PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CERVICAL PADA KASUS CORPUS ALIENUM DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
LAPORAN KASUS
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan 1
Disusun oleh : RELANSYAH ARI SAPUTRA 16500026
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA YOGYAKARTA 2017 i
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusun
: Relansyah Ari Saputra
NIM
: 16500026
Program Studi : D3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Judul
: PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CERVICAL PADA KASUS CORPUS ALIENUM DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO
Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I, pada : Sragen, 4 November 2017
Mengetahui Pembimbing Klinik
Kepala Ruang Instalasi Radiologi
SUTRISNO, S. ST
SUTARMAN, AMR
Pembimbing LK
SUTRISNO, S. ST
ii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkah dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan 1 dengan judul TEKNIK PEMERIKSAAN C E R V I C A L PADA KASUS CORPUS ALIENUM DI RSUD Dr SOEHADI PRIJONEGORO.
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak dr. R. Soerjo Hadiojono, SpOG (K), DTRM & B (Ch)., selaku Ketua STIKES Guna Bangsa Yogyakarta. 2. Ibu Alpha Olivia Hidayati, S.Si.,M.P.H., selaku Ketua Prodi DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi. 3. Bapak M. Sofyan , S.ST.,M.Kes., selaku Pembimbing Lapangan Praktek Kerja Lapangan 1 4. Dr.Prasetyo Budi D,MSc Sp.Rad selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. 5. Sutrisno, SST selaku Clinical Instruktur (CI) dan pembimbing dalam penyusunan laporan kasus PKL 1 di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. 6. Seluruh Radiografer dan Staf Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. 7. Seganap dosen pendidik
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
STIKES Guna Bangsa Yogyakarta 8. Orang tua tercinta, yang selalu memberikan do’a, cinta kasih serta dukungan moral dan material yang tak ternilai harganya. 9. Teman-temanku mahasiswa Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKES Guna Bangsa Yogyakarta. 10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca, guna memperbaiki laporan kasus berikutnya. Penulis juga berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca yang budiman.
Sragen, 04 November 2017 Mengertahui
Penulis
iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................ ................................................. v DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii BAB 1
PENDAHULUAN .............................................. ...................... 1 A. B. C. D.
BAB II
Latar Belakang ................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................. ............. 2 Tujuan penulisan ................................................... ............. 2 Manfaat Penulisan ................................................. ............. 2
LANDASAN TEORI .................................................. ............. 3 A. Anatomi ................................................ ............................... 3 B. Teknik Pemeriksaan Cervical .............................................. 7 1. Persiapan Pemeriksaan Pasien ........................................ 7 a. Persiapan Pasien .......................................................... 7 b. Persiapan Alat dan Bahan ........................................... 7 2. Proyeksi Pemeriksaan ..................................................... 7 a . Proyeksi AP Axial .................................................. .... 7 b. Proyeksi Lateral .......................................................... 8 3. Proteksi Radiasi .............................................................. 9
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN ............................... 10 A. Identitas Pasien .................................................................. 10 1. Riwayat Pasien ................................................... ............. 10 B. Prosedur Pemeriksaan ........................................................ 10 1. Persiapan Pasien................................................. ............. 10 2. Persiapan Alat dan Bahan ............................................... 11 v
