1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT mempunyai sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua rnakhluk-Nya. Oleh karena itu, semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya. Namun. sifat-sifatAllah SWT tersebut tidak hanya tergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ul Husna). Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 : Artinya : “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih Bertasbih kepada-Nya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Hasyr :24)
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari seberapa sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimat tayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Alquran:
Artinya : “Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut menyebut asmaaul husna itu.” (QS. Al A’raaf : 180)
Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebut nama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan Asmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu. Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan:
Artinya : “Sesungguhnya “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR. Bukhari)
Bermac rmacam am-m -maacam cam pe penafsiran ran ul ulama ama ten tentang ka kata ( ) ahshaha, antara lain “memahami makna maknany nya, a, dan memp memperca ercaya yainy inya”, a”, atau atau mamp mampuu melak melaksan sanaka akann kandun kandungan gan-Ny -Nya, a, ada juga juga yang yang memperc mempercaya ayaii kandun kandungan gan makna makna-ma -makna knany nya, a, ada lagi lagi yang yang mengh menghafal afal,, memah memahami ami maknany maknanyaa dan mengamalkannya kandungannya. Itu semua dapat dikandung oleh kata tersebut, dan mereka semua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.
2
Hal ini menunjukk menunjukkan an apabila apabila kita mengenal Asma`ul Asma`ul Husna Husna dengan dengan bersungguh bersungguh-sung -sungguh, guh, menghafal, kemudian memahami maknanya serta beribadah kepada Allah maka akan menjadi penguat iman yang paling besar, bahkan mengenal Asma` dan sifat-Nya merupakan dasar iman, di mana iman seseorang itu kembali kepada dasar yang agung ini.
B.
Metode Penelitian
Pengumpulan data merupakan suatu proses awal untuk mendapatkan data yang akurat tentang sistem yang berjalan saat ini. Dalam penyusunan tugas makalah, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan Metode Studi Pustaka. Yakni metode pengumpulan data dengan cara melihat serta mempelajari beberapa buku, sarana perpustakaan dan catatan-catatan kuliah yang yang berhubungan dengan tema yang diajukan.
C.
Ruang Lingkup
Ruang Ruang lingkup lingkup penulis penulisan an tugas tugas makalah makalah ini, ini, penulis penulis membatasi membatasi hanya hanya pada modul modul 6 kegiatan belajar 1, dengan bahasan mengenai Al-Hakiim, Al Waduud, Al Majiid, Baa’its, As Syahiid, Al Haqq, Al Wakiil, Al Qawiy, Al Matiin, Al Wali, Al Hamiid, Al Muhshi, Al Mubdi’, Al Mu’id, Al Muhyi, Al Mumiit, Al Hayy, Al Qayyum, Al Wajid, Al Maajid, dan Al Waahid.
D.
Maksud dan Tujuan
Maksud penulisan tugas makalah ini adalah : 1. 2.
Mengemban Mengembangkan gkan wawasan wawasan penulis penulis tentang tentang Akidah Akidah khususny khususnyaa Asma’ul Asma’ul husna. husna. Mengimple Mengimplement mentasikan asikan ilmu ilmu teori teori dan praktek praktek yang yang diperoleh diperoleh selama selama belajar belajar di Insitut Insitut Agama Agama Islam Islam Negri (AIN) Sultan Maulana Hasanuddin. 3. Mengenal Mengenal Asma`u Asma`ull Husna Husna dengan dengan bersung bersungguh-s guh-sunggu ungguh, h, mengha menghafal, fal, kemudian kemudian memahami memahami maknanya serta beribadah kepada Allah sebagai penguat iman.
3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Asma’ul Husna
Kata ( ) al-asma adalah bentuk jamak dari kata ( ) al-ism yang yang biasa biasa dite diterrjem jemahka ahkann deng dengan an nam nama. a. Ia Ia ber berak akar ar dar dari kat kataa ( ) as-sumuw yang berarti ketinggian, atau ( ) as-simah yang berarti tanda. Memang nama merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi. Apaka Apakahh nama nama sama sama denga dengann yang yang dinam dinamai ai atau atau tidak tidak,, di sini sini diur diurai aika kann perbed perbedaan aan pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy itu. Namun yang jelas bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan al-asma dan bahwa al-asma itu bersifat husna. Kata (
) al-husna adalah bentuk muannast/ feminim da dari ka kata ( ) ahsan yang berarti terbaik. Penyifa Penyifatan tan nama-na nama-nama ma All Allah ah dengan dengan kata kata yang yang berbent berbentuk uk superla superlativ tivee ini, ini, menu menunj njuk ukka kann bahw bahwaa nama nama-n -nam amaa Alla Allahh deng dengan an kata kata yang yang berb berben entu tukk supe superl rlat ativ ivee ini, ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi ti tidak dak baik baik untukuntuk-Nya Nya.. Sifat Sifat Pengasi Pengasihh – misaln misalnya ya – adalah adalah baik. baik. Ia dapat dapat disanda disandang ng oleh oleh makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani, merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah anak cucu. Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan yang lain, di samping menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.
4
Demikianlah kata ( ) al-husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya adalah nama-nama yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar oleh kekurangan. Dida Didahu hulu luka kann nnyya kata kata ( ) lillah pada firman-Nya ( ) wa lillah al-asma al-husna menunjukkan bahwa nama-nama indah itu hanya milik Allah semata. Kalau Anda berkata Allah Rahim, Rah im, maka rahmat-Nya pasti p asti berbeda dengan rahmat si A yang juga boleh jadi Anda sedangkan padanya. Memang nama/sifat-sifat yang disandang-Nya itu, terambil dari bahasa manusia. Namun, kata yang digunakan saat disandang manusia, pasti selalu mengandung makna kebutuhan serta kekurangan, walaupun ada di antaranya yang tidak dapat dipisahkan dari kekurangan, walaupun ada di antaranya yang tidak dapat dipisahkan dari kekurangan tersebut dan ada pula yang dapat. Keberadaan pada satu tempat, atau arah, atau kepemilikan arah (dimensi waktu dan tempat) tidak mungkin dapat dipisahkan dipisahkan dari manusia. manusia. Ini merupakan keniscayaan sekaligus sekaligus kebutuhan kebutuhan manusia, manusia, dan dengan demikian ia tidak disandangkan disandangkan kepada Allah SWT, karena kemustahilan kemustahilan pemisahannya itu. Berbeda dengan kata kuat kua t buat manusia. Kekuatan Kek uatan diperoleh melalui sesuatu yang besifat materi, yakni adanya otot-otot yang berfungsi baik, dalam arti kita membutuhkan otot-otot otot-otot yang kuat, untuk memiliki kekuatan fisik. Kebutuhan tersebut tentunya tidak sesuai dengan kebesaran Allah swt, sehingga sifat kuat buat Tuhan hanya dapat dipahami dengan menafikan hal-hal yang mengandung makna kekurangan dan atau kebutuhan itu. Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah al-asma al-asma al-husna al-husna sebanyak Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut berbunyi: “Sesungguhnya Allah memi memili liki ki Semb Sembil ilan an pulu puluhh Semb Sembil ilan an nama nama sera seratu tuss kura kurang ng satu satu – siap siapaa yang yang ahshaha (mengetahui/menghitung.memeliharanya) maka dia masuk ke surga. Allah ganjil (esa) senang pada yang ganjil” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmdizi, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lain). Ibnu Katsir dalam tasfirnya setlah mengutip hadis di atas dari berbagai sumber berkata bahwa: At-Tirmidzi dalam Sunan-nya setelah kalimat: “Allah ganjil (Esa) senang pada yang ganjil. Didalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi disebutkan ke-99 nama tersebut yaitu :
Adapun terkait dengan angka 99 ini maka Imam Muslim mengatakan bahwa para ulama telah bersepakat bahwa hadits tersebut—yang menyebutkan menyebutk an angka 99—tidaklah membatasi memba tasi namanama Allah swt. Hadits itu tidak bermakna bahwa Dia swt tidak memiliki nama selain namanama yang 99 itu. Adapun maksud dari siapa yang menghitung 99 nama ini masuk surga adalah sebagai informasi tentang masuk surga dengan menghitungnya bukan informasi tentang pembatasan nama-nama-Nya, sebagaimana sebaga imana disebutkan didalam hadits lainnya,”Aku berdoa kepada-Mu dengan segala nama yang Engkau namakan diri-Mu dengannya atau yang Engkau berkuasa tentang ilmu ghoib yang ada ad a pada-Mu.” (Shohih Muslim bi Syarhin Nawawi Nawaw i juz XVII hal 7 – 8) Dari 99 Nama tersebut, berikut hanya sebagian nama saja yang penulis bahas pada Tugas makalah ini, antara lain adalah :
5
1.
