1
KESEHATAN
Usulan Penelitian Hibah Penelitian Tim Pascasarjana –HPTP (Hibah Pasca)
Optimasi Efektivitas Sediaan Transdermal Patch Natrium Diklofenak
Ketua Tim Peneliti Dra. Esti Hendradi, Apt., MSi., Ph.D.
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2009 HALAMAN PENGESAHAN
2 USUL PENELITIAN HIBAH PASCA 1. Judu Judul: l: Optimasi efektivitas sediaan transdermal patch Natrium diklofenak
2. Bidang penelitian
: Kesehatan
3. Peneliti Utama a. Nama Le Lengkap
: Dr Dra. Es Esti He Hendradi, Ap Apt., MS MSi., Ph Ph.D.
b. Jenis Kelamin
:P
c. NIP
: 131694600
d. Pangkat/Golongan
: Pembina/4a
e. Jaba Jabata tan n Str Struk uktu tura rall
: - Ket Ketua ua Depa Depart rtem emen en Farm Farmas aset etik ika; a; - Ketua Bid. Minat (S2) Drug Delivery System
f. Jaba Jabata tan n .Fun .Fungs gsio iona nall
: Lek Lekto torr Kepa Kepala la
g. Fakultas
: Farmasi
h. Pusat Penelitian
: LPPM Universi rsitas Airlangga
i. Alamat Ka Kantor
: Fa Fakultas Fa Farmasi UN UNAIR, Jl Jl. Dh Dharma rmawangsa Da Dalam Su Surabaya
j. Telp/Faks
:031- 5033710/ 031-5020514
k. Alamat Rumah
: Jl. Gayungsari Barat XI/GD 7, Surabaya
l. Telp/Faks
: 03 031-8290244,081330175672
m. E-mail
:
[email protected]
4. Pembi Pembiay ayaa aan n a. Usul Usul Selu Seluru ruh h Bia Biaya ya 3 tah tahun un
: Rp. Rp. 270. 270.00 000. 0.00 000, 0,--
b. Usul Usul Biay Biaya a tahu tahun n ke 1……. 1…….
: Rp. Rp. 90.0 90.000 00.0 .000 00,,-
Mengetahui,
Surabaya, 26 November 2009
Dekan Fakultas Farmasi
Ketua Peneliti
3 Prof. Dr. H. Achmad Syahrani, M.S., Apt
Dra. Esti Hendradi,Apt.,MSi.,Ph.D
NIP.130809077
NIP. 131694600
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga
Prof. Dr. Sektiari L.,DEA.,Drh. L.,DEA.,Drh. NIP. 131837004
DAFTAR ISI Halaman
1. HALAMAN PENGESAHAN
2
2. RINGKASAN
3
3. BAB I. PENDAHULUAN
6
4. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
11
5. BAB III. METODE PENELITIAN
14
6. BA BAB IV ORGANISASI TIM PENELITI
28
7. BA BAB B V JADWA JADWAL L PE PENEL NELIT ITIA IAN N
28
8. BAB VI ANGGARAN BIAYA
28
9. DAFTAR PUSTAKA
29
10. LAMPIRAN
32
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1. JUSTIFIKASI ANGGARAN
32
2. SUSUNAN ORGANISASI
34
3. BIODATA DAN PERNYATAAN KESEDIAAN
35
4. SURAT KETERANGAN KETUA PROGRAM PASCA SARJANA
51
4
5. DAFTAR PERALATAN UTAMA YANG DIPERLUKAN
53
Ringkasan Penelit Penelitian ian ini adalah adalah merupaka merupakan n kelanju kelanjutan tan dari serangka serangkaian ian penelit penelitian ian kami yang yang mempe mempelaj lajari ari
tentan tentang g
siste sistem m
peng pengha hanta ntaran ran trans transde derma rmall .
Keun Keuntun tunga gan n
sedia sediaan an
adala adalah h
menghindari terjadinya first-pass metabolisme, tingkat puncak plasma obat diturunkan sehingga efek samping berkurang, mengurangi terjadinya fluktuasi, dapat digunakan untuk obat dengan waktu waktu paruh paruh dan dan rentan rentang g terap terapii pend pendek ek,, muda mudah h dihe dihenti ntika kan n apab apabila ila terjad terjadii kerac keracun unan an,, meng mengur uran angi gi
frek frekue uens nsii
pemb pember eria ian n
obat obat
sehi sehing ngga ga
meni mening ngka katk tkan an
kepa kepatu tuha han n
pasi pasien en..
Dibandin Dibandingkan gkan dengan dengan bentuk bentuk sediaan sediaan peroral peroral maka transder transdermal mal tidak tidak hanya hanya meningk meningkatka atkan n kepatuhan pasien tetapi juga keseragaman konsentrasi obat dalam plasma selama pemakaian. Sediaan transdermal dibandingkan pemberian secara intravena karena tidak menimbulkan rasa sakit, kerusakan jaringan dan menghilangkan rasa takut pasien. Pada penelitian yang terdahulu pada pemberian obat secara transdermal dengan bentuk sedia sediaan an semiso semisolid lida a yaitu yaitu basis basis gel gel atau atau krim krim proble problem m yang yang dihad dihadap apii adal adalah ah dosis dosis yang yang digunakan untuk tiap kali pemakaian (Hendradi, 2003). Dengan dibuat sediaan patch maka dosis yang diberikan dapat terukur. Selain itu, pada penelitian terdahulu sediaan patch yang dibuat adalah tipe matrix saja sehinga perlu dilakukan optimasi untuk sediaan patch. Ada 2 tipe sistem transdermal patch yaitu tipe matrik atau monolitik dan tipe membran atau reservoir. Pada sistem matrik, material polimer yang inert akan berikatan dengan obat dan mengendalikan laju pelepasan dari sediaan sedangkan pada tipe membran, yang mengontrol laju pelepasan terdapat diantara matriks obat dan lapisan adhesif yang merupakan merupakan barier yang mengh mengham amba batt laju laju pele pelepa pasan san obat obat dari dari sedia sediaan an.. Siste Sistem m membr membran an akan akan membe memberik rikan an laju laju pelepasan obat yang mengikuti orde nol (konstan). Patch dengan tipe matriks pembuatannya pembuatannya lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan tipe membran.
5 Pada Pada pene penelit litia ian n kali kali ini ini akan akan dilak dilakuk ukan an formu formula lasi si sediaa sediaan n transd transderm ermal al patch tipe membran dengan bahan aktif natrium diklofenak dengan kadar 2 mg/ cm 2 dan mentol dengan kada kadarr 1 % seba sebaga gaii enhancer serta serta dilak dilakuka ukan n pula pula optim optimasi asi kombi kombina nasi si etil etil selulo selulosa sa dan dan polivinilpirolidon polivinilpirolidon untuk pelepasan pelepasan dan penetrasi penetrasi natrium diklofenak dari sediaan sediaan transdermal transdermal patch tipe matriks dan tipe membran.
Pada penelitian sebelumnya, sebelumnya, kombinasi kombinasi antara 2% HPMC 4000 sebagai rate controlling membran dan 3% sodium alginat sebagai drug reservoir obat pada sediaan patch tipe membran
dari ampicilin sodium menunjukkan profil uji penetrasi yang paling baik dibandingkan dengan kombinasi polimer lainnya (Bagyalakshmi et al., 2007). Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu diteliti fluks pelepasan dan penitrasi in vitro natrium diklofenak dalam sediaan transdermal patch tipe membran dengan kombinasi HPMC 4000 sebagai rate controlling membrane dan
sodium alginat sebagai drug reservoir obat serta mentol sebagai enhancer . Pada sediaan patch dengan tipe matrix polimer yang digunakan sebagai pembawa pada tipe matriks ada dua jenis, yaitu polimer hidrofilik serta polimer hidrofobik. Penggunaan polimer hidrofobik seperti etil selulosa dapat memperlambat laju pelepasan obat, semakin tinggi konse konsentr ntras asii etil etil selul selulos osa a yang yang digun digunak akan an,, maka maka laju laju pelep pelepas asan an obat obat makin makin lama. lama. Agar Agar pelepasan pelepasan lebih efektif perlu dilakukan modifikasi sifat polimer dengan menggunakan menggunakan campuran polim polimer, er, seper seperti ti kombi kombina nasi si poliv polivini inilpi lpirol rolido idon n dan dan etil etil selul selulos osa. a. Peng Pengaru aruh h pena penamba mbaha han n polivini polivinilpiro lpirolido lidon n ke dalam dalam campuran campuran etil selulosa selulosa menyeba menyebabka bkan n terbentu terbentuknya knya pori – pori, pori, sehin sehingg gga a menye menyeba babka bkan n laju laju pele pelepa pasan sanny nya a konst konstan an.. Pene Penelit litia ian n untuk untuk memp mempela elajar jarii efek efek kombinasi polimer dalam membantu pelepasan obat telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah adalah kombina kombinasi si polivini polivinilpiro lpirolido lidon n dan etil selulosa selulosa dengan dengan perband perbandinga ingan n 8:2 dan 7,5:2,5 7,5:2,5 menghasilkan menghasilkan profil pelepasan pelepasan bahan aktif carvedilol carvedilol yang baik. Pada perbandinga perbandingan n 7,5:2,5 memberikan jumlah kumulatif dan koefisien permeabilitas tertinggi selama 24 jam. Kombinasi polivinilpirolidon dan etil selulosa pada perbandingan 3:5 dengan penambahan enhancers span 20 juga menunjukkan hasil profil pelepasan bahan aktif garam diklofenak dietilamin yang baik. Dalam penelitian ini ingin diketahui bagaimana pengaruh polimer kombinasi antara etil selullosa dan polivinilpirolidon pada perbandingan 9:1, 8:2, 7:3 dan 6:4 dalam meningkatkan fluks fluks pelep pelepas asan an dan dan pene penetra trasi si natri natrium um diklo diklofen fenak ak 100mg 100mg/50 /50cm cm 2 dari dari matr matrik ik,, deng dengan an penambahan menthol sebagai enhancer dengan kadar 1% dan polietilen glikol 400 sebagai plasticizer dengan kadar 5% , dengan metode pembuatan secara matrix controlled , sehingga
6 dapat diperoleh kombinasi polimer dengan perbandingan yang tepat untuk sediaan patch natrium diklofenak tipe matriks.
I.
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Natrium diklofenak merupakan Nonsteroidal Anti Inflammatory Drug (NSAID) yang banyak digunakan untuk penyakit – penyakit seperti kerusakan musculoskeletal, arthritis, sakit gigi, dan dysmenorrheal sebagai penghilang rasa sakit dan inflamasi (Liu et al ., 2007). Diklofenak merupakan obat Non Steroidal Anti Inflammatory (NSAID) dengan efek anti inflamasi, analgesik dan antipiretik yang lebih baik dari NSAID lainnya. Diklofenak bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase 2 (COX 2). Seperti kebanyakan NSAID lainnya, diklofenak juga dikenal dapat meningkatkan resiko pendarahan pada gastrointestinal dan efek samping cardiovascular akan tetapi diklofenak memiliki indeks terapi yang lebih tinggi dibandingkan dengan NSAID lainnya (Chuasuwan et al ., 2008). Natrium diklofenak kebanyakan diberikan dengan rute pemberian obat secara oral, namun terdapat banyak kerugian yang muncul diantaranya first pass metabolism yang cepat dan efek samping dari obat seperti masalah pada gastrointestinal dan reaksi idiosynchratic obat (Liu et al ., 2007). Diklofenak diabsorbsi 100 % setelah pemberian secara peroral dan hanya 60% yang mencapai sirkulasi sistemik dikarenakan first pass metabolism (Chuasuwan et al ., 2008). Pemberian natrium diklofenak secara peroral dapat menyebabkan ulcer /luka pada lambung. Oleh karena itu pemberian perkutan dari natrium diklofenak banyak diteliti dalam rangka untuk meminimalkan efek samping obat terhadap gastrointestinal (Liu et al ., 2007). Natrium diklofenak juga memiliki waktu paruh yang pendek maka frekuensi pemberian obat menjadi sering. Pemberian natrium diklofenak secara transdermal diharapkan dapat
7 meningkatkan kepatuhan pasien dibandingkan jika pemberian secara oral karena dapat meminimalkan frekuensi pemakaian obat (Kweon et al ., 2004). Keuntungan sediaan patch adalah menghindari terjadinya first-pass metabolisme , tingkat puncak plasma obat diturunkan sehingga efek samping berkurang, mengurangi terjadinya fluktuasi, dapat digunakan untuk obat dengan waktu paruh dan rentang terapi pendek, mudah dihentikan apabila terjadi keracunan, mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga meningkatkan kepatuhan pasien (Kumar et al., 2007). Dibandingkan dengan bentuk sediaan peroral maka transdermal tidak hanya meningkatkan kepatuhan pasien tetapi juga keseragaman konsentrasi obat dalam plasma selama pemakaian.
