1
i
ii
6
MAKALAH ZOOPLANKTON
Cladocera, Ostracoda dan Copepoda
Perikanan B/ Kelompok 3
Fitrah Subakti 230110150114
Raudatu Fiqro Safarina 230110150122
Hendra Nopandi 230110150127
M. Syaiful Islam 230110150131
Amsal Loudikia 230110150132
Sandra Eka Putriadi 230110150134
Inggia Putra Pamungkas 230110150141
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Zooplankton tentang Cladocera, Ostracoda, dan Copepoda tepat waktu. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Planktonologi. Pengetahuan tentang biota air sangat diperlukan terutama untuk mahasiswa program studi Perikanan. Biota air yang mempunyai peranan besar di bumi adalah plankton. Plankton merupakan makhluk hidup (berupa hewan maupun tumbuhan) yang geraknya terbatas, sangat tergantung pada arus air.
Zooplankton memegang peranan penting di perairan. Salah satunya adalah Cladocera yang bermanfaat bagi pakan utama ikan dan juga sebagai pemelihara kualitas air dalam kolam peternakan ikan. Cladocera tersebut dapat dibudidayakan sebagai pakan ikan berkualitas tinggi karena jasad pakan ini mengandung air 90,78 %, protein 60,12 %, lemak 8,10 %, serat kasar 2,58 %, dan abu 4,76 %.
Tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dalam perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini memberi manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Jatinangor, 30 April 2016
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Manfaat 1
II. PEMBAHASAN
2.1 Cladocera 2
2.1.1 Ciri-ciri morfologi 2
2.1.2 Sistematika kelompok 5
2.1.3 Sistem Reporoduksi 11
2.1.4 Peranan 12
2.2 Ostracoda 14
2.2.1 Ciri-ciri morfologi 14
2.2.2 Sistematika kelompok 17
2.2.3 Sistem Reporoduksi 19
2.2.4 Peranan 19 2.2 Copepoda 20
2.2.1 Ciri-ciri morfologi 21
2.2.2 Sistematika kelompok 25
2.2.3 Sistem Reporoduksi 28
2.2.4 Peranan 29
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan 30
DAFTAR PUSTAKA 31
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Plankton merupakan biota air yang hidupnya melayang dan gerakannya terbatas. Plankton dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton nabati yang dapat melakukan fotosintesis sehingga berperan sebagai produsen primer perairan. Sedangkan zooplankton adalah plankton hewani yang tidak dapat melakukan fotosintesis atau bersifat konsumtif dan berperan sebagai pakan alami ikan.
Cladocera, Ostracoda dan Copepoda merupakan contoh dari zooplankton. Masing-masing mempunyai peranan penting di perairan. Salah satunya adalah sebagai pakan alami ikan.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah Cladocera, Ostracoda dan Copepoda ini adalah sebagai berikut.
Mengetahui ciri-ciri morfologi Cladocera, Ostracoda dan Copepoda
Mengetahui sistematika kelompok Cladocera, Ostracoda dan Copepoda
Mengetahui sistem reproduksi Cladocera, Ostracoda dan Copepoda
Mengetahui peranan dari Cladocera, Ostracoda dan Copepoda
1.3 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah Cladocera, Ostracoda dan Copepoda ini adalah sebagai berikut.
Menambah wawasan tentang Cladocera, Ostracoda dan Copepoda
Memberikan sumbangan kepada dunia ilmu pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cladocera
Gambar 1. Daphnia magna
Cladocera berasal dari kata klados = cabang dan keras = tanduk. Ordo Cladocera dinamakan juga water flea. Ordo cladocera dinamakan juga Kutu air merupakan bagian dari branchiopoda yang membentuk suatu grup monophyletic yang saat ini mempunyai 11 keluarga, 80 genera, dan sekitar 400 spesies. Artinya kaki yang juga berfungsi seperti insang jumlahnya sedikit, hanya 5 sampai 6 pasang. Kelompok cladocera adalah bagian dari kelas arthropod yang crustacean, digolongkan dalam grup phyllopoda. Yang umum dikenal adalah genus dari Daphnia sebagai penguji adanya indikasi pencemaran air.
2.1.1 Ciri-ciri morfologi
Cladocera terdiri dari kepala, thorax dan abdomen. Kepalanya menggunakan rostrum, biasanya ada disekitar lokasi antenna. Thorax memiliki 5-6 pasang kaki. Abdomen menunjukan tahapan pembentukan embrio.
A. Ciri-ciri Umum
Cangkang yang berupa kitin, berwarna putih semu transparan,
Cosmopolitan hidup di air tawar.
Biasanya pada siang hari hidup di perairan yang agak dalam dan pada malam hari biasa hidup di permukaan air.
Ruas tubuh tidak tampak jelas.
Karapaks merupakan sebuah tutup bagian tubuh
Punya 4-6 pasang lengan renang
Antena bercabang dua, sebagai alat gerak dan makan
Bentuk tubuhnya gepeng
Bagian kepala tidak tertutup dan ada sepasang mata pada tiap sisi
Kepala membengkok kebawah, terdapat rostrum
Di kepala ada 2 pasang appendiges (antena), 1 antena kecil & urinamous deket rostrum, 2 antena besar & biramous (untuk berenang)
Plankton feeder/ detritius
Nilai gizi tinggi: 90,78 %, protein 60,12 %, lemak 8,10 %, serat kasar 2,58 %, dan abu 4,76 %.
