6
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan Presiden Jokowi untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Semua kebijakan seharusnya sesuai dengan nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila. Begitu pula mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi, Kebijakan BBM ini harus sesuai dengan kaidah-kaidah Pancasila
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan utama yang ingin dibahas dalam makalah ini adalah:
Apakah Kebijakan BBM sudah berasaskan Pancasila?
Bagaimana sejarah kebijakan BBM di Indonesia?
Apa alasan Presiden Jokowi menaikkan harga BBM?
Apa dampak dari kenaikan BBM?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Kebijakan BBM dengan Pancasila
Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Setiap pemimpin harus dapat mempertanggung jawabkan kebijakannya kepada Tuhan kelak nanti. Begitu pula dengan pemimpin negeri kita, yaitu presiden Joko Widodo. Setelah beliau mengeluarkan kebijakannya dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), sepatutnya beliau dapat mempertanggung jawabkannya kelak nanti.
Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Dalam sila kedua ini, erat kaitannya dengan kemanusiaan. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, harus memperhatikan bagaimana nasib rakyat setelah kebijakan itu berlaku. Berkaitan dengan sila kedua ini, kebijakan mengenai kenaikan BBM dewasa ini harus manusiawi.
Pertanyaan yang muncul di sila ini adalah, "Apakah kenaikan BBM sudah manusiawi?" Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya tergantung dari individu masing-masing. Sebagian orang mengatakan bahwa kebijakan ini sudah manusiawi namun ada juga yang berpikiran sebaliknya.
Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)
Kenaikan BBM yang terjadi baru-baru ini dapat menyebabkan terjadinya persatuan namun ada pula yang menyebabkan perselisihan. Semua itu sebenarnya tergantung bagaimana kita menyikapi kebijakan tersebut.
Sebagai contoh, para demonstan yang berdemo untuk menolak kenaikkan BBM dapat menimbulkan persatuan. Karena, semua para demonstan yang berpikiran sama akan bersatu untuk berdemo menolak kenaikka n BBM. Namun, unjuk rasa itu juga dapat menyebabka perselisihan. Jika para demonstan tidak menjaga sikap, mereka berdemo dengan merusak fasilitas-fasilitas umum, mengganggu masyarat sekitar serta tidak dapat diatur, sudah tentu pasti itu akan menimpulkan perselisihan bahkan pertengkaran dengan para polisi dan penjaga keamanan.
Sila Keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan)
Menurut berita yang beredar, kenaikan BBM ini tidak melalu persetujuan DPR. Para DPR sibuk berebut kursi jabatan. Sedangkan menurut sila keempat, semua kebijakan termasuk kenaikan BBM harus melalui musyarah mufakat.
Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)
Sila kelima ini hampir sama dengan sila kedua. Sama di sini maksudnya adalah semua tergantung pada individu masing-masing. Sebagian orang berpendapat bahwa kenaikan BBM sudah adil untuk rakyat, namun sebagian yang lainnya pun berpikir sebaliknya.
2.2 Sejarah Kebijakan BBM di Indonesia
Sejak jatuhnya pemerintahan Soekarno dan masuknya pengaruh kapitalis liberal di era tahun 1967, Pemerintah (Presiden) telah menaikkan harga BBM sebanyak 28 kali dalam kurun waktu 41 tahun. Rata-rata setiap 1.5 tahun (18 bulan), pemerintah menaikkan harga BBM. Selama kurang setengah abad, pemerintah telah menaikkan harga BBM rata-rata 10.000 kali atau 1 juta % lebih mahal dari tahun 1965. Hanya 5 kali pemerintah menurunkan harga BBM. Pertama ketika tahun1986, Pemerintahan Soeharto menurunkan solar sebesar 17.4%. Kedua, ketika krismon tahun 1998, aksi demonstrasi mahasiswa menuntut Pres. Soeharto mencabut Keppres 69 Tahun1998 tentang kenaikan BBM, dan lalu menerbitkan Keppres 78 Tahun 1998 untuk menurunkan kembali bensin, solar dan minyak tanah masing-masing 16.7%, 8.3% dan 20%.
