Fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai tugas utama memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman bagi masyarakat. Data BPPSDM tahun 2014 tercatat sejumlah 295.508 perawat dari 891.897 total tenaga kesehatan. Potter dan Perry (2013) juga berpendapat berpendapat bahwa perawat memberikan memberikan kontribusi sangat besar terhadap keberhasilan pemberian pelayanan kesehatan paripurna kepada klien. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan dan mempunyai daya ungkit cukup besar untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui asuhan keperawatan. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan oleh perawat yang menempati 1/3 dari keseluruhan tenaga kesehatan di Indonesia baik di RS maupun di Pelayanan Primer ini perlu didukung oleh mekanisme upaya peningkatan profesionalisme perawat.
Menurut UU Kesehatan 1992, Pasal 32 ayat 4 Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenagakesehatan yang mempunyai keahliandankewenangan untuk itu perawat sebagai pelaya yana nan n kepe kepera rawa wata tan n sesu sesuai ai tenaga professional bertanggungjawab memberikan pela komp kompete etens nsi i & kewen kewenan anga gan n baik mandiri maupun bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lain. tenaga profe professi ssiona onal l yan yang g Pelayanan keperawatan yang bermutu memerlukan tenaga didukungolehlingkunganyangkondusif (internal maupun eksternal). Kemajuan IPTEK yang sangat pesat belum tentu kita bisa mengejarnya. “ Apa yang masih bisa kita unggulkan dan
kita tawarkan sehingga menarik minat pasien?” Yang masih memungkinkan bagi kita hanyalah peningkatan pelayanan melalui peningkatan mutu tenaga medis dan perawat yang ada. Persis dalam kontek inilah, para perawat menjadi sangat penting.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat terjadi dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific)dan baik (ethical)serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan. kebidanan.
Perawatlah yang setiap saat bertemu dengan pasien;
Perawatlah yang selalu bertemu dengan dengan keluarga pasien; kepada perawatlah setiap unek-unek dari pasien dan keluarganya ditumpahkan.
Wajah rumah sakit akan banyak ditemukan oleh para perawat yang berkerja di suatu rumah sakit.
Apakah wajah rumah sakit itu akan menjadi angker atau ramah, menjadi damai atau gersang, semua akan banyak tergantung dari pada perawat yang berkarya di sebuah rumah sakit.
Wajah dan kinerja anda akan membentuk wajah rumah sakit kita.
Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang jumlahnya paling banyak, dan 65 % bekerja di rumah sakit.
Dikukuhkan di Indonesia sejak tahun 1983 yang lalu
Seluruh upaya pengembangan diarahkan untuk merealisasikan kesepakatan 1983
30 tahun relatif terlalu lama dibandingkan realisasi pencapaian yang telah dihasilkan
1. Pelayanan asuhan Keperawatan Professional di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan berbagai jenjang pelayanan dan oleh berbagai jenis dan jenjang kemampuan perawat professional, disertai rujukan keperawatan serta borientasi kepentingan masyarakat. 2. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi pada jenjang pendidikan tinggi di semua alur pendidikan, hingga jenjang pendidikan tertinggi; disertai pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dan menghasilkan berbagai luaran bermutu. 3. Lembaga Profesi Keperawatan dengan segala perangkat yg diperlukan, sehingga berfungsi secara efektif dan efisien sesuai lingkup peran dan tanggung jawab:
Konsil keperawatan
Organisasi profesi
Kolegium pendidikan
Kelompok keperawatan
Seseorang yang memiliki kompetensi suatu pekerjaan tertentu.
Profesional adalah bekerja dengan tujuan mulia untuk membuat orang lain menjadi sejahtera (Latham, 2002).
1. Memiliki ilmu pengetahuan 2. Melalui pendidikan tinggi 3. Melakukan praktik menggunakan metodologi 4. Melakukan pengendalian secara otonom 5. Memiliki kode etik profesi
1. Bekerja penuh waktu 2. Komitmen untuk membantu, bahkan di luar waktu kerja 3. Mempunyai tanda atau simbol identitas 4. Terorganisir dalam asosiasi profesi 5. Bekerja berdasar ilmu dan keterampilan yang didapat dari pendidikan khusus 6. Orientasi kerja lebih untuk melayani daripada sekedar mencari nafkah 7. Bekerja secara otonom (berdasar keputusan sendiri) Gray & Pratt(1991), Kozier, Erb & Wilkinson (1995) 1. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan 2. Penguasaan & penggunaan pengetahuan teoritis 3. Kemampuan menyelesaikan masalah 4. Pengembangan diri secara berkesinambungan 5. Pendidikan formal 6. Sistem pengesahan terhadap kompetensi 7. Penguatan secara legal terhadap standar profesional 8. Praktek berdasarkan etik 9. Hukuman terhadap malpraktek 10. Penerimaan dan pelayanan pada masy. 11. Perbedaan peran pekerjaan profesional dengan pekerjaan lain yang membolehkan praktik yang otonom.
