PEMIKIRAN POLITIK AL-FARABI Achmad Khudori Soleh
Abstract In this era democracy is assumed is the only good government system, in fact, in few centuries ago, al-Faraby criticized democracy as a bad government system. According According to Faraby; democracy democrac y is a good system between bad systems. So that he proposed “the prime city (Madinah al-Fadlilah)” system. The prime city is the government system giving direction to the people to achieve ‘highest happiness’, happiness’, for that it must have good leader who has has excellent quality and best vision of the achievement. It means that the leader bases on a quality not popularity such as in democracy. democracy. Key words: Social nature, weakness of democracy, Madinah al-Fadlilah.
Saat ini, ketika sistem demokrasi menjadi idaman dan tolok ukur ukur perad peradaba aban n manusi manusia a modern modern,, didor didorong ong keingin einginan an untuk untuk meng mengha hadi dirk rkan an Isla Islam m seba sebaga gaii idio idiolo logi gi mode moderrn dan dan sist sistem em peme pemerin rinta taha han n prog progre resi sif, f, para para pemi pemiki kirr musl muslim im konte ontemp mpor orer er seperti berlomba menafsirkan kembali teori politik dan yuridis Islam Islam dalam dalam istila istilah-i h-isti stilah lah demokr demokrasi asi.. Paham-p aham-paha aham m seperti seperti “kesejajaran manusia dihadapan Tuhan tanpa membedakan ras, warna kulit dan etnis”, “kebebasan berpikir dan berkepercayaan bagi manusia, manusia, muslim muslim maupun maupun non-muslim non-muslim”, ”, “pengaku “pengakuan an atas otorit otoritas as (bai`ah), bai`ah), musyaw musyawara arah h (syura) syura) dan dan konse onsens nsus us (ijma)”, ijma)”, adalah bukti-bukti yang diajukan untuk menyatakan bahwa Islam yang humanistik juga mengenal dan berwatak demokratis. 1 Padahal adahal,, sistem sistem demokr demokrasi asi buka bukan n tanpa tanpa cela cela dan bukan bukan segala segalanya nya.. Al-F Al-Farabi arabi mengkr mengkriti itik k bebera beberapa pa kelem kelemaha ahan n sistem sistem demokr demokras asii dan menyat menyatak akan an bahwa bahwa demokr demokrasi asi hanya hanya terbai terbaik k diantara sistem-sistem pemerintahan yang jelek. Ia menulis alMadinah al-Fadilah (Negara Utama) sebagai sistem pemerintahan alternatif, sebagai sistem pemerintahan post-demokrasi. Sekilas tentang al-Farabi. al-Farabi. Sebagai seorang filosof muslim, al-Farabi dikenal sebagai “guru kedua” setelah Aristoteles sebagai “guru pertama”. Lahir 1
Abbas M. Aqqad, Al-Dimuqrathiyah fi al-Islam, (Kairo, Dar al-Ma`arif, tt), 37; Hamid al-Jamal, Adhwa` al-Jamal, Adhwa` Ala al-Dimuqrathiyah al- Dimuqrathiyah,, (Kairo, Maktabah al-Misriyah, 1960), 24-40; Al-Rayes, Al-Nazariyah Al-Rayes, Al-Nazariyah al-Siyasah fi al-Islam, al-Islam, (Kairo, Aglo Egytion Book, 1957), 302-310.
2
di prop propin insi si Trans ranso oxian xiana, a, Turk urkesta estan, n, 870 870 M, dari dari kelua eluarg rga a bangsawan. Pada awalnya, ia adalah hakim di Bukhari, tetapi jabatan itu kemudian di tinggalkan dan lebih memilih mendalami filsafat.2 Pada ada tahu tahun n 922 M, ia pind pindah ah ke Bagh aghdad dad untu ntuk melanjutkan pendidikan ilmu-ilmu filsafat pada Matta ibn Yunus (w. (w. 939 M) dan Ibn Ha Haila ilan n (w. (w. 932 M). M). Selanj Selanjutn utnya, ya, bersam bersama a guruny gurunya, a, Ibn Hailan Hailan,, ia pergi pergi dan meneta menetap p di Konsta onstanti ntinop nopel el selama 8 tahun guna lebih mendalami filsafat. Sekembalinya dari Konstantinopel Konstantinopel dan ketika Baghdad dilanda pergolakan politik, alFarabi pergi ke Damaskus kemudian ke Aleppo. Di Aleppo inilah, dengan dukungan penuh kerabat istana yang memang gandrung filsafat, ia mencurahkan segala pikirannya untuk mengajar dan menulis buku, dan ini adalah masa produktif al-Farabi. Akhirnya, ia meninggal di Damaskus tahun 950 M, dan dimakamkan disana dengan penuh kebesaran. kebesaran.3 Al-Farabi Al-Farabi banyak menulis buku yang secara garis besar bisa dibagi dibagi dalam dalam beberapa beberapa tema: tema: logika, logika, fisika, fisika, metafisik metafisika, a, politik, politik, astro astrolog logi, i, musik musik dan bebera beberapa pa tulisa tulisan n yang yang berisi berisi sangga sanggahan han 4 terhad terhadap ap pandan pandangan gan filosof filosof terten tertentu. tu. Khus Khusus us tent tentan ang g buk buku Madi Madina nah h al-F al-Fad adil ilah ah yang yang mend mendis isk kusik usikan an tent tentan ang g sist sistem em 5 pemerintahan ini, menurut Abd Wahid Wafa, tidak ditulis dalam satu waktu melainkan dalam berbagai tempat dan kurun waktu. Ditulis pertama kali di Baghdad, dengan judul “Negara utama, negara jahiliyah, negara fasiqah, negara mubaddilah dan negara sesat” yang semua kemudian menjadi sub-bahasan dalam buku ini. Selanjutny Selanjutnya a dibawa dibawa ke Damaskus Damaskus dan diselesaik diselesaikan an disana, disana, tahun 942 M, dengan dibagi dalam beberapa bab. Pada tahun 948 M, ketika berada di Mesir, al-Farab rabi mengedit dit dan menyem menyempur purnak nakan an buku buku ini dan membag membaginy inya a dalam dalam bebera beberapa pa pasal, mengikuti permintaan masyarakat. Buku Madinah Madinah al-Fadilah al-Fadilah ini diterbi diterbitk tkan an pertam pertama a kali kali di Leiden, Belanda, tahun 1895 M, kemudian baru di Kairo, Mesir, tahu tahun n 1906 1906 M. Buk Buku ini ini terd terdir irii atas atas dua dua bagi bagian an besa besar, r, (1) (1) membahas persoalan metafisika dan (2) persoalan sosial politik. Pembahasan tentang metafisika terdiri atas 15 sub-bab. Antara lain, membahas membahas tentang tentang Tuhan, uhan, malaikat, malaikat, penghuni-pe penghuni-penghu nghuni ni langit, alam indera, binatang dan lainnya. Disini juga membahas cara penurunan (emanasi atau faidl) dari Tuhan Tuhan Yang Yang Maha Ghaib 2
Osman Bakar, Hierarki Ilmu, Ilmu, (Bandung, Mizan, 1997), 30. Montgomery Watt, The Majesty that was Islam, Islam, (London, Sidgwich, 1976), 156-8; Ibn Khalikan, Wafaya al-A`yan, al-A`yan, V, (Beirut, Dar al-Syadr, tt), 155. 4 Ian Richard Netton, Al-Farabi and His School, School, (London, Rouledge, 1992), 4-7; Osman Bakar, Bakar, Hierarki Hierarki Ilmu, Ilmu, 39-47; 39-47; George George Zidan, Zidan, Tarikh Tarikh Adab al-Lughah al-Lughah al-Arabiya al-Arabiyahh, (Beirut, Dar al-Fikr, 1996), 238-9. 5 Abd Wahid, Mabadi` Wahid, Mabadi` Ara Ahl al-Madinah li al-Farabi, al-Farabi, (Kairo, Alam al-Kutub, 1973), 18. 3
3
sampai terwujudnya alam indera. Juga membahas tentang akal (rasio), macam-macamnya dan tingkatannya. Bagian kedua, berbicara tentang politik, terdiri atas 12 subbahasan. Antara lain, membahas kehendak sosial dari manusia, pers persya yara rata tan n seba sebaga gaii seor seoran ang g pemi pemimp mpin in,, pemi pemimp mpin in nega negara ra utama, sist istem negara-ne -negara non-ut -utama, industri dan kebahagiaan kebahagiaan dan lainnya. Fitrah Sosial. Sebelum Sebelum membahas membahas persoalan persoalan politik, politik, dalam dalam al-Madinah al-Fadilah, pert pertam ama a kali kali,, al-F al-Far arab abii mend mendis isk kusik usikan an masa masala lah h psiko psikolog logii manusi manusia. a. Menuru Menurutny tnya, a, setiap setiap manusi manusia a mempun mempunyai yai fitrah sosial, fitrah untuk berhubungan dan hidup bersama orang lain. Dari fitrah ini kemudian lahir apa yang disebut masyarakat dan negara. negara.6 Dalam kaitannya kaitannya dengan dengan kemampua kemampuan n mengatur mengatur dan mengapai keutamaan, al-Farabi membagi masyarakat dalam dua bagian bagian;; masya masyarak rakat at sempur sempurna na (al-mujtama al-mujtama`` al-kamil al-kamil)) dan masy masyar arak akat at kuran urang g semp sempur urna na (al-muj al-mujtam tama` a` ghair ghair al-kam al-kamil il). ). Masya asyara rak kat semp empurna urna adal adalah ah masy masyar arak akat at yan yang mampu ampu meng mengat atur ur dan dan memb membaw awa a diri diriny nya a send sendir irii untu untuk k meng mengap apai ai kebaikan tertinggi, sedang masyarakat kurang sempurna adalah masyar masyaraka akatt yang yang tidak tidak