Kebijakan serupa dilakukan oleh Pres Megawati menurunkan harga solar dari Rp 1,890.- kembali menjadi Rp 1,650.- di tahun 2003. Dan di masa pemerintahan SBY sekarang, harga bensin kembali diturunkan Rp 500 di awal Desember 2008 setelah kenaikan Rp 1500 di akhir Mei silam. Sebelumnya, pemerintah SBY-JK telah menaikkan harga BBM yang begitu fantastis pada 1 Oktober 2005. SBY-Kalla menaikkan bensin dari Rp 2400 menjadi Rp 4500 serta solar dari Rp 2100 menjadi Rp 4300. Tanggal 15 Desember 2008, pemerintah SBY kembali menurunkan premium dan solar masing-masing menjadi Rp 5000 dan Rp 4700,-.
Sejarah Kenaikan BBM Sejak 1966
Rupanya trend menaikkan harga BBM di bumi pertiwi yang kaya minyak ini bukan hanya menjadi salah satu ciri pemerintah saat sekarang. Di zaman orde baru, Pres.Soeharto telah menaikkan harga BBM masing 2000 X untuk premium, 1832 X untuk solar dan 700 X untuk minyak tanah selama 32 tahun menjabat. Seringnya menaikkan harga BBM oleh Soeharto tidak diikuti protes massal. Hal ini disebabkan 2 hal: rakyat takut berunjuk rasa kepada penguasa otoriter Soeharto dan kondisi perekonomian masyarakat masih relatif stabil.
Sejarah Kebijakan 5 Presiden RI dalam Bahan Bakar Minyak
Nama Presiden
Soekarno *
Soeharto
Habibie**
Gusdur
Megawati
SBY – JK
Lama Menjabat Presiden
21 Tahun
32 Tahun
1.4 tahun
1.75 tahun
3.25 tahun
4,2 tahun
Harga Bensin (Rp)
Sebelum
-
0.5
1,000
1,000
1,150
1,810
Sesudah
0.5
1,000
1,000
1,150
1,810
5,000
Harga Solar (Rp)
Sebelum
-
0.3
550
550
600
1,890
Sesudah
0.3
550
550
600
1,890
4,700
Harga Minyak Tanah (Rp)
Sebelum
-
0.4
280
280
350
700
Sesudah
0.4
280
280
350
700
2,500
Total % Kenaikan
Bensin
-
199900%
0
15%
57%
176%
Solar
-
183233%
0
9%
215%
148%
M. Tanah
-
69900%
0
25%
100%
257%
% Kenaikan per tahun
Bensin
-
6247%
0
9%
18%
44%
Solar
-
5726%
0
5%
66%
36%
M. Tanah
-
2184%
0
14%
31%
64%
Banyak Menaikkan
-
19 kali
0
2 kali
4 kali
3 kali
Banyak Menurunkan
-
2 Kali
0
0
1 kali
2 kali
Catatan:
* Tidak ada sumber harga BBM sebelum tahun 1965
** Selama menjabat lebih kurang 17 bulan, Presiden Habibie tidak pernah menaikkan harga minyak.
Diolah dari berbagai sumber: (Pertamina, ESDM, Keppres RI, Media Massa, Wikipedia)
Perhitungan total kenaikan dan rata-rata kenaikan per tahun oleh setiap presiden tidak memperhitungkan efek inflasi dan kurs dollar.
Tabel di atas memperlihatkan para Presiden RI (setelah tahun 1965) yang "gemar" menaikkan harga minyak. Kebijakan mereka lebih dikarenakan oleh seruan IMF dan disinyalir terdapat "agen-agen IMF" di setiap pemerintahan. Liberalisasi semua sektor kehidupan ekonomi yang didengungkan IMF, secara bertahap dikerjakan oleh para pemimpin negeri ini. Dari privatisasi BUMN strategis, kebijakan dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Presiden yang pro liberalis-kapitalis, hingga menistakan rakyat kecil dengan menjual bahan bakar untuk kebutuhan hidup dengan harga yang sulit dijangkau. Kondisi ini sungguh ironis dibanding dengan likuiditas ratusan triliun kepada perusahaan perbankan dan para penunggak pajak atau royalti hingga pencurian kekayaan emas di Freeport selama kurang lebih ¼ abad.
