SATUAN ACARA PENYULUHAN OBESITAS PADA ANAK
AMALIA NUR UMAMI P17424311051
PRODI DIII KEBIDANAN PURWOKERTO POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2013/2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN A. Pokok Bahasan
OBESITAS PADA ANAK
B. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Obesitas 2. Penyebab obesitas pada anak 3. Ciri-ciri Anak Obesitas 4. Dampak Obesitas pada Anak 5. Cara mencegah obesitas
C. Sasaran dan Waktu
Sasaran
: Ibu-ibu RW 01
Hari/ tanggal
: Selasa, 24 September 2013
Tempat
: Balaidesa Karangmangu
Waktu
: 16.00 WIB – 16.15 WIB (± 15 menit)
D. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan ini, ibu-ibu dapat mengerti, memahami, dan mencegah obesitas pada anak.
E. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan ini ibu-ibu dapat: 1. Memahami pengertian obesitas. 2. Memahami penyebab obesitas pada anak. 3. Mengetahui ciri-ciri anak obesitas. 4. Memahami dampak obesitas pada anak. 5. Memahami cara mencegah obesitas pada anak.
F.
Kegiatan Penyuluhan No
Waktu
1.
2 menit
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan,
Perkenalan
Penjelasan
Kegiatan Peserta
Mendengarkan
Maksud
dan
Tujuan 2.
6 menit
Pemberian Materi
Diskusi dan Tanya jawab
Mendengarkan, memperhatikan.
Bertanya
jika
ada yang belum paham. 3.
2 menit
Penyimpulan
Penutup
Mendengarkan
G. Media
LCD.
H. Metode
Cemarah dan diskusi.
I.
Pokok Materi
Terlampir.
J.
Evaluasi
Jenis evaluasi : dengan memberikan pertanyaan kepada ibu-ibu meliputi: 1. Apakah obesitas itu? 2. Apa saja cara yang bisa dilakukan agar anak tidak obesitas?
K. Sumber Pustaka
Staf pengajar ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak . Jakarta : Infomedika.
Ginanjar, Wahyu. 2009. Obesitas Pada Anak . Bandung: Mizan.
Supriasa, I Dewa Nyoman dkk. 2002. Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Lampiran 1
OBESITAS PADA ANAK
1.
Pengertian obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. (WHO, 2000). Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan berdasarkan beberapa pengkuran tertentu. Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak yang ditandai dengan barat badan di atas rata-rata dari indeks massa tubuhnya ( Body Mass Index) yang di atas normal. Indeks Massa Tubuh(IMT) dihitung dengan cara mengalikan berat badan anak kemudian dibagi dengan kuadrat dari besar tinggi anak. Jika seorang anak memiliki IMT di atas 25 kg/m 2,maka anak tersebut menderita obesitas. Pada bayi dan anak yang obesitas, sekitar 26,5% akan tetap obesitas untuk 2 dekade berikutnya. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa obesitas pada usia 1-2 tahun dengan orang tua normal, sekitar 8% menjadi obesitas dewasa, dan berpotensi
mengalami
penyakit
metabolik
dan
penyakit
degeneratif
dikemudian hari. Dengan demikian obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan pananganan yang sedini mungkin, dengan melibatkan peran serta orang tua.
2.
Penyebab Obesitas pada Anak
Obesitas disebabkan karena energi yang masuk berbentuk kalori dalam makanan lebih banyak daripada yang dikeluarkan dalam bentuk aktivitas sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Anak sehat yang dibiarkan makan menurut seleranya terkadang tidak mengalami pengontrolan dalam pola makan. Obesitas adalah
suatu penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar
obesitas
disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi. a.
Faktor Genetik Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas. Bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.
b.
Faktor Lingkungan 1)
Aktivitas fisik Penelitian di negara maju mendapatkan hubungan antara aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas.
Individu
dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar = 5 kg. Penelitian terhadap anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang sama menunjukkan bahwa mereka yang nonton TV = 5 jam perhari mempunyai risiko
obesitas sebesar 5,3 kali lebih besar
dibanding mereka yang nonton TV = 2 jam setiap harinya. 2)
Faktor nutrisional Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam
kandungan
dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak 5 serta kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi. Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa anak dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding anak dengan asupan rendah lemak. Penelitian lain menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,46 kali. Makanan berlemak
mempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan. 3)
Faktor social ekonomi Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis
dan
jumlah
makanan
yang
dikonsumsi.