bisa bisa mengat mengatur ur dan membaw membawa a dirinya dirinya pada keutam keutamaan aan tertinggi. tertinggi. Kebaik Kebaikan an dan keutam keutamaan aan tertinggi tertinggi adalah adalah kebah kebahagi agiaan aan dan dan kebah kebahagi agiaan aan yang yang dimaks dimaksud ud adala adalah h terc tercap apai ainy nya a kemam emampu puan an untu untuk k aktu aktual alis isas asii pote potens nsii jiwa jiwa dan dan 7 pikiran. Selanjutnya, dari sisi cakupan dan luas teritorial, al-Farabi membagi negara dalam tiga bagian; besar, sedang dan kecil. (1) Negara besar adalah negara yang berdaulat dan luas, membawai negara-negara bagian, (2) negara sedang adalah negara bagian, (3) (3) nega negara ra kecil ecil adal adalah ah peme pemeri rint ntah ahan an daer daerah ah atau atau daer daerah ah otonom. Selanjutnya, al-Farabi masyarakat dalam 4 bagian. (1) Masyarakat desa (ahl (ahl al-qaryah), al-qaryah), (2) masyarakat dusun (ahl ( ahl almahlah), mahlah), (3) masyarakat yang hidup bersama dalam satu jalur, jalan atau gang (ahl (ahl al-sikkah al-sikkah), ), dan (4) keluarga (usrah ( usrah), ), dan 8 keluarga keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat. Menuru Menurutt al-F al-Farabi, arabi, dianta diantara ra tiga tiga macam macam negara negara diatas diatas:: besa besar, r, seda sedang ng dan dan kecil, ecil, hany hanya a nega negara ra yang yang diat diatur ur deng dengan an 6
Dikemudian hari, gagasan tentang fitrah sosial ini diulangi oleh Jean-Jacques Roussea Rousseau u (17 (171212-177 17788 M) dengan dengan konsep konsep “kemba “kembali li ke ala alam” m” (retur a la nature) nature ) yang kemudi kemudian an melahir melahirkan kan konsep konsep Sosial Sosial Contra Contratt (kon (kontr trak ak sosi sosial) al);; kema kemaua uan n untu untuk k bekerjasama demi tercapainya kebutuhan bersama diantara individu. Lihat Frans Magnis Suseno, Etika Politik, Politik, (Jakarta, Gramedia, 1994), 238-239. 7 Abd Wahid, Wahid, Mabadi` Ara Ahl al-Madinah, 35. Konsep kebahagiaan al-Farabi ini diadopsi dari pemikiran Plato dan Aristoteles. 8 Ibid, 35-6.
4
sistem pemerintahan utama (fadilah) fadilah) yang mampu menga engant ntar ark kan masya asyara rak katn atnya pad pada kesej esejah ahte tera raan an dan dan kebahagiaa iaan. Sistem pemerint intahan utama ini, dalam mengantark mengantarkan an masyarak masyarakatnya atnya mencapai mencapai kebahagi kebahagiaan aan adalah adalah sama ama seper eperti ti kerj erjasam asama a angg nggota ota tubu tubuh h dalam alam men menjaga jaga 9 kesehatan kesehatan dan keselamatan dirinya. Ketidaksempurnaan Demokrasi. Ketidaksempurnaan Dari sistem sistem pemerintah pemerintahan an dan kemung kemungkinan kinan pencapaian pencapaian kebaikan kebaikan (kebahagiaan), al-Farabi al-Farabi membagi negara dalam empat kategori; negara jahiliyah, negara fasik, negara mubadilah, dan negara sesat (dlalah (dlalah). ). (1) Pemerintahan jahiliyah adalah rezim yang tidak tahu dan tidak mampu mengarahkan rakyatnya pada kebah ebahag agiaa iaan; n; (2) (2) peme pemerin rinta taha han n fasi fasik k adal adalah ah rezim rezim yang yang -sebena sebenarn rnyaya--- tahu tahu dan mampu mampu membaw membawa a rakyat rakyatnya nya kepad kepada a kebahagiaa iaan tetapi mereka tida idak mengakui dan tida idak melak melakuk ukann annya ya melain melainka kan n justru justru mempra memprakte ktekk kkan an permai permainan nan-permainan politik kotor yang akhirnya menjerumuskan mereka pada pada martab martabat at renda rendah; h; (3) pemeri pemerinta ntahan han mubadd mubaddala alah h adalah adalah rezim rezim yang --secara --secara zahir-zahir-- melakuka melakukan n tindakan tindakan dan kebijak kebijakan an yang yang memban membantu tu rakyat rakyat,, padaha padahall yang yang terjad terjadii sesung sesungguh guhnya nya justru sangat merugikan rakyat. Semua dilakukan semata demi menutupi kecurangan dan kebobrokan aparat; (4) Pemerintahan sesat adalah rezim yang tidak membawa rakyat pada kedamaian mela elaink inkan jus justru tru memb embawa awa merek ereka a pada