Patch lebih dipilih
dibandingkan pemberian secara intravena karena tidak menimbulkan rasa sakit, kerusakan jaringan dan menghilangkan rasa takut pasien (Naik et al., 2000). Syarat suatu obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan patch yaitu memiliki dosis kurang dari 20 mg per hari, waktu paruh pendek, tidak memberikan efek toksik pada kulit, berat molekul kurang dari 500 daltons, memiliki koefisien partisi 1-3, serta kelarutan dalam minyak dan air lebih besar dari 1 mg/mL (Rathbone et al., 2002). Kemampuan pelepasan obat dari polimer merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu patch. Partikel obat pertama – tama harus terlarut sehingga terbentuk molekul yang dapat berdifusi melewati polimer, kemudian obat akan berpenetrasi melewati barier kulit. Ada 2 tipe sistem transdermal patch yaitu tipe matrik atau monolitik dan tipe membran atau reservoir (Mehta,
2004). Tipe Membran tersusun oleh backing layer, reservoir drug,
membrane rate controlling dan adhesive . Tipe matrik tersusun oleh backing layer, polymeric drug reservoir dan adhesive . Terkadang dalam sistem juga hanya terdapat backing layer dan
obat yang telah dicampur dengan adhesive (Rathbone et al ., 2003). Pada sistem matrik, material polimer yang inert akan berikatan dengan obat dan mengendalikan laju pelepasan dari sediaan sedangkan pada tipe membran, yang mengontrol laju pelepasan terdapat diantara matriks obat dan lapisan adhesif yang merupakan barier yang menghambat laju pelepasan obat dari sediaan. Sistem membran akan memberikan laju pelepasan obat yang mengikuti orde nol (konstan) (Mehta, 2004). Patch dengan tipe matriks pembuatannya lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan tipe membran.
8 Pada penelitian kali ini akan dilakukan formulasi sediaan transdermal patch tipe membran dengan bahan aktif natrium diklofenak dengan kadar 2 mg/ cm 2 dan mentol dengan kadar 1 % sebagai enhancer serta dilakukan pula optimasi kombinasi etil selulosa dan polivinilpirolidon untuk pelepasan dan penetrasi natrium diklofenak dari sediaan transdermal patch tipe matriks.
Narium diklofenak memiliki koefisien partisi pada n oktanol/ larutan dapar (log P) sebesar 1.4 dan 1,1 pada pH 6,8 dan 7,4 (Chuasuwan et al ., 2008). Karena log P yang rendah maka diperlukan teknik untuk meningkatkan efek terapeutik dari diklofenak setelah penggunaan. Teknik yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan enhancer yang secara reversibel dapat menurunkan permeabilitas barier dari stratum korneum. Enhancer yang biasa digunakan antara lain isopropil miristat, N,N-diethyl-m-toluamide, decylmethyl sulfoxide , etanol, n-oktanol, dekanol dan nonionic surfactant (Kweon et al., 2004). Untuk itu
maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh enhancer terhadap peningkatan penitrasi dan pelepasan natrium diklofenak dalam sediaan patch. Pada penelitian ini akan digunakan mentol sebagai enhancer. Mentol merupakan golongan terpene. Terpene adalah bahan yang disukai sebagai enhancer untuk membantu penghantaran obat menembus membran kulit (Williams & Barry, 2004). Mentol memiliki kemampuan berinteraksi dengan lipid interseluler dan peningkatkan partisi ke dalam kulit yang lebih baik dibandingkan dengan asam oleat, isopropil miristat dan monooleat (Kandavilli et al ., 2002). Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu diteliti kemampuan mentol dalam meningkatkan fluks pelepasan dan penitrasi dari sediaan transdermal patch tipe membran dengan kombinasi HPMC 4000 sebagai rate controlling membrane dan sodium alginat sebagai drug reservoir obat pada transdermal patch tipe membran.
Pada pembuatan transdermal patch tipe membran ini akan digunakan HPMC 4000 cps sebagai rate controlling membrane dan
sodium alginat sebagai drug reservoir obat. Pada
penelitian sebelumnya, kombinasi antara 2% HPMC 4000 sebagai rate controlling membran dan 3% sodium alginat sebagai drug reservoir obat pada sediaan patch tipe membran dari ampicilin sodium menunjukkan profil uji penetrasi yang paling baik dibandingkan dengan kombinasi polimer lainnya (Bagyalakshmi et al., 2007). Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu diteliti fluks pelepasan dan penitrasi in vitro natrium diklofenak dalam sediaan transdermal patch tipe membran dengan kombinasi HPMC 4000 sebagai rate controlling membrane dan
sodium alginat sebagai drug reservoir obat serta mentol sebagai enhancer .
9 Polimer yang digunakan sebagai pembawa pada tipe matriks ada dua jenis, yaitu polimer hidrofilik seperti hidroksi propil metil selulosa, hidroksi propil selulosa dan polivinilpirolidon, serta polimer hidrofobik seperti etil selulosa, polietilen dan polivinil klorida. Penggunaan polimer hidrofilik seperti polivinilpirolidon akan menyebabkan media disolusi mudah berpenetrasi ke dalam matriks, sehingga terjadi difusi bahan obat yang cepat. Polimer hidrofilik tidak sesuai untuk bahan obat yang mudah larut dalam air. Penggunaan polimer hidrofobik seperti etil selulosa dapat memperlambat laju pelepasan obat, semakin tinggi konsentrasi etil selulosa yang digunakan, maka laju pelepasan obat makin lama. Agar pelepasan lebih efektif perlu dilakukan modifikasi sifat polimer dengan menggunakan campuran polimer, seperti kombinasi polivinilpirolidon dan etil selulosa. Pengaruh penambahan polivinilpirolidon ke dalam campuran etil selulosa menyebabkan terbentuknya pori – pori, sehingga menyebabkan laju pelepasannya konstan (Kandavilli et al., 2002; Rathbone et al., 2002 ). Penelitian untuk mempelajari efek kombinasi polimer dalam membantu pelepasan obat telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah kombinasi polivinilpirolidon dan etil selulosa dengan perbandingan 8:2 dan 7,5:2,5 menghasilkan profil pelepasan bahan aktif carvedilol yang
baik. Pada perbandingan 7,5:2,5 memberikan jumlah kumulatif dan koefisien
permeabilitas tertinggi selama 24 jam. Kombinasi polivinilpirolidon dan etil selulosa pada perbandingan 3:5 dengan penambahan enhancers span 20 juga menunjukkan hasil profil pelepasan bahan aktif garam diklofenak dietilamin yang baik (Mukherjee et al., 2005; Ubaidulla et al., 2007).
Dalam penelitian ini ingin diketahui bagaimana pengaruh polimer kombinasi antara etil selullosa dan polivinilpirolidon pada perbandingan 9:1, 8:2, 7:3 dan 6:4 dalam meningkatkan fluks pelepasan dan penetrasi
natrium diklofenak 100mg/50cm 2 dari matrik, dengan
penambahan menthol sebagai enhancer dengan kadar 1% dan polietilen glikol 400 sebagai plasticizer dengan kadar 5% , dengan metode pembuatan secara matrix controlled , sehingga
dapat diperoleh kombinasi polimer dengan perbandingan yang tepat untuk sediaan patch natrium diklofenak tipe matriks. Evaluasi yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi uji keseragaman berat, moisture content , uji pelepasan dan uji penetrasi perkutan secara in vitro. Untuk mengetahui
efektivitas obat pada target maka perlu dilakukan uji in vitro dengan menggunakan model kulit dan akan dihasilkan data fluks yang dapat digunakan untuk memperkirakan obat yang masuk
10 kedalam tubuh (Rathbone et al ., 2003). Untuk uji penetrasi in vitro biasanya digunakan membran dari kulit hewan. Kulit dari binatang pengerat seperti (mencit, tikus dan marmot) merupakan yang paling sering digunakan untuk studi penetrasi in vitro dan in vivo. Keuntungan yang didapat
dari binatang-binatang
ini
antara lain adalah ukurannya
yang kecil,
penanganannya yang mudah serta harganya yang murah. Kebanyakan rodent seperti kulit tikus memiliki struktur yang menyerupai jaringan pada manusia (Godin & Touitou., 2007; Ozguney et al ., 2006). Pada penelitian kali ini akan digunakan kulit tikus sebagai membran kulitnya.
Pada penelitian ini dilakukan uji fisik meliputi uji organoleptis, uji moisture content , dan uji homogenitas. Uji pelepasan dan uji penetrasi secara in vitro digunakan alat disolusi USP XXXI tipe 5- paddle over disk pada suhu 32 C, dengan kecepatan 50 rpm. (Mukherjee et al ., °
2005). Hasil
uji
pelepasan
dan
uji
penetrasi
dianalisa
dengan menggunakan
alat
spektrofotemeter UV-Vis .
I.2
Tujuan Penelitian
1. Menentukan fluks pelepasan dan penetrasi in vitro natrium diklofenak dalam sediaan transdermal patch tipe membran dengan kombinasi controlling membrane dan
HPMC 4000 sebagai rate
sodium alginat sebagai drug reservoir obat serta mentol
sebagai enhancer.
2. Menentukan peningkatan fluks pelepasan dan penetrasi in vitro natrium diklofenak dalam sediaan transdermal patch tipe membran dengan kombinasi
HPMC 4000
sebagai rate controlling membrane dan sodium alginat sebagai drug reservoir obat akibat adanya penambahan enhancer mentol
3. Menentukan fluks pelepasan dan penetrasi natrium diklofenak yang terbaik dalam bentuk sediaan transdermal patch tipe matriks dengan kombinasi polimer etil selullosa dan polivinilpirolidon pada perbandingan 9:1, 8:2,7:3 dan 6:4. serta mentol sebagai enhancer.
4. Menentukan peningkatan fluks pelepasan dan penetrasi in vitro natrium diklofenak dalam sediaan transdermal patch tipe matriks dengan kombinasi polimer etil selullosa dan
polivinilpirolidon pada perbandingan 9:1, 8:2,7:3 dan
penambahan enhancer mentol
6:4.akibat
adanya
11
II. TINJAUAN PUSTAKA Sistem penghantaran transdermal merupakan pemberian bahan terapetik melalui kulit untuk menghasilkan efek sistemik. Pemberian obat secara transdermal memberikan beberapa keuntungan dibanding dengan bentuk tablet, kapsul dan injeksi (Singh & Kumar, 2007). Transdermal tidak hanya meningkatkan kepatuhan pasien tetapi juga keseragaman konsentrasi obat dalam plasma selama pemakaian (Mehta, 2004). Kebanyakan sediaan transdermal patch di formulasi untuk melepaskan bahan aktif pada laju pelepasan nol selama waktu tertentu. Awalnya pemberian secara parenteral merupakan rute pemberian alternatif dari obat yang diinaktivasi oleh enzim dan pH di gastrointestinal dan yang tidak bisa diberikan secara peroral. Namun sekarang obat dapat diberikan menuju sirkulasi sistemik dengan rute transdermal yang non invasif melalui sistem patch . Dan yang paling penting, tidak seperti injeksi, terapi obat dapat dihentikan dengan melepas patch pada waktu tertentu jika terjadi efek toksik (Mehta, 2004).
