BAB I PENDAHULUAN
i.
LATAR BELAKANG
Trauma kepala merupakan kasus yang benyak terjadi dan berakibat cukup serius karena berkaitan dengan otak sebagai bagian dari susunan saraf pusat dan dapat mengancam jiwa. Penyebab terbesar trauma kepala adalah akibat kecelakaan lalu lintas disamping penyebab lain yaitu kecelakaan industri, olah raga, jatuh dari ketinggian dan juga tindak kekerasan. Angka kematian pada trauma berat mencapai 50 %. aktor!faktor penting pada kasus fatal adalah perdarahan otak yang luas, shock, asphy"ia a sphy"ia dan edema. #ebih dari 50 % trauma otak yang fatal terjadi tanpa fraktur. Pasien dengan trauma kepala memerlukan diagnosa yang sedini mungkin agar agar tind tindak akan an tera terapi pi dapa dapatt dila dilaku kuka kan n deng dengan an cepa cepatt dan dan tepa tepatt sehi sehing ngga ga dapa dapatt menghasilk menghasilkan an prognosa prognosa yang baik dan menghinda menghindarkan rkan dari kecacatan atau bahkan menghindarkan dari resiko meninggal dunia. $alah satu penunjang diagnosa yang dapat diandalkan pada saat ini adalah T!$can karena dengan T!$can selain fraktur pada tulang!tulang juga dapat mengetahui adanya cedera intra cranial dengan baik. &i 'nstalasi (adiologi ($ Panti (apih )ogyakarta )ogyakarta ($P(* kasus cedera kepala juga sangat banyak. &ari total pemeriksaan T!$can T!$can yang dilaksanakan, +0 % lebih adalah pemeriksaan kepala dengan kasus trauma.
RUMUSAN MASALAH
. -agaim -agaimana ana penatalak penatalaksan sanaan aan pemerik pemeriksaan saan T!$ T!$can can kepala kepala pada pada kasus kasus trauma trauma di 'nstalasi (adiologi ($ Panti (apih )ogyakarta. )ogyakarta. . Apak Apakah ah pena penata tala laks ksan anaan aan peme pemerik riksaa saan n T!$ T!$can can pada pada kasu kasuss trau trauma ma kepa kepala la di 'nstal 'nstalasi asi (adiol (adiologi ogi ($P( ($P( sudah sudah dapat dapat memberi memberikan kan inform informasi asi diagno diagnostik stik yang yang memadai.
Wasripin : P.17430204022
/
i.
TUJUAN PENULISAN
. 1endiskripsi 1endiskripsikan kan penatalak penatalaksanaan sanaan pemeriksaa pemeriksaan n t!$can kepala kepala pada pada kasus trauma trauma di 'nstalasi (adiologi ($ Panti rapih )ogy )ogyakarta. akarta. 5. 2ntuk 2ntuk mengetah mengetahui ui apakah apakah penatal penatalaks aksana anaan an t!$can t!$can pada kasus trauma trauma kepala kepala di 'nstal 'nstalasi asi (adiol (adiologi ogi ($P( ($P( sudah sudah dapat dapat memberi memberikan kan inform informasi asi diagno diagnostik stik yang yang memadai.
B. METODA METODA PENGUM PENGUMPUL PULAN AN DAT DATA
/. 3bser ser4asi )aitu dengan dengan melaku melakukan kan pengam pengamatan atan secara secara langsu langsung ng terhada terhadap p pelaks pelaksana anaan an pemeriksaan T!$can T!$can kepala pada kasus trauma. . awancara ara 1ela 1elaksa ksana naka kan n wawa wawanc ncara ara baik baik deng dengan an radio radiogr graf afer er maup maupun un deng dengan an dokt dokter er radiologi. . 1etod 1etodaa Pust Pustak aka6 a6#i #ite terat ratur ur )aitu )aitu dengan melakukan studi dari pustaka 6 literatur yang sesuai. . &oku &okume men ntasi tasi &engan melihat kasus!kasus pemeriksaan pe meriksaan T!$can T!$can trauma kepala sebelumnya yang sudah dilakukan di 'nstalasi (adiologi ($P(.
