BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan pembangunan dengan menggunakan alat mekanik
semakin
meningkat
jumlah
penggunaannya
yang
dapat
menyebabkan
meningkatnya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja, oleh karenanya perusahaan wajib melindungi pekerja disekitar perusahaan agar tidak membawa dampak buruk terhadap tenaga kerja baik yang merupakan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja dapat diakibatkan karena pengusaha, pengurus dan atau tenaga kerja belum memahami betul mengenai ketentuan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk keselamatan kerja mekanik. Sejak ditemukan bejana tekan baik industri, jasa maupun manufaktur makin berkembang, baik secara kuantitas maupun jenis dari bejana tekan tersebut. Pendatangan
bejana
tekan/botol
baja
pada
waktu
pengangkutan
atau
memindahkan masih menggunakan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja. Berdasarkan pasal 2 ayat (2) undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, terhadap beberapa kegiatan sebagaimana di atas menggunakan bejana tekan. Sedangkan untuk bejana tekan ketentuan teknis dan administratifnya ditentukan dalam Peraturan Mentri No. 38/MEN/2016, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi, Peraturan Mentri No. 5/MEN/1985, tentang Pesawat Angkat dan Angkut, Peraturan Peraturan Mentri No. 1/MEN/1982, 1/MEN/1982, tentang Bejana Tekan. Mengingat Mengingat bahwa bejana tekan dapat menjadi sumber dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan (peledakan) dan penyakit akibat, maka pencegahan harus dilakukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan atas pemenuhan ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Armanda, 2006). Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industry. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja (Ramli 2010). Pengawasan merupakan fungsi yang penting dalam manajemen kegiatan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai harapan sehingga tujuan kegiatan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efesien. Dalam upaya mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja, perlu dilakukan pengawasan yang intensif dari berbagai pihak baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan mulai dari skala perusahaan, skala pekerja, hingga seluruh peralatan dan alat produksi dalam proses produksi. Pesawat Tenaga dan Produksi ialah pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap yang diapakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga, mengolah, membuat bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Secara terminologis, Pesawat Tenaga ialah pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap tet ap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau tenaga termasuk perlengkapan transmisinya. Berbeda dengan Pesawat Tenaga, Pesawat Produksi ialah pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap yang dipakai dalam proses produksi atau dipasang untuk mengolah, membuat: bahan,barang, produk teknis dan aparat produksi.
Lebih spesifik terhadap Pesawat Tenaga yaitu dapat berupa penggerak mula, ialah suatu pesawat yang mengubah suatu bentuk energy menjadi tenaga mekanik dan digunakan untuk menggerakkan pesawat atau mesin antara lain: motor pembakaran luar, motor pembakaran dalam, turbin air dan kincir angin. Di dalam penggerak mula terdapat perlengkapan Transmisi Tenaga Mekanik, yaitu merupakan bagian peralatan mesin yang berfungsi untuk memindahkan daya atau gerakan mekanik dari penggerak mula ke pesawat atau mesin lainnya ant ara lain: puli dengan ban atau pita roda gigi dengan roda gigi, batang berulir dengan roda gigi, rantai dengan roda, gigi roda-roda gesek, poros transmisi dan batang silinder hidrolis. Tidak hanya penggerak mula yang tergabung dalam Pesawat Tenaga dan Produksi, Mesin Perkakas Kerja juga termasuk didalamnya, pesawat atau alat yang digunakan untuk membentuk suatu bahan, barang, produk tekni dengan cara memotong, mengepres, menerik atau menumbuk antara lain: mesin asah, poles dan pelican, alat tuang dan tempa, mesin pelubang, mesin pres, mesin rol, mesin gergaji, mesin ayak dan mesin pemisah, mesin gunting, mesin pengeping dan pembelah. Juga disebutkan pada pengertian Pesawat Tenaga dan Produksi yaitu mesin Produksi ialah semua mesin perlatan kerja yang digunakan untuk menyiapkan, membentuk atau membuat, merakit finishing, barang atau produk teknis antara lain: mesin pak dan bungkus, mesin jahit dan rajut, mesin pintal dan tenun. Pesawat Angkat dan Angkut ialah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau arang atau orang secara vertical dan atau hirozontal dalam jarak yang ditentukan. 