SLIDE
1
SLIDE
2
SLIDE
2
PENGARUH STRESS PADA SAPI PERAH Untuk meningkatkan produksi produksi susu : - pakan/ nutrisi - pemuliaan ternak - lingkungan Faktor lingkungan : iklim, suhu, sinar, angin, cahaya, hujan dan kelembaban udara Pengaruh iklim secara langsung : - Tingkat pertumbuhan - Produksi susu - Efisiensi penggunaan pakan - Reproduksi - Kesehatan ternak SLIDE
3
Pengaruh tidak langsung Tanaman tersedia sepanjang tahun kualitas baik Tanaman terlihat cepat tua - daya cerna rendah - protein rendah Cara mengatasi pengaruh stress - Seleksi - Memodifikasi lingkungan perlindungan ternak contoh : efisiensi pakan ditingkatkan pemerahan me – permasalahan kesehatan dan hasil ternak Kondisi lingkungan mengganggu proses reproduksi Suhu udara tinggi stress panas
SLIDE
4
STRESS PANAS AKAN BERAKIBAT 1.
Produksi susu menurun
2.
Angka konsepsi atau kebuntingan yang rendah disebabkan karena proses pembuahan dari sel telur oleh sel mani menjadi terganggu
3. Kematian embrio dini dari fetus yang dikandung 4.
Terjadi birahi tenang / birahi pendek
5.
Kegiatan indung telur menurun
6.
Berat lahir pedet lebih rendah
7.
Berat plasenta menjadi menurun
8.
Involusio uteri yaitu periode uterus dari keadaan bunting dan setelah SLIDE kembali, menjadi lambat 5 melahirkan sampai menjadi normal
proses reproduksi lambat
CARA MENANGGULANGI STRESS PANAS •
Menanam pohon pelindung
•
Kandang dari timur ke barat agar sinar matahari tidak langsung diterima oleh sapi
•
Ventilasi kandang harus baik
•
Atap kandang dari bahan penyerap
•
Sapi sering disiram air dingin bila suhu udara panas
•
Jumlah sapi jangan terlalu padat
SLIDE
6
PENYAKIT GANGGUAN METABOLISME/ FAKTOR PAKAN 1. Milk Fever (Parturent Paresis 2. Grass Tetani
Ca rendah
Mg rendah
3. Timpani
fermentasi mikroba & penyumbatan
4. Ketosis
gangguan metabolisme
5. Keracunan nitrat 6. Laministis
indigesti akut
SLIDE
7
1. MILK FEVER (PARTURENT PARESIS) -
Ca rendah
Jarang pada sapi yang baru pertama melahirkan Sering pada sapi yang sering melahirkan & produk susu
Sering melahirkan umur tua Ca jaringan tulang berkurang Sapi perah produksi susu tinggi, setelah melahirkan sekresi Ca utk. produksi susu Ca darah & cairan antar sel rendah Gejala Klinik : Nafsu makan menurun Sapi mudah terkejut Sempoyongan, tidak mampu berdiri Spesifik berbaring diatas dada dengan kepala terkulai disisi badan tidak sadar terjadi kematian Pencegahan : Sebelum melahirkan : pemberian Ca rendah & P tinggi dalam pakan Setelah melahrkan : pemberian Ca tinggi SLIDE
8
2. GRASS TETANI -
Mg rendah
Sapi perah sedang laktasi, Mg utk produksi susu Mg darah dan antar sel rendah Pada usia tua Mg diambil dari tulang Terjadi pada sapi dengan pakan rumput muda dan air >
Gejala Klinik - Mati mendadak - Kejang, kepala terkulai kebelakang - Gigi gemelutuk, kaki meregang Pencegahan - Hindari pakan rumut muda - Beri bekatul, dedak gandum (kadar Mg tinggi) SLIDE
9
3. TIMPANI Terjadi adanya aktivitas fermentasi mikroba rumun membentuk gas CO2 & metan secara berlebihan dan ternak tidak mampu mengeluarkan - Sering pada sapi digembalakan pada rumut muda - Terlalu banyak makan daun lamtoro BLOAT Terjadi pembentukan gas berbusa secara berlebihan dalam rumen dan tidak dapat dikeluarkan Bloat ada 2 bentuk : 1. Pakan leguminose yang dikonsumsi ternak 2. Konsentrat yang tinggi keasaman rumen meningkat SLIDE
10
Mekanisme terbentuknya gas berbusa -