Ada 2 tipe sistem transdermal patch yaitu tipe matrik atau monolitik dan tipe membran atau reservoir. Pada sistem matrik, material polimer yang inert akan berikatan dengan obat dan mengendalikan laju pelepasan dari sediaan sedangkan pada tipe membran, yang mengontrol laju pelepasan terdapat diantara matriks obat dan lapisan adhesif yang merupakan barier yang menghambat laju pelepasan obat dari sediaan. Sistem membran akan memberikan laju pelepasan obat yang mengikuti orde nol (konstan). Patch dengan tipe matriks pembuatannya lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan tipe membran. Pada penelitian sebelumnya, dibuat sediaan patch tipe matrix dengan kombinasi HPMC dan EC perbandingan 1:9, 2:8 dan 3:7 polivinilpirolidon dan etilselulose dalam perbandingan 1:5; 1:2; 2:3 dengan bahan aktif piroksikam didapatkan hasil pelepasan obat yang tergantung pada sifat lipofilisitas dan hidrofilisitas bahan penyusunnya (Hendradi dan Purwanti, 2007).
12 Pada penelitian transdermal dengan menggunakan bahan diklofenak pada sediaan mixed micelle diperoleh data yang menunjukkan bahwa diklofenak efektif untuk pemakai tr ansdermal. Hal ini dibuktikan dengan penurunan inflamasi yang disebabkan pemberian Carageenan pada telapak kaki Wistar Rat (Hendradi et al, 2003) Tetapi pada penelitian ini dosis untuk tiap kali pemakaian belum didapatkan.
TAHAPAN SASARAN, LUARAN DAN METODOLOGI No. 1
Tahapan Tahap I (Tahun I) Praformulasi
2
Tahap II (Tahun I) Formulasi sediaan Patch
3
Tahap III (Tahun I) Uji fisik sediaan Patch
4
Tahap IV (Tahun I) Pengamatan homogenitas sediaan dengan SEM
5
Tahap V (Tahun I) Uji Pelepasan
Sasaran
Luaran
Metodologi
Memperoleh informasi sifat fisikokimia, farmakologi sebagai dasar formulasi sediaan patch Memperoleh informasi sediaan patch dan faktorfaktor yang berperan pada formulasi
Data sifat fisikokimia, farmakologi sebagai dasar formulasi sediaan patch
Penentuan sifat fisikokimia bahan yang aktif dan bahan penyusun sediaan patch dengan menggunakan DTA, Spektrofotometer
Sediaan dengan tipe membrane dan patch tipe matriks dengan berbagai komposisi dengan bahan aktif Natrium Diklofenak Data sifat fisik sediaan patch tipe matriks dan tipe membran
Formulasi sediaan patch tipe tipe membran dengan berbagai formula dan matriks dengan berbagai komposisi dengan bahan aktif natrium Diklofenak
Data homogenitas sediaan patch baik tipe membrane maupun tipe matriks Data fluks pelepasan Natrium Diklofenak dari sediaan patch tipe membrane
Penentuan homogenitas sediaan dan distribusi pembawa dengan pengamatan molekul nya menggunakan Scaning Electron Microscopy (SEM)
Memperoleh informasi sifat fisik sediaan yang berperan terhadap stabilitas, efektivitas dan karakteristik sediaan patch Memperoleh informasi homogenitas sediaan patch baik tipe membrane maupun tipe matriks Memperoleh data jumlah Natrium Diklofenak yang terlepas dari sediaan patch
Evaluasi secara fisik sediaan patch meliputi uji organoleptis, pH, moisture content sediaan patch.
Uji pelepasan Natrium diklofenak dari sediaan pacth tipe membrane dan tipe matrix dengan menggunakan alat disolusi USP XXV dilengkapi dengan sel difusi
13 dan tipe matrik dengan berbagai formula
6
Tahap VI (Tahun I) Uji Penetrasi secara In Vitro
Memperoleh data jumlah Natrium Diklofenak yang berpenetrasi menembus kulit tikus putih (Wistar Rat) dari sediaan patch
Data penurunan inflamasi sebagai efek farmakologi yang disebabkan penetrasi Natrium Diklofenak secara in Vivo. Data iritasi kulit Wistar Rat akibat pemberian sediaan patch
dengan media reseptor dapar fosfat salin pH 7,4 dan suhu percobaan 37 C. Jumlah obat yang berpenetrasi ditentukan dengan metode Spektrofotometer. Data yang didapatkan dihitung fluks nya dengan menggunakan rumus Higuchi. Tikus putih (Wistar Rat) usia 6-8 Minggu dengan berat 170-180 gram diambil kulitn abdominalnya setelah dibunuh dengan menggunakan eter. Uji penetrasi Natrium diklofenak dari sediaan pacth tipe membrane dan tipe matrix dengan menggunakan alat disolusi USP XXV dilengkapi dengan sel difusi dengan media reseptor dapar fosfat salin pH 7,4 dan suhu percobaan 37 C. Jumlah obat yang berpenetrasi ditentukan dengan metode Spektrofotometer. Data yang didapatkan dihitung fluks nya dengan menggunakan rumus Fick. Uji anti inflamasi dengan menggunakan Wistar Rat sebagai binatang uji, Caragen sebagai pembentuk inflamasi disuntikkan pada hindpaw Wistar Rat kemudian tikus diberi sediaan patch dan dilihat efek penurunan inflamasinya. Uji efek iritasi didapat dengan cara mengamati efek yang ditimbulkan pada kulit Wistar Rat setelah diberi sediaan patch.
Data kerusakan sel kulit Wistar Rat tentang akibat yang
Kulit Wistar Rat yang ditempeli sediaan patch setelah selesai uji penetrasi diambil, difiksasi dan diamti
Data fluks penetrasi Natrium Diklofenak dari sediaan patch tipe membrane dan tipe matrik dengan berbagai formula yang menembus kulit tikus putih (Wistar Rat)
°
°
7
Tahap VII (Tahun II) Uji In Vivo sediaan Patch
Memperoleh data in Vivo dengan melihat melihat efek farmakologi yang ditimbulkan
8
Tahap VIII (Tahun II) Uji efek iritasi
9
Tahap IX (Tahun II) Uji kerusakan sel kulit secara
Memperoleh data iritasi kulit Wistar Rat akibat yang ditimbulkan oleh Natrium Diklofenak yang berpenetrasi dari sediaan patch Memperoleh data kerusakan sel kulit Wistar Rat tentang akibat yang
14
10
histologi
ditimbulkan oleh Natrium Diklofenak yang berpenetrasi dari sediaan patch
Tahap X (Tahun III) Scale up sediaan dan control kualitasnya
Memperoleh data scale up sediaan patch baik tipe membrane maupun matriks setelah discale up (formula yang terpilih). Serta data control kualitasnya
ditimbulkan kerusakan selnya dengan oleh Natrium ditihat secara histology. Diklofenak yang berpenetrasi dari sediaan patch Data scale up Sediaan patch yang terpilih sediaan patch dari hasil optimasi sediaan baik tipe dibuat dengan skala besar membrane (pilot project). Dilakukan maupun matriks control kualitas pada in setelah discale process dan end process up (formula yang terpilih). Serta data control kualitasnya
15
III. METODE PENELITIAN 3.1
Tahapan Penelitian
3.1.1
Skema Kerja
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis kualitatif dari natrium diklofenak, mentol, HPMC dan sodium alginat. Setelah analisis kualitatif kemudian dilakukan optimasi HPMC sebagai rate controlling membrane dan sodium alginat sebagai drug reservoir . Selanjutnya akan dilakukan pembuatan sediaan patch natrium diklofenak tipe
membran dengan mentol sebagai enhancer. Sediaan kemudian di uji keseragaman berat, uji MC, uji homogenitas, uji pelepasan sediaan patch dan uji penetrasi sediaan patch dengan membran kulit tikus. Data yang diperoleh kemudian dianalisa. Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1
Analisa kualitatif natrium diklofenak, mentol, HPMC dan sodium alginat
Optimasi drug reservoir dan rate controlling membrane
Pembuatan sediaan patch natrium diklofenak tipe membran
Uji efektifitas :
Karakteristik fisik :
Uji pelepasan sediaan
Uji keseragaman berat Uji MC sediaan patch
Uji penetrasi sediaan
Uji homogenitas dengan SEM
Analisa data
16 Gambar 3.1: Skema kerja formulasi transdermal patch tipe membran Pada pembuatan sediaan patch natrium diklofenak tipe matrik , sampel yang diperoleh dievaluasi, meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji moisture content , uji pelepasan dan uji penetrasi sediaan patch. Data yang diperoleh kemudian dianalisa. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2
Analisis kualitatif natrium diklofenak, PVP dan EC
Pembuatan sediaan patch natrium diklofenak Evaluasi sediaan patch
Karakteristik Fisik Uji Efektifitas
Pemeriksaan Organoleptis Uji Homogenitas Uji MC
Uji Pelepasan Uji penetrasi
Analisa data
Gambar 3.2 Skema kerja penelitian formulasi transdermal patch tipe matrik
3.1.2
Identifikasi Kualitatif Natrium Diklofenak
1)
Pemeriksaan Organoleptis Pemeriksaan secara visual meliputi bentuk, warna dan rasa. Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan pustaka.
2)
Identifikasi Spektrum Serapan Infra Merah Natrium Diklofenak Diambil sekitar 1 mg zat dan digerus dengan 100 mg serbuk KBr kering kemudian ditekan atau dikompres dengan penekan hidrolik yang dilengkapi dengan alat penarik uap air agar diperoleh lempemg tipis yang tembus cahaya.
17 Kemudian diamati spektrum serapan infra merahnya dengan Spectrum One FTIR Spectrometer Perkin Elmer Instrument dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka (Florey, 1986). 3)
Pemeriksaan Suhu Lebur Bahan uji dipanaskan dengan alat uji suhu lebur Differential Thermal Analysis (DTA) pada suhu 50-200˚C dengan kecepatan pemanasan 5˚C permenit. Suhu
lebur yang teramati pada termogram dibandingkan dengan pustaka (Florey, 1986).
3.1.3
Identifikasi Kualitatif Mentol
1)
Pemeriksaan Organoleptis Pemeriksaan secara visual meliputi bentuk, warna dan rasa. Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan pustaka (Kibbe, 2000).
2)
Identifikasi Spektrum Serapan Infra Merah Mentol Diambil sekitar 1 mg zat dan digerus dengan 100 mg serbuk KBr kering kemudian ditekan atau dikompres dengan penekan hidrolik yang dilengkapi dengan alat penarik uap air agar diperoleh lempemg tipis yang tembus cahaya. Kemudian diamati spektrum serapan infra merahnya dengan Spectrum One FTIR Spectrometer Perkin Elmer Instrument dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka (Florey, 1986).
3.1.4
Identifikasi Kualitatif Hidroksi Propil Metil Selulosa
Diambil sekitar 1 mg zat dan digerus dengan 100 mg serbuk KBr kering kemudian ditekan atau dikompres dengan penekan hidrolik yang dilengkapi dengan alat penarik uap air agar diperoleh lempeng tipis yang tembus cahaya. Kemudian diamati spektrum serapan infra merahnya dengan Spectrum One FTIR Spectrometer Perkin Elmer Instrument dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka (Florey, 1986).
3.1.5
Identifikasi Kualitatif Sodium Alginat
Diambil sekitar 1 mg zat dan digerus dengan 100 mg serbuk KBr kering kemudian ditekan atau dikompres dengan penekan hidrolik yang dilengkapi dengan alat penarik uap air agar diperoleh lempemg tipis yang tembus cahaya. Kemudian diamati
18 spektrum serapan infra merahnya dengan Spectrum One FTIR Spectrometer Perkin Elmer Instrument dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka (Florey, 1986).
3.1.6
Identifikasi Kualitatif Propilen Glikol
Diambil sekitar 1 mg zat dan digerus dengan 100 mg serbuk KBr kering kemudian ditekan atau dikompres dengan penekan hidrolik yang dilengkapi dengan alat penarik uap air agar diperoleh lempemg tipis yang tembus cahaya. Kemudian diamati spektrum serapan infra merahnya dengan Spectrum One FTIR Spectrometer Perkin Elmer Instrument dan hasil yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka (Florey, 1986).