C. SISTEM SISTEMAT ATIKA IKA PENULI PENULISA SAN N
-A- ' P78&A92#2A8 berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisa, metoda pengumpulan data dan sistematika penulisa. -A- '' T'8:A2A8 T73(' berisi tinjauan pustaka tentang anatomi patologi daerah kepala dan teknik pemeriksaan T!$can T!$can kepala. -A- ''' PAPA(A8 ;A$2$ &A8 P71-A9A$A8 berisi paparan kasus pemeriksaan T!$can T!$can kepala pada kasus trauma di 'nstalasi (adiologi ($P( dan pembahasannya. -A- '< P782T2P berisi kesimpulan dan saran.
Wasripin : P.17430204022
BAB II TINJAUAN TEORI
ANATOMI DAERAH KEPALA 1. Tulang-tulang Keala ! Teng"#$a"
Tengkorak dibentuk oleh beberapa tulang yang bentuknya melengkung, satu sama lain berhibungan sangat erat. Tulang!tulang kepala terdiri atas dua bagian yaitu tengkorak otak dan tengkorak wajah. a. Tengkorak 3tak Tengkorak otak terdiri dari tulang!tulang yang dihubungkan satu sam lain oleh tulang yang bergerigi yang disebut sutura. Terdapat delapan buah tulang yang dikelompokkan menjadi tiga bagian = /* >ubah Tengkorak
3s rontal
= Tulang dahi terletak dibagian depan kepala.
3s Parietal
= Tulang ubun!ubun terletak ditengah kepala.
3s 3ksipital
=Terletak dibelakang
kepala. Pada os oksipital
terdapat sebuah lubang yang
disebut
foramen
magnum. * $amping Tengkorak &ibentuk oleh tulang pelipis ?os temporal*, terdapat dibagian kiri dan kanan dan terbagi atas tiga bagian = tulang karang ?skuamosa*, tulang keras ? 0s petrosum* dan mastoid. * &asar Tengkorak
3s sfenoid, bentuknya seperti kupu!kupu, dibagian depan terdapat ka4um spfenoidalis dan dibagian atas terdapat sela tursika.
3s etmoidal, letaknya sebelah depan dari sfenoidal.
&isamping os sfenoidal dan etmoidal dasar tengkorak juga dibentuk oleh os oksipital, os frontal dan os temporal. b. Tengkorak ajah Terdapat rongga!rongga yang membentuk rongga mulut ?ka4um oris*, rongga hidung ?ka4um nasi* dan rongga mata ?orbita*. Tengkorak wajah dibagi menjadi dua bagian yaitu =
Wasripin : P.17430204022
/* -agian hidung Terdari dari os lakrimal, os nasal, os konka nasal an septum nasi. * -agian rahang Terdiri dari os maksilaris yang didalamnya terdapat sinus maksilaris, prosesus al4eolaris, os @igomatikus, os palatum, os mandibularis dan os hioid ?tulang lidah*.
>ambar / = Tulang Tengkorak ?al4aria* /.
3s rontal
.
$utura oronalis
. .
$utura $agitalis 1ed 3s Parietalis
5.
#inea temporalis sup
Wasripin : P.17430204022
+. or. Parietalis //. 1argo $uamosa /+. Protubrnt 3cc. e"t B. Tuber Parietal /. Angulus spenoidalis /B. #inea nuchae inf. C. 1argo $agitalis /. $ulci A 1eninge /C. $ut 3ccipitomasoid D. 1ago 3ccipitalis /. $utura #amboidea /D. 3s Temporal /0.1argo rontalis /5. 3s 3ccipital 0. Proc. 1astoideus
>ambar = Tulang &asar Tengkorak %. Ota"
3tak adalah suatu alat tubuh bagian yang sangat penting bagian dari saraf pusat karena merupakan pusat pengaturan dari semua alat tubuh6bagian. 3tak terletak didalam rongga tengkorak dan dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Perkembangan
otak
dimulai
dari
sebuah
tabung
yang
mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal yaitu otak depan ?menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, talamus dan hipotalamus*, otak tengah ?tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus* dan otak belakang ?menjadi pons 4aroli, medula oblongata dan serebellum*. $ecara garis besar otak dibagi menjadi bagian tiga bagian yaitu serebrum ?otak besar*, batang otak dan serebelum ?otak kecil*.