AL HAKIIM (
) : MAHA BIJAKSANA
AL HAKIIM (Yang Maha Bijaksana) adalah Allah yang memiliki kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang sebanding dengan hal-hal luhur melalui cara-cara mengetahui yang tertinggi. Namun yang Maha Tinggi adalah Allah azza wa jalla lagi Maha Terpuji. Allah Allah SWT benar-b benar-bena enarr arif arif karena karena Dia menget mengetahui ahui hala-hal hala-hal yang yang paling paling tinggi. Cara mengetahui yang paling tinggi adalah pengetahuan abadi yang tak mungkin mungkin sirna sirna dan tidak tidak dapat dapat disama disamakan kan dengan dengan cara cara lain lain untukme untukmenget ngetahui ahui,, sedikit banyaknya, yang tidak mengenal keraguan atau kesamaran. Hanya ilmu pengetahuan Allah sajalah yang bersifat demikian. Sesun Sesungg gguhn uhnya ya sese seseor oran ang g yang yang memi memili liki ki ketr ketram ampi pila lan n dan dan mengu menguas asai ai ketram ketrampil pilan an tersebu tersebutt sehingg sehingga a diriny dirinya a menjad menjadii ahli ahli dalam dalam kemahi kemahirann rannya, ya, dia disebut bijak, tetapi kesempurnaan dalam hal itu tetap milik Allah Azza wa Jalla semata, karena Dia adalah benar-benar hakiim (bijaksana).
Firman Allah SWT :
. Artinya: “Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, agar kamu tidak menyembah selain Allah”. (QS. Hud : 1-2)
'Hai Musa, sesungguhnya Aku-lah yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana' [An-Naml:9] 'Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana'
2.
AL WADUUD
(
Al Baqarah:32] [ Al
) : MAHA MENGASIHI
AL WADUUD (Yang Maha Mengasihi) adalah Allah yang ingin agar semua makhluk bahagia dan selamat. Oleh karena itu, Dia memberi mereka rahmat dan memuji mereka. Al Waduud mendekati arti Ar Rahiim, namun kerahiman berkaitan dengan orang yang menerima menerima kerahiman. kerahiman. Orang yang menerima kerahiman artinya orang yang yang memb membut utuhk uhkan an dan dan misk miskin. in. Deng Dengan an begi begitu tu tind tindak akan an-t -tin inda daka kan n Ar Rahii Rahiim m mensyaratkan adanya orang yang lemah untuk menerima kerahiman, sedangkan tindakan-tindakan Al Waduud tidak memerlukan hal itu. Dia memberikan semua apa yang dibutuhkan, dan Dia bebas dari yang berkaitan dengan kerahiman.
'Ses 'Sesun ungg gguh uhny nya a DiaDia-la lah h yang yang Menc Mencip ipta taka kan n (mak (makhl hluk uk)) dari dari perm permul ulaa aan n dan dan menghidupkan (kembali). Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihi (AlWaduud), yang mempunyai Arasy lagi Maha Mulia' [Al Buruj:13~15] 'Dan 'Dan moho mohonl nlah ah ampu ampun n kepad kepada a Tuha Tuhan, n, kemu kemudi dian an bert bertob obat atla lah h kepa kepada da-N -Nya ya.. sesungguhnya sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih' [Huud:90]
6 Allah Allah adalah adalah AL Waduud Waduud yang yang mencint mencintai ai dan yang mengas mengasihi ihi,, dan dapat dapat juga juga bera berart rtii yang yang dici dicinta ntai. i. Alla Allah h azza azza wa jall jalla a dici dicint ntai ai makhl makhluk uk-Ny -Nya a serta serta DiaDia-pu pun n mencintai mereka yang kecintaan-Nya itu dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari.
'Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, niscaya Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang (cinta)' [Maryam:96] 'Dan 'Dan mereka mereka (kaum (kaum Anshar Anshar)) mengut mengutam amaka akan n (orang (orang-or -orang ang Mu Muhaj hajiri irin) n) atas atas diri diri mereka mereka,, sekali sekalipun pun mereka mereka dalam dalam kesusa kesusahan han (meme (memerlu rlukan kan apa yang yang mereka mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orangorang yang beruntung' [Al Hasyr:9] Orang Orang saleh saleh akan akan berkat berkata a 'Aku ingin menjadi menjadi jembatan jembatan yang melintang melintang diatas Neraka agar makhluk-makhluk Allah dapat berjalan diatas diriku dan selamat dari Kesempurna rnaan an sifat sifat baik baik itu juga juga terjad terjadii ketika ketika ia dalam dalam keadaa keadaan n keburukan'. Kesempu marah. marah. Kebenci Kebencian an dan kerugia kerugian n yang diteri diteriman manya ya tidak tidak dapat dapat menghent menghentika ikan n dirinya untuk tetap mementingkan orang lain. Rasulul Rasulullah lah Saw bersab bersabda: da: 'Ya 'Ya Alla Allah, h, beri berila lah h petu petunj njuk uk atas atas kaum kaumku ku kare karena na sesungguhnya sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui' Rasulul Rasulullah lah Saw bersab bersabda da : 'Wahai 'Wahai Ali, Ali, jika jika kamu kamu ingin ingin di utama utamakan kan daripa daripada da mereka yang dekat dengan Allah, rujuklah dengan mereka yang memmisahkan diri denganmu, berilah mereka yang menyingkirkanmu, dan ampunilah mereka yang berbuat buruk kepadamu'
3.
AL MAJIID (
) : MAHA MULIA
AL MAJIID (yang Maha Mulia) adalah Allah yang Maha Mulia Dzat-Nya, yang indah tidakan-Nya dan yang Berlimpah ruah pemberian dan karunia-Nya. Sifat Al Majiid memadukan makna-makna Al Jaliil (yang Penuh Keagungan yang Maha Luhur), Al Wahaab (yang Maha pemberi) dan Al Kariim (yang Maha Mulia). Lafazh Majiid ditemukan didalam Al-Qur'an sebanyak 4 kali, 2 kali menunjukkan kemuliaan Allah dan 2 kali menunjukkan kemuliaan Al-Qur'an.
'Sesungguhnya Allah MAha Terpuji lagi Maha Termulia
[Huud:73]
'Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang mempunyai singgasana, lagi Maha Mulia' [Al Buruj:14~15] 'Qaaf, Demi Al-Qur'an yang sangat Mulia'
[Qaaf:1]
'Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang Mulia, yang (tersimpan) dalam Lauhul Mahfuzh' [Al Buruj:21~22].
4.
AL BAA’IT ’ITS (
) : MAHA MEMBANGKITKAN
AL BAA'ITS (yang Membangkitkan) adalah Allah yang menghidupkan makhluk-makhluk pada hari kiamat. Kata Al-Baa’its tidak terdapat dalam al-Qur’an. Nama dan sifat Allah sebagai al-Baa’its berasal dari kata kerja yang menunjukkan kekuasaan Allah untuk membangkitkan sesuatu. Kata kerja itu adalah Ba-‘a-tsa. Kata ini terdapat dalam ayat:
7
‘Dan Dialah Allah yang menidurkan kamu dimalam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.’ (QS. Al-An’am: 60)
Al-Baa’its sebagai nama Allah menunjukkan bahwa Dia adalah dzat yang membangkitkan manu manusi siaa dari dari kema kemati tian an pada pada hari hari Kiam Kiamat at.. Kata Kata ini ini juga juga bisa bisa dipa dipaha hami mi bahw bahwaa Alla Allahh juga juga yang yang membangkitkan manusia dari tidur dengan mengembalikan kesadaran mereka atau membangkitkan semangat dari keterpurukan. Pemahaman dan penghayatan atas nama dan sifat ini akan membawa seseorang untuk selalu ingat akan kebangkitan mereka di hari Kiamat, di samping itu, mereka juga bisa meneladani sifat ini dari sisi yang lain, yaitu membangkitkan seseorang yang putus asa, membangkitkan motivasi orang yang rendah diri atau membangkitkan kesadaran orang yang terlena dengan kesenangan dan kesibukan yang hanya mengedepankan diri sendiri. Firman Allah SWT : 'Dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang didalam kubur'
[Al Hajj:7]
'Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada didalam kubur dan dilahirkan apa yang ada didalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Maha Mengetahui keadaan mereka' mereka' [Al Adiyat:9~11].
5.
ASY SYAHIID (
) : MAHA MENYAKSIKAN
Makna ASY SYAHIID SYAHIID (yang Maha Menyaksikan) menunjukkan menunjukkan pengetahuan pengetahuan dengan tambahan yang bersifat khusus, karena sesungguhnya Allah azza wa jalla adalah yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.
'Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata' [At Taubah:94] Yang ghaib meliputi apapun yang bathiniah dan lahiriah, Jika berkaitan dengan pengetahuan saja, Dia adalah Al aliim (yang Maha Mengetahui). Jika dikaitkan dengan hal-hal yang ghaib dan bathiniah, Dia adalah Al Khabiir (yang Mengetahui Segala Sesuatu). Jika dikaitkan dengan lahiriah saja, Dia adalah Asy Syahiid (yang Maha Menyaksikan). Dia akan bersaksi untuk manusia pada hari kiamat tentang segala sesua sesuatu tu yang yang dike diketa tahui hui-N -Nya ya dan dan dili diliha hatt-Ny Nya a menge mengena naii mere mereka ka.. Penj Penjel elas asan an mengena mengenaii Asy Syahii Syahiid d dekat dekat dengan dengan penjelasa penjelasan n tentan tentang g nama nama Al Aliim Aliim dan Al Khabiir.
'Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu' [Al Ahzab:55].
6.
AL HAQQ (
) : MAHA BENAR
AL HAQQ HAQQ (yan (yang g Maha Maha Bena Benar) r) adal adalah ah lawa lawan n keba kebath thil ilan an.. Sega Segala la sesua sesuatu tu akan akan menjadi jelas melalui lawan-lawannya. Segala sesuatu yang diketahui orang, bisa
8 Haq (benar) sama sekali atau Bathil (salah) sama sekali, atau Haq dalam satu segi dan bathil pada segi yang lain.
'Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah'
[Al Qashash:88].
Dengan demikian Dia itu abadi, bukan dalam satu keadaan dengan mengesa mengesampi mpingka ngkan n yang yang lainnya lainnya.. Ini karena karena segala segala sesuatu sesuatu selain selain Dia, Dia, tidakl tidaklah ah patut esensinya itu wujud, namun hanya patut wujud berkat Dia. Yang mutlak benar adalah yang benar-benar wujud, yang dari-Nya setiap sesuatu yang benar mendapatkan kenyataan yang benar. Wujud yang pantas disebut Haq adalah Allah azza wa jalla, dan pengetahuan yang pantas disebut adalah pengetahuan-Nya. Dia dapat disamakan melalui diri-Nya sendiri dan bukan melalui sesuatu yang lain, karena sepanjang ada hal lain maka Dia menjadi tiada. Sesuatu yang paling pantas disebut benar adalah yang keberadaannya terjadi karena keberadaannya itu sendiri untuk untuk selamany selamanya, a, maka maka Penget Pengetahua ahuannya nnya maupun maupun buktinya buktinya adalah adalah haq untuk untuk selamanya. Manusia yang menteladani Asma Allah menyadari bahwa segala sesuatu termasuk dirinya adalah bathil, hanya Allah-lah yang haq dan segala yang haq bersumber dari dari-N -Nya ya.. Baga Bagaim imana anapun pun dia dia ada ada berk berkat at kebe kebera rada daan an-Ny -Nya a dan dan bukan bukan deng dengan an sendirinya ada.
Firman Allah SWT :
“Yang demikian itu karena Allahlah yang haq (untuk disembah) dan apa saja yang mereka sembah selain Allah maka itu adalah sembahan yang batil dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.
Dan juga dalam surat Al-Hajj ayat 62.
“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Al-Hajj : 62)
7.
AL WAKIIL (
) : MAHA MEWAKILI
9 AL WAKI WAKIIL IL (Yan (Yang g Maha Maha Peme Pemeli liha hara ra/Y /Yan ang g Maha Maha Mewa Mewaki kili li)) adal adalah ah Dia Dia yang yang terper terpercay caya a mengen mengenai ai segala segala persoa persoalan lan.. Pihak Pihak yang diperc dipercaya aya dapat dapat dibeda dibedakan kan menjad menjadii yang yang diperc dipercaya aya dengan dengan beberap beberapa a hal, hal, yaitu yaitu yang tidak tidak sempur sempurna na atau atau yang dipasrahi segala sesuatu.
Yang paling benar untuk dipasrahi adalah Allah azza wa jalla. Yang dipercaya itu dapat dapat dibeda dibedakan kan menjad menjadii patut patut dipasr dipasrahi ahi sesuat sesuatu, u, bukan bukan secara secara alami, alami, tetapi tetapi melalui pemberian wewenang. Namun yang demikian itu tidak sempurna karena dia memerlu memerlukan kan pember pemberian ian wewena wewenang ng atau atau memang memang patut patut dipasr dipasrahi ahi berbag berbagai ai persoalan dan dipercaya oleh semua hati, bukan dengan diberi wewenang atau ditunjuk oleh orang lain, dan itu adalah wakil. Wakil dapat dibedakan menjadi yang melaksanakan melaksanakan apapun yang diamanatkan diamanatkan dengan sempurna atau yang tidak memenuhi segala sesuatu. Wakil Mutlak adalah Dia yang dipasrahi segala sesuatu, yang sepenuhnya mampu menunaikannya, dan benar-benar melaksanakannya dengan sempurna. Itu tak lain adalah Allah azza wa jalla.
'Yang memiliki sifat-sifat yang demikian itu ialah Allah, Tuhan kalian, Tidak ada Tuhan selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu' sesuatu' [Al An'aam:102]
8.
AL QAWIIY (
) : MAHA KUAT
AL QAWIYY (yang Maha Kuat) Kuat menunjukkan kuasa sempurna Allah azza wa jalla, sejauh menunjukkan memiliki kekuasaan penuh dan sempurna kekuasanNya, Dia adalah Al Qawiyy. Dalam kitab suci Al-Qur'an lafazh `Qawiyy` terulang sebanyak sebelas kali, yang menunjukkan sembilan sifat Allah SWT.
`(Keadaan `(Keadaan mereka) mereka) serupa serupa dengan dengan keadaan keadaan Fir'aun Fir'aun dan pengikutpengikut-pengi pengikutny kutnya a serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya` (Al Anfaal:52) `Ses `Sesun ungg gguh uhny nya a Alla Allah h past pastii meno menolo long ng oran orang g yang yang meno menolo long ng (aga (agama ma)-N )-Nya ya.. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa` (Al Hajj:40) `Mereka `Mereka tidak tidak mengenal mengenal Allah dengan dengan sebenar-b sebenar-benarn enarnya. ya. Sesunggu Sesungguhnya hnya Allah Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa` (Al Hajj:74) `Dan `Dan supaya supaya Allah Allah menget mengetahu ahuii siapa siapa yang yang menolo menolong ng (agama (agama)-N )-Nya ya dan Rasul Rasul-Rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa` (Al Hadiid:25)
`Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orangorang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya` (Al Baqarah:165)
10
9.
AL MATIIN (
) : MAHA KOKOH
AL MATI MATIIN IN (yan (yang g Maha Maha Koko Kokoh) h).. seda sedang ngka kan n koko kokoh h menu menunj njuk ukka kan n kuat kuat sempurn sempurna. a. Sejauh Sejauh memilik memilikii kekuat kekuatan an yang hebat Dia adalah adalah Al Matiin Matiin . lafazh lafazh `Matiin` terulang sebanyak tiga kali;
`Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh` (Adz Dzaariyaat:58) `Dan `Dan aku member memberii tanggu tangguh h kepada kepada mereka mereka.. Sesungg Sesungguhny uhnya a rencana rencana-Ku -Ku amat amat teguh` (Al A'raaf:183) Rasulullah Saw bersabda: `Apakah yang kamu sekalian anggap sebagai orang yang kuat membanting (bergulat)?, kami (para sahabat) menjawab: yaitu orang yang tidak dikalahkan oleh orang lain dalam pergulatannya. Beliau bersabda : Bukan itu, tetapi yang dinamakan orang yang kuat bergulat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah (HR. Bukhari, Muslim) Sebagian kaum Anshar berkata: `Pokok pangkal ketololan ialah bersikap bersikap kasar sedangkan sedangkan pembimbing pembimbing sifat sifat ini adalah kemarahan` `Marah adalah kunci dari segala keburukan` Apabila seseorang marah bukan karena Allah, maka kemarahannya adalah tercela. Seba Sebali likn knya ya jika jika kema kemara raha hann nnya ya kare karena na Alla Allah, h, maka maka kema kemara raha hann nnya ya terp terpuj uji. i. Rasulullah akan marah jika apa yang diharamkan Allah dilanggar. Salah Salah satu doa Rasulullah Rasulullah Saw:`Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ucapan yang benar ketika marah dan ridha` Sesuatu yang paling kuat untuk menahan/menghalangi marah adalah Tauhid yang hakiki, hakiki, yaitu suatu keyakinan bahwa tiada yang berbuat secara hakikat hakikat melainkan melainkan Allah, sedangkan makhluk hanyalah sarana atau perantara saja. Jika seseorang didatangi perkara yang dibencinya yang datang dari orang lain, namun didalam hatinya terdapat tauhid yang hakiki, niscaya dirinya akan tertahan (terlindungi) dari pengaruh marah. Jika marah kepada Sang Pencipta, hal itu termasuk keberanian yang buruk yang dapat menghilangkan sifat kehambaan. Jika amarahnya kepada makhluk-Nya, itu merupakan menyekutukan (Isyrak) yang dapat menghilangkan sifat Tauhid yang hakiki. Selama 10 tahun Anas bin Malik melayani Rasulullah Saw, Beli Beliau au tida tidak k perna pernah h menga mengata taka kan n `MEN `MENGA GAPA PA KAMU KAMU LAKUK LAKUKAN AN HAL HAL INI? INI?`` atau atau `MENGA `MENGAPA PA KAMU KAMU TIDAK TIDAK LAKUKA LAKUKAN N HAL INI?`, INI?`, tetapi tetapi Beliau Beliau mengata mengatakan kan `Allah `Allah Ta'ala mentakdirkan apa-apa yang Dia kehendaki. Jika Allah menghendaki men ghendaki sesuatu, niscaya niscaya sesuatu sesuatu itupun terjadi dan tidak ada seorangpun seorangpun yang dapat dapat menghalangi menghalangi kehendak-Nya itu` Rasulullah Saw melakukan hal ini karena makrifat Beliau sangat sempurna, yaitu keya keyaki kinan nan bahw bahwa a tiad tiada a yang yang berb berbuat uat,, tiad tiada a yang yang membe memberi ri dan dan tiad tiada a yang yang menghalangi kecuali hanyalah Allah semata.