Morfologi
Gambar 2. Bagian tubuh Daphnia; 1. antenna; 2. compound eye; 3. enzyme gland; 4. Esophagus; 5. Heart; 6. nauplius eye; 7. Antennule; 8. Phyllopods; 9. Ovar; 10. furca claws; 11. Postabdomen; 12. Brood; 13. carapax shell; 14. rudder bristle; 15. spina
Bentuk Tubuh
Memiliki 3 bagian: kepala, thorax, perut; kepalanya biasanya berbentuk membulat seperti kubah dengan mata dan lima pasang kaki dan di antaranya ada antenna.
Ada 2 pasang antenna kecil yang berfungsi sebagai indraperaba dan untuk berenang sedangkan 3 pasang kakinya berfungsi sebagai pengaman makanan
Mereka makan dengan cara menarik binatang microscopis di sekitarnya.
Dalam tubuh cladocera ini terdapat furca claws yang berfungsi sebagai abreptor (pembersih rongga badan), antena yang dimiliki oleh cladocera ini dapat berfungsi sebagai alat utama dari daya tangkap dan makanan serta reproduksi.
Sebagian besar spesies memiliki ekor dan ada beberapa juga yang memiliki rambut proyeksi.
Memiliki kemampuan untuk ber-partenogenesis, adalah sang betina dapat menghasilkan turunannya tanpa membutuhkan sang jantan untuk membuahi telur.
Habitat
Gambar 3. Habitat Cladocera
Cladocera adalah krustasea kecil yang biasa ditemukan di sebagian besar habitat air tawar, termasuk danau, kolam, dan sungai. Perairan air tawar yang kurang kelimpahan ikan yang bertindak sebagai predator merupakan habitat yang paling sesuai. Banyak spesies cladocera dapat ditemukan berada di perairan terbuka danau. Beberapa spesies lainnya hidup baik di dekat bagian bawah danau.
2.1.2 Sistematika Kelompok
Cladocera dibagi ke dalam 4 subordo (Fryer, 1987) yaitu anomopoda, ctenopoda, onychopoda, haplopoda. Terdiri dari 15 famili (revisi oleh Dumont and Silva-Briano, 1998), 80 genus, dan 400 species.
1. Subordo Anomopoda
Anomopoda biasanya memiliki lima pasang kaki toraks, tapi kadang-kadang memiliki enam pasang. Kepala Anomopoda tidak memiliki pemisahan yang jelas dari bagian trunk (ruas badan) dan bagian posterior, sedangkan daerah abdomen secara bertahap menyatu dengan anterior dari trunk. Family dari subordo Anomopoda adalah sebagai berikut:
Daphniidae
Genus: Ceriodaphnia, Daphnia, Daphniopsis, Megafenestra, Scapholeberis, dan Simocephalus.
Daphnia sering di sebut water fleas, bentuk dan cara bergeraknya menyerupai seekor kutu. Daphnia bergerak seperti melompat dan berenang menggunakan kakinya (kadang disebut antena). Daphnia mudah beradapasi pada badan perairan. Daphnia dapat hasilkan telur berupa kista, ini dapat bertahan terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin sehingga tersebar ke sekeliling badan perairan. Daphnia dapat menghasilkan keturunannya tanpa kawin [aseksual/parthenogenesis]. Namun kebanyakan speciesnya betina
Gambar 4. Daphnia magna
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustecea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Anomopoda
Famili : Daphnidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia magna
Gambar 5. Ceriodaphnia dubia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustecea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Anomopoda
Famili : Daphnidae
Genus : Ceriodaphnia
Spesies : C. dubia
Moinidae
Genus Moina dan Moinodaphnia.
Gambar 6. Moina sp
Moina sp merupakan kelompok udang renik yang termasuk dalam filum Crustacea, kelas Entomostraca, ordo Phylopoda, dan subordo Cladocera. Ukuran Moina sp berkisar antara 500-1.000 mikron. Ciri khas dari Moina sp adalah bentuk tubuh pipih ke samping, dinding tubuh bagian punggung membentuk suatu lipatan sehingga menutupi bagian tubuh beserta anggota-anggota tubuh pada kedua sisinya. Bentuk tubuh Moina sp tampak seperti sebuah cangkang kerang-kerangan. Cangkang di bagian belakang membentuk sebuah kantong yang berguna sebagai tempat penampungan dan perkembangan telur.
