MASALAH GIZI PADA LANSIA A. Pendahuluan 1. Definisi Lanjut Usia
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dalam kehidupan manusia. Manusia yang memasuki tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh akibat perubahan atau penurunan fungsi organ-organ tubuh (Arisman, 200). !erdasarkan "#$ (%etianto,200&), lansia dibagi menjadi tiga golongan' a. mur lanjut (elderly (elderly)) ' usia 0-&* tahun b. mur tua (old (old ) ' usia &-+0 tahun . mur sangat tua (very (very old ) ' usia +0 tahun 2. Karakteristik Karakteristik Kesehatan Lanjut Usia
esehatan lansia dipengaruhi proses menua. /roses menua didefenisikan sebagai perubahan yang terkait aktu, bersifat uni1ersal, intrinsik, progresif, dan detrimental . eadaan ini menyebabkan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan dan kemampuan bertahan hidup berkurang. /roses menua setiap indi1idu dan setiap organ tubuh berbeda, hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup, lingkungan, dan penyakit degeneratif (%etiati,2000) /roses menua dan perubahan fisiologis pada lansia mengakibatkan beberapa kemunduran dan kelemahan, serta implikasi klinik berupa penyakit kronik dan infeksi. #al ini digambarkan pada abel 3.
1
a!el 1 Ke"unduran dan Kele"ahan Lansia Ke"unduran dan Kele"ahan Lansia
N#
3. 2. 4. . *. . &. 5. +.
/ergerakan dan kestabilan terganggu 6ntelektual terganggu 6solasi diri (depresi) 6nkontinensia 7efisiensi imunologis 6nfeksi, konstipasi, dan malnutrisi 6atrogenesis dan insomnia emunduran penglihatan, pendengaran, pengeapan, pembauan, komunikasi dan integritas kulit emunduran proses penyembuhan
%umber' Masalah kesehatan pada golongan lanjut usia, oleh 8.!oedhi 7armodjo (Arisman, 200)
$. Status Gi%i &ada Lansia
%tatus gi9i merupakan keseimbangan antara asuapan 9at gi9i dan kebutuhan akan 9at gi9i tersebut. %tatus gi9i juga didefenisikan sebagai keadaan kesehatan seseorang sebagai refleksi konsumsi pangan serta penggunaannya oleh tubuh (%upariasa, !akri, : ;ajar, 2002). %tatus
7engan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan fungsional atas organ tubuhnya makin besar. /eneliti Andres dan obin (dalam ane, $uslander, : !rass, 200) menjelaskan baha fungsi organorgan akan menurun sebanyak satu persen setiap tahunnya setelah usia 40 tahun. /enurunan fungsional dari organ-organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah timbulnya masalah kesehatan pada lanjut usia. Masalah gi9i yang seringkali
2
terjadi pada lanjut usia juga dipengaruhi oleh sejumlah perubahan fisiologis (7armojo,2030). Adapun perubahan fisiologis tersebut sebagai berikut' a. omposisi ubuh omposisi tubuh dapat memberikan indikasi status gi9i dan tingkat kebugaran jasmani seseorang. /ada abad ke-3+ ditemukan berbagai senyaa kimiai yang ternyata ada pula pada jaringan dan airan tubuh (7armojo,2030). Akibat penuaan pada lansia massa otot berkurang sedangkan massa lemak bertambah. Massa tubuh yang tidak berlemak berkurang sebanyak ,4=, sedangakan sebanyak 2= massa lemak bertambah dari berat badan perdekade setelah usia 40 tahun. >umlah airan tubuh berkurang dari sekitar 0= berat badan pada orang muda menjadi *= dari berat badan anita usia lanjut.(aas : !rookmeyer, 2003? Arisman,200 ) /enurunan massa otot akan mengakibatkan penurunan kebutuhan energi yang terlihat pada lansia. eseimbangan energi pada lansia lebih lanjut dipengaruhi oleh aktifitas fisik yang menurun. /emahaman akan hubungan berbagai keadaan tersebut penting dalam membantu lansia mengelola berat badan mereka (7armojo,2030). b.
