Penatalaksanaan Kanker Paru Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : a) Kuratif. Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b) Paliatif. Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. c) Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga. d) Suportif. Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000). Pengobatan untuk kanker paru-paru tergantung pada kombinasi faktor, Secara umum pengobatan untuk kanker paru paru bisa dilakukan dengan cara operasi, kemoterapi, terapi radiasi, atau kombinasi dari semuanya. Misalnya, setelah operasi untuk mengangkat tumor, terapi radiasi dapat digunakan untuk memastikan semua sel yang sakit telah hancur. Hal ini disebut sebagai terapi adjuvan. Dalam beberapa kasus, tujuan pengobatan adalah untuk menghentikan dan menghancurkan kanker. Dalam kasus lain, jelas kasus yang lebih parah, tujuan pengobatan hanya untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien. Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medisseperti fasiliti yang dimilikirumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang amat menentukan. Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia penatalaksanaan atau pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan hormoterapi. Pembedahan dilakukan untuk mengambil ‘massa kanker‘ dan memperbaiki komplikas yang mungkin terjadi. Sementara tindakan radioterapi dilakukan dengan sinar ionisasi untuk menghancurkan kanker. Kemoterapi dilakukan untu membunuh sel kanker dengan obat anti-kanker atau sitostatika. Sedangkan hormonterapi dilakukan untuk mengubah lingkungan hidup kanker sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. 1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk memerangi kanker paru-paru. obat yang digunakan ditentukan oleh bentuk spesifik dari kanker paru-paru dan daerah sekitar. Kadang-kadang disebut sebagai sitotoksin (obat yang beracun bagi sel-sel kanker), tujuan mereka adalah untuk mengganggu reproduksi sel-sel kanker. Hal ini umumnya dicapai melalui
kombinasi obat, diberikan baik intravena atau secara lisan. Secara umum, obat ini disuntikkan ke dalam aliran darah lalu menyebar ke seluruh tubuh dengan maksud bahwa mereka akhirnya akan menemukan sel-sel kanker dan membunuh mereka. Dengan kata lain, obat tidak hanya membunuh sel-sel kanker, mereka membunuh sel-sel sehat juga. Dalam beberapa kasus, dokter dapat melokalisasi khusus obat di sekitar sel-sel kanker, meskipun hal ini jarang terjadi. Efek samping dari pengobatan ini biasanya mual, muntah, sariawan, rambut rontok dan kehilangan nafsu makan. Kemoterapi merupakan pilihan utama untuk kanker paru karsinoma sel kecil dan beberapa tahun sebelumnya diberikan sebagai terapi paliatif untuk kanker paru karsinoma bukan sel kecil stage lanjut. Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau menghilangkan gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan kualiti hidup penderita. Tetapi akhir-akhir ini berbagai penelitian telah memperlihatkan manfaat kemoterapi untuk KPKBSK sebagai upaya memperbaiki prognosis, baik 3 sebagai modaliti tunggal maupun bersama modaliti lain, yaitu radioterapi dan/atau pembedahan. Indikasi pemberian kemoterapi pada kanker paru ialah: Penderita kanker paru jenis karsinoma sel kecil tanpa atau dengan gejala. Penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil yang inoperabel (stage IIIB & IV), jika memenuhi syarat dapat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren, sekuensial atau alternating kemoradioterapi. Kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) stage I, II dan III yang telah dibedah. Kemoterapi neoadjuvan yaitu kemoterapi pada penderita stage IIIA dan beberapa kasus stage IIIB yang akan menjalani pembedahan. Dalam hal ini kemoterapi merupakan bagian terapi multimodaliti. Syarat standar yang harus dipenuhi sebe/um kemoterapi 1. Tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut, dapat diberikan obat antikanker dengan regimen tertentu dan/atau jadual tertentu. 2. Hb > 10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski Hb < 10 g% tidak perlu tranfusi darah segera, cukup diberi terapi sesuai dengan penyebab anemia. 3. Granulosit > 1500/mm3 4. Trombosit > 100.000/mm3 5. Fungsi hati baik 6. Fungsi ginjal baik (creatinin clearance lebih dari 70 ml/menit) Evaluasi hasil pengobatan Umumnya kemoterapi diberikan sampai 6 sikius/sekuen, bila penderita menunjukkan respons yang memadai. Evaluasi respons terapi dilakukan dengan melihat perubahan ukuran tumor pada foto toraks PA