Wasripin : P.17430204022
5
>ambar = 3tak dan -atang 3tak
a. $erebrum ?3tak -esar* 1erupakan bagian terluas dan terbesar dari otak, mengisi penuh bagian atas depan rongga tengkorak. 3tak mempunyai permukaan atas dan permukaan bawah yang dilapisi oleh lapisan kelabu yaitu pada bagian korteks serebral dan dilapisi @at putih pada bagian dalam yang mengandung serabut saraf.
/* ungsi otak besar
1engingat pengalaman!pengalaman masa lalu.
Pusat persarafan yang menangani akti4itas mental, akal, intelegensi, keinginan dan memori.
Pusat menangis, buang air besar dan buang air kecil.
* #obus!lobus pada otak besar Pada otak besar dapat dibagi menjadi beberapa lobus yang dipisahkan oleh fisura!fisura dan sulkus.
#obus frontalis,adalah bagian dari serebrum yang terletak di depan sulkus sentralis.
#obus parietalis, terdapat didepan sulkus dan dibelakangi oleh karaco oksipitalis.
Wasripin : P.17430204022
+
#obus temporalis, terdapat di bawah lateral dari fisura serebralis dan di
depan lobus oksipitalis. #obus oksipitalis, mengisi bagian belakang pada daerah os oksipital.
* Pembagian berdasar fungsi dan banyaknya area ?;orteks serebri*. &isamping pembagian dalam lobus, serebral juga dapat dibagi berdasar fungsi dan banyaknya area korteks serebri. ;orteks serebri terdiri dari lapisan sel saraf
?substansia kelabu*, korteks tersusun dalam banyak
gulungan dan lipatan tidak teratur dengan demikian menambah daerah permukaan korteks. $ecara umum korteks serebri dibagi menjadi empat bagian antara lain =
;orteks sensoris, pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri.
;orteks asosiasi, tiap indra memiliki korteks asosiasi sendiri, bidang intelektual, ingatan dan berpikir. Pada bagian anterior lobus temporalis mempunyai
hubungan
dengan
fungsi
luhur
disebut
korteks
psikokorteks. ;orteks motoris, fungsi utamanya adalah kontribusi pada traktus
piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontra lateral.
;orteks pre frontal, terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap mental dan kepribadian.
b. -atang 3tak ?Trunkus serebri* -atang otak terdiri dari empat bagian yaitu = /* &iensefalon, bagian batang otak paling atas, terdapat diantara serebellum dan mesensepalon. Adapun fungsinya adalah 4aso kontruktor ?mengecilkan pembuluh darah*, respiratori membantu proses persarafan, mengontrol kegiatan reflek dan membantu pekerjaan jantung. * 1esensepalon. Atap dari mesensepalon terdiri dari empat bagian yang menonjol keatas, dua di sebelah atas disebut korpus kuadrigeminus superior dan dua di bawah yaitu korpus kuadrigeminus inferior. ungsinya yaitu membantu pergerakan mata dan kelopak mata.
Wasripin : P.17430204022
B
* Pons 4aroli, terletak di depan serebelum diantara otak tengah dan medula oblongata. -erfungsi sebagai penghubung kedua serebellum juga medula obongata, serebellum dan otak besar serta sebagai pusat saraf ner4us trigeminus.
c. $erebellum ?3tak kecil* Terletak pada bagia bawah dan belakang rongga tengkorak, bentuknya o4al. &engan serebrum dibatasi oleh fisura tran4ersalis, bagian depan berbatasan dengan pons 4areli dan berada di atas medula oblongata. Permukaan serebellum berlipat!lipat tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur dibanding dengan serebrum.