1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah : 1. Untuk mempraktikkan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan. 2. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi di lapangan khususnya dibidang mekanik, pesawat uap dan bejana tekan. 3. Salah satu syarat yang harus dipenuhi bagian peserta Calon Ahli K3 Umum Sehingga Calon Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran atau rekomendasi.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kerja praktek kerja lapangan ini adalah : 1. Pelaksanaan K3 dibidang Mekanik 2. Pelaksanaan K3 dibidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan 3. Pelaksanaan K3 dibidang Pesawat Angkat dan Angkut 1.4. Dasar Hukum Undang – Undang o
UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja o
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-37/MEN/2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun
o
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-38/MEN/2016 tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
o
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-8/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
BAB II KONDISI PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Sport Glove Indonesia (SGI) adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi berbagai macam sarung tangan ( Golf Glove Basic 60% dan Working Glove 40%). Produksi sarung tangan dari PT.SGI diekspor ke berbagai negara diantaranya Amerika, Kanada, Belanda, Perancis dll. PT.SGI berlokasi di Desa Plumbon, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan ini memiliki luas bangunan 5.000 m². Perseroan Terbatas ini merupakan pengembangan dari PT. SGI sebelumnya yang berada di Tangerang. Jumlah karyawan yang bekerja di sektor Plumbon yaitu 944 orang dengan ketentuan 500 pegawai tetap dan 444 pegawai kontrak terdiri dari 209 laki-laki dan 735 wanita. Pabrik yang berada di sektor Plumbon ini murni digunakan untuk proses produksi, sedangkan untuk proses pemasaran dan head office-nya berada di Tangerang. Sistem produksi dari PT.SGI ini ialah make by order atau memproduksi berdasarkan kebutuhan pemesanan dari konsumennya. Inventarisasi alat produksi yang dimiliki oleh PT.SGI Plumbon diantaranya : Tabel. 1. Fasilitas Produksi PT.SGI Sektor Plumbon
No
Item
Jumlah Unit
1
Mesin Jahit
288
2
Mesin Jahit Elektrik
7
3
Setrika Uap
4
4
Setrika Panas
4
5
Ironic robot hand (right)
15
6
Ironic robot hand (left)
15
7
Ironic robot hand (thumbs)
20
8
Emboss machine
3
9
Hot press machine
4
10
Ballmaker machine
1
11
Needle detector
1
12
CNC machines
4
13
Vacum machines
4
14
Area cutting
-
15
Area sewing
-
16
Area TPR
-
17
Area Printing
-
Tujuan Khusus
Meningkatkan pendapatan perusahaan yang diharapkan dari hasil
o
penjualan produk-produknya, sehingga dapat menambah income dan loyalitas perusahaan.
Tujuan Umum o
Membantu pemerintah dalam rangka peningkatan hasil devisa negara dari sektor industri non migas.
o
Bertujuan ikut serta dalam meningkatkan kehidupan perekonomian yang ada di Indonesia.
Membuka
o
lapangan
pekerjaan
masyaratak Sleman, Yogyakarta.
seluas-luasnya,
khususnya
untuk
Secara umum struktur organisasi PT.Sport Glove Indonesia PRESIDEN DIREKTUR
FACTORY MANAGER
PPIC/ PEMBELIAN
ACCOUNTING
MARKETING
HRD
KEPALA PRODUKSI
QUALITY CONTROL
CUTTING
SEWING
PACKING & FINISHING
Gambar 2.1 Struktur umum organisasi PT. Sport Glove Indonesia
Sedangkan untuk struktur organisasi bidang HSE dapat PT. Sport Glove Indonesia. DIRECTOR CHRISTOPHER C. ROBBA
COMPLIANCE MANAGER IRAWAN
HSE COORDINATOR GUSNAINI YUDHA
FACTORY
FACTORY
FACTORY
KRANDON
GODEAN
GODEAN
SAFETY
SAFETY
SAFETY
COMMITEE
COMMITEE
COMMITEE
2.2 TEMUAN 1. Temuan Positif
a. Tiap Wilayah Kerja Di Bejana Tekan Dan Mekanik Memiliki Secondary Containment.
Tiap bejana tekan dan mekanik telah memiliki secondary containment
untuk menampung tumpahan bahan yang keluar pada mesin. b. Pemeriksaan Semua Alat Produksi Telah Dilakukan Dengan Rutin.