ada pert perten enta tan ngan gan, 10 disintegrasi dan kehancuran. kehancuran. Al-F Al-Farab arabii tida tidak k memb memberi eri urai uraian an lebih lebih rinci rinci tent tentan ang g tiga tiga sistem pemerintahan yang terakhir, tetapi ia banyak memberikan penjelasan tentang sistem pemerintahan jahiliyah. Menurutnya,11 rezim rezim jahiliy jahiliyah ah setida setidakny knya a terbag terbagii atas atas empat empat golo golong ngan an;; (1) (1) sist sistem em timo timokr kras asi, i, rezi rezim m yang yang meng mengut utam amak akan an kehormatan atau kewibawaan (karamah ( karamah), ), (2) sistem plutokrasi, rezim yang mengutamakan kelompok sedikit, dimana kekuasaan atau atau kepem epemim impi pina nan n dipe dipega gang ng oran orang g tert terten entu tu deng dengan an cara cara didasarkan atas perhitungan besar kekayaan, konglomeratisme (baddalah), baddalah), (3) (3) sist istem tira tiran ni, rezim ezim yang ang men mengut gutamak amakan an pemi pemimp mpin in seor seoran ang g tira tiran, n, mili milite teris risme me (taghallib) taghallib), (4) sist istem demokrasi, rezim yang mengutamakan perwakilan orang-orang banyak ( jama`iyah). jama`iyah). Dian Dianta tara ra empa empatt sist sistem em peme pemerin rinta taha han n yang yang tida tidak k baik baik ( jahiliyah) jahiliyah) di atas, atas, sistem sistem demokr demokrasi asi diaku diakuii al-F al-Farabi arabi sebaga sebagaii sistem yang paling baik. Demokrasi adalah sistem pemerintahan 9 10 11
Ibid, 37-8. Ibid, 82-4. Ibid, 78-79.
5
yang yang terbai terbaik k dianta diantara ra rezim rezim-re -rezim zim yang yang jelek. jelek. Ia merupa merupaka kan n negara yang paling didambakan dan dianggap paling bahagia. Negara ini tampak seperti sulaman garmen yang penuh corak warna. Setiap orang menyukainya dan ingin tinggal di dalamnya karena tidak ada satupun keinginan atau potensi --baik maupun jah jahat at--- yang yang tida tidak k tert tertam ampu pung ng dan tida tidak k terk terkem emba bang ngk kan didalamnya. Dalam sistem demokrasi ini ada dua prinsip yang dianut, rinsip ip kebeb ebebas asan an (liberty ), ) , sehi sehing ngga ga rezim ezim demo demokr krat atis is 1. Prins dise disebu butt juga juga rezi rezim m “beb “bebas as” ” atau atau “kes “kesat atua uan n oran orang-o g-ora rang ng bebas”. Dalam negara demokrasi ini, setiap individu berhak dan bebas melakukan apa yang dikehendaki dan disukai, dan tidak seorangpun berhak atas otoritas kecuali berbuat untuk memanfaatkan kebebasaanya. kebebasaanya. 2. Prin Prinsi sip p keseja esejaja jara ran n (equality ). Set Setiap iap oran orang g dala alam rezim ezim demokrasi adalah sama dan sejajar dihadapan hukum. Tidak ada perbed perbedaan aan antara antara pengua penguasa sa dan dan rakyat rakyat jelata jelata,, bahka bahkan n rakyat rakyatlah lah sumber sumber dan pemega pemegang ng otorita otoritas s kekua ekuasaa saan n yang yang sebenarnya, sedang pemerintah hanya menjalankan tugasnya sesuai yang dikehendaki rakyat. 12 Deng Dengan an dua dua prin prinsi sip p ini, ini, teru teruta tama ma kebeb ebebas asan an,, sist sistem em demokrasi tidak hanya mendorong lahirnya ilmu dan peradaban tingg inggii tet tetapi api bers bersam amaa aan n itu itu jug juga memb embuka uka pelu peluan ang g bag bagi berkembangnya kekuatan-kekuatan jahat, minimal yang secara moral bertentangan dan menghambat tercapainya kebahagiaan masyarakat, karena tidak ada otoritas atau rasa tanggung jawab untuk mengendalikan nafsu jahat (amoral) dan harapan-harapan warga warga negar negara. a. Inilah Inilah ketid ketidakak-sem sempur purnaa naan n sistem sistem demokr demokrasi asi.. Karena itu, meski demokrasi diakui sebagai negara paling besar, paling paling berperadab berperadaban, an, paling produktif produktif dan paling sejahtera, sejahtera, ia jug juga a meru merupa paka kan n nega negara ra yang yang pali paling ng bany banyak ak meng mengan andu dung ng 13 kejahatan dan keburukan. Al-Madinah al-Fadilah (Negara Utama). Berd Berdas asar ar kenya enyata taan an atas atas ketid etidak