5.1. PENDEKATAN Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka uraian dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan dalam
suatu
langkah-langkah
pendekatan
permasalahan
dan
aplikasi
metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan jasa pada proyek termaksud. Pendekatan
dan
metodologi
layanan
jasa
Konsultan tersebut
disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi
telah
dengan jadwal
pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing tenaga ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Disamping memberikan layanan jasa perencanaan sesuai Kerangka Acuan Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat memberikan hasil yang terbaik. b. Melaksanakan perencanaan untuk pengendalian mutu serta biaya proyek sehingga memberikan produk perencanaan yang baik. c. Melakukan Survey pengumpulan data-data riil di lapangan, maupun data studi-studi terdahulu untuk dapat meminimalisir kemungkinan eror pada saat pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menekan biaya pelaksanaan dengan tetap menjaga mutu dan kualitas dari produk yang akan dihasilkan nantinya. d. Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak owner dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan dan CV. USRAH | PERENCANAAN PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DALAM KOTA TERNATE
14
pendaya-gunakan struktur organisasinya.
5.2. METODOLOGI PERENCANAAN Berhubung lokasi Perencanaan Teknis Peningkatan dan Pembangunan Jalan Dalam Kota Ternate yang tersebar pada beberapa titik namun masih berada pada
wilayah
administrasi
Kota
Ternate,
maka
untuk
menghindari
kemungkinan timbulnya hal-hal yang akan menghambat proses perencanaan konsultan perencana merasa sangat perlu untuk membentuk sebuah sebuah wadah organinsasi yang memadai dalam melakukan monitoring terhadapp proses perencanaan dari berbagai segala aspek, sehingga proyek ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada dan dana yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi target di atas, kami telah menyiapkan program kerja dan menyusun satu tim memadai dalam jumlah dan kualitas yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli
seperti
yang dipaparkan pada usulan teknik ini pada
point lainnya. Pada prinsipnya, Konsultan lebih mengutamakan langsung dengan pelaksanaan
pekerjaan
hal-hal yang
berkaitan
konstruksi di lapangan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Menyusun langkah-langkah terencana, baik dan efektif mengenai proses perencanaan dari awal sampai akhir. b. Mengarahkan setiap anggota tim perencana dalam setiap tahapan perencanaan sampai dengan menyiapkan revisi-revisi bila diperlukan untuk memberikan hasil maksimal. c. Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerjasama dengan Tenaga Laboratorium
untuk pengujian
material maupun tetode yang
digunakan dengan tujuan utama adalah menjamin tercapainya produk perencanaan yang baik dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan. d. Secara
periodik
mengadakan Rapat
Mingguan
dengan
seluruh
anggota tim guna membahas semua kegiatan pekerjaan, terutama CV. USRAH | PERENCANAAN PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DALAM KOTA TERNATE
14
mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk
peningkatan dan
efisiensi pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail dan menyelesaikan setiap masalah yang timbul, kaitan dengan pengawasan mutu dan kemajuan pekerjaan. e. Membuat
laporan
pendahuluan,
antara
dan
akhir
yang
akan
diserahkan kepada pihak owner.
5.3. PROGRAM KERJA Seperti yang telah di tentukan di dalam KAK kegiatan utama dari proses perencanaan ini adalah; a. b. c. d.
