 UNJ
Manajemen Pendidikan
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (bukan Skripsi, Tesis, maupun Desertasi) No Tahun Judul Penelitian Pendanaan * Sumber Jml (Juta Rp)
*Tuliskan sumber pendanaan PDM, SKW, Pemula Fundamental, Hibah Bersaing Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana,Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas, atau sumber lainnya. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun No
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber Jml (Juta *
1.
2016
Menakar Kurikulum 2013 Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru
*Tuliskan sumber pendanaan Penerapan IPTEKS-SOSBUD Viucer,Viucer, Multitahun, UJI, Simbermas atau Simber lainya. E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No
Judul Artikel Ilmiah
1 2
dst
26
Volume/Nomor/Tahun
Nama Jurnal
F.
Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral Pada Pertemuan/Seminar No
Nama Pertemuan Ilmiah/Semiar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Te
1
Workshop Peningkatan Mutu Guru PAUD
Konsep Bermain untuk Anak Usia Dini
2014 Banten
2
Workshop Inovasi dan Standarisasi PAUD
Pentingnya Stimulasi Kecerdasan KInestetik pada Anak Usia Dini
2015 Banten
3
Workshop Inovasi dan Standarisasi PAUD Fornal-Non Formal
Peran Guru dalam Permainan Sosial Aktif Kreatif
2015 Banten
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam lima Tahun Terakhir No
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
1
2 dst
H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5-10 Tahun Terakhir No 1
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor PHD
2
dst
I Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir. No
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya
27
Tahun
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
yang telah Diterapkan
1 Penghargaan Yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir(dari pemerintah,asosiasi atau institusi lainnya) No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1 2
dst
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat diperanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk pengajuan Penelitian Insinas.
Jember, 19 Januari 2017
Dr Kustiyowati, M.Pd
II. Identitas Diri
28
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional NIK NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah Nama Institusi tempat kerja Nomor Telepon/Faks Alamat Kantor
: Mohamad Syaifudin Aswan, S.Pd, M.Si. :: 19830502 201004 4 035 : 0701058302 : Jember, 02 Mei 1983 : Dsn. Karangsono 174 Tanjung rejo – Wuluhan - Jember : IKIP PGRI Jember : 0331335823/Fax. (0331) 335977 : Jl. Jawa No. 10 Jember 10. Kode Pos: 68121 Telp.
(0331) 335823 Fax. (0331) 335977. 9
Alamat e-mail
:
[email protected]
II. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu
S1 IKIP PGRI Jember
Pendidikan Biologi Tahun Masuk-Lulus 2001-2005 Judul Pengaruh ekstrak Skripsi/Tesis/Disertasi daun sirih (Piper Betlle.Lin) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Nama Dr. Evi Hanizar, Pembimbing/Promotor M.Kes
S2 Universitas Jember Biologi
S3
2012-2014 Transformasi Tebu Prtoduk Rekayasa Genetik Event 2 dan 20 dengan Gen Untuk Sucrose Phosphate Synthase Prof.Dr. Bambang Sugiharto.
III. Pengalaman Penelitian: No
1
Tahun
2015
Judul penelitian
Aplikasi Ekstrak Tembakau Dalam Pengendalian Hama Spodoptera Exigua Untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Bawang Merah Pemetaan Telur cacing parasit Pada Feses Sapi Perah Friesian
29
Pendanaan Sumber Jumlah Mandiri Rp 2.000.000-
Dikti
Rp. 10.000.000
holstein di Kabupaten Jember
30
Biodata Anggota Tim Peneliti III.Identitas Diri
31
32
33
34
Lampiran G. Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
No
Nama
Instansi Asal
Bidang Tugas
Uraian Tugas
Sebagai ketua peneliti bertanggung g jawab terhadap semua kegiatan disamping sebagai pelaksana untuk pendidikan di tingkat SMP Pelaksana kegiatan tingkat PAUD Pelaksana kegiatan tingkat SD
1
Asri Widiatsih,M.Pd
IKIP PGRI Jember
Koordinator pelaksana dan menanggani tingkat SMP
2
Dr.Kustityiwati, M.Od
IKIP PGRI Jember
3
Moh. Syaifudin Aswan, S.Pd, M.Si
IKIP PGRI Jember
4
Catur Yulianto
IKIP PGRI Jember
Koordinator pelaksana dan menanggani tingkat PAUD Koordinator pelaksana dan menanggani tingkat SD Koordinator pelaksana dan menanggani tingkat SMA
35
Pelaksana kegiatan tingkat SMA
Alokasi Waktu (jam/mingg u) 10
7
7
7
36