Pemeriksaan semua alat produksi dilakukan secara internal dan eksternal.
Secara internal dilakukan setiap hari oleh operator dan secara eksternal dilakukan oleh penyedia mesin yang pemeriksaanya dilakukan 6 bulan – 1 tahun sekali atau mesin mengalami kerusakan. c. Sebagian Besar Telah Memiliki Safety Guard Di Setiap Mesin.
Pemasangan alat pengaman pada setiap alat dimaksudkan untuk
melindungi pekerja dari potensi bahaya yang ditimbulkan dari alat tersebut.
adapun yang tidak memiliki safety guard di buatkan oleh perusahaan
walaupun hanya untuk melindungi kulit tenaga kerja dari mesin. d. Setiap Bejana Tekan Dan Mekanik Telah Memiliki Tombol Emergency.
Setiap mesin harus memiliki safety emergency untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang membahayakan karyawan yang berkontak lansung dengan mesin diatur pada permenaker no. 38 tahun 2016 pasal 41 ayat 1. e. Komponen Mesin Terpampang Dengan Baik Dan Jelas
Komponen yang terpampang dimaksudkan untuk memberikan gambaran
umum tentang mesin yang digunakan. f. Peletakan Kompresor Telah Berada Diruangan Khusus
kompresor di perusahaan tersebut sudah diletakkan diruangan khusus
yang hanya dapat dimasuki oleh operator atau pihak yang berwenang baik dalam pengoperasian maupun perawatan. Penempatan di ruang khusus tersebut juga dimaksudkan untuk membatasi orang-orang yang dapat mengakses alat tersebut. g. Dilakukan Safety Induction
safety induction untuk menjelaskan kepada tamu atau tenaga kerja tentang
potensi bahaya pada perusahaan. Safety induction wajib dilakukan oleh setiap perusahaan.
2. Temuan Negatif
Berdasarkan hasil pemeriksaaan yang dilakukan di PT. SGI bahwa terdapat beberapa temuan negatif yang dapat menyebabkan kecelakan kerja maupun penyakit akibat kerja, antara lain: 1. Operator Hanya 1 Orang Untuk 3 Genset.
Operator adalah tenaga kerja berkeahlian khusus untuk melayani
pemakaian pesawat uap. sesuai yang diatur oleh permenaker 01/1988 tentang klasifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap bahwa 1 genzet harus memiliki 1 operator.
2. Indikator Pressure Gauge Tidak Berfungsi
Pressure gauge yang tidak berfungsi akan menyebabkan potensi bahaya
ledakan. Setiap compressor harus memiliki pressure gauge yang berfungsi ini diatur oleh permenaker no. 01 tahun 1982 pasal 43 ayat 1 dan 2 kemudian petunjuk tekanan dari regulator penurun tekanan harus terpasang, mudah dibaca ini di atur permenaker no. 37 tahun 2016 pasal 19 ayat 3. 3. Tidak Semua Mesin Jahit (Sewing) Tidak Memakai Penutup Jarum
Tidak adanya penutup jarum pada mesin jahit akan menyebabkan potensi
kecelakaan pada pekerja. sesuai dengan permenaker 38 tahun 2016 pasal 01 ayat 10 bahwa alat perlindungan adalah alat perlengkapan yang dipasang pada pesawat tenaga dan produksi yang berfungsi untuk melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan yang ditimbulkan 4. Tidak Ada Name Plate Menurut
Permenaker no 38 tahun 2016 pasal 15 bahwa setiap pesawat
tenaga dan produksi harus diberi plate nama yang memuat data pesawat ten aga dan produksi. 5. Belum Adanya Jalur Aman Antara Operator Dengan Bejana Tekan.
Tidak adanya jalur aman akan menyebabkan potensi bahaya pada
operator pada saat berdekatan dengan bejana tekan, sesuai dengan permenaker 38 tahun 2016 pasal 01 ayat 10 bahwa alat perlindungan adalah alat perlengkapan yang dipasang pada pesawat tenaga dan produksi yang berfungsi untuk melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan yang ditimbulkan 6. Sebagian Besar Mesin Press Tidak Memiliki Sensor Untuk Safety Device. Akan menimbulkan potensi bahaya mesin tidak akan berhenti operasi saat keadaan emergency, diatur dalam permenaker no 38 tahun 2016 pasal 41 ayat 2 “ pengoperasian secara mekanik atau elektrik sebagaimana di masksud pada yat 1 hanya dapat beroperasi ketika anggota badan tidak berada pada daerah operasi”.