Meningkatnya lendir dari bakteri mucopolisacaride Meningkatnya RNA dalam rumen hasil destruksi sel rotozoa Genetik, cenderung menghasilkan saliva lebih sedikit dari normal Saponin leguminose
Faktor meningkatkan gas busa : - Pakan : protein, saponin, pektin - Genetik - Populasi mikroba rumen Faktor menurunkan gas busa - Jumlah saliva (terutama mucin) - Tannin dan flavonoid tanaman SLIDE
11
Pencegahan timpani -
Menurunkan protozoa rumen : Cu SO4/PO, Dicotyl sodium sulfo succinat (membunuh protozoa) Memecah gelembung busa : Poloxalene (meningkatkan tegangan permukaan) Mencegah terbentuknya busa baru
Kejadian timpani karena pakan dapat ditanggulangi 3 cara -
Menaikkan ukuran partikel makanan : menambah 8% air beberapa jam sebelum makanan diaduk Mencegah keasaman lambung : mempertahankan rasio hijauan dan konsentrat 9:1 Mencegah konsumsi pakan berlebihan pada musim hujan
SLIDE
12
Pengobatan - Apabila belum parah efektif: jalan-jalan, mulut dibuka Minyak, lemak, detergen - Stomath tube penyayatan rumen kiri (fosa lumbal) - Dimetyl polisiloxane 50 ml + 5 liter air - Sicaden (polimer organosilikon)
SLIDE
antikembung kuat
13
-
SLIDE
14
SLIDE
15
SLIDE
16
3) MASTITIS
sangat kompleks penyakit ini
Kerugian : 1. aspek ekonomi 2. aspek kesehatan ternak 3. aspek kesehatan manusia Penyebab : Stapilococcus Streptococcus Jamur & ragi Kasus mastitis karena faktor Manusia 70% Alat 25% Ternak 5 % Cara kuman menginfeksi ambing : - Luka/ lecet pada putting susu - Sanitasi jelek SLIDE - Gizi jelek
17
1. Pemeriksaan rutin air susu 2. Mencegah infeksi baru pada ambing : alat, pemerah diperhatikan 3. Menjaga kesehatan - pemerahan baik, teratur - setelah memerah celup putting di lar. desinfektan - pemeriksaan air susu rutin - sapi positif mastitis terus menerus keluarkan - sapi masa kering obati antibiotik kedalam ambing 4. Mengurangi lama infeksi Periode kering beri doxacillin 5. Test dilapangan
SLIDE
Streptococcus 85% Stapilococcus 75% 18
MASTITIS MIKOTIK yaitu radang kelenjar ambing yang disebabkan fungi/ cendawan/jamur, gejala spt mastitis biasa tetapi tidak dapat disembuhkan oleh antibiotika Fungi/ Cendawan/ Jamur dibagi 1. Mushroom (Jamur) tidak menyebabkan penyakit, kecuali beracun 2. Mould (Kapang) dapat menyebabkan penyakit 3. Yeast (Khamir/ragi) dapat menyebabkan penyakit Penyebab mastitis mikotik Kapang Khamir
aspergilosis dan alternaria Cryptococcus, Candidia dan Tricosporon
Aktinomises : Nocardia SLIDE Ganggang/ alga tak berwarna : Prototheca
19
Penyebab mastitis mikotik -
Pakan yag mengandung jamur Pengobatan antibiotika yang tidak terkontrol mikroorganisme rumen mati sehingga organisme lain dirumen yg tahan antibiotika akan tumbuh dan terjadi mastitis mikotik
Pencegahan - Pemakaian antibitika teratur dan tepat - Hindari pakan berjamur
SLIDE
20
PENYAKIT KELAMIN IBR/IPV – Infectious Bovine Rhinotracheitis Disease - Infectious Pustular Vulvo vaginitis (radang alat pernafasan dan alat kelamin) Gejala ikutan akibat faktor penyebabnya : Virus, Bakteri, Protozoa. Mikoplasma, Lingkungan.: kesehatan, transportasi, stress BRD Complex = Bovine Respiratory Disease Complex mencakup : - Bronchopneumoni - Shipping fever - Crowing disease Abortus trimester pertama : Konjungtivitis & keratokonjungtivitis, Meningoencephalitis Kekebalan
SLIDE
Daya kebal lokal (IgA)
21
KORPUS LUTEUM PERSISTEN Adalah korpus luteum yang menetap pada ovarium dalam waktu lama dan tetap ukurannya serta tetap berfungsi menghasilkan hormon progesteron dalam waktu lama.