1. Otonom (Autonomy) 2.
Merdeka (Freedom)
3.
Jujur (Objective)
4.
Kepribadian kuat (Privacy)
5.
Murah hati (Beneficence)
6.
Taat (Fidelity)
1.
Kelompok ilmu pengetahuan (body of knowledge) yang melandasi praktik profesional
Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan Ilmu pengetahuan
Menggunakan pengetahuan dalam berfikir secara ilmiah, kritis dan kreatif
Perawat dalam tugas harus memiliki integritas untuk melakukan yang benar &
2. berdasarkan kode etik kep.
Perawat memperhatikan keselarasan nilai yang dianut klien dan nilai profesional. Tanpa mengabaikan nilai dan norma moral
3. a. Otonomi
Kebebasan dan kewenangan melakukan tindakan secara mandiri
Kesediaan mengambil resiko & tanggung jawab
Bertanggung gugat atas tindakan yang dilakukan
b. Kendali
Pengaturan/pengarahan terhadap sesuatu/seseorang
c. Tanggung gugat
Bertanggung jawab atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan.
Tidak ada otonomi tanpa tanggung gugat.
Otonomi
Beneficence
Non-maleficence
Justice
Kemampuan Intelektual
Kemampuan Interpersonal
Kemampuan Tehnikal
Memberi pelayanan/asuhan profesional dlm keperawatan kepada masyarakat berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berpedoman pada standard profesional dg tuntunan kode etik profesi keperawatan
1. Selalu mengupayakan tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik untuk klien 2. Tidak membedakan dalam aspek klien berdasarkan: agama, ras, sosial, budaya, ekonomi dsb. Individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki. 3. Berprilaku caring, selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral dan memperhatikan kebutuhan spiritual klien
Tidak hanya melakukan keperawatan, tetapi juga harus didasari sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta sikap ingin membantu klien untuk tumbuh dan berkembang (Watson, 1979) Tercermin dalam prilaku perawat : 1. Melindungi, meningkatkan dan menjaga, mengabdikan rasa kemanusiaan dengan penuh rasa kasih sayang untuk membantu klien 2. Komitmen moral tidak dapat dipisahkan dari kesediaan untuk bekerjasama dengan berbagai pihak, kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
WhatDistinguishedNursing&Medicine Physicianfocuson biologicalsystemsandperson’sdisesease ,whereasnursingfocuseson thepersonasatotalbeingwhorespondstointernal&externalenvironmentstimuli(Roy, 1970;Roy&Roberts,1981)
Kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mancakup kemampuan pengetahuan , keterampilan, dan sikap dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar kinerja (performance) yang telah ditetapkan (StandarKompetensiNasionalBidangKeahlianPerawat2004)
Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan,keterampilan dan sikapkerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. (StandarKompetensiNasionalBidangKeahlianPerawat2004)
Perawat profesional dan vokasional : a. Profesional : 1) Ners 2) Ners spesialis 3) Ners konsultan b. Vokasional : 1) Ahli madya 2) Tenaga teknis keperawatan 3) Membantu praktek keperawatan profesional c. Perbedaan dalam : 1) Kompetensi perawat 2) Profesionalisme
3) Dasar pemdidikan profesional 4) Batas-batas kewenangan
1. Task Skill : mampu menyelesaikan tugas pertugas 2. Task management skill: mampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dlm pekerjaan 3. Contingency management skill: tanggap terhadap adanya kelainan/hambatan /gangguan pada rutinitas kerja 4. Enviromental skill/job role: mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja (dapat beradaptasi ) 5. Transfer skill : mampu mentransfer kompetensi yg dimiliki dalam setiap situasi yg berbeda dilandasi SQ & EQ
Komunikasi yang santun
Sikap melayani yang tulus
Kesadaran untuk bekerja dalam tim
Dilandasi kejujuran dan kepentingan bersama
1. Bagian pelayanan atau asuha medis pelayanan atau asuhan mandiri 2. Pendidikan vocasional pendidikan profesi 3. Perkumpulan orang dengan pekerjaan sejenis Perhimpunan profesi dengan berbagai tanggung jawab.
3 domain/ ranah (mengacu ICN): 1. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
2. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan 3. Pengembangan profesional
1. Pemberian asuhan keperawatan
Pengkajian s/d evaluasi dan dokumentasi
2. Bentuk
Praktik di RS
Praktik di rumah
Praktek berkelompok
Praktik individu/ perorangan
Sebagai sistem pemberian asuhan pasien yang menekankan kemampuan perawat yang diwujudnyatakan dalam asuhan keperawatan di tatanan klinis dengan resiko tinggi, volume tinggi, problem yang rawan.