&. Selaut Ota" 'Meningen(
Adalah selaput yang membungkus otak dan medula spinalis yang berfungsi melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan serebro spinalis serta untuk mengurangi akibat benturan dan goncangan. a. &uramater Adalah selaput pembungkus otak paling luar yang keras berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Pada tempat tertentu duramater mengandung rongga yang mengalirkan darah 4ena dari otak, rongga tersebut dinamakan sinus longitudinal superior yang terletak diantara kedua hemisfer otak.
b. Arakhnoid 1erupakan selaput yang halus, memisahkan antara duramater dan piamater. Antara arakhnoid dan piamater terdapat ruang yang disebut ruang sub arakhnoid yang berisi cairan otak. c. Piamater Piamater adalah selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak. Tepi falks serebri membentuk sinus longitudinal inferior dan sinus sagitalis inferior yang mengeuarkan darah dari falks serebri.
). Si*te+ ,ent$i"el an Cai$an Se$e$# Sinali*
Wasripin : P.17430204022
C
$istem 4entrikel terdiri dari beberapa rongga dalam otak yang berhubungan satu sama lain. &i dalam 4entrikel terdapat cairan serebro spinalis. airan ini adalah hasil sekresi fleksus koroid dan disalurkan ke dalam 4entrikel kemudian masuk ke dalam kanalis sumsum tulang belakang.dan ruang sub arakhnoid melalui 4entrikularis. :umlah cairan serebro spinalis berkisar C0 E 00 ml, sedangkan fungsi dari cairan serebro spinalis adalah untuk kelembaban otak dan medula spinalis dan melindunginya dari tekanan serta melicinkan alat!alat dalam otak dan medula spinalis.
a. TRAUMA KEPALA
Trauma kepala didefisnisikan sebagai trauma yang terjadi akibat ruda paksa mekanis eksternal yang mencederai kepala yang kemungkinan berakibat gangguan kognitif, fisik, dan psikososial baik sementara atau permanen yang berkaitan dengan berkurang atau berubahnya derajat kesadaran ?-ary, 005*. $ecara klinis trauma kepala dapat dibagi menjadi ?tiga* tingkatan yaitu =
edera kepala ringan ?low risk*. Penderita sadar, secara fisik normal, tidak ada intoksidasi alkohol6obat! obatan, minimal laserasi atau hematoma ringan, pusing, pening atau penglihatan kabur. >lasgow coma score /!/5.
edera kepala sedang ?moderate risk*. $empat pingsan, amnesia, muntah, kejang, ada tanda fraktur di skull, adanya tanda intoksidasi alkohol6obat!obatan, trauma yang tidak diketahui penyebabnya. >lasgow coma score D!/.
edera kepala berat ?se4ere*. >lasgow coma score kurang dari C, penurunan atau kurangnya kesadaran, fraktur skull, kelainan neurologist yang menendakan cedera intrakranial.
$elain fraktur pada tulang!tulang kepala, pada trauma kepala juga dapat terjadi cedera pada otak baik secara langsung maupun tidak langsung dan juga terjadi perdarahan.
Wasripin : P.17430204022
D
1. /$a"tu$ tulang-tulang teng"#$a".
raktur linier non displacement.
raktur depressed ?adanya displacement dari fragment*.
&istatic fractures ?fraktur yang melibatkan sutura*.
