MAKALAH MAKALA H ILMU IL MU SOSIAL SO SIAL BUDAYA BUDAYA DASAR
“DILEMATIS “DILEMATIS ANTARA ANTARA HAK ASASI MENIKAH DAN HAK ASASI PERLINDUNGAN ANAK DALAM KONTROVERSI PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR”
OLEH :
RIZZA FAHRUDDIN FAHRUDDIN (084674003) PANDHU ANDH U YUANJ Y UANJA AYA (0846740 (084 674013) 13) ILHAM SUCAHYONO (084674014) TITUS SATYA LAKSANA (084674040) ANDRY RISTIAWAN (084674049) BAHRUL ULUM (084674051)
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2008
KATA PENGANTAR
Hak asasi adalah hak yang paling dasar melekat pada diri manusia. Hak tersebut digunakan dengan tujuan agar manusia dapat memenuhi kebutuhankebutuhan dalam kehidupannya, sehingga mereka akan merasakan keadilan ketika melakukan suatu hal yang menjadi kewajibannya. Guna Guna menu menunj njan ang g
peng penget etah ahua uan n
tent tentan ang g
hak hak
asas asasii
manu manusi sia a
itu, itu,
pembah pembahasa asan n dalam dalam makala makalah h ini mengar mengarah ah pada pada penent penentuan uan titik titik terang terang “ dilematis antara hak asasi menikah dan hak asasi perlindungan anak dalam kontroversi pernikahan anak di bawah umur “, dengan demikian di waktu yang akan datang diharapkan hak asasi manusia bisa terpenuhi tanpa adanya suatu problema (kontroversi). Demi Demi penyem penyempur purnaa naan n makala makalah h ini, ini, kami kami mengha mengharap rapkan kan kriti kritik k serta serta saran dari para pembaca dan pemakai makalah ini, khususnya Bapak / Ibu dosen pengajar mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Semo Semoga ga maka makala lah h ini ini berm berman anfa faat at bagi bagi kita kita semu semua a un untu tuk k mema memacu cu kepedulian manusia dalam menghormati dan menghargai hak asasi.
Surabaya, Nopember 2008
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………… 1 DAFTAR DAFTAR ISI I SI ……………………………………………………………………………………………………. 2
BAB I : PENDAHULUAN A. LA LAT TAR BELAKANG MASALAH ………………………………… ……………… …………………………………… ……………………… …… 3 B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………… 3 4 C. TUJUAN ………………………………………………………………………………………… MANFAAT T ……………………………………… …………………… …………………………………… …………………………………… ………………………….. ……….. 4 D. MANFAA BAB II : KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………………………………………………
5
BAB III : PEMBAHASAN A. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONTROVERSI PERNIKAHAN ANAK DI BAW BAWAH UMUR …………………………………… ………………… ……………………………………… …………………………… ……… 7 B. HUKUM PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT PANDANGAN ISLAM ……………………………………… …………………… …………………………………… ……………………………… …………… 8 C. HUKUM PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU DI INDONESIA ……………………………………………………………………………… 9 UPAYA MENYIKAPI MENY IKAPI ATAU MENCEGAH MENC EGAH TERJADIN TERJ ADINY YA PERNIKAH PERN IKAHAN AN D. UPA ANAK DI BAW BAWAH UMUR UMUR …………………………………………… ……………………………… …………… 11 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………………………… 13 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………
14
