KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN" demi memenuhi tugas ISBD di Universitas Negeri Makassar yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Makassar, 20 Desember 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Pembuatan Makalah 1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian kebudayaan 2
Unsur-unsur kebudayaan 3
Fungsi kebudayaan bagi masyarakat 4
Sifat hakikat kebudayaan 5
Kepribadian dan kebudayaan 6
BAB III PENUTUP 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal budaya. Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. setiap hari orang melihat, mempergunakan dan kadang-kadang merusak kebudayaan. Namun apakah yang disebut kebudayaan itu ? apakah masalah tersebut penting bagi kehidupan tersebut penting bagi penyelidikan bagi kebudayaan ?
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi budaya. Akan tetapi, walaupun demikian, seorang yang memperdalam tentang sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja karena dikehidupan nyata , keduanya tak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal . Sebagaimana telah diuraikan dalam bab I yang berjudul pendahuluan, masyarakat adalah yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. walaupun secara teoritas dan untuk kepentingan analistis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang dapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu ! kemudian, Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus , walaupun orang-orang yang menjadi anggota masarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kehidupan kebudayaan dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari ?
Bagaimana pentingnya kebudayaan dimasyarakat ?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kata " kebudayaan" berasal dari ( bahasa sangsekerta ) buddhayah yang merupakan jamak kata "buddhi" yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan sebagai " hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore kemudian colture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusai sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola-polaprilaku yang normative. Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya , rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan benda atau kebudayaan jasmani ( material culture ) yang diperlukan oleh manusiauntuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnyadapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah yang masyarakat dalam arti yang luas. Di dalamnya termasuk misalnyasaj agama, idiologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan yang hidup bermasyarakat, dan yang antara lain menghasilkan filsapat serta ilmu pengetahuan. cipta merupakan, baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk dinamakan pula kebudayaan rohaniah ( spiritual atau imimaterial culture ). Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagaian besar atau dengan seluruh masyarakat.
Pendapat tersebut diatas dapat saja dipergunakan sebagian pegangan. Namun demikian, apabila dianalisi lebih lanjut, manusia sebenarnya mempunyai segi material dan segi spiritual didalam kehidupannya. Segi material mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan benda-benda meupun lain-lainya yang berbentuk benda. Segi spiritual manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang menghasilkan kepercayaan, kesusilaan.kesopanan, dan hukum, seta rasa yang menghasilkan keindahan. Manusia berusaha menghasilkan ilmu engetahuan melalui logika, menyerasikan perilaku terhadap kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika. hal itu merupakan kebudayaan yang juga dapat dipergunakan sebagai patokan analisis.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya majlis permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsure-unsur kecil seperti, sisir, kancing, baju, peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan.
Berapa orang sarjana yang mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. misalnya, Melville J. horskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
Alat-alat teknologi
Sistem Ekonomi
Keluarga
Kekuasaan Politik
Brinislaw Molinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain :
Sistem norma yang kemungkinan kerja sama antara para anggota masyarakat didalam upaya menguasai alam sekelilingny
Organisasi ekonomi
Alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan ; perlu diingat keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling utama
Organisasi kekuatan
Masing-masing unsur tersebut, beberapa unsur-unsur kebudayaan , untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan kedalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut cultural universals. Istilah ini menunjukan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu antropolog yang membahas persoalan tersebut secara dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalambelum mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima,. antropolog C. kluckhohn didalam sebuah karyanya yang berjudul universal catefories of culture telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu.
C. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. bermacam kekuatan yang harus dihadapimasyarakat dan anggota-anggotanyaseperti kakutan alam , maupun kekuatan-kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang spiritual mauun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaanya juga terbatas didalam memenuhi segala terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan.
Dalam tindakan –tindakan untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaan . Misalnya suku bangsa kubu yang yang tinggal dipedalaman daerah jambi masih bersikapmenyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu masih merupakan masyrakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap karena persedian bahan pangan semarta-mata tergantung dari lingkungan alam. Taraf teknologi mereka belum tercapai tingkatan dimana manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanpaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.
Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, yang taraf kebudayaannya lebih tinggi , hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi , memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memampaat hasil alam dan apabila mungkin, menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti amerika serikat, rusia, prancis, jerman, dan sebagainya, merupakan berapa contoh dimana masyarakat tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakantata tertib dalam pergaulaan kemasyarakatan. Kekutan yang tersembunyi dalam masyarakattidak selamamnya baik. Untuk menghadapi kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk tentang bagaimans manusia harus bertindak dan berlaku didalam pergaulan hidup. Kaidah-kaidah kebudayaan berarti peraturan tentang tingkah laku atau tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan tertentu
D. Sifat Hakikat Kebudayaan
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan satu sama lain, setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga .
Sifat hakikat kebudayaan ciri setiap kebudayaan, tetapi bila seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus merentangkan pertentangan yang da didalamnya, yaitu sebagai berikut :
Didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal. Akan tetapi, perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan kondisi dan situasai maupun lokasinya. Sebagaiman diuraikan dalam bab ini, masyarakat dan kebudayaan merupakan dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Hal itu mengakibatkan masyarakat manusia mempunyai kebudayaan atau dengan lain perkataan kebudayaan bersifat universal astribut dari setiap masyarakat didunia ini.