%. C#n0u*i#!C#+#ti# Ce$e$i 'Gega$ Ota"(
Adalah kehilangan kesadaran dan reflek!reflek akibat benturan pada kepala yang menimbulkan getaran!getaran yang dialirkan ke jaringan otak. &. C#ntu*i# Ce$e$i 'Me+a$ Ota"(
Adalah akibat tekanan tulang tengkorak yang temporer pada selaput otak dan otak, mula!mula terdapat perdarahan khas yang letaknya sejajar pada ujung gyrus. Perdarahan dapat terjadi pada tempat yang sam pada daerah benturan ?disebut perdarahan FcoupG* atau bisa juga terjadi pada daerah berlawanan dengan tempat benturan ?disebut perdarahan FcountrecoupG*. ). La*e$a*i#
Adalah cacat traumatik berupa robekan pada jaringan otak yang biasanya diakibatkan karena fraktur tengkorak. #aserasio dapat menyebabkan epilepsi post traumatik. . Pe$a$a2an Eiu$al 'Eiu$al He+at#+a!EDH(
)aitu perdarahan yang terjadi di antara tulang tengkorak dan duramater yang biasanya terjadi akibat fraktur tulang spenoid pada daerah cabang arteri meningea media. ;adang juga terjadi akibat adanya robekan 4ena dan tipikalnya terjadi di regio posterior fosa atau dekat daerah oksipital lobe. Perdarahan yang berasal dari 4ena gejalanya bisa timul setelah / E minggu setelah trauma. D0 % perdarahan berasal dari arteri dan biasanya memerlukan tindakan pembedahan segera. >ambaran epidulal pada T tampak sebagai bentuk bicon4e" dan adanya pemisahan jaringan otak dengan skull. Pendarahan akut tampak hyperdens, sub akut tampak isodens, kronis tampak hypodens. 3. Pe$a$a2an Suu$al 'Suu$al He+at#+a!SDH(
)aitu perdarahan yang terjadi dalam ruang antara duramater dan arakhnoid mater. -isa akut maupun kronik. a. Akut
Wasripin : P.17430204022
/0
Terjadi akibat trauma yang merobek dura mater dan arakhnoid sehingga darah dan cairan serebro spinalis masuk ke dalam ruang sub dural. Apabila cairan serebro spinalis lebih banyak daripada darah maka disebut hygroma subdural. b. ;ronik Terjadi akibat pecahnya bridging 4ein yang melintasi ruang subdural yang menuju ke duramater dari arakhnoid. &alam klinik gejala!gejala baru timbul setelah E + minggu, gejala yang timbul adalah nyeri kepala, kekacauan pikiran, kesadaran menurun dan koma. >ambaran subdural pada T tampak sebagai bentuk bulan sabit mengikuti kontur dari kranium bagian dalam. Perdarahan akut tampak hyperdens, subakut tampak isodens, da kronis tampak hypodens. 4. Pe$a$a2an Sua$a"2n#i 'SAH(
1erupakan perdarahan intra kranial yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh trauma. -iasanya disertai dengan kontusio atau laserasio serebri atau serebelum dan lokasinya sering pada lobus oksipitalis dan serebelum. 5. Pe$a$a2an Int$a Ce$e$al 'ICH(
)aitu adanya perdarahan didalam jaringan otak.
TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN PADA TRAUMA KEPALA . Keunggulan CT-S0an Paa T$au+a Keala
;eunggulan T $can sebagai modalitas dalam diagnosa trauma kepala = a. Pemeriksaan tidak in4asif. b. epat dan mudah. c. &apat menunjukkan =
raktur dan fragmentnya pada tulang kepala.
Perdarahan e"tra kranial.
Wasripin : P.17430204022
//
Perdarahan intra kranial ?'9, $&9, 7&9 dan $A9* dan menghitung 4olumenya.
3edema dan kontusio serebri.
d. &apat dilakukan rekontruksi &.
3. Pe$*iaan Alat
a. Pesawat T!$can dalam keadaan stanby. b. (estraining straps untuk fiksasi kepala dan tubuh pasien. c. Tabung oksigen atau saluran oksigen. d. $uction pump e. 'si data pasien terlebih dulu sebelum pasien masuk.
4. Pe$*iaan Pa*ien
Pada kasus trauma tidak ada persiapan secara khusus. $ecara umum pastikan tidak ada benda!benda logam pada daerah kepala ?penjepit rambut, kalung, anting* yang dapat menimbulkan artefak pada gambar. ollar yang tidak terdapat unsur logam tidak perlu dilepas. -erikan penjelasan kepada pasien agar tidak bergerak selama scaning berlangsung.
5. P$#t#0a#l S0aning
a. Posisi Pasien 9ead first, pasien supine di atas meja, posisikan kepala pasien pada tempat kepala ?head holder*. $inar longitudinal sejajar dengan 1$P, 'nterpupillary line sjajar sinar horisontal. 1A7 ditengah!tengah gantry. 2ntuk menghindari pergerakan dan keamanan pasien gunakan fiksasi kepala dan pasang restraining streps padan badan pasien.