Korpus luteum persisten dapat berasal dari korpus luteum yang normal seperti korpus luteum periodikum atau korpus luteum graviditatum
Korpus luteum periodikum adalah korpus luteum yang secara periodik ada pada satu siklus birahi, kemudian mengecil menjadi korpus albikan karena proses lisis akibat pengaruh PGF 2 alfa yang membanjir pada akhir masa siklus birahi.
Korpus luteum graviditatum adalah korpus luteum ada selama bunting dan secara normal akan lisis 22 juga karena adanya kerja dari PGF2 SLIDE alfa
CLP normal sering pada sapi perah dengan produksi susu yang tinggi disebabkan hormon LTH pasca melahirkan, menghambat proses lisis korpus luteum graviditatum yang seharusnya mengecil menjadi korpus luteum albikan menghambat sekresi hormon FSH dan LH tidak ada pertumbuhan dari folikel induk keadaan anestrus. CLP karena patologi uterus, karena adanya piometra, macerasi fetus, mumifikasi fetus dan empisema fetus endometrium tidak mampu memproduksi PGF2 alfa tidak mampu melisis korpus luteum korpus luteum tetap berfungsi dan terjadilah CLP CLP karena kematian embrio dini sebenarnya bukan CLP murni tetapi korpus luteum graviditatum yang berakhir karena kematian embrio dini yang ditandai siklus birahinya diperpanjang sekitar 90 – 120 hari SLIDE
23
Penaggulangan Korpus Luteum Persisten • CLP karena produksi susu tinggi atau karena kematian embrio dini penyuntikan PGF2 alfa/20-25 mg/ IM atau 5-6 mg/IU • CLP karena patologi uterus diberi antibiotika atau chemoterapeutika. Setelah exudat keluar diberi PGF2 alfa untuk mempercepat lisis CLP • CLP karena mumifikasi dan emhpisema fetus mati dikeluarkan dengan penyuntikan hormon oksitosin atau estradiol benzoat, kemudian diberikan PFG2 alfa untuk mempercepat lisis CLP. SLIDE
24
ENDOMETRITIS
RADANG ENDOMETRIUM UTERUS
Penyebabnya
• Perkawinan dengan pejantan menderita penyakit menular kelamin seperti bruselosis, trichomoniasis, vibriosis, dan lain-lain • Radang sekunder dari bagian tubh lain BERAKIBAT Penurunan infertilitas
Kematian embrio Gangguan implantasi Abortus
SLIDE
25
Gejala suhu yang meningkat disertai adanya demam • sering urinasi, napsu makan menurun • produksi susu juga menurun • denyut nadi lemah, pernapasan cepat • rasa sakit pada uterus, ditandai sering menengok kebelakang, ekor sering diangkat, dan selalu merejan • Ekp. Rektal : uterus teraba agak membesar dan dindingnya menebal
Pengobatan • Dicuci antiseptik kalium permanganat,, yodium ringan, lugol, NaCl ph. • Antibiotika penisilin, streptomisin, aureomisin, terramisin, atau kloramfenikol
Pencegahan • Mencegah masuknya mikroorganisme, saat melahirkan /exp. vagina • Dijaga kebersihan alat saat pertolongan kelahiran, sanitasi kandang • Mengawinkan sapi betina dilakukan minimal 60 hari setelah melahirkan SLIDE
26
PIOMETRA Peradangan yang kronis pada mukosa uterus (endometrium) disertai penimbunan nanah & dapat menyebabkan infertil/ majir Penyebabnya • Penyakit menular kelamin seperti bruselosis, trichomoniasis dan vibriosis • Kuman nonspesifik seperti kokus, coli, dan piogenes • Pada induk penderita trichomoniasis, fetus yang mati tidak diabortuskan, tetapi dihancurkan menyerupai bubur dan bersama nanah yang dihasilkan oleh endometritis menjadi piometra •. Masuknya mikroorganisme dari luar, seperti saat IB induk bunting fetus tertular kematian dan hancurnya fetus berbentuk nanah dan menimbun sebagai piometra SLIDE 27 • Luka karena tertusuk alat tidak steril saat distokia
Gejala • tidak munculnya birahi dalam waktu yang lama atau anestrus • siklus birahi hilang karena adanya korpus luteum persisten • penimbunan nanah dalam rongga uterus dan hanya keluar pada waktu induk berbaring . nanah bersifat kental, berwarna kuning atau keabu-abuan . serviks tertutup menyebabkan tertimbunnya nanah sehingga memberi kesan seperti induk sedang bunting • karena kronis, dinding uterus akan menebal karena adanya jaringan parut tanpa adanya tonus.
