17
CYANOPHYTA DAN CHLOROPHYTA
Disusun Oleh : Kelompok 1
Rina Lestari 230110150026
Desira Putri 230110150031
Rizal Nur Ahmad 230110150037
Ani Namira Siregar 230110150042
Nisa Hidayati Fitri 230110150056
Ulfah Nurul Azmi 230110150071
Wahyu Agus Setiyono 230110150073
Azhar Fajari.N 230110150076
PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, serta kesehatan kepada kita semua, salawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah menyampaikan wahyu Allah kepada kita.
Tugas makalah yang berjudul "Cyanophyta dan Chlorophyta" yang kami susun ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Planktonologi.
Tugas ini disusun untuk dipresentasikan sebagai bagian dari materi kuliah Planktonologi. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi civitas akademika yang membutuhkannya. Aamiin
Jatinangor, 15 Maret 2016
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…. ii
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………...................... 1
Rumusan Masalah………………………………......................... 1
Manfaat dan Tujuan………………………………...................... 1
II. PEMBAHASAN
2.1. Cyanophyta………..…………………………………………..... 2
2.2 Chlorophyta……………………………………………………..10
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Plakton adalah mikroorganisme renik tumbuhan atau hewan yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuannya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Sedangkan Planktonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan sistematika plankton.
Plankton memiliki dua jenis yakni zooplankton dan fitoplankton. Fitoplankton adalah plankton yang mempunyai sifat tumbuhan yang hidupnya melayang atau mengapung didalam perairan atau dilaut. Berdasarkan hasil penelitian, fitoplankton dibagi menjadi 5 filum diantaranya adalah Cyanophyta, Chlorophyta, Chrysophyta, Euglenophyta dan Pyrrhophyta. Cyanophyta adalah makhluk hidup yang pada umumnya banyak ditemukan dilapisan atas atau dibawah permukaan dan biasanya disebut sebagai Alga hijau-biru. Chlorophyta adalah organisme yang umumnya dapat ditemukan atau terakumulasi dilapisan termoklin dan biasanya disebut sebagai Alga hijau.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah ciri-ciri, reproduksi, klasifikasi, habitat dan peranan dari Cyanophyta ?
Bagaimanakah ciri-ciri, reproduksi, klasifikasi, habitat dan peranan dari Chlorophyta ?
Manfaat dan Tujuan
Dapat memahami dan mengkaji tentang pengelompokan, ciri-ciri, reproduksi, habitat serta peranan dari Cyanophyta dan Chlorophyta.
BAB II
PEMBAHASAN
Cyanophyta (Alga Hijau-Biru) / Cyanobacteria
Cyanophyta alga biru atau ganggang belah atau ganggang lendir (Chyanopyceae, Schizophyceae, Myxophyceae) merupakan divisi alga yang paling primitive. Cyanophyta adalah organisme prokariotik mikroskopis yang sudah dapat berfotosintesis, seperti tumbuhan tingkat tinggi. Sel-sel tubuhnya ada yang bersel tunggal (uniseluler), ada yang berkoloni, ada pula yang bersel banyak (multiseluler). Cyanophyta multiseluler membentuk bangungan yang berupa benang halus (filament).
a. Ciri-ciri Cyanophyta
1. Bentuk dan Ukuran Tubuh Cyanobacteria
Berbeda dengan bakteri pada umumnya yang bersifat uniseluler (sel tunggal), bentuk tubuh Cyanobacteria ada yang multiseluler dan ada pula yang uniseluler. Tubuh Cyanobacteria yang multiseluler berbentuk filamen (benang), contohnya Oscillatoria, Microcoleus, Rivularia, Plectonema boryanum, dan Anabaena. Cyanobacteria uniseluler ada yang berbentuk bulat soliter (sendiri) dan ada pula yang berkoloni. Cyanobacteria yang berbentuk bulat soliter misalnya Chroococcus dan Anacystis, sedangkan Cyanobacteria yang berbentuk bulat berkoloni, misalnya Merismopedia, Nostoc, Gloeocapsa, dan Mycrocystis. Ukuran tubuh Cyanobacteria berkisar 1 mm – 60 mm, sehingga mudah diamati dengan mikroskop cahaya biasa. Oscillatoria princeps merupakan Cyanobacteria berbentuk benang dengan ukuran tubuh terbesar.