Persiapan Perencanaan Penyusunan Pra Rencana Penyusunan/Pengembangan Rencana Penyusunan Rencana Detail
Dalam
melakukan
tahapan-tahapan
perencanaan
tersebut
diperlukan
beberapa personil tenaga ahli sebagai berikut: N O 1
PERSONIL
JUMLAH
WAKTU
Ketua Tim (Sarjana Teknik Sipil, Ahli
1 Orang
1 Bulan
2 3
Teknik Jalan) Surveyor (D3 Pengukuran) Cost Quantity Engineer Assistant (D3,
4 Orang 1 Orang
7 Hari 1 Bulan
4 5 6
Teknik Sipil) CAD Operator (D3, Operator CAD) Tenaga Adinistrasi (SLTA) Tenaga Pendukung Lapangan
2 Orang 1 Orang 4 Orang
1 Bulan 1 Bulan 1 Bulan
Tabel. 5.2. Daftar Kebutuhan Tenaga Ahli
Dari Tabel diatas, penempatan jadwal kerja masing-masing personil harus sesuai dengan durasi waktu kerja dan tahapan perencanaan yang dilakukan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
CV. USRAH | PERENCANAAN PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DALAM KOTA TERNATE
14
CV. USRAH | PERENCANAAN PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DALAM KOTA TERNATE
14
Tabel 5.3. Jadwal Kerja
Ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan oleh pihak konsultan perencana dalam melakukan persiapan dari pekerjaan ini, antara lain: Membuat interpretasi KAK secara garis besar, sehingga
-
setiap proses perencanaan yang dilakukan oleh Konsultan perencana tetap dalam koridor yang telah ditetapkan didalam KAK Konsultasi dengan instansi terkait berkaitan dengan
-
perijinan, Pihak konsultan perencana juga akan selalu melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait, berkaitan dengan masalahmasalah perijinan maupun data-data yang diperlukan Melaksanakan pengukuran lapangan, pihak konsultan
melakukan
survey-survey
di
lapangan
secara
detail
sehingga
menghasilkan produk perencanaan yang baik dan siap diaplikasikan pada saat kegiatan konstruksi nantinya. -
Mengumpulkan data dan informasi lapangan, proses ini dilakukan dengan melakukan survey di lapangan serta melakukan koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait guna mendapatkan data dan informasi yang valid mengenai kondisi eksisting lapangan.
-
Melaksanakan pengujian tanah, pengujuan Laboratorium diperlukan untuk mendapatkan jenis material maupun struktur yang tepat untuk diaplikasikan pada lokasi-lokasi perencanaan jalan.
PENYUSUNAN PRA RENCANA Dalam proses penyusunana pra rencana ini pihak konsultan membuat urutan skala prioritas penanganan ruas jalan pada masing-masing paket fisik pekerjaan, melakukan perhitungan perkiraan biaya pekerjaan fisik, dan menyusun laporan pendahuluan.
PENYUSUNAN/ PENGEMBANGAN RENCANA
Dalam proses pengembangan rencana ini pihak konsultan perencana melakukan studi-studi untuk Menentukan pilihan jenis struktur permukaan jalan yang digunakan, melakukan pengujian-pengujian tanah dan struktur, serta
melakukan
perhitungan
dan
menganalisa
Harga
satuan
serta
penggunaan peralatan yang efektif guna mendapatkan pembiayaan yang lebih ekonomis. Pada tahapan ini pihak konsultan perencana juga membuat laporan perencanaan.
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL Pada tahapan ini pihak konsultan perencana mulai membuat gambar-gambar detail engineering, menentukan spesifikasi teknis yang akan digunakan, menyusun rencana anggaran biaya (EE) dan membuat analisa harga satuan berdasarkan data-data serta hasil pengujian dan studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahapan ini pihak konsultan perencana juga membuat laporan akhir perencanaan. Sesuai dengan ketentuan dalam perencanaan, maka setiap tahapan perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana, mengacu pada beberapa hal berikut ini : Persiapan desain 1. Tujuan Pekerjaan Persiapan desain bertujuan mempersiapkan bahan-dasar perencanaan sebelum kelapangan melaksanaan survey Pendahuluan antara lain . a) Mempersiapkan data-data awal. b) Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan Survey Pendahuluan / Recon dilapangan. 2. Lingkup pekerjaan Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang Engineer, yang meliputi pekerjaan antara lain:
Highway
Melaksanakan pengadaan barang yang diperlukan sesuai dengan
HPS Mempersiapan peta-peta dasar berupa : o Peta link o Peta tata guna lahan Menetapkan awal dan akhir rencana
berkoordinasi dengan dinas PU Setempat. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik
pekerjaan
dengan
dipusat maupun didaerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada
proyek yang sedang berjalan. Mengumpulkan dan mempelajari laporan – laporan yang berkaitan dengan
wilayah
yang
dipengaruhi
atau
mempengaruhi
jalan/jembatan yang akan direncanakan.