11 Seti Setiap ap manu manusi sia a tida tidakl klah ah sama sama dala dalam m mena menang ngga gapi pi kema kemara raha han, n, mela melain inka kan n bertingkat-t bertingkat-tingkat ingkat dalam menghadapi menghadapi kekuatan kekuatan kemarahan, kemarahan, dan mereka terbagi menjadi tiga golongan yaitu: (1)-
Tafrith, yaitu acuh tak acuh atau hilang kemarahan.
(2)-
Ifrath, yaitu berlebih-lebihan dalam kemarahannya.
(3)-
I'tidal, yaitu mampu mengendalikan kemarahannya
Tafrith adalah adalah kehila kehilanga ngan n kekuat kekuatan an kemara kemarahan han dan ini sangat sangat tercel tercela, a, karena karena sikap ini menunjukkan menunjukkan bahwa ia tidak ingin mempertahanka mempertahankan n hak-haknya hak-haknya terlebih terlebih lagi lagi jika jika itu itu berh berhub ubun unga gan n deng dengan an agam agama. a. Pada Padaha hall Alla Allah h SWT SWT send sendir irii tela telah h memb member erik ikan an sifa sifatt utama utama kepa kepada da para para sahab sahabat at Rasul Rasulul ulla lah h Saw Saw yang yang berup berupa a kekerasan dan hamiyyah (pembelaan).
`Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu kamu lihat lihat mereka mereka ruku' ruku' dan sujud sujud mencar mencarii karun karunia ia Allah Allah dan keridh keridhaan aan-Ny -Nya, a, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat kuat lalu lalu menjad menjadii besarl besarlah ah dia dan tegak tegak lurus lurus diatas diatas pokokn pokoknya ya.. Tanam Tanaman an itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang Mu'min). Allah menjanjikan kepada kepada orang-or orang-orang ang yang beriman dan mengerjak mengerjakan an amal yang saleh saleh diantara diantara mereka ampunan dan pahala yang besar` (Al-Fath:29) `Hai Nabi, perangila perangilah h orang-ora orang-orang ng kafir dan orang-ora orang-orang ng munafik munafik dan bersikap bersikap kerasl keraslah ah terhad terhadap ap mereka mereka.. Tempat Tempat mereka mereka adalah adalah Neraka Neraka Jahann Jahannam am dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali` (66-At Tahriim:9) Sikap Sikap keras keras dan tegas tegas inipun inipun tampak tampak dari dari bekas-b bekas-bekas ekas yang yang ditimb ditimbulka ulkan n oleh oleh kekuatan hamiyyah (pembelaan), yakni ingin mempertahankan dan membela diri sert serta a kebe kebena nara ran, n, seda sedang ngka kan n hami hamiyy yyah ah itu itu send sendir irii bera berasa sall dari dari kema kemara raha han n (ghadhab). Dalam keadaan seperti ini, marah menjadi perlu agar tidak lenyap sifat hamiyyah, hamiyyah, yang menjadikan menjadikan seseorang menjadi beku dan tanpa perlawanan perlawanan sama sekali. Berlatih Berlatih untuk menahan kemarahan kemarahan yang berlebihan berlebihan dengan dengan bersungguh-sungg bersungguh-sungguh uh melakukannya melakukannya dan selalu selalu bersikap bersikap sabarpada tempatnya, tempatnya, dan hal ini harus dilatih dilatih hingga pelatihan tersebut menjadikan seseorang menjadi penyantun, penyabar dan bija bijaks ksan ana. a. Sehi Sehing ngga ga seti setiap ap meng mengha hada dapi pi gejo gejola lak k kema kemara raha han n sela selalu lu dapa dapatt mempertahakannya dan tidak tampak bekas-bekas kemarahan pada wajah. Rasulullah Saw bersabda: `sesungguhnya marah itu termasuk perbuatan setan, dan setan itu diciptakan dari api, api hanya dapat dipadamkan dengan air, karena itu apabila seseorang diantara kalian marah, hendaknya ia berwudhu` (HR. Abu Daud) Rasulullah Saw bersabda: `Barangsiapa memendam atau menekan kemarahannya padahal ia mampu untuk melampiaskannya, melampiaskannya, niscaya Allah memenuhi kalbunya dengan perasaan aman dan keimanan’ (HR. Abud Dunya) Rasulullah Saw bersabda: `Orang yang paling gagah perkasa diantara kamu semua ialah orang yang dapat mengalahkan nafsunya diwaktu marah. Dan orang-orang tersabar diantara kamu ialah orang yang memaafkan kesalahan orang lain padahal ia mampu membalas` (HR. Abud Dunya)
12
1 0.
AL WALIY (
) : MAHA MELINDUNGI
AL WALIY (yang Maha Melindungi) adalah Allah yang mencintai dan melindungi.
`Allah `Allah pelind pelindun ung g orangorang-ora orang ng yang yang berima beriman; n; Dia mengel mengeluar uarkan kan mereka mereka dari dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)` (Al Baqarah:257) `Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beri berima man n dan dan kare karena na sesu sesung nggu guhn hnya ya oran orangg-or oran ang g kafi kafirr itu itu tiad tiada a memp mempun unya yaii pelindung` (Muhammad:11) Dikala Dikalanga ngan n orang-o orang-orang rang Mu'min, Mu'min, Wali Wali adalah adalah orang orang yang mencinta mencintaii Allah Allah dan mencintai mencintai ahli-ahli-Ny ahli-ahli-Nya, a, meperlihatka meperlihatkan n permusuhan permusuhan dengan musuh-musuh-Nya. musuh-musuh-Nya. Berarti Berarti barangsiapa barangsiapa yang mengabaikan mengabaikan godaan-godaan godaan-godaan setan, sesungguhnya ia memajukan urusan-urasan Allah dan ahli-ahli-Nya.
`Ingat `Ingatlah lah,, sesung sesungguh guhnya nya wali-w wali-wali ali Allah Allah itu, itu, tidak tidak ada kekhaw kekhawati atiran ran terhad terhadap ap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa` (Yunus:62~63) Rasulullah Saw bersabda: Firman Allah SWT: `Barangsiapa wali-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang padanya, dan tidaklah seorang hamba mendek mendekatk atkan an diri diri kepada kepada-Ku -Ku dengan dengan sesuat sesuatu u yang yang lebih lebih aku cintai cintai daripa daripada da menjalankan kewajiban-kewajiban yang aku wajibkan kepadanya dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan yang sunnah-sunnah, sehingga Aku mencintainya (HR. Bukhari). `
Lafazh Waliy mempunyai dua makna, yaitu (1)_
Orang yang dipelihara dan dijaga oleh Allah dan diambil alih kekuasaannya oleh Allah. `Dia melindungi orang-orang yang saleh` (07-Al A'raaf:196) Dengan demikian sejenakpun para wali tidak mengurusi dirinya. (2)_
Orang yang secara aktif melaksanakan ibadah kepada Allah dan mematuhi-Nya secara istiqomah tanpa diselingi kemaksiatan. ke maksiatan.