3
7engan hilangnya gigi geligi akan mengganggu hubungan oklusi gigi atas dan baah dan akan mengakibatkan daya kunyah menurun yang semula maksimal dapat menapai 400 poinds per s@uare inh dapat menapai *0 pound per s@uare inh. %elain itu, terjadinya atropi gingi1a dan proesus al1eolaris yang menyebabkan akar gigi terbuka dan sering menimbulkan rasa sakit semakin memperparah penurunan daya kunyah. /ada lansia saluran penernaan tidak dapat mengimbangi ketidaksempurnaan fungsi kunyah sehingga akan mempengaruhi kesehatan umum (7armojo,2030). . 6ndera /engeap dan /enium 7engan
bertambahnya
umur,
kemampuan
mengeap,
menerna,
dan
mematobolisme makanan berubah. /enurunan indera pengeap dan penium pada lansia menyebabkan sebagian besar kelompok umur ini tidak dapat lagi menikmati aroma dan rasa makanan.
4
d.
dan
gerakannya
diatur
seara
khusus
untuk
fungsi
tersebut
(
5
Anemia kekurangan 9at besi adalah salah satu bentuk kelainan hematologi yang sering dialami pada lansia . /enyebab utama anemia kekurangan 9at besi pada usia lanjut adalah karena kehilangan darah yang terutama berasal dari perdarahan kronik sistem gastrointestinal akibat berbagai masalah penernaan seperti
tukak
peptik,
1arises
esofagus,
keganasan
lambung
dan
kolon(7armojo,2030). Menurunnya
airan
saluran
erna
(sekresi
pepsin)
dan
en9im-en9im
penernaan proteolitik mengakibatkan penernaan protein tidak efisien. 2. Pen(ukuran Status Gi%i &ada Lanjut Usia
eadaan gi9i seseorang mempengaruhi penampilan, pertumbuhan dan perkembangannya, kondisi kesehatan serta ketahanan tubuh terhadap penyakit. /engkajian status gi9i adalah proses yang digunakan untuk menentukan status gi9i, mengidentifikasi malnutrisi (kurang gi9i atau gi9i lebih) dan menentukan jenis diet atau menu makanan yang harus diberikan pada seseorang. Mengkaji status gi9i usia lanjut sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter sehingga hasil kajian lebih akurat. /engkajian status gi9i pada usia lanjut dapat dilakukan dengan ara sebagai berikut ' a. Anamnesis #al-hal yang perlu diketahui antara lain' 6dentitas, orang terdekat yang dapat dihubungi, keluhan dan riayat penyakit, riayat asupan makanan, riayat operasi yang mengganggu asupan makanan, riayat penyakit keluarga, akti1itas sehari-hari, riayat buang air besar atau buang air keil, dan kebiasaan lain yang dapat mengganggu asupan makanan (%upariasa, !akri, : ;ajar, 2002).
6
b. /engukuran Antropometri /engukuran antropometri adalah pengukuran tentang ukuran, berat badan, dan proporsi tubuh manusia dengan tujuan untuk mengkaji status nutrisi dan ketersediaan energi pada tubuh serta mendeteksi adanya masalah-masalah nutrisi pada seseorang. (Eurahmah,2003). /engukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menetukan status gi9i pada lansia meliputi tinggi badan, berat badan, tinggi lutut (knee high), lingkar betis, tebal lipatan kulit (pengukuran skinfold), dan lingkar lengan atas. Bara yang paling sederhanan dan banyak digunakan adalah dengan menghitung 6ndeks Massa ubuh (6M) (;atmah,2030). Adapun beberapa pengukuran antropometri yang dapat dilakukan pada lansia adalah sebagai berikut' 3) inggi !adan inggi !adan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. /ada keadaan normal, ! tumbuh seiring dengan pertambahan umur. inggi !adan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan !! terhadap ! (quac stick ) faktor umur dapat dikesampingkan. /engukuran tinggi badan dapat menggunakan alat pengukur tinggi badan microtoise dengan kepekaan 0,3 m dengan menggunakan satuan sentimeter atau ini. pengukuran dilakukan pada posisi berdiri lurus dan tanpa menggunakan alas kaki.