3.2
Pembuatan Kurva Baku Natrium Diklofenak
3.2.1
Pembuatan Larutan Dapar Fosfat Salin pH 7,4 ± 0,5
8 gram NaCl, 0,2 gram KCl, 1,44 gram Na 2HPO4 dan 0,24 gram KH 2PO4 dilarutkan dalam 800 mL air pada bekerglass. Kemudian larutan di adjust dengan 1N HCl hingga pH 7,4. Larutan kemudian dimasukkan dalam labu ukur 1L dan ditambahkan air hingga tanda.
3.2.2
Pembuatan Larutan Induk Natrium Diklofenak
Ditimbang seksama 10 mg bahan uji dilarutkan dengan100mL larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,5 pada labu ukur kemudian dikocok sampai homogen.
3.2.3
Pembuatan Larutan Baku Kerja Natrium Diklofenak
Dibuat larutan baku kerja natrium diklofenak dengan mengencerkan larutan baku induk natrium diklofenak dengan larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,5 hingga diperoleh larutan baku kerja dengan kadar 0,5, 1, 2, 3,4, 6, 10, 15µg/mL. Larutan ini digunakan untuk menentukan panjang gelombang maksimal dan membuat kurva baku. Larutan blanko yang digunakan adalah larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,5.
3.2.4
Penentuan Panjang Gelombang Terpilih
Panjang gelombang terpilih ditentukan dengan menggunakan larutan baku kerja natrium diklofenak. Nilai absorban tiap – tiap kadar diamati dengan Spektrofotometer UV pada rentang panjang gelombang 200-400 nm, kemudian dibuat kurva absorban versus panjang gelombang (λ). Panjang gelombang terpilih adalah panjang gelombang dengan pengganggu yang minimal. 3.2.5
Pembuatan Kurva Baku Natrium Diklofenak
19 Dibuat dengan mengamati absorban larutan baku kerja natrium diklofenak pada λ maksimum kemudian dibuat kurva absorban versus kadar larutan baku kerja natrium diklofenak. Cara pengukuran absorban yaitu sampel larutan baku kerja dimasukkan kedalam kuvet kemudian diamati absorbannya pada λ maksimum. Setelah itu membuat persamaan garis regresi linier.
3.3
Optimasi Drug Reservoir Dan Rate Controlling Membrane
3.3.1
Optimasi Sodium Alginat Sebagai Drug Reservoir
Optimasi sodium alginat dilakukan dengan cara membuat mengenkapsulasi bahan aktif obat dengan sodium alginat dengan kadar 2%, 3% dan 4%. Sodium alginat dilarutkan dalam campuran air:etanol (80:20) dan diaduk dengan menggunakan stirer secara konstan sehingga dihasilkan campuran sodium alginat dengan konsentrasi tertentu. Natrium diklofenak dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol hingga larut dan kemudian di tambahkan kedalam campuran sodium alginat sambil terus diaduk konstan dengan stirer hingga homogen. Hasil campuran tersebut kemudian di tuang dan diratakan ke backing membrane , kemudian dikeringkan pada suhu 45˚C selama 6 jam hingga terbentuk matrik yang kering. Masing – masing formula kemudian diuji pelepasannya untuk melihat kadar sodium alginat yang optimal sebagai drug reservoir.
Tabel 3.1 : Formula untuk optimasi sodium alginat sebagai drug reservoir Bahan Natrium diklofenak Sodium alginat 2% Sodium alginat 3% Sodium alginat 4% 3.3.2
A 2 20 -
Berat (mg/ cm 2) B 2 20 -
C 2 20
Optimasi HPMC 4000 Sebagai Rate Controlling Membrane
Optimasi HPMC 4000 sebagai rate controlling membrane dilakukan pada kadar 1%, 2% dan 3%. Setelah terpilih kadar sodium alginat yang optimal sebagai drug reservoir maka langkah selanjutnya adalah menambahkan rate controlling membrane pada sediaan. HPMC 4000 dilarutkan dalam air terdestilasi hingga dihasilkan HPMC 4000 cps dengan kadar 1%, 2%, 3%. Propilen glikol kemudian ditambahkan kedalam campuran sambil terus diaduk dengan stirer hingga homogen. Campuran tersebut kemudian dituang diatas drug reservoir . sediaan tersebut kemudian di keringkan di lemari asam hingga berat konstan dan diuji
20 pelepasan untuk mengetahui kadar HPMC 4000 yang optimal sebagai
rate controlling
membrane.
Tabel 3.2: Formula untuk optimasi HPMC sebagai rate controlling membrane Bahan D 2 20 20 8
Natrium diklofenak Sodium alginat HPMC 4000 1% HPMC 4000 2% HPMC 4000 3% Propilen glikol
Berat (mg/ cm 2) E 2 20 20 8
F 2 20 20 8
3.4
Pembuatan Sediaan Patch Natrium Diklofenak transdermal patch tipe membran
3.4.1
Formula transdermal patch tipe membran
Tabel 3.3: Formula sediaan patch natrium diklofenak transdermal patch tipe membran Bahan
Fungsi
Natrium diklofenak Sodium alginat HPMC 4000 Propilen glikol
Bahan aktif Basis Basis Plastisizer Total
Bahan
3.4.2
Mentol Cara Pembuatan
1)
Fungsi Enhancer
Berat (mg/ cm 2) Kontrol Formula 2 2 20 20 20 20 8 8 50 50 Berat (mg/ cm 2) Kontrol Formula 0,5
Pembuatan drug reservoir patch Sodium alginat dilarutkan dalam campuran air:etanol (80:20) dan diaduk dengan menggunakan stirer secara konstan sehingga dihasilkan campuran sodium alginat dengan konsentrasi tertentu. Natrium diklofenak dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol hingga larut dan kemudian di tambahkan kedalam campuran sodium alginat
sambil terus diaduk konstan dengan stirer hingga homogen.
Hasil campuran tersebut kemudian di tuang dan diratakan ke
backing
membrane , kemudian dikeringkan pada suhu 45˚C selama 6 jam hingga
terbentuk matrik yang kering.
2)
Pembuatan rate controlling membrane HPMC dilarutkan dalam air terdestilasi hingga dihasilkan HPMC dengan kadar tertentu dan kemudian ditambahkan dengan mentol yang sebelumnya telah
21 dilarutkan dengan etanol sambil diaduk dengan menggunakan stirer. Propilen glikol kemudian ditambahkan kedalam campuran sambil terus diaduk dengan stirer hingga homogen. Campuran tersebut kemudian dituang diatas matrik kering (1). Patch tersebut kemudian di keringkan di lemari asam hingga berat konstan. Metode pembuatan patch dapat dilihat pada gambar 3.3
Sodium alginat dilarutkan campuran air:etanol (80:20) sodium alginate Pengaduka n konstan dengan
HPMC + aquadest HPMC dengan kadar
Na diklofenak + etanol ad Mentol + etanol ad Propilen
Tuang dan ratakan ke backing
Dikeringkan pada suhu 45˚C
Drug reservoir
Rate controlling membrane
Patch dikeringkan dilemari asam hingga Patch natrium diklofenak tipe Gambar 3.3: Alur pembuatan natrium diklofenak patch Patch yang sudah jadi siap untuk dilakukan pemeriksaan seperti moisture content , keseragaman berat, uji homogenitas, uji pelepasan dan uji penetrasi. 3.5
Pembuatan Sediaan Patch Natrium Diklofenak transdermal patch tipe matrik
3.5.1
Formula Natrium Diklofenak transdermal patch tipe matrik
22 Sediaan patch natrium diklofenak tipe matrix controlled dengan perbandingan polimer yang berbeda dibuat untuk menghasilkan berat rata–rata 0,500 gram, luas permukaan 12,56 cm2 dan replikasi dilakukan sebanyak tiga kali. Rancangan formula tersaji pada Tabel 4.1. Tabel 3.4 Rancangan formula sediaan patch natrium diklofenak Bahan
Fungsi
Natrium diklofenak
Bahan aktif
EC N-20 PVP K-30 Polietilen glikol 400 Menthol 3.5.2 Cara Pembuatan
Basis Basis Plastizier Enhancer
Konsentrasi (mg/12,64 cm 2) Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 25,12 mg/ 25,12 mg/ 25,12 mg/ 25,12 mg/ 2 2 2 12,56 cm 12,56 cm 12,56 cm 12,56 cm 2 400.392 355.904 311.416 266.928 44.488 88.976 133.464 177.952 25 25 25 25 5 5 5 5
PVP K-30
EC N-20
menthol
+ kloroform
+ kloroform
+ kloroform
Larutan PVP K-30 dan EC N20 dicampur
Natrium diklofenak
Larutan menthol dan natrium diklofenak dicampur
Larutan PVP K-30 + EC N20 dicampurkan ke dalam larutan natrium diklofenak + menthol Ditambahkan polietilen glikol 400 dan sisa kloroform sedikit demi sedikit Sediaan dituang ke dalam cetakan Dikeringkan dalam lemari asam
Gambar 3.4 Skema pembuatan patch natrium diklofenak PVP K-30 dan EC N-20 masing – masing dilarutkan dalam kloroform hingga larut. Larutan PVP K-30 dimasukkan ke dalam larutan EC N-20 sambil diaduk hingga tercampur
23 merata. Sebelumnya telah dibuat larutan menthol dengan cara ditimbang menthol sejumlah 0,500 gram, dilarutkan dalam kloroform hingga tepat 100,0 mL. Untuk masing – masing formula, digunakan 1,0 mL larutan menthol dituang ke dalam natrium diklofenak, diaduk sampai terlarut. Campuran natrium diklofenak dan menthol dimasukkan ke dalam campuran PVP K-30 dan EC N-20. Pengadukan dilakukan secara hati – hati dan merata hingga semua bahan tercampur. Polietilen glikol 400 dan sisa larutan kloroform ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dilakukan pengadukan hingga homogen. Setelah homogen, sediaan dituang ke dalam cetakan. Sediaan patch natrium diklofenak dikeringkan dalam lemari asam. 3.6 3.6.1
Penentuan Karakteristik Fisik Sediaan Patch Natrium Diklofenak Pemeriksaan Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis sediaan patch natrium diklofenak dilakukan secara visual meliputi bentuk, warna dan bau.
3.6.2
Keseragaman Berat
Keseragaman berat dilakukan dengan menimbang sampel dari masing – masing formula sediaan patch dan dilakukan perulangan penimbangan. Kemudian dihitung berat rata – rata dan standart deviasinya (Mamatha et al ., 2009)
3.6.3
Moisture Content
Uji ini dilakukan dengan menimbang sediaan patch dan menyimpannya didalam desikator yang mengandung silika aktif pada suhu ruangan selama 24 jam. Masing masing patch ditimbang hingga menunjukkan berat yang konstan (Ubaidulla et al., 2007).