Kedua makna diatas merupakan syarat kewalian. Oleh karena itu seorang Wali Allah Allah harusla haruslah h yang dipeli dipelihar hara a (mahfud (mahfudz) z) sebaga sebagaima imana na seoran seorang g Nabi Nabi Allah Allah dan mereka harus terjaga dari perbuatan dosa dan rendah (ma'shuum). Setiap orang yang bertentangan dengan syara', tidak dapat dikategorikan sebagai Wali Allah. Sesun esungg gguh uhny nya a mende endeka katk tkan an diri iri kepad epada a Alla Allah h dapa dapatt dilak ilakuk ukan an deng engan melaksanakan kefardhuan atau ibadah-ibadah sunat. Dan yang paling dicintai Allah adalah adalah yang yang melaks melaksana anakan kan kefard kefardhuan huan.. Kefardhu Kefardhuan an mencakup mencakup Fardhu Fardhu 'Ain 'Ain dan Fardhu Kifayah. Beberapa alasan mengapa Allah lebih mencintai kefardhuan, yaitu: (1)_
Apabila ditinjau dari segi perintah, ibadah fardhu adalah perintah yang harus dilaksanakan. Hukumnya berpahala jika dilakukan dan berdosa jika itinggalkan.
( 2)_ Sesungguhnya ibadah fardhu merupakan pokok dan asas, sedangkan yang sunat adalah cabang dan bangunan atasnya.
13 (3)_
Perk Perkar araa-pe perk rkar ara a yang yang di fard fardhu huka kan, n, diker dikerja jaka kan n sesu sesuai ai deng dengan an cara cara yang yang diperintahkan, memuliakan Allah yang memerintahnya, mengagungkan-Nya serta tunduk tunduk kepada-Ny kepada-Nya, a, menampakk menampakkan an keagungan keagungan sifat Ilahiyah Ilahiyah dan merendahk merendahkan an sifat kehambaan. Dengan demikian, mendekatkan diri kepada Allah dengan hal itu adalah perbuatan yang paling mulia. Istilah `UHIBBA` ialah seorang hamba yang melakukan ibadah sunat setelah melakukan ibadah-ibadah fardhu. Dekatnya sifat seorang hamba kepadaTuhannya terjadi dengan Iman kemudian Ihsan. Ihsan. Dekatn Dekatnya ya Tuhan Tuhan kepada kepada hambahamba-Nya Nya di dunia dunia adalah adalah dengan dengan Makrif Makrifat at kepada-Nya, sedangkan di akhirat dengan Ridha-Nya` (Al-Qusyairi) `
Seorang wali selalu melihat dirinya dengan rendah hati, jika terlihat sedikit saja karomahnya, dia khawatir hal itu akan menipu dirinya. Dia selalu merasa takut jatuh dari kedudukan kewaliannya dan membawa akibat yang berbalik kepadanya. Mereka menjadikan syariat kewalian harus selaras dengan keteguhannya hingga akhir hayatnya. Ketika Ketika Rasulul Rasulullah lah Saw menyata menyatakan kan bahwa bahwa sepuluh sepuluh orang orang sahaba sahabatt mengeta mengetahui hui bahwa bahwa sepuluh sepuluh orang orang ini terjam terjamin in keselam keselamata atannya nnya dikemu dikemudia dian n hari. hari. Keadaa Keadaan n mere mereka ka tida tidak k terc tercel ela a atau atau terc tercem emar ar.. Untuk Untuk meng menget etah ahui ui Kenab Kenabab abia ian n adal adalah ah Mu'j Mu'jiz izat atny nya a dan dan karo karoma mah h adal adalah ah tand tanda a kewa kewali lian an,, dan dan akan akan tamp tampak ak dala dalam m kebenarannya.
`Jika ingin menjadi wali-Nya, janganlah menginginkan harta duniawi dan ukhrowi, kosongkan diri untuk Allah semata, dan palingkan wajah kepada-Nya sehingga Dia berpaling kepadamu dan menjadikanmu sebagai wali-Nya' (Ibrahim bin Adham) `Mereka adalah hamba-hamba yang mengenakan pakaian sukacita ibadah setelah mengalami penderitaan. Mereka memeluk rohani setelah Mujahadah (bersungguhsungguh dalam ibadah), sehingga mereka sampai pada tingakatan wali` (Yahya bin Mu'adz) `Para `Para wali wali tidak tidak pernah pernah memin meminta. ta. Mereka Mereka hanya hanya tundu tunduk k dan tawadh tawadhu. u. Punca Puncak k tertinggi dari perjalanan mereka merupakan awal dari derajat para Nabi` (An Nash Abadzi) `Keberuntungan para wali terlihat dari empat nama Asmaul Husna. Masing-masing kelomp kelompok ok berdir berdirii dengan dengan membaw membawa a nama nama itu, itu, yaitu yaitu AL AWW AWWAL ALU U (yang (yang Maha Maha Dahulu); AL AKHIRU (yang Maha Akhir dengan tiada kesudahan); ADZ DZAAHIR (Yang Maha Nyata); AL BAATHIN (yang Maha Tersembunyi). Seor Seoran ang g wali wali yang yang semp sempur urna na teng tengge gela lam m dala dalam m ke-e ke-emp mpat at Asma Asma Alla Allah h ini. ini. Barangsiapa yang keberuntungannya dengan nama Adz dzahiru, dia selalu melihat kebesa kebesaran ran kekuas kekuasaan aan Allah. Allah. Barang Barangsia siapa pa keberu keberuntu ntunga nganny nnya a dengan dengan nama nama Al Awwalu, dia akan selalu mengoreksi masa lalunya. Dan barangsiapa keberu keberuntu ntung ngann annya ya dengan dengan nama nama Al Akhiru Akhiru,, dia selalu selalu sibuk sibuk memper mempersia siapka pkan n sikapnya dimasa depannya. Masing-masing akan diberi atau diperlihatkan menurut kemampuannya` (Abu Yazid Al Bustami) `Wali `Wali adalah adalah wewang wewangian ian Allah Allah di bumi-N bumi-Nya ya,, ia dicium dicium oleh oleh orangorang-ora orang ng yang yang mencin mencintai tai kebena kebenaran ran,, sehing sehingga ga keharu keharuma man n mereka mereka sampai sampai didala didalam m hati hati para para pencinta kebenaran, ke benaran, rindu kepada Tuhan-nya, dan ibadah mereka bertambah giat karena perilaku para wali itu` (Yahya ibnu Mu'adz) Salah satu sifat wali adalah dia tidak mempunyai rasa takut kepada selain-Nya, karena rasa takut hanya akan mengisi ruang masa depan. Wali adalah anak zaman, tidak ada gambaran didepan yang menkutkannya, atau tak ada harapan karena harapan itu sendiri milik-Nya. Sang wali tidak pernah bersedih, karena kesedihan adalah penderitaan dalam waktu dan tidaklah mungkin kesedihan hadir jika cahaya ridha telah sampai kepadanya.
14
11.
AL HAMIID IID (
) : YANG ANG MAHA AHA TERPUJ RPUJII
AL HAMIID (yang Maha Terpuji) adalah Allah yang terpuji, yang terpuji karena Dia memuji diri-Nya sejak azali dan karena hamba-Nya memuji-Nya memuji-Nya untuk selamanya. Ini merupakan sifat mulia, agung, tinggi dan sempurna, karena sumua ini berkaitan dengan pengulangan oleh mereka yang terus menerus berdzikir kepada-Nya dan juga pujian yang melibatkan pengingatan sifat-sifat sempurna sejauh sifat-sifat itu sempurna dan kesempurnaan itu hanyalah milik Allah Azza wa Jalla. Imam Fakhuruddiin Ar Razi membedakan antara Syukur dan Hamd. SYUKUR digunakan dalam perkara nikmat yang diperoleh seseorang, sedang HAMD digunakan baik untuk nikmat yang diperoleh seseorang maupun oleh orang lain. Saat Saat mengat mengataka akan n `ALLAH `ALLAH AL HAMIID` HAMIID` yang merupak merupakan an pujian pujian kepada kepada-Ny -Nya a baik baik saat anda menerima nikmat atau orang lain yang menerima nikmat itu. Bila anda mensyukurinya, hal itu karena anda merasakan adanya anugerah yang anda juga peroleh. Didalam Kitab Suci Al-Qur'an 'AL HAMIID` terulang sebanyak 17 kali.
`Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji` (Al Baqarah:267) `Dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji` (Saba':6) `Dan mereka tidak menyiksa menyiksa orang-ora orang-orang ng Mu'min Mu'min itu melainka melainkan n karena karena orangorangorang Mu'min itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji` (Al Buruuj:8)
`Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji` (Al Hajj:24). Manusia Manusia dipand dipandang ang terpuji terpuji jika jika dia memili memiliki ki keyaki keyakinan nan (keima (keimanan) nan),, akhlak akhlak dan perb perbua uata tan n yang yang terp terpuj ujii yang yang tida tidak k ada ada yang yang mene menenta ntangn ngnya ya.. Itu Itu adal adalah ah Nabi Nabi Muhammad Saw dan yang dekat dengan Beliau diantara para Nabi, para Wali dan Ulama. Masing-masing diantara mereka terpuji karena keimanan, watak, perbuatan atau pernyataannya pernyataannya terpuji. Namun, tidak ada orang yang tidak tercela atau tidak tidak ada orang yang sempurna, meskipun dia memiliki banyak sifat terpuji. Yang mutlak terpuji adalah Allah Azza wa Jalla. Nabi Kita Nabi Muhammad Saw dan Rasul yang tera erakhir khir dinam inama ai Muha uhamma mmad Saw, Saw, kare karena na tida tidak k ada ada sifa sifatt terc ercela ela yang yang disandangnya.
12.
AL MUHSH HSHIY (
) : MAHA AHA MENGH NGHITU ITUNG
AL MUHSHIY MUHSHIY (yang (yang Maha Menget Mengetahui ahui Segala Segala Sesuat Sesuatu/ya u/yang ng Maha Maha Menghit Menghitung) ung) adalah Allah yang Maha Mengetahui. Sifat yang mutlak Allah Azza wa Jalla, karena terjangkau oleh-Nya segala sesuatu termasuk segi bilangan dan kadarnya. Manusia tidak mampu menghitung sedetail mungkin segala sesuatu. Kalaupun ada sesuatu yang dapat dijangkaunya, hal itu tidak akan mencapai rincian kadar dan jumlah sesutu yang diketahuinya itu. Oleh karena itu yang mengetahui satu persatu hal
15 secara mutlak adalah Dia yang dalam pengetahuan-Nya dan batas-batas tiap objek maupun mutu dan dimensinya terungkapkan. Adap Adapun un seja sejauh uh menya menyangk ngkut ut manus manusia ia,, meski meskipu pun n dapa dapatt saja saja dia dia mengh menghit itung ung bebe bebera rapa pa obje objek k deng dengan an peng penget etahu ahuann annya ya,, ia tida tidak k akan akan mamp mampu u memb membat atas asii sebagian objek tersebut. Jadi, keadaannya pada nama ini amat lemah.
13.
AL MUBDI’U (
) : MAHA MEMULAI
AL MUBDI'U MUBDI'U (yang (yang Maha Memula Memulai) i) adalah adalah Allah Allah yang memberi memberikan kan kebera keberadaa daan, n, pencip penciptaa taan n yang yang tidak tidak didahu didahului lui sesuatu, sesuatu, seperti seperti pencipt penciptaan aan,, Allah Allah memulai memulai penciptaan umat manusia Diri Diriwa waya yatka tkan n oleh oleh Abu Abu Abdu Abdura rahma hman n Abdu Abdull llah ah ibn ibn Mas'u Mas'ud d ra. ra. Rasul Rasulull ullah ah Saw Saw bersabda: `Sesungguhnya seseorang diantara kamu dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa air mani. Kemudian empat puluh hari menjadi segumpal darah, kemudian empat puluh hari menjadi sepotong daging. Kemudian diutuslah seorang Malaikat untuk meniupkan roh kepadanya dan diperintah dengan empat (macam) perintah, yaitu menuliskan REZEKInya, AJALnya, AMALnya, dan CELAKAnya atau BAHAGIAnya. Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu melakukan amal ahli Surga hingga tiada jarak antara dirinya dengan Surga, melainkan hanya sejengkal saja, namun dia dia dida didahu hulu luii oleh oleh tuli tulisa sann nnya ya dan dan bera berama mall deng dengan an amal amal ahli ahli Nera Neraka ka,, maka maka masuklah dia ke Neraka. Dan (ada pula) seseorang diantara kamu melakukan amal ahli Neraka hingga tiada jarak antara dirinya dengan Neraka, melainkan hanya sejengkal saja, namun dia didahului oleh tulisannya dan beramal dengan amal ahli Surga, maka masuklah dia ke Surga` (HR. Bukhari, Muslim)
Al-Mubdi’u sebagai sifat Allah menunjukkan bahwa Dialah yang menciptakan segala sesuatu pertama kali dan tanpa contoh sebelumnya, sebelumnya, karna Dia lah yang pertama kali mewujudkan mewujudkan sesuatu, 14.
AL MU’II U’IID D(
) : MAHA MENGEM GEMBALIK ALIKAN AN
AL MU'IID (yang Maha Mengembalikan/Maha Memulihkan) Bila penciptaan didahului sesuatu, seperti penciptaan, Dia-lah AL MU'IID. dan Dia lah yang akan memulihkan atau memperbaiki mereka, yaitu mengumpulkan mereka pada hari kebangkitan. Karena segala sesuatu sesuatu dimulai dimulai oleh-Nya oleh-Nya dan dikembalika dikembalikan n kepada-Nya, kepada-Nya, dimulai pada-Nya dan pada-Nya pula perbaikan Rasulullah Saw bersabda : Laa Ilaaha Illallaah (tidak ada Tuhan Selain Allah), dia telah digiring dari tanahnya dan langitnya, hingga dadikubur ditanah yang dulunya diambil untuk membuat jasad dia` (HR. Tirmidzi danHakim) Bara arangsi ngsia apa yang yang didahu dahulu luii oleh leh ketet etetap apa an untu untuk k baha bahagi gia a, membelokkan hatinya pada kebaikan, begitu pula sebaliknya.
Allah llah
akan akan
Barangsiapa yang didahului oleh ketetapan untuk celaka, Allah akan membelokkan hatinya pada keburukan Barangsiapa termasuk ahli bahagia, dia akan dimudahkan untuk amal ahli bahagia. Dan barangsiapa yang termasuk ahli Neraka, maka dia akan dimudahkan untuk celaka celaka.. Sesungg Sesungguhny uhnya a semua semua hati hati makhluk makhluk berada berada pada pada kekuasa kekuasaan an Allah. Allah. Dia memperlakukan hati makhluk-Nya sekehendak-Nya Rasulullah aw bersabda : `Hati makhluk berada diantara dua jari dari (kekuasaan) Alla Azza wa Jalla. Dia membolak-balikkan hati hati makhluk sekehendaknya` sekehendaknya`
16 Oleh Oleh karena karena itu, orang yang yang diberi diberi taufik taufik adalah adalah orang orang yang yang amalny amalnya a dimula dimulaii dengan kebahagiaan dan di akhiri pula dengan kebahagiaan. Orang yang tidak diberi diberi pertol pertolong ongan an adalah adalah sebalik sebaliknya nya.. Begitu Begitu pula pula dengan dengan orang orang yang yang amalnya amalnya dimulai dengan kebaikan, namun diakhiri dengan keburukan. Orang-orang mukallaf dibagi menjadi 4 bagian yaitu, (1)-
Segolongan kaum yang diciptakan Allah Ta'ala untuk mengabdi kepada-Nya dan untuk Surga-Nya. Mereka adalah Nabi, Para Wali, Orang-orang Mu'min dan orangorang Saleh. (2)-
Segolongan kaum yang diciptakan Allah Ta'ala untuk Surga-Nya tanpa mengabdi kepada-Nya. Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan kafir pada mulanya, kemudian di akhiri dengan iman, atau orang-orang yang menyia-nyiakan saat saat hidup hidup mereka mereka dan merusa merusakny knya a dalam dalam kemaks kemaksiat iatan, an, kemudi kemudian an Allah Allah SWT mener menerima ima taubat taubat mereka mereka pada pada akhir akhir hayatn hayatnya. ya. Mereka Mereka mati mati dalam dalam keadaa keadaan n Khusnul Khotimah, bertaubat dan berbuat kebaikan-kebaikan. (3)-
Segolongan kaum yang diciptakan Allah bukan untuk mengabdi kepada-Nya dan bukan pula untuk Surga-Nya. Mereka adalah orang-orang kafir yang mati dalam kead keadaa aan n kufu kufur, r, di duni dunia a diha dihara ramk mkan an dari dari keni kenikm kmat atan an iman iman,, dan dan di akhi akhira rat t mendapat azab dan kehinaan.
(4)-
Segolongan kaum yang diciptakan Allah Ta'ala untuk mengabdi kepada-Nya dan tidak untuk Surga-Nya. Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal dengan ketaatan-ketaatan Allah, kemudian terpedaya, lalu mereka ditolak dari pintu Allah dan mereka mati dalam keadaan kufur.