ak-s -sem empu purn rnaa aan n sist sistem em demokratis demokratis di atas, atas, al-Farabi al-Farabi mengajuk mengajukan an gagasann gagasannya ya tentang tentang sist sistem em peme pemerin rinta taha han n nega negara ra utam utama a (al-Madinah al-Madinah al-Fadilah al-Fadilah). ). Disini Disini,, negara negara tidak tidak diperi diperinta ntah h oleh oleh perwak perwakila ilan n orang orang banyak banyak (par (parle leme men) n) mela melain inka kan n oleh oleh pemi pemimp mpin in utam utama a yang yang bert bertug ugas as untu untuk k mend mendid idik ik dan dan meng mengar arah ahka kan n rak rakyat yat pada pada penc pencap apai aian an kebahag kebahagiaan iaan tertinggi tertinggi (aktualis (aktualisasi asi potensi-pot potensi-potensi ensi terbaik terbaik dari 12
Al-Farabi, Mabadi Mabadi Ara Ahl al-Madina al-Madina al-Fadilah al-Fadilah, dalam dalam Richar Richard d Welzer Welzer (ed), (ed), (Oxford, Clarendon Press, 1985), 13 Fauzi M. Najjar, “Demokrasi dalam Filsafat Politik Muslim”, dalam Jurnal alHikmah, Hikmah , (edisi 2, Oktober 1990), 92.
6
ruhani dan pemikiran). Gagasan ini didasarkan atas kenyataan, (1) bahwa susunan masyarakat atau pemerintahan tidak berbeda dengan badan. Pada badan, semua gerakan yang dilakukan oleh tangan, kaki, kepala dan lainnya, adalah atas perintah hati. Hati bertin bertindak dak sebaga sebagaii pemimp pemimpin in atas atas tindak tindakan an jasad. jasad. Begitu Begitu pula pula yang terjadi pada masyarakat. Aapa yang terja rjadi pada masyarakat tidak berbeda dengan apa yang ada pada jasad: ia bertindak bertindak sesuai sesuai dengan dengan perintah perintah pemimpin pemimpin atau pemerintah. pemerintah. Pemerin emerintah tah adala adalah h pemimp pemimpin in masyar masyarak akat. at. (2) Bahwa Bahwa karena karena perbedaan-perbedaan alamiah, tidak semua orang mengetahui dan memahami kebahagiaan lewat dirinya sendiri atau sesuatu yang harus diperbuatnya guna mencapai kebahagiaan. Mereka membutuhkan guru, pendidik dan pembimbing. Disinilah tugas dan fungsi pemimpin utama, yakni dengan kesempurnaan dan kebijaksanannya, menunjukkan pada masyarakat tentang objek utam tama ( primari primari intellegibles intellegibles) yang yang bisa bisa meng mengar arah ahka kan n pada pada 14 kebahagiaan. Karena itu, negara utama (madinah ( madinah al-fadilah) al-fadilah) tidak bisa dipimpin sembarang orang melainkan oleh mereka yang benarbenar memenuhi persyaratan tertentu (dustur ( dustur ). ). Pemimpin utama (al-ra’is al-ra’is al-awwal al-awwal)) harus harus memenu memenuhi hi persya persyarat ratan an yang yang bersif bersifat at 15 fitrah (bawaan) dan pengayaan (muktasab ( muktasab). ). Persyaratan yang bersifat bawaan (fitrah (fitrah), ), antara lain, 1. Dari Dari sisi sisi hati hati atau atau jiwa, jiwa, memp mempun unya yaii keleb elebih ihan an dala dalam m soal soal kesal kesaleha ehan n dan ketaq ketaqwaa waan, n, sebaga sebagaii repr represe esenta ntasi si manusi manusia a sempurna yang telah mencapai tahap akal aktif ( al-`aql alfa`al) fa`al) dalam menangkap dan menterjemahkan isyarat-isyarat ilahiyah. Disamping itu, juga terbukti mempunyai akhlak atau moral yang baik dan terpuji. 2. Dari Dari segi segi kecer ecerda dasa san, n, memp mempun unya yaii keung eunggu gula lan n dala dalam m hal representasi imanjinatif. 3. Dari Dari segi segi polit politik ik,, memp mempun unya yaii kebij ebijak aksa saan an yang yang semp sempur urna na dala dalam m menj menja alan lankan polic olicy y dan dan men menanga ngani per persoal soalan an-persoalan yang timbul. Juga mempunyai keunggulan persuasif serta sifat tegas dan lugas dalam menghadapi penyelewengan dan ketidakadilan ketidakadilan
14