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LA LAT TAR BELAKANG MASALAH Pernikahan merupakan salah satu hak asasi seseorang sebagai puncak meraih meraih kebahagia kebahagiaan an hidup, hidup, karena karena melalui melalui pernikahan pernikahanlah lah sebuah sebuah keluarga keluarga dapat terbentuk secara utuh. Berangkat dari pemikiran tersebut, kita perlu mengetahui bagaimana konsep yang tepat mengenai hak asasi menikah yaitu yang tidak melanggar hak asasi yang lain. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, kami kami mera merasa sa perl perlu u meng mengup upas as tunt tuntas as tent tentan ang g kebe ke bera rada daan an pern pernik ikah ahan an anak anak di bawa bawah h umur umur yang yang masi masih h menj menjad adii topi topik k pembicara pembicaraan an yang hangat bagi masyarakat, masyarakat, sebab pernikaha pernikahan n anak di bawah umur terus dibayangi kontroversi mengenai dilematis dua hak asasi manusia yaitu hak asasi pernikahan/perkawinan dan hak asasi perlindungan anak yang keduanya dihadapkan pada suatu perdebatan sengit terkait dengan hak asasi manakah manakah yang diprioritaska diprioritaskan n lebih dulu, mengingat mengingat kedua kedua hak asasi tersebut tersebut sama-sama penting bagai seseorang yang berkehendak untuk menuntut akan pemenuhan hak asasi atas kepentingan pribadinya. Perdebatan dilematis tersebut kian merebak menjadi masalah sosial, sehi sehing ngga ga
memi memicu cu
munc muncul ulny nya a
berb berbag agai ai
kome koment ntar ar
atau atau
opin opinii
angg anggot ota a
masyar masyaraka akatt dari dari berbag berbagai ai kalang kalangan. an. Untuk Untuk itu, itu, perlu perlu adanya adanya pengka pengkajia jian n terhadap masalah ini, agar kita bisa menemukan jawaban yang memuaskan dan mencar mencarii solusi solusi yang yang tepat tepat guna guna mengh menghada adapi pi sekali sekaligus gus menyel menyelesa esaika ikan n permasalahan ini.
B. RUMUSA RUMUSAN N MASALA MASALAH H Untu Untuk k
memu memuda dahk hkan an
dala dalam m
pemb pembah ahas asan an
masa masala lah h
maka maka
penu penuli liss
membatasi permasalahan ini pada, 1. Mengapa pernikahan anak di bawah umur menimbulkan kontroversi ? 2. Baga Bagaim iman ana a hu huku kum m pern pernik ikah ahan an anak anak di bawa bawah h umur umur menu menuru rutt pandangan Islam ?
4
3. Bagaimana hukum pernikahan di bawah umur berdasarkan peraturan perundang-undangan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia ? 4. Bagaimana upaya menyikapi atau mencegah terjadinya pernikahan anak di bawah umur ?
C. TUJU TUJUAN AN Adapun tujuan dari makalah ini yaitu : 1.
Mendor Men dorong ong seseo seseoran rang g agar agar menget mengetahu ahuii konsep konsep pernik pernikaha ahan n yang yang bena benarr dan dan yang yang tida tidak k meni menimb mbul ulka kan n kont kontro rove vers rsii di kala kalang ngan an masyarakat.
2. Me Meng ngan anal alis isis is hu huku kum m pern pernik ikah ahan an anak anak di bawa bawah h umur umur menu menuru rutt pandangan pandangan Islam dan berdasar berdasarkan kan peraturan peraturan perundang perundang-unda -undangan ngan yang berlaku di Indonesia. 3. Men Mencip ciptak takan an upaya upaya untuk untuk menyik menyikapi api atau atau menceg mencegah ah terja terjadin dinya ya pernikahan anak di bawah umur.
D. MANFAA MANFAAT T Adapun manfaat dari makalah ini yaitu : 1. Mew Mewuju ujudka dkan n kesada kesadara ran n seseor seseorang ang untuk untuk mematu mematuhi hi hukum hukum yang yang berlaku. 2.
Menu Me numb mbuh uhka kan n sika sikap p meng mengho horm rmat atii
dan dan meng mengha harg rgai ai hak hak asas asasii
manusia. 3. Mengembangkan pola pikir dan perilaku manusia yang bermoral atau yang sesuai dengan norma.
