PRAKTIKUM I.2
Topik
: Plasmolisis
Tujuan Tujuan
: Untuk Untuk mengam mengamati ati proses proses terjad terjadiny inyaa palsmo palsmolis lisis is dan mencari mencari besarnya potensial osmotik pada sel bawang merah ( Allium cepa) dan ( Rhoe Rhoe discolor)
Hari/ Hari/ tangg tanggal al : Selas Selasa, a, 4 Oktobe Oktoberr 2011 2011 Tempat
: Labo aboratoriu rium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
1) Mikros roskop 2) Gelas ob objek 3) Gela Gelass penu penutu tup p 4) Pinset 5) Pisau isau silet ilet 6) Cawan awan petri etri Bahan
:
1) Allium cepa 2) Daun Rhoe discolor 3) Larut arutan an IKI IKI 4) Laru Laruta tan n sukr sukros osaa : 0,05 0,05,, 0,10 0,10,, 0,15 0,15,, 0,20 0,20,, 0,25 0,25,, 0,30 0,30,, 0,35 0,35,, 0,40 0,40,, 0,45 0,45,, 0,50M
II. CARA KERJA
1) Mengu Mengupas pas selap selapis is umbi umbi bawan bawang g merah merah 2) Memasukkan Memasukkan ke ke dalam larutan larutan sukrosa sukrosa masing-m masing-masing asing kosent kosentarsi, arsi, selama selama 30 menit 3) Meng Mengam amat atii di bawa bawah h mikr mikros osko kop p sete setela lah h dibe diberi ri laru laruta tan n IKI IKI (pew (pewarn arna), a), paling sedikit mengandung 25 buah sel yang berwarna.
4) Mencat Mencatat at dan menggamb menggambar ar perubaha perubahan n yang terjadi terjadi pada sel umbi lapis lapis bawang merah 5) Mencari Mencari kosentrasi kosentrasi sukrosa sukrosa dimana dimana 50% 50% dari jumlah jumlah sel epider epidermis mis tersebut tersebut telah berplasmolisis. Keadaan ini disebut insipien plasmolisis. Sel pada keadaan ini memiliki potensial osmotik (PO) sama dengan PO larutan yang digunakan. 6) Memb Membua uatt saya sayata tan n tipi tipiss daun daun Rhoe discolor, selanjutnya ikuti langkah 2 sampai pada langkah 5 7) Menentukan Menentukan nilai nilai potensial potensial osmotik osmotik sel pada pada insipien insipien plasmolis plasmolisis is dengan dengan mengacu pada table 1.
III. TEORI DASAR
Plas Plasmo moli lisi siss meru merupa paka kan n peri perist stiw iwaa lepa lepasn snya ya plas plasma ma dari dari dind dindin ing g sel, sel, disebabkan air dari vakuola tertarik keluar oleh larutan disekitarnya yang bersifat hipertonis. Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya dengan cara osmosis. Air masuk vakuola dan menekan dinding sel. Tekanan pada dinding sel di sebut turgor, karena tekana turgor dinding sel sedikit mengembang. Pada waktu dinding sel mengembang mengembang secara maksimal maksimal di katakana sel mempunyai mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Tumbuhan air yang cukup air, sel-selnya dalam keadaan turgid penuh penuh,, jika jika tumbuh tumbuhan an air akan akan terjad terjadii plasmo plasmolis lisis is pada pada sel-sel sel-selnya nya tumbuh tumbuhan an menjadi layu. Palsmolisis sebagai peristiwa terlepasnya protoplasma dari dinding sel karena air keluar dari sel.
IV. HASIL PENGAMATAN A. Rhoe discolor 1. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,05 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Kloroplas 3. Sel yang berplasmolisis sebanyak 36 %
2. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,10 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 52 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan Keterangan :: 1 4.. D Diin nd diin ng g ssel el 2. Se ya be rna 5. Sel Sel Sell yang yang yang ng bewa bewa bewarn warn rnaaa (berplasmolisis) (berplasmolisis) sebanyak sebanyak 34 10 % % 3. Se y g m geru rut 6. Sel Sel Sell yan yan yang ang g men men menge enge geru ruttt (berplasmolisis) (berplasmolisis)
4. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,20 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 52 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
5. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,25 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 32 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
6. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,30 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 80 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
7. Kosentrasi sukrosa 0,35 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 24 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
8. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,40 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 48 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
9. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,45 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 72 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
10. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,50 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 72 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
B. Allium cepa 1. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,05 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Kloroplas 3. Sel yang berplasmolisis sebanyak 0 %
2. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,10 M Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel Sel yang yang bewa bewarn rnaa (berplasmolisis) sebanyak 4 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 64 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis) 3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M
4. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,20 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 64 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis) 3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M
5. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,25 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 12 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
6. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,30 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 32 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis) 3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M
7. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,35 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 20 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis) 3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M
8. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,40 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 64 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis)
9. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,45 M 9. Konsentrasi sukrosa 0,45 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 60 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis) 3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M
10. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,50 M Perbesaran Perbesaran 10 x 10
Keterangan : 1. Dinding sel 2. Sel yang berplasmolisis sebanyak 52 % 3. Sel Sel yan yang g men menge geru rutt (berplasmolisis) 3. Kosentrasi Kosentrasi sukrosa 0,15 M
V. ANALISIS DATA
Pada proses plasmolisis ini di gunakan sel-sel epidermis atas dari Rhoe
discolor dan sel bawang merah ( Allium cepa) sel epidermis bahan ini mempunyai sel yang berwarna sehingga memudahkan dalam proses pengamatan. 1. Pengamatan Plasmolisis Pada Rhoe Pada Rhoe discolor
1. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,05 M Rhoe discolor Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa sel epidermis pada Rhoe discolor mengal mengalami ami plasmo plasmolis lisis is sebesa sebesarr 36%. 36%. Plasmo Plasmolis lisis is terjadi terjadi pada pada sel sel yang yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Tapi lebih banyak terjadi pada sel yang berwarna.
2. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,10 M Rhoe discolor Berdas Berdasark arkan an pengamat pengamatan an pada konsent konsentras rasii ini, ini, terliha terlihatt bahwa bahwa epidermis epidermis
sel
mengalami mengalami plasmol plasmolisis isis 52 % . Plasmolis Plasmolisis is terjadi terjadi pada pada sel sel yang yang
berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
3. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,15 M Rhoe discolor Sama Sama halnya halnya dengan dengan yang yang terjad terjadii pada pada kosent kosentras rasii sebelu sebelumny mnya, a, yaitu yaitu selnya selnya mengalami mengalami plasmolisis plasmolisis lebih banyak dengan tanda sel yang berwarna berwarna lebih banyak dan sel yang tidak berwarna (mengerut) (mengerut) lebih sedikit. sedikit. Sel yang mengalami plasmolisis ini sekitar 34 %. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
4. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,20 M Rhoe discolor Pada Pada konsen konsentra trasi si ini, ini, sel mengal mengalami ami plasmo plasmolis lisis is sekitar sekitar 52 % yaitu yaitu ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya sel yang berwarna, berwarna, namun warnanya tampak berada di tengah-tengah sel. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
5. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,25 M Rhoe discolor Pada konsentrasi ini, sel mengalami plasmolisis sekitar 32 % yaitu ditandai dengan letak kloroplast yang menyebar. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
6. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,30 M Rhoe discolor Pada konsentrasi ini, sel mengalami plasmolisis sekitar 80 % yaitu namun namun selnya selnya yang yang berpla berplasmo smolis lisis is lebih lebih banyak banyak jumlah jumlahnya nya.. Plasmo Plasmolis lisis is terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
7. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,35 M Rhoe discolor Pada konsentrasi ini, sel mengalami plasmolisis sekitar 24 % yaitu namun namun selnya selnya yang yang berpla berplasmo smolis lisis is lebih lebih banyak banyak jumlah jumlahnya nya.. Plasmo Plasmolis lisis is terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
8. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,40 M Rhoe discolor Pada Pada konsen konsentra trasi si ini, sel
yang yang berwarna berwarna maupun maupun yang tidak tidak
berwarna namun mengalami plasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pewarnaan tampak pada bagian ujung-ujung selnya. Jika di persentasikan sekitar 48%. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah. 9. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,45 M Rhoe discolor Pada Pada konsen konsentra trasi si ini, sel
yang yang berwarna berwarna maupun maupun yang tidak tidak
berwarna namun mengalami plasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pewarnaan tampak pada bagian bagian ujung-uju ujung-ujung ng selnya. Jika di persentasi persentasikan kan sekitar sekitar 72 %. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah.
10. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,50 M Rhoe discolor Pada konsentra konsentrasi si ini, sel yang berwarna berwarna maupun maupun yang tidak berwarna berwarna namun mengalami plasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pewarnaan tampak pad padaa bagi bagian an ujun ujungg-uj ujun ung g seln selnya ya.. Jika Jika di pers persen enta tasi sika kan n seki sekita tarr 72 %. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah.
B. Pengamatan Plasmolisis Allium Plasmolisis Allium cepa
1. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,05 M Allium cepa Berdasarkan pengamatan pada konsentrasi ini, terlihat bahwa sel epidermis mengalami mengalami plasmolisis plasmolisis 0 % yaitu termasuk termasuk sel yang berwarna, berwarna, selain sel yang ber berwar warna na juga juga terda terdapa patt sel sel yang yang tida tidak k berw berwarn arnaa namu namun n juga juga meng mengal alam amii plasmolisi plasmolisis, s, hal ini ditandai ditandai dengan adanya adanya pengerutan pengerutan yang terjadi terjadi pada sel dan dan bent bentuk ukny nyaa menj menjad adii agak agak memb membul ulat. at. Dapa Dapatt disi disimp mpul ulka kan n bahw bahwaa sel sel epidermis pada bawang merah ini mulai mengalami plasmolisis jika diberi larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,05 M. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
2. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,10 M Allium cepa Berd Berdas asark arkan an peng pengam amat atan an pada pada kons konsen entra trasi si ini, ini, terl terlih ihat at bahw bahwaa sel sel epidermis mengalami plasmolisis 4 % yaitu termasuk sel yang berwarna, selain sel yang berwarna juga terdapat sel yang tidak berwarna namun juga mengalami mengalami plasmolisi plasmolisis, s, hal ini ditandai ditandai dengan dengan adanya pengeruta pengerutan n
yang
terjadi pada sel dan bentuknya menjadi agak membulat. Dapat disimpulkan bahwa bahwa sel epider epidermis mis pada pada daun daun bawang bawang merah merah (Allium mulai (Allium cepa) cepa) ini mulai mengalami plasmolisis jika diberi larutan la rutan sukrosa dengan konsentrasi 0,10 M. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah.
3. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,15 M Allium cepa Sama halnya dengan yang terjadi pada kosentrasi sebelumnya, yaitu selnya mengalami plasmolisis lebih banyak dengan tanda sel yang berwarna lebih ban banya yak k dan dan sel sel yang yang tida tidak k berw berwarn arnaa (men (menge geru rut) t) lebih lebih sedi sediki kit. t. Sel Sel yang yang mengal mengalami ami plasmo plasmolis lisis is ini sekita sekitarr 64 %. Plasmo Plasmolis lisis is terjad terjadii pada pada sel yang yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
4. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,20 M Allium cepa Pada Pada konsen konsentra trasi si ini, ini, sel mengal mengalami ami plasmo plasmolis lisis is sekitar sekitar 64 % yaitu yaitu ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya sel yang berwarna, berwarna, namun warnanya tampak berada di tengah-tengah sel. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
5. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,25 M Allium cepa Pada Pada kons konsen entr tras asii ini, ini, sel sel meng mengal alami ami plas plasmo moli lisi siss seki sekita tarr 12 % yait yaitu u ditandai dengan letak kloroplast yang menyebar. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
6. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,30 M Allium cepa Pada konsentrasi ini, sel mengalami plasmolisis sekitar 32 % yaitu namun selnya yang berplasmolisis lebih banyak jumlahnya. Plasmolisis terjadi pada sel yang berwarna dan juga yang tidak berwarna. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
7. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,35 M Allium cepa Pada konsentrasi ini, sel mengalami plasmolisis sekitar 20 % yaitu namun selnya yang berplasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pengamatan dilakukan pada 25 sel agar penghitungan jumlah sel lebih mudah.
8. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,40 M Allium cepa Pada konsentra konsentrasi si ini, sel yang berwarna berwarna maupun maupun yang tidak tidak berwarna namun mengalami plasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pewarnaan tampak pad padaa bagi bagian an ujun ujungg-uj ujun ung g seln selnya ya.. Jika Jika di pers persen enta tasi sika kan n seki sekita tarr 64 %. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah.
9. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,45 M Allium cepa Pada konsentra konsentrasi si ini, sel yang berwarna berwarna maupun maupun yang tidak tidak berwarna namun mengalami plasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pewarnaan tampak pad padaa bagi bagian an ujun ujungg-uj ujun ung g seln selnya ya.. Jika Jika di pers persen enta tasi sika kan n seki sekita tarr 60 %. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah.
10. Konsentrasi larutan Sukrosa 0,50 M Allium cepa Pada konsentra konsentrasi si ini, sel yang berwarna berwarna maupun maupun yang tidak tidak berwarna namun mengalami plasmolisis lebih banyak jumlahnya. Pewarnaan tampak pad padaa bagi bagian an ujun ujungg-uj ujun ung g seln selnya ya.. Jika Jika di pers persen enta tasi sika kan n seki sekita tarr 52 %. Pengam Pengamata atan n dilaku dilakukan kan pada pada 25 sel agar agar penghi penghitun tungan gan jumlah jumlah sel lebih lebih mudah.
VI. KESIMPULAN
1. Plas Plasmo moli lisi siss meru merupa paka kan n peri perist stiw iwaa lepa lepasn snya ya plas plasma ma dari dari dind dindin ing g sel, sel, diseba disebabka bkan n air dari dari vakuol vakuolaa tertari tertarik k keluar keluar oleh oleh larutan larutan diseki disekitarn tarnya ya bersifat hipertonis. 2. Sema Semaki kin n ting tinggi gi kons konsen entr tras asii sukr sukros osaa maka maka plas plasma ma dala dalam m dind dindin ing g sel sel semakin mengecil. 3. Terjadinya Terjadinya pengecil pengecilan an plasma plasma karena karena air terhisap terhisap keluar keluar dari vakuol vakuola. a.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1991. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kimball, J.W. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga. Noorh Noorhida idayat yatii dan Noor Noor Ichsan Ichsan Hayani Hayani.. 2011. 2011. Penuntu Penuntun n Praktiku Praktikum m Fisiolog Fisiologii Tumbuhan. FKIP UNLAM Banjarmasin. Sasmitahardja, Dradjat, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan . Bandung : Depdikbud.