%MC =
3.6.4
.......(5)
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukn dengan mengamati homogenitas dari natrium diklofenak pada sediaan patch dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy
3.7 Penentuan Uji Pelepasan Natrium Diklofenak Dari Sediaan Patch 3.7.1
Pembuatan Media Pelepasan
Larutan dapar fosfat salin pH 7,4±0,5 sebagai media pelepasan dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan larutan dapar pada 4.6.1
24 3.7.2
Uji
Pelepasan
Natrium
Diklofenak
Dari
Sediaan
Patch
(United
Stated
Pharmacopoeia, 2002)
Alat dan perlengkapan percobaan uji pelepasan natrium diklofenak dari sediaan patch yang digunakan disesuaikan dengan metode di USP XXV dan British Pharmacopoeia 2002. Alat yang digunakan adalah rangkaian alat uji pelepasan yaitu bejana uji penetrasi, pengaduk tipe dayung yang dilengkapi dengan sel difusi. Sel difusi terdiri dari cover dan reservoir . Gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.3
Keterangan gambar : A: Tabung uji pelepasan yang berisi larutan media B: Paddle (pengaduk) yang diatur kecepatannya C: Jarak antara ujung paddle dengan membran D: Disk yang berisi sediaan E: Termometer (temperatur penelitian 37 ± 0.50 C) F: Tabung untuk mengambil cuplikan
Gambar 3.5: Rangkaian alat uji pelepasan dan penetrasi (British Pharmacopoeia, 2002) Sel difusi terbuat dari bahan stainless steel berbentuk silinder pipih. Sebagai pengaman untuk mencegah kebocoran, sel difusi dilengkapi dengan karet penyekat berbentuk ring sebagai penghubung antara tempat sediaan dengan penutupnya. Gambar sel difusi dapat dilihat pada gambar 4.4 Keterangan Gambar : A1,A2 : Bagian atas dan bawah disk yang terbuat dari kuningan A2 B C
: Tempat sediaan : Ring dari karet : Membran Gambar 3.6: Sel difusi (British Pharmacopoeia, 2002)
Bejana uji diisi dengan media pelepasan sebanyak 500 ml yang terlebih dahulu dipanaskan sampai mencapai suhu 37± 0,5˚C. sel difusi diletakkan didasar bejana uji dengan bagian cover menghadap keatas kemudian dayung diputar dengan kecepatan 50 rpm. Pada
25 setiap waktu tertentu diambil cuplikan sebanyak 5,0 ml di tengah–tengah antara permukaan media disolusi dan bagian atas daun dayung, tidak lebih dari satu cm dari dinding bejana. Setiap kali pengambilan cuplikan, bejana disolusi ditambah larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,5 dengan temperatur dan volume yang sama Pengambilan sampel dilakukan selama 8 jam dengan rentang pengambilan pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360. Replikasi dilakukan 3 kali dan kadar yang terbaca kemudian dilakukan perhitungan koreksi disolusi menurut Wurster dan Taylor (Wurster dan taylor., 1965; El kamel et al., 2002)
Keterangan:
Cn C’n Cs a b
3.7.3
= kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm) = kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sampel yang terbaca pada kadar spektrofotometer) (ppm) = kadar terbaca dari sampel sebelumnya = volume sampel yang diambil = volume media
Perhitungan Jumlah Kumulatif Natrium Diklofenak
Penentuan jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terlepas dari basis persatuan luas membran setiap waktu dihitung dari kadar yang diperoleh setiap waktu (µg/mL) yang kemudian dikoreksi dengan koreksi Wurster lalu dikalikan dengan jumlah media (500 mL) dan dibagi luas permukaan membran. 3.7.4
Profil Pelepasan Natrium Diklofenak Dari Sediaan Patch
Profil pelepasan natrium diklofenak in vitro dapat dilihat dengan membuat kurva hubungan antara jumlah natrium diklofenak yang terlepas (µg/cm 2) terhadap
akar waktu
(menit 1/2). 3.7.5
Penentuan Kecepatan Pelepasan ( fluks) Natrium Diklofenak dari Sediaan Patch
Berdasarkan kurva hubungan antara jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terlepas (µg/cm2) terhadap akar waktu (menit 1/2) dan dihitung regresi liniernya. Berdasarkan hukum Higuchi , slope dari persamaan regresi merupakan kecepatan penetrasi (fluks) natrium diklofenak dari basis.
3.8 Penentuan Uji Penetrasi perkutan Natrium Diklofenak Dari Sediaan Patch Penentuan uji penetrasi perkutan dari sediaan natrium diklofenak sama dengan penentuan uji pelepasan, mulai dari penyiapan alat, media penetrasi, sel difusi dan samplingnya. Pada uji penetrasi juga dihitung perhitungan jumlah kumulatif natrium diklofenak, pembuatan profil
26 penetrasi perkutan natrium diklofenak dari sediaan patch maupun penentuan kecepatan penetrasi perkutan (fluks) natrium diklofenak dari sediaan patch. Yang membedakan uji penetrasi dan uji pelepasan hanya terdapat pada penggunaan membran yang digunakan untuk uji. Pada uji pelepasan tidak digunakan membran uji atau dengan membran berpori sedangkan pada uji penitrasi digunakan kulit tikus sebagai membran uji.
3.8.1
Penyiapan Membran Uji
Tikus dari galur wirstar jantan dengan umur 6 – 8 minggu dikorbankan dengan menggunakan eter. Bulu – bulu yang terdapat pada hewan coba dicukur halus dan kulit diambil dari bagian abdominal. Jumlah Wistar Rat yang digunakan untuk tiap formula adalah 7 ekor tikus.
3.8.2
Perhitungan Jumlah Kumulatif Natrium Diklofenak
Penentuan jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terpenitrasi persatuan luas membran setiap waktu dihitung dari kadar yang diperoleh setiap waktu (µg/mL) yang kemudian dikoreksi dengan koreksi Wurster lalu dikalikan dengan jumlah media (500 mL) dan dibagi luas permukaan membran.
3.8.3
Profil Penetrasi Natrium Diklofenak Dari Sediaan Patch
Profil penetrasi natrium diklofenak in vitro dapat dilihat dengan membuat kurva hubungan antara jumlah natrium diklofenak yang terpenitrasi (µg/cm 2) terhadap waktu (menit).
3.8.4
Penentuan Kecepatan Penetrasi (fluks) Natrium Diklofenak dari Sediaan Patch
Berdasarkan kurva hubungan antara jumlah kumulatif natrium diklofenak terpenitrasi (µg/ cm2) terhadap waktu (menit)
yang
dan dihitung regresi liniernya. Berdasarkan
hukum Fick, slope dari persamaan regresi merupakan kecepatan penetrasi (fluks) natrium diklofenak dari basis.
3.9 Analisa Data
Data % moisture content , fluks pelepasan dan fluks penitrasi sediaan patch natrium diklofenak dianalisa dengan uji T untuk melihat apakah enhancer memberikan perbedaan bermakna terhadap sediaan natrium diklofenak transdermal patch tipe membran dan uji anova one way untuk melihat perubahan bermakna antar formula pada sediaan natrium diklofenak
27 transdermal patch tipe matrik . Apabila hasil yang diperoleh F hitung > F tabel menunjukkan adanya perbedaan bermakna.
28
IV. ORGANISASI TIM PENELITI
4.1. Ketua Tim Peneliti
Nama
: Dra Esti Hendradi, Apt., MSi., Ph.D
Pangkat/Gol
: Pembina/Gol IVa
Jabatan
: Lektor Kepala
Bidang Keahlian
:System Penghantaran Obat Transdermal
Unit Kerja
:Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi UNAIR
4.2. Anggota
Nama
: Dr. Isnaeni,Apt
Pangkat/Gol
: Pembina/ Gol IVa
Jabatan
: Lektor Kepala
Bidang Keahlian
: Mikrobiologi
Unit Kerja
:Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UNAIR
4.3. Mahasiswa Pasca Sarjana
29 S2:
1. Efrin Pujianti. Program Pasca Sarjana UNAIR 2. Aditya Fridayanti. Program Pasca Sarjana UNAIR
V.
JADWAL PENELITIAN No.
Kegiatan I
1. 2. 3 4. 6. 7. 8. 9. 10.
VI.
Tahun Ke II
III
Praformulasi Formulasi sediaan Patch Uji fisik sediaan Patch Pengamatan homogenitas sediaan dengan SEM Uji Pelepasan Uji Penetrasi secara In Vitro Uji In Vivo sediaan Patch Uji efek iritasi Uji kerusakan sel kulit secara histologi Scale up sediaan dan control kualitasnya
ANGGARAN BIAYA Jenis Pengeluaran
Pelaksana (Gaji dan Upah) Peralatan Bahan Aus (Material Penelitian) Perjalanan Pertemuan/Seminar Laporan/Publikasi Lain-lain Total Anggaran
VII. DAFTAR PUSTAKA
I 23.500.000,00 10.450.000,00 47.550.000,00 4.000.000,00 4.500.000,00 90.000.000,00
Tahun Ke II 23.500.000,00 10.450.000,00 47.550.000,00 4.000.000,00 4.500.000,00 90.000.000,00
III 23.500.000,00 10.450.000,00 47.550.000,00 4.000.000,00 4.500.000,00 90.000.000,00
30 1. Barry, B.W 1983, Dermatological Formulation Percutaneus Absorption ,New York, Basel : Mercell Dekker Inc., p. 1 – 8, 14 - 20, 32, 96, 127 – 9, 158 – 60, 234 – 41, 250
2. Bagyalaksmi, J., Vamsikrishna, R.P., Manavalan, R., Ravi, T.K., and Manna, P.K., 2007. Formulation Development And In Vitro And In Vivo Evaluation Of Membrane Moderated Transdermal System Of Ampicillin Sodium In Ethanol: pH 4,7 Buffer Solvent System. AAPS PharmaSciTech, 8(1).
3. Berard, F., Marty, J.P., and Nicolas, J.F., 2003. Allergen penetration through the skin . Eur.J.Dermatol, Volume 13. p 324-30
4. Budhatoki, U., and Thapa, P., 2005. Effect of Chemical Enhancers on In Vitro Release of Salbutamol Sulphate from Transdermal Patches. Journal of Science Engineering and Technology, Vol.1, No.1
5. El-kamel, A.H., Magda, S.S., Viviane, F.N., Safaa, S.A., 2002. Bioadhesive Controlled Release Metronidazole Vaginal Tablets. Acta Pharm., 52, 171-179..
6. Hendradi, E., Obata, Y., Takayama, K., Nagai, T. Effect of Bile Salts-Lecithin Mixed Micelles on the Skin Permeation of Diclofenac in rats. STP Pharma Sciences , 13, 2003, 247-251.
7. Hendradi, E., Obata., Y., Isowa, K., Nagai, T, Takayama, K. Effect of Mixed Micelle Formulations including Terpenes on the Transdermal Delivery of Diclofenac. Biol. Pharm. Bull., 26, 2003, 1739-1743.
8. Hendradi, E,Purwanti, T., I.G.N. Jimmy,A.P. The Influence of Polymer Combination Polyvinylpyrrolidone (PVP) K-30 and Ethylcellulose (EC) N-22 to Accelerating Released of Piroxicam from Patch Base . The International Seminar on Pharmaceutics. Updated on Pharmaceutical Innovation and New Drug Delivery System , (Poster Presentation) Bandung, October 31 – November 1, 2007
9. Hendradi, E,Purwanti, T , 2007. Optimasi Efektivitas Piroksikam dalam Sediaan Gel dan Patch (The Effectivity Optimation of Piroxicam in Gel and Patch preparation), Laporan Project Grant Fakultas Farmasi .
10.Jamakandi, V.G., Mulla, J.S., Vinay, B.L., and Shivakumar, H.N., 2009. Formulation, Characterization And Evaluation Of Matrix – Type Transdermal Patches Of A Model Antihypertensive Drug. Asian J. Pharm. , p.59-65.
11.Kumar, R., and Philip, A., 2007. Modified Transdermal Technologies: Breaking the Barriers of Drug Permeation via the Skin. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 6 (1), p 633-644
12.Liu, Y., Fang, L., Zheng, H., Zhao, L., Ge, X., and He, Z., 2007. Development and In Vitro Evaluation of a Topical Use Patch Containing Diclofenac Diethanolamine Salt. Asian Journal of Pharmaceutical Sciences, 2 (3): p.106-113
31 13.Mukherjee, B., Kanupriya, Mahapatra, S., Das, S., and Patra, B., 2005. Sorbitan Monolaurate 20 as a Potential Skin Permeation Enhancer in Transdermal Patches. The Journal of Applied Research, Vol.5, No.1, p.96-108
14.Mutalik, S., Udapa, N., 2005. Formulation Development, In Vitro And In Vivo Evaluation Of Membrane Controlled Transdermal System Of Glibenclamide. J. Pharm. Sci., 8(1), p.26-38.