3. Teknik Pemeriksaan ........................................................ 13 4. Usaha Proteksi Radiasi ................................................... 14 5. Pengolahan Film ............................................................. 15 6. Pembahasan ............................................... ...................... 16 BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP ......................................... 17 A. Kesimpulan ........................................................................ 17 B. Saran ................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18 LAMPIRAN ................................................. ................................................. 19
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Cervical .................................................................................... 3 Gambar 2.2. Cervical 1 (Atlas) ............................................... ...................... 5 Gambar 2.3. Cervical 2 (Axis) ................................................ ...................... 5 Gambar 2.4 Cervikal III-VI (Typical Cervical Vertebrae) .......................... 6 Gambar 2.5. Cervikal VII (Vertebra Prominens) .......................................... 6 Gambar 2.6. pemeriksaan Cervical dengan proyeksi AP Axial .................... 8 Gambar 2.7. pemeriksaan Cervical dengan proyeksi Lateral ....................... 8 Gambar 3.1. Pesawat sinar-X .................................................. ...................... 11 Gambar 3.2. kaset ukuran 24 x 30 cm........................................................... 12 Gambar 3.3. Automatic Film Processor ........................................................ 12
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
Pada tahun 1895 seorang ilmuwan yang bernama Wilhelm Conrad Roentgen mengadakan penelitian dan menemukan sinar-X yang sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran saat ini. Cabang kedokteran memanfaatkan sinar-X sebagai alat diagnosa adalah Radiologi, yang terbagi menjadi 3 cabang lagi yaitu Radiodiagnostik, Radioterapi, dan Kedokteran Nuklir. Pemeriksaan radiodiagnostik sebagai pemeriksaan penujang berperan penting dalam upaya menegakkan diagnosa terhadap suatu penyakitatau kelainan pada tubuh manusia. Perkembangan ilmu radiologi sejalan dengan kemajuan ilmu kedokteran dan ilmu – ilmu pada umumnya. Perkembangan ilmu radiologi yang juga diiringi perkembangan peralatan radiologi yang semakin mutakhir menuntut manusia untuk meningkatkan kualitas, keterampilan dan kinerja radiografer untuk menghasilkan gambaran radiograf yang informatif. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu program untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa jurusan Teknik Radiodagnostik dan Radioterapi dalam bidang teknik pemeriksaan Radiologi. Dalam kesempatan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis mendapat kesempatan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soehadi Prijonegoro yang banyak menangani pemeriksaan radiografi. Pada pemeriksaan Cervical dengan kasus langka seperti Corpus Alienum ini di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, dokter meminta foto rontgen Cervical dengan proyeksi Anteroposterior dan Lateral dengan harapan dapat menampakkan Corpus Alienum didalam tubuh pasien, akan tetapi hasil foto Cervical tersebut tidak dapat menampakkan Corpus Alienum pada tubuh pasien, oleh karena itu dilakukanlah pemeriksaan lanjutan yakni pemeriksaan Abdomen dengan proyeksi Anteroposterior Erect. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengetahui efektivitas proyeksi Anteroposterior dengan posisi erect untuk klinis Corpus Alienum sehingga penulis menguraikan kasus tersebut dalam laporan kasus ini dengan judul “ Pemeriksaan Radiografi Cervical pada Kasus Corpus Alienum di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro “
1
1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi Cervical dengan klinis Corpus Alienum di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro ? 2. Mengapa pemeriksaan Cervical di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro menggunakan proyeksi Anteroposterior ?
1.3. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi Cervical dengan klinis Corpus Alienum. 2. Untuk mengetahui mengapa pemeriksaan Cervical di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro menggunakan proyeksi Anteroposterior.
1.4. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis tentang prosedur Pemeriksaan Cervical dengan proyeksi Anteroposterior pada kasus Corpus Alienum di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro 2. Bagi Akademik Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi 3. Bagi Rumah Sakit Memberi masukan dan dorongan dalam meningkatkan mutu pelayanan khususnya Pemeriksaan Cervical dengan klinis Corpus Alienum di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
2
BAB II LANDASAN TEORI A.