Ciri-ciri morfologi Moina sp adalah berwarna merah karena mengandung haemoglobin, bergerak aktif, bentuk tubuh Moina sp membulat, perkembangbiakannya secara sexual dan parthenogenesis, bentuk tubuhnya bulat, segmen badan tidak terlihat. Pada bagian ventral kepala terdapat paruh. Pada bagian kepala terdapat lima pasang apendik atau alat tambahan, yang pertama disebut antena pertama (antennule), yang kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Sedangkan tiga pasang alat tambahan lainnya merupakan alat tambahan yang merupakan bagian-bagian dari mulut. Tubuh Moina sp ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin yang transparan, dibagian dorsal (punggung) bersatu tetapi dibagian ventral (perut) berongga/terbuka dan terdapat lima pasang kaki yang tertutup oleh cangkang. Ruang antara cangkang dan tubuh bagian dorsal merupakan tempat pengeraman telur. Pada ujung post abdomen terdapat dua kuku yang berduri kecil-kecil (Mudjiman, 2008). Klasifikasi dari Moina sp adalah sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustecea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Anomopoda
Famili : Moinidae
Genus : Moina
Spesies : Moina sp
Bosminidae
Genus Bosminopsis dan Bosmina
Gambar 7. Bosmina longirostris
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustecea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Anomopoda
Famili : Bosminidae
Genus : Bosmina
Spesies : Bosmina longirostris
Gambar 8. Bosminopsis deitersi
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustecea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Anomopoda
Famili : Bosminidae
Genus : Bosminopsis
Spesies : Bosminopsis deitersi
Macrothricidae
Chydoridae
Genus Acroperus, Alona, Alonella, Alonopsis, Anchistropus, Camptocercus, Chydorus, Dadaya, dan Disparalona
2. Subordo Ctenopoda
Famili: Sididae dan Holopedidae. Contoh spesies: Diaphanosoma sp.
Gambar 9. Diaphanosoma sp.
Bentuk tubuh Diaphanosoma sp. adalah oval atau bulat memanjang serta transparan dengan bagian badan tertutup karapaks dengan panjang 2 sampai 2,8 mm (Pennak, 1978). Pada kepala terdapat sepasang mata yang bergabung menjadi
satu dan sebuah ocellus yang lebih kecil dan sangat sensitif terhadap cahaya. Sepasang mata yang bergabung menjadi satu disebut mata majemuk dan selalu berputar. Mata Cladocera terdiri dari sebuah lensa yang mengelilingi kelopak bintik hitam dan berputar secara terus menerus oleh aktivitas otot kecil pada masing-masing sisi. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Sididae
Genus : Diaphanosoma
Species : Diaphanosoma sp. (Yamaji, 1984).
3. Subordo Onychopoda
Famili: Polyphemidae, Cercopagidae dan Podonidae
Gambar 10. Polyphemus pediculus
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Subordo : Onychopoda
Famili : Polyphemidae
Genus : Polyphemus
Species : Polyphemus pediculus
4. Subordo Haplopoda
Famili: Leptodoridae
Gambar 11. Leptodora kindtii
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Leptodoridae
Genus : Leptodora
Species : Leptodora kindtii
2.1.3 Sistem Reproduksi
Gambar 12. Reproduksi Daphnia
Reproduksi aseksual tidak ada. Cladocera dioecious, dalam lingkungan yang baik sepanjang tahun berkembang biak secara partenogenesis, telur dierami dalam kantung pengeraman, anak yang dihasilkan selalu betina. Tidak ada stadia larva. Sekali bertelur antara 2 sampai 40 butir, tetapi umumnya antara 10 sampai 20 butir. Biasanya sekelompok telur masuk ke kantung pengeraman terjadi setiap usai pergantian kulit. Telur dierami sekitar 2 hari. Dengan mengerak-gerakkan post-abdomen ke belakang, induk betina melepaskan anak-anaknya keluar sudah dalam stadia juvenil pertama. Pertumbuhan paling cepat terjadi pada stadium juvernil ini, dimana setiap kali setelah molting, ukuran tubuh menjadi hampir 2 kali lipat. Selama juvernil terdapat sekitar 2 sampai 5 instar, dan dewas 10 sampai 25 instar tergantung jenisnya. Umur cladocera sejak telur masuk ke kantung pengeraman, menetas, juvernil, dewasa sampai mati bervariasi tergantung spesies dan lingkungan. Panjang umur Daphnia longispina antara 28 sampai 33 hari.
Menjelang dan setelah molting pada cladocera terjadi 4 peristiwa yang berurutan dan berlangsung dengan cepat, antara beberapa menit sampai beberapa jam, yaitu (1) melepaskan anak-anaknya dari kantung pengeraman, (2) molting, (3) pertumbuhan ukuran panjang, dan (4) mengeluarkan kelompok telur baru dari ovari ke kantung pengeraman. Bila lingkungan memburuk, maka dalam populasi terdapat jantan antara 5% sampai 50%. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya jantan antara lain (1) populasi betina yang terlalu padat, (2) kekurangan makanan, (3) perubahan suhu, terlalu rendah atau tinggi. Diduga faktor tersebut meningkatkan metabolisme yang berpengaruh terhadap mekanisme kromosom sedemikian rupa sehingga menghasilkan telur partenogenesis jantan dan bukan telur betina seperti biasanya. Bentuk jantan hampir sama dengan yang betina, hanya berukuran lebih kecil, antenul lebih besar, post-abdomen mengalami modifikasi dan kaki pertama dilengkapi kait yang tebal untuk memegang betina. Lingkungan memburuk juga memicu timbulnya betina yang mampu menghasilkan telur seksual. Artinya telur haploid yang dapat dibuahi jantan, jumlahnya hanya satu atau dua butir. Telur tersebut juga berada dalam kantung pengeraman dan dibungkus kapsul tebal dan gelap yang disebut ephippium. Ephippia tahan terhadap kekeringan, panas dan beku, mudah diterbangkan angin. Bila lingkungan sesuai, maka ephippium akan menetas menjadi betinapartenogenesis.