Ibid, Ibid, 87. Perbedaan antara persyaratan yang bersifat fitrah dan muktasab ini bisa di gambarkan, bahwa yang fitrah adalah watak-watak atau tindakan-tindakan yang ada sebelumnya. sebelumnya. Arttinya, Arttinya, sebelum sebelum diangkat diangkat sebagai pemimpin, seseorang harus ditelusuri riwaya riwayatt hidupn hidupnya, ya, perila perilakun kunya ya dan kemamp kemampuan uannya nya dalam dalam memimp memimpin in masyar masyaraka akatt dalam lingkungan atau organisasinya. Sementara persyaratan yang bersifat muktasab adalah adalah kondis kondisi-k i-kond ondisi isi yang yang bisa bisa dan harus harus dipela dipelajar jarii setelah setelah seseor seseorang ang menjad menjadii pemimpin. 15
7
4. Dari sisi menejerial, mempunyai keunggulan dalam retorika,
sehi sehing ngga ga bisa bisa menj menjel elas aska kan n pers persoa oala lann-pe pers rsoa oala lan n pent pentin ing g 16 dengan baik dan mudah, pada masyarakat. Tentang persyaratan yang bersifat pengayaan (muktasab ( muktasab), ), antara lain, 1. Menger Mengerti ti dan paham paham tentan tentang g hukumhukum-huk hukum um atau atau ketetap etetapananketetapan sebelumnya untuk kemudian mampu merevisi dan menyelaraskan dengan tuntutan zaman. 2. Mengerti strat rategi dan perta rtahanan negara, karena ia berk berkew ewaj ajib iban an untu untuk k menj menjag aga a kedau edaula lata tan n dan dan inte integr grit itas as 17 negara. Jika pemimpin utama semacam itu tidak ada, negara harus dipimpin dipimpin oleh gabungan gabungan orang-orang orang-orang yang mengkombin mengkombinasik asikan an kualifikasi-kualifikasi tersebut, yang disebut pemimpin-pemimpin terpi terpilih lih (al-ru’asa al-ru’asa al-akhyar al-akhyar ). ).18 Kombi ombina nasi si ini ini mung mungki kin n sama sama dengan dengan model model “kabi “kabinet net pelang pelangi” i” pada pada masa masa Gus Gus Dur dahulu dahulu,, teta tetapi pi buka bukan n atas atas dasa dasarr perb perbed edaa aan n part partai ai yang yang lebi lebih h demi demi mempertemukan berbagai kepentingan dan golongan, melainkan kombinasi dari kaum profesional, ilmuan, pemikir, birokrat, dan lainny lainnya a yang yang secara secara bersam bersama-s a-sama ama bekerj bekerja a demi demi tercap tercapain ainya ya kebahag kebahagiaan iaan bangsa. bangsa. Jika gabungan orang-orang orang-orang semacam semacam ini juga tidak ditemukan, maka pemimpin negara harus diberi bekal tent tentan ang g trad tradis isi, i, ketet etetap apan an dan dan huk hukum-h um-huk ukum um yang yang tela telah h dipanc dipancang angkan kan para para pendah pendahulu ulunya nya (atau (atau oleh dewan dewan legisl legislati atif f yang arif dan kredible), dengan syarat bahwa pemimpin tersebut harus memiliki kesalehan dan kebenaran opini untuk menafs menafsirk irkan an dan meneta menetapk pkan an hukumhukum-huk hukum um dan ketet ketetapa apan n 19 tersebut dalam situasi baru yang dihadapinya. Walhasi alhasil, l, negara negara utama utama atau atau setida setidakny knya a pemerin pemerintah tahan an terbaik adalah rezim dimana orang-orang saleh dan profesional meru merupa pak kan yang yang pali paling ng bany banyak ak meng mengam ambi bill pera perana nan n atau atau pene penent ntu u kebi kebija jaka kan. n. Deng Dengan an sist sistem em sepe sepert rtii itu, itu, diha dihara rapk pkan an mereka akan mampu mendidik dan membawa masyarakat pada ting tingka katt kesej esejah ahte tera raan an dan dan kebah ebahag agia iaan an tert tertin ingg ggi. i. Manu Manusi siaamanusia unggul mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan kesempurnaan lewat speku spekulas lasi, i, penemu penemuan an dan pemiki pemikiran ran,, sement sementara ara masyar masyarak akat at biasa (awam) menemuka menemukan n kebahag kebahagiaan iaan sejenis sejenis lewat praktekpraktekpraktek dan desakan-desakan moral yang telah di tentukan. Selanjutnya, jika kaum saleh, pemikir dan profesional juga tidak bisa menempati posisi strategis dalam pemerintahan, maka 16
Abd Wahid, Mabadi` Mabadi` Ara Ahl al-Madinah al-Madinah,, 66; Lihat pula Abbas Halimi al-Huli, “Ara l-farabi fi al-Daulah wa al-Mujatama` al-Insan”, dalam Al-Farabi dalam Al-Farabi wa al-Hadlarah alInsaniyah, Insaniyah, (Baghdad, Dar al-Huriyah, 1976), 496-97. 17 Abd Wahid, Mabadi` Wahid, Mabadi` Ara Ahl al-Madinah, 72. 18 Ibid, 74; Fauzi M. Najjar, Demokrasi, Demokrasi , 89. 19 Fauzi M. Najjar, Ibid, Ibid, 90.
