Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
karunia-Nya kami telah menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan
judul "Alga Hijau (Chlorophyta)". Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan
dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantari ………………………………………………………... i
Daftar Isi ………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat ………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian alga hijau ……………………………………………………………. 3
2.2. Ciri-ciri alga hijau ………………………………………………………………. 3
2.3. Reproduksi alga hijau …………………………………………………………... 6
2.4. Macam-macam alga hijau ……………………………………………………… 8
2.5.Manfaat alga hijau ……………………………………………………………… 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. 12
3.2 Saran …………………………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 13
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber
daya alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %. Salah satu
kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati.
Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun
tidak semua alga bisa digunakan. Alga dalam istilah Indonesia sering
disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki
akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi
tujuh kelompok yaitu : Cyanophyta, Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta,
Crysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Ditinjau secara biologi, alga
merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau
banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga terkandung bahan-bahan
organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa
bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai komoditiperdagangan atau
bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan
keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi
yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain. Ganggang hijau / Chlorohyta
adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang
bersel banyak berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies
ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat,
tetapi ada pula yang menetap.
Alga hijau merupakan alga yang hidup di laut. Alga hijau memegang
perenan penting dalam ekosistem perairan laut. Alga hijau menjadi salah
satu produsen utama dalam ekosistem laut. Karena, dia mampu
berfotosistensis untuk menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri dan bagi
makhluk hidup lain. Dalam sebuah piramida ekosistem, alga hijau menempati
posisi dasar. Alga hijau menjadi salah satu dasar terjadinya sebuah
ekosistem di dalam laut dan penopang kehidupan di dalamnya. Alga hijau
dapat ditemukan hampir diseleruh perairan laut dangkal daerah tropis dan
2
subtropis. Alga hijau memiliki penyebaran yang luas. Alga hijau juga
menyediakan rumah atau tempat tinggal untuk berlindung bagi biota laut
kecil. Alga hijau merupakan makhluk hidup yang telah lama tinggal di bumi
sebelum manusia ada. Alga hijau telah menopang kehidupan sebelum adanya
manusia. Alga juga mempunyai banyak macam spesies. Alga hijau juga
bermanfaat bagi ekosistem, bioma, dan manusia. Alga hijau mengandung
banyak nutrisi dan mineral yang bermanfaat bagi kehidupan (Gembong,
1994).
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari alga hijau?
2. Bagaimana ciri-ciri dari alga hijau?
3. Bagaimana sistem reproduksi dari Alga hijau?
4. Apa saja contoh dari Alga hijau?
5. Apa manfaat dari Alga hijau?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengenalkan dan menjadi sumber informasi bagi sang pembaca
tentang alga hijau yang hidup di perairan laut.
2. Untuk mengetahui lebih dekat tentang alga hijau dan manfaatnya bagi
kehidupan.
4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk dapat menjadi sebuah
pengenal dan sumber informasi tentang alga hijau bagi sang pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Alga hijau
Alga hijau juga disebut sebagai Chlorophyta. Hal itu berkaitan
dengan warnanya yang hijau. Warna hijau di alga hijau dikarenakan oleh
pigmen klorofil yang terkandung di dalamnya. Selain itu, alga hijau juga
memiliki pigmen karoten yang memberi warna kuning. Sehingga, ada jenis
alga yang memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini yang menjadi
salah satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke dalam filum
Chlorophyta. Alga hijau diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Alga
hijau termasuk dalam kingdom Protista, karena dia terdiri dari sel
eukariotik yang masih sederhana. Alasan itu sama saat pengklasifikasian
jamur dari filum Mycomycota. Jamur Oomycota memiliki tubuh terdiri dari
filamen dan sel memiliki dinding sel yang terdiri dari zat selulosa
mirip dengan jamur dari kingdom Fungi. Tetapi, jamur ini
diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Hal itu dikarenakan, jamur
dari filum Oomycota memiliki sel eukariotik yang masih sederhana,
seperti halnya Alga hijau. Alga hijau dikelompokkan ke dalam makhluk
hidup fotoautotrof. "Foto" memiliki arti "cahaya" dan "autotrof"
memiliki arti "mampu menciptakan makanan sendiri". Jadi, alga mampu
menciptakan makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari melalui
proses fotosintesis, seperti halnya tumbuhan. Hal itu, memungkinkan alga
menjadi produsen primer bagi ekosistem laut dan menjadi makanan bagi
individu lainnya (Zaif, 2009).