Suatu
data
menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas fisik, seperti ke sekolah dengan naik kendaraan dan kurangnya aktivitas bermain dengan teman serta lingkungan rumah yang tidak memungkinkan anak-anak bermain diluar rumah, lebih senangbermain komputer/games,
sehingga anak
nonton TV atau video
dibanding melakukan aktifitas fisik. Selain itu juga ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau akan berisiko menimbulkan obesitas.
3.
Ciri-ciri Anak Obesitas
a. Raut Muka Hidung dan mulut tampak relative kecil dengan dagu yang berbentuk ganda. b. Dada dan payudara Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh. Pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan. c. Abdomen Membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng. Kadang-kadang terdapat striae putih atau ungu. d. Genitalia luar Pada pria, penis seakan-akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis, sehingga tampak kecil dari bagian yang tersembul keluar.
e. Anggota badan Lengan atas dan paha tampak besar, terutama pada bagian proksimal. Tangan relative kecil dengan jari-jari yang berbentuk runcing. f. Kelainan emosi Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau akibat dari keadaan obesitas.
4.
Dampak Obesitas pada Anak
a.
Diabetes Mellitus tipe II Kebiasaan yang buruk pada pola makan anak obesitas dapat meningkatkan terjadinya penyakit kencing manis pada anak. Ini merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Anak-anak penderita diabetes mellitus tipe II berisiko tinggi menderita berbagai penyakit komplikasi seperti gagal ginjal kronis, penyakit jantung bahkan stroke dini.
b.
Asma bronchiale Asma bronkhiale merupakan kelainan sistem pernapasan yang ditandai dengan penyempitan pada saluran napas dan bersifat sementara serta dapat semuh secara spontan tanpa pengobatan. Anak obesitas yang memiliki pola aktivitas yang rendah akan berisiko terkena asma bronkhiale.
c.
Hipertensi Anak obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita hipertensi. Anak obesitas yang menderita hipertensi akan mengalami berbagai penyakit komplikasi lainnya dan kerusakan organ seperti gangguan fungsi mata, jantung, dan kelainan fungsi otak. d. Sleep apnea Sleep apnea adalah gangguan pernapasan ketika tidur. Sleep apnea pada anak ditandai dengan terhentinya napas sekitar sepuluh detik ketika tidur. Anak yang obesitas mengalami penumpukan lemak yang
berlebihan di dalam tubuhnya. Penumpukan lemak yang berlebihan akan mengganggu darah dalam mengedarkan oksigen ketika proses oksidasi dan metabolisme berlangsung.
5.
Cara mencegah obesitas
a.
Meningkatkan pola aktivitas anak Pola aktivitas yang baik dapat diterapkan orangtua pada anak mereka. Beraktivitas di luar rumah seperti bermain bola dengan teman sebayanya
dan
berolahraga
secara
rutin
dapat
meningkatkan
pengeluaran energi dan pembakaran kalori yang terdapat dalam tubuh anak. Olahraga secara rutin dapat memberikan dampak yang baik bagi kesehatan tubuh anak. b.
Pola asuh orang tua Pola asuh orangtua haruslah memperhatikan aspek kesehatan dan psikologi dalam tumbuh kembang anak. Orangtua dapat memberi contoh kepada anak mereka untuk selalu berolahraga secara teratur. Istirahat yang cukup dapat mengurangi risiko obesitas pada anak. Memberikan perhatian yang cukup kepada anak dan selalu melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap
aktivitas anak mereka.
Perhatian dan pengontrolan kepada anak harus dimulai ketika masih bayi. c.
Pola makan Pola makan anak ketika bayi akan memberikan dampak hingga ia dewasa. Pemberian makanan padat sebelum usia anak 4 bulan akan meningkatkan risiko obesitas. Pemberian ASI ekslusif ketika bayi dapat menjadi solusi bagi kebutuhan gizi anak. Orangtua hendaknya memodifikasi makanan anak dengan memberi anak mereka makanan sehat yang cukup serat dan seimbang gizi. Hindarkan anak dari kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji. Berikanlah makanan yang bervariasi setiap harinya dengan kandungan gizi yang seimbang. Hiaslah makanan semenarik mungkin agar anak
lebih menyukai makanan yang disediakan orangtua dibandingkan makanan cepat saji.