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Indonesia
dari
waktu
ke
waktu
kian
akrab
dengan
berbagai
permasalahan sosial, hal tersebut dapat dibuktikan dengan munculnya salah satu fenomena yang menjadi topik perbincangan terkini di masyarakat, yaitu masalah tentang pernikahan atau perkawinan anak di bawah umur. umur. Bagaimana tidak ? Perkawinan tersebut telah memicu munculnya kontroversi yang hebat. Adap Adapun un ‘tok ‘tokoh oh’’ yang yang terl terlib ibat at dala dalam m prob proble lema ma ters terseb ebut ut adal adalah ah pela pelaku ku perk perkaw awin inan an di bawa bawah h umur umur bese besert rta a para para peng pengik ikut ut atau atau
pemb pembel ela a yang yang
bertindak sebagai pihak yang pro, sedangkan masyarakat maupun pemerintah duduk sebagai pihak yang kotra. Pujiono Cahyo Widianto atau yang lebih dikenal dengan Syekh puji, seoran seorang g pria pria seteng setengah ah baya baya yang yang menika menikahi hi gadis gadis belia belia yang yang belum belum genap genap berumur 12 tahun, menilai pernikahannya dengan anak tersebut benar dan sah di mata agama Islam. Ia mengungkapkan bahwa apa yang dilakukannya itu sesuai dengan sunnah Rasul dan tidak perlu diributkan khalayak ramai. Sedang Sedangkan kan di sisi sisi lain, lain, Muh Muhamm ammad ad Maftuh Maftuh Basyum Basyumi, i, selaku selaku Men Menter terii Agama Agama mempu mempunya nyaii argume argumen n tersen tersendir dirii tentan tentang g pernik pernikaha ahan n anak anak di bawah bawah umur. Beliau berpendapat bahwa pernikahan tersebut tidak benar dan bisabisa pelakunya dikenai sanksi sesuai pelanggaran yang dia lakukan. Di selasela sela kesibu kesibukan kannya nya membuk membuka a Halaqa Halaqah h pengem pengemban bangan gan pondok pondok pesant pesantren ren di Hotel Hotel Mer Mercur curi, i, Jakar Jakarta ta bebera beberapa pa waktu waktu lalu, lalu, Men Menter terii Agama Agama menjel menjelask askan an bahwa di Indonesia orang Islam terikat dengan dua ukuran. Di satu sisi sebagai muslim, dia terikat pada syariat, sementara di sisi lain sebagai warga negara yang terikat pada hukum positif, dalam hal ini UU perkawinan, dari sudut pandan pandang g peratu peraturan ran di UU perkaw perkawina inan, n, perni pernikah kahan an terseb tersebut ut tidak tidak sah dan berpotens berpotensii menimbulk menimbulkan an masalah masalah dalam hal perlindung perlindungan an anak. (Sumber : kompas.com kompas.com). ). Namun, Namun, argumen argumen beliau beliau tersebut tersebut bertolak bertolak belakang belakang dengan dengan opini pihak yang membenarkan pernikahan tersebut. Tak berhen berhenti ti pada pada statem statement ent terseb tersebut, ut, Dosen Dosen Jurus Jurusan an Sastra Sastra Arab Arab Universitas Negeri Malang juga menentang pernikahan anak di bawah umur. Beliau menegaskan bahwa klaim sejumlah pihak yang menikahi gadis di bawah umur dengan dalih meneladani sunnah Rasul itu adalah bermasalah, baik dari 6
segi segi
norm ormatif atif
(aga (agam ma)
maupu aupun n
sos sosiolo iologi giss
(masya asyarrakat akat)).
(Sumb umber
:
islamlib.com). Pengeca Pengecaman man terhadap terhadap pernikahan pernikahan kontrover kontroversial sial tersebut tersebut juga datang datang dari anggota masyarakat. Niam, salah seorang warga masyarakat berpendapat bahwa pernikahan anak di bawah umur dengan cara pernikahan siri (di bawah tangan) meski sah menurut agama, dapat meniadakan hak-hak perdata anak, yang pada konteks masalah syekh puji adalah pihak perempuan. (Sumber : kompas.com).