Wasripin : P.17430204022
/
>ambar = Posisi ;epala dan $entrasi #ampu 'ndikator
b. Parameter $caning
$canogram
= #ateral
Tipe scaning
= 9elical atau A"ial ? range*
Area scaning
= dari basis cranii 6 foramen magnum sampai 4erteks.
$lice thickness
=
(ange '
= E 5 mm pada foramen magnum sampai tentorium.
(ange ''
= 5 E /0 mm dari tentorium sampai 4erteks
$lice inter4al
= berhimpit atau pitch H /
3<
= sesuai ukuran kepala ?I0 mm*
>antry tilt
= $ejajar 31# atau menyudut /0J!/5J diatas 31#.
(econt algorithm = $oft tissue dan tulang ?$tandar dan -one*
c. Processing 'mage
indowing = brain dan tulang, bila perlu window untuk darah.
-ila ada lesi atau perdarahan lakukan (3' dan pengukuran luas atau 4olume.
-ila ada pergeseran 1idline, lakukan pengukuran besarnya pergeseran.
-ila perlu rekontruksi &.
BAB III
Wasripin : P.17430204022
/
PAPARAN KASUS DAN PEMBAHASAN CT SCAN TRAUMA KEPALA DI INSTALASI RADIOLOGI RS PANTI RAPIH 6OG6AKARTA
PAPARAN KASUS 1. Pa*ien
a. 'dentitas Pasien
8omer (egister
= /C0
8o (eg (adiologi
= 05BC
8ama Pasien
= -, 8y
2mur 6 :enis ;elamin
= 5 Tahun 6 Perempuan
Alamat
= 1untilan
b. (iwayat Penyakit Pasien adalah pembonceng sepeda motor, mengalami kecelakaan tabrakan dengan mobil. Pasien datang ke '>& ($ Panti (apih )ogyakarta dalam keadaan tidak sadar. c. Pemeriksaan ;linis Pasien tidak sadar. d. Permintaan Pemeriksaan $etelah dilakukan penanganan di '>&, pasien dikirim ke (adiologi dengan permintaan pemeriksaan T!$can kepala.
%. Penatala"*anaan Pe+e$i"*aan CT S0an
a. Persiapan Alat = /* Pesawat T!$can dalam keadaan standby. $pesifikasi pesawat yang digunakan =
1erk
= >7
Type
= 9i $peed 8K6i
$can Type
= 9elical, A"ial, ine
$can time
= / s L /,5 s L s L s
$lice Thicknes
= / mm, mm, mm, mm, 5 mm, B mm, /0 mm
Wasripin : P.17430204022
/
(econt Alg
= $oft, $T&M, &T#, 9$T, -387, 7&>7, P(1
1atriks
= 5+ " 5+ dan 5/ " 5/
* 9ead 9older * Alat fiksasi kepala dan restraining straps untuk tubuh dan tangan pasien. * $aluran oksigen sentral. 5* $uction pump.
b. Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus. &ilakukan pengecekan apakah pada daerah kepala pasien terdapat benda yang dapat mengganggu gambaran atau artefak.
c. Protocol $caning /* Posisi Pasien =
Pasien supine diatas meja pemeriksaan
3rientasi head first, kepala diatas head rest.
#ampu indikator longitudinal tepat di 1$P.
'nterpupillary line sejajar dengan lampu horisontal.
1A7 ditengah gantry.
>ambar 5 = Posisi Pasien
Wasripin : P.17430204022
/5
* Parameter scaning =
$canogram
= #ateral
Tipe scaning
= A"ial 6 slice by slice ? range*
Area scaning
= dari basis cranii 6 foramen magnum sampai 4erteks.
$can Time= detik
$lice thickness = (ange ' = 5 mm pada foramen magnum sampai tentorium ?+ slice* (ange '' = /0 mm dari tentorium sampai 4erteks ?/0 slice*
$lice inter4al
= berhimpit
3<
= sesuai ukuran kepala ?D mm*
>antry tilt
= $ejajar 31#.