8
sistem pemerintahan demokrasi adalah alternatif terbaik. Sebab, dalam sistem demokrasi yang bebas ini, kaum saleh dan pemikir akan mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan kegiatan membim membimbing bing dan member memberii petunj petunjuk uk pada pada masyar masyarak akat at lewat lewat pend pendid idik ikan an,, pemi pemiki kira ran n dan dan lain lainny nya, a, sehi sehing ngga ga bisa bisa terca tercapa paii keba ebahag hagiaa iaan bers bersam ama. a. Deng Dengan an demik emikia ian n, merek ereka a itul itulah ah pemimpinin-pemimpin sejati, meski tanpa mahkota dan 20 pengawal. Penutup. Dari paparan tentang pemikiran politik al-Farabi al-Farabi diatas, ada beberapa hal yang perlu disampaikan, 1. Gagasan tentang negara utama al-Farabi ini agaknya diadopsi dan diramu dari pemikiran “Republic”-nya Plato dan konsep kebahagi kebahagiaanny aannya a Aristoteles Aristoteles.. Al-Farabi Al-Farabi sendiri sendiri beberapa beberapa kali meru meruju jukk kkan an piki pikira rann nnya ya ini ini pada pada pemi pemiki kira ran n kedua edua tok tokoh tersebut. Hanya saja, al-Farabi kemudian memberi ruh atau spir spirit it pada pem pemikir ikiran an kedu edua tok tokoh diat iatas yang ang mur murni pemikir pemikiran an dengan dengan konse konsep-k p-kon onsep sep yang yang diambi diambill dari dari ajaran ajaran Islam. Ini tampak jelas, misalnya, dalam konsepnya manusia semp sempur urna na yang yang diar diarti tik kan seba sebaga gaii repr epresen esenta tasi si Tuhan uhan,, seti setida dakn knya ya seba sebaga gaii manu manusi sia a yang yang sang sangat at deka dekatt deng dengan an Tuh Tuhan an.. Konse onsep p ini ini tida tidak k ada ada dala dalam m pemi pemiki kira ran n Plat Plato o dan dan 21 Aristoteles. 2. Asum Asumsi siny nya a bahw bahwa a masy masyar arak akat at tidak tidak ubah ubahny nya a jasa jasad d yang yang setiap setiap gerak gerak gerikny geriknya a senant senantias iasa a dikont dikontro roll dan dikoma dikomando ndo bisa memberi peluang pada penguasa untuk bersikap otoriter. Ini juga juga member memberika ikan n kesan kesan yang yang kuran kurang g mengha mengharga rgaii pada pada tingkat “kecerdasan” masyarakat. Padahal, pada era modern, rakyat justru diharapkan bisa mengontrol pemerintah, setidak ada dialok dialok yang yang seimba seimbang ng antara antara fihak fihak pengu penguasa asa dengan dengan rakyat. Makna zakat, dimana muzakki mempunyai wewenang mengontrol trol tugas amil yang dalam hal ini dilakukan pemerin pemerintah tah,, sesung sesungguh guhnya nya,, tidak tidak berbed berbeda a dengan dengan kons konsep ep kedaulatan di tangan rakyat seperti yang di pahami dalam teori politik modern.22 ( al-ra`is al-awal) al-awal) 3. Gagasan al-Farabi tentang pemimpin utama (al-ra`is sangat dekat dengan konsep imamah madzhab Syiah. Bahkan 20
Ibid, 93. Lihat juga, Abd Wahid, Mabadi` Wahid, Mabadi` Ara Ahl al-Madinah, 64. 22 Masdar F. Mas`udi, Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) dalam Islam, Islam , (Jakarta, P3M, 1993), 53. 21
9