Pada cladocera terutama betina dari spesies limnetik, cyclomorfosa merupakan peristiwa biasa, misalnya pada Daphnia pulex. Cyclomorfosa ialah perubahan bentuk tubuh dalam suatu populasi disebabkan oleh perubahan musim di daerah bermusim empat. D. carinata di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat juga mengalami perubahan bentuk kepala pada waktu stadia juvenil, juvenil pertama mancung dan mulai membulat tiap kali molting.
2.1.4 Peranan
Secara umum Cladocera bermanfaat bagi pakan utama ikan dan juga sebagai pemelihara kualitas air dalam kolam peternakan ikan. Cladocera tersebut dapat dibudidayakan sebagai pakan ikan berkualitas tinggi karena jasad pakan ini mengandung air 90,78 %, protein 60,12 %, lemak 8,10 %, serat kasar 2,58 %, dan abu 4,76 %.
Dalam bidang pertanian Cladocera sendiri biasanya hidup dalam populasi persawahan dan dapat bermanfaat sebagai penghancur dan memindahkan bahan organik serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber kitin selain itu Cladocera juga bisa dijadikan indikator dari perubahan lingkungan.
Daphnia umumnya digunakan untuk menguji racun dalam bahan kimia atau polusi di dalam air
2.2 Ostracoda
Gambar 13. Cypris candida
Ostracoda berasal dari kata ostrakon yang artinya cangkang. Kelas ostracoda termasuk dalam filum arthropoda. Kelas ini termasuk binatang yang bercangkang, sehingga cukup susah untuk mengidentifikansinya. Kelas ini mempunyai ciri khusus ketimbang kelas-kelas lainnya dalam filum yang sama. Ciri khusus tersebut ialah ostracoda mampu menghasilkan spermatozoa 10 x lebih besar dari tubuhnya. Ostracod yang berukuran 0,6 mm mempunyai spermatozoa sepanjang 6 mm pada Propontocypris monstrosa. Ciri lainnya mereka pada genus Myodocopida mampu menghasilkan cahaya biru terang. Kelas ini mempunyai cangkang berbentuk setengah kelapa.
Sebenarnya, ciri utama dari kelas ostracoda ini adalah mempunyai sebuah kelopak yang berkatup, dapat ditutup oleh urat daging dan bila katup itu ditutup, hewan tersebut akan kelihatan seperti kerang kecil. Bila kelopak dibuka, embelan-embelan itu akan tersembul dan memutar ostracoda melewati air. Banyak di antaranya berjenis partenogenik. Kebanyakan berupa hewan laut maupun hewan perairan tawar.
2.1.1 Ciri-ciri morfologi
Hewan ini umumnya berukuran sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari 0,2-30 mm. Alat geraknya berupa antena. Ostracoda hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Terdapat 70,000 spesies (hanya 13,000 yang masih hidup) yang sudah diidentifikasi, misalnya Aboilia sp.
Ostracoda berbentuk bulat atau lonjong, ruas-ruas tubuh tampak tidak jelas, dan memiliki antena yang panjang sebagai alat gerak untuk berenang. Ostracoda memiliki karapas berkeping dua yang menyatu di bagian dorsal dan menutupi badan serta kepala. Karapas ada yang keras karena mengandung zat kapur dan setiap kali molting akan diganti dengan yang baru. Ostracoda mempunyai 6 sampai 7 apendik yang beruas-ruas, yaitu antena pertama, antena kedua, maksila pertama, maksila kedua, apendik thorax dan caudal furca. Pada bagian anteriornya, Ostracoda memiliki sebuah mata nauplius. Ostracoda juga merupakan hewan partenogenesis di mana telur-telurnya dapat berkembang tanpa dibuahi.
A. Ciri-ciri Umum
Ostracoda (seed shrimp) jumlahnya relatif lebih banyak dan distribusinya lebih luas dibandingkan cladocera atau copepoda
Perhatian relatif lebih kurang, karena studinya relatif lebih sukar (kadang bentuknya seperti remis)
Habitat daerah vegetasi, air mengalir ataupun tergenang, berlumpur, berpasir, bekas reruntuhan atau puing-puing yang terendam.
Panjang 3 mm (di Amerika) ada juga di bawah 1 mm. Di Afrika dapat mencapai 8 mm dan 21 mm yang hidup di laut.
Warna ada merah, putih kekuningan, abu abu, hijau, dan kehitaman.
Bagian tubuh terdiri dari kepala (antena sepasang, mandibel dan maxilla) daerah thorax (3 pasang kaki), abdomen (2 caudal rami).
Kaki pertama digunakan untuk mastcation (mengunyah), memegang, respirasi dan copulasi), kaki kedua untuk mencapit (capait panjang), dan kaki ketiga menjaga tubuh.
Alat gerak berupa antena dan caudal rami.