7. Managemen Kabel Yang Belum Terlalu Baik Adanya kabel yang terbentang antara mesin dengan mesin lainnya dapat menyebabkan potensi bahaya pada tenaga kerja, misalnya tersandung akibat
kabel. Menurut permenaker no. 38 tahun 2016 tentang k3 pesawat tenaga dan produksi pasal 16 ayat 1
bahwa perlengkapan dan instalasi listrik pesawat
tenaga dan produksi harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan bidang listrik. 8. Tidak Tersedianya Stang Pada Mesin Mixer Mesin mixer setidaknya memiliki stang agar ketika pemerikseran telah dilakukan maka mesin mixer tidar berada di tempat mixer sehingga tidar terjadinya tumpahan bahan yang telah di mixer. Permenaker no. 4 tahun 1985 tentang pesawat tenaga dan produksi pasal 42. 9. Hidraulik Lift Tidak Memiliki Operator Berlisensi Menurut Permenaker no. 9 tahun 2010 tentang operator dan petugas angkat dan angkut pasal 3 pengusaha atau pengurus dilarang memperkerjak an operator dan atau petugas pesawat angkat dan angkut yang tidak memiliki lisensi k3 dan buku kerja.
BAB III ANALISA (dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan) A. Analisa Temuan Positif
No
Lokasi
Temuan
Manfaat
Peraturan Perundangundangan
(termasuk pasal dan ayat) Terdapat Secondary Containment
Dapat mengamankan tambahan yang digunakan untuk mencegah terlepasnya bahan-bahan berbahaya langsung ke lingkungan.
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja; pasal 2 ayat 2(b), pasal 3 ayat (C).
Keberadaan Ear Muff pada ruangan Genset
Memudahkan operator untuk menemukan earmuff jika sewaktu waktu kebisingan melewati NAB
UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 3 ayat 1(f). PERMENAKERTRANS No 08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri
Keberadaan Safety Guard pada compressor
Sebagai pelindung terjadinya sentuhan langsung tali Van Belt dengan operator pada saat compressor di operasikan.
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja; pasal 3 (a),(h). PERMENAKER NO 38/MEN/2016 tentang pesawat tenaga dan produksi; pasal 8
1
Ruangan Genset 2
Ruang Genset
3
Ruang kompresor 4
Terdapat Sebagai informasi dalam Petunjuk Kerja mengoperasikan mesin pada mesin press press.
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja; pasal 3 ayat 1 (a).
Terdapat Keterangan sedang dalam Perbaikan
PERMENAKER NO 38/MEN/2016 tentang pesawat tenaga dan produksi; pasal 27 ayat (1)
Ruang Produksi 5
Sebagai informasi bagi karyawan lain bahwa mesin sedang dalam perbaikan.
Keberadaan Safety Guard pada compressor
3
Sebagai pelindung terjadinya sentuhan langsung tali Van Belt dengan operator pada saat compressor di operasikan.
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja; pasal 3 (a),(h). PERMENAKER NO 38/MEN/2016 tentang pesawat tenaga dan produksi; pasal 8
Ruang kompresor 4
Terdapat Sebagai informasi dalam Petunjuk Kerja mengoperasikan mesin pada mesin press press.
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja; pasal 3 ayat 1 (a).
Terdapat Keterangan sedang dalam Perbaikan
Sebagai informasi bagi karyawan lain bahwa mesin sedang dalam perbaikan.
