METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN (CERUCUK BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF PERBAIKAN KUALITAS TANAH) May 4, 2015
Fondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang composite (kayu – beton dan baja)
21
Persyaratan dari cerucuk bambu yang di pancang adalah : bahan Bambu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat. Dan sebelum bambu di gunakan harus di awetkan terlebih dahulu adapun cara pengawetan Bambu adalah sbb:
TAHAP ANALISA:
Pengawetan Bambu Sebagai tulangan Pengawetan bambu bertujuan untuk menaikkan umur pakai dan nilai ekonomis bambu. Apapun spesies bambunya. Suatu metode pengawetan dikatakan ekonomis apabila umur pakai bambu dapat mencapai waktu 10 – 15 tahun; untuk bambu dalam keadaan terbuka, dan 15 – 25 tahun untuk bamboo yang diberi perlindungan tertentu. Beberapa metode pengawetan bambu yang dapat diterapkan adalah:
Metode Butt Treatment Bagian bawah batang bambu yang baru dipotong diletakkan di dalam tangki yang berisi larutan pengawet Cabang dan daun pada batang tetap disisakan. Larutan pengawet tersebut akan mengalir ke dalam pembuluh batang karena proses transpirasi daun masih berlangsung. Karena prosesnya memakan waktu yang lama, metode ini hanya tepat diterapkan pada batang bambu yang pendek dan berkadar air tinggi. Metode Tangki Terbuka Metode ini termasuk metode yang ekonomis, sederhana serta memberi efek perlindungan yang baik. Metode ini tidak memerlukan teknik instalasi yang rumit. Batang dengan ukuran tertentu, direndam selama beberapa hari dalam campuran yang terdiri dari air dan larutan bahan pengawet. Penggunaan bambu yang telah dibelah dapat mengurangi lama perendaman sebanyak satu setengah kali. Konsentrasi larutan pengawet yang digunakan untuk bambu yang baru dipotong harus lebih tinggi dibanding bambu yang telah dikeringkan dengan penganginan. Lama perendaman tergantung pada jenis bahan pengawet, spesis bambu dan kondisi batang. Penggarukan kulit bagian luar dapat mempercepat penetrasi larutan pengawet. Metode kimia sederhana Bambu segar yang baru ditebang, didirikan terbalik. Pada ujung bambu bagiaan atas, dimasukkan tabung yang berisi minyak solar. Karena gaya gravitasi, minyak solar ini akan mendesak keluar cairan yang terkandung dalam batang bambu. Proses ini memakan waktu satu minggu. “Sumber :Pusat Informasi Teknologi Terapan (PITT) – ELSPPAT”
Persiapan Pengukuran Persiapan pengukuran sangat perlu untuk dilakukan karena dibutuhkan untuk mengetahui posisi titik dari pemancangan. Alat yang digunakan yaitu :
Theodolit : 1 buah
Kayu / tongkat tanda Meteran
Persiapan Tenaga
Adapun tenaga yang diperlukan meliputi : ( Note: di hitung berdasarkan Mean Power dari analisa SNI ) o Pelaksana : 1 orang o Pelaksana Pengukuran : 1 orang o Asisten Pengukuran : 2 orang o Pekerja Kasar : 5 orang
Persiapan Peralatan Persiapan peralatan meliputi : o Cek kesiapan alat-alat yang digunakan o Cek kualitas bahan cerucuk bambu o Diadakan kontrol sebelum pelaksanaan di mulai.
Tahap Pemasangan Cerucuk bambu
Sebelum di gunakan bambu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa bambu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada cerucuk bambu harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan memasang cincin baja atau besi yang kuat. kepala tiang dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang. kepala tiang (serucuk bamboo) harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
Pondasi Cerucuk
Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Cerucuk dalam defenisinya adalah susunan tiang kayu dengan diameter antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Dalam konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk. Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat pengikat , papan penutup atau balok poer.
Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :
Daya dukung tanah yang cukup rendah. Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang cukup tinggi.
Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan pondasi cerucuk dapat dibagi atas :
Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk t anah pada lokasi yang sudah direncanakan. Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik kayu dan kedalaman yang direncanakan. Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai dengan kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu baru dilakukan penancapan kayu cerucuk.
Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan tergeser secara ve rtikal kedalam tanah yang ditumbukkan.
Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti persyaratan teknis yaitu :
Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak melebihi 15 cm Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga daya dukung yang makin besar. Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.
Jenis kayu yang sering dipergunakan adalah :
Kayu Gelam Kayu Medang Kayu Betangor Kayu Ubah Kayu Dolken