Perandoing lebih fokus daripada knowing
1)
Terstruktur
2)
Fokus pada tugas
3)
Waktu terbatas
4)
Mengutamakan kerja teknis
5)
Pengendalian ketat
6)
Kewenangan tersentralisasi
7)
Tanggung jawab sempit
1)
Mampu berkomunikasi secara luas
2)
Berkolaborasi
3)
Mengutamakan akuntabilitas
4)
Pengendalian minimal
5)
Pekerjaan terorganisir
6)
Fokus pada pasien
Landasan kemampuan pengembangan kepribadian
Kemampuan penguasaan ilmu dan keterampilan
Kemampuan berkarya
Kemampuan berperilaku dalam berkarya membuat pertimbangan, mengambil keputusan, dan mandiri
Kemampuan hidup bermasyarakat, bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai- nilai pluralisme
Pendidikan perawat minimal DIII S-1
Pelayananfocus pelanggan
Kualitas dan patientsafety prioritas
Sosialisasi draft standar kompetensi nasional perawat( modal awal) diterapkan
Pola karier perawat klinis
Mengembangkan model praktik keperawatan profesional penting pembelajaran klinik di rs
Budaya kerja disiplin
Komunikasi empati, asertif, bahasa asing
1. Adanya komitmen dari manajer tentang perlunya peningkatan profesionalisme kinerja keperawatan 2. Peningkatan pendidikan perawat baik formal maupun informal dengan pelatihanpelatihan. 3. Sosialisasi tentang kode etik keperawatan sebagai bahan pembinaan 4. Perlunya pelaksanaan MPKP pada ruang perawatan dimana ada kegiatan meeting morning, pre conference, post conference, pembahasan kasus bersama profesi lain 5. Adanya reward dan panishment yang jelas
1. Pelaku/ pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien dengan pdktn proses keperawatan 2.
Advokat klien
3.
Pendidik klien
4.
Kolaborator
5.
Koordinator
6.
Pembaharu
7.
Pengelola
1. Commitment
2. Consistency 3. Communication-Condusive 4. Cooperative 5. Care
REFERENSI
1. Undang-undang Kesehatan, 1992, Pasal 32 ayat 4 2. Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Perawat 2004 3. Standar Kompetensi Perawat, PPNI 2010 4. Panduan etik dan alur pelaporan etik tenaga keperawatan di RSUP Dr Sardjito, tahun 2011 5. Kumpulan materi pelatihan Bioetika, 2010
Caring diartikan sebagai tindakan kepedulian atau suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang berhubungan dengan
bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian. Crips dan Taylor (2001): caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain. Jean Watson (1985): caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan emosional
pada klien, keluarga,
dan
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal. Caring merupakan inti dari keperawatan.
a.
Berespon terhadap keunikan klien
Memahami dan mendukung perhatian klien
Hadir secara fisik
Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
Bersuara halus dan lembut
Memberi perasaan nyaman
Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien
b.
sebelum diminta
Menggunakan menyenangkan
suara
dan
sikap
yang
baik,
halus,
lembut
dan
c.
Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
Bersikap ceria
Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
Kehadirannya menentramkan hati
Memberikan informasi
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional
Mampu menangani nyeri atau rasa sakit
Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan
Mempromosikan otonomi
Mengenali kualitas dan kebutuhan individual
Selalu mengawasi klien
Jujur
Memberikan penjelasan dengan jelas
Selalu menginformasikan keluarga
Mencoba untuk membuat klien nyaman
Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan
Memberikan perawatan emergensi bila perlu
Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas
Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin
Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman
d.
e.
Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah
ilmu kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health ScienceofCaring (Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai
tindakan kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya: a. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap
klien daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat. b. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter. c. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan ¼ nya adalah curing. d. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. e. Maksudnya caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit. f.
Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
g. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
a. Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan orang lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik,
melainkan juga komunikasi dan pengertian.Sedangkan “ada dengan” berarti perawatan selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993).Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan. b. Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan.Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kulit dengan kulit.Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
1) Sentuhan Berorientasi-tugas Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien. 2) Sentuhan Pelayanan ( Caring) Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal).Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994). 3) Sentuhan Perlindungan Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh. Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana. c. Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian. d. Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami. e. Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi. Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan
yang baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional,
atau
spiritual;
memahami
bahwa
hubungan
caring
menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh. f. Keluarga
merupakan
sumber
daya
penting.
Keberhasilan
intervensi
keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.