7
2) !erat !adan Merupakan
ukuran
antropometri
terpenting
dan
paling
sering
digunakan. /engukuran berat badan juga dapat memberikan gambaran status gi9i seseorang dengan mengetahu indeks massa tubuh. /engukuran berat badan ini menggunakan timbangan injak seca. 4) inggi Lutut inggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan bisa didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. inggi lutut dapat dilakukan pada usia lanjut yang tulang punggungnya mengalami osteoporosis, sehingga terjadi penurunan tinggi badan (;atmah, 200). 7ari tinggi lutut dapat dihitung tinggi badan sesungguhnya dengan rumus persamaan Bhumlea (3+55)' inggi !adan (laki-laki)
F
,3+- (0,0-usia dalam tahun) G(2,02 H tinggi lutut dalam m)
inggi !adan (perempuan) F
5,55 - (0,2-usia dalam tahun) G(3,54 H tinggi lutut dalam m)
%umber' prediksi tinggi badan lansia berdasarkan tinggi lutut dalam ;atimah (2030)
) ebal lipatan ulit /engukuran ketebalan lipatan kulit merupakan salah satu ara menentukan presentasi lemak pada tubuh. Lemak tubuh merupakan penyusun komposisi tubuh yang merupakan salah satu indikator yang bisa digunakan untuk memantau keadaan nutrisi melalui kadar lemak dalam tubuh ./engukuran lipatan kulit menerminkan lemak pada jaringan subkutan, massa otot dan status kalori. /engukuran ini dapat juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrsi, berat badan normal atau obesitas (Eurahmah,2003) 8
ntuk menentukan tebal lipatan kulit digunakan sebuah jangka lengkung (aliper) yang dijepit pada bagian-bagian kulit yang telah ditentukan. Adapun standar tempat pengukuran Skinfold menurut #eyard Di1ian # dan %tolar9yk L.M. dalam %upariasa, !akri, : ;ajar, (2002) ada sembilan tempat, yaitu dada,subsapula, midaIilaris, suprailiaka, perut, trisep, bisep, paha, dan betis. abel 2 menunjukkan tempat-tempat dan petunjuk pengukuran skinfold . a!el 2 e"&at*e"&at dan Petunjuk Pen(ukuran Skinf#ld N# 3.
e"&at 7ada
Arah Li&atan 7iagonal
Pen(ukuran Lipatan diambil antara axilla dan puting susu, setinggi mungkin, sejajar dengan lipatan bagian depan dengan ukuran 3 m dibaah jari tangan. 2. %ubskapula 7iagonal Lipatan diambil sepanjanggaris lea1age tepat dibaah sapula dengan ukuran 3 m dibaah jari tangan. 4. Midaksila #ori9ontal Lipatan diambil pada garis midaxillaris tepat pada pertemuan xiphisternal Lipatan diambil ke arah belakang garis . %uprailiaka Miring midaIilaris dan ke atas ilia, dengan ukuran 3 m di baah jari tangan Lipatan 4 m disamping tali pusat dan 3 m ke pusat umbilius *. Abdominal #ori9ontal Lipatan kulit diambil dengan arah 1ertikal pada jarak antara penonjolan lateral dari prosessus . risep Dertikal aronial dan batas inferior dari prosessus oleranon dan diukur pada bagian lateral lengan dengan bahu bersudut +00 menggunakan pita pengukur. itik tengah ditandai pada sisi samping lengan. /engukuran diambil 3 m diatas tanda tersebut. &. !isep Dertikal Arah lipatan kulit diambil seara 1ertikal diatas bisep brahii yang sejajar dengan trisep di bagian belakang. /engukuran dilakukan 3 m di baah jari. Lipatan diambil pada tengah paha, antara lipatan 5. /aha Dertikal inguinal dan batas dari patella. /engukuran dilakukan 3 m di baah jari. Lipatan diambil pada lingkaran betis yang paling lebar, pada bagian tengah dari betis dengan lutut +. !etis Dertikal bersudut +00. %umber '#eyard Di1ian #. 7an %tolark9yk L.M.3++ Applied ody composition Assesment dalam %upariasa, !akri, : ;ajar (2002)
9
#asil pengukuran tebal lipatan lemak baah kulit pada empat sisi tubuh yakni trisep, bisep, suprailiaka, dan subskapula dapat digunakan untuk melihat presentase lemak tubuh melalui rumus matematis menurut 7urmin : "ormersley dalam !udiharjo, 8omi, : /rakosa (200). /ersen lemak tubuh '