15.Pathanl, B.I., and Setty, M.C., 2009. Chemical Penetration Enhancers for Transdermal Drug Delivery Systems. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 8 (2): 173179
16.Rhee, Y.S., Kwon, S.Y., Park, C.W., Choi, N.Y., Byun, W.J., Chi, S.C., and Park, S.C., 2008. Characterization of Monolithic Matrix Patch System Containing Tulobuterol. Arch Pharm Res Vol 31, No 8 , p.1029-1034
17.Shah, S.N.H, Rabbani, M., and Amir, M.F., 2006. Study of Percutaneous Absorption of Diclofenac Diethylamine in The Presence of Cetrimide Through Hairless Rabbit Skin. Journal of Research (Science), Vol.17, No.1, p. 45-51
18.Shinde, A.J., Garala, K.C., and More, H.N., 2008. Development and Characterization of Transdermal Therapeutics System of Tramadol Hydrochloride. Asian Journal of Pharmaceutics, p 265 – 269.
19.Singh, P.B., and Kumar, C.P., 2007. Penetration Enhancer for Transdermal Drug Delivery of Systemic Agents. Journal of Pharmaceutical Research, Vol.6, p.44-50
20.Skoog, D.A., Holler, F.J., Niemar, T.A., 1998, Principle of Instrumental Analysis 5thed, Philadephia : Saunders College Publishing
21.Thong, H.Y., Zhai, H., and Maibach, H.I., 2007. Percutaneous Penetration Enhancers:An Overview . Skin Pharmacol Physicol,20, p 272-282.
22.Tiwary, A.K., Sapra, B., and Jain, S., 2007. Innovations in Transdermal Drug Delivery : Formulations and Techniques . Recent Patents on Drug Delivery and Formulation, 1, p.23-36.
23.Ubaidulla, U., Reddy, M.V.S., Ruckmani, K., Ahmad, F.J., and Khar, R.P., 2007. Transdermal Therapeutic System of Carvedilol : Effect of Hydrophilic and Hydrophobic Matrix on In Vitro and In Vivo Characteristics. AAPS PharmaSciTech, 8 (1) article 2 p.E1-E8.
24.Winfield, A.J., and Richards, R.M.E., 1990, Pharmaceutical Practic e, 2nd edition, Churchill Livingstone, UK, p. 172 – 173.
25.Wurster D.E., Taylor, P.W., 1965. Dissolution Kinetics Of Certain Crystalline Forms Of Prednisolone . J. Pharm. Sci ., 54(5), p. 169.
32
LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran 1. Honorarium No.
1. 2. 3.
Jenis Pengeluaran
Peneliti utama : 10 bulan x 1.000.000 x 1 Peneliti anggota : 10 bulan x 750.000 x 1 Peneliti mahasiswa : 10 bulan x 300.000 x 2 Total
Anggaran (Rupiah) 10.000.000,00 7.500.000,00 6.000.000,00 23.500.000,00
2. Peralatan No.
1.
Jenis Pengeluaran
Eppendorrf adjustable volume digital pipettes 1.05.0 ml (pipet pengukur volume)
Anggaran (Rupiah) 1.700.000,00
33 2. 3. 4.
Filter holder Pemakaian SEM 1.250.000 x 4 Animal clipper Total
750.000,00 5.000.000,00 3.000.000,00 10.450.000,00
3. Bahan habis Pakai No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Jenis Pengeluaran
NaCl 3 kg (@ 750.000) KCl 1 kg Na2HPO4 1 kg KH2PO4 1kg Etil Selulosa N-20 50g (@ 985.000/5 g) Polivinil pyrollidon K-30 100g Sodium Alginat 1 kg HPMC 100g Etanol 95% Chloroform Propilenglikol PEG 400 Menthol 100g Tikus Wistar 100 ekor (@ 30.000) Biaya Pemeliharaan Tikus 2000/ekor/hari/30 hari Membran Selofan 1 roll Eter Membran difusi 12 buah (@ 200.000) Backing Membran 1 roll Membran milipore 7 pak @ 100 lbr (@ 750.000) Natrium diklofenak 1 kg Total
Anggaran (Rupiah) 2.250.000,00 550.000,00 1.750.000,00 700.000,00 9.850.000,00 1.580.000,00 3.500.000,00 3.690.000,00 400.000,00 300.000,00 150.000,00 180.000,00 300.000,00 3.000.000,00 6.000.000,00 3.000.000,00 200.000,00 2.400.000,00 500.000, 00 5.250.000,00 2.000.000,00 47.550.000,00
4. Perjalanan No.
1.
Jenis Pengeluaran
Seminar Internasional 2 orang Total
Anggaran (Rupiah) 4.000.000,00 4.000.000,00
5. Publikasi dan lain-lain No.
1. 2. 3.
Jenis Pengeluaran
Publikasi dan internet Pembuatan Laporan Administrasi
Anggaran (Rupiah) 3.000.000,00 1.000.000,00 500.000,00
34 Total
4.500.000,00
35
LAMPIRAN II. SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN PEMBAGIAN WAKTU KETUA DAN ANGGOTA PENELITI SERTA MAHASISWA PASCA SARJANA Nama No.
1.
NIP/NRP
Dra. Esti Hendradi, Apt., MSi., Ph.D
Jabatan Dalam Tim
Tugas Penelitian (diuraikan dengan rinci)
Alokasi Waktu, Jam/Minggu
Ketua Tim Peneliti
Koordinator Penelitian dan Formulator dan analisis efektivitas sediaan transdermal.
131694600 2.
Dr. Isnaeni,Apt.
Anggota
Analisis efektivitas sediaan transdermal dan uji statistik
3.
Efrin Pujianti, S.Farm., Apt.
Mahasiswa S2
Evaluator sediaan patch type membrane
Mahasiswa S2
Evaluator sediaan patch type matrix
090810436 4.
Aditya Fridayanti, S.Farm., Apt. 090810250
36 LAMPIRAN II. BIODATA DAN PERNYATAAN KESEDIAAN IKUT SERTA PENELITIAN DARI KETUA, ANGGOTA DAN MAHASISWA PASCA SARJANA
1.
Nama
: Dra. Esti Hendradi,Apt.,MSi.,Ph.D
2.
Tempat dan tanggal lahir
: Malang, 14 Nopember 1957
3.
Program Studi
: Farmasi
Fakultas
:
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
Alamat
: Jl. Gayungsari Barat XI/GD 7, Surabaya
No. Telp
: (031)-8290244; 081330175672
Status Akademik
: ( X ) Dosen Pembimbing
4.
5.
Farmasi
( ) Mahasiswa S-2/S-3 6.
Nama Jabatan Struktural
: - Ketua Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi UNAIR - Ketua Bidang Minat Sistem Penghantaran Obat (Drug Delivery System) S2, Fakultas Farmasi UNAIR
7.
Pendidikan terakhir
: Doktor, 2004, Hoshi University,Tokyo,Japan.
8.
Mata Kuliah yang Diampu
:
9.
Pengalaman Penelitian
:
- Fisika Farmasi - Sediaan Semisolida dan Likuida - System Penghantaran Obat - Tehnologi Nanopartikel - System Penghantaran Obat Transdermal - System Penghantaran Obat Bertarget 1. Promoting Effect of Bile Salts-Lecithin Mixed Micelles on the Transdermal Delivery of Diclofenac (Dissertation, 2004). 2. Penentuan Parameter Termodinamika Proses Pelepasan Klorfeniramin Maleat Dari Basis Vanishing Cream dan Cold Cream (Thermodynamics Parameter Study of Chlorpheniramine Maleate Release Process from Oil in Water and Water in Oil Cream Base), 2005. Co-author. 3. Uji Efektivitas In Vitro (Penetrasi) Piroksikam dan Karakteristik Fisikokimia Sediaan Piroksikam 0,5% dalam Basis Gel HPC
37 dengan Penambahan Berbagai Enhancer. 2007. Co. Author
Macam
4. Optimasi Efektivitas Piroksikam dalam Sediaan Gel dan Patch (The Effectivity Optimation of Piroxicam in Gel and Patch preparation), Author, 2007. 5. Optimasi efektivitas natrium diklofenak dalam system niosom pada sediaan gel Carbomer, Author, 2009. 6. Uji efektivitas in vitro (penetrasi) natrium diklofenak dalam basis krim dengan penambahan berbagai macam enhancer, Co Author, 2009 10.
Publikasi Ilmiah
:
1. Hendradi, E., Obata, Y., Nagai T., Takayama K. Promoting Effect of Bile Salts-Lecithin Mixed Micelles on the Transdermal Delivery of Diclofenac. Pharmaceutical Sciences World Congress, (Poster Presentation). Kyoto, Japan, May-June 2004. 2. Wicaksono, Y., Hendradi, E., Radjaram, A. Analisis Proses Lepas Lambat Na diklofenak dari Tablet Matrik Berbasis EtilselulosaPolivinilpirolidon K30. Seminar Nasional MIPA, FMIPA-Universitas Indonesia, Jakarta, 24-26 November 2005.
3. Hendradi, E., Rosita, N., Herawati, R. The Effect of Glycerin on the Physical Stability and Effectivity of Aloe vera Linn Moisturizer in the Vanishing Cream base. The IOCD International Symposium , (Poster Presentation) Surabaya, April 8-11, 2007.
4. Hendradi, E., Erawati, T., Nurdiana, F. The Influence of Polysorbat 80 on the Physical Stability, Effectivity and Acceptability of Aloe vera Linn Moisturizer in the HPMC base. The IOCD International Symposium , (Poster Presentation) Surabaya, April 8-11, 2007.
5. Hendradi,. E., Obata, Y., Takayama K. The Mechanism and Effect of Physicochemical Characteristics of Bile Salts as Enhancer in the Permeation of Diclofenac in Mixed Micelle Formulations Across the Rat Skin. USM-UNAIR First Collaborative Conference ,
38 (Oral Presentation) Pulau Penang, Malaysia. June 13-14, 2007.
6. Rosita,N., Hendradi,E., Melani, D.H. Thermodynamics Parameter Study of Chlorpheniramine Maleate Release Process from Oil in Water and Water in Oil Cream Base. USM-UNAIR First Collaborative Conference , (Poster Presentation) .Pulau Penang, Malaysia. June 13-14, 2007
7. Hendradi, E,Purwanti, T., I.G.N. Jimmy,A.P. The Influence of Polymer Combination Polyvinylpyrrolidone (PVP) K-30 and Ethylcellulose (EC) N-22 to Accelerating Released of Piroxicam from Patch Base. The International Seminar on Pharmaceutics. Updated on Pharmaceutical Innovation and New Drug Delivery System , (Poster Presentation) Bandung, October 31 – November 1, 2007
8. Hendradi, E. Purwanti,T., Kartika Sari,S.T., The Influence of Hydroxypropylmethyl Ethylcellulose (HPMC) K15 and Ethylcellulose (EC) N-22 ratio on Piroxicam Release from Patch Base. The 8 th Asian Conference on Clinical Pharmacy (ACCP) . (Poster Presentation) Surabaya, 1- 4 July 2008.
9. Hendradi,E., Purwanti T., Rizkia,A.N., Ariesta,R.H. The Influence Of Niosome System (Span 20/60-Choleaterol) on the Preparation Characteristics and the Release of Diclofenac Sodium frm Gel Carbopol ETD 2020. (Oral Presentation) The 2 nd Collaborative Conference UNAIR-USM , Surabaya 10-11 th February 2009.
10.
Mangestuti,A., Hendradi,E., Budiastuti. Identification of Components of Essensial Oil from Cymbopogon Nardus (l) Rendle Which Penetrated into the Rat Skin (Wistar Strain) in the Practice of Timung as Alternative Healing. (Oral Presentation). The 2 nd Collaborative Conference UNAIR-USM, Surabaya 10-11 th February 2009.
11. Agnes Nuniek Winantari, Hendradi, E., Widjaja, B. Daya Mucoadhesif dan Pelepasan Obat in Vitro Tablet Vaginal Mucoadhesif Metronidazol Menggunakan
39 Polimer Carbopol ®940. Artocorpus, Volume 8 No.2, 2008.
12.
Purwanti,T., Hendradi, E., Agustiani, D. The Influence of Oleic Acid on Physicochemical Characteristics and Increasing Penetration of Piroxicam in HPMC Gel Base. (Poster Presentation).The 2nd Collaborative Conference UNAIR-USM, Surabaya 10-11 th February 2009.
13.