Cyanobacteria yang berbentuk benang disebut juga trikoma, terdiri atas sel-sel yang tersusun seperti rantai. Pada trikoma terdapat beberapa sel dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.
Heterokista, adalah sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya, berdinding tebal, dengan isi yang jernih dan mengandung enzim nitrogenase. Heterokista berfungsi untuk mengikat nitrogen.
Akinet, adalah sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya, berfungsi menyimpan cadangan makanan, berdinding tebal, dan mengandung endospora. Sel ini berfungsi untuk mempertahankan diri pada kondisi lingkungan yang buruk.
Baeosit, adalah sel-sel vegetatif yang merupakan hasil reproduksi (pembelahan sel), berbentuk bulat, berukuran kecil, dan berklorofil. Sel ini berfungsi untuk fotosintesis.
2. Struktur Sel Cyanobacteria
Struktur sel penyusun tubuh Cyanobacteria mirip dengan sel bakteri Gram negatif, dengan ciri utama memiliki dinding sel yang mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis. Sel Cyanobacteria terdiri atas bagian-bagian, yaitu lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran fotosintetik, mesosom, sitoplasma, ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas, protein padat, dan nukleoplasma (DNA).
Lapisan lendir, menyelimuti dinding sel. Lendir berfungsi membantu pergerakan meluncur (lokomosi) pada Cyanobacteria uniseluler, serta gerak bergetar atau maju mundur (osilasi) pada Cyanobacteria yang berbentuk benang (filamen). Contohnya Oscillatoria sp.
Dinding Sel, mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi isi sel.
Membran sel (membran plasma), bersifat selektif permeabel dan berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat.
Membran fotosintetik (membran tilakoid), merupakan pelipatan membran plasma ke arah dalam sitoplasma yang berfungsi untuk berfotosintesis. Membran fotosintetik mengandung klorofil (hijau), karoten, dan pigmen fotosintetik lainnya, antara lain fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Perpaduan antara pigmen-pigmen tersebut menyebabkan warna Cyanobacteria berbeda-beda, antara lain kekuningan, kemerahan, kecokelatan, violet, hijau cerah, hijau kebiruan, bahkan kehitaman.
Mesosom, merupakan penonjolan membran ke dalam sitoplasma dan berfungsi untuk menghasilkan energi.
Sitoplasma, merupakan larutan koloid yang tersusun dari air, protein, lemak, gula, mineral, dan enzim. Di dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas, protein padat, dan nukleoplasma (DNA).
Ribosom, merupakan organel kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.
Granula penyimpanan, berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
Vakuola gas, berisi udara yang menyebabkan tubuh Cyanobacteria bisa mengapung di permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Nukleoid, merupakan materi genetik yang tersusun dari DNA dan tidak dikelilingi membran. Nukleoid terdapat di lokasi tertentu.
b. Klasifikasi Cyanophyta
Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauan umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni.
Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kondisi yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel.
Contoh : Chamaesiphon confervicolus
Nostocales
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi suatu membran. Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.
Contoh : Oscillatoria , Rivularia , Anabaena, Spirulina
A. Oscillatoria
B. Rivularia
C. Nostocales
D. Anabaena azollae / Anabaena cicadae
E. Spirulina
c. Reproduksi Cyanobacteria
Cyanobacteria bereproduksi secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan endospora.
1. Pembelahan Biner
Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler yang berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada yang langsung memisah, dan ada pula yang tetap bergabung sehingga membentuk koloni (misalnya Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang.