,− 4,5 , =100 X,, !"!#"$%#% '− 4, 5 && ! #%%$% F 300 J
eterangan ' 7F 7ensitas badan, nilai 3,3*& dan 0,0&3& adalah ketetapan body density %umber' 7urmin : "ormersley ody !at Assessed from total body "ensity and its estimation from skinfold #hickness dalam !udiharjo, 8omi, : /rakosa (200) #asil dari persentase lemak tubuh berdasarkan rumus matematis dari 7urmin : "ormersley kemudian dibandingkan dengan kategori nilai presentasi lemak tubuh berdasarkan jenis kelamin dan umur pada tabel berikut (Morro et al,200*) a!el + Klasifikasi Presentase Le"ak $a,ah Kulit
/ria urang Eormal Lebih
35-2*
2-4*
mur (tahun) 4-* -**
-34 3-23 22-4&
5-35 3+-2 2*-4&
30-23 22-2 2&-45
32-24 2-25 2+-45
*-*
G
3*-2 2*-25 2+-45
3*-24 2-2& 25-45
mur (ahun) 35-2* 2-4* 4-* -** *-* G urang 34-24 34-24 3*-2 35-25 35-40 3-2+ Eormal 2-25 2-40 2&-42 2+-4 43-4 40-4* Lebih 2+-4 43-5 44-5 4*-+ 4&- 4-0 %umber' ody !at $ercentage for Men and %omen Morro et al (200*) "anita
10
8umus persamaan prediksi persentasi total lemak tubuh yang ditemukan oleh 7urmin : "ormersley dengan pengukuran tebal lemak baah kulit berdasarkan empat titik pada tubuh ini telah banyak digunakan dalam penelitian luar maupun dalam negeri. Manandhar, Anklesaria, dan 6smail (3++&) dalam penelitiannya tentang karakteristik gi9i pada lansia di Mumbai
6ndia,
menggunakan
persamaan
matematis
dari
7urmin
:
"ormersley untuk mengetahui total lemak tubuh pada lansia prasejahtera di 6ndia. /enelitian lain yang menggunakan persamaan persentasi total lemak tubuh ini adalah Kusof et al (200&) yang melakukan sur1ey status gi9i di %emenanjung
11
) 6ndeks Massa ubuh 6M merupakan indikator status gi9i yang ukup peka digunakan untuk menilai status gi9i orang deasa diatas umur 35 tahun dan mempunyai hubungan yang ukup tinggi dengan persen lemak dalam tubuh (;atmah, 2030). 6M juga merupakan sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang deasa ke dalam kategori &nder'eight (kekurangan berat badan), (ver'eight (kelebihan berat badan) dan $besitas (kegemukan). 8umus atau ara menghitung 6M yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kgNm2) (Andaka,2005). !erat !adan 6M inggi badan (m)
/engukuran berat badan menggunakan timbangan dengan ketelitian hingga 0,* kg
dengan pakaian seminimal mungkin dan tanpa alas kaki.
/engukuran tinggi badan dapat menggunakan alat pengukur tinggi badan dengan kepekaan 0,3 m. pengukuran dilakukan pada posisi berdiri lurus dan tanpa menggunakan alas kaki. %tatus gi9i ditentukan berdasarkan indeks 6M. a!el Kate(#ri Status Gi%i Lansia $erdasarkan IM De&kes /I023 2
Status Gi%i IM k(4" 3
12
. /emeriksaan !iokimia 7alam pengkajian nutrisi umumnya digunakan nilai-nilai biokimia seperti kadar total limposit, serum albumin, 9at besi, serum transferin, kreatinin, hemoglobin, dan hematokrit. Eilai-nilai ini, bersama dengan hasil pemeriksaan antropometrik akan membantu memberi gambaran tentang status nutrisi dan respon imunologi seseorang (Arisman,200). /emeriksaan laboratorium akan menunjukkan resiko status nutrisi kurang bila hasilnya menunjukkan penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limposit, serum albumin kurang dari 4,* gramNdl dan peningkatan atau penurunan kadar kolesterol (Eurahmah,2003). 3) #emoglobin dan #ematokrit #emoglobin adalah protein yang kaya akan 9at besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oIihemoglobin di dalam sel darah merah. 7engan melalui fungsi ini maka oksigen dibaa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (C1elyn, 200+). /engukuran #emoglobin (#b) dan #ematokrit (#t) adalah pengukuran yang mengindikasikan defisiensi berbagai bahan nutrisi. /ada malnutrisi berat, kadar
hemoglobin
dapat
menerminkan
status
protein.