B. Anatomi
Gambar 14. Bagian tubuh Ostracoda
Pencernaan terdiri atas esofagus pendek, midgut dan hindgut.
Pernafasan terjadi melalui permukaan tubuh dan secara konstan mensuplai air beroksigen melalui gerakan lempengan branchial
Hemocoel dipenuhi oleh sirkulasi cairan, tetapi tidak pernah ditemukan jantung pada spesies
Sistem syaraf terdiri atas ganglion supraesofagel (otak), dua esofagel saling berhubungan, subesofagel ganglion, dan rantai ventral pada dua dganglia berpasdangan.
Dua atau tiga titik mata menonjol, masing-masing memiliki lensa kecil. Pada beberapa spesies tidak memiliki titik mata.
C. Cara Makan
Pakan terdiri atas detritus, bacteri, alga, bangkai
Secara ekologis termasuk omnivorus scavegers
Mulai dari menguyah makanan pada mandibular. Proses di maxilla, branchial plate pada kaki pertama membentuk aliran air antara di valve kemudian partikel makanan dibawa ke mulut.
Partikel yang tidak sesuai akan ditolak oleh alat resipatory plate.
Makanan ditarik dan dorong ke mulut oleh antena, mandibula dan kaki depan. Mandibula berguna untuk menyerap dan menghancurkan potongan yang lebih besar. Gumpalan kecil makanan masuk ke mulut melalui lubang mandibula.
D. Habitat
Hidup di air tawar dan laut, dapat berenang dengan bebas, bergerak dengan menggunakan antena kedua atau kedua pasang antenanya. Karapas terdiri dari 2 belahan. Embelan tidak menyerupai bulu halus. Ukuran tubuhnya 1 mm sampai beberapa mm saja. Contoh pada jenis Eucypris virens yang hidup di air tawar.
Ada Ostracoda yang hidup sebagai zooplankton di laut dengan kedalaman hingga 700 m, sebagai bentos atau melekat di dasar perairan, atau membuat liang. Ostracoda merupakan herbivor, karnivor, predator, atau pemakan detritus (sisa tumbuhan/hewan yang sudah mati). Beberapa spesies ada yang hidup komensalisme dengan Echinodermata atau Crustacea lainnya. Terdapat sekitar 13.000 spesies Ostracoda yang masih hidup.
2.1.2 Sistematika Kelompok
Umumnya berukuran 1 mm atau lebih; tubuh bulat sampai lonjong, agak pipih; tubuh tertutup 2 keping cangkang (karapas) biasanya mengandung zat kapur; ruas tubuh tidak jelas; apendik 6 atau 7 pasang; terdapat 2000 spesieshidup, umumnya di laut, sebagian di air tawar; 10.000 spesies fosil.
A. Ordo Myodocopa (Myopocopida)
Semua di laut; bagian anterior cangkang berlekuk; antena kedua biramus dan pangkal antena besar. Genusnya yaitu Cypridina dan Conchoesia.
Gambar 15. Cypris sp.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Ostracoda
Ordo : Myodocopa
Famili : Cypridinidae
Genus : Cypridina
Species : Cypris sp.
B. Ordo Cladocopa (Cladocopida)
Karapas tidak berlekuk
Antena pertama dan kedua sebagai alat renang
Antena kedua biramus
Contoh: Polycope. Klasifikasinya sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Ostracoda
Ordo : Halocyprida
Famili : Polycopidae
Genus : Polycope
Species : Polycope sp.
C. Ordo Podocopa (Podocopida)
Antena uniramus
Mempunyai 2 pasang apendik badan
Di laut dan air tawar
Cypricercus di air tawar
Cythereis di laut.
D. Ordo Platycopa (Platycopida)
Antena pertama dan kedua besar tetapi bukan alat renang
Antena kedua pipih, biramus
Spesies laut
Semua termasuk satu-satunya genus Cytherella.
2.1.3 Sistem Reproduksi
Ostracoda air tawar bereproduksi secara seksual dan juga dengan partenogenesis. Betina lebih berlimpah dan umum dari jantan. Bagi banyak spesies jantan tidak dikenal. Dalam Beberapa spesies, tampilan jantan adalah untuk jangka waktu pendek, paling sering dikaitkan dengan kondisi yang tidak menguntungkan seperti kekeringan dan penurunan suhu terkait dengan musim dingin. Spesies ini beralih antara partenogenesis dalam kondisi lingkungan yang menguntungkan dan reproduksi seksual pada awal kondisi yang tidak menguntungkan. Pada beberapa spesies lain, partenogenesis mungkin satu-satunya bentuk reproduksi. Selama reproduksi seksual, jantan dan pasangan betina berenang atau bergerak bersama-sama. Palps maksila dari laki-laki yang dimodifikasi sebagai organ yang dapat memegang dan hemipenis mendorong karapas betina untuk memfasilitasi transfer sperma. Selama proses ini, perisai distal dari hemipenis berputar dan akan terdislokasi. Ketika si jantan memisahkan dari betina setelah kopulasi, yang hemipenis cacat tidak bisa diputar kembali ke posisi semula. Jantan berenang disekitar dengan hemipenis yang kini sudah tak berfungsi yang diusir dari karapas dan meninggal segera setelahnya.