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh yang terlepas akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu pada sel-sel yang mati. Filamen hasil pemutusan disebut hormogonium. Hormogonium ini memiliki panjang filamen yang berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang mengalami fragmentasi antara lain Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.
3. Pembentukan Endospora
Pembentukan endospora terjadi bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan, misalnya pada kondisi kekeringan. Sel yang mengandung endospora ini disebut akinet. Akinet berasal dari sel vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya karena mengandung cadangan makanan, dan berdinding tebal. Bila kondisi lingkungan membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru, contohnya Nostoc sp.
d. Habitat Cyanophyta
Cyanophyta dapat ditemukan pada berbagai lingkungan misalnya danau, laut, dan sungai.Cyanophyta dapat terlihat dengan mata telanjang berupa lapisan tipis berwarnahijau biru, merah, atau ungu kehitaman. Pada saat tertentu, Cyanophyta yang hidup di air muncul berlimpah sehingga menyebabkan air tampak berwarna seperti warna Cyanophyta tersebut. Contohnya Cyanophyta berwarna hijau biru (Anabaena ) membuat air sawah tampak kehijauandan Cyanophyta merah (Ascillatoria rubescens) membuat laut di daerah Timur Tengah berwarnamerah sehingga disebut Laut Merah.
Beberapa jenis Cyanophyta yang dapat mengikat nitrogen berperan sebagai tumbuhan perintis pada habitat miskin nutrisi (makanan), misalnya pantai . Cyanophyta, Syneckococcus lividus dapat hidup di habitat yang ekstrim, misalnya habitat dengan tingkat keasaman tinggi (pH 4,0) dan temperatur tinggi (70oC). Sedangkan jenis lainnya ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya Nostoc dan Anabaena azollae. Nostoc hidup diakar tumbuhan paku Cycas. Anabaena azollae hidup di daun tumbuhan paku air Azolla pinata. Simbiosis antara Cyanophyta dengan organisme lain saling memberi keuntungan.
Cyanophyta berperan dalam memberikan nutrisi organik pada organisme simbiotiknya. Sedangkan organism simbitiknya memberikan kelembaban dan nutrisi anorganik pada Cyanophyta.
e. Manfaat Cyanophyta
1. Nostoc
Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
2. Anabaena azollae
Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata ( paku air ). Paku ini dapat memfiksasi nitrogen (N2) di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3) yang tersedia bagi tanaman.
3. Spirullina
ganggang ini mengandung protein yang tinggi yang lebih dikenal dengan sebutan protein sel tunggal ( PST ) sehingga dijadikan sebagai sumber makanan.
Chlorophyta (Ganggang Hijau)
Chlorophyta (Yunani, chloros = hijau) adalah ganggang yang berwarna hijau karena memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b adalah jenis klorofil yang terdapat pada tumbuhan dan tidak dimiliki oleh ganggang lain, kecuali Chlorophyta dan Euglenophyta. Chlorophyta memiliki dinding sel dan selulosa. Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk amilum, protein, dan minyak.
Ganggang hijau memiliki warna dari gelap sampai hijau terang, yang berasal dari klorofil a dan b, yang mereka miliki dalam jumlah yang sama dengan "tumbuhan tingkat tinggi." Warna mereka secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah pigmen lainnya termasuk beta-karoten (yang berwarna kuning) dan xanthopil (yang kekuningan atau kecoklatan.) Seperti tumbuhan tingkat tinggi, mereka menyimpan makanan mereka sebagai pati dalam plastida, dan kebanyakan dinding sel terdiri dari selulosa.
Ciri-ciri Chlorophyta
Susunan Tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak bercabang, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
Berbentuk – filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium.
Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh: Caulerpa
Struktur Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose yang dapat memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung selulose, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan.
Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.