PERMENAKER NO 38/MEN/2016 tentang pesawat tenaga dan produksi; pasal 27 ayat (1)
Compressor sudah terletak dalam ruangan Khusus
Menghindari bahaya kompresor dari orang-orang yang tidak berkepentingan Karena yang diizinkan atau yang boleh masuk hanya operator Compressor tersebut
Permen No. 37 Tahun 2016, Pasal 14 ayat 1-6 Pasal 22 Pasal 17 ayat 1 Pasal 54 ayat 1-4
Pengamanan kompresor sudah dilengkapi dengan pengaman otomatis
Dengan adanya pengaman meminimalisir tejadinya kegagalan operasi dari bejana tekan tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
Permen No. 37 Tahun 2016, Pasal 3 ; Pasal 54 ayat 1-4
Ruang Produksi 5
Ruang Penyimpanan Kompresor
6
Ruang Penyimpanan Kompresor 7
Ruang Penyimpanan Kompresor
6
Compressor sudah terletak dalam ruangan Khusus
Menghindari bahaya kompresor dari orang-orang yang tidak berkepentingan Karena yang diizinkan atau yang boleh masuk hanya operator Compressor tersebut
Permen No. 37 Tahun 2016, Pasal 14 ayat 1-6 Pasal 22 Pasal 17 ayat 1 Pasal 54 ayat 1-4
Pengamanan kompresor sudah dilengkapi dengan pengaman otomatis
Dengan adanya pengaman meminimalisir tejadinya kegagalan operasi dari bejana tekan tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
Permen No. 37 Tahun 2016, Pasal 3 ; Pasal 54 ayat 1-4
Ruang Penyimpanan Kompresor 7
Ruang Penyimpanan Kompresor
B. Analisa Temuan Negatif No
Lokasi
Probab Pemapara ility/Pel n/Pemajan uang an
Konsekuen Rating si/Akibat Risiko
Saran / Peraturan PerundangRekomendasi undangan
(termasuk pasal dan ayat)
Ruang Kompresor
Rusaknya Pressure Gauge dapat menyebabka n ledakan
5
3
15
2
Segera melakukan penggantian alat pengukur tekanan pada bejana tekan
Ruang Produksi
Rusaknya Safety Guard dapat menyebabka n tangan bersentuhan langsung
4
2
8
2
Melakukan perbaikan pada safety guard nya
1
2
Potensi Bahaya
Permenaker No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan; Pasal 43 ayat 1 dan 2. Permenaker No 37 tahun 2016 2016 tentang bejana tekan dan tangki timbun; pasal 19 ayat 3 Permenaker No 38 tahun 2016 tentang K3 Pesawat tenaga dan produksi; Pasal 1 ayat 9, Pasal 8 dan Pasal 10
B. Analisa Temuan Negatif No
Lokasi
Potensi Bahaya
Probab Pemapara ility/Pel n/Pemajan uang an
Konsekuen Rating si/Akibat Risiko
Saran / Peraturan PerundangRekomendasi undangan
(termasuk pasal dan ayat)
Ruang Kompresor
Rusaknya Pressure Gauge dapat menyebabka n ledakan
5
3
15
2
Segera melakukan penggantian alat pengukur tekanan pada bejana tekan
2
Ruang Produksi
Rusaknya Safety Guard dapat menyebabka n tangan bersentuhan langsung dengan tali van belt.
4
2
8
2
Melakukan perbaikan pada safety guard nya
3
Mixing Area
Tidak tersedia stang mesin mixer
3
5
15
2
Sebaiknya dibuatkan stang mixer agar tidak di sandarkan di
1
5
Ruangan Produksi
instalasi kabel yang belum terlalu baik
5
2
10
2
6
Ruangan produksi
Tidak terdapat sensor pada setrika uap
2
3
6
3
pinggir ember mixer. Sekiranya instalasi kabel nya di perbaiki dengan membuat jalur kabel sendiri agar karyawan yang lewat tidak tersandung kabel. Dibuatkan sensor pada mesin press sehingga mesin tidak melakukan
Permenaker No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan; Pasal 43 ayat 1 dan 2. Permenaker No 37 tahun 2016 2016 tentang bejana tekan dan tangki timbun; pasal 19 ayat 3 Permenaker No 38 tahun 2016 tentang K3 Pesawat tenaga dan produksi; Pasal 1 ayat 9, Pasal 8 dan Pasal 10
Permenaker no 4/MEN/1985 tentang Pesawat tenaga dan produksi; pasal 42,
Permenaker No 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat tenaga dan produksi; pasal 16
Permenaker No 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat tenaga dan operasi; pasal 4 (b),pasal 41 ayat 2 dan 3,
5
Ruangan Produksi
instalasi kabel yang belum terlalu baik
5
2
10
2
6
Ruangan produksi
Tidak terdapat sensor pada setrika uap
2
3
6
3
7
Ruang Produksi
Keropos pada mesin produksi oven manual
2
1
2
4
8
Ruang Produksi
Kerusakan pelekat pada ukuran suhu pada mesin oven manual
4
2
8
3
pinggir ember mixer. Sekiranya instalasi kabel nya di perbaiki dengan membuat jalur kabel sendiri agar karyawan yang lewat tidak tersandung kabel. Dibuatkan sensor pada mesin press sehingga mesin tidak melakukan press saat tangan operator sedang berada didalam landasan press.