(econ algorithm = $T&M dan -387
1atri"
= 5/ " 5/
>ambar + = $canogram ? range, slice thicknes 5 mm dan /0 mm*
d. Prosesing 'mage dan ilming
Wasripin : P.17430204022
/+
indowing = -rain
= H /00,
# H 0 ?semua dicetak*
Tulang
= H /C00, # H +00 ?daerah basis cranii dan daerah
cal4aria yang dicurigai ada fraktur*
Pengukuran = &ilakukan pengukuran 92 pada area perdarahan dan pengukuran diameter serta pengukuran 4olume perdarahan dengan program & 1P<( dan histogram dan pengukuran midline shift.
&. Ha*il Pe+a0aan Rai#l#gi*t 7
Tampak intra cerebral hematom luas pada temporoparietal kanan dengan ukuran C, " 5,+ cm, 4olume
± 55
cc, menyebabkan mass efek
midline shift kekiri.
Tampak sub dural hematom daerah temporoparietal kanan.
Tampak intra 4entrikel hematoma
Tampak fraktur os @igomatikus kiri dan fraktur orbita kiri
9ematom sinis maksilaris kiri, sinus ethmoidalis dan sinus spenoidalis.
>ambar B = Pengukuran area perdarahan ?'9* dan midline shift dengan fasilitas Fdistance measureG
Wasripin : P.17430204022
/B
>ambar C = Pengukuran 4olume perdarahan dengan & dan histogram. ?
>ambar D = -one indow Tampak fraktur os @igomatikus dan orbita kiri dan hematom sinus maksilaris kiri, spenoidalis dan ethmoidalis.
Wasripin : P.17430204022
/C
PEMBAHASAN 1. Pe$*iaan Alat
a. Pesawat t!$can Pesawat t!$can yang digunakan sangat memadai untuk pemeriksaan pada kasus trauma kepala. )aitu dengan dual slice dan scan time yang cukup singkat, soft ware yang tersedia juga cukup lengkap termasuk didalamnya adalah & dan histogram untuk pengukuran 4olume perdarahan. b. Peralatan Pendukung Peralatan lain guna mendukung jalannya pemeriksaan dan keselamatan pasien juga tersedia lengkap yaitu dengan disediakannya alat fiksasi ?untuk kepala dan tubuh6tangan*, saluran oksigen yang tersentral, juga tersedia suction pump.
%. Pe$*iaan Pa*ien
Pada pemeriksaan t!$can dengan kasus trauma memang tidak ada persiapan pasien secara khusus. Persiapan yang dilakukan di ($P( juga persiapan yang bersifat umum yaitu dengan mengecek apakah di daerah kepala terdapat logam atau benda!benda lain yang dapat mengganggu pemeriksaan atau gambar.
&. S0aning P$#t#0#l
a. Posisi Pasien ;ondisi pasien yang tidak sadar agak mempersulit dalam mendapatkan posisi yang tepat terutama untuk menposisikan 1$P agar tepat ditengah sejajar dengan sinar longitudianal. 9al tersebut dapat diatasi dengan memberikan fiksasi baik berupa spon pengganjal dan restraining strep. 9al yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kondisi pasien yang tidak baik adalah agar tidak banyak melakukan manipulasi posisi pasien terutama pada daerah kepala dan leher agar tidak memperburuk keadaan. 3ksigen juga tetap harus terpasang. b. Parameter /* $canogram = $canogram sudah tepat yaitu secara lateral 4iew dan mengka4er seluruh bagian kepala dari mandibula sampai 4erteks.