2.2. Ciri-ciri alga hijau
Alga hijau memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dengan individu
lain, yaitu ( Alvin, 2008) :
1. Memiliki sel eukariotik.
Sel eukariotik berbeda dengan sel prokariotik. Perbedaan ini
yang memisahkan kingdom protista dengan kingdom arkebakteri dan
eubakteri. Sel eukariotik memiliki nukleus dan membran nukleus. Sehingga
sel lebih tersusun rapi
4
daripada sel prokariotik. Sedangkan, sel prokariotik tidak memiliki
keduanya. Sel prokariotik hanya memiliki nukleoid.
2. Memiliki Kloroplas
Kloroplas pada alga memiliki banyak variasi bentuk yang berbeda-
beda. Di dalam kloroplas terdapat klorofil.
3. Memiliki pigmen klorofil a dan b.
Pigmen klorofil ini akan yang akan menjadi salah satu pembeda
dalam pengklasifikasian alga hijau dengan alga lain. Klorofil akan
memberi warna hijau pada alga ini. Klorofil juga akan berperan dalam
proses fotosintesis. Alga hijau mampu membuat makanannya sendiri dan
mampu menjadi sumber makanan bagi individu lain. Sehingga alga hijau
dikelompokkan sebagai makhluk hidup foto autotrof yang berarti mampu
membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari dan menjadi
produsen primer yang berarti menjadi produsen utama dalam ekosistem yang
mampu menjadi sumber makanan bagi individu lain.
Alga hijau akan menyerap karbon dioksida yang terlarut dalam air dan air
menggunakan selnya dengan proses osmosis melalui membran semi-permeable.
Setelah itu, proses fotosintesis akan dimulai di dalam kloroplas dengan
menggunakan klorofil dan bantuan cahaya matahari. Enam molekul karbon
dioksida dan enam molekul air akan dirubah difotosintesis oleh klorofil
dengan bantuan cahaya matahari. Hasil dari proses fotosintesis ini akan
menghasilkan satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Cadangan
makanan akan disimpan di dalam kloroplas dalam bentuk pirenoid. Pirenoid
adalah butir-butir protein pembentuk pati.
4. Memiliki pigmen karotenoid
Pigmen karotenoid ini juga akan menjadi salah satu pembeda
dalam pengklasifikasian alga hijau dengan alga lain. Pigmen karotenoid
akan memberi warna kuning seperti wortel, karena wortel juga memiliki
pigmen karotenoid seperti pada alga. Sehingga, nantinya ada alga hijau
yang memiliki warna hijau kekuningan.
5. Tubuh berupa talus
Alga hijau tidak memiliki bagian tubuh daun, batang, dan akar
seperti tumbuhan tingkat atas pada umumnya. Oleh karena itu, alga hijau
juga disebut
5
sebagai talofita. Bagian tubuh dari alga hijau terdiri dari blade,
stipe, dan holdfast. Blade merupakan bagian tubuh dari alga hijau yang
menyerupai daun. Blade memiliki fungsi sebagai tempat penyerapan zat
hara, karbon dioksida, dan air yang berguna bagi proses fotosintesis
untuk menghasilkan glukosa, fotosintesis tersebut juga terjadi pada
blade ini. Blade ini berbeda dengan daun pada tumbuhan. Daun memiliki
sisi atas dan sisi bawah, sisi atas adalah untuk berfotosintesis dan
sisi bawah adalah tempat stomata yang berfungsi sebagai tempat
pertukaran gas. Sedangkan, blade pada alga hijau memiliki kedua sisi
yang sama, dan keduanya mampu berfotosintesis dan menukar gas. Stipe
merupakan bagian tubuh dari alga hijau yang menyerupai batang. Stipe
berfungsi sebagai tempat percabangan bagi blade dan penghubung antara
blade dan holdfast. Dan yang terakhir adalah holdfast, holdfast adalah
bagian tubuh dari alga hijau yang menyerupai akar. Ini berbeda dengan
akar pada tumbuhan tingkat atas. Holdfast hanya berfungsi sebagai alat
perekat pada substrat saja, tidak untuk menyerap air seperti akar pada
tumbuhan tingkat atas.
6. Tersusun atas banyak sel
Alga hijau tersusun dari banyak sel atau juga disebut dengan
multiseluler. Alga hijau bersifat makroskopik, berarti alga hijau mampu
dilihat menggunakan mata telanjang. Oleh karena itu, alga hijau juga
dijuluki sebagai makroalga. Sebenarnya, alga hijau memiliki banyak
spesies yang terdiri dari satu sel atau yang disebut dengan mikroalga.
Tapi, itu tidak termasuk dalam pokok bahasan ini.
7. Memiliki dinding sel
Alga hijau memiliki dinding sel yang terdiri dari zat selulosa
dan juga zat kapur, silika, protein, atau campuran dari tiga zat
tersebut. Tiga zat tersebut akan membuat struktur yang kaku pada alga
hijau.