Alat Gerak / Flagel
Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:
1. Pergerakan dengan flagela
Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi lendir
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya yang di duga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagaian belakang seperti berkelok-kelok.
Klasifikasi Chlorophyta
Chlorophyta ada empat ordo, yaitu:
1) Ordo Volvocale
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Famili : Volvacaceae
Genus : volvox
Spesies : Volvox sp.
(Imam Prasetyo, 1967)
Ciri umum
Ordo besar ganggang hijau (Chlorophyceae) memuat segala bentuk yang secara normal flagellata dan motil.
Volvox ditemukan di air tawar.
Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 – 5000 buah.
Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata.
2) Ordo Chlorococcales
Kingdom : Protista Divisi : Chlorophyta Class : Chlotophyceae Order : Chlorococcales Family : Hydrodictyaceae Genus : Pedistrum Species : Pediastrum duplex
Ciri Umum
Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak.
Mempunyai satu inti dan satu kloroplas.
Hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang juga pada kulit pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah.
3) Ordo Ulotrichales
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulothricales
Familia : Ulothrichaceae
Genus : Microspora
Spesies : Microspora sp.
Ciri umum
Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak.
Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat pada suatu substrat / alas.
4) Ordo Ulvales
Kingdom : Protista
Divisio : Chlorophyta
Class : Cholrophyceae
Ordo : Ulvales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species :Ulva sp
Ciri umum
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar perairan.
Bentuk seperti lembaran daun. sering disebut dengan selada air dan dapat dimakan.
Ulva hidup di lautan dan sebagian hidup di air payau.
Reproduksi Chlorophyta
Reproduksi pada chlorophyta terjadi dengan 3 cara yaitu:
1. Secara vegetatif
Perkembanganbiakan vegetatif pada chlorophyta dengan fragmentasi tubuhnya dan pebelahan sel.
2. Secara seksual
– Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra.
– Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.
– Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.
– Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur)
Beberapa contoh dari reproduksi sexual:
– Isogami : Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon
– Anisogami : Chlamydomonas, Ulva
– Oogami : Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium
3. Secara aseksual
Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan pembentukan:
– Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos
– Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum
– Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya Chlorella
Habitat Chlorophyta
Ganggang hijau merupakan golongan terbesar diantara ganggang dan sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Jenis yang hidup di air tawar, bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air. Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohon yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
e. Manfaat Chlorophyta
1. Sebagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela
2. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran
3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai makanan di perairan tawar
4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan lain untuk bernafas
BAB III
KESIMPULAN
Cyanophyta atau ganggang hijau biru adalah salah satu jenis dari firoplankton. Cyanophyta merupakan organisme prokariotik, sering disebut sebagai Cyanobacteria karena lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain. Cyanophyta merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen. Sedangkan Chlorophyta merupakan kelompok alga terbesar dan yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. Warna hijau dari klorofil a dan b yang sama dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan terdapat di beberapa prasinophyceae; U-karoten, dan berbagai karakteristik xanthophylls yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, J., W. 1992. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Romimohtarto, K., & Juwana, S. 2001. Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Saptari, M., dkk. 2007. Botani Tumbuhan Bertalus Alga. Malang.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tjitrosomo, S. S. 1983. Botani Umum 3. Bandung : Angkasa Bandung.
Dadan Ahmad.http://www.sridianti.com/ciri-ciri-chlorophyta-alga-hijau.html. (diakses pada Sabtu,11 Maret 2016 14:45)
Rury Ratnafuri. http://www.academia.edu/6501408/Fitoplankton_di_Air_Tawar. (diakses pada Sabtu,11 Maret 2016 14.30)
Sridianti.http://www.sridianti.com/ciri-ciri-cyanobacteria-bakteri-hijau-biru.html
(diakses pada Minggu, 11 Maret 2016 19:31)
Yuni Rosalina. http://www.academia.edu/8496402/Klasifikasi_chlorophyta. (diakses pada Sabtu, 12 Maret 2016 15:00)