ANATOMI
Tulang belakang Cervical terdiri dari tujuh bua h. Dimulai tepat di bawah tengkorak dan berakhir di bagian atas tulang Thoracalis. Tulang belakang Cervical memiliki Backward “C” bentuk (lordotic kurva) dan jauh lebih mobile dari tulang Thoracal atau Lumbal
Gambar 2.1. Cervical Struktur Vertebrae secara umum memiliki korpus, arcus, dan 7 p rosesus yang berada di arcus. Sehingga secara umum vertebrae Cervical memiliki struktur seperti ini :
1. Korpus/body terletak di anterior,berbentuk silinder, dengan permukaan posterior yang rata 2. Pedikel/pedicle terletak di kedua bagian lateral corpus,tebal dan membulat 3. Lamina terletak pada ujung posterior pedikel,berbentuk lempengan tipis.Kedua pedikel bertemu di midline membentuk prosesus spinosus
3
4. Foramen vertebralis,lubang yang terletak di bag .posterior corpus dibatasi oleh arcus di bagian posterior dengan foramen vertebralis yang lain membentuk canalis vertebralis sebagai tempat spinal cord 5. Incisura vertebralis/vertebral notch (superior dan inferior),lengkungan yang terletak pada bagian atas dan bawah pedikel.Incisura vertebralis inferior (vertebre yang atas) bersatu dengan incisura vertebralis superior (vertebre di bawahnya) membentuk foramen intervertebralis;sebagai tempat keluarnya nervus spinalis dari spinal cord 6. Prosesus transverses ada 2 kanan dan kiri, terletek pada pertemuan antara corpus dan arcus,mencuat kearah lateral 7. Prosesus articularis (superior dan inferior), terletak di bagian superior dan inferior pada dasar (base) prosesus. transversus.Persendian antara prosesus articularis inferior (vertebre yang atas) dengan prosesus articularis superior (vertebre di bawahnya) membentuk zygapophyseal, Vertebre cervikal mempunyai foramen transversum yang dilalui oleh arteri dan vena vertebralis dan nervus spinalis.
Bagian-bagian dari tulang cervical:
a. Cervikal I (Atlas) Tidak mempunyai corpus, mempunyai 2 arcus (anterior dan posterior), arcus anterior bersendi dengan prosesus odontoideus (dens ep istrofeus) gerakan rotasi kepala, massa lateral atlas mempunyai facies articularis (superior dan inferior), facies articularis superior atlas bersendi dengan condilus occipitalis disebut articulation occipitoatlantal (occipitocervikal) gerakan kepala fleksio/ekstensio,facies articularis inferior atlas bersendi dengan facies articularis superior axis.
4
Gambar 2.2. Cervical I (Atlas)
b. Cervikal II (Axis) Mempunyai prosesus odontoideus (dens epistropheus, dens/dental:gigi), yang bersendi dengan arcus anterior atlas.
Gambar 2.3. Cervical II (Axis)
5
c. Cervikal III-VI (Typical Cervical Vertebrae) Bentuknya kecil, letaknya tranversal, dan korpusnya membujur dengan daerah permukaan anterior sedikit “langsing”
Gambar 2.4 Cervical III-VI (Typical Cervical Vertebrae)
d. Cervikal VII (Vertebra Prominens) Mempunyai prosesus spinosus yang panjang, dapat dijadikan patokan (localizer) untuk menentukan letak tulang vertebre yang lain.
Gambar 2.5. Cervical VII (Vertebra Prominens)
6
B.
TEKNIK PEMERIKSAAN CERVICAL
1.
Persiapan pemeriksaan pasien
a.
Persiapan pasien 1) Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan ini. Pasien hanya perlu melepas benda – benda yang dapat mengganggu hasil radiograf seperti kalung 2) Petugas menjelaskan prosedur pemeriksaan secara singkat dan jelas kepada pasien
b.
Persiapan Alat dan Bahan 1) Pesawat sinar-X 2) Kaset dan film yang sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan ( 24 X 30 cm dibagi 2 atau 18 X 24 ) 3) Marker R dan L 4) Bucky Stand 5) Alat fiksasi jika dibutuhkan 6) Alat pengolah film
2.
Proyeksi pemeriksaan a.