Hendradi,E., Purwanti T., Desy, D.L., Ika, R.P. The Influence Of Niosome System (Span 20/60-Cholesterol) on the Preparation Characteristics and the Release of Diclofenac Sodium from HPC-HEC Gel Based. (Oral Presentation) The Makassar International Symposium on Pharmaceutical Science (MIPS) , Makassar19-20 th February 2009.
14.
Hendradi,E., Purwanti T., Bety Nurfia Puspitarini, Bianda Ida Kurnia. The Characteristic and Release of Diclofenac Sodium of Niosome System in Carbomer 940 Gel Base Preparation (Niosome System of Diclofenac Sodium-Span 60- Cholesterol with Molar Ratio 1:5:5). (Oral Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
15.
Hendradi,E., Purwanti T., Anditasari, Srimaryati. The Characteristic and Release of Diclofenac Sodium of Niosome System in Carbomer 940 Gel Base Preparation (Niosome System of Diclofenac SodiumSpan 20- Cholesterol with Molar Ratio 1:5:5). (Poster Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
16.
Agnes Nuniek Winantari, Hendradi,E., Wijaya,B., Influence of Combination Carbopol® 940 and HPMC 2208 100cPs (1:1, 1:3, and 1:5) to Quality of Mucoadhesive Metronidazole Vaginal Tablet In Vitro (Oral Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
40 17.
Mangestuti Agil, Hendradi,E., Budiastuti. Identification of Components of Essensial Oil from Cananga odorata Which Penetrated into the Rat Skin (Wistar Strain) in the Practice of Timung (Development of Timung as Alternative Healing) (Poster Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
11.
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu sesuai seperti diuraikan dalam Lampiran I. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini, saya ersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Surabaya, 26 Nopember 2009
Dra.Esti Hendradi, Apt.,MSi.,Ph.D NIP. 131694600
LAMPIRAN II. BIODATA DAN PERNYATAAN KESEDIAAN IKUT SERTA PENELITIAN DARI KETUA, ANGGOTA DAN MAHASISWA PASCA SARJANA
1.
Nama
: Dr.Isnaeni, MS., Apt.
2.
Tempat dan tanggal lahir
: Surabaya, 13 Januari 1956
41
3.
Program Studi
: Farmasi
Fakultas
: Farmasi
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
4.
Alamat
: Jl.Dharmawangsa Dalam Surabaya
5.
Status Akademik
: ( X ) Dosen Pembimbing ( ) Mahasiswa S-2/S-3
6.
Nama Jabatan Struktural
: Ketua Program Studi S2
7.
Pendidikan terakhir
: S3
8.
Mata Kuliah yang Diampu
: Mikrobiologi
9.
Pengalaman Penelitian
: Terlampir
10.
Publikasi Ilmiah
: Terlampir
11.
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu sesuai seperti diuraikan dalam Lampiran I. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini, saya ersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Surabaya,
2009
Dr. Isnaeni, MS., Apt. NIP 131 125 009
CURICULUM VITAE 1 Nama Lengkap
: Dra. Esti Hendradi, Apt., MSi., Ph.D 2 Umur/Jenis kelamin/Agama : 52/Perempuan/Islam 3. AlamatDepartemen,Fakultas, dll : Jl. Gayungsari Barat XI – GD 7 Surabaya,60235/Departemen Farmasetika/ Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga 4. Jabatan Fungsional/Pangkat
: Lektor Kepala/ Pembina Gol Iva
42 5. Jabatan struktural
:-Ketua Departemen Farmasetika -Ketua Bid. Minat (S2) Drug Delivery System
6. Alamat kantor 7. No. Telp./faks
: Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 60286 : 031-5033710/031-5020514
Riwayat Pendidikan Tinggi (dalam dan luar negeri): No
Pendidikan
1.
Tempat
Fakultas Farmasi UNAIR
Sarjana
Tahun Lulus
Bidang
Titel/ ijasah
1984
Farmasi
Dra.
1985
Apoteker
Apt.
Surabaya 2.
Fakultas Farmasi UNAIR
Profesi
Surabaya 3.
Pasca Sarjana
Fakultas Farmasi UGM
1995
Farmasetika
M.Si
4.
Ph.D Program
Hoshi University
2004
Farmasetika (Transdermal)
Ph.D
Tokyo, Japan
Pengalaman Penelitian No.
Tahun
1.
1995
2.
1995
3.
1996
4.
1996
5.
1997
6.
1997
Judul Penelitian
Sumber Biaya Mandiri
Author
Mandiri
Author
RUTIN
Author
RUTIN
Co Author
Uji Pelepasan Secara In Vitro Beberapa Obat Antiinflamasi Non Steroida Dari Basis Krim Dan Gel
DPP-SPP
Co Author
Pelepasan Prometazina HCl Dari Beberapa Basis Sediaan Topikal
RUTIN
Co Author
Korelasi Sifat Fisikokimia Dan Transpor Melewati Membran Simulasi Kulit Senyawa Antihistamina Kinetika Dan Mekanisme Transpor Beberapa Antihistamina Melewati Membran Selofan Pelepasan Difenhidramina HCl Dari Beberapa Basis Sediaan Topikal Melewati Membran Selofan Korelasi Kadar Propilenglikol Dalam Basis Dan Pelepasan Diklofenak Dari Basis Gel Karbopol
Ket.
43
7.
1998
8.
2000
9.
2000
10.
2000
11.
2000
12.
2005
13.
2007
14.
2007
15.
2009
16.
2009
Melewati Membran Selofan Pelepasan Beberapa Antihistamina Dari Basis Sediaan Krim o/w Melewati Membran Simulasi Kulit Kinetika dan Termodinamika Transpor Antar Fase Dari Turunan Asam p-Hidroksibenzoat (In Vitro) Formulasi Sediaan Dari Perasan Rimpang Zingiber officinale Rosc Dengan Menggunakan Beberapa Basis Krim Termodinamika Transpor Beberapa Senyawa Antihistamina Melewati Membran Simulasi Kulit, Pengaruh Sifat Fisikokimia dan Suhu Terhadap Transpor Difenhidramin HCl Melewati Beberapa Membran Tiruan Penentuan Parameter Termodinamika Proses Pelepasan Klorfeniramin Maleat Dari Basis Vanishing Cream dan Cold Cream Uji Efektivitas In Vitro (Penetrasi) Piroksikam dan Karakteristik Fisikokimia Sediaan Piroksikam 0,5% dalam Basis Gel HPC dengan Penambahan Berbagai Macam Enhancer Optimasi Efektivitas Piroksikam dalam Sediaan Gel dan Patch
DP3M
Author
DP3M
Co Author
DIP UNAIR
Author
Mandiri
Author
Mandiri
Author
IPD
Co Author
DIPA PNBP
Co Author
Author
Optimasi efektivitas natrium diklofenak dalam system niosom pada sediaan gel Carbomer
Project Grant FFUA Project Grant FFUA
Uji efektivitas in vitro (penetrasi) natrium diklofenak dalam basis krim dengan penambahan berbagai macam enhancer
Project Grant FFUA
Co. Author
Author
Publikasi Penelitian
1. Hendradi,E. and Martodihardjo,S. Physicochemical Influence of Some Antihistamines to their Transport to pass through the Cellophane Membrane. Majalah Farmasi Indonesia Vol. 7 No. 4, 1996.
2. Hendradi, E. dan Martodihardjo,S. Difusi Astemizol melewati membran
Isopropyl
Myristate. Majalah Farmasi Indonesia Vol. 8 No. 2, 1997.
3. Hendradi, E., Hadimoeljo,S., Pristianty,L., Himawati E.R., dan Purwanti, T., Pelepasan Difenhidramin HCl dari Beberapa basis sediaan Topikan Melewati Membran Selofan. Jurnal Penelitian Universitas Airlangga Vol. 6 No. 1, 1998.
44 4. Widji Soeratri, Soegiharto Hadimoelyo, Hendradi, E, Umul Jariyah, 2000. Studi in Vitro Pelepasan Anti Aging Asam Sitrat Dalam Basis Krim, Losio dan Gel, Konggres Ilmiah ISFI ke XIII, Jakarta.
5. Himawati E.R, Hendradi, E., and Pristianty,L. Pelepasan secara In Vitro obat NSAID dari basis Krim dan Gel Jurnal. Penelitian Universitas Airlangga Vol. 8 No. 1, 2000.
6. Hendradi,E., Soemiati, Himawati E.R., Rosita,N., and Sulistyarini,A. Formulasi perasan rimpang jahe ( Zingiber officinale Rosc) menggunakan beberapa basis krim. Jurnal Medika Eksakta Vol. 1 No.1, 2000.
7. Pristianty, L., Hendradi,E., Wijaya, N., Kinetika dan Termodinamika Transpor Fase Dari Turunan Asam p-Hidroksibenzoat (In Vitro), 2000. Airlangga. Vol 3. No. 1, 2003, hal 1-5.
Antar Majalah Farmasi
8. Hendradi, E., Obata, Y., Nagai, T., Takayama, K. Effect of Bile Salts-Lecithin Mixed Micelles on the Skin Permeation of Diclofenac. Seminar (Poster) in the Congress of the Pharmaceutical Society of Japan, Ciba, March 2002.
9. Hendradi, E., Obata, Y., Takayama, K., Nagai, T. Effect of Bile Salts-Lecithin Mixed Micelles on the Skin Permeation of Diclofenac in rats. STP Pharma Sciences , 13, 2003, 247-251.
10. Hendradi, E., Obata., Y., Isowa, K., Nagai, T, Takayama, K. Effect of Mixed Micelle Formulations including Terpenes on the Transdermal Delivery of Diclofenac. Biol. Pharm. Bull ., 26, 2003, 1739-1743. 11. Hendradi, E., Obata, Y., Nagai T., Takayama K. Effect of Mixed Micelle Formulations including Terpenes on the Transdermal Delivery of Diclofenac. Seminar in the Congress of Japan Society of Drug Delivery System, (Oral Presentation) Kyoto, May 2003. 12. Hendradi, E., Obata, Y., Nagai T., Takayama K. Promoting Effect of Bile Salts-Lecithin Mixed Micelles on the Transdermal Delivery of Diclofenac. Pharmaceutical Sciences World Congress, (Poster Presentation). Kyoto, Japan, May-June 2004. 13. Wicaksono, Y., Hendradi, E., Radjaram, A. Analisis Proses Lepas Lambat Na diklofenak dari Tablet Matrik Berbasis Etilselulosa- Polivinilpirolidon K30. Seminar Nasional MIPA, FMIPA-Universitas Indonesia, Jakarta, 24-26 November 2005.
14. Hendradi, E., Rosita, N., Herawati, R. The Effect of Glycerin on the Physical Stability and Effectivity of Aloe vera Linn Moisturizer in the Vanishing Cream base. The IOCD International Symposium , (Poster Presentation) Surabaya, April 8-11, 2007.
15. Hendradi, E., Erawati, T., Nurdiana, F. The Influence of Polysorbat 80 on the Physical Stability, Effectivity and Acceptability of Aloe vera Linn Moisturizer in the HPMC base. The IOCD International Symposium , (Poster Presentation) Surabaya, April 8-11, 2007.
16. Hendradi,. E., Obata, Y., Takayama K. The Mechanism and Effect of Physicochemical Characteristics of Bile Salts as Enhancer in the Permeation of Diclofenac in Mixed Micelle Formulations Across the Rat Skin. USM-UNAIR First Collaborative Conference , (Oral Presentation) Pulau Penang, Malaysia. June 13-14, 2007.
45 17. Rosita,N., Hendradi,E., Melani, D.H. Thermodynamics Parameter Study of Chlorpheniramine Maleate Release Process from Oil in Water and Water in Oil Cream Base. USM-UNAIR First Collaborative Conference , (Poster Presentation) .Pulau Penang, Malaysia. June 13-14, 2007
18. Hendradi, E,Purwanti, T., I.G.N. Jimmy,A.P. The Influence of Polymer Combination Polyvinylpyrrolidone (PVP) K-30 and Ethylcellulose (EC) N-22 to Accelerating Released of Piroxicam from Patch Base. The International Seminar on Pharmaceutics. Updated on Pharmaceutical Innovation and New Drug Delivery System , (Poster Presentation) Bandung, October 31 – November 1, 2007
19. Hendradi, E. Purwanti,T., Kartika Sari,S.T., The Influence of Hydroxypropylmethyl Ethylcellulose (HPMC) K15 and Ethylcellulose (EC) N-22 ratio on Piroxicam Release from Patch Base. The 8 th Asian Conference on Clinical Pharmacy (ACCP) . (Poster Presentation) Surabaya, 1- 4 July 2008.
