i
MAKALAH MASYARAKAT (SOCIETY)
"Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tingkah Laku Manusia
dalam Lingkungan Sosial"
Dosen Mata Kuliah :
Dra. Teta Riasih, MP
Dra. Helly Ocktilia, MP
DisusunOleh :
Meiske Hetharia 15.04.002
Raihan Ammarilis Zain 15.04.031
Aang Prayuda Saifulloh 15.04.160
Briyanwidi Utami 15.04.275
Erlina Kustiati 15.04.301
Liana Khoirunnisaa 15.04.353
Kelompok 01
Kelas 2-I
SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG
PROGRAM DIPLOMA IV PEKERJAAN SOSIAL
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang masyarakat ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Bandung, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
RUMUSAN MASALAH 1
TUJUAN PENULISAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
PENGERTIAN MASYARAKAT 2
PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT 3
CIRI-CIRI MASYARAKAT 4
MASYARAKAT DAN MACAMNYA 5
JENIS MASYARAKAT MENURUT
LINGKUNGAN HIDUPNYA 7
TIPE-TIPE MASYARAKAT 7
UNSUR-UNSUR MASYARAKAT 9
KONSEP MASYARAKAT YANG BAIK 20
BAB III PENUTUP 22
KESIMPULAN 22
DAFTAR PUSTAKA 23
SUMBER LAINNYA 23
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya. Karena itulah, sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir.
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian dari masyarakat?
Bagaimana proses terbentuknya masyarakat?
Apa saja ciri-ciri dari masyarakat?
Apa saja jenis, tipe, dan unsur dari masyarakat?
Bagaimana konsep masyarakat yang baik?
TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Memenuhi tugas mata kuliah Human Behavior and Social Environment.
Menjawab pertanyaan seputar materi mengenai masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semu tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada di dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, yaitu musyarak. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling ketergantungan satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa ahli :
Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
L. Gillin dan J. P. Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia, yang hidup dalam waktu cukup lama, dan dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain hingga memliki kebiasaan, tradisi, sikap dan rasa persatuan.
PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur sebagai berikut :
Terdapat sekumpulan orang.
Berdiam atau bermukim di suatu wilayah yang relatif lama.
Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan kebendaan.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-unsur masyarakat sebagai berikut ini :
Berangotakan minimal dua orang.
Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Proses terbentuknya suatu masyarakat biasanya berlangsung tanpa disadari, dan diikuti oleh hampir sebagian besar anggota masyarakat. Dorongan manusia untuk bermasyarakat antara lain sebagai berikut :
Pemenuhan dasar biologis seperti papan (tempat tinggal), sandang (pakaian), dan pangan (makanan) yang penyelenggaraannya akan lebih mudah dilaksanakan dengan kerja sama pada usaha perorangan.
Kemungkinan untuk bersatu dengan manusia lain (bermasyarakat).
Keinginan untuk bersatu dengan lingkungan hidupnya.
Dengan memasyarakat kemungkinan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi kekuatan alam, binatang dan kelompok lain lebih besar.
Secara naluriah manusia mengembangkan keturunan melalui keluarga yang merupakan kesatuan masyarakat paling kecil.
Manusia mempunyai kecenderungan sosial, yaitu seluruh tingkah laku berkembang akibat interaksi sosial atau hubungan antar manusia. Dalam hidup bermasyarakat, kebutuhan dasar kejiwaan berupa keingintahuan, meniru, dihargai, menyatakan rasa haru dan keindahan baik antar individu maupun kelompok.
CIRI-CIRI MASYARAKAT
Berbicara mengenai ciri-ciri masyarakat, maka dapat dipaparkan mengenai ciri-ciri masyarakat sebagai berikut :
Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok, ciri-ciri masyarakat yang pertama adalah manusia yang hidup secara bersama dan membentuk kelompok. Kelompok inilah yang nantinya membentuk suatu masyarakat. Mereka mengenali antara yang satu dengan yang lain dan saling ketergantungan. Kesatuan sosial merupakan perwujudan dalam hubungan sesama manusia ini. Seorang manusia tidak mungkin dapat meneruskan hidupnya tanpa bergantung kepada manusia lain.
Masyarakat yang melahirkan kebudayaan, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya ialah yang melahirkan kebudayaan. Dalam konsepnya tidak ada masyarakat maka tidak ada budaya, begitupun sebaliknya. Masyarakatlah yang akan melahirkan kebudayaan dan budaya itu pula diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya dengan berbagai proses penyesuaian.