7
BAB III PEMBAHASAN
A.
SEBAB-SEBA SEBAB-SEBAB B TIMBULNY TIMBULNYA A KONTROVERS KONTROVERSII PERNIKAHAN PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR Berdasarkan kutipan- kutipan yang dijelaskan pihak-pihak terkait terkait dapat
dipahami bahwa realita pro dan kontra tentang pernikahan anak di bawah umur umur masi masih h belu belum m mene menemu muka kan n titi titik k peny penyel eles esai aian an,, fakt faktor or utam utama a yang yang membuat permasalahan itu berlarut-larut adalah tidak adanya kesepahaman antara dua kubu yang mempunyai pandangan yang berbeda. Kelompok yang setuju setuju berambisi berambisi mempertah mempertahankan ankan haknya haknya untuk menikahi menikahi
anak di bawah
umur dengan alasan beribadah, mendapat persetujuan orang tua dari anak yang yang he hend ndak ak dini dinika kahi hi,, dan dan bebe bebera rapa pa alib alibii lain lain yang yang digu diguna naka kan n seba sebaga gaii pendukung tanpa memperhatikan kepentingan atau hak asasi utama si anak. Adapun Adapun kelomp kelompok ok yang yang melara melarang ng penika penikahan han anak anak di bawah bawah umur umur, berusaha memperjuangkan hak-hak yang seharusnya didapat oleh anak. Jika dilihat dari aspek sosial ekonomi, Pernikahan ini dicap menimbulkan masalah dalam hal perlindungan anak, sebab dalam relita yang sebenarnya terjadi di masyar masyaraka akat, t, pernik pernikaha ahan n ini acapka acapkali li dijadi dijadikan kan dalih dalih para para orang orang tua untuk untuk mengek mengekspl sploit oitasi asi atau atau ‘meng ‘mengorb orbank ankan’ an’ anak anak merek mereka a demi demi terpen terpenuhi uhinya nya kebu ke butu tuha han n ek ekon onom omii ke kelu luar arga ga.. Di samp sampin ing g itu, itu, jika jika si anak anak adal adalah ah piha pihak k perempuan, maka dapat dikatakan bahwa pernikahan anak di bawah umur tela telah h meng mengab abai aika kan n dan dan bahk bahkan an mere merend ndah ahka kan n dera deraja jatt sert serta a mart martab abat at peremp perempuan uan.. Dampak Dampak dari dari perila perilaku ku pernik pernikaha ahan n ini menyeb menyebabk abkan an trauma trauma seks seksua uall sert serta a berd berdam ampa pak k buru buruk k pada pada ke kese seha hata tan n repr reprod oduk uksi si pada pada anak anak peremp perempuan uan.. Secara Secara mental mental psikol psikologi ogis, s, si anak anak juga juga dirasa dirasa belum belum mampu mampu memb membua uatt ke kepu putu tusa san n yang yang tepa tepatt bagi bagi diri diriny nya a un untu tuk k mena menang nggu gung ng beba beban n tanggung jawab mengurus kehidupan rumah tangga yang semestinya adalah untuk orang yang sudah cukup umur atau dewasa. Selain itu, bagi pihak anak secara secara tidak tidak disada disadari ri banyak banyak efek efek negati negatiff yang yang akan akan timbul timbul diakib diakibatk atkan an pernik pernikaha ahan n ini, ini, mulai mulai dari dari terbat terbatasn asnya ya pergau pergaulan lan hingga hingga hilang hilangnya nya masa masa bermain dengan anak sebaya yang berimbas pada perkembangan mental dan emosional si anak.