Ostracoda jantan memiliki salah satu sperma terpanjang dalam kaitannya dengan ukuran tubuh dalam kerajaan hewan. Transfer sperma panjang ini untuk betina lewat hemipenis dilakukan dengan bantuan organ Zenker yang bertindak sebagai pompa. Ostracoda air tawar memiliki telur yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang merugikan. Pembuahan telur dan telur partenogenesis tampaknya tahan tergantung pada spesies. Ostracoda juga bisa berdiapause atau hibernasi agar tahan pada stadium larva. Beberapa ahli taksonomi terdahulu membangkitkan ostracods dari lumpur kering yang dikirim kepada mereka dari berbagai belahan dunia. Namun, mati suri di ostracoda air tawar telah dipelajari hanya untuk pengembangan species. Beberapa ostracoda air tawar dari telur dibuahi dan partenogenesis ini singkat bila dibandingkan dengan krustasea lainnya.
2.1.4 Peranan
Ostracoda mempunyai peranan penting di perairan sebagai pakan alami ikan.
2.3 Copepoda
Gambar 16. Copepoda
Copepoda berasal dari bahasa Yunani yaitu kope=dayung dan podos=kaki. Oleh karena itu Copepod berarti berdayung kaki. Copepoda merupakan kelompok entomostraca (udang-udangan tingkat rendah) dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar 8.400 spesies. Sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25% nya sebagian ektoparasit. Kebanyakan Copepoda adalah holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera. Pada umumnya copepoda yang hidup bebas berukuran kecil, panjangnya antara satu dan beberapa milimeter.
Kedua antenanya yang paling besar berguna untuk menghambat laju tenggelamnya. Copepoda memakan fitoplankton dengan cara menyaringnya melalui rambut-rambut (setae) halus yang tumbuh di appendiks tertentu yang mengelilingi mulut (maxillae), atau langsung menangkap fitoplankton dengan apendiksnya (Nybakken 1992). Bougis (1974) menjelaskan bahwa copepoda merupakan biota plankton yang mendominasi jumlah tangkapan zooplankton yang berukuran besar (2500 µm) pada suatu perairan dengan kelimpahan mencapai 30% atau lebih sepanjang tahun dan dapat meningkat sewaktu-waktu selama masa reproduksi. Copepoda mendominasi populasi zooplankton di perairan laut dengan persentase berkisar antara 50-80% dari biomassa zooplankton dalam ekosistem laut.
Beberapa di antaranya bersifat herbivor (pemakan fitoplankton) dan membentuk rantai makanan antara fitoplankton dan ikan. Copepoda merupakan organisme laut yang sangat beragam dan melimpah, dan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam rantai makanan dan ekonomi lautan (Wickstead 1976).
2.1.1 Ciri-ciri morfologi
A. Ciri-ciri
Gambar 17. Bagian tubuh Copepoda
Planktonik, parasit, bentik.
Ukuran sekitar 0,5 - 2 mm.
Tergolong sebagai udang renik yang biasanya ada yang menyerang tubuh ikan bagian insang dan luar.
Ada yang bersifat filter feeder dan predator.
Kebanyakan kelompok Meroplankton
Warna umum berwarna keabu-abuan dan kecoklatan.
Hidup di air tawar, payau dan laut.
Hidup pada salinitas 25 sampai 35 ppt.
Hidup pada suhu 17-30*C dan PH 8.
Copepoda jantan umumnya lebih kecil dibandingkan Copepoda betina.
Tubuh bersegmen.
Memiliki tubuh yang pendek dan silinder.
Reproduksi menggunakan antena untuk menempel pada betina.
Tubuh terbagi dua bagian yaitu metasome dan urosome.
Egg sac (betina).
B. Anatomi
Tubuhnya berbuku-buku.
Memiliki ekor yang membulat.
Memiliki antenna.
Memiliki cadangan telur di bawah abdomennya.
Memiliki cephalosome: perisai atas kepala dan beberapa segmen yang terhubungkan.
Copepoda memiliki exoskeleton yang keras, banyak kaki (digunakan untuk berenang dan mengumpulkan makanan), sebuah badan tersegmentasi, dan disambung pelengkap. Kebanyakan copepoda kurang dari 1 mm, tetapi beberapa spesies laut lebih dari 1 / 4 inci (1 cm). Meskipun mereka tidak memiliki mata majemuk, arthropoda memiliki satu mata sederhana di tengah-tengah kepala (kadang-kadang hanya hadir dalam tahap larva); mata sederhana ini hanya dapat membedakan antara terang dan gelap. Ada dua pasang antena; satu pasang panjang dan satu pasang pendek.
Ukuran dan bentuk dari kaki dan antena adalah variable, tetapi bagian utama dari sebuah Copepoda adalah tubuh berbentuk torpedo (prosome), dengan ekor pendek di belakang (urosome). Antena pertama mereka seringkali sangat panjang dan digunakan untuk berenang dengan cepat melalui air, sementara kaki pada tubuh biasanya digunakan untuk yang lebih lambat dan kurang bentuk gerakan yang tidak menentu dan juga menciptakan arus air yang membawa makanan lewat mulut. Betina dari beberapa spesies membawa dua telur-kantung dekat ekor mereka.