Kebudayaan bersidat stabil disamping juga dinamis dan setiap kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat statis. Sering kali suatu perubahan dalam kebudayaan tidak terasa oleh anggota-angota masyarakat. Cobalah perhatikan potret diri sendiri dari tahun ketahun yang lalu; pasti anda akan tertawa melihat corak pakaian yang dipakai waktu itu. Tanpa melihat potret tersebut mungkin tidak disadari bahwa salah satu unsur kecildalam kebudayaan telah mengalami perubahan.dengan demikian dalam mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan hubungan unsur yang stabil dengan unsur-unsur yang mengalami perubahan. Sudah tentu terdapat derajatpada unsur-unsur yang berubah tersebut, yang harus disesuaikan dengan kebudayaan yang bersangkutan. biasanya unsure-unsur kebendaaan seperti teknologi lebih bersifat terbuka untuk suatu proses perubahan, ketimbang unsure rohaniah seperti struktur kode moral, system kepercayaan, dan lain sebagainya.
Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu penting disadari oleh manusia sendiri . gejala tersebut secara singkat dapat diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan merupakan astribut manusia. biasanya, namun tak mungkin seseorang mengetahui dan meyakini seluruh unsure kebudayaannya. betapa sulitnya bagi seseorang individu untuk menguasai seluruh unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakatsehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari manusia menjadi pendukungnya. jarang dari seorang asal Indonesia untuk mengetahui kebudayaan Indonesia sampai ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan menentukan arah serta perjalanan hidupnya.
E. Kepribadian Dan Kebudayaan
Sebagaimana diuraikan dalam bab terdahulu, pengertian masyarakat menunjuk pada manusia sedangkan pengetian kebudayaan menunjuk pada pola-pola prilaku yang khas dari masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau abraksi prilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang prilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pda jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan., akan tetapi justru pada kesiapannya didalam memberikan jawab dan tanggapan.
Sebenarnya kepribadian merupakan organisasi factor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari prilaku individu. kpribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan. Sikap dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Seorang sosiolog terutama akan menaruh perhatiannya pda perwujudan prilaku individu yang nyatapada waktu individu tersebut berhubungan dengan individu-individu lainnya.
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan dengan istilah kebudayaan khus atau sub-culture. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting , uraian dibawah akan dikaitkan pada tipe- tipe kebuduyaan khusus yang nyata memengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai berikut .
Kebudayaan-kebudayaan khusus atau dasar factor kedaerahan. Disisni dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu karena masing-masing tinggal didaerah yang tidak sama dengankebudayaan-kebudayan khus yang tidak sama pula. suatu contoh lain adalah " jiwa begadang" cirri-ciri tersebut tampak dengan nyata pada orang-orang tapanuli dan minang kabau misalnya, dari orang-orang jawa. banyak contoh lainnya yang dapat dikemukakan atas sadar factor resional.
Cara hidup dikota dan didesa yang berbeda ( urban dan rural ways of life ) cobalah ambil contoh perbedaan antara seorang anak yang dibesarkan dikota dan anak yang dibesarkan didesa. anak lebih berani menonjolkan diri diantara teman-temannya dan sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan yang tertentu. sementara itu, seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sekap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak sikap menilai ( Sense of value ).
Kebudayaan khusus kelas social. Didalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargaiyang tertentu terhadap bidang-bidang kehidupan yang tertentu pula dengan demikian kita mengenal lapisan sosial yang tinggi, rendah dan menengah.
Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga berpengaruh besar didalam membentuk kepribadian seorang individu. bahkan adanya mazhab didalam suatu agama pun melahirkan pula kepribadianyang berbeda-beda dikalangan umatnya.
Kebudayaan berdasarkan propesi. Pekerjaan keahlian juga berpengaruh besar kepada kepribadian seorang. kpribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacaradan itu semuanya berpengaruhpada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaulprilaku demikian tentu lebih dimengerti oleh teman-teman sejawatnya yang mempunyai pekerjaan dan profesi yang sama.
Inti dari kebudayaan sitiap masyarakat adalah system yang dianut oleh masyarakat pendukung kebudayaan yang bersangkutan, karena sistem nilai tersebut bersifat abstrak (bahkan sangat abstrak ) bahkan perlu diberikan beberapa indikator nilai-nilainya yaitu :
Konsepsi mengenai hakikat hidup
Konsepsi mengenai hakikat karya
Konsepsi mengenai hakikat lingkungan alam
Konsepsi mengenai hakikat lingkungan sosial
Masing-masing indikator menghasilkan nilai-nilau tertentu yang mungkin dianggap positif maupun negatif.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta. Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hlm.115
Ralph linton.1936. A Study of Man, an Introuction. New york : Appleton century-crofts. Inc. hlm.397
Koentjaraningrat.op.cit., hlm. 166
Page " 3