BBM Naik 11 Ribu Kali (1.1 juta %) Lipat Setelah 4 Presiden
Dengan adanya liberalisasi di bidang perminyakan, maka perusahaan asing akan bebas mengeksploitasi dan "mengontrol" sumber energi utama di negeri ini. Satu-satunya Presiden yang tidak pernah menaikkan BBM adalah BJ Habibie. Gambar 2 menunjukkan harga Premium, Solar dan Minyak Tanah dari tahun 1965 hingga 2008. Sedangkan grafik 3 menunjukkan perubahan harga minyak mentah dunia terhadap kenaikan BBM di Indonesia.
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan:
1. Premium Indonesia naik dari Rp 0.5 (1966) menjadi Rp 5500 (Desember 2008). Kenaikan 11.000 kali, jauh dibawah angka pertumbuhan Indonesia selama 32 tahun.
2. Harga solar naik dari Rp 0.4 (1966) menjadi Rp 5500 (Desember 2008). Kenaikan lebih dari 13.750 kali dari semula.
3. Harga minyak tanah naik dari Rp 0.3 (1966) menjadi Rp 2500 (Desember 2009).
Total kenaikan yang dramastis ini jauh sekali dibanding dengan kenaikan minyak mentah dunia. Di tahun 1966, harga minyak mentah dunia US $ 3.10 dan naik menjadi rata-rata US $ 70 per barel. Selama kurun waktu 42 tahun, minyak mentah dunia hanya naik tidak lebih dari 30 kali. Dengan menggunakan kurs rupiah di tahun 1970 (Devaluasi rupiah, US $ 1 setara Rp 400), maka harga BBM di era 60-an mendekati 1 sen dollar per liter atau 1.6 dollar per barel (harga minyak mentah ~4 dollar). Saat ini harga BBM mencapai 50 sen dollar (harga minyak mentah ~ 70 dollar). Jadi, kenaikan ril BBM Indonesia (konversi rupiah 2008 ke 1968) 50 kali lipat dibanding kenaikan minyak mentah dunia yang hanya kurang dari 30 kali lipat.
2.3 Alasan Presiden Jokowi Menaikkan Harga BBM
Keputusan Presiden Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi diyakini akan membuat tingkat kepuasan publik menurun. Ahli ekonomi-politik di Pusat Kajian Pancasila dan Kepemimpinan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Yudhie Haryono, menyarankan Jokowi melakukan beberapa kebijakan yang berbasis Pancasila dan konstitusi untuk membayar dampak dari kenaikan harga BBM.
"Pertama, renegosiasi seluruh kontrak karya jika tak berani nasionalisasi aset strategis," kata Yudhie, Selasa (18/11/2014).
Kedua, lanjut dia, Jokowi harus menghapus semua utang yang selama ini membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Ketiga, Jokowi diminta memproteksi dan menyubsidi semua produk dalam negeri. Keempat, Jokowi juga harus menyita aset-aset koruptor dan obligator nakal. "Kelima, tradisikan nasionalisme di semua sektor pendidikan formal, informal, dan non-formal. Keenam, investasi nasional berkelanjutan," ujar Yudhie.
Jika langkah-langkah tersebut tidak segera dilakukan, Yudhie menilai kepuasan warga negara terhadap Jokowi-JK akan meluncur ke titik nadir. Sementara itu, di sisi lain, gelombang neoliberal akan jadi arus balik yang mencekik.
"Itu menyalahi janji kampanye revolusi mental sebagai usaha menghasilkan mental-mental revolusioner yang pro-konstitusi, pro-rakyat miskin, pro-pemerataan, pro-lingkungan, pro-masa depan yang terangkum dalam slogan 'Jokowi adalah Kita'," ujar Yudhie.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkap alasannya menaikkan harga BBM. Menurut Jokowi, negara membutuhkan anggaran untuk sektor produktif, seperti membangun infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun, anggarannya tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM yang terus menggelembung setiap tahun.