3. Persyaratan Hasil Persiapan
Desain
harus
dipresentasikan
untuk
mendapat
Persetujuan [ dari team asistensi ] dan bila perlu mengadakan perbaikan – perbaikan / saran – saran yang nantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.
SURVEY PENDAHULUAN Tujuan Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey adalah survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan pekerjaaan selanjutnya.
Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik, survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode pelaksanaan sehingga diperoleh suatu perencanaan detail desain yang matang, semua kegiatan recon survey harus dibuatkan laporan sebagai data awal perencanaan.
Lingkup Pekerjaan Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah disetujui
sebagai panduan pelaksanaan survey recon dilapangan
yang meliputi kegiatan. a. Studi literature. Pada tahapan ini
Team harus mengumpulkan
datapendukung perencanaan baik data sekunder b. Koordinasi dengan instansi terkait. Team melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi / unsur-unsur terkait didaerah sehubungan dengan dilaksanakanya survey pendahuluan. c. Diskusi perencanaan di lapangan. Team bersama sama melaksanakan survey
dan
mendiskusikanya
dan
membuat
usul
perencanaan
dilapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahlianya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda dilapangan berupa patok dan dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-masing yang akan difinalkan d. e. f. g. h. i. j.
dikantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali . Recon Survey / desain Geometrik Recon Survey Topografi. Recon Bangunan Pelengkap Jalan Recon Survey Lalu Lintas. Recon Survey Geologi dan Geoteknik. Recon Survey Hidrologi/Hidraulik. Recon Survey Upah dan Harga Satuan. Mengumpulkan harga satuan dan upah, dengan cara koordinasi dengan instansi terkait.
INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN 1. Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau. 2. Lingkup pekerjaan a. Inventarisasi Kondisi Permukaan Jalan Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang tercatat selama berkendaraan. Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah : 1) Lebar perkerasan yang ada dalam meter. 2) Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, Penetrasi Macadam dll. 3) Nilai Kekasaran Jalan yang dapat diperoleh dari hasil survai NAASRA Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan ketentuan skala sebagai berikut :
RCI
Kondisi Visual
Tipe Permukaan Tipikal
8 – 10
Sangat rata
Hotmix (AC dan HRS) yang halus, baru
dibuat/ditingkatkan
dengan
beberapa lapisan aspal.
7–8
Sangat baik/rata
Hotmix
setelah
dipakai
beberapa
tahun atau lapisan tipis hotmix diatas Penetrasi
Macadam
pelaksanaan
dipakai
pekerjaan
untuk
konstruksi
disekitar ruas jalan yang ditingkatkan.
Hotmix lama, Nacas / Lasbutag baru.
6–7
Baik
Penetrasi Macadam, Nacas baru atau Lasbutag berumur beberapa tahun.
5–6
Cukup,
sedikit/
tak
adalubang,permuka-an
Penetrasi
Macadam
berumur
4-5
tahun, jalan kerikil tak terawat.
rata.
Jelek,
kadang-kadang Semua type perkerasan yang sudah
3–4
berlubang, tidak rata.
2–3
Rusak berat
1–2
Tak dapat dilalui kecuali Oleh jeep 4 WD.
lama tidak terpelihara.