/engukuran
hemoglobin menggunakan satuan gramNdesiliter dan hematokrit menggunakan satuan persen. Adapun kadar normal hemoglobin berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin menurut "#$ dalam Arisman (200) terdapat pada tabel dibaah ini'
13
a!el Kadar N#r"al He"#(l#!in Kel#"k U"ur Anak bulan- tahun Anak tahun-3 tahun /ria deasa 6bu #amil "anita deasa %umber' "#$ dalam Arisman (200)
Kadar N#r"al (r4dl3
33,0 32,0 34,0 H 3&,0 33,0 32,0-3*,0
2) ransferrin Eilai serum transferin adalah parameter lain yang digunakan dalam mengkaji status protein 1iseral. %erum transferin dihitung menggunakan kapasitas total ikatan 9at besi atau total iron binding apaity (6!B), dengan menggunakanrumus dibaah ini (Eurahmah,2003) ransferrin %erum F (5 J 6!B)-4 %atuan yang digunakan dalam rumus diatas adalah miligramNdesiliter. Eilai normal transferin serum adalah 3&0-2*0 mgNdl. 4) %erum Albumin Eilai serum albumin adalah indikator penting status nutrisi dan sintesa protein. adar albumin rendah sering terjadi pada keadaan infeksi, injuri, atau penyakit yang mempengaruhi kerja hepar, ginjal, dan saluran penernaan. ) eseimbangan nitrogen /emeriksaan keseimbangan nitrogen digunakan untuk menentukan kadar pemeahan protein di dalam tubuh. 7alam keadaan normal tubuh memperoleh nitrogen melalui makanan dan mengeluarkannya melalui urine dalam jumlah yang relatif sama setiap hari.
14
etika katabolisme protein melebihi pemasukan protein melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari maka keseimbangan nitrogen menjadi negatif. !ila nilai keseimbangan nitrogen yang negatif berlangsung seara terus
menerus
maka
pasien
beresiko
mengalami
malnutrisi
protein
(Eurahmah,2003). d. Mini utritional Assesment Mini utritional Assesment (MEA) merupakan bentuk screening gi9i yang dilakukan untuk mengetahui apakah seorang lansia mempunyai resiko mengalami malnutrisi akibat penyakit yang diderita dan atau peraatan di rumah sakit. MEA ini merupakan metoda yang banyak dipakai karena sangat sederhana dan mudah dalam pelaksanaannya. /enelitian yang dilakukan pada 200 pasien preoperasi gastrointestinal menunjukkan baha MEA dapat dilakukan oleh para klinis terlatih, mempunyai reprodusibilitas tinggi dapat menapis pasien yang mempunyai resiko menderita malnutrisi. esimpulan pemeriksaan MEA adalah menggolongkan pasien dalam keadaan status gi9i baik, beresiko malnutrisi atau malnutrisi berat. MEA mempunyai 2 bagian besar yaitu screening dan assesment , dimana penjumlahan semua skor akan menentukan seorang lansia pada status gi9i baik, beresiko malnutrisi atau beresiko under'eight (7armojo,2030). e. /emeriksaan linis /emeriksaan klinis adalah penilaian keadaan fisik yang berhubungan dengan adanya malnutrisi. /rinsip pemeriksaan yang digunakan adalah ephalo audal atau head to feet yaitu dari kepala ke kaki. anda-tanda dan gejalagejala klinik defisiensi nutrisi dapat dilihat pada tabel .