8
B. HUK HUKUM PERN PERNIK IKAH AHA AN ANAK ANAK DI BAWAH UMU UMUR MENUR ENURU UT PANDANGAN ISLAM Sebagai muslim, merupakan kewajiban untuk merujuk sumber utama dari ajaran Islam, yakni Al Qur’an. Apakah Al Qur’an mengijinkan atau justru melarang pernikahan dari gadis ingusan di bawah umur? Yang jelas, tidak ada satu ayatpun yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat yang dapat dijadikan inspirasi untuk menjawab persoalan di atas, meski substansi dasarnya adalah tuntunan bagi muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Meski demikian, petunjuk Al Qur’an mengenai perlakuan anak yatim itu dapat juga kita terapkan pada anak kandung kita sendiri. Ayat tersebut adalah : “Ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (mampu mengelola harta), maka serahkan kepada mereka harta bendanya.” (Q.S. An Nisa’ : 6). Dalam kasus anak yang ditinggal wafat orang tuanya, seorang bapak asuh asuh diperi diperinta ntahka hkan n untuk: untuk: (1) mendid mendidik, ik, (2) mengu menguji ji kedewa kedewasaa saan n merek mereka a “sampa “sampaii usia usia menika menikah” h” sebel sebelum um mempe memperca rcayak yakan an pengel pengelola olaan an keuang keuangan an sepenuhnya. Di sini ayat Al Qur’an mempersyaratkan perlunya tes dan bukti obyek obyektif tif periha perihall kemata kematanga ngan n fisik fisik dan kedewa kedewasaa saan n intele intelektu ktual al anak anak asuh asuh sebelum sebelum memasuki memasuki usia nikah nikah sekaligus sekaligus memperca mempercayakan yakan pengelolaa pengelolaan n harta benda kepadanya. Logikanya, jika bapak asuh tidak diperbolehkan sembarang mengal mengalihk ihkan an pengel pengelola olaan an keuang keuangan an kepada kepada anak anak asuh asuh yang yang masih masih kanakkanakkanak, tentunya bocah ingusan tersebut juga tidak layak, baik secara fisik dan intelektual untuk menikah. Oleh karena itu, sulit dipercaya, Abu Bakar As Shiddiq, seorang pemuka sahabat, menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 tahun, untuk kemudian menikahkannya pada usia 9 tahun dengan sahabatnya yang telah berusia setengah abad. Demikian pula halnya, sungguh sulit dibayangkan bahwa Nabi SAW menikai gadis ingusan berusia 7 atau 9 tahun. tahun. Ringka Ringkasny snya, a, pernik pernikaha ahan n ‘Aisya ‘Aisyah h pada pada usia usia 7 atau atau 9 tahun tahun itu bisa bisa bertentangan dengan prasyarat kedewasaan fisik dan kematangan intelektual yang ditetapkan ditetapkan Al Qur’an. Qur’an. Oleh karena karena itu, dapat disimpulka disimpulkan n bahwa cerita pernikahan ‘Aisyah gadis belia berusia 7 atau 9 tahun dengan Nabi SAW, itu adalah mitos yang perlu diuji kesahihannya. Di samp sampin ing g pers persoa oala lann-pe pers rsoa oala lan n yang yang tela telah h dike dikemu muka kaka kan n di atas atas,, seorang wanita sebelum dinikahkan harus ditanya dan dimintai persetujuan agar pernikahan yang dilakukannya itu menjadi sah. Dengan berpegang pada prinsip ini, persetujuan yang diberikan gadis belum dewasa (berusia 7 atau 9 9