Proyeksi Antero Posterior Axial (AP Axial) (Bontrager’s, 2013 : 177) Posisi pasien : berbaring atau berdiri, atur MSP pesawat ke pertengahan kaset Posisi objek : angkat dagu sedikit seperlunya sehingga arah sinar superimposisi dengan mentum mandibula diatas dasar tengkorak (untuk mencegah mandibula superimposisi dengan C1 – C2) Arah sinar : arah sinar 15 – 20 derajat kearah cephalad Titik bidik : pada C4 FFD : 100 cm Kaset : 24 X 30 cm (dibagi dua) atau 18 X 24 cm
7
Gambar 2.6. pemeriksaan Cervical dengan proyeksi AP Axial
b.
Proyeksi Lateral (Bontrager’s, 2013 : 180) Posisi pasien : berdiri atau duduk pada posisi lateral, tulang cervical sejajar dan berada dipertengahan kaset Posisi objek : naikkan dagu sedikit (untuk menghilangkan sudut mandibula dari tulang belakang) dan posisikan bahu rileks dan rata satu sama lain Arah sinar : horizontal tegak lurus kaset Titik bidik : pada C4 Ukuran kaset : 24 X 30 cm (dibagi dua) atau 18 X 24 cm
Gambar 2.7. pemeriksaan Cervical dengan proyeksi Lateral
8
C.
PROTEKSI RADIASI 1. Proteksi radiasi terhadap pasien diantaranya : a) Pemeriksaan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dok ter b) Membatasi luas lapangan penyinaran c) Menggunakan faktor eksposi dan posisi pasien yang tepat agar tidak terjadi pengulangan foto d) Menggunakan apron dan gonad shield pada saat pemeriksaan 2. Proteksi radiasi terhadap petugas diantaranya : a) Petugas menjaga jarak dengan sumber radiasi pada saat pemeriksaan b) Selalu berlindung dibalik tabir radiasi proteksi sewaktu melakukan eksposi c) Jika tidak diperlukan, petugas tidak perlu berada diarea penyinaran d) Jangan mengarahkan tabung kearah petugas e) Petugas menggunakan alat ukur radiasi (film badge) sewaktu bertugas yang setiap bulannya dikirimkan ke BPFK (Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan) guna memonitor dosis radiasi yang diterima petugas 3. Proteksi radiasi terhadap masyarakat umum diantaranya : a) Sewaktu penyinaran berlangsung, selain pasien jangan ada yang berada didaerah radiasi (kamar pemeriksaan) b) Ketika penyinaran berlangsung, kamar harus selalu tertutup c) Tabung sinar-X diarahkan ke daerah aman (jangan mengarahkan ke petugas atau ruang tunggu)
9
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
A.
Identias Pasien
Nama pasien
: Iqbal Muhammad F.
Umur
: 12 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki – Laki (L)
Alamat
: Lemahbang RT 14/05 Karanganyar Sambungmacan Sragen
No. Registrasi
: 509142
Dokter Pengirim : dr. Efin Miradiningrum Permintaan Foto : Cervical AP/Lat Klinis
1)
: Corpal Jarum
Riwayat Pasien
Pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 pasien dengan nama Iqbal Muhammad F. didampingi orang tuanya datang ke Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro dengan membawa lembar permintaan foto Rontgen untuk melakukan pemeriksaan dengan sinar-X. Pemeriksaan dilakukan 2 jam pasca pasien di diagnostik menelan sebuah jarum. Pasien datang dengan membawa surat permintaan dari dokter ruangan yang memeriksa.
B.
Prosedur Pemeriksaan 1)
Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan ini tidak ada persiapan khusus, pasien hanya diberi informasi jalannya pemeriksaan secara jelas, kemudian pasien diminta untuk melepas pakaiannya karena dapat mengganggu hasil radiograf. Selain itu pasien juga diminta untuk melepas benda – benda yang dapat mengganggu hasil radiograf.
10
2)
Persiapan Alat dan Bahan a. Pesawat sinar-X dengan spesifikasi sebagai berikut : Merk : Hyundai Medical X-ray Kondisi Maksimal : 110 kV/200 mAs Tioe : BMX1100 No. Seri Tabung : 13RM10041
Gambar 3.1. Pesawat sinar-X
11
b. Kaset dan Film berukuran 24 x 30 cm
Gambar 3.2. kaset ukuran 24 x 30 cm
c. Bucky Stand d. Marker e. Automatic Film Processor
Gambar 3.3. Automatic Film Processor 12
C.