15
a!el 5 anda*anda Klinik kekuran(an Nutrisi N#
$a(ian u!uh
3.
anda mum
anda Klinik
Ke"un(kinan Kekuran(an berat a.alori
a. /enurunan badan, lesu b. 7ehidrasi,haus b.Air 2. 8ambut ekuningan, /rotein kekurangan pigmen,kusut 4. ulit a. 7ermatitis a. niasin,ribofla1in,biotin b. 7ermatosis pada b.lemak bayi . Mata a. /hotopobia a. 8ibofla1in b. 8abun senja b. Ditamin A *. Mulut a. %tomatitis a. 8ibofla1in b. antung b. hiamin . Anemia . /yridoIine dan 9at besi 32. %istem saraf elainan mental dan Ditamin !32 kelainan saraf perifer %umber' tanda*tanda klinik kekurangan nutrisi, dalam ;undamental of nursing (o9ier,!.,: erb,<.200) 4. Peran Penilaian Status Gi%i dala" Identifikasi Masalah Kesehatan Lansia di Mas)arakat
/enilaian status gi9i pada kelompok indi1idu dalam suatu ilayah tertentu merupakan usaha mengumpulkan informasi mengenai status gi9i pada masyarakat dan indikator lain yang mempengaruhi status gi9i tersebut (%upariasa, !akri, : ;ajar, 2002)
.
16
7inamika masyarakat yang beragam serta tingkat pendidikan dan ekonomi yang tidak merata pada masyarakat menimbulkan adanya kelompok masyarakat raan gi9i. Menurut 7epkes 86 (2000), masyarakat yang termasuk kelompok raan gi9i adalah bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, anak usia sekolah, dan lansia. imbulnya kerentanan terhadap masalah gi9i pada lansia disebabkan oleh penurunan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. /enelitian studi komparatif yang dilakukan di daerah jaa barat tentang masalah gi9i lansia menyebutkan lebih dari *0= lansia di daerah perkotaan dan pedesaan memiliki pola makan tidak baik. ejadian status gi9i kurang, ukup tinggi pada lansia di pedesaan (2*,2=) (!ardosono,2000).
tertentu
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
(%ukmaniah,200)
17
DAFTAR PUSTAKA
Arisman . (200). +ii dalam ddaur -ehidupan. Cditor, /alupi "idyastuti. Cakarta.
!ardosono, %. (2000). Studi Mengenai -ebiasaan Makan, Status +ii dan $enyakit "egeneratif pada -elompok &sila di "aerah $erkotaan dan $edesaan di a'a arat . !ina 7iknakes. Dol. 34. /. 3&-35. Bhristiani, 8. (2004). Status +ii dan $ola $enyakit pada /ansia . 7iakses pada tanggal 4 %eptember 2033,O http'NN.p4gi9i.litbang.depkes.go.idN 7armojo,!. (2030). +eriatri, 0lmu -esehatan &sia /anjut . Cdisi ke-. !alai /enerbit ; 6' >akarta. C1elyn,/eare. (200+). Anatomi dan !isiologi untuk $aramedis. akarta. ;atmah. (2030). +ii &sia /anjut . Crlangga' >akarta. ane,8.L., $uslander, ><., Abrass, 6!. (200). 1ssentials of 2linical +eriatric, ed.*. M8. >akson,A. 7ish,>. : Mood,7. (200*). Measurement and 1valuation in 3uman $erformance. hird Cdition. #uman inetis'%A Ohttp'NNbooks.google.o.idNbook Eurahamah,C. (2003). utrisi dalam -epera'atan. %agung %eto' >akarta. /otter : /erry. (200*). !undamental -epera'atan -onsep, $roses, dan $raktik , Cdisi . Cakarta. %etiati, %. (2000). $edoman $raktis $era'atan -esehatan4 untuk $engasuh (rang &sia lanjut. ;akultas edokteran ni1ersitas 6ndonesia' >akarta. %eymour,8. (200). PMasalah ;armakologi akarta. %ukmaniah,%. (200). PEutrisi /ada Lanjut sia Majalah +ii Medik 1ol. 5 hal ' 5-30' >akarta. %upariasa, 67E., !akri, !., ;ajar, 6. (2002). $enilaian Status +ii. Cakarta.
18