15.
AL MUHYI HYI (
) : MAHA MENGHI NGHID DUPKA UPKAN N
AL MUHYI MUHYI (yang (yang Maha Maha Menghid Menghidupka upkan) n) Tidak Tidak ada yang yang mencipt menciptaka akan n mati mati dan hidup ,kecuali Allah Azza wa Jalla. Beberapa petunjuk makna "HIDUP" dapat dilihat pada sifat Allah AL BAA'ITS (yang membangkitkan). Hidup Hidup adalah adalah suatu suatu kenyat kenyataan aan dari dari kebija kebijakan kan Allah Allah Azza Azza wa Jalla. Jalla. Dia adalah adalah pencipta dan pemberi kehidupan ini. Tak ada satupun yang ada dengan sendirinya dan tak ada manusia yang dapat menciptakan dirinya sendiri ataupun manusia lain. Hidup adalah sesuatu yang sangat mahal dan berharga, dan tidak ada seorang manusia normalpun mau kehilangan hidupnya. Memang ada orang yang berputus asa dalam kehidupannya, lalu bunuh diri, tetapi ia kemudian ingin mendapatkan hidupnya kembali, dengan pengertian hidup untuk kedua kalinya, maka Allah Al Muhyi Muhyi tida tidak k akan akan meng mengemb embal alik ikan annya nya kedu keduni nia, a, kare karena na Alla Allah h dan dan Isla Islam m tida tidak k membenarkan perbuatan yang membinasakan dirinya sendiri, Walaupun Allah AL Muhyi mampu untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati. Apabila Allah memberikan kehidupan kepada manusia, Allah juga memberikan persiapan hidup dan kemampuan yang besar pada diri manusia itu dan juga membebani manusia dengan beberapa kewajiban tertentu. Allah Allah memberikan memberikan pertolongan pertolongan kepada manusia untuk menyempurnakan menyempurnakan maksudmaksud yang sebenarnya dari hidup ini yaitu membantu manusia mempelajari seni dan kreatif kreatifita itas s untuk untuk menikma menikmatir tiras as `hidup `hidup`, `, dengan dengan mengik mengikuti uti petunju petunjuk k yang yang diberikan Allah Azza wa Jalla dan syariat Nabi dan Rasul-Nya Muhammad Saw.
17 Hidup ini karena Allah Allah dan manusia adalah Khalifah Allah di bumi yang terpercaya untuk untuk berb berbuat uat keba kebaik ikan an dan dan beke bekerj rja a keras keras denga dengan n mengi mengikut kutii peri perinta ntah h Alla Allah h sepenuhnya dan bertanggung jawab kepada-Nya.
Hidup ini ibarat sebuah perjalanan, yang dimulai dari suatu tempat tertentu dan berakhir pada tempat tertentu pula. Dalam perjalanannya manusia akan sampai pada suatu masa yang disebut masa depan yaitu kehidupan yang abadi, hendaklah hidup yang sekara karang ng ini diangg nggap sebagai masa peralihan han dan har harus menyemp menyempurna urnakann kannya ya untuk untuk berbua berbuatt hal-hal hal-hal yang lebih lebih baik baik lagi lagi dari dari waktu waktu ke waktu. Ini karena bila masa untuk meninggalkan dunia telah tiba, ia sama sekali tidak dapat menolaknya, meskipun satu detik saja. Islam telah menggariskan suatu sistem yang sempurna dari prinsip-prinsip yang mempertunjukkan kepada manusia bagaimana caranya menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya, apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus ditinggalkan, apa yang harus diambil dan apa yang harus dihindarkan. Seluruh manusia datang dari Allah dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa semua akan kembali kepada-Nya.
16.
AL MUMIIT (
) : MAHA MEMATIKAN
AL MUMIIT (yang Maha Mematikan) sebagai sifat Allah tidak terdapat didalam AlQur’an, Al-Mumiit adalah Allah yang menakdirkan kematian bagi makhluknya, Dia juga yang mematikan dan menahan nyawa sampai tidak dikembalikan kejasad Firman Allah SWT :
‘Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu kamu semua semua dikemb dikembali alikan kan kepada kepada Allah. Allah. Kemudi Kemudian an masin masing-m g-mas asing ing diri diri diber diberii balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)` (02-Al Baqarah:281).
17.
AL HAYY (
) : MAHA HIDUP
AL HAYY (yang Maha Hidup) adalah Allah yang hidupnya kekal tidak berkesudahan. Allah adalah penyebab hidup dan yang merasa hidup sehingga siapapun yang tidak berbuat berbuat atau tidak merasa sama sekali, sekali, sama saja dengan mati. Tingkat terendah merasa, merasa, menyebabkan menyebabkan orang menyadari menyadari dirinya dan yang tidak menyadari menyadari dirinya dirinya sama dengan mati. Yang mutlak dan sempurna hidup adalah Dia yang dibawah perasaannya tersusun segala sesuatu yang dirasakan, berupa segala yang berada dibawah aktifitasnya, sehingga tidak ada tindakan yang lepas dari tindakan-Nya. Itulah Allah Azza wa Jalla, karena Dia adalah yang benar-benar hidup. Adapun setiap yang hidup selain Dia, kehidupannya sebanding dengan tanggapannya, kegiatannya dan semua itu berada dalam batas-batas yang sangat sempit. ` Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang dilangit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi Syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibe dibela laka kang ng mere mereka ka,, dan dan mere mereka ka tida tidak k meng menget etah ahui ui apaapa-ap apa a dari dari ilmu ilmu Alla Allah h melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
18
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar ` (Al Baqarah:255) ` Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, atap, dan memben membentuk tuk kamu kamu lalu lalu membag membagusk uskan an rupam rupamu u serta serta member memberii kamu kamu reze rezeki ki deng dengan an seba sebaha hagi gian an yang yang baik baik-b -bai aik. k. Yang Yang demi demiki kian an itu itu adal adalah ah Alla Allah h Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. Dia-lah yang hidup kekal, tiada Tuhan Tuhan (yang (yang berhak berhak disemb disembah) ah) melain melainkan kan Dia; Dia; Maka Maka sembah sembahlah lah Dia dengan dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam ` (AlMu'min:64~65)
`Dan Dan bert bertaw awak akka kall llah ah kepa kepada da Alla Allah h yang yang hidu hidup p (kek (kekal al)) yang yang tida tidak k mati mati dan dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya` (Al-Furqaan:58).
18.
AL QAYY AYYUM (
) : MAHA BERDIRI DIRI SENDIR NDIRII
Allah Allah adalah adalah AL QAYYUUM QAYYUUM (yang (yang Maha Berdir Berdirii Sendir Sendiri), i), dan ketahui ketahuilah lah bahwa bahwa segala sesuatu terbagi menjadi dua bagian pokok; (1)-
Sesuatu yang memerlukan tempat.
(2)-
Sesuatu yang tidak memerlukan tempat.
Sesuatu yang memerlukan tempat tidak dapat dinamakan berdiri dengan dirinya sendiri (Qaaim Binafsih). Apapun yang tidak memerlukan tempat, memerlukan hal lain lain untuk untuk wujud wujud dan kesina kesinambu mbunga ngannya nnya.. Walaup Walaupun un dapat dapat dinama dinamakan kan `berdi `berdiri ri deng engan send sendir irin inya ya`, `, ia belum elum menc mencap apai ai kese kesemp mpur urna naa an, kare karena na masi masih h membutuhkan sesuatu yang lain untuk wujudnya. Alla Allah h adal adalah ah `Qaaim Binafsih secara a mutla mutlak, k, kare karena na Dia Dia sama sama seka sekali li tida tidak k Binafsih` secar memb membut utuh uhka kan n temp tempat at,, bahk bahkan an tida tidak k memb membut utuh uhka kan n suat suatu u apap apapun un untu untuk k kelangsungan wujud-Nya, dan yang demikian itu disertai pula dengan pemberian wujud kepada segala sesuatu, pemenuhan kebutuhan mereka secara sempurna dan berkesinambungan, maka Dia-lah Al Qayyuum dan itulah Allah Azza wa Jalla. Jika suatu wujud ada, dan esensinya mencukupi me ncukupi bagi dirinya, yang hidupnya bukan karena karena wujud wujud lain lain dan yang kebera keberadaa daannya nnya tidak tidak ditent ditentuka ukan n oleh oleh kebera keberadaa daan n wujud lain, ia benar-benar hidup dengan sendirinya. Setiap yang terjadi karenanya, sehingg sehingga a kebera keberadaa daan n dan kelest kelestari arianny annya a segala segala sesuat sesuatu u tidak tidak mungkin mungkin terjad terjadii tanpanya, itu adalah hal yang ada dengan sendirinya, karena hal itu hidup dengan sendirinya dan segala sesuatu ada karenanya. Tak lain itu adalah Allah Azza wa Jalla. Pencapaian manusia akan sifat ini, sebanding dengan keterlepasannya dari segala sesuatu selain dari Allah Azza wa Jalla. ` Alif Laam Miim. Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebe sebena narn rnya ya;; membe embena nark rkan an kita kitab b yang yang tela telah h ditu dituru runk nkan an sebe sebelu lumn mnya ya dan dan menuru menurunka nkan n Taurat Taurat dan Injil. Injil. Allah, Allah, tidak tidak ada Tuhan Tuhan (yang (yang berhak berhak disem disembah bah)) melain melainkan kan Dia. Dia. yang yang hidup hidup kekal kekal lagi lagi terus terus meneru menerus s mengur mengurus us makhlu makhluk-N k-Nya. ya. Sebelum Sebelum (Al-Qur' (Al-Qur'an), an), menjadi petunjuk petunjuk bagi manusia, manusia, dan Dia menurunkan menurunkan AlFurqaan. Furqaan. Sesunggu Sesungguhnya hnya orang-or orang-orang ang yang kafir terhadap terhadap ayat-aya ayat-ayatt Allah akan memperoleh siksa yang berat dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. Dia-lah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
19
dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana` (Ali Imran:1~6) `Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman` (Thaahaa:111)
19.