seba sebagi gian an besa besarr sumb sumber er meny menyat atak akan an bahw bahwa a gaga gagasa san n ini ini memang memang dipeng dipengaru aruhi hi ide imamah imamah terseb tersebut, ut, atau atau bisa bisa jadi jadi sebagai promosi doktrin imamah, mengingat bahwa al-Farabi --dianggap-- sebagai pemikir Syi`i. 4. Dala Dalam m bent bentuk ukny nya a yang yang idea ideal, l, gaga gagasa san n ini ini kira kirany nya a suli sulitt dilak dilaksa sana naka kan, n, bahk bahkan an mung mungki kin n hany hanya a utop utopis is.. Abd Abd Wahid ahid sendiri, penulis ringkasan al-Madinah al-Fadilah ini, mengakui bahwa gagasan negara utama al-Farab rabi sangat sulit lit dila dilaks ksan anak akan an.. Jara Jarang ng --ji --jik ka tida tidak k dik dikatak atakan an tida tidak k adaada--dite ditemu muka kan n oran orang g yang yang memp mempun unya yaii kualif ualifik ikas asii semp sempur urna na sebagaimana yang dipersyaratkan al-Farabi. Karena itu, paling banter, yang bisa dilaksanakan adalah pemerintahan sistem gabungan, model “kabinet pelangi” yang memadukan segala potensi yang ada. 5. Dalam Dalam konteks onteks keindon eindones esiaa iaan, n, ketika etika pemimp pemimpin in yang yang bijak bijak,, cerd cerdas as,, berw berwaw awas asan an luas luas,, karis karisma mati tik k dan dan yang yang seka sekalig ligus us mana manaje jerr hand handal al tida tidak k dite ditemu muka kan, n, maka maka pemi pemimp mpin in haru harus s dibagi dibagi.. Artiny Artinya, a, ketik ketika a presi presiden den di anggap anggap tidak tidak mumpun mumpunii dalam bidang administrasi, maka ia mesti mengangkat wakil atau perdana menteri yang membidangi persoalan administrasi. 6. Kritiknya Kritiknya pada sistem sistem demokrasi, demokrasi, yang yang digambarkan digambarkan sebagai sebagai sula sulama man n garm garmen en yang yang penu penuh h cora corak k warn warna, a, nega negara ra palin paling g berp berper erad adab aban an dan dan palin paling g seja sejaht hter era a teta tetapi pi seka sekali ligu gus s juga juga sebagai negara paling bobrok dan menyedihkan kiranya bisa dijadikan dijadikan renungan renungan.. Kenyataanya enyataanya,, Amerika, Amerika, yang dianggap dianggap sebagai negara paling demokratis, bebas, maju dan canggih, sekali sekaligus gus juga juga dikena dikenall sebaga sebagaii negara negara paling paling tinggi tinggi tingk tingkat at kejahat kejahatannya annya,, dan paling rusak perilaku perilaku moralnya moralnya --ditinjau --ditinjau dari perspektif agama [.]
Daftar Pustaka
Aqqad Aqqad,, Abbas Abbas M., Al-Dimuqrat Al-Dimuqrathiyah hiyah fi al-Islam al-Islam, Kair airo, Dar Dar alalMa`arif, tt Bakar, Osman, Hierarki Ilmu, Ilmu, Bandung, Mizan, 1997 Farabi, Maba Mabadi di Ara Ara Ahl Ahl al-M al-Mad adin ina a al-F al-Fad adila ilah h, dala dalam m Rich Richar ard d Welzer (ed), Oxford, Clarendon Press, 1985 Huli, Abbas Halimi, “Ara al-Farabi al-Farabi fi al-Daulah wa al-Mujatama` alInsa Insan n”, dala dalam m Al-F Al-Far arab abii wa al-H al-Had adla lara rah h al-I al-Ins nsan aniy iyah ah, Baghdad, al-Huriyah, 1976 Ibn Khalikan, Wafaya al-A`yan, al-A`yan, V, Beirut, Dar al-Syadr, tt
10
Jam Jamal al,, Ha Hami mid d al-, al-, Adhwa Adhwa`` Ala al-Dim al-Dimuqr uqrath athiya iyah h, Kairo, alMisriyah, 1960 Mas`udi, Masdar F, Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) dalam Islam, Islam, Jakarta, P3M, 1993 Najjar, Fauzi Fauzi M., “Demokrasi dalam Filsafat Politik Muslim”, dalam Jurnal al-Hikmah, al-Hikmah, edisi 2, Oktober 1990 Netton, Ian Richard, Al-Farabi and His School, School, London, Rouledge, 1992 Rayes, Al-Nazariyah al-Siyasah fi a l-Islam, l-Islam, Kairo, Aglo Egytion Book, 1957 Suseno, Frans Magnis, Etika Politik , Jakarta, Gramedia, 1994 Wafa, Abd al-Wahid, Ali (edit), Mabadi` Ara Ahl al-Madinah li alFarabi, Farabi, Kairo, Alam al-Kutub, 1973. Watt, att, Montgo Montgomery mery,, The Majes jesty that was Islam , Londo ondon, n, Sidgwich, 1976 Zidan, George, Tarikh Adab al-Lughah al-Arabiyah, al-Arabiyah, Beirut, Dar alFikr, 1996
Jurnal PSIKOISLAMIKA, Fakultas Psikologi UIN Malang, Vol. IV/ No. 2 Juli 2007.