Sementara itu, bagi masyarakat miskin, pemerintah telah menyiapkan program perlindungan sosial dalam bentuk paket kartu yang sering disebut sebagai "kartu sakti". Paket itu berupa Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.
2.4 Dampak kenaikan BBM
A. Dampak Positif Kenaikan BBM
Polusi/pencemaran udara dapat berkurang
Karena seiring dengan berjalan nya waktu dengan naiknya harga BBM ini Jumlah kendaraan bermotor akan berkurang, maka pencemaran udara akibat dari banyak nya kendaraan bermotor dapat berkurang.
Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternative
Dengan naiknya harga BBM ini maka akan munculah inovasi baru dari orang-orang kreatif berupa bahan bakar baru, seperti Bahan Bakar Gas yang sekarang ini sudah di gunakan. dan juga munculnya kendaraan alternative yang ramah lingkungan.
Pembangunan nasional akan lebih cepat di lakukan
Karena dana APBN yang sebelumnya di gunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka harga subsidi di cabut dan di alihkan untuk pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia.
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah pemasukan Negara akan bertambah, maka jumlah subsidi yang di keluarkan oleh pemerintah akan berkurang, dan anggaran pendapatan dan belanja dapat di minimalisir.
B. Dampak Negatif Kenaikan BBM
Naiknya tarif angkutan umum ini sudah bisa di pastikan karena angkutan umum berhubungan langsung dengan BBM, selain tarif angkutan umum naik, Angkutan pariwisata seperti tour, tiket masuk objek-objek wisata serta biaya penyewaan mobil tambah mahal.
Biaya transportasi yang menanjak, biaya distribusi barang naik tentu harga kebutuhan pokok akan naik pula. Jatah makan 2 porsi dikurangi menjadi 1 porsi, makanan 4 sehat 5 sempurna, dikurangi syukur-syukur menjadi 2 sehat 3 sempurna. Obesitas akan menurun.
Hidup semakin berat, jatah makan berkurang kalau sudah urusan perut, banyak kehilangan akal sehat, rakyat miskin panik, terdorong untuk menghidupi keluarga tercinta, nekad melakukan pencurian dan perampokan, yang kaya akan was-was, tidur tidak nyaman, pekerjaan lapangan pekerjaan satpam dan polisi bertambah. Si-miskin yang nekat kalau ketahuan digebukin akhirnya mati.
Sering cekcok dirumah tangga dan tidak terjadi keharmonisan karena jatah uang makan Ibu rumah tangga tetap sama, sedangkan kebutuhan pokok sudah melambung, anak-anak yang juga butuh perhatian lebih dari orang tua, merasa tidak mendapatkan kasih sayang, sehingga salah pergaulan, mereka adalah generasi penerus bangsa, kalau sudah begini bakal jadi apa.
Harga obat melonjak sehingga banyak pasien yang pulang paksa, dan terpaksa berobat ke dukun.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.republika.co.id/berita/video/ficer/14/05/12/n5f6pg-republika-goes-to-campus-mengenal-energi-dan-pengembangannya
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar
http://bisnis.liputan6.com/read/2135424/ini-alasan-kuat-jokowi-naikan-harga-bbm
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/11/23/nfgx8d-jokowi-pamer-foto-dukungan-kenaikan-bbm-di-facebook
http://www.academia.edu/4682094/DAMPAK_KENAIKAN_BBM_BAGI
http://www.merdeka.com/uang/sejarah-panjang-kenaikan-harga-bbm-dari-soeharto-hingga-jokowi.html
http://economy.okezone.com/read/2014/03/19/20/957589/utang-luar-negeri-ri-capai-rp3-000-triliun-di-awal-tahun
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/299201-termurah--ini-perbandingan-bbm-ri-dan-asean