tahun) tentu tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun intelektual. Adalah tidak terbayangkan bahwa Abu Bakar meminta persetujuan puteri puterinya nya yang yang masih masih kanakkanak-kan kanak. ak. Buktin Buktinya, ya, menuru menurutt hadis hadis riwaya riwayatt Ibn Hanbal, Hanbal, ‘Aisyah ‘Aisyah masih masih suka bermain-m bermain-main ain dengan dengan bonekanya bonekanya ketika mulai berumah tangga dengan Nabi SAW. Nabi SAW sebagai utusan Allah yang maha suci juga tidak akan menikahi gadis ingusan berusia 7 atau 9 tahun, karena hal itu tidak tidak memenu memenuhi hi syarat syarat dasar dasar sebuah sebuah pernik pernikaha ahan n Islam Islam tentan tentang g klausa klausa persetujuan dari pihak istri. Besar kemungkinan pada saat Nabi SAW menikahi ‘Aisyah, puteri Abu Bakar As Shiddiq itu adalah seorang wanita yang telah dewasa secara fisik dan matang secara intelektual. Sebetulnya, dalam masyarakat Arab tidak ada tradisi menikahkan anak peremp perempuan uan yang baru baru berusi berusia a 7 atau atau 9 tahun. tahun. Demiki Demikian an juga juga tak pernah pernah terjadi pernikahan Nabi SAW dengan ‘Aisyah yang masih berusia kanak-kanak. Masyarakat Arab tak pernah keberatan dengan pernikahan seperti itu, karena kasusnya tak pernah terjadi. Menurut hemat kami, riwayat pernikahan ‘Aisyah pada usia 7 atau 9 tahun tak bisa dianggap valid dan reliable mengingat sederet kontradiksi dengan riwayat-riwayat lain dalam catatan sejarah Islam klasik klasik.. Le Lebih bih ek ekstr strim, im, dapat dapat dikata dikatakan kan bahwa bahwa inform informasi asi usia usia ‘Aisy ‘Aisyah ah yang yang masih kanak-kanak saat dinikahi Nabi SAW SAW hanyalah mitos semata. Nabi adalah seorang gentleman. Beliau takkan menikahi bocah ingusan yang masih kanak-kanak. Umur ‘Aisyah telah dicatat secara kontradiktif dalam literatur hadis dan sejarah islam klasik. Karenanya, klaim sejumlah pihak yang menikahi gadis di bawah umur dengan dalih meneladani sunnah Nabi SAW itu adalah bermasalah, baik dari sisi normatif (agama) maupun secara sosiologis (masyarakat). Jikalau riwayat-riwayat seputar pernikahan Nabi SAW dengan ‘Aisyah yang masih kanak-kanak itu valid, itu juga tidak bisa serta merta dijadikan dijadikan sandaran sandaran untuk untuk mencontoh mencontohnya. nya. Tidakk Tidakkah ah Nabi SAW SAW itu memiliki memiliki previlige (hak istimewa) yang hanya diperuntukkan secara khusus untuknya, tapi tidak untuk umatnya? Contoh yang paling gamblang adalah kebolehan Nabi SAW menikahi lebih dari 4 orang istri.
C.
HUKUM PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR BERDASARKAN PERA PERATU TURA RAN N PERU PERUND NDAN ANGG-UN UNDA DANG NGAN AN YANG ANG BERL BERLAK AKU U DI INDONESIA Berdasarkan UU No. 23 tahun tahun 2002 2002 Pasal asal 1 tentan tentang g perlin perlindun dungan gan
anak, anak , definisi anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) 10
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Setiap anak mempunyai hak dan kewajiban seperti yang tertuang dalam UU No. 23 tahun 2002 Pasal 4 : seti setiap ap anak anak berh berhak ak un untu tuk k dapa dapatt hidu hidup, p, tumb tumbuh uh,, berk berkem emba bang ng,, dan dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, Pasal 9 ayat 1 : Setiap Setiap anak berhak berhak memperole memperoleh h pendidika pendidikan n dan pengajar pengajaran an dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan asal 11 : bakatnya, Pasal
setia etiap p
anak nak
berhak hak
untu un tuk k
beris eristi tirrahat ahat
dan dan