AL WAAJID (
) : MAHA KAYA
AL WAAJID (yang Maha Kaya) adalah Allah yang tidak kekurangan apa-apa dan tidak membutuhkan apa-apa. Sese Seseor oran ang g yang yang tida tidak k memb membut utuh uhka kan n apap apapun un yang yang tida tidak k dipe diperl rluk ukan an untu untuk k keberadaannya, dia tidak disebut membutuhkan. Seseorang yang memiliki apa yang pada hakikatnya tidak sesuai dengannya dan tidak dapat menyumbang bagi kesempurnaannya, dia tidak disebut kaya. Yang kaya adalah dia yang tidak membutuhkan apa-apa yang diperlukannya, dan segala sesuatu yang diperlukan dalam sifat-sifat ketuhanan dan kesempurnaannya ada dalam Allah Azza wa Jalla. Maka Dia-lah yang Maha Kaya, yang mutlak kaya, siapapun selain dia, meskipun dia dia memi memili liki ki bebe bebera rapa pa sifat sifat semp sempurn urna a maupu maupun n sebab sebab-s -seb ebab abnya nya,, teta tetap p saja saja membutuhkan banyak lagi pendukung, dan dia hanya dapat disebut kaya secara relatif (tidak mutlak).
20.
AL MAAJID (
) : MAHA MULIA
AL MAAJID MAAJID (yang (yang Maha Maha Mulia) Mulia) artiny artinyaa sama sama dengan dengan AL MAJIID MAJIID (yang (yang Maha Maha Mulia Mulia), ), sebagaimana Al 'Aliim artinya sama denga Al 'Aalim. Hanya saja Al Majiid mengandung makna lebih keras (Mubaalaghah). Tidak seperti kata al-Majid yang tertulis sebanyak 4 kali dalam al-Qur’an, al-majid sebagai sifat Allah tidak terdapat dalam al-Qur’an. Kedua kata tersebut mempunyai akar yang sama, yaitu ma-ja-da, dan keduanya menjadi sifat dan nama Allah dalam Asma’ul Husna sebagaimana disebut dalam hadits Nabi Muhammad Muhammad SAW. Al-Majid sebagai sifat Allah menunjukkan bahwa Dia Maha Mulia yang perbuatannya penuh dengan keindahan dan karena itu tidak memperlakukan makhkuknya dengan buruk. Seseorang juga bisa menyandang sifat ini meskipun hanya sebatas taraf kemanusiaan jika dia memperlakukan orang lain dengan dengan sopan sopan dan juga juga tidak tidak menegu menegurr orang orang lain lain dengan dengan meren merendah dahkan kan harkat harkat dan martab martabatny atnya. a.
21.
AL WAAHID (
) : MAHA TUNGGAL
20 AL WAAHID (yang Maha Tunggal) adalah Allah yang tidak dapat dibagi dan disamai. Adapun mengenai Dia tidak dapat dibagi, itu disebut satu dalam pengertian bahwa ia tidak mempunyai bagian, seperti satu titik yang tidak mempunayi bagian. Dan Alla Allah h Azza Azza wa Jall Jalla a adal adalah ah satu satu dala dalam m peng pengert ertia ian n bahwa bahwa Dzat Dzat-N -Nya ya musta mustahil hil tersusun dari bagian-bagian. Dia tidak dapat disamai dan hal itu mencerminkan tidak tidak adanya adanya tandin tandingan gan baginy baginya, a, sepert sepertii mataha matahari, ri, yang dapat dapat dibag dibagii dalam dalam imajinasi dan terbagi dzatnya karena tergolong semacam benda. Bisa Bisa saja saja seseo seseora rang ng itu itu satu satu bila bila diri diriny nya a tida tidak k ada ada tand tanding ingann annya ya dika dikala lang ngan an manusia dalam suatu sifat yang termasuk sifat baik, namun hal itu adalah fungsi dari golongan manusia dan zaman. Oleh karena itu, bisa saja muncul orang seperti itu pada zaman yang lain. Jadi hanya Allah Ta'ala sajalah yang mutlak satu.
`Dan `Dan Tuhanm Tuhanmu u adalah adalah Tuhan Tuhan yang yang Maha Maha Esa; Esa; tidak tidak ada Tuhan (yang (yang berhak berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang` (Al Baqarah:163) `Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa` (An Nahl:22) `Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)` (Al Hajj:34) `Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Mahasuci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara` (An Nisaa':171) `Kat `Katak akan anla lah h (ya (ya Mu Muha hamm mmad ad): ): "ses "sesun ungg gguh uhny nya a aku aku hany hanya a seor seoran ang g pemb pember erii peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun` (38-Shaad:65~66) `Mahasuci Allah. Dia-lah Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan` (39-Az Zumar:4) `(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit langit,, dan merek mereka a semuan semuanya ya (di padang padang Mahsy Mahsyar) ar) berkum berkumpul pul mengha menghadap dap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa` (14-Ibrahim:48)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpu mpulan
Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam dan berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan isinya. Lebih dari itu, memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang terkandung di dalamnya akan membawa kearah pengalaman dan penghayatan, atau dengan kata lain “mendarah daging ” dalam kehidupan. Maka dijamin akan mendapatkan surga keindahan dan kenyamanan yang tiada tara. Dengann makr makrif ifat at yang yang benar benar kepad kepadaa Alla Allahh swt, swt, makr makrif ifat at terh terhada adapp AsmaAsma-Ny Nya, a, 2. Denga muncullah “rasa cinta kasih (mahabbah) yang dalam terhadap Pemilik Nama yakni 1.
21
Alla Allahh swt. swt. Dan terp terpad aduu cint cintaa kasi kasihh it ituu dalam dalam suat suatuu perp perpadu aduan an yang yang indah indah dan mengasyikkan, yang terlihat, terpandang dan terasa hanya “DIA” TERASA LEBUR DAN SIR SIRNA DIR DIRI INI DALA ALAM LAUTA UTAN “BE “BERCI RCINTA NTA KAS ASIIH” maka berbahagialah dengan isyarat Allah yang menegaskan: “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga”.
B. Saran
1. Beri Beriba bada dahla hlah h kepa kepada da Alla Allah h berd berdas asar arka kan n Asma Asma`ul `ul Husna ini. ini. Karen Karena a Dia Dia Maha Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Dia Maha Mendengar, beribadah dengan raga karena Dia Maha Melihat, dengan seterusnya. 2. Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan mempercayainya”,
atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai kandungan maknamaknany maknanya, a, menghaf menghafal, al, memaham memahamii maknany maknanyaa dan mengam mengamalka alkann kandung kandunganny annya. a. Itu semua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.
22
Daftar Pustaka Mahrus, M.Ag. Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan GuruPendidikan GuruPendidikan Agama Islam Pada Sekolah : Aqidah, Jakarta: Deprtemen Agama
Republik Indonesia, 2009.
http://www.fiqhislam.com/asmaul-husna
Quraish, M. Shihab, Tafsir Tafsir al-Mis al-Misbah bah Pesan, Pesan, Kesan Kesan dan Keseras Keserasian ian Al—Qur Al—Qur’an, ’an, Jakarta, Lentera Hati, 2004 http://makalah85.blogspot.com/2008/11/ayat-tentang-asmaul-husna.html http://www.toodoc.com/search.php?q= asma%27ul+husna