Teknik Pemeriksaan 1) Proyeksi Antero-Posterior (AP) Posisi pasien : Pasien berdiri di depan Bucky Stand Posisi pasien : Cervical menempel pada kaset dan kepala pasien agak mengangkat Arah sinar : 10 - 15° Chepalad Titik bidik : Pada pertengahan Sternum FFD : 100 cm Ukuran kaset : 24 x 30 cm
Akan tetapi pada pemeriksaan ini, tidak ditemukan Corpus Alienum atau pada kasus ini adalah jarum di daerah Cervical sampai Thoracal yang tertelan oleh pasien. Oleh karena itu dilakukanlah pemeriksaan lanjutan di luar permintaan dokter, yaitu pemeriksaan abdomen.
2) Teknik Pemeriksaan Lanjutan Abdomen proyeksi Antero-Posterior Posisi pasien : pasien berdiri di depan bucky stand Posisi objek : punggung pasien menempel pada kaset dan pastikan tidak ada rotasi pada objek pada saat eksposi Arah sinar : horizontal tegak lurus kaset Titik bidik : pada pertengahan Crista illiaca FFD : 100 cm Ukuran kaset : 24 x 30 cm ditambah Grid (pasien berumur 12 tahun)
13
D.
Usaha Proteksi Radiasi
Dalam pemeriksaan radiografi, usaha proteksi radiasi perlu untuk dilakukan untuk meminimalisir dosis yang diterima oleh pasien maupun oleh petugas radiasi dan masyarakat di lingkungan sekitar. Usaha yang dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Priojonegoro pada pemeriksaan Cervical dengan kasus Corpus Alienum adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pasien Usaha proteksi yang dilakukan bagi pasien adalah : a. Pemeriksaan sinar-X dilakukan sesuai dengan permintaan dokter (kecuali pada kasus – kasus tertentu) b. Membatasi luas lapangan penyinaran dengan mengatur luas lapangan penyinaran sesuai kebutuhan atau luas penampang objek yang akan difoto c. Mengatur posisi pasien dan faktor ekposi yang tepat agar menghindari pengulangan foto sehingga pasien tidak menerima dosis radiasi ganda 2. Bagi Petugas Radiasi Usaha proteksi radiasi yang di lakukan bagi petugas radiasi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro adalah dengan tidak berada diluar dinding proteksi (tabir) pada saat eksposi berlangsung 3. Bagi masyarakat sekitar Usaha proteksi radiasi yang dilakukan untuk masyarakat disekitar ruang radiasi adalah sebagai berikut : a. Selalu menutup pintu saat melakukan pemeriksaan terutama pada saat eksposi berlangsung b. Orang yang tidak berkepentingan atau keluarga yang mengantar tidak diperbolehkan berada didalam ruang pemeriksaan saat eksposi berlangsung c. Bagi keluarga atau orang yang mengantar apabila terpaksa, harus berada di dalam ruangan pemeriksaan pada saat dilakukan eksposi dikarenakan pasien yang tidak kooperatif maka harus dikenakan apron sebagai usaha proteksi radiasi
14
E. Pengolahan Film 1. Developing Developer menggunakan suhu sekitar 18 – 20°C dengan waktu 5 – 10 detik. Developer ini berfungsi untuk membangkitkan bayangan laten menjadi bayangan nyata dengan cara mereduksi AgBr yang terkena sinar menjadi perak metalik dan larutan ini bersifat basa. 2. Fixing Berfungsi untuk melarutkan atau menghilangkan kristal silver halide dari emulsi film dan menghentikan proses pembangkitan sehingga tidak ada lagi proses perubahan bayangan pada film serta menyamakan emulsi agar tidak mudah rusak. Larurtan ini bersifat asam dan menggunakan waktu sekitar 10 menit. 3. Washing Berfungsi untuk menghilangkan bahan – bahan kimia selama proses fixing. Suhu yang digunakan adalah 25°C dengan waktu 10 menit 4. Drying Berfungsi sebagai pengering pada suhu 30 – 40°C dengan kelembaban yang rendah yakni 60%