: (hanya untuk peningkatan jalan) 4) Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak pagar/ bangunan pendudung / tebing kepinggi perkerasan. 5) Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya. 6) Data yang diperoleh dicatat di dalam format
Inventarisasi
Jalan (Highway Geometric Inventory), per 200 meter. 7) Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu) buah foto per 200 meter. 8) Foto ditempel pada format yang standar
.
dengan
mencantumkan hal-hal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
3. Persyaratan Proses pengambilan data atau inventarisasi harus menggunakan format standar seperti terlihat pada lampiran invebtarisasi jalan dan untuk jembatan mengacu pada BMS. SURVEY HIDROLOGI DAN HIDRAULIK 1. Tujuan Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan
ini
adalah
untuk
mengumpulkan
data
hidrologi
karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada
dan
( sekitar
jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase
dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan. 2. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi: a) Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan (catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan. b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong,
jembatan,
selokan
yang
meliputi:
lokasi
,
dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir. c) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai. d) Menganalisa pola aliran
air
pada
daerah
rencana
untuk
memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman. e) Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan. f) Menentukan rencana
elevasi
aman untuk
jalan/jembatan
termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air ( aflux). g) Merencanakan bangunan pengaman jalan / jembatan terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal.
3. Persyaratan Proses analisa perhitungan harus mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai)
PERENCANAAN TEKNIS 1. Tujuan
Tujuan dari perencanan teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,
perkerasan,
jembatan,
struktur
bangunan
pelengkap,lansekap, sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan. 2. Lingkup pekerjaan Ruang lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan ini : a) Merencanakan geometrik jalan dan jembatan dengan memperhatikan stabilitas lereng. b) Merencanakan jenis serta tebal perkerasan. c) Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan. d) Merencanakan lansekap jalan. e) Menghitung volume pekerjaan secara keseluruhan dan volume pekerjaan yang sesuai dengan nilai DPA Pekerjaan fisik f)Menghitung Analisa Satuan Pekerjaan yang Ekonomis dan efektif dengan mengkaluasi ulang koefisen dalam Standar analisa sehingga didapat harga satuan pekerjaan yang efektif dan efisien g) Menyiapkan dokumen lelang, baik hard copy maupun soft copy
3. Persyaratan a. Perencanaan Geometrik 1) Standar Menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kalau belum ada maka menggunakan stadar perencanaan geometric yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Marga 2) Perencanaan Drainase Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03 – 3424 – 1994. 3) Keselamatan Lalu-lintas Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen
yang direncanakan
memenuhi persyaratan desain
yang ditetapkan dan
sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. 4) Perangkat Lunak Perencanaan. Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang kompatibel seperti perangkat lunak AUTO-CAD. b. Stabilitas Lereng Perhitungan stabilitas
lereng
dilakukan
guna
memberikan
informasi tentang berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan. Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear. Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, = sudut geser tanah dan w = berat isi tanah . Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman ) dilakukan dengan menggunakan rumus dan Grafik
Taylor.
Salah satu
contoh
rumus
yang
dapat
digunakan adalah : c. Stabilitas badan jalan Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada, jenis dan karekteristik batuan, dan kondisi lereng. Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga hal diatas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya. d. Pemilihan Jenis Bahan Material
Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak konstruksi,
dapat
maka
digunakan langsung sebagai bahan
Tim
harus
mengusulkan
usaha-usaha
peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi . e. Perencanaan Struktur Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan atas dan bawah. f. Perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan. g. Penggambaran Rancangan (Draft) Perencanaan Teknis Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan mengajukannya kepada Tim Asistensi untuk diperiksa dan disetujui. Detail perencanaan teknis yang perlu a)
dibuatkan
konsep
perencanaannya antara lain : Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1.000 untuk jalan dan 1: 500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data
b)
yang dibutuhkan. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala
c)
vertikal 1:100 yang mencakup data yang dibutuhkan. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:10. Dalam gambar potongan melintang harus mencakup: - Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan - Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana - Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
d)
- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada) Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain: - Gambar konstruksi existing yang ada. - Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan
e)
pada ketinggian yang berbeda-beda. - Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota. - Rincian konstruksi perkerasan - Penampang bangunan pelengkap - Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median - Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada) Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan
f) g)
sebagainya. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
4. Gambar Rencana Akhir (Final Design) Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh Tim Asistensi dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan. Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan : a) Sampul luar (cover) dan sampul dalam. b) Daftar isi c) Peta lokasi proyek d) Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry). e) Daftar simbol dan singkatan. f) Daftar bangunan pelengkap dan volume g) Daftar rangkuman volume pekerjaan. 5. Perhitungan kuantitas pekerjaan Pelaksanaan Fisik. a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan spesifikasi yang dipakai, b. Perhitungan kuantitas pekerjaan
harus
dilakukan
secara
keseluruhan. Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item)
6. Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik .(Engineer’s Estimate) a. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan b. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga
Satuan tahun 2130 yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga. c. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi. 7. Spesifikasi. a. Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi yang terhari yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum. b. Bila diperlukan, Tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.