Pengobatan • Pengobatan awal ditujukan membuka serviks dan kontraksi uterus sehingga nanah dipaksa keluar • Irigasi dengan antiseptik untuk membersihkan sisa- nanah uterus • Beri antibiotika untuk membunuh mikroorgasnisme • Pemberian estrogen atau sintetisnya untuk mendorong kontraksi uterus dan membuka serviks SLIDE 28
Beda piometra dan kebuntingan PIOMETRA
KEBUNTINGN
Besar perut simetris
Besar perut asimetris
Bulu suram, badan kurus
Bulu bagus, badan terkesan gemuk
Saat berbaring keluar kotoran Tidak mneheluarkan kotoran Ekp. Rektal teraba utrus besar simetris, , dinding uterus menebal, tidak teraba karunkula. Tidak teraba a. uterina media, uterus ditekan ada fluktuasi adanya nanah dan tidak teraba fetus
Ekp. Rektal teraba utrus besar asimetris, , dinding uterus menipis, teraba karunkula.teraba a. uterina media, uterus ditekan teraba fetus
SLIDE
29
PROLAP UTERI Adalah suatu keadaan dimana dinding uterus membalik keluar dari vulva dengan bagian mukosa terbalik berada di bagian luar dari dinding uterus, sedangkan serosanya berada di dalam INVERSIO UTERI Adalah apabila dinding uterus yang terbalik, tidak sampai keluar dari alat kelamin, tetapi masih berada di dalam rongga vagina Menurut derajatnya prolap uteri dibagi menjadi dua tingkat 1. prolapsus uteri tidak sempurna, bila hanya satu kornua uteri yang mengalami prolaps 2. prolapsus uteri sempurna bila kedua kornua uteri mengalami prolaps, dan keluar dari tubuh. SLIDE
30
Penyebab • Atoni uteri pasca melahirkan disertai kontraksi dinding perut yang
mendorong dinding uterus membalik ke luar, sedang serviks masih dalam keadaan terbuka lebar atau ligamentum lata uteri kendor. • Bagian belakang tubuh lebih rendah dari bagian depan • Kontraksi uterus yang kuat disertai tekanan dinding perut berlebihan saat melahirkan fetus keluar bersama selaput fetus dan dinding uterusnya • Retensio sekundinarum, karena berat sekundinae yang uterus tertarik ke luar dan membalik di luar tubuh
dinding
• Induk hewan kurang bergerak, selalu di dalam kandang. • Kontraksi uterus untuk mengeluarkan fetus yang terlalu lama : fetus terlalu besar,kelemahan ligamentum lata, terlalu sering melahirkan Prolapsus uteri yang berat melalui vulva
diikuti oleh keluarnya serviks dan vagina dari tubuh SLIDE 31
Gejala • Nafsu makan, suhu tubuh dan denyut nadi naik • Induk selalu merejam • Gejala menjadi berat bila disertai infeksi bakteri atau retensio • Rasa sakit, induk selalu melihat kebelakang • Keadaan berbaring, mukosa uterus yang prolapsus dikotori oleh kotoran • Dari luar kelihatan ada semacam tumor berwarna merah dan mengkilat, di bawah vulva. Dalam beberapa jam, warna merah berubah menjadi gelap kemudian berubah menjadi cokelat
Pada sapi perah uterus yang prolapsus biasanya adalah uterus yang berisi fetus, Karunkula terdapat pada permukaan mukosa uteri 32 uterus yang prolapsus sepertiSLIDE buah murbei raksasa. Dinding
Diagnosa • Pada Prolapsus uteri : uterus menggantung di luar vulva dengan mukosanya yang berada di luar, disertai terlihatnya karunkula pada mukosa uterus. • Pada inversio uteri, Ekp. vagina, akan terasa adanya benda menyerupai tumor di dalam rongga vagina. Ekp. rektal, teraba adanya penebalan menyerupai cincin yang kaku di dalam vagina.
