No 1.
Perbedaan Definisi
Plasenta Previa
Solusio Plasenta
Plasenta yang berimplantasi pada
Terlepasnya sebagian atau seluruh
segmen bawah rahim demikian permukaan maternal plasenta dari rupa sehingga menutup seluruh
tempat implantasinya yang normal
atau sebagian dari ostium uteri pada lapisan desidua endometrium internum. (Prawirohardjo, 2011)
sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. (Prawirohardjo, 2011)
Suatu
keadaan
dimana
letak
Lepasnya sebagian atau seluruh
plasenta berada pada posisi yang jaringan
plasenta
tidak normal / menutup jalan lahir. berimplantasi ( Rahmawati Eni, 2011 )
normal
yang pada
kehamilan diatas 22 minggu dan sebelum anak lahir. ( Rahmawati Eni, 2011 )
2.
Klasifikasi
a. Plasenta
Previa
Plasenta
yang
Totalis
:
a. Solusio Plasenta Ringan : Luas
menutupi
Plasenta yang terlepas tidak
seluruh ostium uteri internum.
sampai 25%, atau ada yang menyebutkan
1/6
Jumlah
yang
darah
bagian. keluar
kurang dari 250ml.
b. Plasenta
Previa
Parsialis
:
b. Solusio Plasenta Sedang :
Plasenta sebagian
yang
menutupi
Luas Plasenta yang terlepas
uteri
telah melebihi 25%, tetapi
ostium
internum.
belum mencapai separuhnya (50%).
c. Solusio Plasenta Berat : Luas Plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah
yang
keluar
telah
mencapai 1000ml atau lebih. ( Prawirohardjo, 2011)
c. Plasenta Previa Marginalis : Plasenta yang tepinya berada pada
pinggir
ostium
uteri
internum.
d. Plasenta Plasenta pada
Letak yang
Rendah
:
berimplantasi
segmen bawah
Rahim
demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak kurang 2 cm dari ostium uteri internum. 2011)
(Prawirohardjo,
3.
Faktor Predisposisi
Grande Multipara
a. Hipertensi
(Buku Panduan Praktis Pelayanan
b. Versi Luar
Kesehatan Maternal dan Neonatal,
c. Trauma Abdomen
2002)
d. Polihidramnion e. Gemelli f. Defisiensi (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
4.
Etiologi
Bermacam-macam teori dan faktor- Sebab jelasnya terjadinya solusio faktor
dikemukakan
etiologinya
yaitu
sebagai plasenta belum diketahui, hanya
Endometrium
yang inferior, Chorion leave yang
dikemukakan
oleh
para
ahli
mengenai teori : Akibat turunnya
persistens, Korpus luteum yang tekanan darah secara tiba-tiba oleh bereaksi lambat.
spasme dari arteri – arteri yang
(Mochtar, 1992)
menuju
keruangan
intervillair.
Darah yang berkumpul dibelakang plasenta
disebut
hematoma
retroplasenter. (Mochtar, 1992) Salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai,
mungkin
akibat
Sebab
primer
solusio
plasenta
dari belum jelas, tapi diduga bahwa hal-
proses radang atau trofi. Paritas hal-hal yang tersebut dibawah dapat tinggi, usia lanjut, cacat rahim menyebabkannya misalnya kerokan,
bekas
bedah
miomektomi,
sesar,
hipertensi
essensialis atau pre-eklamsi, tali
dan pusat yang pendek, trauma, tekanan
sebagainya berperan dalam proses
oleh rahim yang membesar pada
peradangan dan kejadian atrofi di
VCI, uterus yang sangat mengecil.
endometrium yang semuanya dapat
(Obstetri Patologi, 1984)
dipandang terjadinya
sebagai
faktor
plasenta
(Prawirohardjo, 2011)
bagi previa.
5.
Keadaan Umum
a. Perdarahan tanpa nyeri
a. Perdarahan dengan nyeri
b. Perdarahan
b. Perdarahan
berulang-ulang
sebelum partus
d. Bagian depan tinggi ada
disusul
keluar
hanya
partus
c. Perdarahan keluar banyak
e. Biasanya
segera
bunyi
c. Perdarahan sedikit
Detak
Jantung Janin
d. Palpasi sukar e. Bunyi jantung anak biasanya
(Obstetri Patologi, 1984)
tidak ada f. Pada
toucher
tidak
teraba
plasenta tapi ketuban yang terus menerus tegang g. Ada impressi pada jaringan plasenta karena haematon (Obstetri Patologi, 1984)
a. Perdarahan tanpa nyeri, usia getasi > 22 minggu
dengan bekuan
nyeri
b. Warna darah kehitaman dan cair,
c. Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik kontraksi Braxton Hicks atau koitus.
tetapi
Praktis
mungkin
ada
bekuan jika solusio relative baru c. Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan
Panduan
dengan
intermitten atau menetap
b. Darah segar atau kehitaman
(Buku
a. Perdarahan
berwarna
merah
segar
Pelayanan Kesehatan Maternal
(Buku
Panduan
dan Neonatal, 2002)
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
Praktis
a. Syok 6.
Penyulit Lain
a. Syok
yang
tidak
sesuai
b. Perdarahan setelah koitus
dengan jumlah darah yang
c. Tidak ada kontraksi uterus
keluar (tipe tersembunyi)
d. Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul e. Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin (Buku
Panduan
b. Anemia berat c. Melemah
atau
hilangnya
gerak janin d. Gawat janin atau hilangnya
Praktis
denyut jantung janin
Pelayanan Kesehatan Maternal
e. Uterus tegang dan nyeri
dan Neonatal, 2002)
(Buku
Panduan
Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
Daftar Pustaka Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2011. Jakarta : Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Obstetri Patologi, 1984. FKUP. Bandung : Elstar
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Rahmawati, Eni. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya : Victory Inti Cipta