setelah pemberian (sikius) kemoterapi ke-2 dan kalau memungkinkan menggunakan CT-Scan toraks setelah 4 kali pemberian. Evaluasi dilakukan terhadap - Respons subyektif yaitu penurunan keluhan awal - Respons semisubyektif yaitu perbaikan tampilan, bertambahnya berat badan - Respons obyektif - Efek samping obat Respons obyektif dibagi atas 4 golongan dengan ketentuan 1. Respons komplit (complete response , CR) : bila pada evaluasi tumor hilang 100% dan keadan ini menetap lebih dari 4 minggu. 2. Respons sebagian (partial response, PR) : bila pengurangan ukuran tumor > 50% tetapi < 100%. 3. Menetap {stable disease, SD) : bila ukuran tumor tidak berubahatau mengecil > 25% tetapi < 50%. 4. Tumor progresif (progresive disease, PD) : bila terjadi petambahan ukuran tumor > 25% atau muncul tumor/lesi baru di paru atau di tempat lain. Hal lain yang perlu diperhatikan datam pemberian kemoterapi adalah timbulnya efek samping atau toksisiti. Berat ringannya efek toksisiti kemoterapi dapat dinilai berdasarkan 2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi paling sering digunakan dan ada hubungannya dengan operasi atau kemoterapi, Radiasi sinar eksternal dan Brachytherapy adalah dua terapi utama yang digunakan untuk pengobatan kanker paru-paru. Brachytherapy umumnya digunakan untuk meredakan penyumbatan saluran udara besar. Kadang-kadang, terapi radiasi direkomendasikan sebagai pilihan pengobatan tunggal untuk kanker paru-paru. Umumnya, hal ini akan terjadi dalam situasi ketika pasien terlalu sakit untuk menjalani operasi atau menahan kemoterapi. Ketika terapi radiasi digunakan sebagai pengobatan tunggal untuk kanker paru-paru, itu menghasilkan menyusutnya tumor dan remisi lengkap dari gejala kanker sekitar 10-15% dari waktu ke waktu. 3. Operasi
Jika kanker paru-paru yang tertangkap pada tahap awal, khususnya tahap satu non-sel kecil kanker paru-paru, operasi untuk mengangkat tumor sering kali menjadi pilihan. Pada tahap ini, kanker terbatas pada paru-paru, sering kali dalam bentuk tumor tunggal, dan operasi bisa sangat efektif menghilangkan sebagian besar atau semua. Namun, ketika kanker paru-paru menjadi besar, operasi menjadi kurang efektif. Setelah itu menyebar di luar dada dan bermetastasis ke organ lain, pembedahan umumnya tidak efektif dan bukan pilihan yang bisa
diterapkan. Tergantung pada pertumbuhan kanker dan kondisi paru, operasi dapat dilakukan untuk penghapusan bagian dari satu lobus atau bahkan penghapusan seluruh paru-paru. Komplikasi dapat termasuk infeksi, pneumonia dan perdarahan yang berlebihan. Kabar baiknya adalah bahwa sampai dengan 40% dari pasien yang menjalani operasi untuk mengangkat tumor kanker dari paru-paru mereka masih hidup lima tahun setelah operasi. Operasi pengangkatan bukanlah jaminan untuk sembuh, namun, karena sel-sel kanker mungkin sudah mulai menyebar. Para ahli medis memperkirakan bahwa antara 10% dan 35% dari semua kanker paru-paru dapat diangkat melalui pembedahan. Baru-baru ini, prosedur invasif disebut sebagai video-dibantu bedah toraks telah berguna dalam mengobati pasien pembedahan tanpa operasi terbuka, yang menghilangkan banyak komplikasi yang biasa. Sebuah tumor lebih kecil dari 4 sampai 5 cm dapat diobati dengan menggunakan metode ini, dimana ahli bedah gunakan untuk beroperasi melalui 2 sampai 4 bukaan kecil antara tulang rusuk saat melihat organ internal pasien di monitor televisi. Setiap pembukaan kurang bahwa satu inci diameter. Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk kanker paru karsinoma sel kecil stadium I dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk kanker paru karsinoma sel kecil stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis.
Alsagaf, H. 1995. Kanker Paru dan Terapi Paliatif. Penerbit Airlangga, Surabaya:11-14 https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/kankerparu.pdf