SLIDE
33
Pertolongan Bila cepat ditolong
kesembuhannya baik
Pada inversio uteri •
Secara manual,mereposisi kembali dinding uterus yang membalik, dengan mendorong memakai tangan yang sudah bersih. • Memasukkan cairan NaCl fisiologi ke dalam vagina mendorong uterus yang prolapsus kembali pada tempat yang benar • Untuk mperbaiki tonus uterus, diberi suntikan adrenalin 1%/ IV/ 5-10 cc
SLIDE
34
Prolapsus uteri, yang sebagian besar dinding uterus sudah membalik keluar dan mukosa beserta karunkulanya sudah terlihat menggantung di luar tubuh, pertolongan dilakukan secara bertahap : •
• •
•
Uterus prolapsus dibersihkan dengan air bersih terhadap kotoran Dibersihkan ulang memakai larutan antiseptis ringan, Uterus sudah bersih, dibersihkan dengan kain bersih bila induk berbaring. Diperiksa permukaan mukosa uteri, bila ada luka, diobati dulu luka tersebut Diperiksa keadaan umum sapi , bila kuat pertolongan posisi sapi berdiri dengan bagian depan lebih tinggi
SLIDE
35
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat dari pertolongan pada kasus prolapsus uteri adalah : •
Perdarahan uterus, diikuti oleh anemia
perlu pengamatan
•
Luka pada dinding uterus, tempat masuknya m.o menyebabkan peritonitis jahit lukanya
•
Kontraksi uterus yang terus menerus luka pada serviks atau vagina sebaiknya diberi anastesi epidural
dapat
• Prolapsus kembali dalam waktu 24 jam setelah pertolongan bila tidak diadakan jahitan pada vulvanya •
Kematian tiba-tiba umum sapi
jarang terjadi SLIDE
periksa keadaan 36
RETENSIO SEKUNDINARIUM Pada keadaan kelahiran normal, selaput fetus akan keluar dari alat kelamin induknya dalam waktu 1- 12 jam setelah melahirkan anaknya. Pengeluaran selaput fetus lebih dari waktu di atas harus dipandang sebagai keadaan yang tidak normal atau patologi. Keadaan ini disebut retensio sekundinarum. Sapi yang mengalami retensio bila tidak segera mendapat pertolongan selaput fetus akan mengalami pembusukan dalam saluran alat kelamin induk dan bersifat racun Kematian
SLIDE
37
PENYEBAB : • •
• • • • •
Gangguan mekanis yaitu selaput fetus terjepit kanalis servikalis karena terlalu cepat menutup. Induk kekurangan kekuatan untuk mengeluarkan selaput fetus setelah melahirkan yang disebabkan adanya atoni uteri pasca melahirkan. Gangguan pelepasan sekundine dari korunkula induk (paling sering terjadi) Radang yang akut misal : plasentitis atau kotiledonitis. Penyakit kelamin menular (Brucellosis, Trichomoniasis, Vibriosis ). Terlalu cepat melahirkan karena plasenta pada waktu itu belum mengalami proses degenerasi. Kekurangan mineral dan vitamin selama bunting. SLIDE
38
Gejala klinis • •
Adanya selaput fetus menggantung di luar alat kelamin Vulva bengkak berwarna kemerahan, kontraksi uterus yang lemah, ada bau yang khas karena ada pembusukan • Produksi susu menurun,suhu tubuh meningkat Pertolongan • • •
Pengeluaran plasenta dari alta kelamin secepatnya Suntikan oksitosin/IM/ dosis 100 IU atau dietilstilbesterol/ IM / 15-60 mgram diulang selam 4 hari Bila ada infeksi : dilakukan pencucian dengan antiseptik/IU dan diberikan penisilin 1.000.000 IU.
