MAKALAH
OBESITAS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas PBL Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
DisusunOleh : Kelompok 6/2A Dera Giantara
P17320113004
Dinan Kumala Ayu
P17320113005
Irma Della Ramdiyani
P17320113028
Putri Handayani Sodikin
P17320113078
Rifqi Wildan
P17320113095
JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG 2014
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan obesitas? 2. Bagaimana etiologi dari penyakit obesitas? 3. Bagaimana manifestasi klinik dari penyakit obesitas? 4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit obesitas? 5. Apa saja komplikasi dari penyakit obesitas? 6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari penyakit obesitas? 7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari penyakit obesitas?
2
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakit obesitas 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui definisi penyakit obesitas b. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit obesitas c. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari penyakit obesitas d. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit obesitas e. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit obesitas f. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari penyakit obesitas g. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari penyakit obesitas
1.4 Manfaat a. Dapat mengetahui definisi penyakit obesitas b. Dapat mengetahui etiologi dari penyakit obesitas c. Dapat mengetahui manifestasi klinik dari penyakit obesitas d. Dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit obesitas e. Dapat mengetahui komplikasi dari penyakit obesitas f. Dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik dari penyakit obesitas g. Dapat mengetahui penatalaksanaan medis dari penyakit obesitas
3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Obesitas Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.pengertian lain dari
Obesitas adalah suatu keadaan dimana
terdapatnya penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi tubuh manusia. Obesitas ini merupakan faktor resiko untuk terjadinya berbagai penyakit degenerative, misalnya DM, hipertensi, penyakit jantung koroner dan beragai jenis penyakit kanker. Kelebihan nutrisi juga bisa menyebabkan malnutrisi.Mekanisme cenderung untuk melindungi tubuh dengan akumulasi cadangan,atau
untuk nutrisi dengan meningkatkan
kecepatan eksresi dari tubuh atau menurun efisiensi absorpsi.Bila kelebihan itu banyak atau berlangsung lama meningkatkan konsentrasi nutrisi dan terjadi perubahan aktifitas enzim dan tingkat
metabolisme
menjadi
meningkat.Obesitas
menggunakan
campuran
yang
memproduksi energy contohnya; protein,lemak,karbohidrat dan alcohol dalam jumlah yang banyak
dari
kebutuhan.Akibatnya
terjadi
penyimpangan
energy
sebagai
lemak
tubuh.Penyimpanan lemak tubuh ini menjadi pengaruh terhadap fungsi tubuh,mobilitas dan kesehatan.Orang yang gemuk mempunyai resiko sangat besar untuk terjadinya penyakit Osteoathristis,Diabetes Melitus tipe 2,Penyakit Kardiovaskuler,Hipertensi dan Penyakit Kandung empedu. Kelebihan kolesterol dan trigliserida dalam darah ada kaitannya dengan penyakit jantung koroner.kelebihan tersebut adalah akibat dari intake asam lemak jenuh disertai peningkatan produksi ke hati.Intake yang tinggi dari kolesterol akan meningkatkan derajat kolesterol dalam darah,hati pada keadaan normal mengadakan kompensasi akibat intake yang besar dengan mensintesa lebih sedikit kolesterol dan mengubah lebih banyak kolesterol 4
menjadi asam empedu.Mekanisme kompensasi ini mengalami perubahan,mungkin karena factor genetika dan orang yang beresiko tinggi untunk menderita penyakit jantung koroner.
2.2 Etiologi Terdapat beberapa etiologi dari penyakit obesitas, yaitu: a. Faktor biologis: kecepetan metabolisme dan jumlah minimum energy yang dibutuhkan seseorang berperan penting dalam mengatur berat badan. Secara alami beerapa orang menggunakan lebih banyak kalori untuk melakukan fungsi-fungsi utama dalam tubuh. b. Faktor genetik : anak-anak yang mengalami obesitas, biasanya orang tuanya juga mengalami hal yang sama. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti, gen apa yang menyebabkan obesitas tersebut. c. Gaya hidup modern : dengan meningkatnya konsumsi kalori dan berkurangnya aktivitas fisik, berperan penting dalam menyebabkan obesitas. Restoran siap saji menyediakan banyak pilihan, makanan kemasan dan soft drink. Disamping menawarkan kemudahan, makanannya juga tinggi dalam hal kandungan lemak, gula dan kalori. d. Kurangnya aktivitas : Serta penggunaan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan.
2.3 Manifestasi Klinik Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya. a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing. b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.
5
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan. d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu. e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada bisep dan trisepnya f. emosi yang mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. g. nyeri punggung bawah (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki)
2.4 Patofisiologi Resistensi insulin Peningkatan asam lemak
diabetes melitus
Hipertensi
Dislipidemia
penyakit kardio
Obesitas Nafas pendek Sleep apnea Stress
osteoarthritis Low back pain
6
disabilitis
2.5 Komplikasi Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain: a. Hipertensi Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.
b. Diabetes Obesitas merupakan penyebab utama DM tipe 2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
c. Dislipidemia. Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
d. Penyakit jantung koroner dan Stroke Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
e. Osteoartritis. Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
f.
Apnea tidur. Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
g. Asthma Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
7
h. Kanker Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
i. Penyakit perlemakan hati Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.
j.