C. Morfologi
Gambar 18. Morfologi Copepoda
Tubuh Copepoda berbentuk silindris dan pendek. Seperti halnya Branchiopoda, Copepoda juga memiliki tubuh transparan. Warna merah, ungu, biru dan sebagainya pada Copepoda adalah warna yang ditimbulkan oleh makanan yang dimakan oleh Copepoda. Tubuh Copepoda terdiri dari kepala yang membulat, 6 ruas thorax, dan 3 sampai 5 ruas abdomen. Kepala sejati mempunyai 5 pasang anggota tubuh (antena pertama, antena kedua, mandible, maxila pertama, maxilla kedua).
Gambar 19. Kaki renang; endopod (kiri) dan exopod (kanan)
Kepala antena pertama (25 segmen) berfungsi sebagai alat sensor, gerak dan proses pembuahan/copulasi (jantan). Antena kedua lebih pendek & berfungsi alat sensor. Segmen pertama thorax terdapat sepasang maxillipeds dan masing-masing pasangan mempunyai kaki renang. Kaki renang terdiri dari 3 segmen exopod & 3 segmen endopod.
D. Kelengkapan Tubuh
Kepala sejati punyai 5 pasang anggota tubuh (antena pertama, antena kedua, mandible, maxila pertama, maxilla kedua).
Kepala: antena pertama (25 segmen) berfungsi sebagai alat sensor, gerak dan proses pembuahan/copulasi (jantan).
Antena kedua lebih pendek & berfungsi alat sensor.
Segmen pertama thorax terdapat sepasang maxillipeds dan masing pasangan mempunyai kaki renang.
Kaki renang (3 segmen exopod & 3 segmen endopod).
Prosome: cephalothorax & metasome.
Urosome: segmen thorax ke 6 & 7.
E. Cara makan
Bagian mulut dari kelompok Harpacticoid melakukan adaptasi pada saat penangkapan, penggarukan dan pengikisan makanan di dasar.
Kelompok Calanus melakukan penyaringan plankton.
Antena pertama berfungsi untuk menangkap makanan dan antena kedua untuk memposisikan makanan untuk selanjutnya membentuk sebuah aliran.
Partikel-partikel makanan disaring oleh mulut.
Calanus mempunyai kebiasaan selektif terhadap ukuran dan jenis algae.
Pada Diaptomus, akumulasi dari proses penyerapan makanan terlihat dari warna tubuhnya yang memerah.
F. Habitat
Meskipun copepoda dapat ditemukan hampir di mana-mana, sebagian besar lebih dari 12.000 spesies yang dikenal hidup di laut. Karena mereka adalah biomassa terbesar di lautan beberapa menyebut mereka serangga laut. Mereka berkeliaran bebas di air, di liang melalui sedimen di dasar laut, ditemukan pada flat pasang surut dan dalam parit laut dalam.
Meskipun keanekaragaman jenis di air tawar tidak setinggi dalam kelimpahan laut, copepoda terkadang cukup besar untuk noda air. Bahkan di air tanah fauna copepoda khusus telah berevolusi. Beberapa spesies copepoda dapat ditemukan pada musim gugur daun hutan basah atau di tumpukan kompos basah, kadang-kadang dalam kepadatan cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut atau bahkan dalam phytothelmata (kolam kecil terbentuk di axils meninggalkan tanaman) dari bromeliad dan tanaman lainnya.
2.1.2 Sistematika Kelompok
Copepoda terdiri dari 10 ordo yaitu: Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid, Gelylloida, Misophrioida, Monstrilloida, Platycopioida, Poecilostomatoida, Siphonostoida, dan Argulidae.
A. Calanoida
Terdapat 43 family.
Sekitar 2000 spesies.
Produsen terbanyak di laut.
Antena pertama lebih panjang.
Prosome besar dan panjang.
Planktonik.
Contoh spesies: Acartia sp, Diaptomus gracilis, Calanus sp.
Gambar 20. Acartia sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Order : Calanoida
Family : Acartidae
Genus : Acartia.
Spesies : Acartia sp.
B. Cyclopoid
Terdapat 43 family.
Sekitar 2250 spesies.
Antena pertama pendek.
Prosome besar, pendek.
Planktonik, parasit, bentos.
Hidup di air dangkal.
Contoh spesies: Cyclops sp., Argulus sp., Oithona similis.
Gambar 21. Cyclops sp.
Cyclops sp. hidup secara kosmopolitan (dapat hidup di semua perairan: laut, tawar, maupun payau), dapat bertahan hidup dalam kondisi yang tidak cocok dengan membentuk penutup lendir dan memiliki 5 pasang kaki. Klasifikasinya adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Maxillopoda
Ordo : Cyclopoida
Famili : Cyclopidae
Genus : Cyclops
Spesies : Cyclops sp.
C. Harpaticoida
Terdapat 54 family.
Sekitar 3000 spesies.
Tubuh meruncing ke arah ekor.
Umumnya hidup sebagai bentos.
Contoh spesies: Canthocamptus sp, Moraria michielettoae.