15
F. Pembahasan
Teknik pemeriksaan radiografi Cervical dengan kasus Corpus Alienum di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro dilakukan dengan mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu dan dilakukan dengan proyeksi Anteroposterior dan Lateral pada permintaan dokter di lembar permintaan foto rontgen. Pada 24 Oktober 2017 pada jam 13.00 WIB pasien dengan umur 12 tahun dari ruang IGD bernama Iqbal Muhammad F. datang ke Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro bersama orang tuanya dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk dilakukan pemeriksaan radiologi. Dari surat tersebut dokter meminta untuk dilakukan pemeriksaan Cervical dengan proyeksi Anteroposterior dan lateral dengan klinis Corpal Jarum. Kemudian pasien dibawa masuk ke ruang pemeriksaan dan ditanya mengenai kronologi terjadinya peristiwa tersebut, kemudian diketahui bahwa pasien di bawa ke IGD rumah sakit pasca 2 jam setelah menelan jarum. Atas pertimbangan tersebut, dibuatlah foto pemeriksaan Cervical Erect dengan posisi kaset 24 x 30 cm membujur yang mencangkup bagian Thorax pasien. Pasien berdiri didepan Bucky Stand dengan tangan berada disamping tubuh dengan titik bidik di sternum dan arah sinar 10 - 15° Chepalad. Setelah eksposi, film dicuci dan hasil dari pencucian film tersebut menunjukkan bahwa tidak ada jarum pada bagian Cervical sampai Thorax pasien. Oleh karena itu dilakukanlah pemeriksaan lanjutan diluar permintaan dokter yaitu pemeriksaan Abdomen dengan posisi Erect dengan kaset 24 x 30 cm membujur. Pasien berdiri didepan Bucky Stand dengan tangan disamping tubuh dengan titik bidik pada pertengahan kedua Crista Illiaca dan arah sinar horizontal tegak lurus kaset. Setelah di ekspos, film dicuci dan hasil radiografnya menunjukkan bahwa terdapat jarum pada bagian dalam lambung pasien. Setelah pemeriksaan, pasien langsung kembali keruang IGD dengan membawa hasil radiograf tersebut tanpa bacaan do kter Radiologi. Upaya proteksi radiasi bagi pasien yang dilakukan cukup dengan mengatur faktor eksposi seoptimal mungkin dan menggunakan luas lapangan penyinaran secukupnya sesuai objek yang difoto dengan menggunakan kaset 24 x 30 cm dan marker R atau L.
16
BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari laporan kasus tersebut yang berjudul “ Pemeriksaan Radiografi Cervical pada Kasus Corpus Alienum di Instalasi Radiologi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro “ dapat diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan Cervical dengan kasus Corpus Alienum ini lebih tepat untuk disebut sebagai pemeriksaan Thorax karena sudah mencangkup bagian anatomi Thorax, dengan pemeriksaan lanjutan yakni pemeriksaan Abdomen.
B.
Saran
Penulis memberikan saran agar komunikasi dengan pasien pada saat pemeriksaan harus ditingkatkan agar pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Dalam proteksi radiasi terhadap pasien perlu ditingkatkan lagi seperti pada pengaturan faktor eksposi yang optimal dan posisi pasien yang tepat agar tidak terjadi pengulangan foto yang menyebabkan pasien menerima efek radiasi ganda.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, K.L. 2013. bontrager’s HANDBOOK OF RADIOGRAPHIC POSITIONING AND TECHNIQUES. Missouri: Elsevier Pearce, E.C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia http://siavent.blogspot.co.id/2010/01/anatomi-cervikal.html
18
LAMPIRAN
19