SLIDE
39
PARAPLEGIA PASCA MELAHIRKAN adalah suatu keadaan induk hewan yang sedang bunting tua atau beberapa hari sesudah melahirkan tidak dapat berdiri tetapi selalu dalam keadaan berbaring karena kelemahan tubuh bagian belakang
Penyebab • • • •
Kelemahan badan akibat beban yang terlalu berat misalnya waktu bunting anaknya terlalu besar atau kembar. Kandang terlalu sempit sehingga hewan tidak dapat bergerak dan kecapaian. Fraktur tulang femur,sakrum atau lumbal Osteomalasia karena kekuranagn vitamin D
Pengobatan • •
Mencegah terjadinya komplikasi yaitu dengan memberikan jerami di atas lantai kandang di bawah tubuhnya untuk berbaring Berikan kamfer spiritus untuk digosokan pada kaki belakang, dan juga SLIDE 40 diberikan vitamin B1 dan B6 untuk merangsang saraf di kaki belakang
PARALISA PASCA MELAHIRKAN Paralisa dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki belakang yang disebabkan oleh gangguan pada saraf obturatoria pada waktu bungting tua dan pada saat setelah melahirkan mengakibatkan ketidak mampuan hewan betina untuk berdiri Penyebab luka saraf obturatoria • • •
Fraktura tulang pelvis atau tumor pada pelvis Fetus terlalu lama di jalan kelahiran sehingga menekan saraf dan mengakibatkan paralisa Kejadian terlalu lama atropi muskulus bagian paha Induk tetap berbaring dan sensitivitas tubuh bagian belakang menjadi berkurang ditandai dengan tidak memberikan respon bila ditusuk dengan benda yang tajam
Pengobatan • •
Ransum pakan yang berkualitas dan mudah dicernak dan banyak mengandung air dan bersifat laxan Pemijatan kaki belakang dan digosok obat SLIDE yang merangsang aktifitas saraf 41
ABORTUS adalah kelahiran fetus dimana fetus dalam keadaan mati atau tidak mempunyai daya hidup diluar tubuh induknya
terjadi pada umur 40 hari hingga akhir
kebuntingan PENYEBAB ABORTUS • •
KARENA NON INFEKSIUS KARENA INFEKSIUS
SLIDE
42
PENYEBAB ABORTUS NON INFEKSIUS • • • • • • • •
Predisposis Gangguan organ kelamin Gangguan fisiologi fetus Gangguan dari luar Genetik Intoksikasi Gangguan hormonal Penyebab lain : pakan dan imunologi
SLIDE
43
1. PREDISPOSISI Seleksi terlalu jauh Produksi susu >>
induk kelelahan
stess
abortus
fetus kekurangaan makan
abortus
Umur induk terlalu muda
uterus belum siap
abortus
2. GANGGUAN ORGAN KELAMIN Radang uterus Jaringan ikat uterus banyak fetus kurang makan Pembilasan uterus saat bunting dengan antiseptik Perobekan selaput feus Pemencetan korpus luteum IB keliru pada induk bunting
SLIDE
44
3. GANGGUAN FISIOLOGIS FETUS Kekurangan pakan, vitamin, mineral Vit. A <
abortus umur tua, anak lahir lemah
Kelebihan pakan Gangguan sirkulasi darah 4. GANGGUAN DARI LUAR TUBUH INDUK Diperkejakan terlalu berat Perjalanan jauh Kandang sempit dan terlalu panas Kandang curam terpeleset Eksplorasi rektal Ditendangan / ditanduk temannya SLIDE Terkejut
45
5. GENETIK Inbreeding Fetus kembar 6. INTOKSIKASI * Pakan : Hijaunan mengandung mimosin Rumput rawa-rawa mengandung nitrit Cemara Taxol Semanggi estrogenik * Hormon stimulan : Estradiol dosis tinggi Prostaglandin Hidrokortison * Obat –obatan : Obat cacing Phenotiasin teratogenik Antibiotik teratogenik SLIDE
46
7. GANGGUAN HORMONAL Kekurangan hormon progesteron Hormon estrogen berlebihan 8.
FAKTOR LAIN * Imunologi divaksin * Torsio uteri
SLIDE
47
PENYEBAB ABORTUS KARENA INFEKSIUS PENYEBAB
AWAL KEBUNTINGAN
PERTENGAHAN KEBUNTINGAN
AKHIR KEBUNTINGAN
+ +
+ +
+ +
+ + +
+ + +
+ + +
BAKTERI SPESIFIK 1. Campilobacteriosis 2. Brucellosis 3. Leptospira 4. Listeriosis
+ -
+ (4-6 bulan) + (> 5 bulan) + -
+ + + +
PROTOZOA 1. Trichomoniasi 2. Toxoplasmosis
+ +
+ (4 bulan) >>>> +
+ +
VIRUS 1. Bovin Viral Diaerheal (BVD) 2. Infectious Postular Vulvovaginitis (IPV) 3. Infectous Bovine Rhinotracheitis (IBR) 4. Epizootic Bovine Abortion (EBA) 5. Epididimis vaginitis (EPIVAG)
+ + -
+ + (160 hari) + (160 hari) -
+ + + + -
-
+ +
+ +
BAKTERI NON SPESIFIK 1, Coli (E.Coli,Proteus, Enterobacter) 2. INsidental (Streptococcus, Stapilococcus, Pasteurella, Bacillus dan dipteri) 3. Corine bakterium pyogenes 4. Gram - : Bacteriosid, fuso bakterium,Veilonella 5. Gram + : Closteridium
JAMUR 1.Aspergilus fumigatus 2. Absidia
SLIDE
48