memanf memanfaat aatkan kan waktu waktu luang, luang, bergau bergaull dengan dengan anak anak yang yang sebaya sebaya,, bermai bermain, n, berekr berekreas easii sesuai sesuai dengan dengan minat, minat, bakat, bakat, dan tingka tingkatt kecer kecerdas dasann annya ya demi demi pengembangan diri, Pasal 13 ayat 1 : setiap anak selama dalam pengasuhan oran orang g tua, tua, wali wali,, atau atau piha pihak k lain lain mana manapu pun n yang yang bert bertan angg ggun ung g jawa jawab b atas atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan (a) diskriminasi (b) eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual (c) penelantaran (d) kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan (e) ketidakadilan (f) perlakuan salah lainnya. Selain itu orang tua dan keluarganya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap anak seperti yang tertulis di UU no. 23 tahun 2002 Pasal 26 ayat 1 : orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk (a) mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak (b) menumbuhkembangkan anak sesuai sesuai dengan dengan kemampuan kemampuan,, bakat, bakat, dan minatnya minatnya (d) mencegah terjadinya terjadinya perkawinan pada usia anak-anak. UU pelindungan anak dengan sangat jelas mengatur segala sesuatu yang berkai berkaitan tan dengan dengan anak, anak, jadi jadi sangat sangatlah lah menghe mengheran rankan kan jika jika masih masih banyak banyak pelanggarn yang terjadi terhadap anak dalam konteks ini adalah pernikahan anak di bawah umur. Hal seperti ini sangatlah tidak bisa diterima, dimanakah keberadaan pemerintah sebagai pemegang otoritas tertinggi di RI ? Pernikahan Pernikahan di bawah bawah umur umur sebena sebenarny rnya a kerap kerap kali kali terjad terjadii di masyar masyaraka akatt khusus khususnya nya di daerah pedesaan tertinggal dimana kemiskinan dan kebodohan masih menjadi momok yang menakutkan, contohya : salah satu kabupaten di Jawa Barat terkenal dengan pernikahan anak di bawah umur dimana para anak gadis yang masih lugu sengaja “dijual” orang tuanya untuk melakukan pernikahan dengan tuju tujuan an meme memenu nuhi hi ke kebu butu tuha han n ek ekon onom omii ke kelu luar arga ga.. Hal Hal sepe sepert rtii sang sangat atla lah h memilukan, pemerintah acapkali tutup mata dengan kasus pernikahan anak di bawah umur dan baru bertindak jika kasusnya terekspos ke khalayak luas oleh media seperti yang sempat terjadi beberapa waktu lalu dimana pernikahan syekh Puji dengan Lutfiana Ulfa, gadis yang belum genap berusia 12 tahun terekspos terekspos oleh media dan menjadi menjadi kontrover kontroversi si di masyarakat masyarakat.. Pemerin Pemerintah tah diharapkan lebih serius menindak setiap pelanggaran yang berkaitan dengan anak anak dala dalam m kont kontek ekss ini ini adal adalah ah pern pernik ikah ahan an anak anak di bawa bawah h umur umur.. Seti Setiap ap 11
pelanggaran terhadap terhadap pernikahan anak anak di bawah umur dapat dikenakan sanksi pidana sesuai UU no. 23 tahun 2002 Pasal 77 dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah). Selain UU perlindungan anak ada UU alternatif lain yang bisa dijadikan acuan dalam menentang perkawinan anak di bawah umur, yaitu UU No. 1 tahun 1974 tentang tentang perkawina perkawinan n . UU ini menje menjelas laskan kan syarat syarat-sy -syara aratt yang yang wajib dipenuhi calon mempelai sebelum melangsungkan pernikahan, menurut UU no.1 tahun 1974 Pasal 6 ayat 1 : perkawina perkawinan n harus harus didasarkan didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai, Pasal 6 ayat 2 : untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat ijin kedua orang tua, Pasal 7 : perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.
D.