Penyakit kandung empadu Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu
2.6 Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan metabolik atau endorin Dapat
menyatakan
peningkatan
pada
ketidaknormalan insulin,
misalnya
hiperglikemi.Dapat
hipotiroidisme, juga
hipogonadisme,
menyebabkan
gangguan
neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
b. Pemeriksaan antropometrik Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot
2.7 Penatalaksanaan Medis a. Gaya hidup Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku. Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat. Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi 8
rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
b. Bedah bariatric Dianjurkan bagi mereka dengan IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM tipe 2 atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
c. Obat-obat anti obesitas Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation
dengan
cara
menghambat
monoamine
neurotransmitters
(serotonin,
noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan berat badan.Orlistat, Sibutramin dan Rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya.
d. Balon Intragastrik Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian a. Aktivitas/ istirahat Gejala : kelemahan, cenderung terus mengantuk. Ketidakseimbangan/ kurang keinginan untuk aktif atau melakukan latihan teratur Tanda : dispnea dengan kerja. Peningkatan kecepatan jantung/ pernapasan dengan aktivitas.
b. Sirkulasi Gejala : riwayat faktor budaya/ pola hidup mempengaruhi pilihan makan. Berat badan dapat/ tak dapat diterima sebagai masalah. Makan menghilangkan perasaan tak senang. Mis : kesepian, frustasi, kebosanan. Persepsi gambaran diri sebagai tak dapat diinginkan. Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan.
c. Makanan/cairan Gejala
: mencerna makanan dengan normal/kelebihan. Riwayat berulangnya penurunan dan peningkatan berat badan.
Tanda
: berat badan tak tepat dengan tinggi badan, tipe tubuh endormofik, gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan kebutuhan (contoh : perubahan pola hidup dari aktif menjadi tak berolahraga, penuaan)
d. Nyeri/kenyamanan Gejala
: nyeri atau ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat badan atau tulang belakang
e. Pernapasan Gejala : dispnea Tanda : sianosis, distress pernapasan 10
f. Seksualitas Gejala : gangguan menstruasi, amenorea
2.2 Diagnosa Keperawatan a. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang berlebih b. Gangguan citra tubuh/ harga diri berhubungan dengan pandangan klien terhadap diri c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
2.3 Perencanaan No 1.
Dx Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang berlebih
Tujuan Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil : a. Pasien dapat mengatur pola makan b.Berat Badan klien berkurang
Intervensi 1. Kaji penyebab kegemukan pasien
Rasional 1. Mengidentifikasi faktor penyebab kegemukan
2. Kaji pola dan kebiasaan makan. Misalnya masukan kalori, tipe makanan, kebiasaan makan
2. Mengidentifikasi untuk penyesuaian pola yang memerlukan perubahan utuk menyesuaikan program diet.
3. Timbang berat badan secara periodik
3. Memberikan informasi tentang keefektifan program terapi selama perawatan
4. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan sesuai dengan pilihan
4. Latihan menurunkan berat badan dengan menurunkan napsu makan,
11
pasien
2.
Gangguan citra tubuh/ harga diri berhubungan dengan pandangan klien terhadap diri
Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil : a. Pasien percaya diri dengan citra tubuh
meningkatkan energi, meningkatkan tonus otot.
5. Diskusikan pembatasan masukan garam.
5. Untuk mencegah komplikasi hipertensi lebih tinggi.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan nutrisi
6. Untuk mengontrol berat badan klien
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi penekan nafsu makan. 1. Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu.
7. untuk menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan
1. menyamakan persepsi definisi kegemukan
2. Libatkan keluarga atau kerabat pasien untuk mengontrol makan
2. Untuk menjadi pola koping pendukung dalam pengontrolan makan pasien
3. Tentukan motivasi pasien untuk menurunkan
3. Untuk mengetahui tingkat keinginan pasien untuk menurunkan berat
12
berat badan dan bantu menyusun tujuan
3.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil : a. Pasien paham akan pentingnya mengatur pola dan kebiasaan makan untuk mengatur berat badannya
badannya
1. Tentukan tingkat pengetahuan nutrisi
1. Mengetahui persepsi pasien tentang nutrisi
2. Berikan informasi tentang pola makan yang baik
2. Untuk mengatur berat badan
3. Kaji ulang kebutuhan kalori
3. Perubahan dalam berat badan dan latihan dapat berarti mengubah penurunan diet.
2.4 Evaluasi a. Menunjukan perubahan pola makan dan keterlibatan individu yang sesuai dengan program diet yang diterima b. Menunjukan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal. c. Menunjukan beberapa penerimaan diri terhadap dirinya sendiri,keluarga dan lingkungan sekitar d. Mencari informasi tentang nutrisi dan cara pengontrol berat badan. e. Menyatakan pemahaman mengenai pentingnya perubahan pola hidup untuk mengontrol berat badan f. Membuat tujuan dan rencana untuk pencapaian tujuan tersebut.
BAB IV
13
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Kegemukan (obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun, keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
4.2 Saran Sebagai calon tenaga kesehatan khususnya dalam jurusan keperawatan. Sebagai perawat harus menjadi salah satu fasilitor dalam pencegahan penyakit obesitas yaitu dengan melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dan tidak lupa untuk pasien dengan penyakit obesitas untuk mengatur pola makan, hindari makanan cepat saji dan melakukan rutinitas olahraga supaya lemak yang dalam tubuh tidak menimbun di dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA 14
Horrison. 1999. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC
Harmanto, Ning. 2006. Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal. Jakarta : Elex Media Komputindo
Gibney,Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Long,Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E dkk. 1993. Rencana asuhan keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC
15