Masyarakat yaitu yang mengalami perubahan, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya yaitu yang mengalami perubahan. Sebagaimana yang terjadi dalam budaya, masyarakat juga turut mengalami perubahan. Suatu perubahan yang terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya dalam suatu penemuan baru mungkin saja akan mengakibatkan perubahan kepada masyarakat itu.
Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya adalah manusia yang berinteraksi. Salah satu syarat perwujudan dari masyarakat ialah terdapatnya hubungan dan bekerja sama di antara ahli dan ini akan melahirkan interaksi. Interaksi ini boleh saja berlaku secara lisan maupun tidak dan komunikasi berlaku apabila masyarakat bertemu di antara satu sama lain.
Masyarakat yang terdapat kepimpinan, ciri-ciri masyarakat yang berikutnya yaitu terdapat kepemimpinan. Dalam hal ini pemimpin adalah terdiri daripada ketua keluarga, ketua kampung, ketua negara dan lain sebagainya. Dalam suatu masyarakat Melayu awal kepimpinannya bercorak tertutup, hal ini disebabkan karena pemilihan berdasarkan keturunan.
Masyarakat terdapat stratifikasi sosial, ciri-ciri masyarakat yang terakhir ialah adanya stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial yaitu meletakkan seseorang pada kedudukan dan juga peranan yang harus dimainkannya di dalam masyarakat.
MASYARAKAT DAN MACAMNYA`
Mayarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah, dan hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat biasa mengenal kehidupan yang teratur dan aman, yang disebabkan oleh pengorbanan sebagian kemerdekaan anggota-anggotanya, baik dengan paksaan maupun dengan sukarela. Pengorbanan di sini dimaksudkan dengan menahan nafsu atau kehendak sewenang-wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama. Dengan paksa, maksudnya berarti tunduk pada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara, perkumpulan dan sebagainya). Sedangkan dengan sukarela berarti menurut adat dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama itu (desa berdasarkan adat dan sebagainya).
Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian seperti berikut ini :
Masyarakat paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan di tempat tawanan, masyarakat pengungsi atau pelarian dan sebagainya. Ke dalam (kelompoknya bersifat Gemeinschaft, ke luar bersifat Gesellschaft.
Masyarakat merdeka yang terbagi pula dalam :
Masyarakat alam yaitu yang terjadi dengan sendirinya. Suku-golongan atau suku, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang masih sederhana sekali kebudayaannya dalam keadaan terpencil atau tak mudah berhubungan dengan dunia luar. Umumnya bersifat Gemeinschaft.
Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan (keagamaan), yaitu antara lain kongsi perekonomian, koperasi, gereja dan sebagainya. Umumnya bersifat Gesellschaft.
JENIS MASYARAKAT MENURUT LINGKUNGAN HIDUPNYA
Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu :
Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau mengisolasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidup masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan tempat tinggal yang berpindah-pindah (nomaden).
Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak bergantung dari alam, seperti dari hasil bertani dan menangkap ikan. Kehidupan mereka sangat bergantung pada iklim dan pergantian musim.
Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern, sifat-sifat individualitas tumbuh dan berkembang.
TIPE-TIPE MASYARAKAT
Tipe masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Masyarakat Terbuka
Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang mau menerima perubahan-perubahan, bak perubahan budaya maupun perubahan teknologi dan segala macam perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi dengan selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada, akan ditolak keberadannya. Masyarakat ini tergolong sebagai masyarakat modern.
Berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern :
Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan.
Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Lebih mengutamakan masa kini, dan sangat menghargai waktu.
Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
Yakin pada IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) daripada hal-hal gaib (mistik).
Penuh perhitungan dan percaya diri.
Menghargai harkat hidup orang lain.
Memiliki sikap keadilan dan pemerataan.
Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi artinya semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembangan IPTEK mereka demikian maju dan cepat.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut westernisasi. Padahal semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia. Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang daru barat itu modern.
Pada akhirnya, kita harus bersikap bijaksana, jangan sampai westernisasi melunturkan nilai dan norma-norma baik yang telah ada dan melekat pada diri kita.
Masyarakat Tertutup
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup
Tak mau kehilangan budaya aslinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi.
Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok.
Mobilitas sosial rendah.
UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :
Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
Kesatuan-kesatuan sosial ini terdiri dari:
Orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.
Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-komentar, tanya jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.
Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
Perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat sementara dan akan hilang pada saat kerumunan itu bubar.
Golongan sosial (social category)
Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang didasarkan atas ciri-ciri umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun ciri umu yang tidak objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu anggota kelompok.
Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (middle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah; kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.
Timbulnya Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian berburu.
Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
5) Adanya prestise dan penghargaan
6) Adanya penggolongan yang bersifat universal
Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :
Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti).
Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding ngisor).
Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi :
Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur, komisaris.
Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan.
Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja sektor informal (pembantu).
Sifat Penggolongan
Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :
Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang pindah ke golongan/lapisan sosial lain..
Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah/naik ke golongan sosial atasnya.
Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
Fungsi Golongan Sosial
Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan, kekayaan.
Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan masyarakat menyangkut prestise dan penghargaan.
Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian, tingkah laku.
Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
Pengertian Kategori Sosial
Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
Perkumpulan (asosiasi)
Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :
Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok sekunder (secondary group). Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari banyak orang dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi dan bersifat sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group) yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa, perkumpulan organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya, terbentuk kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek, dan terdapat dalam hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik (kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi suatu pabrik.
Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas dasar ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi, suatu perseroan suatu perusahaan dan sebagainya.
Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan contohnya seperti perkumpulan untuk memajukan pendidikan maka dibentuk yayasan pendidikan, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf.
Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (HISPI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan sebagainya.
Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak perkumpulan, contohnya seperti organisasi penyiar agama, kelompok pengajian, organisasi gereja, gerakan kebatinan, dan sebagainya.
Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan, contohnya seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan, dan sebagainya.
Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
Kolektif (collective)
Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun ciri-ciri kebudayaannya.
Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.
Kelompok Sosial
Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk saling menolong di antara mereka.
Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi kriteria :
Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok tersebut.
Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok
Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki suatu sistem dan proses tertentu.
Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dan lain- lain.
Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi :
Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group. In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu untuk mengidentifikasi dirinya. In group sering dikaitkan dengan istilah "kami atau kita" dan pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan anggota kelompoknya. "Kami anggota kelompoknya". Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in group-nya. Out group sering dihubungkan dengan istilah"mereka". Sikap out group ditandai oleh suatu sikap antipati.
Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya kelompok primer (primary group). Menurut Charles Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka (face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain, klik/clique.
Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal adanya paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.
Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan yang berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar, klik/clique.
Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok membership group dan reference group. Kelompok membership adalah kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota. Contohnya: peserta asuransi nasabah bank, anggota OSIS, anggota PGRI. Sedangkan kelompok reference/kelompok rujukan atau acuan adalah kelompok sosial yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk kepribadiannya dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal menjadi mahasiswa UI tetapi ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.
Pranata Sosial
Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial adalah wujud dari berbagai respon yang di formulasikan dan disistematiskan dari segala kebutuhan hidup.
Sifat-sifat dan ciri-ciri pranata sosial adalah:
Pranata sosial biasanya berwujud sebagai suatu unit dalam sistem kebudayaan yang merupakan suatu kesatuan yang bulat
Pranata sosial berfungsi menyediakan berbagai pemenuhan kebutuhan.
Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai pemenuhan kebutuhan.
Pranata sosial biasanya relatif tetap dan kokoh.
Pranata sosial timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang jelas.
Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif Harsojo dalam buku "Pengantar Antropologi" yaitu:
Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa direncanakan terlebih dahulu dan tanpa disadari
Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan secara sadar
Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial sebagai pengaturan hubungan sosial dan bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat
Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang penting sifatnya dibandingkan dengan Basic institutions dalam suatu masyarakat tertentu.
Sifat Pranata Sosial
Pranata sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial yang bersifat khusus (restricted). Pranata sosial yang bersifat umu misalnya Religi atau agama, pranata sosial yang bersifat khusus, misalnya agama islam.
Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial yang bersifat Regulatif. Pranata sosial yang bersifat operatif misalnya Industrialisasi. Pranata sosial yang bersifat relatif, misalnya hukum.
Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru disebut pranata, adalah :
Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang hidup dalam ingatan atau yang tertulis.
Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu sistem hubungan yang didasarkan atas norma-norma tertentu.
Aktivitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami seluruh kelompok masyarakat yang bersangkutan.
Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.
Macam-macam Pranata Sosial
Menurut Koentjaraningrat Pranata sosial paling sedikot dibagi menjadi delapan golongan, walaupu kedelapan golongan ini belum lengkap. Kedelapan golongan ini dimaksudkan untuk memberikan contoh mengenai pranata sosial tersebut secara konkrit. Ke delapan macam pranata sosial tersebut, yaitu :
Kinship atau domestic Institutions Yaitu pranata Sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contohnya: Pelamaran, perkawinan, pengasuhan anak, Perceraian, pertunangan.
Economic Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan matapencaharian hidup, memproduksi, mendistribusikan harta benda. Contohnya: pertanian, peternakan, industri, barter, perdagangan, koperasi.
Educational Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan pendidikan warga masyarakat, agar menjadi anggota masyarakat yang berguna, Contohnya: Taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, kursus-kursus, pers, perpustakaan umum.
Scientific Instituions. Yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan memiliki pengetahuan, menyelami dan memahami alam semesta. Contohnya: penelitian, metodik ilmiah, pendidikan ilmiah.
Aesthetic Institutions dan recreational Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan perasaan keindahan, dan kebutuhan rekreasi. Contohnya: seni rupa, seni suara, seni tari, kesusastraas, sport, hiburan, dan sebagainya.
Religius Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia yang bertujuan dengan tuhan dan alam ghaib. Contohnya: Gereja, Masjid, pura, do'a, mantra upacara keagamaan, pantangan, penyiaran agama.
Political institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau kehidupan bernegara. Contohnya: Pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, TNI, dsb.
Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan segi lahiriah atau jasmaniah manusia. Contohnya: Pemeliharaan kecantikan, kesehatan, kedokteran, dsb.
Hubungan antara pranata dan adat istiadat
Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat dilihat bahwa adat istiadat merupakan dasar terbentuknya pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat. Dengan pengertian lain bahwa adat istiadat merupakn sumber bagi berbagai macam pranata sosial.
KONSEP MASYARAKAT YANG BAIK
Konsep masyarakat yang baik menurut Talizi (1990) mengandung sembilan nilai, yaitu:
Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang llain berdasarkan hubungan pribadi.
Memiliki otonomi, kewenangan, dan kemampuan mengurus kepentingan sendiri.
Memiliki viabilitas, kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri.
Distribusi kekayaan yang merata, setiap orang berkesempatan sama dan bebas.
Kesempatan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam mengurus kepentingan bersama.
Makna penting untuk setiap anggotanya.
Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan beda pendapat.
Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin pada yang berkepentingan.
Di dalam masyarakat bisa terjadi konflik, oleh sebab itu diperlukan kemampuan untuk management conflict.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kodrat seorang manusia sejak ia dilahirkan adalah homo socious, dimana ia tidak bisa hidup sendiri. Manusia sebagai individu perorangan, cenderung senang untuk berkumpul dan menjalani kehidupan di dengan orang lain di suatu kawasan yang ia anggap sesuai dengan dirinya. Hal inilah yang menjadi permulaan sebuah masyarakat terbentuk. Lambat laun, masyarakat tersebut berkembang di lingkungan sosial membentuk sebuah tatanan kehidupan dan kebudayaan, yang secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku individu-individu di dalamnya untuk menyesuaikan keadaan dirinya dengan mayoritas orang lain di dalam masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Tajul. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Gunung Djati Press.
Davis, Kingsley. 1960. Human Society. New York: The Macmillan Company.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
SUMBER LAIN
Ajengsari, Widi. 2016. Masyarakat dan Kebudayaan. https://www.linkedin.com/pulse/makalah-masyarakat-dan-kebudayaan-widi-ajengsari. Diakses tanggal 28 November 2016 Pukul 18.15 WIB.
Ariyani, Risky. 2011. Proses terbentuknya Masyarakat. https://riskyariyani91.wordpress.com/2011/12/19/proses-terbentuknya-masyarakat/ Diakses tanggal 28 November 2016 Pukul 18.00 WIB.
Definisi Pengertian. 2015. Ciri-ciri dan Unsur-unsur Masyarakat. http://www.definisi-pengertian.com/2015/10/ciri-ciri-dan-unsur-unsur-masyarakat.html. Diakses tanggal 28 November 2016 Pukul 18.13 WIB.