Wasripin : P.17430204022
/D
* $can Time = Pemilihan scan time sudah tepat yaitu dengan detik. &engan scan time detik maka waktu scaning menjadi relatif cepat serta gambar yang dihasilkan cukup baik. Pemilihan scan time sebenarnya bisa lebih cepat lagi yaitu / atau /,5 detik namun dengan scan time tersebut akuisi dilakukan hanya setengah putaran ?/C0 °* sehingga hasilnya kurang baik. * $lice Thicknes = Pemilihan slice thicknes dengan menggunakan range sudah tepat yaitu range / pada daerah basic cranii dengan ketebalan 5 mm akan menghasilkan gambar dengan detail yang relatif baik sehingga kelainan! kelainan yang kecil pada daerah basic dan cerebellum dapat tergambar dengan baik. $edangkan range kedua pada daerah brain ?tentorium sampai 4erteks* cukup dengan ketebalan /0 mm sudah cukup memadai dan sesuai dengan literatur. * $lice 'nter4al = $lice inter4al yang dipilih yaitu berhimpit atau sama dengan ketebalan slice sehingga tidak ada objek atau organ yang terlewatkan. 5* 3< = 3< sebesar D mm sebenarnya masih memungkinkan untuk diperkecil lagi menjadi /0 mm sehingga akan didapat hasil dengan resolusi yang lebih baik. +* >antry Tilt = $esuai dengan 31#, pemilihan tersebut sudah sesuai dengan literatur dan rekomendasi dokter ?protap* ($P(. B* (econtruksi Algorithma = Pada kasus trauma ini rekontruksi algorithma yang dipilih adalah $T&M dan -387. (econ $T&M dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran soft tisue yang baik sedangkan recon -387 untuk mendapatkan detail tulang baik. &engan pemilihan ?dua* recon sekaligus maka akan mempersingkat waktu prosesing. C* 1atri" =
Wasripin : P.17430204022
0
Pemilihan matri" sudah tepat yaitu dengan 5/ " 5/ sehingga dihasilkan resolusi yang maksimal. ). P$#*e*ing I+age an /il+ing
a. indowing = Pengaturan widow le4el dan width sudah tepat dan sesuai literatur serta sudah dapat menampakkan objek dan kelainan dengan jelas, baik windowing untuk brain dan soft tisue maupun untuk menampakkan tulang. b. Pengukuran = Pada daerah perdarahan dilakukan pengukuran 92. Pengukuran untuk mengetahui luas dan 4olume perdarahan sudah cukup memadai yaitu dengan pengukuran diameter dan pengukuran 4olume dengan & ?1P<(* dan histogram serta pengukuran midline shift. &alam hal pengukuran dengan & dan histogram perlu ketrampilan dan pengalaman yang baik. 9al yang perlu diperhatikan yaitu menentukan treshold6seleksi objek yang akan dihilangkan atau yang dipilih, karena penentuan treshold yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi komputer dalam menganalisa 4olume, bisa terjadi yang seharusnya terukur justru tidak terukur sehingga hasil ukur lebih kecil atau juga bisa terjadi sebaliknya.
Wasripin : P.17430204022
/
BAB I, PENUTUP
A. KESIMPULAN
/. Pemeriksaan T!$can kepala pada kasus trauma di 'nstalasi (adiologi ($P( dilakukan dengan teknik ?dua* range dengan slice thicknes 5 mm dan /0 mm. . Proses image dilakukan pengukuran pada perdarahan dengan pengukuran 92, diameter, midline shift dan 4olume. . $ecara umum teknik pemeriksaan t!$can pada kasus trauma kepala di 'nstalasi radiologi ($P( sudah baik dan dapat memberikan informasi diagnostik yang memadai.
B. SARAN
/. 2ntuk menghindari kemungkinan kesalahan dalam penentuan pengukuran 4olume hendaknya pengukuran 4olume histogram dikonfirmasi dengan pengukuran 4olume dengan perhitungan manual. . Agar lebih hati!hati dalam transportasi dan positioning pasien untuk menghindari terjadinya hal!hal yang dapat memperburuk keadaan pasien.
Wasripin : P.17430204022
DA/TAR PUSTAKA
8eseth (, 000, Procedur and Documentation For CT and MRI , 1c >raw 9ill, ;ansas >edroyc and $heila (, /DD, Practical CT Techniques, $pringer!
ramedia, :akarta 9imawan $, dr., /DC5, Patologi, -agian Ptologi Anatomi ;2', :akarta $yaifudin, /DDB, Anatomi Fisiologi untu! "is#a Pera#at , 7disi , Penerbit -uku ;edokteran 7>, :akarta $idharta, /DCD, Atlas Tu$uh Manusia, :akarta
Wasripin : P.17430204022