5.4. ORGANISASI DAN PERSONIL Dalam pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis Perencanaan Peningkatan dan
Pembangunan
Jalan
Dalam
Kota
Ternate
ini,
pihak
konsultan
meneydiakan tenaga ahli professional yang berkualitas dan memiliki kapabilitas dalam pekerjaan sejenis. Secara keseluruhan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan arahan yang termuat dalam KAK adalah sebagai berikut ini:
1 (satu) Orang Team Leader (Ahli Teknik Jalan) Team Leader diharuskan seorang sarjana S1 Teknik Sipil dan memiliki setifikat Ahli Teknik Jalan, dengan pengalaman kerja dalam bidang jalan
dan
jembatan
selama
4
(empat)
tahun
pengalaman sebagai tim leader minimal 3 (tiga) bulan. 4 (empat) Orang Juru Ukur (D3 Sipil)
serta
memiliki
Juru Ukur Diharapkan memiliki keahlian dalam bidang pengukuran (survey), diutamakan yang mampu mengoperasikan alat ukur, seperti theodolite maupun yang lainnya, dengan pengalaman kerja minimal 3
(tiga) tahun. 1 (satu) orang Cost Quantity Engineer Assistant Cost Quantity Engineer Assistant diharuskan
minimal
seorang
berpendidikan D3 Teknik Sipil, dan memiliki pengalaman dalam pekerjaan sebagai Cost Quantity dalam proyek-proyek jalan dan
jembatan selama lebih dari 3 (tiga) tahun. 2 (dua) orang Juru Gambar Juru Gambar (CAD Operator), diharuskan
minimal
lulusan
D3
Arsitek/Sipil dengan pengalaman bekerja sebagai juru gambar di proyek-proyek jalan dan jembatan dengan pengalaman kerja minimal
selama 3 (tiga) tahun. 1 (satu) orang Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi diharuskan seorang Lulusan SLTA dan memiliki keahlian dibidang Administrasi dan Keuangan dengan pengalam kerja
minimal selama 2 (dua) tahun. 4 (empat) orang Tenaga Pendukung lapangan Tenaga Pendukung lapangan diharuskan lulusan SMK/STM dengan pengalaman kerja minimal selama 2 (dua) tahun.
Secara garis besar rekapitulasi Tenaga yang dibutuhkan adalah : NO
TENAGA
KUALIFIKASI
JUMLAH
1
Team Leader
S1 Teknik Sipil
1 Orang
2
Juru Ukur
D3 Pengukuran
4 Orang
3
D3 Sipil
1 Orang
4
Cost Quantity Engineer Assistant Juru Gambar (CAD Operator)
D3 Sipil
2 Orang
5
Tenaga Administrasi
SLTA
1 Orang
6
Tenaga Pendukung Lapangan
SMK/STM
4 Orang
5.5. STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS Strukur organisasi adalah bagian dari manajemen atau pengolaan proyek dengan cara tertentu untuk mendapatkan tujuan tertentu. Secara garis besar pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek yaitu sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN PERENCANAAN TEKNIS PERENCANAAN PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DALAM KOTA TERNATE
SHAIFUDDIN ZUHRI USMAN, ST Direktur
…….. Team Leader
Juru Ukur
Tenaga Pendukung Lapangan Juru Gambar
Tenaga Administrasi Cost Estimator