8. Habitat di perairan air laut
Alga hijau dapat ditemukan di perairan air laut dangkal
terutama di wilayah pesisir melekat pada substrat koral, pasir, dan
pecahan karang dengan sebaran yang luas. Alga hijau hidup pada daerah
intertidal (pasang surut) terendah hingga daerah
6
subtidal. Alga hijau beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan yang
memiliki salinitas air yang tinggi. Alga hijau toleran terhadap
salinitas air yang tinggi itu.
9. Alga hijau dewasa tidak dapat bergerak aktif
Alga hijau dewasa tidak memiliki alat gerak yang memungkin
untuk berpindah tempat atau bergerak. Alga hijau hanya melekat pada
substrat dengan bantuan holdfast. Holdfast adalah bagian talus dari alga
hijau yang menyerupai akar, tapi ini bukan akar. Holdfast hanya bisa
membantu alga hijau untuk melekat pada substrat. Sehingga, alga hijau
tidak akan terbawa arus pantai kemana-mana. Alga hijau memiliki alat
gerak pada fase hidupnya yang dimana dia menjadi gamet atau zoospora
pada spesies tertentu.
10. Memiliki gamet biflagel
Gamet dari alga hijau pada umumnya biflagel. Biflagel berarti
memiliki dua flagel.
2.3. Sistem reproduksi Alga hijau
Alga hijau mampu melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Alga
hijau lebih dominan melakukan reproduksi aseksual fragmentasi. Karena,
hal ini lebih efektif dan efisien. Jadi, alga hijau memungkin
bereproduksi dengan cepat. Reproduksi seksual atau aseksual untuk
menghasilkan spora dilakukan alga hijau apabila kondisi lingkungan tidak
sesuai dan tidak mendukung. Alga akan menghasilkan spor. Spora ini akan
terbawa arus laut kemana saja sampai menemukan tempat yang sesuai untuk
melangsungkan hidup kembali. Setelah spora alga hijau menemukan tempat
yang sesuai, spora alga hijau akan melekat dan tumbuh disitu. Reproduksi
aseksual alga hijau dilakukan dengan cara, yaitu:
1. Fragmentasi
Fragmentasi pada alga hijau dilakukan dengan cara pemutusan
bagian tubuh atau bagian talus pada alga hijau. Bagian talus yang
terpisah tadi akan melekat pada substrat baru dan membentuk suatu
individu baru. Bagian talus yang telah menjadi individu baru disebut
hormogonium.
7
2. Zoospora
Alga hijau mampu membentuk zoospora pada saat kondisi lingkungan
tidak mendukung. Zoospora adalah spora berflagel dan hasil meiosis dari
sel induk. Jadi, zoospora memiliki ciri-ciri sel yang tidak indentik
dengan sel induk. Zoospora memiliki kromosom sel haploid atau setengah
dari kromosom sel induk. Zoospora akan akan melepaskan diri dari sel
induknya dan pergi untuk menemukan tempat yang cocok untuk dirinya.
Setelah zoospora menemukan tempat yang cocok untuk dirinya, dia akan
melekatkan dirinya pada suatu substrat dan mulai menjadi individu baru.
3. Aplanospora
Aplanospora tidak berbeda jauh dengan zoospora. Perbedaan
diantara zoospora dan aplanospora hanya pada alat geraknya. Aplanospora
tidak mempunyai flagel seperti zoospora atau alat gerak lain yang
memungkinkan aplanospora untuk berpindah tempat dari tempat asalnya ke
tempat lain. Aplanospora tidak bisa bergerak aktif dan juga tidak dapat
berpindah tempat secara aktif seperti zoospora. Aplanospora hanya
berpindah tempat secara pasif, apabila ada arus yang membawanya ke suatu
tempat.
Sedangkan reproduksi seksual alga hijau dilakukan dengan cara
peleburan sel gamet. Reproduksi ini memiliki proses yang lebih panjang
daripada reproduksi aseksual. Reproduksi ini dilakukan oleh alga hijau
hanya pada saat lingkungan tidak mendukung dan menguntungkan alga. Ada
beberapa tipe reproduksi seksual dari alga hijau ini, yaitu:
1. Isogami
Isogami adalah peleburan sel gamet yang yang indentik, memiliki
ukuran, dan bentuk yang sama. Sehingga tidak dapat dibedakan mana yang
sel gamet betina dan mana yang sel gamet jantan.
2. Anisogami
Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat dibedakan
kelaminnya, mana yang jantan dan mana yang betina. Kedua sel gamet
memiliki bentuk yang
8
sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Sel gamet jantan pada umumnya
memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel gamet betina.
3. Oogami
Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat berbeda. Kedua
sel gamet memiliki memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Pada umumnya sel
gamet jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari sel gamet betina dan
memiliki flagel. Sedangkan, sel gamet betina berukuran lebih besar
daripada sel gamet jantan dan tidak memiliki flagel. Alga hijau mengalami
pergiliran keturunan yang biasa disebut dengan metagenesis. Pergiliran
keturunan ini adalah perubahan dari fase sporofit ke fase gametofit, atau
sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit. Fase sporofit
adalah dimana alga hijau mengahasilkan spora haploid. Pada saat alga
hijau menjadi fase sporofit yang memiliki kromosom sel diploid, alga
hijau akan menghasilkan empat spora yang memiliki kromosom haploid hasil
dari proses pembelahan sel secara meiosis dari sel induk. Kedua spora itu
akan membelah lagi menjadi delapan secara mitosis. Spora haploid ini akan
menjadi individu dengan fase gametofit. Fase gametofit adalah fase dimana
sel alga menghasilkan sel gamet haploid. Pada fase gametofit, setiap sel
alga hijau akan menghasilkan dua sel gamet haploid hasil dari pembelahan
sel secara mitosis dari sel induk. Sel gamet jantan dan betina yang
terjadi fertilisasi akan membentuk diploid zygot. Diploid zygot ini akan
membelah secara mitosis menjadi dua diploid zygot. Setiap diploid zygot
akan tubuh menjadi fase sporofit alga hijau kembali (Priadi, 2009).
2.4. Contoh Alga hijau
1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
- Chlorella.
Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuhnya
mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel.
Chlorella sebagai Makanan Suplemen.
9
- Chlorococcum.
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur,
setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan
membentuk zoospora (secara aseksual).
2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
- Chlamidomonas.
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak,
terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang
bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid
sebagai tempat pembentukan zat tepung.
3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
- Hydrodictyon.
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya
berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan
membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
- Volvox.
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara
500 sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata.
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-
sel gamet.
5. Chlorophyta berbentuk benang
- Spyrogyra.
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk
tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral
dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual dengan konjugasi.
- Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat
di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel
menghasilkan sebuah
10
zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu
benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet
jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin
betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina
(ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan
tumbuh membentuk individu.
6. Chlorophyta berbentuk lembaran
- Ulva.
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di
dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif
dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n),
Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan
gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva
yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang
haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan
menghasilkan gametofit haploid (Ivan,2009).
- Chara.
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk
talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan
bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan
globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di
dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid.
Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang
berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara
fragmentasi (Priadi, 2009).
2.5 Manfaat Alga hijau
Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Alga hijau adalah
produsen primer yang menopang kebutuhan nutrien konsumen dalam ekosistem
perairan laut. Itu berarti alga mempunyai peranan utama dalam suatu
ekosistem perairan laut. Alga hijau menempati posisi dasar dalam suatu
piramida ekosistem perairan laut yang menopang terjadinya suatu kehidupan
dalam suatu ekosistem.
11
Alga hijau juga memiliki manfaat bagi manusia. Alga hijau memiliki
kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan serat kasar. Alga hijau juga
mengandung mineral, seperti kalium, kalsium, fosfat, natrium, besi, dan
iodium. Alga hijau juga mengandung vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan
vitamin C. sehingga, alga hijau mampu menjadi sumber makanan yang baik
bagi manusia. Alga hijau sering dimanfaatkan sebagai bahan pokok dari
pembuatan agar-agar dan pelengkap makanan khas jepang sushi.
Alga hijau juga membantu dalam ketersediaan oksigen. Karena, alga
hijau mampu merubah karbon dioksida menjadi oksigen untuk keberlangsungan
mahkluk hidup termasuk manusia. Alga hijau merubah karbon dioksida
menjadi oksigen melalui proses fotosintesis (Latifah, 2001).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam filum Chlorophyta dan kingdom
protista.
Alga hijau memiliki ciri-ciri sel eukariotik, klorofil a dan b, pigmen
karoten, multiseluler, tubuh berupa talus, gamet biflagel, alga hijau
dewasa tidak dapat bergerak aktif, dan habitat di perairan laut dangkal.
Alga hijau dapat melakukan reproduksi dengan cara seksual dengan cara
peleburan sel gamet dan aseksual dengan cara fragmentasi, zoospora, dan
aplanospora. Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi ekosistem dan manusia.
Alga hijau dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa biologi ditekankan untuk lebih
mengenal lebih dekat tentang alga hijau, mampu mengenalinya, dan
memanfaatkannya agar bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Gembong, T. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta.
Latifah, Roimil. 2001. Botani tumbuhan rendah. Malang. Umm.
Priadi, Arif. 2009. Biology 1. Yudhistira. Bandung.
Alvin.2008. Chlorophyta.
.
[Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Zaif. 2009. Ganggang-alga.
Ganggang
alga.html>. [Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Ivan,2009. Ulva sp. . [Diakses pada
tanggal 30
September 2014].