Gambar 22. Canthocamptus sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Maxillopoda
Subclass : Copepoda
Order : Harpacticoida
Family : Canthocamptidae
Genus : Canthocamptus
Spesies : Canthocamptus sp
2.1.3 Sistem Reproduksi
Gambar 23. Daur hidup Copepoda
Reproduksi dan perkembangan Copepoda Dioecious. Betina mempunyai sebuah atau sepasang ovary dan sepasang seminal receptacle. Copepod jantan yang hidup bebas biasanya mempunyai sebuah testis dan membentuk spermatofora.
Pada waktu kopulasi, copepod jantan memegang yang betina dengan antenna pertama atau kaki renang keempat atau kelima yang berbentuk capit, dan melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7 sampai 13 kelompok telur. Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau sepasang kantung telur. Tiap kantung telur berisi antara 5 sampai 50 butir telur. Cyclops mengerami telur sampai selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantung telur hancur dan keluarlah larva yang disebut nauplius. Kemudian copepod betina tersebut akan menghasilkan kantung baru dan kelompok telur baru. Stadia nauplius sebanyak 5 atau 6 instar, kemudian menjadi copepodidi sebanyak 5 instar, dan akhirnya menjadi dewasa. Copepod dewasa tidak mengalami pergantian kulit. Perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu antara satu minggu sampai satu tahun. Copepod hidup bebas berumur antara 6 bulan sampai satu tahun lebih.
2.1.4 Peranan
Dalam lingkungan biasa di alam bebas, serangan copepoda parasit dapat diabaikan, jarang terjadi. Namun pada kolam pembenihan dengan kepadatan ikan cukup tinggi, dapat terjadi serangan yang gawat, karena larva parasit yang berenang bebas mempunyai peluang besar dalam mendapatkan inang. Copepoda dewasa yang sudah melekat sulit diberantas karena mempunyai eksoskeleton yang keras dan resisten terhadap larutan kimia. Copepoda hidup bebas berperan penting dalam rantai makanan sebagai penghubung antara bakteri, ganggang dan protozoa di satu pihak dengan predator (termasuk ikan) dipihak lain. Copepoda lebih dominan sebagai makanan ikan laut, sedang cladocera di air tawar. Copepoda tidak digunakan sebagai makanan anak ikan karena berenangnya terlalu cepat sehingga sukar ditangkap. Copepoda juga merupakan inang perntara penyakit cacing pita ikan Dibothriocephalus latus dan cacing guinea Dracunculus medinensis (Nematoda).
Copepoda mempunyai kandungan nutrisi yaitu protein (sekitar 44% – 52%) lebih tinggi dari artemia (cyclopoida), lemak, asam amino essensial, kandungan DHA tinggi, kandungan lemak polar lebih tinggi dibanding artemia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cladocera berasal dari kata klados = cabang dan keras = tanduk. Ordo Cladocera dinamakan juga water flea. Ostracoda berasal dari kata ostrakon yang artinya cangkang. Kelas ostracoda termasuk dalam filum arthropoda. Kelas ini termasuk binatang yang bercangkang, sehingga cukup susah untuk mengidentifikansinya. Copepoda berasal dari bahasa Yunani yaitu kope=dayung dan podos=kaki. Oleh karena itu Copepod berarti berdayung kaki. Copepoda merupakan kelompok entomostraca (udang-udangan tingkat rendah) dengan jumlah spesies terbesar, yaitu sekitar 8.400 spesies.
Cladocera dibagi ke dalam 4 subordo (Fryer, 1987) yaitu anomopoda, ctenopoda, onychopoda, haplopoda. Terdiri dari 15 famili (revisi oleh Dumont and Silva-Briano, 1998), 80 genus, dan 400 species. Ostracoda dibagi menjadi 4 ordo yaitu Ordo Myodocopa (Myopocopida), Ordo Cladocopa (Cladocopida), Ordo Podocopa (Podocopida), dan Ordo Platycopa (Platycopida). Copepoda terdiri dari 10 ordo yaitu: Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid, Gelylloida, Misophrioida, Monstrilloida, Platycopioida, Poecilostomatoida, Siphonostoida, dan Argulidae.
Cladocera dan Copepoda dioecious. Sedangkan Ostracoda bereproduksi secara seksual dan juga dengan parthenogenesis.
Cladocera, Ostracoda dan Copepoda berperan sebagai makanan bagi ikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9658793/Arthropoda
http://dokumen.tips/documents/tugas-makalah-planktonologi-cladocera.html
http://animaldiversity.org/accounts/Bosminopsis_deitersi/classification/
http://eprints.ung.ac.id/2545/6/2012-1-54243-631409046-bab2-15082012030424.pdf
digilib.unila.ac.id/12492/8/II.pdf
https://planktonologiunpad.wordpress.com/
https://www.scribd.com/doc/247118524/Copepoda-Ordo-Harpacticoida-Dan-Cyclopoida
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010027-6_1.pdf
https://www.academia.edu/8766295/Makalah_crustacea_hayati
https://www.academia.edu/7681480/PRESENTASI_MATERI_BIOLOGI_ARTHROPODA
https://www.academia.edu/10001540/Crustacea_-Malacostraca
2