20. Hendradi,E., Purwanti T., Rizkia,A.N., Ariesta,R.H. The Influence Of Niosome System (Span 20/60-Choleaterol) on the Preparation Characteristics and the Release of Diclofenac Sodium frm Gel Carbopol ETD 2020. (Oral Presentation) The 2 nd Collaborative Conference UNAIR-USM , Surabaya 10-11 th February 2009.
21. Mangestuti,A., Hendradi,E., Budiastuti. Identification of Components of Essensial Oil from Cymbopogon Nardus (l) Rendle Which Penetrated into the Rat Skin (Wistar Strain) in the Practice of Timung as Alternative Healing. (Oral Presentation). The 2 nd Collaborative Conference UNAIR-USM, Surabaya 10-11 th February 2009. 22. Agnes Nuniek Winantari, Hendradi, E., Widjaja, B. Daya Mucoadhesif dan Pelepasan Obat in Vitro Tablet Vaginal Mucoadhesif Metronidazol Menggunakan Polimer Carbopol ®940. Artocorpus, Volume 8 No.2, 2008.
23. Purwanti,T., Hendradi, E., Agustiani, D. The Influence of Oleic Acid on Physicochemical Characteristics and Increasing Penetration of Piroxicam in HPMC Gel Base. (Poster Presentation).The 2 nd Collaborative Conference UNAIR-USM, Surabaya 10-11 th February 2009.
24. Hendradi,E., Purwanti T., Desy, D.L., Ika, R.P. The Influence Of Niosome System (Span 20/60-Cholesterol) on the Preparation Characteristics and the Release of Diclofenac Sodium from HPC-HEC Gel Based. (Oral Presentation) The Makassar International Symposium on Pharmaceutical Science (MIPS), Makassar19-20 th February 2009.
25. Hendradi,E., Purwanti T., Bety Nurfia Puspitarini, Bianda Ida Kurnia. The Characteristic and Release of Diclofenac Sodium of Niosome System in Carbomer 940 Gel Base Preparation (Niosome System of Diclofenac Sodium-Span 60- Cholesterol with Molar Ratio 1:5:5). (Oral Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
26. Hendradi,E., Purwanti T., Anditasari, Srimaryati. The Characteristic and Release of Diclofenac Sodium of Niosome System in Carbomer 940 Gel Base Preparation (Niosome System of Diclofenac Sodium-Span 20- Cholesterol with Molar Ratio 1:5:5). (Poster Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
46 27. Agnes Nuniek Winantari, Hendradi,E., Wijaya,B., Influence of Combination Carbopol® 940 and HPMC 2208 100cPs (1:1, 1:3, and 1:5) to Quality of Mucoadhesive Metronidazole Vaginal Tablet In Vitro (Oral Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
28. Mangestuti Agil, Hendradi,E., Budiastuti. Identification of Components of Essensial Oil from Cananga odorata Which Penetrated into the Rat Skin (Wistar Strain) in the Practice of Timung (Development of Timung as Alternative Healing) (Poster Presentation). The International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences, Yogyakarta 4-5 th October 2009.
CURICULUM VITAE 1. Nama Lengkap 2. Umur/Jenis kelamin/Agama
: Dr. Isnaeni, Apt.,MS. : 53/Perempuan/Islam 3. Alamat/Departemen/Fakultas, dll : Istana Candi Mas Regency Blok.B5/01 Sidoarjo/Departemen Kimia Farmasi/ Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga 4. Jabatan Fungsional/Pangkat 5. Jabatan struktural 6.Alamat kantor
: Lektor Kepala/ Pembina Gol Iva : Ketua Program Studi S2, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga : Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 60286
47 7. No. Telp./faks
: 031-5033710/031-5020514
Riwayat Pendidikan Tinggi (dalam dan luar negeri): No
1.
Pendidikan
Sarjana
Tempat
Fakultas Farmasi UNAIR
Tahun Lulus
Bidang
Titel/ ijasah
1981
Farmasi
Dra.
1982
Apoteker
Apt.
Surabaya 2.
Profesi
Fakultas Farmasi UNAIR Surabaya
3.
Pasca Sarjana
Fakultas Farmasi UNAIR
1996
Bioteknologi
M.Si
4.
Program Doktor
ITB
1998
Mikrobiologi
Dr
Pendidikan Tambahan:
1.Magang
: 1988, 1990 (Bioteknologi, Teknologi Fermentasi, Institut Teknologi Bandung
2.Program Sand Which : 1996 (Proses Fermentasi antibiotika aminoglikosida oleh mutan Streptomyces griseus ATCC 10137). National Institute of Health of japan, Tokyo. Advisor: Kunimoto Hotta, PhD.) Pengalaman Kerja:
1
Dosen tetap, Bagian Kimia Farmasi Universitas Airlangga, Maret 1982 – sekarang. Bidang minat: Analisis Mikrobiologi, the role of Microorganisms in Biotechnology, fermentation Process of Metabolites secondary includes antibiotics. Interpretation of literatures. Provides course syllabus and lectures. Write and evaluate examinations. Hold office hours.
2
Dosen Tamu, Faculty of Pharmacy International Islamic University Malaysia. Lectured on and demonstrated analytical Microbiology, the role of Microorganisms in Biotechnology, fermentation Process of Metabolites secondary include antibiotics. 2005-2006
3
International Joint Research, Universitas Sains Malaysia. Areas of research specialization (for S1 and master) include isolation and identification of thermophile microorganism, isolation, purification, and identification of enzymes fermented by microorganisms, June 2007
48
4
Tutor , Bagian Kimia Farmasi Universitas Airlangga, September 2000 –sekarang. Learning Skill Centre, and remedial students. Provided instruction in composition writing problem based learning, and professional skill practice in pharmaceutical industries.
5
Konsultan . PT Light Calsindo Raya 1999-2000, PT Tasha Farma 2000- 2004
Pengalaman Penelitian
1
Authored Proposal for QUE Project research grant: Optimization of environmental and nutrition factors for antibiotics fermentation of Streptomyces sp . by using toufu refuse as a one of nutrient component.
2
Ko-autor Laporan Penelitian Hibah Bersaing 2006: Karakterisasi pola genetic Gen 16SrDNA Streptomyces sp. Penghasil antibiotika isolat tanah hutan mangrove di Jawa Timur
Publikasi Penelitian
1. Identifikasi antibiotika aminoglikosida dengan KLT Kinerja Tinggi (Majalah Farmasi Airlangga, Vol II, No. 2, 2002) 2. Uji produksi biosurfaktan oleh bakteri hidrokarbonoklastik genus Pseudomonas, Alcaligenes, dan athrobacter dari perairan pantai Surabaya (Proceeding 2 Seminar Nasional Biologi 2, 2003) FMIPA ITS)
3. Uji potensi dan mekanisme kerja senyawa aktif Lumbricus rubellus sebagai antibakteri Shigella dysenteriae (Research Report, 2004)
4. Ampas tahu sebagai komponen media pertumbuhan mikroba dan produksi antibiotika aminoglikosida (2004)
5. Toxicity test of mycelia and body fruits of Lenthinus edodes extract (aqua) by using Brine Shrimp Lethality Test (BST) method (Journal of Biological Researches, Vol 10, No 1, 2004). 6. Anti microbial effectiveness of a Tamarind extract formulated in vanishing cream (Indonesian Acta Pharmaceutica, Vol XXX, No. 1, (2005)
7. Antifungal activity of essential oil cream of Alpinia galanga (L) Swartz against Candida albicans (Airlangga Journal of Pharmacy, in Process, 2005)
8. TDSE, a novel antibiotic from Streptomyces griseus ATCC 10137 (Proceeding abstract USM, 2007)
9. Termofil microorganism (Proceeding abstract USM, 2007) Pelayanan masyarakat:
49 1 Officer in charge of Quality Under Educational (QUE) Project Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2000-2004 2 Person in charge of Semi- QUE Project Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, 2000-2002 3 Staff member of Intellectual property right Airlangga Universi,t 2002-2003 4 Person in charge of I-MHERE Project Universitas Airlangga (Component B2a), 2005-2006 5 Person in charge of Business Incubator on I-MHERE Project Universitas Airlangga (Component B2b), 2006-sekarang 6 Director Assistant of Competitive Based Funding Scheme B (Excellent Program) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, 2005-sekarang 7 Member of Quality Assurance Team Universitas Airlangga, 2006-sekarang 8 Tim Penyusun naskah strategis (Renstra) Fakultas Farmasi Unair tahun 2005-2010 9 Anggota Tim Program Hibah Kompetisi Institusi, Universitas Airlangga 2007 10 Reviewer and facilitator for Higher Education Grants Program (Technical Professional Skills Development Sector Project, A1, A2, A3, and B), 2001sekarang 11 Research staff and supervisor (on Microbiology analysis) for Revenue Generating Unit Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, 1999-sekarang. 12 Memberikan pelatihan tentang validasi analisis mikrobiologi Farmasi kepada masyarakat industri, 2006 13 Memberikan pelatihan tentang pemanfaatan ikan gabus di masyarakat Desa Tosaren Kediri, 2006 14 Memberikan seminar tentang penanggulangan HIV/AIDS untuk masyarakat Sidoarjo
LAMPIRAN II. BIODATA DAN PERNYATAAN KESEDIAAN IKUT SERTA PENELITIAN DARI KETUA, ANGGOTA DAN MAHASISWA PASCA SARJANA
1.
Nama
: Efrin Pujianti, S.Farm., Apt
2.
Tempat dan tanggal lahir
: Surabaya, 29 September 1985
3.
Program Studi
: Sistem Penghantaran Obat (Drug Delivery System)
Fakultas
: Farmasi
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
50 4.
Alamat
: Jl.Bratang Gede I D/24
5.
Status Akademik
: ( ) Dosen Pembimbing ( X ) Mahasiswa S-2/S-3
6.
Nama Jabatan Struktural
: -
7.
Pendidikan terakhir
: Apoteker, 2007, Farmasi, Universitas Airlangga, Indonesia
8.
Mata Kuliah yang Diampu
: -
9.
Pengalaman Penelitian
: -
10.
Publikasi Ilmiah
: -
11.
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu sesuai seperti diuraikan dalam Lampiran I. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini, saya ersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Surabaya, 26 November 2009
Efrin Pujianti, S.Farm., Apt NIM. 090810436
LAMPIRAN II. BIODATA DAN PERNYATAAN KESEDIAAN IKUT SERTA PENELITIAN DARI KETUA, ANGGOTA DAN MAHASISWA PASCA SARJANA
1.
Nama
: Aditya Fridayanti, S.Farm., Apt.
2.
Tempat dan tanggal lahir
: Yogyakarta, 20 Maret 1981
3.
Program Studi
: Sistem Penghantaran Obat (Drug Delivery System)
Fakultas
: Farmasi
Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
4.
Alamat
: Jl.Dharmawangsa No.38
5.
Status Akademik
: ( ) Dosen Pembimbing
51 ( X ) Mahasiswa S-2/S-3 6.
Nama Jabatan Struktural
: -
7.
Pendidikan terakhir
: Apoteker, 2005, Farmasi, Universitas Surabaya, Indonesia
8.
Mata Kuliah yang Diampu
: -
9.
Pengalaman Penelitian
: -
10.
Publikasi Ilmiah
: -
11.
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam Tim Peneliti dengan tugas dan waktu sesuai seperti diuraikan dalam Lampiran I. Apabila saya tidak memenuhi kesediaan ini, saya ersedia diberhentikan dari keanggotaan Tim Peneliti.
Surabaya, 26 November 2009
Aditya Fridayanti, S.Farm., Apt NIM. 090810240
52