Sekiranya melakukan perbaikan dan penanganan yang cukup sesusi dengan prosedur yang ada Melakukan perbaikan panel control suhu sesuai dengan prosedur yang ada bukan dengan menggunaka n perekat
Permenaker No 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat tenaga dan produksi; pasal 16
Permenaker No 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat tenaga dan operasi; pasal 4 (b),pasal 41 ayat 2 dan 3,
Permenaker No 38 tahun 2016 tentang K3 pesawat tenaga dan produksi, pasal 15, pasal 39
Permenaker no 04/men/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi; pasal 6
7
Ruang Produksi
Keropos pada mesin produksi oven manual
2
1
2
4
8
Ruang Produksi
Kerusakan pelekat pada ukuran suhu pada mesin oven manual
4
2
8
3
9
Diluar Ruang Kompresor
forklift manual tanpa SLO
2
2
4
3
10
Ruang Operasi
Safety Guard mengalami kerusakan pada mesin sewing
2
3
6
3
Sekiranya melakukan perbaikan dan penanganan yang cukup sesusi dengan prosedur yang ada Melakukan perbaikan panel control suhu sesuai dengan prosedur yang ada bukan dengan menggunaka n perekat plastic biasa Sekiranya operator memiliki kekuatan yang lebih untuk
Permenaker No 38 tahun 2016 tentang K3 pesawat tenaga dan produksi, pasal 15, pasal 39
mendorong forklift
operator dan petugas angkat angkut; pasal 3, pasal 5, pasal 6 Permenaker 38 tahun 2016 tentang K3 pesawat tenaga dan produksi, pasal 1 ayat 9, pasal 3(b)
Sekiranya segera melakukan pergantian pada safety guard yang telah rusak
Permenaker no 04/men/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi; pasal 6
Permenaker no 05/men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut, pasal 10, pasal 4, pasal 26 (b). Permenanker no 09/MEN/2010 tentang
mendorong forklift 10
Ruang Operasi
Safety Guard mengalami kerusakan pada mesin sewing
2
3
6
3
Sekiranya segera melakukan pergantian pada safety guard yang telah rusak
operator dan petugas angkat angkut; pasal 3, pasal 5, pasal 6 Permenaker 38 tahun 2016 tentang K3 pesawat tenaga dan produksi, pasal 1 ayat 9, pasal 3(b)
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan 1. Tiap wilayah kerja di bejana tekan dan mekanik memiliki secondary containment 2. Pemeriksaan semua alat produksi telah dilakukan dengan rutin 3. Sebagian besar telah memiliki safety guard disetiap mesin 4. Setiap bejana tekan dan mekanik telah memiliki tombol emergency 5. Komponen mesin terpampang dengan baik dan jelas 6. Letakkan kompresor telah berada diruangan khusus
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan 1. Tiap wilayah kerja di bejana tekan dan mekanik memiliki secondary containment 2. Pemeriksaan semua alat produksi telah dilakukan dengan rutin 3. Sebagian besar telah memiliki safety guard disetiap mesin 4. Setiap bejana tekan dan mekanik telah memiliki tombol emergency 5. Komponen mesin terpampang dengan baik dan jelas 6. Letakkan kompresor telah berada diruangan khusus 7. Dilakukan safety induction Negative 1. Operator hanya 1 orang untuk 3 genset 2. Indicator pressure gauge tidak berfungsi 3. Tidak semua mesin jahit atau sewing tidak memakai penutup jarum 4. Tidak ada name plate 5. Belum adanya jalur aman antara operator dengan bejana tekan 6. Sebagaian besar mesin press tidk memiliki safety device 7. Instalasi kabel yang belum terlalu baik 8. Tidak tersediaanya stang pada mesin mixer 9. Forklift tidak memiliki operator berlisensi
DAFTAR PUSTAKA
Armanda.D. 2006. Penerapan SMK3 Bidang Konstruksi Medan, Jakarta Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta