BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembang Perkembangan an derajat kesehatan masyarakat suatu negara ataupun dalam suatu daerah dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakatnya dari waktu ke waktu. Keja Kejadi dian an kema kemati tian an ini ini juga juga dapa dapatt digu diguna naka kan n seba sebaga gaii indi indika kato torr dalam dalam peni penilai laian an keberhasilan pelayanan kesehatan serta program pembangunan di sektor kesehatan
(1)
.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, kematian maternal merupakan jumlah wanita yang meninggal karena kematian yang berhubungan dengan gangguan gangguan kehamilan maupun penanganan penanganannya, nya, tetapi bukan karena kecelakaan kecelakaan atau kebetulan selama masa kehamilan, melahirkan serta masa nifas tanpa memperhitungkan masa kehamilannya per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan World Health Organization (2008) angka kematian ibu di dunia pada tahun 2005 sebanyak 536.000. Kematian ini dapat disebabkan oleh 25 % perdarahan, 20% penyebab tidak langsung, 15 % infeksi, 13 % aborsi yang tidak aman, 12 % eklampsi, 8 % penyulit persalinan, dan 7 % penyebab lainnya. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda disebut abortus sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Yang termasuk perdarahan antepartum antara lain plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri(2). Menu Menuru rutt
Surv Survei ei
Demo Demogr graf afii
Kese Keseha hata tan n
Indo Indone nesi siaa
(SDK (SDKI) I)
tahu tahun n
2007 2007
menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup pada priode tahun 2003 sampai 2007. Pada tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup. Dari hasil survei terseb tersebut ut terlih terlihat at adanya adanya pening peningkat katan an angka angka kemati kematian an ibu di Indone Indonesia sia (Depke (Depkess RI, 2009). Angka kematian ibu selama tahun 2006 sebanyak 237 per 100.000 kelahiran hidup. Dari total 4.726 kasus plasenta previa pada tahun 2005 didapati 40 orang ibu meninggal akibat plasenta previa(2). Plasent Plasentaa previa previa adalah adalah plasen plasenta ta yang yang implan implantasi tasinya nya tidak tidak normal normal,, sehing sehingga ga menutupi menutupi seluruh atau sebagian sebagian ostium internum(2); kasus ini masih menarik dipelajari 1
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, karena faktor predisposisi yang masih sulit dihindari, prevalensinya masih tinggi serta punya andil besar dalam angka kematian kematian maternal maternal dan perinatal yang merupakan merupakan parameter parameter pelayanan pelayanan kesehatan. Di rumah sakit pemerintah di Indonesia, angka insidensi plasenta previa tercatat sebanyak 1,7 % hingga 2,9 % dari semua ibu hamil (3).
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang yang dima dimaksu ksud d dengan dengan plase plasenta nta previ previa? a? 2. Apa peny penyeba ebab b terjadi terjadinya nya plase plasenta nta previ previa? a? 3. Bagaim Bagaimana ana mekani mekanisme sme terjad terjadiny inyaa plasenta plasenta previa? previa? 4. Bagaim Bagaimana ana cara cara mendiag mendiagnos nosaa plasenta plasenta previ previa? a? 5. Bagaimana Bagaimana penang penanganan anan pasien dengan dengan plasent plasentaa previa? previa? 6. Komplikasi Komplikasi apa apa saja saja yang dapat terjadi terjadi pada pada plasenta plasenta previa? previa? 7. Bagaim Bagaimana ana prog prognos nosis is plasen plasenta ta previ previa? a?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengetahui apa apa yang yang dimaksu dimaksud d dengan dengan plasent plasentaa previa. previa. 2. Untuk mengetahui mengetahui penyebab penyebab terjadinya terjadinya plasenta plasenta previa. previa. 3. Untuk mengetahui mengetahui bagaima bagaimana na mekanisme mekanisme terjadinya terjadinya plasenta plasenta previa. 4. Untuk mengetahui mengetahui bagaima bagaimana na cara mendiagno mendiagnosa sa plasenta plasenta previa. previa. 5. Untuk mengetahui mengetahui bagaiman bagaimanaa penanganan penanganan pasien pasien dengan dengan plasenta plasenta previa. previa. 6. Komplikasi Komplikasi apa apa saja saja yang dapat terjadi terjadi pada pada plasenta plasenta previa. previa. 7. Untuk mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana prognosis prognosis plasenta plasenta previa. previa.
I.4 Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan landasan teori mengenai plasenta previa. Praktis
Makalah ini diharapkan mampu memberikan landasan ilmiah dalam penanganan pada kondisi plasenta previa.
2
BAB II DATA KASUS
2.1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
: 17 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: Lulusan SMP
Agama
: Islam
Alamat
: Gaprang II 3/3 Kanigoro - Blitar
Status Perkawinan
: Menikah
Suku
: Jawa
Tanggal Periksa/MRS : 2 April April 2012 Pukul
: 21.30 WIB
2.2. Anamnesis (Auto-Anamnesis) (Auto-Anamnesis)
1. Keluhan Utama
:
Pasien mengeluh keluar darah banyak dari jalan lahir sejak sore. 2. Riwayat Pe Penyakit Sekarang
:
Ny. S, 17 tahun, ta hun, datang ke kamar bersalin RSD Mardi Waluyo tanggal 2 April 2012 pukul 21.30 WIB, datang datang sendiri sendiri dengan dengan keluhan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 17.00. Darah yang keluar berwarna merah segar, tidak tidak diketah diketahui ui penyeb penyebab ab perdar perdaraha ahanny nnya, a, serta serta tidak tidak ada keluha keluhan n nyeri. nyeri. Perdarahan awalnya hanya sedikit, setibanya di rumah sakit menjadi banyak serta serta meremb merembes. es. Pasien Pasien mengat mengataka akan n perut perut terasa terasa kencen kenceng-k g-kenc enceng eng sejak sejak pukul 19.00 WIB. WIB. 3. Riwayat Penyakit Dahulu
:
•
Riwayat Di Diabetes Me Melitus
: Tidak ad ada
•
Riwayat Penyakit Jantung
: Tidak ada
3
•
Riwayat Hipertensi
: Tidak ada
•
Riwayat Sakit Kejang
: Tidak ada
•
Riwayat Alergi Obat
: Tidak ada
•
Riwayat Alergi Makanan
: Tidak ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga
:
•
Riwayat Hipertensi
: Disangkal
•
Riwayat Diabetes Melitus
: Disangkal
•
Riwayat Jantung
: Disangkal
•
Riwayat Sakit Kejang
: Disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
:
•
Riwayat Merokok
: Tidak merokok
•
Riwayat Minum Alkohol
: Tidak pernah
•
Riwayat Olahraga
: Jarang olah raga
6. Ri Riwayat Pernikahan
:
Pasien Pasien menika menikah h sejak sejak tahun tahun 2011 2011 saat pasien berusia berusia 16 tahun tahun.. Melakukan hubungan intim setiap 2 - 3x seminggu, gangguan seksual tidak ada. 7. Riwayat Menstruasi
:
•
Menarch Menarchee : 12 tahun tahun
•
Siklus
: 30 hari, teratur
•
Lama
: 7 hari, banyak
•
Keluhan penyerta saat menstruasi : Nyeri perut sebelum haid
•
Tanda menopause: tidak ada
•
HPHT
: 20-6-2011
•
HPL
: 27-3-2012
8. Riwayat Kontrasepsi
:
Pasien belum pernah menggunakan KB apapun sejak menikah.
4
8. Ri R iwayat Obstetri
:
Gravid Gravidita itass :
•
Hamil kedua, kehamilan pertama mengalami mengalami keguguran dan tidak dikuret. Persalinan :
•
Belum pernah bersalin sebelumnya. Permasalahan kehamilan :
•
Saat aat usia usia keha keham milan ilan usia sia 38-39 8-39 ming inggu, gu, pasi pasien en meng engalam alamii perdarahan sehingga dirawat di rumah sakit. Menurut pasien darah yang dikeluarkan ialah darah segar, dan cukup banyak, kemudian pasien dilakukan pemeriksaan USG. Dari pemeriksaan USG didapatkan didapatkan hasil : Usia kehamilan 37-38 minggu, TBB : 2240 gr, dengan den gan plasen plasenta ta pre previa via,, meluas meluas dari dari kanan kanan depan depan.. Setelah
dirawat di rumah sakit selama 3 hari, diizinkan pulang karena sudah tidak ada keluhan. •
ANC : Pasi Pasien en ANC ANC di bida bidan n seba sebany nyak ak 7 kali kali dan dan di dokt dokter er spesi spesial alis is kandungan 1 kali dan dilakukan USG.
Anamnesa Sistem
1. Kulit
:
Tidak ada gatal, tidak kering, tidak ada keluhan . 2. Kepala
:
Tidak Tidak sakit sakit kepala kepala,, rambut rambut kepala kepala tidak tidak rontok rontok,, tidak tidak ada luka luka maupun maupun benjolan. 3. Mata
:
Pandangan mata normal, penglihatan normal. 4. Hidung
:
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sekret
5
5. Telinga
:
Pendengaran baik, tidak berdengung dan tidak ada cairan yang keluar. 6. Mulut
:
Tidak ada sariawan dan tidak kering 7. Tenggorokan
:
Tidak ada nyeri menelan maupun suara serak 8. Pernafasan
:
Tidak ada sesak, tidak ada batuk 9. Kardiovaskuler
:
Tidak ada nyeri, tidak berdebar-debar 10. Gastrointestinal
:
Tidak ada mual, muntah, maupun diare, tidak ada nyeri perut. 11. Genitourinaria
:
Tidak ada keluhan, dalam batas normal. 12. Ne Neurologik
:
Tidak lumpuh, tidak ada rasa tebal pada kaki maupun kesemutan. 13. Psikiatri
:
Emosi stabil, tidak mudah marah 14. Muskuloskeletal : Tidak ada kaku sendi maupun nyeri otot. 15. Ek Ekstremitas
:
•
Atas kanan
: Tidak ada keluhan
•
Atas kiri
: Tidak ada keluhan
•
Bawah kanan
: Tidak ada keluhan
•
Bawah kiri
: Tidak ada keluhan
2.3. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
: Tampak lemah
2. Kesadaran
: Compos mentis, GCS: 4,5,6
3. Tanda Vital
:
•
Tensi
: 120/80 mmHg
6
Nadi
: 88 x/menit
•
RR
: 18 x/menit
•
Suhu axilar
•
: 37 C
4. BB : 51 51 kg, kg, TB : 156 156 cm 5. Kulit
:
Berwarna sawo matang, pucat, tidak ada gatal, kulit tidak kering, turgor baik. 6. Kepala
:
Bentuk kepala normal, rambut kepala tidak rontok, tidak ada luka maupun benjolan, rambut tidak beruban. 7. Mata
:
Anemi +/+, Ikterik -/-, pupil isokor, refleks cahaya +/+, mata tidak cowong. 8. Hidung
:
Tidak ada deformitas, tidak ada atrofi konka, mukosa intake, tidak ada sekret dan krusta, tidak ada obstruksi. 9. Mulut
:
Tidak bau mulut, tidak ada stomatitis, gigi normal, kelainan lidah tidak ada, mukosa faring tidak hiperemi, tidak ada pembesaran tonsil. 10. Telinga
:
Tidak Tidak ada sekret, sekret, tidak ada serumen serumen,, tidak tidak ada benda benda asing, asing, membran membran timpani intake, pendengaran normal. 11. Tenggorokan
:
Simetris, tidak ada pembesaran kel.tiroid 12. Leher
:
Tidak ada kaku, JVP tidak dievaluasi, tidak ada pembesaran KGB 13. Thoraks
:
Pulmo : Statis (depan dan belakang) •
Inspek Inspeksi si
: bentuk bentuk norm normal, al, peng pengemb embang angan an dada dada kana kanan n sama sama dengan dengan
dada kiri. •
Palp Palpas asii
: fre fremi mitu tuss rab rabaa kir kirii sam samaa den denga gan n kan kanan an
7
Perkusi
•
•
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
:
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan :
wheezing -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
ronkhi Cor
: •
Insp Inspek eksi si
: ictu ictuss cord cordis is tid tidak ak tam tampa pak k
•
Palp alpasi asi
: ictu ictuss co cordis rdis kuat kuat ang angkat
•
Perkusi
:
o
Batas kiri atas
: ICS II Linea para sternalis sinistra
o
Batas Batas kanan kanan atas atas : ICS II II Linea Linea para para sterna sternalis lis deks dekstra tra
o
Batas Batas kiri kiri bawa bawah h : ICS ICS V medi medial al line lineo o medi medio o clav clavic icul ulari ariss sinistra
o
•
Batas kanan bawah: ICS IV linea para sternalis dekstra
Ausk Auskul ulta tasi si
: buny bunyii jant jantun ung g I-II I-II inte intens nsit itas as norma normal, l, regul regular ar,, Suar Suaraa
tambahan jantung : Gallop (-) 14. Abdomen
:
•
Inspeksi
: Tampak pembesaran abdomen.
•
Auskultasi Auskultasi : Bising usus usus normal
8
•
Perkusi
: Ti Timpani
•
Palp Palpasi asi
: Shuf Shuffl fle, e, tida tidak k ada ada asite asites, s, tida tidak k ada ada defen defen mus musku kule ler, r, tida tidak k
ada pembes pembesaran aran hepar hepar maupun maupun lien, lien, tidak tidak ada pulsasi pulsasi abnorm abnormal, al, terjadi pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan .
15. Sistem Collumna Ve Vertebralis
:
Tida Tidak k ada ada skol skolio iosi sis, s, lord lordos osis is maup maupun un kifo kifosis sis,, tida tidak k ada ada luka luka maup maupun un benjolan
15. Ekstremitas : palmar eritem (-) +
+
+
+
-
-
-
-
Akral hangat
Oedem
16. Pemeriksaan Neurologik Kesadaran
: composmentis
Fungsi Luhur
: dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal N
N
N
N
Fungsi Sensorik
9
Fungsi Motorik 5
5
N
N
N
N
-
-
5
5
N
N
N
N
-
-
Kekuatan
Tonus
Ref.Fisiologis
Ref.Patologis
17. Status Obstetrik •
•
Palpasi o
Tinggi Fundus Uteri
: 26 cm
o
Letak Janin
: Punggung Kiri, Letak Kepala, U
o
His
: 10 . 1 . 20’’
o
DJJ
: 143 x/menit
Pemeriksaan Dalam (VT) o
o
:
Tidak dilakukan
Inpeksi Vulva / Vagina o
:
:
Fluxus (+) banyak
2.4 Planning Terapi o
Pemeriksaan laboratorium : Cito Hb, DL, PTT, APTT
o
Observasi CHPB
o
Evaluasi fluxus
o
Pro Sectio Cesarea
2.4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap
10
o
Hb
: 10,4 g/dL
(n: L 13,5-18 g/dl; P 11,5-16,0 g/dl)
o
Leukosit
: 11.400 cmm
(n: 4000-11000 cmm)
o
Trombosit : 365.000 cmm
(n: 150.000-450.000 cmm)
o
Ht
: 34,6 %
(n: L 40-54 %; P 35-47 %)
o
Erit Eritro rosi sitt
: 3.65 3.650. 0.00 000 0 jt/c jt/cmm mm
(n: (n: L 4,54,5-6, 6,5 5 jt/m jt/mm3 m3;; P 3-6 3-6 jt/c jt/cmm mm))
o
Hitung Jenis: eos/bas/stab/seg/lim/mon - / - / 1 / 64 / 35 / -
(n: 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7)
o
MCV/MCH/MCHC : 94,8 / 38,4 / 30,0 (n:80-97 fL/27-31 pg/32-36%) pg/32-36%)
o
PTT
: 9,7 detik (kontrol: 13.1 detik) (n: <3 detik dengan kontrol)
o
INR
: 0,86
o
APTT
: 26,7 detik (kontrol: 26.3 detik) (n: <7 detik dengan kontrol)
o
HbsAg (Tes Strip) Non Reaktif
o
HIV (Pack Tes) Non Reaktif
Pemeriksaan Urine Lengkap o
Warna urine
: kuning muda keruh (n : kuning muda jerni rnih)
o
Albu Albumi min n urin urinee
: +1/p +1/pos osit itif if
(n : nega negati tif) f)
o
Reduksi urine
: negatif
(n : negatif)
o
Bilirubin urine
: negatif
(n : negatif)
o
Urobilinogen
: negatif
(n : nega egatif)
o
Keton
: negatif
(n : negatif)
Nitrit
: negatif
(n : negatif)
o
Berat jenis urine : 1.005
(n : 1.010-1.020)
pH
: 8,0
(n : 4,6-8,5)
o
Eritrosit
: 15-30
(n : 0-1)
o
Leukosit
: 8-10
(n : 0-1)
o
Epitel
: 3-5
(n : 0-1)
o
Kristal
:-
o
Silinder
:-
o
Bakteri
:-
o
o
11
o
Yeast/jamur
:-
2.5. Diagnosis Kehamilan
GII P0000 Ab100 Grav 40 - 41 Minggu Tunggal/Hidup dengan APB Fluxus Aktif
12
2.7. Resume
Ny. S, 17 tahun, MRS 2 April 2012 pukul 21.30 WIB, datang sendiri dengan dengan keluhan keluhan keluar keluar darah darah dari dari jalan jalan lahir lahir sejak sejak pukul pukul 17.00. 17.00. Darah yang yang keluar berwarna merah segar, tidak diketahui penyebab perdarahannya, serta tidak ada keluhan keluhan nyeri. nyeri. Perdarahan Perdarahan awalnya hanya sedikit, sedikit, setibanya di rumah sakit menjadi banyak serta merembes. Pasien mengatakan perut terasa kencengkenceng sejak pukul 19.00 WIB.
13
Saat usia kehamilan kehamilan usia 38-39 minggu, pasien mengalami perdarahan sehingga dirawat di rumah sakit. Menurut pasien darah yang dikeluarkan ialah darah segar, dan cukup banyak, banyak, kemudian kemudian pasien dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan USG. Dari pemeriksaan USG didapatkan hasil : Usia kehamilan 37-38 minggu, TBB : 2240 gr, dengan plasenta previa, meluas dari kanan depan. Setelah dirawat di rumah sakit selama 3 hari, diizinkan pulang karena sudah tidak ada keluhan. Dari Dari anamn anamnesi esiss HPHT HPHT : 20 – 06 – 2011 2011,, HPL HPL : 27 – 03 – 2012 2012.. Keha Kehami mila lan n ini ini adal adalah ah keha kehami milan lan kedu kedua, a, keha kehami milan lan pert pertam amaa sebe sebelu lumn mnya ya mengalami keguguran dan tidak dikuret. Dari pemeriksaan fisik didapatkan : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, RR 24 x/menit, suhu aksilar 37 C. Pada palpasi didapatkan TFU : 26 cm, letak janin : punggung punggung kiri, letak kepala, merapat merapat PAP, His : 10 – 1 – 20’’, DJJ : 143 x/menit,. Inspeksi v/v fluxus (+). Dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan hasil Hb : 10,4 gr%, jumlah leukosit leukosit : 11.400 cmm. Pada pemeriksaan urin lengkap didapatkan hasil jumlah eritrosit : 15-30, leukosit : 8-10. Perkembangan persalinan P2001 Ab100 Post Partus LSCS atas indikasi plasenta previa totalis, plasenta lahir lengkap, perdarahan ± 600cc, kontraksi uterus baik.
2.8. Diagnosis Persalinan
P1001 Ab100 Post Partus LSCS atas indikasi Plasenta Previa Totalis
14
Table 2.2. Follow Up Pasien
S O
A P
3-4-2012 Nyeri luka jahitan, Tidak pusing, pusing, belum BAK spt, Kentut (+). (+). K/U : Cukup VS : TD : 130/80 mmHg N : 90x/menit RR : 20x/menit Suhu Ax : 36.5 C Mamae : ASI -/Abdomen : TFU : 2 jari di atas pusat • UC : Baik • BU : (+) • Meteorismus : (-) • LBO : Baik • Lochea Rubra (+) banyak Produksi Urin : 200 cc P1001 Ab100 Post Partus atas indikasi Plasenta previa totalis Hari ke - 1. 1. Infus RL : D5 (2:3) + Drip Induksin 10 IU (Sisa) Inj. Ceftriaxone 3x1 gr Inj. Alinamin 3x1 Inj. Vit. C 3x1 Kaltrofen supp 3 x 1 Observasi
4-4-2012 Tidak ada keluhan, BAK spt, Kentut (+), Mob (+) K/U : Cukup VS : TD : 120/80 mmHg N : 88x/menit RR : 20x/menit Suhu Ax : 36.5 C Mamae : ASI -/Abdomen : TFU : Setinggi pusat • UC : Baik • BU : (+) • Meteorismus : (-) • LBO : Baik • Lochea Rubra (+) sedikit
5-4-2012 Tidak ada keluhan, BAK spt, Kentut (+), Mob (+) K/U : Cukup VS : TD : 120/90 mmHg N : 86x/menit RR : 16x/menit Suhu Ax : 37 C Mamae : ASI +/+ Abdomen : TFU : 2 jari di bawah pusat • UC : Baik • BU : (+) • Meteorismus : (-) • LBO : Baik • Lochea Rubra (+) sedikit
P1001 Ab100 Post Partus atas indikasi Plasenta previa totalis Hari ke – 2 Terapi Oral : -Amoxycillin 3x 500mg -Mefenamic Acid 3x500mg -Methylergometrin Maleat 3x1
P1001 Ab100 Post Partus atas indikasi Plasenta previa totalis Hari ke – 3 Terapi Oral : -Amoxycillin 3x 500mg -Mefenamic Acid 3x500mg -Methylergometrin Maleat 3x1 - BLPL
15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Defi Defin nisi isi
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnorm abnormal, al, yaitu yaitu pada pada segmen segmen bawah bawah rahim rahim sehing sehingga ga menutu menutupi pi sebagi sebagian an atau seluruh permukaan jalan lahir (ostium uteri interna) (2). 3.2 3.2 Klas Klasif ifik ikas asii
Klasifi Klasifikas kasii plasent plasentaa previa previa tidak tidak didasar didasarkan kan pada pada keadaa keadaan n anatom anatomik ik mela melain inkan kan fisio fisiolo logi gik. k. Sehi Sehing ngga ga klas klasifi ifika kasin sinya ya akan akan beru beruba bah h setia setiap p wakt waktu. u. Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8 cm (2). Secara umum plasenta previa diklasifikasikan menjadi : a. Plase Plasent ntaa prev previa ia tota totali liss atau atau komp kompli lit, t, yait yaitu u bila bila plase plasent ntaa menu menutu tupi pi selur seluruh uh
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Defi Defin nisi isi
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnorm abnormal, al, yaitu yaitu pada pada segmen segmen bawah bawah rahim rahim sehing sehingga ga menutu menutupi pi sebagi sebagian an atau seluruh permukaan jalan lahir (ostium uteri interna) (2). 3.2 3.2 Klas Klasif ifik ikas asii
Klasifi Klasifikas kasii plasent plasentaa previa previa tidak tidak didasar didasarkan kan pada pada keadaa keadaan n anatom anatomik ik mela melain inkan kan fisio fisiolo logi gik. k. Sehi Sehing ngga ga klas klasifi ifika kasin sinya ya akan akan beru beruba bah h setia setiap p wakt waktu. u. Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah menjadi plasenta previa pada pembukaan 8 cm (2). Secara umum plasenta previa diklasifikasikan menjadi : a. Plase Plasent ntaa prev previa ia tota totali liss atau atau komp kompli lit, t, yait yaitu u bila bila plase plasent ntaa menu menutu tupi pi selur seluruh uh ostium uteri internum. b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum. c. Plasenta Plasenta previa previa marginalis, marginalis, bila bila tepi tepi plasenta plasenta berada berada pada pinggi pinggirr ostium ostium uteri internum. d. Plasenta Plasenta letak rendah, rendah, bila bila tepi bawah bawah plasenta plasenta berada berada pada pada jarak lebih lebih kurang kurang 2cm dari ostium uteri internum.
Gambar 3.1 Tipe Plasenta Previa 16
Menurut de Snoo, klasifikasi plasenta previa berdasarkan pembukaan 4 -5 cm adalah : a. Plase Plasent ntaa prev previa ia sentr sentral alis is (tot (total alis) is),, bila bila pada pada pemb pembuk ukaan aan 4-5 cm terab terabaa plasenta menutupi seluruh ostium. b. Plasenta previa lateralis, bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 3 : 1. Plase Plasent ntaa prev previa ia later laterali aliss poste posterio rior; r; bila bila sebag sebagia ian n menu menutu tupi pi osti ostium um bagian belakang. 2. Plasenta Plasenta previa previa lateralis lateralis anterior, anterior, bila bila sebagian sebagian menutup menutupii ostium ostium bagian bagian depan. 3. Plase Plasent ntaa prev previa ia marg margin inal alis is,, bila bila sebag sebagia ian n keci kecill atau atau hany hanyaa ping pinggi gir r ostium yang ditutupi plasenta. Klasifikasi menurut Browne: 11. Tingkat 1, Lateral plasenta previa : Pinggir bawah plasenta berinsersi samp sampai ai ke segme segmen n bawa bawah h rahim rahim,, namu namun n tida tidak k sampa sampaii ke ping pinggi gir r pembukaan. 3. Tingkat 2, Marginal plasenta previa : Plasen Plasenta ta mencap mencapai ai pinggi pinggir r pembukaan (ostium). 4. Tingkat 3, 3, Complete plasenta previa : Plasenta menutupi ostium waktu tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap. 5. Tingkat 4, 4, Central plasenta previa : Plasenta previa menutupi seluruh ostium pada pembukaan hampir lengkap. 3.3 Fre Freku kuen ensi si
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 di antara 200 persalinan (2). Menurut Abdat (2010) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2009 terdapat 78 kasus plasenta previa dari total 1457 persalinan. Menurut Tambunan (2008) penyebab kasus kasus perdar perdaraha ahan n terban terbanyak yak di RSUD RSUD dr. Pirnga Pirngadi di tahun tahun 2007 2007 yaitu yaitu plasen plasenta ta previa sebanyak 30 orang (51,7 %). Menurut Gultom (2009) kasus perdarahan antepartum tertinggi di RS St. Elisabeth Medan pada priode 2004-2008 yaitu kasus plaenta previa sebanyak 79 orang.
17
3.4 Etio tiolog logi
Etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti (2), namun ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan plasenta previa, diantaranya:
1. Ovum Ovum yang yang dibuah dibuahii tertan tertanam am sangat sangat rendah rendah di dalam rahim, rahim, menyebabkan plasenta terbentuk dekat dengan atau di atas pembukaan serviks. 2. Lapi Lapisa san n rah rahim im (endometrium) memiliki kelainan seperti fibroid atau jaringan parut (dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah caesar atau aborsi). 3. Hipo Hipopl plas asia ia endo endome metr triu ium m : bila bila kawi kawin n dan dan hami hamill pada pada umur umur muda. 4. Korpus Korpus luteum bereaksi bereaksi lambat, lambat, dimana dimana endometr endometrium ium belum siap menerima hasil konsepsi. 5. Tumor-tum Tumor-tumor, or, seperti seperti mioma mioma uteri, polip endometr endometrium. ium. 6. Plasenta Plasenta terbentu terbentuk k secara secara tidak tidak norm normal. al. 7. Keja Kejadi dian an plas plasen enta ta prev previa ia tiga tiga kali kali lebi lebih h seri sering ng pada pada wani wanita ta multipara daripada primipara. Pada multipara, plasenta previa diseba dis ebabka bkan n vaskul vaskulari arisas sasii yang yang berkur berkurang ang dan peruba perubahan han atrofi atrofi pada pada desidu desidua a akibat akibat persal persalina inan n masa masa lampau lampau.. Ali Aliran ran darah
ke
plasenta
tidak
cukup
dan
memperluas
permukaannnya sehingga menutupi pembukaan jalan lahir (4). 8. Ibu merok merokok ok atau atau menggu menggunakan nakan kokain. kokain. 9. Ibu dengan dengan usia lebih lebih tua. Risiko Risiko plasenta plasenta previa previa berkemba berkembang ng 3 kali kali lebi lebih h besa besarr pada pada pere peremp mpua uan n di atas atas us usia ia 35 tahu tahun n diba diband ndin ingk gkan an pada pada wani wanita ta di bawa bawah h us usia ia 20 tahu tahun. n. Hasi Hasill penelitian Wardana (2007) menyatakan usia wanita produktif yang yang aman aman untuk untuk kehami kehamilan lan dan persal persalina inan n adalah adalah 20-35 20-35 tahun tahu tahun n
(1)
. Plasenta previa dapat terjadi pada umur di atas 35
kar karena ena
endo endom metr etrium ium
yan yang
kur kurang ang
sub su bur
dapa dapatt
meningkatkan kejadian plasenta previa. Peningkatan umur ibu merupa merupakan kan faktor faktor risiko risiko plasen plasenta ta previa previa,, karena karena sklero sklerosis sis 18
pem pembulu buluh h
dara darah h
arte arteli li
keci kecill
dan dan
arte arteri riol ole e
miom iometri etrium um
menyeb menyebabk abkan an aliran aliran darah darah ke endom endometr etrium ium tidak tidak merata merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan yang yang lebi lebih h besa besar, r, untu untuk k mend mendap apat atka kan n alir aliran an dara darah h yang yang adekuat (1).
3.5 3.5 Pato Patofi fisi siol olog ogii
Letak Letak plasen plasenta ta biasan biasanya ya umumny umumnyaa di depan depan atau di belaka belakang ng dindin dinding g uteru uterus, s, agak agak ke atas atas ke arah arah fund fundus us uter uteri. i. Hal Hal ini ini adala adalah h fisio fisiolo logi giss karen karenaa permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-ve vena-vena na yang yang lebar lebar (sinus) (sinus) untuk untuk menamp menampung ung darah darah kembal kembali. i. Pada Pada pinggi pinggir r plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengal mengalir ir di seluruh seluruh plasenta plasenta diperk diperkira irakan kan naik naik dari dari 300 ml tiap tiap menit menit pada pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonj ot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropob sitotropoblast last sel-sel berkurang berkurang dan hanya ditemukan ditemukan sebag sebagai ai kelo kelomp mpok ok-k -kel elom ompo pok k sel-s sel-sel; el; stro stroma ma jonj jonjot ot menj menjad adii lebih lebih pada padat, t, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast
(5)
.
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan. Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan
(6)
:
a. Endometr Endometrium ium di fundus fundus uteri uteri belum siap meneri menerima ma implantas implantasii b. Endo Endome metr triu ium m
yang yang
tipi tipis s
sehi sehing ngga ga
dipe diperl rluk ukan an
perl perlua uasa san n
plasenta untuk mampu memberikan nutrisi janin c. Villi kore korealis alis pada pada korion korion leave yang persisten persisten
19
Menurut
Davood
(2008)
Sebuah
penyebab
utama
perdar perdaraha ahan n trime trimeste sterr ketiga ketiga,, plasen plasenta ta previa previa memili memiliki ki tanda tanda yang yang khas khas,, yait yaitu u pend pendar arah ahan an tanp tanpa a rasa rasa saki sakit. t. Pend Pendar arah ahan an diperk diperkira irakan kan terjad terjadii dalam dalam hubung hubungan an dengan dengan perkem perkemban bangan gan segmen bawah uterus pada trimester ketiga (6). Deng Dengan an bert bertam amba bah h tuan tuanya ya keha kehami mila lan, n, segm segmen en bawa bawah h uterus uterus akan akan lebih lebih meleba melebarr lagi, lagi, dan servik serviks s mulai mulai memb membuka uka.. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plas plasen enta ta dari dari dind dindin ing g uter uterus us.. Pada Pada saat saat itu itu mula mulail ilah ah terj terjad adii perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitamhitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena karena terlep terlepasn asnya ya plasen plasenta ta dari dari dindin dinding g uterus uterus,, atau atau karena karena robek robekan an sinus sinus marg margina inalis lis dari dari plasen plasenta. ta. Perdar Perdaraha ahannn nnnya ya tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak
sebagaimana
serabut
otot
uterus
menghentikan
perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal. Maki Makin n rend rendah ah leta letak k plas plasen enta ta,, makin akin dini dini perd perdar arah ahan an terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan akan terj terjad adii lebi lebih h dini dini dari daripa pada da plas plasen enta ta leta letak k rend rendah ah yang yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai (6). 3.6 3.6 Gamb Gambar aran an Klin Klinik ik
Gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua hal berikut
(6)
:
1. Tiba-tiba, Tiba-tiba, tanpa tanpa rasa sakit sakit pendarahan pendarahan vagina vagina yang yang berkisar berkisar dari dari ringan ringan sampai sampai berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal minggu minggu ke-20 ke-20 kehami kehamilan lan tetapi tetapi yang yang paling paling umum umum selama selama trimes trimester ter ketiga. 2. Gejala Gejala persalin persalinan an prematur prematur.. Satu Satu dari 5 wanita wanita dengan dengan tanda-tan tanda-tanda da plasenta plasenta previa juga memiliki kontraksi rahim. 20
Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk sement sementara ara.. Tapi Tapi itu hampir hampir selalu selalu dimula dimulaii lagi lagi hari hari atau minggu minggu kemudi kemudian. an. Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain (6). Apabila Apabila janin dalam presentasi presentasi kepala, kepala, kepalanya kepalanya akan didapatkan didapatkan belum masu masuk k ke dala dalam m pint pintu-a u-ata tass pang panggu gull yang yang mung mungki kin n karen karenaa plase plasent ntaa prev previa ia sentral sentralis; is; mengol mengolak ak ke sampin samping g karena karena plasen plasenta ta previa previa posteri posterior; or; atau bagian bagian terbawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang (7). 3.7 Dia Diagnos gnosis is
Jika plasenta previa terdeteksi pada akhir tahun pertama atau trimester kedua, sering kali lokasi plasenta akan bergeser ketika rahim membesar. Ini dapat dilak dilakuk ukan an peme pemeri riks ksaa aan n USG. USG. Beer Beerap apaa wani wanita ta mung mungki kin n bahk bahkan an teta tetap p tida tidak k terdia terdiagno gnosis sis sampai sampai persali persalinan nan,, terutam terutamaa dalam dalam kasuskasus-kas kasus us plasent plasentaa previa previa sebagian (8). 1) Anamnesis sis Pada Pada anamne anamnesis sis dapat dapat dinyat dinyataka akan n bebera beberapa pa hal yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan perdarahan antepartum seperti umur kehamilan saat terjadinya perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan. Perdar Perdaraha ahan n jalan jalan lahir lahir pada pada kehami kehamilan lan setelah setelah 22 minggu minggu berlan berlangsu gsung ng tanpa rasa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida
(4)
.
2) Peme Pemeri riks ksaa aan n luar luar a. Inspeksi Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya. Jika telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis. b. Palpasi Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah, sering dijumpai kesalahan letak janin, bagian terbawah janin belum turun, apabila
21
letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung ( floating ) atau mengolak di atas pintu atas panggul
(6)
.
3) Ultr Ultras ason onog ogra rafi fi Menega Menegakka kkan n diagno diagnosa sa plasen plasenta ta previa previa dapat dapat pula pula dilaku dilakukka kkan n dengan dengan pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, janinnya, dan tidak rasa nyeri (4). USG abdomen selama trimester kedua menunjukkan penempatan plasenta previa. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100% identifikasi identifikasi plasenta plasenta previa. previa. Transabdom Transabdominal inal ultrasonogr ultrasonografi afi dengan dengan keakuratan keakuratan berkisar 95% (9).
Gambar. 3.2 Transvaginal Transvaginal ultrasonografi plasenta previa total. Plasenta menutupi seluruh ostium uteri interna.
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta letak rendah. Bila Bila tidak tidak dijump dijumpai ai plasent plasentaa previa previa,, dilaku dilakukan kan pemerik pemeriksaan saan inspek inspekulo ulo untuk untuk melihat sumber perdarahan lain
(10)
.
4) Peme Pemeri riks ksaan aan ins inspe peku kulo lo Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari dari ostium ostium uetri uetri ekstern eksternum um atau atau dari dari kelain kelainan an serviks serviks dan vagina vagina.. Apabil Apabilaa
22
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai (9).
3.8 3.8 Pena Penata tala laks ksan anaa aan n
23
Gambar 3.3 Algoritma penatalaksanaan plasenta previa
1. Terapi Terapi ekspe ekspekta ktatif tif (pasi (pasif) f) Tujuan
ekspektatif
ialah
supaya
janin
tidak
terlahir
prema prematur tur,, pender penderita ita dirawa dirawatt tanpa tanpa melaku melakukan kan pemer pemeriks iksaan aan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik. Syarat-syarat terapi ekspektatif : -
Keha Kehami mila lan n
pret preter erm m
deng dengan an
perd perdar arah ahan an
sedi sediki kitt
yang yang
kemudian berhenti. -
Belum ada tanda-tanda in partu.
-
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
- Janin masih hidup. hidup.
2. Tera Terapi pi akti aktif f Wani Wanita ta ham hamil di atas atas 22 ming minggu gu deng dengan an perd perdar arah ahan an pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara
aktif
tanpa
memandang
maturitas
janin.
Cara
menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa: a. Seks Seksio io sesa sesare rea a Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan. b. Melahi Melahirka rkan n perv pervagi aginam nam Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Pene Peneka kana nan n
ters terseb ebut ut
dapa dapatt
dila dilaku kuka kan n
deng dengan an
car cara-ca a-cara ra
plasenta
previa
sebagai berikut:
Amniotomi Amniotomi dan akselerasi Umumnya
dilakukan
pada
late latera rali lis/ s/ma marg rgin inal alis is deng dengan an pemb pembuk ukaa aan n > 3 cm sert serta a prese presenta ntasi si kepala kepala.. Dengan Dengan memec memecah ah ketuba ketuban, n, plasen plasenta ta
24
akan akan mengik mengikuti uti segmen segmen bawah bawah rahim rahim dan diteka ditekan n oleh oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah, akselerasi dengan infus oksitosin
Versi Braxton Hicks Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup
Traksi dengan Cunam Cunam Willet Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beri beba beban n
secu secuku kupn pnya ya samp sampai ai perd perdar arah ahan an berh berhen enti ti..
Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan sering seringkal kalii menye menyebab babkan kan pendar pendaraha ahan n pada pada kulit kulit kepala kepala.. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif. Plasenta Plasenta previa previa dengan dengan perdaraha perdarahan n merupaka merupakan n keadaan keadaan darur darurat at kebida kebidanan nan yang yang memer memerluk lukan an penang penangana anan n yang yang baik. baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah: 1. Segera
melakukan
operasi
persalinan
untuk
dapat
menyel menyelam amatk atkan an ibu dan anak anak untuk untuk mengu menguran rangi gi kesaki kesakitan tan dan kematian. 2. Mem Memecah ecahka kan n ketu ketub ban di atas atas meja eja oper perasi asi selan elanju juttnya nya pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut. 3. Bid Bidan an yang yang mengha menghadap dapii perdar perdaraha ahan n plasen plasenta ta previa previa dapat mengambil sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas yang cukup. 3.9 3.9 Komp Kompli lika kasi si
Berikut ini adalah kemungkinan komplikasi plasenta previa (11) : a. Pert Pertum umbu buha han n jani janin n lamb lambat at kare karena na paso pasoka kan n dara darah h yang yang tidak mencukupi b. An Anem emia ia jani janin n
25
c. Janin yang yang terteka tertekan n akibat akibat rendahny rendahnya a pasokan pasokan oksigen oksigen d.
Shock dan
kematian ibu jika pendarahan berlebihan
e. Infeksi Infeksi dan dan pembe pembentuk ntukan an bekuan bekuan darah f. Kehila Kehilanga ngan n darah darah yang memb membutu utuhka hkan n transfu transfuse se g. Prema Prematur tur,, pengir pengirima iman n sebelu sebelum m minggu minggu ke-37 ke-37 kehami kehamilan lan,, yang biasanya menimbulkan risiko terbesar pada janin (3). h. Caca Cacatt lahi lahir. r. Caca Cacatt lahi lahirr terj terjad adii 2,5 2,5 kali kali lebi lebih h seri sering ng pada pada kehamilan yang dipengaruhi oleh plasenta previa daripada keha kehami mila lan n tida tidak k terp terpen enga garu ruh. h. Peny Penyeb ebab ab saat saat ini ini tida tidak k diketahui (3). 3.10 Prognosis
Mortalitas perinatal kurang dari 50 per 1000, kematian janin disebabkan karen karenaa hipo hipoks ksia ia.. Sete Setela lah h lahi lahirr dapa dapatt terja terjadi di perd perdar arah ahan an post postpa part rtum um kare karena na trofoblas menginvasi segmen bawah uteri. Bila perdarahan tidak dapat dihentikan maka dilakukan histerektomi. Mortalitas ibu rendah dengan pelayanan obstetri yang baik dan tidak dilakukan pemeriksan sebelum masuk rumah sakit
(3).
26
BAB IV PEMBAHASAN
Diagnosis plasenta previa pada pasien ini ditegakkan dari hasil anamnesis yang yang meny menyeb ebut utka kan n bahw bahwaa pasie pasien, n, GIIP GIIP00 0000 00 Ab10 Ab100 0 Grav Grav 40-4 40-41 1 ming minggu gu Tunggal/Hidup, mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 17.00 WIB tanggal 2 April 2012. Darah yang keluar berwarna merah segar, perdarahan tidak jelas sebabnya, serta tidak ada keluhan nyeri. Perdarahan hanya keluar sedikitsediki sedikit, t, namun namun sejak sejak masuk masuk rumah rumah sakit, sakit, perdar perdaraha ahan n menjad menjadii banyak banyak serta serta meremb merembes. es. Sebelu Sebelumny mnya, a, pasien pasien juga juga memili memiliki ki riwaya riwayatt MRS dengan dengan keluha keluhan n perdarahan pada saat usia kehamilan 8 bulan, namun kemudian pulang karena perdarahan telah berhenti dan sudah tidak ada keluhan. Adanya keluhan perdarahan pada kehamilan trimester ketiga yang bersifat tanp tanpaa seba sebab b (causeless) causeless),
tanp anpa ny nyeri ( painless), painless), dan dan beru berula lang ng ( recurrent )
merupakan dasar diagnosis plasenta previa. Pasien juga memiliki riwayat abortus yang merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya plasenta previa. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan TFU : 26 cm, letak janin : punggung punggung kiri, letak kepala, merapat merapat PAP. Belum masuknya masuknya kepala janin pada PAP juga merupakan salah satu kriteria diagnosis plasenta previa, dimana kepala bayi terhalang oleh plasenta sehingga tidak dapat masuk PAP. Pada Pada pemerik pemeriksaan saan labora laborator torium ium didapa didapatka tkan n Hb : 10,4 10,4 gr%, gr%, hal terseb tersebut ut dapat dapat disebabkan karena perdarahan yang banyak yang terjadi pada plasenta previa. Hasil pemeriksaan USG menjadi penentu diagnose pasti plasenta previa pada pasien ini, dimana didapatkan hasil : Usia kehamilan 37-38 minggu, TBB : 2240 gr, dengan plasenta previa, meluas dari kanan depan.
Terjadinya plasenta previa pada kasus ini kemungkinan akibat akibat riwayat riwayat abortus abortus pada ibu. Abortus menyebabkan menyebabkan lapisan rahi rahim m (endometrium) memi memili liki ki kela kelain inan an sepe sepert rtii fibr fibroi oid d atau atau jaringan
parut
sehingga
menyebabkan implantasi
plasenta
menja menjadi di tidak tidak norm normal. al. Kejadi Kejadian an plasen plasenta ta previ previa a tiga tiga kali kali lebih lebih serin ering g
pada pada
wanit anita a
multip ltipar ara a
darip aripad ada a
prim primip ipar ara. a.
Pad Pada
27
multi ultipa para ra,,
plas plasen enta ta
prev previa ia
dise diseba babk bkan an
vask vaskul ular aris isas asii
yang yang
berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan masa asa lam lampau. au. Alir liran darah arah ke plas plasen entta tid tidak cuku cukup p dan mempe memperlu rluas as permu permukaa kaannn nnnya ya sehing sehingga ga menutu menutupi pi pembuk pembukaan aan jalan lahir. Saat pasien datang ke RS, terdapat perdarahan aktif sehingga tidak dapat dilaku dilakukan kan pemerik pemeriksaan saan dalam dalam untuk untuk memeri memeriksa ksa kondis kondisii pembuk pembukaan aan cervix. cervix. Karena usia kehamilan kehamilan pasien adalah 40-41 minggu, kemungkinan kemungkinan janin sudah viabel, his pasien sudah adekuat, serta hasil USG yang menyatakan bahwa pasien mengal mengalami ami plasen plasenta ta previa previa,, maka maka persalin persalinan an dilaku dilakukan kan secara secara operasi operasi sesar. sesar. Pember Pemberian ian ceftria ceftriaxon xonee 1 gr dilaku dilakukan kan sebaga sebagaii profil profilaksi aksiss terhada terhadap p terjadi terjadinya nya infeksi saat tindakan partus berlangsung.
28
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnorm abnormal, al, yaitu yaitu pada pada segmen segmen bawah bawah rahim rahim sehing sehingga ga menutu menutupi pi sebagi sebagian an atau seluruh seluruh permuk permukaan aan jalan jalan lahir lahir (ostiu (ostium m uteri uteri intern interna). a). Dimana Dimana penyeb penyebab ab dari dari plasenta previa tidak atau masih belum jelas. Diagnosis berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Sebagai penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium, USG abdome abdomen n atau atau Transv Transvagi aginal nal USG yang yang memili memiliki ki keakur keakuratan atan mencap mencapai ai 100%. Penatalaksanaan plasenta previa dilakukan secara ekspektatif dan aktif, tergantung dari usia kehamilan dan komplikasi yang terjadi, serta indikasi-indikasi obstetr obstetrik ik lainny lainnya. a. Manaje Manajemen men plasen plasenta ta previa previa pada pada kehami kehamilan lan aterm aterm berupa berupa mana manajem jemen en akti aktif, f, dima dimana na dilak dilakuk ukan an upay upayaa untu untuk k memp memper ercep cepat at persa persali lina nan n sehing sehingga ga mengur mengurang angii resiko resiko perdar perdaraha ahan n lebih lebih lanjut lanjut.. Plasen Plasenta ta previa previa totali totaliss merupa merupakan kan indika indikasi si mutlak mutlak dilaku dilakukan kannya nya SC. Progno Prognosis sis tergan tergantun tung g dari dari cara pelaksanaannya dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul serta usia dari kehamilannya. 5.2. Saran
Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga Tenaga kesehehatan kesehehatan melakukan melakukan deteksi deteksi dini melalui pemeriksaan USG pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu pada ibu hamil dengan faktor risiko tersebut, memberi upaya preventif terhadap faktor-faktor risiko terjadinya plasenta previa seperti penyuluhan untuk tidak memiliki anak lebih dari dua. Bagi Masyarakat dan Keluarga
29
Perlu meningkatkan pengetahuan mengenai kejadian plasenta previa pada multiparitas sehingga bisa mewaspadai kemungkinan terjadinya plasenta previa serta pentingnya Ante pentingnya Ante Natal Care secara rutin.
Bagi Ilmu Pengetahuan Pengetahuan
Bagi peneliti selanjutnya, perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang berhubungan dengan plasenta previa, seperti s eperti keadaan endometrium, usia ibu, dan penyakit yang menyertai kehamilan, misal hipertensi, mioma uteri, tumor, dan lain sebagainya.
30
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wardana GA GA da dan Ka Karkata MK MK. 20 2007. Fa Faktor Ri Risiko Pl Plasenta Previa . CDK 34: CDK 34: 229-32.
2.
Chalik, T. Perdarahan pada Kehamilan Lanjut & Persalinan. Dalam : Saifuddin, A., Rachimhadi, T., dan Wiknjosastro, G. (Eds). Ilmu Kebidanan Sarwon Sarwono o Prawir Prawiroha ohardj rdjo. o. Edisi Edisi Keempa Keempat. t. Jakart Jakarta: a: Bina Bina Pustak Pustakaa Sarwon Sarwono o Prawirohardjo; 2008 : 493-521
3.
Cunningham FG. 2006. Obstetri William Vol. 1. 1. Jakarta: EGC. pp: 685-704
4.
Sumapraja S dan Rachimhadi T. T. 2005. Perdarahan Antepartum dalam: dalam: Wiknjo Wiknjosast sastro ro H. Ilmu Ilmu Kebida Kebidanan nan.. Jakarta Jakarta:: Yayasan Yayasan Bina Bina Pustak Pustakaa Sarwono Prawirohardjo. pp: 365-85..
5.
Kay HH .2 .2003. Pl Placenta pr previa an and ab abruption. In In JR Sc Scott et et al al. (eds). Danforth's (eds). Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, pp: 365-379.
6.
Abdat, Um U mar A. A ., 20 2010. Hu H ubungan An A ntara Pa P aritas Ib I bu de dengan Kejadi Kejadian an plasen plasenta ta previa previa di rumah rumah sakit sakit dr. Moewar Moewardi di Suraka Surakarta. rta. Skrips Skripsi. i. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
7.
Davood S, S, Pa Parviar K and Eb Ebrahimi S. S. 20 2008. Se Selected pr pregnancy variables in women with placenta previa. Res. previa. Res. J. Obstet. Gynecol . 1: 1-5.
8.
Faiz AS AS an and An Ananth CV CV. 20 2003. Et Etiology an and ri risk fa factors fo for placenta previa: An overview and meta-analysis of observational studies. Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Neonatal Medicine. Medicine . 13: 175–190.
31
9.
Johnson LG LG, Se Sergio F and Lo Lorenzo G. G. 20 2003. Th The re relationship of of placenta previa and history of induced abortion. International Journal of Gynaecology and Obstetrics. 81(2): 191–198.
10.
Oyelese Y an and Sm Smulian JC JC. 20 2006. Placenta previa, placenta accreta, and vasa previa. Obstetrics and Gynecology. 107(4): 927–941.
11.
Usta IM IM, Ho Hobeika E. E.M, Musa A.A, Gabriel G. G.E and Nassar A. A.H. 2005. Placenta previa-acreta: risk factors and complications. Am. J. Obstet. Gynecol . 193: 1504-1059.
32