UPAYA MENYIKAPI ATAU MENCEGAH TERJADINYA PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR Pernikahan Pernikahan anak di bawah umur merupakan suatu fenomena sosial yang
kerap terjadi khususnya di Indonesia. Fenomena pernikahan anak di bawah umur bila diibaratkan diibaratkan seperti fenomena fenomena gunung es, sedikit sedikit di permukaan permukaan atau yang terekspos dan sangat marak di dasar atau di tengah masyarakat luas. Dalih utama yang digunakan untuk memuluskan jalan melakukan pernikahan dengan anak di bawah umur adalah mengikuti sunnah Nabi SAW SAW. Namun, dalih seperti seperti ini bisa jadi bermasala bermasalah h karena karena masih masih terdapat terdapat banyak banyak pertentan pertentangan gan di kalangan umat muslim tentang kesahihan informasi mengenai pernikahan di bawa bawah h umur umur yang yang dila dilaku kuka kan n Nabi Nabi SAW SAW deng dengan an ‘Ais ‘Aisya yah h r.a. .a. . Sela Selain in itu itu peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan sangat jelas menentang keberadaan pernikahan anak di bawah umur. umur. Jadi tidak ada alasan lagi lagi bagi bagi piha pihakk-pi piha hak k tert terten entu tu un untu tuk k mele melega galk lkan an tind tindak akan an mere mereka ka yang yang berkaitan dengan pernikahan anak di bawah umur. Pemerintah harus berkomitmen serius dalam menegakkan hukum yang berlaku terkait pernikahan anak di bawah umur sehingga pihak-pihak yang ingin melakukan pernikahan dengan anak di bawah umur berpikir dua kali terlebih dahulu sebelum melakukannya. Selain itu, pemerintah harus semakin giat mensosialisasikan UU terkait pernikahan anak di bawah umur beserta sanksi-sanksinya bila melakukan pelanggaran dan menjelaskan resiko-resiko 12
terburuk yang bisa terjadi akibat pernikahan anak di bawah umur kepada masyarakat, diharapkan dengan upaya tersebut, masyarakat tahu dan sadar bahwa pernikahan anak di bawah umur adalah sesuatu yang salah dan harus dihind dihindari ari.. Upaya Upaya penceg pencegaha ahan n pernik pernikaha ahan n anak anak di bawah bawah umur umur dirasa dirasa akan akan semakin maksimal bila anggota masyarakat turut serta berperan aktif dalam penceg pencegaha ahan n pernik pernikaha ahan n anak anak di bawah bawah umur umur yang yang ada di sekita sekitarr merek mereka. a. Sine Sinerg rgii anta antara ra peme pemeri rint ntah ah dan dan masy masyar arak akat at meru merupa paka kan n juru juruss tera teramp mpuh uh sementara ini untuk mencegah terjadinya pernikahan anak di bawah umur sehing sehingga ga kedepann kedepannya ya
dihara diharapka pkan n tidak tidak akan ada lagi lagi anak anak yang yang menja menjadi di
korban akibat pernikahan tersebut dan anak-anak Indonesia bisa lebih optimis dalam menatap masa depannya kelak.
13
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN Pernik ernikaha ahan n merupa merupakan kan suatu suatu perbua perbuatan tan yang yang sangat sangat sakral sakral.. Untuk Untuk menjaga kesakralan tersebut hendaknya pernikahan dilakukan dengan sebaikbaikny baiknya a dan sesua sesuaii dengan dengan peratu peraturan ran yang yang berlak berlaku u baik baik peratu peraturan ran agama agama maupun peraturan negara tempat berlangsungnya pernikahan tersebut. Pernikahan anak di bawah umur masih menjadi kontroversi di tengah masyar masyaraka akat. t. Hal ini dapat dapat terjad terjadii karena karena adanya adanya perbed perbedaan aan pandan pandangan gan diantara pihak-pihak terkait dalam hal menyikapi pernikahan anak di bawah umur. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negara Indonesia diharapkan bisa menjadi penengah diantara pihak-pihak yang berselisih dan mampu menegakkan regulasi terkait pernikahan anak di bawah umur. Sinergi antara dua belah pihak yaitu pemerintah dan masyarakat merupakan jalan keluar terbaik yang bisa diambil sementara ini agar pernikahan anak di bawah umur bisa dicegah dan ditekan seminimal mungkin keberadaannya di tengah masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Islamlib.com Kompas.com Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
15